Akrediiqsi
:
606/4
U2/
P2Mt
-Ltp I / 03I
201s
"
l,,:
Sejoroh
don
Niloi Trodisionol
h.
.ss
iE '%,.;
Itlmal,Pcmlitian
Vol.23
No.2
Hql.
163-310
DenposorIurnal
Penelitian
Sejarah dan Nilai Tradisional
DAFTAR ISI
llristen
pada MasaKolonial
di Papuafuaarja
Uang Kepeng di
Bali
padaAbad ke-19frWKsnosan
Sanjayarq;ffihsfAl-Maqassari:
Kajian Komparasi dalam Naskah dan Tradisi LisanfrGtra
btnd
Nur Ichsan Azishsrs
Keragaman Islam di Lombokfrfui
Kedtt Gde Arsananl*n
upacaraAdat
Tumpe Terhadap Pelestarian Kebudayaan Daerahl}drcinwtto
Wg
Geilig
Sebagai Sebuah Revitalisasi Seni Tradisi padaMasyarakatleuwisari
ffrryaten
TasikmalayaW
Edqiinan Batik
di Kabupaten GianyarIWoyan
Rupafefridrryan Masyarakat
Multikultural
Kota EndeFrwsts*a
Dewi Setiowati SunaryoIqiak
Pelabuhan Dagang di Bali pada Abad Ke-19,'lhUtUmn fiiwah dan Nilai Tradisional Volume 23, Nomor 2, September 2016 Akreditasi 60 6 I AU 2 tP 2}.lt-LIPy 03 I 20 1 5
ISSN:
l41l-6995
r63-t76
177-190t9t-206
207-224 22s-238 239-2s4 255-268 269-282Dewi.setio*ati Sunatyo) Kehidupan Masyaraknt Multikultural Kota Ende
KEIIIDUPAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL
KOTA ENDE
MALTICULTARAL
LIFE
OFENDE SOCIETY
Fransiska Dewi Setiowati
SunarYoProgram Studi
Ilmu
Sejarah Unversitas Udayana Jl. NiasNo'
13 DenPasarBali
Email : fransiska' d 3w I @gmail' com HP.081385607709
Naskah diterima 4
Juli
z0l6,diterima
setelah perbaikan 28Juli
2016,disetujui untuk dicetak 29 Agustus 2016
ABSTRAK
Kota Ende merupakan salah satu kota di Nrsu Te,'ggu'a Timur dengan komposisi penduduk
yang sangat beragam. Dalam -u*yurutui kota Ende t.rouput t"rl"rrpok-kelompok etnis dan kedaerahan'
tetapi mereka
dapat menyatu auru-
t"rriorp;;-g
mr-orir.
c"rmiru, masyarakatmultikultural ini adalah terdapatnya
kelompok-kelompok
;i;-a"J"
d-an aapat t io"p auru.Il keharmonisan. Pluralitaspenduduk perkotaan
di Indonesia termasuk [o1u gna", pada hai<ekatnya menjadi faktor pendorong bagi berlangsungnya proses
integrasi dan Indonesiuriruri. pror",
iot"guri;;rG;*-111*
tranyamelalui kegiatan dalam segi-segi
administrasi dan politik pemerintahan dan perekonomian, tetapi juga melalui
proses interaksi sosial dan
dialog budayu.
rUiru,
iniu1.u, berusaha menelusuri tentang bagaimanamasyarakatkota Ende yang beragam
mampumeramut"U"'ug'-u'tersebutmenjadisuatukeharmonisandalamkehidupannya' Kata Kunci: Masyarakat, Multikultur
ABSTRACT
Ende is one of the cities in East Nusa Tenggara with the composition of
population who are very diverse' In Ende society there ethnic groups ond regioral,
;;;;'i;
can'beunifi"iin
a harmonious life' Areflection
of
this multicultural society is the presenc" o1rpii7'" "tl'oi'
g'*p1
oid "on live in harmony' Pluralityof urban
population in Indonesfi, n.ludtng Kota
Eide,'i'
"1"'t
bZcomfng a,driving factor to processof integration
and Indonesianisation. The integration pror"r, ,oi", place noti"ty -ty the activities of the administration
qspects and politics
"f-tln iorZrrment and
ti"
""ono*y,but also by a process of social interaction and cultural dialogue. This paper will attempt ,o
"*pio'" no*' diuu""
u'bqn io*munities of Ende able to draw
such diversity becomes a harmony in life'
Kelrwords: Society, Multicultural, Harmony' Ende
,?x;}#rl'H,*,
masyarakat
multikultural
di
.r11:r".,u
dapatdikatakan
sampai
I of, n i cilrqn nen sertian masYarakat
#1fi'?h:TiXf"#Y"ffi
{Jffi;;,,smendennisikan-pengerrianmasvarakat
ltural
di
antar anv atuli s an Ketuteranuffi
ltf
"f
*:*l:,*i:fi*X1
Hi[TtH#
[f
lHiiit#l"rTi##:ii"i#;F;*,,i1,i9,.'iaterdiriatasberbagaiagama'suku
nesa dan budava' Dalam
hal
ini
'""'
#;il;"i;;;'k*::3:"|;11ffiHff::":"mffi:l
jffi
".Ji%_*r#"li:#J*r'#;;;j"-"ktetapiplnekananadanvapengakuandan
rharsaanpadakesedreraiata'r,u,p"'utiuu'ii"u"a:*";**::'m:$itffi
hftrJfit
ffir*"Pfffifffi;f;';*;lHflT:.!,**
multikultural
berpotensimuncul konnik-konnik
Jurnal Penelitian Sejarah dan Nilai Tradisional Volume 23, Nomor 2, September 2016 (269 - 282)
sekeluarga.
