• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. oleh seorang guru adalah mengupayakan atau menciptakan kondisi belajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. oleh seorang guru adalah mengupayakan atau menciptakan kondisi belajar"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Pengelolaan Kelas

2.1.1 Pengertian Pengelolaan Kelas

Dalam proses pembelajaran di kelas yang sangat urgen untuk dilakukan oleh seorang guru adalah mengupayakan atau menciptakan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kondisi belajar yang baik diharapkan proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik pula. Proses pembelajaran yang baik akan meminimalkan kemungkinan terjadinya kegagalan serta kesalahan dalam pembelajaran.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengelolaan adalah :

“Berasal dari kata “kelola” yamg berarti menyelenggarakan maksudnya adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan” Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu sendiri akar kata nya dalah “Kelola” ditambah awalan “pe” dan akhiran “an” Istilah lain dari pengelolaan kelas adalah “Manajemen”. Manajemen adalah kata yang asalnya dari bahasa inggris, yaitu management yang bererti ketetelaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan”, (Djamarah 2013:175)

Menurut Sudirman N, dkk. (dalam Djamarah 2013:177) Pengelolaan kelas adalah :

“upaya mendayagunakan potensi kelas. Ditambahkan lagi oleh Hadari Nawawi (dalam Zain 2013:177) dengan mengatakan bahwa kegiatan manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada

(2)

setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid”.

Dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.

Pengelolaan kelas mengarah kepada peran guru untuk menata pembelajaran. Secara kolektif atau klasikal dengan cara mengelola perbedaan-perbedaan kekuatan individual menjadi sebuah aktivitas belajar bersama.

Menurut Arikunto (dalam Djamarah, 2013:177) pengelolaan kelas merupakan “suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan”.

Pengertian diatas menunjukkan adanya beberapa variable yang perlu dikelola secara sinergik, terpadu dan sistematik oleh guru, yakni:

1) Ruang kelas, menunjukkan batasan lingkungan belajar

2) Usaha guru, tuntutan adanya dinamika kegiatan guru dalam mensiasati segala kemungkinan yang terjadi dalam lingkungan belajar

3) Kondisi belajar, merupakan batasan aktivitas yang harus diwujudkan, dan

4) Belajar yang optimal, merupakan ukuran kualitas proses yang mendorong mutu sebuah produk belajar.

Pengelolaan kelas merupakan “keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi kelas belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar” (Zain, 2013:173).

(3)

Menurut Djamarah (2013:176) dalam pengertian lain dikemukakan bahwa pengelolaan kelas adalah “Suatu proses seleksi tindakan yang dilakukan guru dalam fungsinya sebagai penanggungjawab kelas dan seleksi penggunaan alat-alat belajar yang tepat terhadap masalah yang ada dan situasi kelas yang dihadapi”. Jadi, pengelolaan kelas sebenarnya upaya mendayagunakan seluruh potensi kelas baik sebagai komponen utama pembelajaran maupun komponen pendukungnya.

Menurut Sudirman (dalam Djamarah 2013:178) Penelolaan kelas adalah : Penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar

mengajar siswa yang berlangsung pada lingkungan sosial, emosional, dan intelektual anak dalam kelas menjadi sebuah lingkungan belajar yang membelajarkan”. Fasilitas disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, tercapainya suasana kelas yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, nyaman dan penuh semangat sehingga terjadi perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa.

Beberapa pengertian pengelolaan kelas yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, dapatlah memberi suatu gambaran serta pemahaman yang jelas bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu usaha menyiapkan kondisi yang optimal agar proses atau kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar. Pengelolaan kelas merupakan masalah yang amat kompleks dan seorang guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan secara efektif dan efisien.

Pandangan mengenai pengelolaan kelas sebagaimana telah dikemukakan diatas intinya memiliki karakteristik yang sama, yaitu bahwa pengelolaan kelas merupakan sebuah upaya yang real untuk mewujudkan suatu kondisi proses atau

(4)

kegiatan belajar mengajar yang efektif. Dengan pengeloaan kelas yang baik diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran dimana proses tersebut memberikan pengaruh positif yang secara langsung menunjang terselenggaranya proses belajar mengajar di kelas.

