• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Kelompok tani merupakan kelompok belajar yang bertujuan untuk saling belajar informasi, pengalaman tentang berbagi kemajuan di bidang pertanian. Dalam kelompok tersebut biasanya terjadi dialog, diskusi tentang pengalaman-pengalaman atau kemampuan teknologi yang ada sekarang (Syahyuti, 2007).

Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan penyuluhan dalam sektor pertanian, maka wilayah kerja pertanian di Indonesia dibagi dalam wilayah kerja penyuluhan yang lebih kecil. Sebagai unit terkecil pembagian wilayah kerja penyuluhan adalah Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian yang disingkat dengan WKPP. Setiap WKPP mencakup 16 kelompok tani yang dapat meliputi satu desa atau lebih. Seorang Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan penyuluhan bagi wilayah kelompok tani (Abbas, 1995).

Dalam pengorganisasian kegiatan Penyuluhan Pertanian posisi yang paling bawah ditempati oleh kelompok tani. Organisasi kelompok tani dapat bervariasi tergantung dari besarnya kegiatan yang dilaksanankan. Diatas kelompok tani terdapat Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Namun PPL tidaklah dapat memerintah kelompok tani, melainkan mengajak kelompok tani untuk bersedia mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (Dudung, 1994).

Kegiatan Penyuluh Pertanian dimaksud untuk menyelenggarakan alih pengetahuan dan keterampilan dari petugas kepada anggota kelompok tani, serta

(2)

untuk mengubah sikap mereka dalam berusaha tani. Penyuluhan pertanian bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani anggota kelompok tani melalui peningkatan produktifitas usaha taninya, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan mereka dan dengan peningkatan pendapatan maka kehidupan petani akan lebih sejahtera (Abbas, 1995).

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Kinerja

Menurut Mangkunegara (2005; 9) kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu (lazimnya per jam).

Kinerja adalah hasil-hasil pekerjaan/ kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi faktor-faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu (Tika, 2006).

Kinerja merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh seseorang sesuai dengan perannya dalam pekerjaannya.Dalam pelaksanaan kinerja maka perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja kelompok tani tersebut yang bertujuan untuk melihat sejauh mana suatu kelompok tani berhasil melaksanakan program-program dan mencapai tujuannya. (Rivai, 2005)

Berdasarkan indikator kinerja kelompok tani yang didasarkan pada aspek – aspek kemampuan kelompok yaitu: a) kemampuan merencanakan; b) kemampuan mengorganisasikan; c) kemampuan melaksanakan; d) kemampuan melakukan

(3)

pengendalian dan pelaporan; dan e) kemampuan mengembangkan kepemimpinan kelompok tani.

2.2.2 Kelompok Tani

Menurut Departemen Pertanian (2008), kelompok tani adalah kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri dari petani dewasa (wanita/ laki-laki) yang melakukan usaha tani yang terlibat secara informal dalam kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama yang berada dalam suatu lingkungan yang sama dan dipimpin oleh kelompok tani.

Pengertian kelompok tani adalah sekumpulan orang-orang tani atau petani dewasa (pria/wanita) maupun petani taruna yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada dilingkunga pengaruh dan dipimpin oleh seorang kelompok tani. Agar kelompok tani dapat berkembang secara dinamis, maka harus dikembangkan 10 jurus kemampuan kelompok tani yang terdiri dari :

- Kemampuan menyusun rencana kelompok tani - Kemampuan bekerjasama,

- Kemampuan menerapkan teknologi - Kemampuan memecahkan masalah

- Kemampuan dalam pemupukan modal usaha

- Kemampuan mengembangkan alat dan fasilitas kelompok tani - Kemampuan membina hubungan kelembagaan misalnya KUD - Kemampuan meningkatkan produktifitas usaha tani

(4)

- Kemampuan membina kader (Kartasapoetra, 1994).

Penilaian kelas kemampuan berdasarkan tolok ukur 5 (lima) jurus kemampuan kelompok, yang selanjutnya dinilai dengan menggunakan indikator-indikator tertentu. Tolok ukur 5 (lima) Jurus Kemampuan Kelompok yaitu :

- Kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas usaha para anggota dengan penerapan rekomendasi teknologi yang tepat dan memanfaatkan sumberdaya alam secara optomal.

- Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain. - Kemampuan memupuk modal dan memanfaatkan pendapatan dan fasilitas

secara rasional

-Kemampuan meningkatkan hubungan melembaga dengan koperasi dan perusahaan mitra

- Kemampuan mencari dan memanfaatkan informasi, serta menggalang kerjasama kelompok yang dicerminkan oleh tingkat produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan para anggota kelompok (Syahyuti, 2007).

Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K), peranan Penyuluh Pertanian menjadi semakin strategis dalam memfasilitasi proses pemberdayaan petani dan keluarganya. Kegiatan penyuluhan pertanian bukan lagi merupakan kegiatan pendidikan tetapi kegiatan pemberdayaan petani dan keluarganya untuk bersedia merubah perilaku mereka.Kelompok tani pada dasarnya adalah organisasi non formal di pedesaan yang ditumbuhkembangkan “dari, oleh dan untuk petani”, memiliki karakteristik sebagai berikut :

(5)

1. Ciri kelompok tani

- Saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama anggota - Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusaha tani - Memiliki kesamaan dalam tradisi dan atau pemukiman, hamparan usaha,

jenis usaha, status ekonomi maupun social, bahasa, pendidikan.

- Ada pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota berdasarkan kesepakatan bersama

2. Unsur Pengikat Kelompok Tani

- Adanya kepentingan yang sama diantara para anggotanya

- Adanya kawasan usaha tani yang menjadi tanggung jawab bersama diantara para anggotanya

- Adanya kader tani yang berdedikasi untuk menggerakkan para petani dan

kepemimpinannya diterima oleh sesama petani lainnya.

(Dinas Pertanian Kota Medan, 2008).

Beberapa keuntungan dalam pembentukan kelompok tani adalah sebagai berikut : - Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya

kepemimpinan kelompok

- Semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antara petani

- Semakin cepat proses perembesan (difusi) penerapan inovasi baru - Semakin meningkatnya orientasi pasar baik yang berkaitan erat dengan

input maupun outpun yang dihasilkan

(6)

Motivasi utama keikutsertaan anggota dalam kelompok tani terutama didorong oleh hasrat meningkatkan kemampuan berusaha tani dan pemenuhan kebutuhan primer (terutama yang berupa sarana produksi) (Mardikanto, 1993).

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) merupakan gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis diatas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usaha tani bagi anggotanya dan bagi petani lainnya. Pengembangan Gapoktan dilatarbelakangi oleh kenyataan kelemahan aksesibilitas petani terhadap berbagai kelembagaan layanan usaha, misalnya lemah terhadap lembaga keuangan, lemabaga pemasaran, lembaga penyedia sarana produksi petani serta sumber informasi. Pada prinsipnya, lembaga Gapoktan diarahkan sebagai sebuah kelembagaan ekonomi, namun diharapkan juga mampu menjalankna fungsi-fungsi lainnya serta memiliki peran penting terhadap pertanian (Syahyuti, 2007).

Adapun fungsi penyuluh pertanian adalah sebagai inisiator yang senantiasa menberikan ide-ide / gagasan, sebagai fasilitator yang senantiasa memberikan jalan keluar/ kemudahan, baik dalam menyuluh/ proses belajar mengajar, maupun fasilitas memajukan usahataninya. Dalam hal menyuluh penyuluh senantiasa memfasilitasi dalam hal kemitraan usaha, berakses pasar, permodalan dan sebagainya.Penyuluh juga sebagai penghubung, guru dalam membimbing petani yang senantiasa mengajar. Penyuluh sebagai organisator yang selalu menumbuhkan dan mengembangkan kelompok tani agar mampu berfungsi sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan unit produks untuk meningkatkan pendapatan usahatani petani anggota .

(7)

2.2.3 Pendapatan Usahatani Petani

Kesejahteraan adalah sesuatu yang bersifat subyektif, sehingga setiap orang yang memiliki pedoman, tujuan, dan cara hidup yang berbeda akan memberikan nilai yang berbeda tentang faktor-faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan. Kesejahteraan menggambarkan kepuasan seseorang karena mengkonsumsi pendapatan yang diperoleh.Unsur penting yang berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan petani adalah tingkat pendapatanpetani.Upaya peningkatan pendapatan petani secara otomatis tidak selalu diikuti peningkatan kesejahteraan petani, karena kesejahteraan petani juga tergantung pada faktor-faktor non-finansial seperti faktor sosial budaya (Amaos, 2013).

Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi. Sumber-sumber yang utama adalah gaji dan upah serta lain-lain balas jasa serupa dari majikan; pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas; pendapatan dari penjualan barang yang di pelihara di halaman rumah, hasil investasi seperti bunga modal, tanah, uang pensiun, jaminan sosial serta keuntungan social.Tingkat pendapatan petani akan berpengaruh pada kepemilikan barang-barang yangdibelinya. Semakin tinggi tingkat pendapatan petani maka semakin besar pula kuantitas, macambarang yang dibelinya dan tingkat kualitas. Dengan demikian tingkat kepuasannya akan semakintinggi pula. Adanya tambahan pendapatan rumah tangga petani kemungkinandigunakan untuk tujuan konsumtif, ataupun digunakan untuk hal-hal lainnya (Sumardi, dkk. 1985).

(8)

Besarnya pendapatan yang akan diperoleh dari suatu kegiatan usaha tani tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhi seperti luas lahan, tingkat produksi, identitas pengguna, pertanaman, dan efisiensi penggunaan tenaga kerja.

Pendapatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan usahatani dan pendapatan rumah tangga.Pendapatan merupakan pengurangan dari penerimaan dengan biaya total. Penerimaan adalah hasil kali dari jumlah produk (kg) dengan harga jual (kg). Pendapatan rumah tangga yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usahatani ditambah dengan pendapatan yamg diterima diluar kegiatan usahatani. Pendapatan usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor (output) dan biaya produksi (input) yang dhitung dalam perbulan, pertahun, permusim tanam. Pendapatan luar usahatani adalah pendapatan yang diperoleh sebagai akibat melakukan kegiatan diluar usahatani.

Menurut Teken dan Asnawi (1977), Pemanfaatan pendapatan rumah tangga petani adalah berbeda-beda tergantung dari besarnya tingkat pendapatan rumah tangga petani tersebut.Persentase pendapatan dari orang yang berpenghasilantinggi, terbesar digunakan untuk pemenuhan kebutuhan diluar pangan. Sedangkan pada orangyang berpendapatan rendah, persentase terbesar dari pendapatannya digunakan untuk memenuhikebutuhan yang lain diluar pangan seperti pakaian, dan perumahan.

Untuk menghitung pendapatan usahatani petani dapat menggunakan rumus pendapatan :

(9)

Keterangan :

Pd : Pendapatan usahatani

TR= Total Revenue (total penerimaan) (Rp) = > TR = P x Q

Dimana P= harga jual (Rp) dan Q = jumlah produk (kg)

TC = Total Cost (total biaya ) (Rp) ( Mubyarto, 1994)

2.3 Penelitian Terdahulu

Ari Firdausi (2014) dengan judul Tesis Analisis Tingkat Kinerja Kelompok Tani dan Hubungannya Dengan Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani di Kecamatan Rasanae Timur Kota, menyimpulkan terdapatkorelasi atau hubungan yang positif antara tingkat kinerja kelompok tani dengan tingkat ketahanan pangan rumah tangga anggota kelompok tani. Arah hubungan antara tingkat kinerja kelompok tani dengantingkat ketahanan pangan rumah tangga petani adalah positif sehingga mengindikasikan pola hubungan antara kinerja kelompok tani dengan tingkat ketahanan pangan adalah searah.

Fuad Lukman (2010) dengan skripsi berjudul Analisis Kinerja Penyuluh Berdasarkan Persepsi Kelompok Tani Ternak di Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros menyimpulkan berdasarkan hasil penelitian tentang penilaian kinerja penyuluh diKecamatan Tompobulu Kabupaten Maros yang dilakukan oleh Mitra Penyuluh(ketua Kelompok Tani Ternak) adalah 4096 point, dimana hal tersebut berartibahwa kinerja penyuluh di Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros berada padakategori Cukup. Beberapa hal yang perlu di lakukan oleh penyuluh dalammeningkatkan kinerja agar optimal adalah penyusunan data

(10)

perencananpenyuluhan, penerapan metoda penyuluhan, pengembangan swadaya dan wilayah,khususnya pengembangan profesi penyuluhan dalam menciptakan karya tulisilmiah agar lebih di tingkatkan dan sesuai dengan kebutuhan penyuluh dan petanipeternak di Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros.

Hamidah (2014) dengan skripsi berjudul Evaluasi Kinerja Usaha Agribisnis Kerapu di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat menyimpulkan bahwa kinerja usaha agribisnis kerapu didaerah penelitian adalah baik.Model analisis menggunakan CIPP dipadukan dengan tabulasi sederhana menggunakan indikator scoring dengan pertanyaan pada sampel.

2.4 Kerangka Pemikiran

Gabungan Kelompok Arih Ersada adalah gapoktan di daerah Sempajaya yang memiliki 11 kelompok tani pemula.Anggota kelompok tani petani di daerah tersebut memproduksi tanaman hortikultura.Adapun tujuan dibentuknya kelompok tani adalah untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kemampuan petani dan keluarganya sebagai subjek pembangunan pertanian melalui pendekatan kelompok agar lebih berperan dalam pembangunan. Kelompok tani merupakan suatu bentuk perkumpulan petani yang berfungsi sebagai media penyuluhan yang diharapkan lebih terarah dalam perubahan aktivitas usahatani yang lebih baik lagi. Aktivitas usahatani yang lebih baik dapat dilihat dari adanya peningkatan-peningkatan dalam produktivitas usahatani yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan petani sehingga akan mendukung terciptanya kesejahteraan yang lebih baik bagi petani dan keluarganya.

(11)

Penyuluhan pertanian bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani anggota kelompok tani melalui peningkatan produktifitas usaha taninya, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan mereka dan dengan peningkatan pendapatan maka kehidupan petani akan lebih sejahtera.

Indikator kinerja kelompok tani dapat dilihat dengan menggunakan metode CIPP (conteks, input, process, product ). Dimana kinerja kelompok tani dilihat dari dasar mengatur keputusan perencaanan dalam kegiatan kelompok tani sampai ke tahap hasil dari rencana kegiatan kelompok tani yaitu peningkatan pendapatan petani.Digunakannya metode ini dikarenakan metode CIPP ini lebih komprehensif dibanding dengan metode lainnya.

Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan : dapatan Petani 1. Tinggi 2. Sedang 3. Rendah Petani Kelompok Tani Model CIPP - Conteks - Input - Proses - Product

Kinerja Kelompok Tani 1.Baik

2. Kurang Baik 3. Tidak Baik

(12)

2.5 Hipotesis Penelitian

1. Kinerja kelompok tani Kata Ersada lebih tinggi dari pada kelompok tani Sangap Encari dan Juma Deleng.

2. Tingkat pendapatan anggota kelompok tani Kata Ersada lebih tinggi dari pada anggota kelompok tani Sangap Encari dan Juma Deleng .

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja kelompok tani dengan pendapatan petani didaerah penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dengan komoditas lain, penjualan hasil pada komoditas tebu tahun 2009 persentase penjualan dengan cara borongan lebih tinggi dibandingkan penjualan per

8. Perbaikan sistem yang dianggap menghasilkan output dengan tingkat kegagalan terbanyak. Simulasi perhitungan DPMO dan Sigma Level sebelum dan sesudah perbaikan. Dari simulasi juga

Penyuluhan kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan pula masyarakat terhindar dari unsur riba yang dilarang dalam agam Islam, berkurangnya kondisi gagal bayar/

Teori kang digunakake ing panliten iki yaiku: (1) babagan mula buka legendha nggunakake konsep folklor lisan dening Danadjaya; (2) struktur legendha nggunakake

Pada gambar 14 menunjukkan grafik pengaruh frekuensi gelombang air terhadap arus listrik bangkitan yang dihasilkan dari mekasisme PLTG-Air dengan variasi jumlah cantilever

Daerah tersebut harus mempunyai lingkungan alam yang mempunyai daya tarik khusus sebagai obyek wisata, juga ditunjang oleh adanya atraksi wisata yang dapat dijadikan sebagai

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2012 Nomor 170),

Bekerja/mencari nafkah adalah bekerja dengan maksud untuk memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan. Menikah/mengurus rumah tangga, apabila responden