• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arah dan Kebijakan Penataan Ruang Perkotaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Arah dan Kebijakan Penataan Ruang Perkotaan"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

“Arah dan Kebijakan

k

Penataan Ruang Perkotaan” 

Balikpapan, 19 Mei 2014

Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Penataan Ruang

(2)

OUTLINE

OUTLINE

1. Isu Aktual Perkotaan di Indonesia 

2. Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN) 

3. Muatan RTRW Kota (Permen No.17/2009) dan

RDTR PZ Kota/kawasan Perkotaan (Permen

RDTR‐PZ Kota/kawasan Perkotaan (Permen

No.1/2012) 

4. Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur

Perkotaan yang Berbasis Penataan Ruang

5. Kota Hijau dan Kota Pusaka sebagai Platform 

Pembangunan Infrastruktur Perkotaan

g

Berkelanjutan

6. Kesimpulan

(3)

Isu Aktual

Isu Aktual 

Perkotaan di 

Indonesia 

(4)

Isu Aktual Perkotaan di Indonesia 

SOSIAL

LINGKUNGAN

Penurunan kualitas

Degradasi

kualitas

lingkungan ; 

Penurunan kualitas

hidup (sosial); Urban 

decay, sprawling ... 

EKONOMI

g

g

;

Telapak ekologis

yang defisit

Degradasi kualitas

Degradasi kualitas

lingkungan ; 

Telapak ekologis

yang defisit

(5)

memasuki era kota....? 

52,03% penduduk tingga di perkotaan, Laju

pertumbuhan 1 49% per tahun dalam

pertumbuhan 1.49% per tahun dalam

dekade (1970 –2010 ), penduduk

perkotaan bertambah 6 kali lipat Kota 

k

d

k

(6)

Kebijakan dan Strategi

Kebijakan dan Strategi

Perkotaan Nasional

(KSPN)

(KSPN) 

(7)

S

istem Penyelenggaraan Penataan Ruang

S

istem Penyelenggaraan Penataan Ruang

(Berdasarkan UU 26/2007 tentang Penataan Ruang)

• Penataan ruang sebagai acuan pembangunan sektoral dan wilayah;

PENGATURAN

y

• Pendekatan sistem dilakukan dalam penataan ruang;

Pemanfaatan Ruang Perencanaan

Tata Ruang

• Penataan ruang tidak sekadar perencanaan tata ruang wilayah, tetapi basis untuk pengembangan program kreatif/inovatif Pengendalian Pemanfaatan Ruang Tata Ruang program kreatif/inovatif PEMBINAAN PENGAWASAN Ruang 7

(8)

Konsep Kota Berkelanjutan

Dalam menyikapi tujuan

keberlanjutan, maka

efektifitas upaya ditentukan

l h k b

d

(d

) h l

oleh keberadaan 2 (dua) hal

fundamental: 

Protection entry. 

Development entry

… tidak bersifat

sektoral/parsial, tapi

terpadu untuk spektrum

jangka panjang

i i

k i

l

k k l

i

id k

ki

d fi i

h

k

...prinsip proteksi, agar 

telapak ekologis

tidak semakin

defisit

, shg aspek

environmental protection harus didahulukan yang bisa mendorong economic 

development dan social development, agar perkembangan kota tidak semakin

menjalar

mengurangi perdesaan

prinsip intensifikasi perkotaan compact city

menjalar

mengurangi perdesaan

, ...prinsip intensifikasi perkotaan, compact city, 

dll diperlukan ...prinsip keseimbangan juga mutlak antara perkotaan dan

(9)

Konsep Pengembangan

(10)

Visi dan Misi 

Pembang nan

Perkotaan Nasional

Pembangunan

Perkotaan Nasional 

Visi

1. pemerataan pembangunan

kota-kota sesuai fungsinya;

Visi 

Terwujudnya kota yang layak huni, berkeadilan, mandiri, dan berdaya saing secara berkelanjutan untuk

kota sesuai fungsinya;

2. pengembangan ekonomi kota

yang produktif, atraktif, dan efisien,

dengan memanfaatkan potensi

saing secara berkelanjutan untuk

kesejahteraan masyarakat

perkotaan, sesuai dengan karakter

potensi dan budaya lokal pada

t h 2025

Misi 

g

unggulan

3. Mengembangkan sarana dan

prasarana perkotaan yang

memenuhi Standar Pelayanan

tahun 2025 memenuhi Standar Pelayanan

Perkotaan (SPP) serta

mengedepankan pembangunan

sosial dan budaya masyarakat;

4. Meningkatkan kualitas tata ruang

kota yang memperhatikan daya

dukung dan daya tampung

lingkungan; lingkungan;