2.1.2 Tujuan Pengelolaan Kelas

Menurut Fathurrohman, dkk (2007:104) karakter kelas yang dihasilkan karena adanya proses pengelolaan kelas yang baik akan memiliki sekurang-kurangnya tiga ciri, yakni :

1) Speed, artinya anak dapat belajar dalam percepatan proses dan progress, sehingga membutuhkan waktu yang relative singkat 2) Simple, artinya organisasi kelas dan materi menjadi sederhana,

mudah dicerna dan situasi kelas kondusif

3) Self-confidence, artinya anak dapat belajar dengan penuh rasa percaya diri atau menganggap dirinya mampu mengikuti pelajaran dan belajar berprestasi.

Sementara menurut Ahmad (2004:2) bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut :

1) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebgai lingkungan belajar maupun sebgai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin

2) Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar

3) Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas 4) Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang

sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.

Jadi secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah “untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran akan tercapai, jika tercapainya tujuan pembelajaran”.

(5)

2.1.3 Fungsi Pengelolaan Kelas

Menurut Danim (2002:173) pengelolaan kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, pengelolaan kelas berfungsi :

1. Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti: membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerjasama dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja, merubah kondisi kelas.

2. Memelihara agar tugas-tugas itu dapat berjalan lancar. Selain itu fungsi dari pengelolaan kelas sendiri sebenarnya merupakan penerapan fungsi-fungsi pengelolaan yang diaplikasikan di dalam kelas oleh guru untuk mendukung tujuan belajar yang hendak dicapainya. Sesuai dengan fungsi pengelolaan untuk pengelolaan kelas yang efektif disyaratkan adanya kepemimpinan aktif yang mampu menciptakan iklim yang memberi atau menekankan adanya harapan untuk keberhasilan dan suasana tertib (melalui) suatu proses perencanaan, pengorganisasian (pengaturan), aktuasi (pelaksanaan), dan pengawasan yang dilakukan oleh guru, baik individu maupun dengan melalui orang lain (semisal sejawat atau siswa sendiri) untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan cara memanfaatkan segala sumber daya yang ada secara optimal.

2.1.4 Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas

Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip pengelolaan kelas di sini adalah hal-hal yang dapat dijadikan pedoman atau pegangan guru di dalam mengelola, agar menjadi terarah dan efisien.

Menurut Djamarah, dkk. (2005:180)dalam rangka memeperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan yaitu:

(6)

1. Hangat dan antusias

Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan atusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.

2. Tantangan

Penggunaan kata-kata tindakan, cara kerja atau bahanbahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. Tambahan lagi akan dapat menarik perhatian anak didik dan dapat mengendalikan gairah belajar mereka. 3. Bervariasi

Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian anak didik. Apalagi bila penggunaannya bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Kevariasian dalam penggunaan apa yang disebutkan di atas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.

4. Keluwesan

Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik, serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan anak didik, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.

5. Penekanan pada hal-hal yang positif

Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang negatif. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif dari pada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar.

6. Penanaman disiplin diri

Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.

(7)

Sejalan dengan uraian disiplin di atas maka suasana tertib dan teratur penuh dinamika dalam melaksanakan penanaman disiplin pada diri sendiri akan terwujud apabila setiap personal mengetahui posisi dan fungsinya di kelas dalam rangka melaksanakan berbagai kegiatan.

2.1.5 Aspek-aspek Pengelolaan Kelas

Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa pengelolaan kelas adalah proses pemberdayaan sumber daya baik material element maupun human element yang di lakukan oleh guru untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di dalam kelas agar terjadi interaksi edukatif yang efektif. Sebagai sebuah proses maka dalam pelaksaannya pengelolaan kelas memiliki kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru. Dalam pengelolaan kelas ini juga terkandung maksud bahwa kegiatan yang dilakukan efektif mengenai sasaran yang hendak dicapai dan efisien karena tidak menghambur-hamburkan waktu, uang dan sumber daya lainnya. Secara garis besar ada dua kegiatan dalam pengelolaan kelas yaitu:

1. Pengaturan (orang) siswa

Siswa adalah orang yang melakukan aktifitas dan kegiatan di kelas yang ditempatkan sebagai obyek dan arena perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia, maka siswa bergerak kemudian menduduki fungsi sebagai subyek. Artinya siswa bukan barang atau obyek yang hanya dikenai akan tetapi juga objek yang memiliki potensi dan pilihan untuk bergerak. Jadi pergerakan yang terjadi dalam konteks pencapaian tujuan tidak sembarang, artinya disini fungsi guru memiliki

(8)

proporsi yang besar dalam rangka membimbing, mengarahkan dan memandu segala aktifitas yang dilakukan oleh siswa. Oleh karena itu pengaturan siswa adalah bagaimana mengatur dan menempatkan siswa dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual dan perkembangan emosionalnya. Siswa diberi kesempatan untuk memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai dengan minat dan keinginannya.

2. Pengaturan fasilitas

Aktifitas dalam kelas baik guru maupun siswa dalam kelas kelangsungannya akan banyak dipengaruhi oleh kondisi dan situasi fisik lingkungan kelas. Oleh karena itu lingkungan fisik kelas berupa sarana dan prasarana kelas dapat memenuhi dan mendukung interaksi yang terjadi, sehingga harmonisasi kehidupan kelas dapat berlangsung dengan baik dari permulaan masa kegiatan belajar mengajar sampai akhir masa belajar mengajar.

Menurut Ahmad Rohani, (2004:128) pengaturan fasilitas dalam pengelolaan kelas meliputi:

1) Pengaturan Tempat Duduk

Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, di mana dengan demikian guru sekaligus dapat mengontrol tingkah laku siswa.

Melalui pengaturan tempat duduk yang baik dan jumlah siswa yang ideal antara 20-30 orang siswa satu kelas dapat mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar. Namun demikian guru harus mempertimbangkan perasaan siswa bahwa mereka sudah sesuai dengan susunan kelas karena rasa kesesuaian adalah kebutuhan dasar. Susunan fisik yang sesuai dapat meningkatkan perasaan-perasaan menjadi lebih baik dan membantu mencegah masalah-masalah dalam pengelolaan kelas.

(9)

2) Pengaturan Alat-alat Pengajaran

Diantara alat-alat pengajaran di kelas yang harus diatur adalah sebagai berikut:

1. Perpustakaan Kelas, sekolah yang maju memiliki perpustakaan di setiap kelas yang mana pengaturannya dilakukan bersama-sama dengan peserta didik.

2. Alat peraga atau media pengajaran, alat peraga atau media pengajaran semestinya diletakkan di kelas agar memudahkan penggunaannya, pengaturan dilakukan bersama-sama anak didik. Misalkan kapur tulis, penghapus, jam dinding dan lain-lain.

3. Papan tulis, hendaknya ukurannya disesuaikan, warnanya harus kontras, penempatannya memperhatikan estetika dan terjangkau oleh anak didik.

4. Papan presensi anak didik, ditempatkan di bagian depan sehingga dapat dilihat oleh semua anak didik, difungsikan sebagaimana mestinya.

3) Penataan keindahan dan kebersihan ruangan kelas

1. Gambar-gambar yang bersifat mendidik (seperti: gambar pahlawan, tempat ibadat, bunga, pemandangan dan sebagainya)

2. Lemari tempat menyimpan hasil pekerjaan siswa, perlengkapan belajar mengajar, harus ditempatkan/disimpan secara tertib dan benar. Sehingga peralatan tersebut terlihat rapi, mudah dijangkau bila diperlukan dan tidak mengganggu ruang gerak siswa pada saat siswa melakukan kegiatan belajar.

3. Pemeliharaan kebersihan, memelihara kebersihan dan kenyamanan suatu kelas/ruang belajar, sama artinya dengan mempermudah anak didik menerima pelajaran. Ruang kelas yang bersih dan segar akan menjadikan anak didik bergairah belajar. Untuk itu perlu adanya kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan guru untuk menciptakan kebersihan tersebut, diantaranya Anak didik bergiliran membersihkan kelas, dan guru selalu mengawasi kebersihan dan ketertiban kelas. 4) Ventilasi dan Pengaturan Cahaya

Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa. Jendela harus cukup besar, sehingga memungkinkan cahaya matahari masuk dan udara yang sehat juga masuk ke kelas. Dengan ventilasi yang baikdan udara yang sehat, semua siswa dan guru di dalam kelas dapat, menghirup udara yang segar.

Penulis menyimpulkan bahwa dalam pemeliharaan dan perawatan serta penggunaan alat kelengkapan belajar meskipun pekerjaannya kelihatan bersifat teknis, tetapi menjadi bagian dari otonom profesional dibawah pengawasan guru dikelas dalam memberikan pelayanan belajar.

(10)

Untuk itu perlu adanya kerjasama antara guru dan siswa bersama-sama memelihara peralatan yang ada didalam kelas, mengatur suhu, ventilasi dan penerangan (kendati guru sulit mengatur karena sudah ada), adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar mengajar. Sebaiknya tidak merokok dalam kelas karena akan mengganggu yang lain.

2.1.6 Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai factor. Permasalahan anak didik adalah factor utama yang terkait langsung dalam hal ini. Karena pengelolaan kelas yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan belajar anak didik baik secara berkelompok maupun secara individual.

Mengelola kelas dapat memberikan pesan belajar. Untuk menciptaakan adalah tugas guru. Sebab, guru merupakan aktor dan desainer pembelajaran siswa dengan salah satunya menciptakan kelas untuk belajar adan membimbing siswa untuk saling belajar membelajarkan serta membawa dampak lahirnya masukan bagi guru. Oleh karena itu, pengelolaan kelas memiliki pengertian mewujudkan sistem perencanaan pengajaran dan setting pembelajaran nyata, dengan evaluasi yang terkontrol secara sistematik dan memberi timbale balik secara langsung.

Kelas sebagai produk pengelolaan sekurang-kurangnya bercirikan terjadinya intensitas interaksi guru-murid, murid-guru, murid-murid, murid dengan dirinya sendiri, guru dengan jati diri profesinya dan murid-guru dengan komponen-komponen belajar lainnya. Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.

(11)

Menurut Fathurrohman, dkk (2007:105) berbagai pendekatan tersebut bisa ditelaah seperti uraian berikut:

1. Pendekatan Kekuasaan

Ciri yang utama pada pendekatan ini adalah ketaatan pada aturan yang melekat pada pemilik kekuasaan. Guru mengontrol siswadengan ancaman, sanksi, hukuman dan bentuk disiplin yang ketat dan kaku.

2. Pendekatan Kebebasan

Pengelolaan kelas bukan membiarkan anak belajar dengan laissez-faire, Tetapi memberikan suasana dan kondisi belajar yang memungkinkan anak merasa merdeka, bebas, nyaman, penuh tantangan dan harapan dalam melakukan belajar.

3. Pendekatan Keseimbangan Peran

Pendekatan ini dilakukan dengan memberikan seperangkat aturan yang disepakati guru dan murid. Isi aturan berkaitan dengan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas dan aturan yang tidak boleh dilakukan murid selama belajar.

4. Pendekatan Pengajaran

Pendekatan ini menghendaki lahirnya peran guru untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang menguntungkan proses pembelajaran. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pengajaran yang baik.

5. Pendekatan Suasana Emosi dan sosial

Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial yang positif dalam kelas. Suasana hati yang saling mencintai antaraguru-murid dan murid-murid penting dalam menciptakan hubungan sosial pembelajaran.

6. Pendekatan Kombinasi

Pada pendekatan ini bisa menggunakan beberapa pilihan tindakan untuk mempertahankan dan menciptakan suasana belajar yang baik. Guru memiliki peranan penting untuk menganalisis kapan dan bagaimana tindakan itu tepat dilakukan. Semua orang mudah melakukan tindakan, tetapi bertindak pada waktu yang tepat, dengan cara yang akurat dan pada tujuan yang bermanfaat, adalah tidak mudah, dan guru harus dapat mencermati hal tersebut.

(12)

2.1.7 Keterampilan Pengelolaan kelas

Menurut Roestiyah (dalam Fathurrohman, 2007:107) “keterampilan pengelolaan kelas secara praktis berkaitan dengan usaha mempertahankan kondisi kelas dan mengembangkan iklim kelas”.

1. Usaha Mempertahankan Kondisi Kelas

Usaha menciptakan kondisi kelas merupakan perbuatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan dengan memberi ramalan atau prediksi iklim kelas yang akan terjadi atau mungkin terjadi. Sedangkan mempertahankan kondisi kelas merupakan reaksi atau respons langsung atas peristiwa yang terrjadi dalam suasana nyata dikelas.