Ini
berarti sama dengandi
atasLio
merupakan suatuadanya kesamaan atau kesedrajatar
dari tingkat usia,
dari
satuibu
yq
keluarga besar
yakni
suku bangsaLio.
Walaupunterbagi
dalamb€xtogd
namun
memiliki
satu kesatuan dalambahasa, adat-istiadat, danmemiliki
daya pemersatu. (Ketiga, pendapat dari Simon Seko, Ria BewaTelu
Mautenda yang menyatakanLio
merupakan kependekan dari Lisella
cahaya
obor.
Pengertian semacamini
diperkenalkan
sejak Raja PiusRrri
Bewa Wangge Mbete dinobatkan menjadi rajaTana Kunu Lima. Tana
KrmuLi
lima wilayah
tanah persekutuan yang disatukan menjadi KerajaanLio
rmtfr
persekutuan Lise. perluasan
wilayah
Lise merupakan akibatpolitik kolonid
1992:29-30).
Melihat
pelacakan asal-usul kataLio
seperti diuraikandi
atasperpanjangankata
Lio,
untuk lebih
tepatnya masihperlu
diadakanpengusilttr
mendekati kebenaran.
Atas dasar
linguistik
dapat diusut dasar namaLio
adalah
O bukanmelainkan
O
sebagai nama lengkap sesuai dengan tatabicara suku
bangs.untuk menyebut
dirinya O.
Dalamhal
ini
Li
tidak
berarti sebaya melainkanrupanya nama
Lio itu
paduankataLi
dan O menjadiLi
O. DalamLio
menyebut Oyaitu
Oo danHoo
yang dapat diartikanOK.
Dalam pentasanvokal O
diucapkan dengan elastisdi
manavokal
O
diucapkan oleh ata sodhamerapikan
koor
. Vokalo
dibunyikan panjang kalaumungkin
tanpa putus.pentasan tandak dapat dipertegas bahwa nama
Lio
mungkin paduankataLi
untuk
nama dasarnya.(Orinbao,
1992:30-31). Pengusutan namaLio
atas dasarcocok tetapi belum memperjelas
arti
fungsional,jadi
perlu
dasarlain.
SejakLamaholot menyebut penduduk Kabupaten Ende Ata Soge Watan
Lio Kiwang,yai
penduduk pantai dan orang
Lio
penduduk pedalaman. Sebagai penduduk pedakurang berkontak dengan orang
luar
sehingga menjadinisolationirlls.
)iftnitkan
geografis yang ganas, dapat dikatakan orang Lio korban determinisme geografi. 1969; 89).
Di
samping pendapatdi
atas ada sementara informasi yang mengatakan berasal dari nama orang yaitu pimpinan rombongan pendatangyangberasal darigenerasi yang lalu.
Bila
dihitung berarti orang-orang Malaka yangdatang sebelumatm
dengan kedatangan bangsa Portugis abad ke-15
-
16.Penelusuran sejarah mengatakan bahwa penduduk pertama
di
pulau Flores Wajak, yang muncul sekitar empat puluh ribu tahun lalu. Setelah zamar glatsial sekitar tahun yang lalu, Nusa Tenggara terpisah dariAsia
daratan. Terjadilah imigran dari AsiaKelompok imigran itu adalah manusia Proto Malayid yang berasal dari Yunani dan
Cina. Mereka mendiami Flores bagian barat dan tengah. Secara
fisik
merekaitu
ciri-ciri
manusia Malenesoid, Negroid, Papua dan Australoid.ProfessorYoseph Glinka
(pakarAntropologi
Ragawi) yang membuat studi tentang Nusa Tenggara Timur, mengatakan:"...
Ata
Lio di
Flores
tengah merupakan penduduktertua
di
Flores,
...
Ata
Lb
bertetangga denganAta
Ende.Diartara
keduanya tak terdapat hubungan geneologrrs Keduanyajuga
bertetangga denganAta
Nagakeodi
barat danAta
Sikka
di
bagiantimur...".
*fi Setiowati Sunaryo) Kehidupan Masyarakat Multikultural Kota Ende
Sejauh
mana
ungkapan kebenaranpenelitian
ini,
tentu
membutuhkanpengkajian
danlebih mendalam. Yang jelas masyarakat adat darr dua etnis besar
ini
ada dalam satugeografis dan
memiliki
beberapa kesamaan budaya danadat istiadat seperti caraberpikir
membangun kampung adat serta acara atat ritual/seremonial.
Pada dasarnya, bentuk kebudayaan kedua suku
ini
hampir
sama, yang membedakannya hasil pencampuran kebudayaan atau akulturasi. Budaya sukuLio
merupakan perpaduan asli daerahLio
dengan ajaranKristenKatolik
yang dibawah oleh bangsa Belanda. Sedangkanra
suku Ende merupakan perpaduan budayaasli
daerah Ende dengan budayaIslam
yangoleh pedagang-pedagang dari Sulawesi, yakni Makasar.
Sebab
akibat
masuknya ajaranIslam yang
dibawaholeh kaum
pedagangdari
Makasarlokasi bermukim suku Ende yang terletak
di
daerahpesisir
pantai. Mengingatjalur
menuju daerah luar pada saat
itu
hanya melalui transportasi laut, maka hal itujuga
menghubungkan
jalur
perdagangan, ditambah dengan sikap masyarakat suku Ende yangpada hal-halbaru; dengan sendirinya para pedagang tersebut merasa bahwa kedatangannya Pada saat
kapal
niaga yang mengangkut para pedagang tersebut datang, mereka disambutdan ramah oleh masyarakat setempat. Merasa kedatangan mereka
diterima,
sebagian daritersebut bahkan
ingin
menetapdi
daerahEnde dan menikah
dengan orang-orangsuku asli Ende. Berhubung para pedagang dari Makasar tersebut telah terlebih dahulu
luk
Islam, maka merekajuga
menyebarkan qaran Islam pada masyarakat suku Ende yangitu masih memeluk ajaran nenek moyang (animisme).
Meskipun terdapat d.ua agama yang hidup dalam wilayah yang masih
memiliki
satu rumpunyaan; kehidupan agama di wilayah Ende-Lio
memiliki
berbagai kekhasan. Bagaimana pun beragamadi
Ende-Lio
sebagaimanadi
daerah lainnya sangatdiwarnai
oleh unsur-unsur ral, yaitu pola tradisi asli warisan nenek moyang.Di
samping itu, unsur-unsur historis, yaknii-tradisi luar turut berperan pula dalam kehidupan masyarakat.
Sarana
Transportasi
Sarana transportasi
yang
digunakanuntuk
hubungan antarpulau
atart antar daerah dilauan Sunda
Kecil
pada masa penjajahan Belanda yangutama
adalah
transportasi laut..i
pelayaranmilik
Belanda
yang
besarpada
waktu
itu
yaitu Koninkijk
Paketvaartscappij
(KPM).
Kapal-kapalKPM ini
membawa hasil-hasil bumi ke luar Karesidenan dansebaliknya dari
luar
Karesidenan. Rute pelayaran kapalKPM
diatur sebagai berikut ini.Setiap 2
(&ta)
minggu sekali kapalKPM
berlayarmulai dari
Surabaya, Ampenan, Taliwang, (LabuhanHuji),
Sumbawa Besar, Bima, Waingapu, Ende, Sawu,Roti
(pelabuhan Korobafo),Kupang, Atapupu,
Timor
Dili,
Ilwaki,
DammaqMoa,
Serwaru, Kisar, Timor,Dili,
Atapupu, Kupang,Roti
(Pelabuhan Korobafo), Sawu, Endeh, Aimere, Waingapu, Labuhan Bajo, Bima,Sumbawa Besar (Labuhan HajD, Taliwang (Ampenan), kembali ke Surabaya.
Setiap
3
(tiga) mingu
sekali
berangkatdari
Makasar,Bima,
Waihelo, Waingapu, Aimere,Endeh, Sawu, Roti (Pelabuhan Korobafo), Kupang, Atapupu, Timor
Dili,
Kalabahi, Larantuka,Maumere, Reo, Labuhan
Bajo,
Sapeh.Bima,
Makasar; dansekali.dari
:
Makasar, Bima,Labuhan
Bajo,
Reo,
Waingapu,Wathelo,
Sapeh,Bima,
dam kembali
ke
Makasar. Selainkapal-kapal
KPM
ada}
(dua) kapal GouvernementMarine
yang diperuntukkan bagi pegawai pemerintah yang bertugas di pulau-pulau atau daerah-daerah lain.Di
laut sebelah selatan Sumbawa, arrtara Sumba dan Flores, dan antara Semau (Timoer dani
telah dihubungkan dengan hubungan telegraf olehBritish
Australia yang menghubungkaniilil#oruiltrm*u bni Setiowati Sunaryo) Kehidupan Masyarakat Multikultural Kota Ende
Kaum fundamentalis tidak pernah toleran,
di
sampingitu
mengklaim kemutlakan sendiri yadanmenganggapdiri
tidak ada bidang yang dikecualikan dari penguasaannya.a dari fundamentalisme agarna adalah puritanisasi agama. Membersihkan kehidupan
dari semua unsur yang tidak berasal dari dasar asaliah agarna
itu. Hal
ini
akan mengarahprimordialisme agama: Menolak modernitas dan mau kembali kepada suasana yang dulu,
sli
(primordial).Hal yang perlu dilakukan atas fakta keberagaman
di
Indonesia khusunya di Endeini
adalah membangun kesadaran bersama bahwa keberbedaanitu
adalah suatu fakta. Masyarakat sadar bahwa proses pembentukan kesadaran bersamaitu tidak
luput dari pengaruh adanya ilanpolitik
dan ekonomi. Dengan demikian peran pemerintah dantokoh
agama mutlakdalam mensejahterakan masyarakat.
Di
sampingitu
perlu
disadari bahwa bersamaankita
nasionalisme
kita
berhadapan dengan globalisme.Asimilasi
dan integrasi tidak
i untuk menjawabi persoalan kemajemukan budaya. Masyarakat yang multikulturalitas
ditumbuhkan secara terus-menerus
di
Ende agar tetap dapat disebutminiatur
Indonesiamasyarakat
multikultur.
Berbagai usahauntuk
menanamkan sikapmultikultural
dapatantara lain lewat pendidikan baik
di
sekolah maupundi
luar sekolah.AR
PUSTAKA
,I
Ketut, F.X.Soenaryo.2}ll.
MasyarakatMultikultural
Bali. Denpasar : PustakaLarasanbekerjasama dengan Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Udayana. Pusat Statistik Kabupaten Ende, Ende Dalam Angka 2012
,
Suko, "RelevansiKarya penelitian
Migrasi
dalam Pembangunan",Makalah yang
kependudukan, disampaikan pada orasi
Ilmiah
untuk pengukuhan professor riset bidangWidyagraha
LIPI,
23Maret2006
Erker,
Chris. 2004. Culture Studies Teori&
Praktek (Nurhadi Penerjemah) Yogyakarta : KreasiWacana.
hngin,
Burhan, 2003. Analisis data PenelitianKualitatif.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.lfrnnng
Timoer 1928-1929 Soerat BulananKatholikyang
bergambar. Ndona- Ende: R.K. Missie.Bintarto,
S.
1984. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia IndonesiaGilbert alan dan Gugler Josef. Urbanisasi dan kemiskinan
di
dunia ketiga.Jokya:
Tiara Wacana,t996
Hugo J. Graeme,
Hull
Terence,Hull
Valerie, Jones Gavin. The DemographicKartodirdjo, Sartono, Pendekatan
llmu
Sosial dalam Metodologi Sejarah. (Jakarta:PT
GramediaPustaka Utama, 1992).
il{arbun,
B.M.
Kota Indonesia Masa Depan, Masalah dan Prospek. Jakarta: Erlangga,1979*Masyarakat
Multikultural
di Indonesia, pengertian, karakteristik, dan faktorpenyebabnya" dalamhttp : //kh airulazhars ar agih. b lo gsp o ot. c om
fiv{bete
dkk,
Aron
Meko.
2006. Khazanah Budaya
Lio-Ende.
Ende:
Dinas
Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Ende.Menno, S. ,
MustaminAlwi.
1992. Antropologi Perkotaan. Jakarta: CV. Rajawali Pers.Orinbao, P. Sareng. 1992. Tata berladang Tradisional dan Pertanian Rasional Suku-Bangsa
Lio.
Ledalero-Nita-Flores: Seminari
Tinggi
St. Paulus.Rahardjo, Supratikno. 2007. Kota-kota
Prakolonial
Indonesia: Pertumbuhan dan Keruntuhan.Jakarta: Fakultas
Ilmu
Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.Soenaryo dkk,
F.X.
2006. Sejarah KotaEnde.
Denpasar: Pustaka Larasan dan Dinas Pendidikan dan Kebud ay aan Kabupaten Ende: i r-rt:r. fJl
,:
t'