5. Meningkatkan kualitas

penyelenggaraan tata kelola

(11)

Sasaran Operasional Pembinaan dan

P

b

P k

Pengembangan Perkotaan

1. Terpenuhinya Standar Pelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang di kota dan kawasan k

perkotaan;

2. Terselesaikannya penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota dan kawasan perkotaanserta perangkat pelaksanaannya;

3. Terwujudnyaj y keseimbangan penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungang p g y g y p g g g

serta ketahanan kota menghadapi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana;

4. Terwujudnya peningkatan kapasitas kelembagaan kota dalam pemanfaatan ruang kota berdasarkan potensi dan identitas kota;

5 Terwujudnya kawasan perkotaan/kota metropolitan yang menjadi Kawasan Strategis

5. Terwujudnya kawasan perkotaan/kota metropolitan yang menjadi Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang memiliki daya saing di tingkat global;

6. Terwujudnya kota kecil dan menengah sebagai pusat pertumbuhan regional dan meningkatkan keterkaitan desa‐kota.

(12)

KEBIJAKAN 

PEMBINAAN PERKOTAAN

PENGEMBANGAN PERKOTAAN

1. Pengembangan Instrumen dan Perangkat

k f

1. Penyelenggaraan Penataan Ruang Kota  yang Terpadu dan Berkepastian Hukum;

2 Pengembangan Kelembagaan Penataan Penataan Ruanguntuk Upaya Pemanfaatan

Ruang;

2. Pengembangan Instrumen dan Perangkat  Penataan Ruang untuk Menjaga dan 

2. Pengembangan Kelembagaan Penataan 

Ruang dan Kerjasama Antar Daerah; 3. Peningkatan Kapasitas Aparatur/  Sumber Daya Manusia dan Fungsi  g j g Mempertahankan Daya Dukung Lingkungan; 3. Peningkatan Kualitas dan Potensi Kawasan  Kota yang Memiliki Identitas Pusaka Budaya; 4 P i k t K lit Li k d y g Pembinaan Bidang Penataan Ruang; 4. Peningkatan Peran Serta Masyarakat  dan Dunia Usaha dalam Penataan 

4. Peningkatan Kualitas Lingkungan dan

Ketahanan Kota Menghadapi Perubahan Iklim serta Pengurangan Risiko Bencana;

5. Peningkatan Pengelolaan Kawasan

Ruang;

Metropolitan yang Memiliki Daya Saing Global;

6. Peningkatan Peran Kota Kecil dan Menengah 

sebagai Pusat Pertumbuhan Regional; sebagai Pusat Pertumbuhan  Regional;

7. Peningkatan Peran Kota sebagai Pendorong  Perkembangan Ekonomi Lokal;

(13)

MUATAN RTRW KOTA 

(PERMEN PU 17/2009)

(PERMEN PU 17/2009), 

RDTR & PERATURAN 

ZONASI (PERMEN PU

ZONASI (PERMEN PU 

1/2012) 

13

(14)
(15)

Fungsi dan Manfaat RTRW Kota 

Fungsi RTRW Kota 

1. Acuan dalam penyusunan RPJPD dan RPJMD. 

d l f il h k

2. Acuan dalam pemanfaatan ruang wilayah kota; 

3. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunanwilayah kota; 

4. Acuan lokasi investasi dalam wilayah kota yang dilakukany y g pemerintah, masyarakat dan swasta; 

5. Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kota;  6. Dasar pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kota i; dan

7 A d l d i i t i t h

Manfaat RTRW Kota 

7. Acuan dalam administrasi pertanahan. 

1. Mewujudkan keterpaduanpembangunan

dalam wilayah kota; 

2. Mewujudkan keserasian pembangunan

wilayah kota dengan wilayah sekitarnya; dan • wilayah kota dengan wilayah sekitarnya; dan 3. Menjamin terwujudnya tata ruang wilayah

(16)

Peta Rencana

k

d

l

(17)

Contoh Peraturan Zonasi 

(

i

d

i

)

k Bl k C

(18)

Peta Rencana Jalur Pipa Air Bersih

(RDTR Kota Surakarta‐BWP IV)  Peta Rencana Jalur Pipa Air Limbah(RDTR Kota Surakarta‐BWP IV) 

P eta Rencana Jaringan Drainage 

( k )

Peta Rencana Sistem Persampahan

( k )

(19)

PEMBANGUNAN 

PERMUKIMAN DAN

PERMUKIMAN DAN 

INFRASTRUKTUR 

PERKOTAAN BERBASIS 

PENATAAN RUANG 

19

(20)

Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur

P k

B b i P

R

(21)

RPII‐JM 

(Rencana dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah)

RPII‐JM adalah rencana dan program 

p g

pembangunan infrastruktur tahunan

dalam periode 3 sd 5 tahun, yang 

mensinkronkan kegiatan

mensinkronkan kegiatan

pembangunan infrastruktur, baik

yang dilaksanakan dan dibiayai

Pemerintah, pemerintah daerah, 

maupun oleh masyarakat/dunia

usaha. Penyusunan RPII‐JM harus

y

mengacu pada RTRW terkait dan

berdasarkan RPJMN dan RPJMD 

(22)

TAHAP PENYUSUNAN RPII‐JM

TAHAP PENYUSUNAN RPII JM 

(23)

PROGRAM-PROGRAM UNTUK MEWUJUDKAN

KOTA YANG BERKELANJUTAN

KOTA YANG BERKELANJUTAN

Kota di Indonesia harus menemukan

cara yang tepat

untuk mengatasi

berbagai masalah perkotaan

...

PROGRAM 

PENGEMBANGAN 

KOTA HIJAU

PROGRAM

(P2KH)

PROGRAM 

PENATAAN DAN 

PELESTARIAN KOTA 

PUSAKA (P3KP)

(24)
(25)

Sebagai paradigma baru, sebuah metafora, bagi keberlanjutan.

P2KH

Infrastruktur Energi Hijau Infrastruktur Infrastruktur Air Limbah Transportasi Hijau Infrastruktur B Infrastruktur Air Bersih Bangunan Hijau 25 Drainase SDA 

(26)

P2KH sebagai Platform Program bagi Sektor

(Contoh dengan Ditjen Cipta Karya ‐ PU)

PERMEN PU Tugas Unit  Di k J d l PERMEN PU No.08/PRT/M/2010  tentang Organisasi & Tata  Kerja Kementerian PU Direktorat Jenderal Kegiatan Fisik  dan  Non Fisik Pasal 106

Ditjen PR mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penataan ruang sesuai

Pasal 538

Ditjen CK mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi di bidang cipta

k i d UU Per Undang‐undangan • UU No.26    tahun 2007  ttg Penataan •UU Bangunan Gedung •UU PKP •UU Pengelolaan  Sampah g p g

dengan perUUan karya sesuai dengan perUUan

Direktorat  Perkotaan Direktorat Penataan  Bangunan dan Lingkungan Penataan  ruang Sampah • RTH 30% •Penataan Lingkungan Aras Perkotaan (city wide) RTRWK Pencapai‐ an Target  RTRW,  RDTR P2KH Aras Lingkungan (neighborhood wide) Program RTH Penataan Lingk ngan

• Taman  Kota Hijau Program Kementerian Lain : • UU  Kehutanan • UU , minimum  30% RTH RTBL • RTH Kota • Penambahan • luas RTH  skala • kota dan • kawasan Penataan Lingkungan •Peningkatan Kualitas  (beautification) • Penambahan luas RTH  skala lingkungan Kota Hijau • Respon Adaptasi Perubahan Iklim •Kehutanan •Lingkungan Hidup • UU  Lingkungan  Hidup 2 6

(27)

72 H

Penambahan Luasan RTH melalui P2KH

60 70 80

37 82 Ha

72 Ha

30 40 50 60

29,41 Ha

37,82 Ha

0 10 20

Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

(28)
(29)
(30)

G

G

P

P

G

(31)

G

G

P

P

G

(32)
(33)

Kondisi Riil dan Trend Perkembangan Kota di

Indonesia

Indonesia

RUSAK TERAWAT

Desakan pembangunan perkotaan akibat arus urbanisasi menyebabkan tumbuhnya berbagai permasalahan perkotaan (meningkatnya populasi, lemahnya kebijakan perindungan aset pusaka, fenomena high‐rise construction, perubahan fungsi inti kota dsb) yang turut mendukung kehancuran sistematis aset‐aset pusaka perkotaan kota, dsb) yang turut mendukung kehancuran sistematis aset aset pusaka perkotaan dan merubah wajah serta karakter/identitas kota.