Teknik mempertahankan kondisi kelas dapat dilakukan dengan cara menunjukkan sikap tanggap. Sikap tanggap dapat dilakukan dengan cara membagi pandanagn guru secara merata dan adil. Mendekati siswa agar memberi kehangatan dan persahabatan, memberi pernyataan atau pengakuan serta menunjukkan sikap tegas pada gangguan yang terjadi di kelas. Sisi lain dari upaya mempertahankan kondisi kelas ini juga daapat berupa pemusatan perhatian pada semua siswa dengan cara memberi petunjuk yang jelas, dan meminta pertanggungjawaban siswa atas tugas yang diberikan.

Menurut Gordon (dalam Fathurrohman, 2007:108) ada beberapa resep yang bisa dimanfaatkan untuk mempertahankan kondisi kelas yang baik yakni:

1) Keterbukaan dan transparan, sehingga memungkinkan terjalinnya keterusterangan dan kejujuran siswa dalam pembelajaran

2) Penuh perhatian, sehingga setiap pihak mengetahui bahwa dirinya dihargai pihak lain.

(13)

4) Keterpisahan untuk membuka kemungkinan rumbuhnya keunikan, kretivitas dan individualitas masing-masing.

5) Pemenuhan kebutuhan bersama sehingga tidak ada pihak yang merasa dikorbankan untuk memenuhi kepentingan pihak lain.

2. Usaha Mengembangkan Iklim Kelas

Mengembangkan iklim kelas memiliki arti menata ulang kondisi kelas yang kurang akseptabel. Salah satu cara yang biasa dilakukan adalah melalui modifikasi perilaku siswa. Modifikasi perilaku siswa berarti memperbaiki cara berpikir, gaya mengekspresikan perasaan dan cara mewujudkan perilaku siswa.Terutama berkenaan dengaan cara merespons masalah dan teknik pemecahan masalah yang lebih permanen.

2.2 Kerangka Berpikir

Pengelolaan kelas adalah proses pemberdayaan sumber daya baik material element maupun human element yang di lakukan oleh guru untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di dalam kelas agar terjadi interaksi edukatif yang efektif. Sebagai sebuah proses maka dalam pelaksaannya pengelolaan kelas memiliki kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru. Secara garis besar ada dua kegiatan dalam pengelolaan kelas yaitu; 1) pengaturan siswa, 2) dan pengaturan fasilitas.

Berikut ini merupakan bagan yang menjadi kerangka berfikir pada penelitian mengenai pelaksanaan pengelolaan kelas pada siswa kelas IV SDN 77/I Penerokan Kecamatan Bajubang.

(14)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir GURU PENGELOLAAN KELAS PENGATURAN SISWA PENGATURAN FASILITAS 1. Pengaturan Tempat Duduk 2. Pengaturan Alat-alat Pembelajaran

3. Penataan keindahan dan kebersihan ruangan kelas 4. Ventilasi dan Pengaturan

Cahaya 1. Pembentukan Organisasi Siswa 2. Penugasan Siswa 3. Pembimbingan Siswa Kelas Kondusif

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir GURU PENGELOLAAN KELAS PENGATURAN SISWA  PENGATURAN FASILITAS  1

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melakukan implementasi dari aplikasi pembelajaran fungsi sistem saraf pada manusia berbasis android dijadikan sebuah alternatif acuan pembelajaran bagi siswa

Mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang / Jasa untuk pelaksanaan Kegiatan Tahun Anggaran 2013.. LOKASI

Praktik Pengalaman Lapangan adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Dan dengan pendokumentasian berkas rekam medis yang dilakukan secara cepat dan tepat pula maka akan diperoleh data yang berguna untuk perencanaan dan pengawasan

Direktorat Bahasa dan Kesusastraan mempunyai tugas (1) mem- bina dan m engembangkan bahasa Indonesia dan bahasa daerah dalam bidang tata bah asa, peristilahan, perkamusan,

dapat menyelesaikan laporan akhir ini yang ber judul, “ APLIKASI ARDUINO MEGA 2560 DALAM RANCANG BANGUN ALAT KONTROL KADAR PH AIR PADA TAMBAK UDANG ” diselesaikan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang pengaruh terapi oksigen hiperbarik terhadap kadar kolesterol LDL pada pasien luka diabetik terhadap 13 sampel sejak

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai HPMC sebagai pengental yang optimum dalam formulasi sediaan sampo Perasan/sari Buah kiwi hijau dan