TAHUN
4
KINERJA
PEMERINTAH
ACEH
2013-2016
Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT) Kinerja 4 Tahun Pemerintah Aceh 2013-2016
Hairul Basri [et.al] ISBN: 978-602-0824-35-2 Edisi 1, Cet. 1 Tahun 2016 158 hal. 17,2 cm x 24 cm Pengarah :
Sekretaris Daerah Aceh Penanggungjawab :
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Aceh Tim Penulis :
1. Dr.Ir. Hairul Basri, M.Sc. 2. Taufiqurrahman, SP, MM 3. Zaiyadi, SE
Kontributor Data :
Seluruh Satuan Kerja Perangkat Aceh
Verifikator Data :
1. Kepala Bidang Bidang di lingkup Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Aceh
2. Kepala Sub Bidang di lingkup Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Aceh
Unsur Pendukung : Tim Sekretariat Desain dan Layout :
aSOKA commucations (www.asoka.web.id) (isi diluar tanggungjawab desainer/layouter) Penerbit :
Lembaga Naskah Aceh (NASA)
JL. Ulee Kareng - Lamreung, Desa Ie Masen, No. 9A Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh 23117 Telp./Fax. : 0651-635016
E-mail: nasapublisher@yahoo.com (isi diluar tanggungjawab penerbit) Bekerjasama dengan:
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) ACEH Jl. Tgk. H. Mohd. Daud Beureueh No.26 Banda Aceh kode pos 23121 Telp : (0651) 21440 | Fax: (0651) 33654
email : bappeda@acehprov.go.id www.bappedal.acehprov.go.id
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB XIII KETENTUAN PIDANA
Pasal 113
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Tanggal 25 Juni 2012 dan ruang sidang DPRA menjadi waktu dan tempat bersejarah bagi dr. Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf yang dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Gamawan Fauzi. Sejak menerima amanah sebagai Kepala Pemerintahan Aceh, dr. Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf mempunyai komitmen yang kuat untuk menuntaskan tidak hanya permasalahan kekinian Aceh, namun juga merumuskan permasalahan Aceh ke depan yang semakin kompleks. Komitmen yang kuat tidak akan dapat berhasil tanpa dukungan jajaran Pemerintah Aceh secara menyeluruh untuk mengimplementasi Visi dan Misi Pembangunan Aceh yang sudah menjadi kesepakatan bersama.
Sudah barang tentu, untuk mewujudkan Visi dan Misi Pembangunan Aceh memerlukan energi, waktu, pemikiran dan pengorbanan dari semua pihak. Dengan kata lain, untuk mewujudkan “Aceh yang Bermartabat, Sejahtera, Berkeadilan, dan Mandiri berlandaskan Undang-Undang Pemerintahan Aceh sebagai Wujud MoU Helsnki” memerlukan dukungan yang sungguh-sungguh dari seluruh lapisan masyarakat. Di satu sisi, sudah banyak keberhasilan pencapaian pembangunan yang sudah diraih, namun harus diakui masih ada persoalan pembangunan yang harus diselesaikan di masa yang akan datang.
Buku yang berjudul “Capaian Kinerja Pemerintah Aceh Tahun 2013-2016” berupaya menyajikan kinerja pembangunan selama 4 tahun Pemerintahan Zaini Abdullah-Muzakir Manaf secara independen (tidak memihak). Buku ini terdiri dari 4 Bab meliputi : Bab 1 menguraikan pendahuluan, Bab 2 menjelaskan Visi dan Misi Pembangunan Aceh, Bab 3 tentang Capaian Pembangunan Aceh, dan Bab 4 Penutup.
Para penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak terutama kepada para SKPA yang telah berkonstribusi terhadap data terkini sehingga buku ini dapat selesai tepat waktu. Masukan dan kritikan yang konstruktif sangat diharapkan untuk memberikan wawasan yang cerdas bagi Pemerintah Aceh dan
masyarakat di masa yang akan datang.
Banda Aceh, Desember 2016
TIM PENULIS
Sesuai dengan Permendagri Nomor 54 tahun 2010 yang menjelaskan bahwa Badan Perencana Pembangunan Daerah mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai Perencana dan Pengendali Pembangunan Daerah. Kedua fungsi ini sudah dan akan terus dilaksanakan oleh Bappeda Aceh.
Bappeda Aceh sebagai salah satu SKPA mempunyai komitmen untuk mendukung visi dan misi Pembangunan Aceh yang diemban oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh. Visi dan Misi Pembangunan Aceh untuk mewujudkan “Aceh yang Bermartabat, Sejahtera, Berkeadilan, dan Mandiri berlandaskan Undang-Undang Pemerintahan Aceh sebagai Wujud MoU Helsnki” memerlukan perencanaan dan pengendalian yang serius.
Seluruh bidang perencanaan di Bappeda Aceh yaitu Bidang Ekonomi dan Ketenagakerjaan, Bidang Sarana dan Prasarana, Bidang Keistimewaan dan Sumberdaya Manusia sudah bekerja keras untuk menyusun
perencanaan bersama dengan para SKPA. Demikian juga bidang Penelitian, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan yang dimotori oleh P2K (Percepatan dan Pengendalian Kegiatan) Aceh sebagai bagian dari Bappeda Aceh untuk mengevaluasi dan mengendalian pembangunan sudah bekerja keras sesuai dengan tupoksinya.