(34)

P3KP sebagai Platform Program bagi Sektor

(Contoh dengan Ditjen Cipta Karya ‐ PU) PERMEN PU No.08/PRT/M/2010  Tugas Unit  Di k J d l tentang Organisasi & Tata  Kerja Kementerian PU DJPR DJCK Direktorat Jenderal Kegiatan Fisik  dan  Non Fisik Pasal 106

Ditjen PR mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penataan ruang sesuai

Pasal 538

Ditjen CK mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi di bidang cipta

k i d UU Per Undang‐undangan • UU No.26    tahun 2007 ttg Penataan  ruang • UU Bangunan Gedung • UU Cagar Budaya g p g

dengan perUUan karya sesuai dengan perUUan

Direktorat  Perkotaan Direktorat Penataan Bangunan  dan Lingkungan ruang • Kawasan Strategis Sosial Budaya • Pelestarian Bangunan

dan Lingkungan target RTRW, Pencapaian RTRWK Aras Perkotaan(city wide)

terkonservasi nya KS Sosial‐ Budaya RDTR P3KP Aras Lingkungan (neighborhood wide) Program Penataan dan P l t i B • Terkelolanya Kota Pusaka yang  berkelanjutan • Terwujudnya Identitas Kota  Pusaka

Program terkait dari 14 K/L anggota BKPRN  • UU terkait y RTBL • Pengembangan Aset • Pengembangan Kelembagaan • Pemberdayaan masyarakat Pelestarian Bangunan dan Lingkungan • Peningkatan kualitas  aset pusaka dan lingkungan berkelanjutan 34 • Terakuinya Kota  Pusaka pada tingkat Nasional dan Dunia + Kesra, Parekraf

(35)

AKSI NYATA P3KP

A

TA

 PUS

A

K

A

Penataan Ruang memiliki fokus di dalam Pengembangan Kota Pusaka, yaitu terhadap:

A

RIAN

 KO

T

ƒ Identifikasi Kawasan Strategis Sosial Budaya di dalam RTRW

ƒ Penyusunan Rencana Aksi Kota Pusaka

N

 PELE

ST

A

ƒ Penyusunan dokumen inventarisasi aset

pusaka baik city wide maupun terhadap kawasan kawasan prioritas pusaka

ƒ Natural Cultural Significane Assessment

TAAN

 DA

N

ƒ Natural‐Cultural Significane Assessment

(pendelineasian core zone, buffer zone, 

dan development zone)

ƒ Penyusunan Konsep Strategi

A

M

 PENA

T

Pengembangan Kota dan Master Plan  kawasan prioritas

ƒ Stimulan implementasi fisik di kawasan prioritas (DED supervisi dan fisik)

PR

OGR

(36)

n da Aceh

(1)

G

G

d

d

Kota Ba n

( )

G

G

ood 

ood 

Practices

Practices

a sin ta Banjarm a Ko t 36

(37)

Kesimpulan

1.

Kota‐kota Indonesia yang tengah tumbuh dan berkembang secara pesat dalam

konteks otonomi daerah membutuhkan

dukungan infrastruktur yang 

handal

i d

k b t h

t d

k

k

di i

fi

handal

, yang sesuai dengan kebutuhan nyata dan keragaman kondisi geografis. 

2. RTRW dan RDTR merupakan instrumen perencanaan

pembangunan

yang harus dijadikan acuan dalam pengembangan infrastruktur kota secara lebih

terarah dan terpadu, sehingga visi dan misinya dapat tercapai secara lebih efektif

dan efisien. 

3.

RTRW, RDTR kota dan RPJMD merupakan acuan dalam penyusunan RPI2JM yang 

merupakan

alat sinkronisasi

investasi pembangunan infrastruktur secara

terpadu oleh swasta dan pemerintah. 

4.

Program‐program sektoral diharapkan berorientasi pada pembangunan

g

p g

p

p

p

g

berkelanjutan yang mengacu dan mengisi

program‐ program entitas

perkotaan secara terpadu

5

Si

i CK d

T

d l

j d

k

b k l

j

(38)

Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Penataan Ruang

Referensi

Dokumen terkait

Proses penetapan target retribusi parkir di Kota Semarang melibatkan beberapa dinas/lembaga, antara lain; Dishubkominfo Kota Semarang, Pemerintah Kota Semarang (DPKAD

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Perangkat pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi

Di dalam sebuah laporan yang ditulis khusus untuk membantah klaim APA, tim dari “ National Association for Research and Therapy of Homosexuality” (NARTH) menunujukan bahwa studi

Indomobil Sukses Internasional Tbk Lampiran 8: Model ARMA Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Lampiran 9: Correlogram ARMA. Lampiran 10:

Program kegiatan yang tercantum pada dokumen ini adalah mendasar pada Perubahan Rencana Kerja (Renja) Tahun 2017, dimana indikator sasaran Bappeda (IKU Bappeda) berbeda

INPUT PROSES TATA PAMONG KEPEMIMPINAN PROSES BELAJAR MENGAJAR ADMINISTRASI & PELAYANAN PENELITIAN ,PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, KERJASAMA SISTEM AUDIT Audit

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang