• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

4 A. Darah

1. Pengertian umum darah

Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari

binatang primitif sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu

berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya

(Bakta, 2007).

Jumlah darah didalam tubuh seseorang yang sehat atau orang dewasa

sebanyak kira-kira 1/13 berat tubuh (Komandoko, 2013). Warna darah

ditentukan oleh kadar O2 (oksigen) dan kadar CO2 (karbondioksda) di

dalamnya. Darah arteri berwarna merah muda karena banyak O2 yang

berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah merah. Darah vena berwarna

merah tua/gelap karena kurang oksigen (D’Hiru, 2013). Fungsi darah secara

umum yaitu: bekerja sebagai sistem transpor dari tubuh, mengantarkan

semua bahan kimia; eritrosit mengantarkan O2 dan zat makanan yang

diperlukan tubuh dan menyingkirkan CO2 dan hasil buangan lainnya;

leukosit sebagai perlindungan tubuh dengan menyediakan banyak bahan

pelindung terhadap benda asing; plasma membagi protein yang diperlukan

untuk pembentukan jaringan, menyegarkan cairan jaringan karena melalui

cairan ini semua sel dalam tubuh menerima makanannya; trombosit berperan

(2)

2. Komponen darah

Darah merupakan jaringan yang berbentuk cair, terdiri dari dua bagian

besar yaitu plasma darah yang merupakan bagian cairan dan bagian

korpuskuli yakni benda-benda darah yang terdiri dari lekosit, eritrosit dan trombosit (Hoffbrand dan Mehta, 2006).

Plasma atau cairan darah berwarna kekuning-kuningan yang 90%-nya

terdiri dari air dan sisanya adalah zat-zat yang larut didalamnya. Plasma

berfungsi mengatur keseimbangan asam basa darah untuk menghindari

kerusakan jaringan (D’Hiru, 2013).

Eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam darah. Sel-sel ini mampu

mengangkut oksigen secara efektif tanpa meninggalkan pembuluh darah

serta cabang-cabangnya. Leukosit melaksanakan fungsinya didalam

jaringan, sedangkan keberadaannya dalam darah hanya melintas saja.

Trombosit melakukan fungsinya pada dinding pembuluh darah, sedangkan

trombosit yang ada dalam sirkulasi tidak mempunyai fungsi khusus

(Hoffbrand dan Mehta, 2006).

B. Leukosit

1. Pengertian umum

Di darah perifer, sel ini mudah dibedakan dari eritrosit oleh adanya

inti (Sacher, 2004). Leukosit berperan dalam sistem pertahanan tubuh. Sel

ini menahan masuknya benda asing atau bibit penyakit yang masuk ke

dalam tubuh manusia melalui dua jalan, yaitu fagositosis dan mengaktifkan

(3)

atau benda asing yang telah dikenal atau bersifat spesifik (seperti virus HIV,

sel-sel kanker, dan kuman TBC), dan memusnahkan serta menyapu bersih

kotoran-kotoran yang berasal dari sel-sel tubuh yang rusak atau mati

(Hendrik, 2006).

2. Karakteristik leukosit

Jumlah normal leukosit adalah 5.000-10.000 sel/ µl (Hendrik, 2006).

Infeksi atau kerusakan jaringan mengakibatkan peningkatan jumlah total

leukosit. Leukosit memiliki kemampuan untuk menembus pori-pori

membran kapiler dan masuk ke dalam jaringan yang disebut diapedesis.

(Ethel Sloane, 2004). Mampu bergerak amuboid yaitu leukosit dapat

bergerak sendiri seperti amuba, beberapa sel mampu bergerak tiga kali

panjang tubuhnya dalam satu menit (D’Hiru, 2013). Leukosit juga memiliki

sifat kemotaksis, yaitu jika ada pelepasan zat kimia oleh jaringan yang rusak

menyebabkan leukosit bergerak mendekati (kemotaksis positif) atau

bergerak menjauhi (kemotaksis negative) (Ethel Sloane, 2004).

3. Pembentukan leukosit

Leukopoiesis adalah proses pembentukan leukosit, yang dirangsang oleh adanya colony stimulating (factor perangsang koloni). Colony

stimulating ini dihasilkan oleh leukosit dewasa.

Leukosit dibentuk di sumsum tulang terutama seri granulosit, disimpan

dalam sumsum tulang sampai diperlukan dalam sistem sirkulasi. Bila

kebutuhannya meningkat maka akan menyebabkan granulosit tersebut

(4)

berbeda seperti sumsum tulang, thymus, limpa dan limfonoduli. Proses

pembentukan limfosit dirangsang oleh thymus dan paparan antigen.

Bertambahnya jumlah leukosit terjadi dengan mitosis (suatu proses

pertumbuhan dan pembelahan sel yang berurutan). Sel-sel ini mampu

membelah diri dan berkembang menjadi leukosit matang dan dibebaskan

dari sumsum tulang ke peredaran darah. Dalam sirkulasi darah, leukosit

bertahan kurang lebih satu hari dan kemudian masuk ke dalam jaringan. Sel

ini bertahan di dalam jaringan hingga beberapa minggu, beberapa bulan,

tergantung pada jenis leukositnya (Sacher, 2004).

Pembentukan leukosit berbeda dengan pembentukan eritrosit. Leukosit

ada 2 jenis, sehingga pembentukannya juga sesuai dengan seri leukositnya.

Pembentukan sel pada seri granulosit (granulopoiesis) dimulai dengan fase

mieloblast, sedangkan pada seri agranulosit ada dua jenis sel yaitu monosit dan limfosit. Pembentukan limfosit (limfopoiesis) diawali oleh fase

limphoblast, sedangkan pada monosit (monopoiesis) diawali oleh fase monoblast.

Granulopoiesis adalah evolusi paling dini menjadi myeloblas dan akhirnya menjadi sel yang paling matang, yang disebut basofil, eosinofil dan

neutrofil. Proses ini memerlukan waktu 7 sampai 11 hari. Mieloblas,

promielosit, dan mielosit semuanya mampu membelah diri dan membentuk

kompartemen proliferasi atau mitotik. Setelah tahap ini, tidak terjadi lagi

pembelahan, dan sel mengalami pematangan melalui beberapa fase yaitu:

(5)

tulang sel ini mungkin ada dalam jumlah berlebihan yang siap dibebaskan

apabila diperlukan. Sel-sel ini dapat menetap di sumsum tulang sekitar 10

hari, berfungsi sebagai cadangan apabila diperlukan.

Limfopoiesis adalah pertumbuhan dan pematangan limfosit. Hampir

20% dari sumsum tulang normal terdiri dari limfosit yang sedang

berkembang. Setelah pematangan, limfosit masuk ke dalam pembuluh darah,

beredar dengan interval waktu yang berbeda bergantung pada sifat sel, dan

kemudian berkumpul di kelenjar limfatik (Sacher, 2004).

Monopoiesis berawal dari sel induk pluripoten menghasilkan berbagai

sel induk dengan potensi lebih terbatas, diantaranya adalah unit pembentuk

koloni granulosit yang bipotensial. Turunan sel ini menjadi perkusor

granulosit atau menjadi monoblas. Pembelahan monoblas menghasilkan

promonosit, yang sebagiannya berpoliferasi menghasilkan monosit yang

masuk peredaran. Yang lain merupakan cadangan sel yang sangat lambat

berkembang. Waktu yang dibutuhkan sel induk sampai menjadi monosit

adalah sekitar 55 jam. Monosit tidak tersedia dalam sumsum dalam jumlah

besar, namun bermigrasi ke dalam sinus setelah dibentuk. Monosit bertahan

dalam pembuluh darah kurang dari 36 jam sebelum akhirnya masuk ke

(6)

Gambar 1: Hematopoiesis (Hoffbrand V & Mehta A, 2006)

Keterangan gambar:

GEMM = prekusor granulosit/eritroid/monosit/megakariosit

GM = prekusor granulosit/monosit

GM-CSF = faktor perangsang-koloni granulosit-makrofag

(7)

Tabel 1: Jangka hidup leukosit

Jenis sel Dalam sirkulasi darah Dalam jaringan hidup granulosit 6-8 jam memendek pada infeksi

akut

2 sampai 3 hari

Monosit Kurang dari 36 jam Berbulan-bulan atau bertahun-tahun sebagai makrofag jaringan

LimfositT Tetap dalam darah beberapa jam, tetapi di sirkulasi kira-kira setiap 10 jam

Bervariasi dari beberapa hari sampai beberapa tahun

Limfosit B Sedikit yang beredar Kebanyakan menetap dalam jaringan limfoid setelah menjadi sel plasma, hidup 2 sampai 3 jam

sumber: Fawcett, 2002

4. Faktor yang mempengaruhi jumlah leukosit

Jumlah leukosit dapat meningkat yang biasa disebut leukositosis,

sebaliknya dapat menurun disebut leukopenia (Sofro, 2012). Jumlah leukosit

dapat naik dan turun sesuai dengan keadaan. Dalam tubuh terjadi infeksi,

biasanya jumlah sel ini meningkat, jika tubuh mengalami gangguan dalam

memproduksi leukosit, hal ini menyebabkan tubuh kita mudah diserang

penyakit (Tim Matrix, 2009).

Perbedaan jumlah masing-masing sel leukosit dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, salah satu faktornya adalah faktor fisiologis, yaitu masa

hidup dari masing-masing sel leukosit tersebut. Masa hidup sel leukosit yang

memiliki granula relatif lebih singkat dibandingkan sel leukosit yang tidak

memiliki granula. Masa hidup sel leukosit yang memiliki granula adalah

4-8 jam dalam sirkulasi darah dan 4-5 hari di dalam jaringan. Hal ini

disebabkan karena sel leukosit yang memiliki granula lebih cepat menuju

daerah infeksi dan melakukan fungsinya dari pada sel leukosit yang tidak

(8)

Leukopenia disebabkan berbagai kondisi, termasuk stress

berkepanjangan, infeksi virus, penyakit atau kerusakan sumsum tulang,

radiasi, atau kemoterapi. Penyakit sistemik yang parah misalnya lupus

eritematosus, penyakit tiroid, sindrom Cushing, dapat menyebabkan penurunan jumlah leukosit. Semua atau salah satu jenis sel saja yang dapat

terpengaruh (Corwin, 2009).

Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi karena infeksi usus, keracunan

bakteri, septicoemia, kehamilan, dan partus. Jumlah leukosit dipengaruhi

oleh kondisi tubuh, stres, kurang makan atau disebabkan oleh faktor lain.

C. Donor Darah

Donor darah adalah seseorang yang menyumbangkan darahnya untuk orang

yang membutuhkan darah (Handayani & Haribowo, 2008).

Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan untuk calon pendonor adalah: berumur 17 sampai 60

tahun; mengisi dan menandatangani formulir pendaftaran; kulit lengan untuk

penyadapan dalam keadaan sehat; dalam keadaan sehat (terbebas dari segala jenis

penyakit, baik fisik, mental, sosial, dan rohani); berat badan minimal untuk pria

50 kg, dan wanita 45 kg; suhu tubuh normal, yaitu antara 36,3 hingga 37,5oC; tekanan darah normal, yaitu sistolik: 120-139 mmHg, diastolik: 80-89 mmHg;

jarak dengan transfusi sebelumnya minimal 3 bulan; kadar Hb normal, untuk pria

14-18 gr/dl, dan untuk wanita 12-16 gr/dl

Hal-hal yang harus dihindari setelah mendonor antara lain: terkena

sengatan matahari langsung; melakukan atifitas fisik dan mengangkat barang berat

(9)

jam setelah mendonor; merokok kurang dari 4 jam setelah mendonor;

mengonsumsi alkohol kurang dari 24 jam setelah mendonor; tidak terburu-buru

melakukan olah raga berat dan mengoperasikan alat-alat berat kurang dar 24 jam

seteah mendonor (Komandoko, 2013).

D. Respon Hematopoiesis Terhadap Donor

Reaksi pertama setelah pengambilan darah adalah timbulnya simtomatologi

hipovolumia dan hipoksemi sehingga menimbulkan mekanisme kompensasi tubuh untuk menyesuaikan diri. Mekanisme ini bekerja melalui peningkatan curah

jantung dan pernafasan, meningkatkan pelepasan O2 oleh Hb, mengembangkan

volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan dan redistribusi

aliran darah ke organ-organ vital (Sylvia Anderson, 2001).

Setelah melakukan donor darah, darah dalam tubuh pendonor berkurang

sesaat setelah mendonorkan darah, yakni berkurang antara 250 hingga 500 cc.

Menurunnya volume darah secara akut diperbaiki dengan meningkatnya volume

plasma. Masuknya cairan ekstravaskuler ke dalam sirkulasi menyebabkan

pengenceran sel-sel darah sehingga indeks sel darah merah menurun (Sylvia

Anderson, 2001). Pengeluaran darah akut segera merangsang sumsum tulang

untuk mengeluarkan cadangan, sehingga hitung trombosit dan leukosit dalam

sirkulasi meningkat sebelum hematokrit turun. Respon ini berlangsung dalam

beberapa menit saja. Tidak ada reservoar simpanan eritrosit di sumsum tulang

untuk mengganti eritrosit yang hilang sehingga dibutuhkan waktu beberapa hari

(10)

E. Metode Perhitungan Jumlah Leukosit

Menghitung sel-sel darah dari ketiga jenis sel darah leukosit, eritrosit, dan

trombosit dihitung jumlahnya persatuan volume darah. Upaya itu biasanya

dilakukan dengan menggunakan alat hitung elektronik. Pada dasarnya alat

semacam itu yang lazimnya dipakai bersama alat pengencer otomatik memberi

hasil yang sangat teliti dan tepat. Perlu ada upaya untuk menjamin tepatnya alat

itu bekerja dalam satu program jaminan mutu (quality control). Cara-cara

menghitung sel darah secara manual dengan memakai pipet dan kamar hitung

tetap menjadi upaya dalam laboratorium. (Gandasoebrata, 2007).

Ada 2 metode untuk menghitung jumlah leukosit, yaitu:

1. Manual (bilik hitung)

Hitung jumlah leukosit cara manual, darah diencerkan dalam pipet

leukosit, kemudian dimasukan dalam kamar hitung. Jumlah leukosit dihitung

dengan menggunakan faktor konversi jumlah leukosit per µl darah. Larutan

pengencer yang digunakan adalah larutan turk. Jika dalam darah tepi banyak

sel darah merah berinti, maka sel-sel itu akan ikut diperhitungkan sebagai

leukosit. Koreksi dapat dilakukan dengan memeriksa sediaan darah apus

dengan cara menghitung jenis leukosit.

Kesalahan yang dapat terjadi dalam menghitung jumlah leukosit metode

manual diantaranya yaitu: jumlah darah yang dihisap ke dalam pipet tidak

tepat, pengenceran dalam pipet salah, tidak mengocok pipet segera setelah

mengambil larutan turk, tidak membuang beberapa tetes dari isi pipet

(11)

2. Otomatis

Hitung jumlah leukosit cara automatik, sampel yang digunakan sangat

sedikit dan ada kemungkinan kesalahan dalam pengenceran dan sampling.

Karena darah mengandung lebih sedikit leukosit dibanding eritrosit,

pengencerannya lebih kecil dan volume sampel yang digunakan lebih besar.

Hampir semua laboratorium besar menggunakan cara automatik untuk

menghitung leukosit, baik dengan cara menghitung partikel secara elektronik

maupun dengan prinsip pembauran cahaya, yang disebut dengan prinsip

impedensi elektrik yaitu metode impedansi untuk penentuan WBC (White

Blood Cell) (Mindray, 2006)

F. Kerangka teori

Gambar 2: Kerangka teori penelitian Kadar komponen darah

Metode pemeriksaa n Jumlah Lekosit Waktu pengambilan donor darah Volume darah Respon hematopoiesis Kesehatan tubuh

(12)

G. Kerangka konsep

Gambar 3 : Kerangka konsep

H. Hipotesis

Ada perbedaan jumlah leukosit sebelum dan sesudah donor darah. Pengambilan darah sebelum

dan sesudah donor darah

Gambar

Gambar 1: Hematopoiesis (Hoffbrand V & Mehta A, 2006)
Gambar 2: Kerangka teori penelitian Kadar komponen darah

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik substrat maupun sedimennya pada Kawasan Pantai Ujong Pancu sendiri memiliki karateristik sedimen yang didominasi oleh pasir halus dimana pada

Berkeupayaan menyediakan Akaun Penamat dengan format yang betul berdasarkan Imbangan Duga Terselaras dalam (2.7) dengan lengkap tetapi tidak tepat.. Berkeupayaan menyediakan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagamana dimaksud huruf dalam a, huruf b, dan huruf c , perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Sumber Daya dan PerangkatPos dan

Pada bab IV ini, penulis memaparkan upaya dalam wujud usulan program yang diharapkan dapat semakin meningkatkan semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK terkhusus lebih

Voltmeter untuk mengukur tegangan antara dua titik, dalam hal ini adalah tegangan pada lampu 3, voltmeter harus dipasang secara paralel dengan beban yang hendak diukur, posisi

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengujian dan pengambilan data pada sistem pengendali otomatis kualitas kolam air ikan dengan RFM12-433S adalah sistem

Kepuasan responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang kategori tinggi adalah 38 responden ( 38 % ) dan kategori sedang 62 responden ( 62 % ), dengan

Sesuai dengan kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa menerima hipotesis yang diajukan terbukti atau dengan kata lain variabel