Buku yang berjudul “Capaian Kinerja Pemerintah Aceh Tahun 2013-2016” yang memuat kinerja pembangunan selama 4 tahun Pemerintahan Zaini Abdullah-Muzakir Manaf sudah ditulis secara baik dan tidak memihak.
Bappeda Aceh mengucapkan terimakasih kepada semua pihak terutama kepada para SKPA yang telah berkonstribusi terhadap penyelesaian buku ini tepat waktu. Bappeda Aceh juga mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada para penulis yang sudah meluangkan waktu dan tenaga dengan anggaran yang terbatas, namun dapat menyediakan informasi tentang keberhasilan
dan permasalahan pembangunan Aceh ke depan.
Masukan dan kritikan yang konstruktif sangat diharapkan untuk memberikan masukan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan Aceh secara terintegrasi di masa yang akan datang.
PROF. DR. IR. AMHAR ABUBAKAR, MS
Visi dan misi Pembangunan Aceh yang diemban oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh untuk mewujudkan “Aceh yang Bermartabat, Sejahtera, Berkeadilan, dan Mandiri berlandaskan Undang-Undang Pemerintahan Aceh sebagai Wujud MoU Helsinki” bukanlah pekerjaan yang mudah seperti membalikkan telapak tangan. Mewujudkan cita-cita Pembangunan Aceh memerlukan komitmen, keikhlasan, kerja keras dan sungguh-sungguh dari seluruh lapisan masyarakat.
Kami akui bahwa sesungguhnya kami sebagai Gubernur Aceh dan Wakil Gubernur tidak dapat mewujudkan semua yang kita cita-citakan tanpa didukung oleh semua pihak yaitu: para SKPA, Akademisi, Tokoh Masyarakat, Investor, Alim Ulama dan seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dari lubuk hati yang paling dalam kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang sudah mendukung dan mensukseskan pembangunan Aceh.
Kami mengucapkan terimakasih kepada tim penulis yang sudah menghasilkan buku yang berjudul “Capaian Kinerja Pemerintah Aceh Tahun 2013-2016” yang memuat kinerja pembangunan selama 4 tahun Pemerintahan Zaini Abdullah-Muzakir Manaf secara tidak memihak. Kritikan konstruktif yang tertuang dalam buku ini dapat menjadi masukan bagi Pemerintahan Aceh di masa yang akan datang.
Kami memohon maaf jika selama kepemimpinan belum dapat memuaskan semua pihak. Mari bersama kita membangun Aceh yang lebih maju dan sejahtera di masa yang akan datang.
Dr. ZAINI ABDULLAH
GUBERNUR ACEH
Visi Aceh yaitu “Aceh yang Bermartabat, Sejahtera, Berkeadilan, dan Mandiri berlandaskan Undang-Undang Pemerintahan Aceh sebagai Wujud MoU Helsnki” dapat diwujudkan dengan melaksanakan semua misi pembangunan yang sudah ditetapkan. Saya sebagai Wakil Gubernur
Aceh sudah bekerja keras membatu Gubernur Aceh dalam mewujudkan cita-cita Pembangunan Aceh tersebut. Dukungan dan kerjasama semua pihak terutama masyarakat luas sudah membuahkan hasil pembangunan, namun kami mengakui bahwa belum semua target pembangunan tersebut dalam direalisasikan sesuai dengan harapan semua pihak.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada tim penulis yang sudah menghasilkan buku yang berjudul “Capaian Kinerja Pemerintah Aceh Tahun 2013-2016” yang memuat kinerja pembangunan selama 4 tahun Pemerintahan Zaini Abdullah-Muzakir Manaf secara tidak memihak. Semoga buku ini dapat membuka wawasan pembangunan bagi Pemerintahan Aceh di masa yang akan datang.
Kami memohon maaf jika selama kepemimpinan belum dapat memuaskan semua pihak. Mari bersama kita membangun Aceh yang lebih maju dan sejahtera di masa yang akan datang.
MUZAKIR MANAF
WAKIL GUBERNUR ACEH
DAFTAR
ISI
PENGANTAR
TIM PENULIS 1
PENGANTAR
KEPALA BAPPEDA ACEH 2
PENGANTAR
GUBERNUR ACEH 4
PENGANTAR
WAKIL GUBERNUR ACEH 5
01 BAB SATU PENDAHULUAN
11
1.1 LATAR BELAKANG 12
1.2 LANDASAN PENYUSUNAN 13
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN 13
03 BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH 23
3.1 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN 24 3.2 CAPAIAN BERDASARKAN 10 PRIORITAS PEMBANGUNAN 32 1. REFORMASI BIROKRASI DAN TATA KELOLA 342. KEBERLANJUTAN PERDAMAIAN 41
3. DINUL ISLAM, ADAT DAN BUDAYA 47 4. KETAHANAN PANGAN DAN NILAI TAMBAH PRODUK 56
5. PENANGGULANGAN KEMISKINAN 67
6. PENDIDIKAN 72
7. KESEHATAN 90
8. INFRASTRUKTUR YANG TERINTEGRASI 95 9. SUMBER DAYA ALAM BERKELANJUTAN 102 10. KUALITAS LINGKUNGAN DAN KEBENCANAAN 105
3.3 PENGGUNAAN ANGGARAN BERDASARKAN 10 PRIORITAS PEMBANGUNAN 116
3.4 KEGIATAN STRATEGIS 120
3.4.1. BANTUAN BEASISWA PENDIDIKAN 120 3.4.2. JAMINAN KESEHATAN RAKYAT ACEH 126 3.4.3. PEMBANGUNAN JALAN TEMBUS DAN LINGKAR KEPULAUAN 129 3.4.4 RENCANA PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN 135 3.4.5. PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN MESJID RAYA BANDA ACEH 138 3.4.6. PELABUHAN PERIKANAN LAMPULO 141 3.4.7. RENCANA PEMBANGUNAN JEMBATAN SEUNAPET 145
3.4.8 DISTRIBUSI ZAKAT ACEH 146
DAFTAR
TABEL
Tabel 3.1.1 PDRB BERDASARKAN LAPANGAN USAHA (ATAS DASAR HARGA BERLAKU)
DALAM RUPIAH ... 26
Tabel 3.1.2 PDRB BERDASARKAN LAPANGAN USAHA (ATAS HARGA KONSTAN) DALAM RUPIAH ...27
Tabel 3.2.1.1. CAPAIAN INDIKATOR REFORMASI DAN TATA KELOLA ...38
Tabel 3.2.1.2. PENGHARGAAN TERKAIT REFORMASI DAN TATA KELOLA ...38
Tabel 3.2.1.3. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN LINGKUP PRIORITAS REFORMASI DAN TATAKELOLA TAHUN 2013-3016. ...39
Tabel 3.2.2.1. INVENTARIS QANUN TURUNAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAH ACEH ... 42
Tabel 3.2.2.2. PERATURAN PEMERINTAH TURUNAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAH ACEH ...45
Tabel 3.2.2.3. PERATURAN PRESIDEN TURUNAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAH ACEH ... 46
Tabel 3.2.2.4. HASIL PEMBANGUNAN KEBERLANJUTAN PERDAMAIAN ... 46
Tabel 3.2.3.1. QANUN PENDUKUNG SYARIAT ISLAM ... 50
Tabel 3.2.3.2. HASIL KEGIATAN PENDUKUNG PELAKSANAAN SYARIAT ISLAM ... 51
Tabel 3.2.3.4. HASIL KEGIATAN PENDUKUNG ADAT DAN ISTIADAT ...53
Tabel 3.2.3.3. QANUN ACEH PENDUKUNG ADAT DAN ISTIADAT ...54
Tabel 3.2.3.5. HASIL PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DINUL ISLAM, ADAT DAN BUDAYA ...55
Tabel 3.2.4.1. HASIL PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN DAN NILAI TAMBAH PRODUK ...61
Tabel 3.2.5.1. HASIL PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PENANGGULAN KEMISKINAN ... 71
Tabel 3.2.6.1. HASIL PEMBANGUNAN PENDIDIKAN TAHUN 2013-2016 ...75
Tabel 3.2.7.1. HASIL PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2013-2016 ...93
Tabel 3.2.8.1. KONDISI JEMBATAN PROVINSI TAHUN 2014 ...96
Tabel 3.2.8.2. KONDISI JEMBATAN NASIONAL TAHUN 2014 ...97
Tabel 3.2.8.3. LUAS DAERAH IRIGASI BERDASARKAN KEWENANGANNYA TAHUN 2014 ...98
Tabel 3.2.8.4. KONDISI SALURAN IRIGASI BERDASARKAN KEWENANGAN ...98
Tabel 3.2.8.5. HASIL PELAKSANAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TERINTEGRASI ...99
Tabel 3.2.9.1. INDIKATOR KINERJA SUMBERDAYA ALAM BERKELANJUTAN ...103
Tabel 3.2.9.2. HASIL PEMBANGUNAN SUMBER DAYA ALAM BERKELANJUTAN ...104
Tabel 3.2.10.1. LUAS LAHAN KRITIS DI ACEH TAHUN 2010 DAN 2013 ...107
Tabel 3.2.10.2. JUMLAH TIMBULAN SAMPAH (M3/HARI) TAHUN 2010-2013 ...109
Tabel 3.2.10.3. HASIL PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KUALITAS LINGKUNGAN DAN KEBENCANAAN TAHUN 2013-2016 ...111
Tabel 3.3.1. PENGGUNAAN ANGGARAN BERDASARKAN 10 PRIORITAS PEMBANGUNAN TAHUN PEMBANGUNAN 2013-2016 ... 118
Tabel 3.4.1.1 JUMLAH SISWA DAN ANGGARAN BEASISWA ANAK YATIM 2013-2016 ... 121
Tabel 3.4.1.2. PERKEMBANGAN ALOKASI ANGGARAN DAN DISTRIBUSI BERDASARKAN JENIS PENERIMA MANFAAT TAHUN 2013-2016 ...123
Tabel 3.4.2.1. PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN ACEH (JKRA) TAHUN 2013-2016 ...128
Tabel 3.4.2.2. NAMA RUAS DAN PANJANG JALAN BERDASARKAN KEWENANGAN ...130
Tabel 3.4.2.4.1. DAFTAR PERUSAHAAN YANG MENGAJUKAN IZIN OPERASIONAL UNTUK MELAKUKAN AKTIVITAS DI PPS LAMPULO ...144
Tabel 3.4.8.1 REKAPITULASI DISTRIBUSI ZAKAT ACEH 2013-2016 ...148
Tabel 3.4.8.2. RINCIAN DISTRIBUSI ZAKAT ACEH BERDASARKAN PROGRAM TAHUN 2013-2016 ...149
DAFTAR
GAMBAR
Gambar 3.1.1 KONTRIBUSI PDRB ACEH MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2012-2015 ....24
Gambar 3.1.2 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2012-2015 (DALAM JUTA RUPIAH) ...25
Gambar 3.1.3 KONTRIBUSI SEKTOR-SEKTOR TERHADAP RATA-RATA PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH ...25
Gambar 3.1.4 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN ACEH MENURUT TEMPAT TINGGAL ...28
Gambar 3.1.5 PERSENTASE PENGANGGURAN TERBUKA DI ACEH TAHUN 2012-2015 ...29
Gambar 3.1.6 JUMLAH PENGANGGURAN TERBUKA DI ACEH TAHUN 2012-2015 ...29
Gambar 3.1.7 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI ACEH TAHUN 2012-2015 ...29
Gambar 3.1.8 KONSEP QUATTRO HELIX (ABGC) ...30
Gambar 3.2.4.1. PRODUKSI PADI TAHUN 2012-2016 ...56
Gambar 3.2.4.2. PRODUKTIVITAS PADI TAHUN 2012-2016 ...56
Gambar 3.2.4.3. PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2012-2016 ... 57
Gambar 3.2.4.4. PRODUKTIVITAS KEDELAI TAHUN 2012-2016 ... 57
Gambar 3.2.4.5. PRODUKSI JAGUNG TAHUN 2012-2016 ... 57
Gambar 3.2.4.6. PRODUKTIVITAS JAGUNG TAHUN 2012-2016 ... 57
Gambar 3.2.4.7. PRODUKSI KAKAO TAHUN 2012-2015 ...58
Gambar 3.2.4.8. PRODUKTIVITAS KAKAO TAHUN 2012-2015 ...58
Gambar 3.2.4.9. PRODUKSI KOPI TAHUN 2012-2016 ...58
Gambar 3.2.4.10. PRODUKTIVITAS KOPI TAHUN 2012-2016 ...58
Gambar 3.2.4.11. PRODUKSI KARET TAHUN 2012-2015 ...59
Gambar 3.2.4.13. PRODUKSI KELAPA SAWIT (TON) TAHUN 2012-2015 ...59
Gambar 3.2.4.14. PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT (TON/HA) TAHUN 2012-2015 ...59
Gambar 3.2.4.12. PRODUKTIVITAS KARET TAHUN 2012-2015 ...59
Gambar 3.2.4.15. PRODUKSI PERIKANAN TAHUN 2012-2014 ... 60
Gambar 3.2.4.16. NILAI INVESTASI TAHUN 2012-2015 ... 60
Gambar 3.2.4.17. PENDAPATAN ASLI ACEH TAHUN 2012-2016 ... 60
Gambar 3.2.6.1. ANGKA PARTISIPASI KASAR TAHUN 2012-2014 ...73
Gambar 3.2.6.2. ANGKA PARTISIPASI MURNI TAHUN 2012-2014 ...73
Gambar 3.2.6.3. ANGKA PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN TAHUN 2012-2014 ...74
Gambar 3.2.7.1. ANGKA KEMATIAN IBU TAHUN 2012-2015 ... 91
Gambar 3.2.7.2. ANGKA KEMATIAN BALITA TAHUN 2012-2015 ...92
Gambar 3.2.7.3. ANGKA KEMATIAN BAYI TAHUN 2012-2015 ...92
Gambar 3.3.2. REALISASI ANGGARAN BERDASARKAN PRIORITAS PEMBANGUNAN TAHUN 2013-2016 ...119
BAB SATU
Perencanaan menempati posisi strategis dalam tahapan pembangunan, karena perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang. Dalam pelaksanaan pemerintahan di Indonesia, perencanaan pembangunan dijabarkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) untuk 20 (dua puluh) tahunan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) untuk 5 (lima) tahunan dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) untuk tahunan.
PENDAHULUAN
01
Pembangunan adalah suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana. Sudah menjadi pengetahuan umum, siklus manajemen pembangunan terdiri dari perencanaan
(planning), pelaksanaan (implementation) dan pengawasan dan evaluasi (monitoring &
evaluation). Perencanaan menempati posisi
strategis dalam tahapan pembangunan, karena perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang. Dalam pelaksanaan pemerintahan di Indonesia, perencanaan pembangunan dijabarkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) untuk 20 (dua puluh) tahunan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) untuk 5 (lima) tahunan dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) untuk tahunan.
Suatu perencanaaan disusun sesuai mekanisme yang sudah ditetapkan di dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 yang dijabarkan di dalam RPJP, RPJM dan RKP. Program dan kegiatan yang disusun di dalam RKP selanjutnya dilaksanakan oleh instansi terkait setiap tahunnya. Pelaksanaan program dan kegiatan memerlukan monitoring dan evaluasi sebagaimana mestinya agar tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan harapan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat saja belum tercapai sepenuhnya akibat dari perencanaan yang terlalu optimis, kondisi kekinian yang berubah, pelaksanaan program dan kegiatan yang belum optimal akibat dari kurangnya komitmen dalam membangun dan terbatasnya pendanaan.
Pembangunan nasional akan berhasil jika didukung oleh pembangunan di seluruh provinsi karena pada hakikatnya sasaran pembangunan nasional tersebut berada di seluruh wilayah-wilayah provinsi di Indonesia, termasuk Aceh. Demikian juga keberhasilan pembangunan Aceh sangat ditentukan oleh keberhasilan pembangunan di seluruh kabupaten/kota di Aceh. Oleh karena itu, integrasi pembangunan nasional, provinsi dan kabupaten/kota sangat penting untuk membangun Indonesia secara menyeluruh.
Dalam konteks kekinian, membangun Aceh tidak hanya memerlukan integrasi program dan kegiatan di semua level pemerintahan namun juga memerlukan kontribusi pendanaan yang bersumber dari APBN, APBA, APBK dan Swasta. Dengan kata lain, sebagai contoh indikator makro pembangunan Aceh seperti target angka kemiskinan, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi akan menjadi sulit untuk dicapai jika hanya mengandalkan pendanaan dari APBA semata.
Di sisi lain, membangun Aceh ke depan memerlukan pemikiran dan kerjasama dari semua pihak yang melibatkan Pemerintah, Pebisnis, Akademisi dan Masyarakat yang secara bahu membahu, serius, komitmen tinggi yang mengedepankan moral membangun. Moral membangun merupakan suatu hal penentu dalam keberhasilan pembangunan. Moral membangun harus dimiliki oleh setiap pelaku pembangunan yang dimulai dengan niat yang ikhlas, jujur, transparan dan bertanggungjawab.
Uraian dalam buku Capaian Kinerja Pemerintah Aceh Tahun 2013-2016 mencoba memberikan gambaran tentang capaian kinerja selama 4 tahun yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi Pemerintahan Aceh di masa yang akan datang.
1.1
LATAR BELAKANG
Landasan peyusunan buku ini adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Aceh 2005-2025 dan Rencana dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh 2012-2017. Berdasarkan tahapan pembangunan yang diuraikan dalam RPJP Aceh 2005-2025, kondisi kinerja Pemerintah Aceh Tahun 2013-2016 berada pada Tahap II (2013-2017) yang difokuskan pada penuntasan kegiatan yang belum fungsional, pencapaian MDG’s, peningkatan produksi dan nilai tambah pertanian dalam arti luas serta perikanan kelautan. Selanjutnya, RPJM Aceh 2012-2017 menjadi dasar pembangunan yang diimplementasikan pada tahun 2013-2016. Dengan demikian, masa Pemerintahan Aceh 2012-2017 ini satu tahun lagi yang berakhir pada tahun 2017.
1.2
LANDASAN
PENYUSUNAN
1.3
DAN TUJUAN
MAKSUD
Maksud penulisan buku ini adalah untuk memberikan gambaran kemajuan pembangunan yang telah dilaksanakan selama 4 (empat) tahun yang mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Aceh 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh 2012-2017.
Selanjutnya, tujuan dari penulisan buku ini adalah : (1) untuk mengetahui perkembangan perencanaan dan implementasinya, (2) untuk menguatkan koordinasi dan integrasi pembangunan di level kabupaten/kota, provinsi Aceh dan nasional, (3) untuk menjadi masukan yang membangun bagi Pemerintahan Aceh berikutnya dalam menyusunan kebijakan dan strategi pembangunan.
| BAB SATUPENDAHULUAN| | BAB SATU PENDAHULUAN |
BAB DUA
Visi pembangunan Aceh tahun 2012-2017 adalah kondisi Aceh yang diharapkan menjadi Aceh yang Bermartabat, Sejahtera, Berkeadilan, dan Mandiri Berlandaskan Undang-Undang Pemerintahan Aceh sebagai Wujud MoU Helsinki yang sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Aceh (RPJPA) 2005-2025.
VISI DAN MISI
PEMBANGUNAN ACEH 2012-2017
02
VISI PEMBANGUNAN ACEH TAHUN 2012-2017
ACEH
YANG BERMARTABAT,
SEJAHTERA,
BERKEADILAN,
DAN MANDIRI
BERLANDASKAN
UNDANG-UNDANG
PEMERINTAHAN ACEH
SEBAGAI WUJUD
MoU HELSINKI
Terwujudnya kesejahteraan masyarakat Aceh
melalui pembangunan ekonomi berazaskan pada potensi unggulan lokal dan berdaya saing, pengoptimalisasi pemanfaatan sumber daya alam dan geopolitik Aceh, peningkatan indeks pembangunan manusia dan mengembangkan
kemampuan menguasai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata yang dilakukan secara partisipatif, proporsional dan berkelanjutan berdasarkan prinsip kebutuhan dan azas manfaat bagi
masyarakat Aceh.
Aceh mampu memanfaatkan potensi sumber daya alam yang melimpah dan keunggulan geostrategis melalui penguatan kapasitas sumberdaya manusia, efisiensi dan efektivitas anggaran, serta penguasaan teknologi informasi, sehingga bermanfaat sebesar-besarnya untuk kesejahteraan
masyarakat Aceh.
Berlandaskan UUPA sebagai wujud MoU Helsinki adalah mewujudkan pelaksanaan Pemerintahan Aceh yang efektif dan efisien sebagaimana yang telah dituangkan dalam Undang-Undang tersebut guna tercapainya masyarakat Aceh yang mandiri, makmur dan sejahtera dalam bingkai NKRI. Kondisi masyarakat Aceh yang
dicirikan dengan ketahanan dan daya juang yang tinggi, cerdas, taat aturan, kooperatif dan inovatif yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia berlandaskan
penerapan syariat Islam yang kaffah
Perwujudannya antara lain melalui penuntasan peraturan-peraturan hasil turunan
UUPA dan peraturan perundangan lainnya, pelaksanaan tata kelola
pemerintahan yang baik dan bersih, bebas dari praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, serta penegakan supremasi hukum dan HAM, mengangkat kembali budaya Aceh yang islami dan pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
SEJAHTERA MANDIRI
BERKEADILAN UNDANG-UNDANG
PEMERINTAHAN ACEH
MISI PEMBANGUNAN ACEH TAHUN 2012-2017
1.
Memperbaiki tata kelola Pemerintahan Aceh
yang amanah melalui Implementasi dan
penyelesaian peraturan pelaksana
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh (UUPA) untuk menjaga
perdamaian yang abadi.
2.
Menerapkan nilai-nilai budaya Aceh dan
Nilai-Nilai Dinul Islam di semua sektor kehidupan
masyarakat
3.
Memperkuat struktur ekonomi dan kualitas
sumber daya manusia
4.
Melaksanakan pembangunan Aceh yang
proporsional, terintegrasi dan berkelanjutan
5.
Mewujudkan peningkatan nilai tambah
produksi masyarakat dan optimalisasi
pemanfaatan SDA
1. Memperbaiki tata kelola Pemerintahan Aceh yang amanah melalui Implementasi dan penyelesaian peraturan pelaksana Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) untuk menjaga perdamaian yang abadi. Ini
bermaksud mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan amanah melalui implementasi peraturan-peraturan turunan UUPA. Selanjutnya, peningkatan profesionalisme dan pengelolaan sumber daya aparatur, penguatan sistem pendataan penyelenggaraan pemerintahan, peningkatan kualitas pelayanan publik melalui efisiensi struktur pemerintahan, membangun transparansi dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah. Menjadikan UUPA dan turunan peraturannya sebagai acuan pelaksanaan dan percepatan
pembangunan Aceh secara menyeluruh serta mewujudkan perdamaian abadi di Aceh;
2. Menerapkan nilai-nilai budaya Aceh dan Nilai-Nilai Dinul Islam di semua sektor kehidupan masyarakat
adalah membangun masyarakat Aceh yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, beretika dan berkarakter, dengan mengangkat kembali budaya Aceh yang bernafaskan Islami dalam upaya
pengembalian harkat dan martabat masyarakat Aceh. Mengimplementasikan budaya Aceh dan nilai-nilai Dinul Islam dalam tatanan pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat secara efektif dan tepat.
3. Memperkuat struktur ekonomi dan kualitas sumber daya manusia
adalah mengembangkan kerangka ekonomi kerakyatan melalui peningkatan potensi sektor unggulan daerah dalam upaya membangun kualitas hidup masyarakat secara optimal; menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran dalam memenuhi capaian
Millenium Development Goals (MDGs), memperluas
kesempatan kerja
DALAM MEWUJUDKAN VISI ACEH
MAKA DITEMPUH MELALUI 5 (LIMA)
MISI PEMBANGUNAN ACEH SEBAGAI
BERIKUT:
melalui pembangunan infrastruktur ekonomi sektor riil dan pemihakan kepada UKM dan koperasi. Pembangunan ekonomi yang difokuskan kepada sektor pertanian yang berbasis potensi lokal masing-masing wilayah. Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat Aceh adalah mewujudkan kualitas pelayanan pendidikan melalui peningkatan angka partisipasi sekolah, menurunkan angka buta aksara, meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) dalam berbagai tingkat pendidikan, menurunkan disparitas partisipasi antar wilayah, gender dan sosial ekonomi serta antar satuan pendidikan. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi, menurunnya angka prevalensi gizi buruk serta efektivitas penanganan penyakit menular guna pencapaian MDGs dan pengendalian penyakit tidak menular ditengah-tengah masyarakat;
4. Melaksanakan
pembangunan Aceh yang proporsional, terintegrasi dan berkelanjutan
adalah terwujudnya pembangunan daerah yang berbasis kebutuhan dan kemanfaatan melalui perencanaan yang tepat, fokus dan tuntas. Terwujudnya penanganan tata ruang terpadu dalam pelaksanaan pembangunan daerah melalui pembangunan berbasis lingkungan, pengelolaan dan pengendalian bencana, perbaikan sistem dan jaringan sarana dan prasarana transportasi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang adil dan merata;
5. Mewujudkan peningkatan nilai tambah produksi masyarakat dan
optimalisasi pemanfaatan SDA adalah terwujudnya
masyarakat Aceh yang mampu memanfaatkan potensi-potensi sumber daya alam yang berdaya guna dan berhasil guna secara optimal dengan mendorong masyarakat yang lebih produktif, kreatif, dan inovatif.
BAB TIGA
Kondisi eksisting Indikator Makro Pembangun dapat meng-gambarkan tentang kemajuan pembangunan secara umum di daerah. Indikator Makro Pembangunan ini adalah 1) Pertumbuhan Ekonomi Daerah, 2) Tingkat Kemiskinan, 3) Tingkat Pengangguran dan 4) Indeks Pembangunan Manusia.
CAPAIAN
PEMBANGUNAN ACEH
03
Informasi Pertumbuhan Ekonomi Aceh Tahun 2012-2015 dengan tanpa Migas dan dengan Migas dapat dilihat pada Gambar 3.1.1.
Kontribusi Migas cenderung menurun drastis dari 13,55 persen (2012) menjadi 3,70 persen (2015). Sementara itu, kontribusi Tanpa Migas cenderung meningkat dari 86,43 persen (2012) menjadi 96,30 persen (2015).
CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN
3.1
Hal di atas memberikan gambaran bahwa Aceh tidak dapat bergantung lagi kepada minyak dan gas. Pemerintah Aceh harus fokus untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor non migas untuk mendukung ekonomi makro pembangunan di masa yang akan datang.
GAMBAR 3.1.1
KONTRIBUSI PDRB ACEH
MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 2012-2015
2012 2013 2014 2015
13,55 % 86,45 % 87,74 % 89,90 % 96,30 % 12,26 % 10,10 % 3,70 % Kontribusi Migas Kontribusi tanpa MigasAnalisis terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh (dalam juta rupiah) dengan migas sebesar 108,9 juta rupiah (2012) menjadi 112,7 juta rupiah (2015), hanya meningkat 3 persen, sementara tanpa migas (dalam rupiah) sebesar 94,3 juta rupiah (2012) menjadi 106,6 juta rupiah (2015) meningkat sebesar 13 persen. Hal ini memperkuat argumentasi sebelumnya bahwa pembangunan Aceh tidak dapat lagi bergantung kepada migas (Gambar 3.1.2).
Kontribusi 13 (tiga belas) sektor terhadap rata-rata pertumbuhan ekonomi Aceh cenderung positif kecuali sektor pertambangan dan penggalian cenderung negatif (-11,08 %) dan industri pengolahan (-7,85 %). Sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial memberikan kontribusi yang paling tinggi sebesar 7,67 persen dan penyediaan akomodasi dan makan minimum sebesar 6,62 persen.
Gambar 3.1.3
KONTRIBUSI SEKTOR-SEKTOR
TERHADAP
RATA-RATA PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH
GAMBAR 3.1.2
PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH
2012-2015
(DALAM JUTA RUPIAH)
-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Kat. A Kat. B -11,08 Kat. C Kat. D Kat. E Kat. F Kat. G Kat. H Kat. I Kat. J Kat. K Kat. L Kat. M,N Kat. O Kat. P Kat. Q
112,7
2015113,5
2014111,8
2013108,9
2012 2015 2014 2013 2012106,6
102,2
98,3
94,3
PDRB PDRB| BAB TIGACAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH | | BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha (Atas Dasar Harga Berlaku) dapat dilihat pada Tabel 3.1.1 Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami peningkatan dan memberikan kontribusi yang paling tinggi yaitu sebesar Rp. 29.643.043,4 pada tahun 2012 menjadi Rp. 37.570.459,8 pada tahun 2015 (Atas
Dasar Harga Berlaku) meningkat sebesar 27 persen. Namun, lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian cenderung menurun sebesar -52 Persen, pada tahun 2012 sebesar Rp, 15.363.815,0 (2012) menurun menjadi Rp. 7.409.122,5 (2015). Demikian juga dengan lapangan usaha Industri pengolahan menurun sebesar -22,77 persen.
Tabel 3.1.1
PDRB BERDASARKAN LAPANGAN USAHA
(ATAS DASAR HARGA BERLAKU) DALAM JUTA RUPIAH
KATEGORI LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 29.643.043,4 32.254.068,2 34.376.593,7 37.570.459,8
B Pertambangan dan Penggalian 15.363.815,0 14.745.738,5 13.654.015,4 7.409.122,5 1. Pertambangan Minyak & Gas Bumi 11.214.339,5 10.620.267,0 9.390.689,8 3.419.364,3 2. Pertambangan Non Migas 4.149.475,5 4.125.471,5 4.263.325,5 3.989.758,2
C Industri Pengolahan 9.859.251,3 9.759.312,0 9.474.648,9 7.613.962,9 1. Industri Batubara dan
Pengilangan Migas 4.302.279,7 4.255.347,6 3.534.889,1 1.364.781,1 2. Industri Non Migas 5.556.971,7 5.503.964,4 5.939.759,8 6.249.181,8
D Pengadaan Listrik dan Gas 120.162,5 121.834,1 131.745,0 140.001,6
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 32.476,2 35.739,8 39.475,2 45.404,3
F Konstruksi 9.622.105,0 10.396.155,3 11.442.127,9 12.252.090,3
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 16.390.462,2 17.513.910,4 18.944.311,5 20.311.118,6
H Transportasi dan Pergudangan 8.605.696,1 9.345.929,4 9.902.620,5 10.355.210,3
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.145.553,3 1.290.932,1 1.438.534,8 1.587.893,0
J Informasi dan Komunikasi 3.741.282,0 3.921.163,3 4.052.238,5 4.299.429,6
K Jasa Keuangan dan Asuransi 1.876.869,2 2.106.944,4 2.238.791,8 2.396.605,0
L Real Estate 3.579.378,3 3.856.064,2 4.392.552,6 4.877.740,3
M,N Jasa Perusahaan 620.392,2 664.725,4 728.982,8 764.091,8
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 8.000.749,2 8.844.477,8 10.120.979,4 11.638.466,5
P Jasa Pendidikan 2.092.833,3 2.279.672,4 2.524.428,1 2.861.645,7
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.547.954,1 2.784.610,1 3.026.791,5 3.407.092,7
R,S,T,U Jasa lainnya 1.310.058,3 1.409.852,2 1.537.562,4 1.670.224,9
PDRB DENGAN MIGAS 114.552.081,6 121.331.129,6 128.026.400,0 129.200.559,7
PDRB TANPA MIGAS 99.035.462,5 106.455.515,1 115.100.821,1 124.416.414,3
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, 2016 | BAB TIGACAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
Selanjutnya, PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha (Atas Dasar Harga Konstan) dapat dilihat pada Tabel 3.1.2. Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan juga memberikan kontribusi yang paling tinggi yaitu sebesar Rp. 27.685.114,3 pada tahun 2012 menjadi Rp. 31.131.982,8 pada tahun 2015 atau meningkat
sebesar 12 persen. Namun, lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian cenderung menurun sebesar – 38 Persen, pada tahun 2012 sebesar Rp. 14.889.646,2 (2012) menurun menjadi Rp. 9.296.885,8 (2015). Demikian juga dengan lapangan usaha Industri pengolahan menurun sebesar -31 persen.
Tabel 3.1.2
PDRB BERDASARKAN LAPANGAN USAHA
(ATAS HARGA KONSTAN) DALAM JUTA RUPIAH
KATEGORI LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 27.685.114,3 28.980.433,4 29.690.561,7 31.131.982,8
B Pertambangan dan Penggalian 14.889.646,2 14.120.860,5 12.820.882,7 9.296.885,8 1. Pertambangan Minyak & Gas Bumi 10.371.233,2 9.564.726,4 8.207.255,3 4.902.891,3 2. Pertambangan Non Migas 4.518.413,0 4.556.134,2 4.613.627,5 4.393.994,6
C Industri Pengolahan 9.282.183,7 8.838.330,7 8.160.063,4 6.419.228,2 1. Industri Batubara dan
Pengilangan Migas 4.252.768,2 3.985.208,7 3.126.057,5 1.182.468,5 2. Industri Non Migas 5.029.415,4 4.853.122,0 5.034.005,8 5.236.759,6
D Pengadaan Listrik dan Gas 130.347,2 135.586,2 144.430,2 150.668,2
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 28.608,2 30.312,0 31.780,3 33.921,3
F Konstruksi 9.264.864,7 9.695.033,5 10.224.635,0 10.687.629,9
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 15.532.583,2 16.402.211,5 17.063.855,3 17.733.030,2
H Transportasi dan Pergudangan 8.166.497,0 8.518.863,0 8.778.586,2 9.091.469,6
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.059.909,5 1.125.254,0 1.198.427,8 1.268.555,4
J Informasi dan Komunikasi 3.657.710,9 3.839.056,1 4.047.640,9 4.218.014,2
K Jasa Keuangan dan Asuransi 1.621.077,3 1.719.252,7 1.744.698,5 1.797.370,8
L Real Estate 3.444.877,1 3.627.903,9 3.906.241,1 4.159.262,0
M,N Jasa Perusahaan 592.801,1 616.959,5 670.526,0 686.469,4
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 7.694.811,5 7.921.583,2 8.486.548,0 9.066.051,4
P Jasa Pendidikan 2.108.503,5 2.201.840,3 2.314.478,6 2.451.445,0
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.514.908,7 2.683.144,0 2.828.131,7 3.030.371,1
R,S,T,U Jasa lainnya 1.240.453,7 1.299.201,9 1.376.311,9 1.450.085,6
PDRB DENGAN MIGAS 108.914.897,6 111.755.826,6 113.487.799,2 112.672.440,9
PDRB TANPA MIGAS 94.290.896,2 98.205.891,5 102.154.486,4 106.587.081,1
Indikator Makro Pembangunan untuk persentase penduduk miskin di Aceh belum memuaskan, meskipun persentase penduduk miskin cenderung menurun (Gambar 3.1.4). Penduduk miskin di Aceh pada tahun 2012 sebesar 21,97 persen menjadi 19,44 persen pada tahun 2015 atau menurun sebesar 2,53 persen (rata-rata penurunan hanya sebesar 0,84 persen). Penduduk miskin dekonsentrasi di pedesaan yaitu sebesar 19,46 persen (2012) dan 17,08 persen (2015). Sementara, penduduk miskin di perkotaan hanya sebesar 13,07 persen (2012) dan 11,13 persen di perkotaan. Hal ini Gambar 3.1.4
PERSENTASE PENDUDUK MISKIN ACEH
MENURUT TEMPAT TINGGAL
2012 2013 2014 2015
13,07
11,59
KOTA DESA KOTA + DESA
11,76 11,13 19,46 21,97 DALAM PERSEN 19,96 20,52 19,44 17,60 18,05 17,08
PENGANGGURAN TERBUKA DI ACEH
Angka pengangguran cenderung berfluktuasi, namun angka pengangguran sebesar 9,93 pada tahun 2015 tergolong tinggi (Gambar 3.1.5). Selanjutnya, jumlah penduduk yang menganggur cenderung meningkat dari 179.944 jiwa (2012) menjadi 217.806 jiwa (2015) seperti yang disajikan pada Gambar 3.1.6. Upaya untuk menciptakan lapangan kerja dan peningkatan keterampilan sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan pengangguran di Aceh.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, 2016 | BAB TIGACAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |