• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

BERBANTUAN MULTIMEDIA TERHADAP

KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

SISWA KELAS IV SD GUGUS

LETDA MADE PUTRA

Putu Eka Cahya Putri

1

, I.B Surya Manuaba

2

, I Nengah Suadnyana

3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: ekacahyaputri@rocketmail.com

1

, ibsm.co.id@gmail.com

2

,

suadnyanainengah@gmail.com

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions berbantuan multimedia dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus Letda Made Putra Denpasar Utara. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain eksperimen semu. Rancangan desain eksperimen yang digunakan adalah rancangan kelompok Kontrol Non-ekuivalen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Gugus Letda Made Putra yang berjumlah 529 siswa. Sampel diambil dengan random sampling dan kesetaraan sampel dianalisis dengan menggunakan teknik matching. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Uji hipotesis menggunakan uji-t dengan rumus separated varians. Hasil penelitian berdasarkan analisis data menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Kooperatif tipe Student Team

Achievement Divisions berbantuan multimedia dengan kelompok siswa yang dibelajarkan

melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus Letda Made Putra Denpasar Utara. Hal tersebut berdasarkan perhitungan thitung > ttabel = 7,54 > 2,000 dan

rata-rata kompetensi pengetahuan IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions berbantuan multimedia yaitu, 87,63, dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional yaitu 78,72. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions berbantuan multimedia berpengaruh terhadap kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas IV SD Gugus Letda Made Putra Denpasar Utara.

Kata Kunci: STAD, multimedia, kompetensi pengetahuan IPA

Abstract

This research aims to determine the significant difference of science knowledge competence between students who are taught using cooperative learning model of Student Team Achievement Divisions type of multimedia assisted with students who are taught using conventional learning in fourth grade students of SD Gugus Letda Made Putra in north Denpasar. This research is a quantitative research with quasi experimental design. The design design of the experiment used was the design of a Non-equivalent Control group. The population in this research is all of fourth grade of SD Gugus Letda Made Putra which numbered 529 students. Samples were taken with random sampling and the equality of samples was analyzed using matching technique. Data collection

(2)

2

method used in this research is test method. This research data is processed by using descriptive statistical analysis technique and inferential statistic. Hypothesis test using t-test with separated variance formula. The result of the research based on data analysis shows that there is a significant difference of science knowledge competence between the students group which is taught through cooperative learning model of Student Team Achievement Divisions type of multimedia with the group of students that is taught through conventional learning in fourth grade students of SD Gugus Letda Made Putra in north Denpasar. It is based on the calculation of t count> t table = 7,54> 2,000 and the average science knowledge competence of students who follow the learning by using cooperative learning model of Student Team Achievement Divisions type of multimedia assisted, 87.63, and students who follow conventional learning that is 78,72. Thus it can be concluded that the model of cooperative learning type Student Team Achievement Divisions assisted multimedia influence science knowledge competence fourth grade students SD Gugus Letda Made Putra in north Denpasar.

Keywords: STAD, multimedia, science knowledge competence

PENDAHULUAN

Kemajuan suatu bangsa tidak hanya bersumber pada sumber daya alam dan modal saja, akan tetapi bersumber pada modal intelektual. Untuk meningkatkan kemampuan intelektual suatu bangsa maka diperlukan adanya kesadaran dari manusia itu sendiri untuk menempuh pendidikan disertai dengan peningkatan mutu pendidikan. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan merupakan hal yang harus dilakukan secara berkelanjutan dan menyeluruh meliputi semua aspek. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan bagi pemerintah untuk terus berusaha meningkatkan dan mengembangkan mutu pendidikan menjadi lebih baik. Salah satu faktor penunjang untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan menyempurnakan dan mengembangkan kurikulum pembelajaran.

Pemerintah telah menerapkan berbagai kurikulum dalam mendukung proses pendidikan di Indonesia. Kurikulum yang telah diterapkan oleh pemerintah diantaranya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, hingga kurikulum terbaru saat ini yaitu Kurikulum 2013. Dalam pelaksanaan

kurikulum 2013 tidak hanya

mengembangkan kemampuan sikap (afektif), pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) melainkan aspek religius dan sikap sosial menjadi aspek yang sangat penting untuk dikembangkan.

Penerapan pelaksanaan kurikulum 2013 sangat dipengaruhi oleh kesiapan dari guru. Guru merupakan ujung tombak penerapan kurikulum, oleh karena itu, kesiapan dan kompetensi guru di lapangan menjadi faktor penentu implementasi kurikulum 2013. Seorang guru harus memiliki kesiapan yang matang dalam menjalankan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku.

Strategi pelaksanaan kegiatan belajar siswa SD yang dikhendaki sesuai dengan kurikulum 2013 adalah dengan menerapkan pendekatan saintifik. “Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan” (Kurniasih dan Sani, 2014:29). Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan saintifik, hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills dari siswa yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Nonitha, 2015:2).

Salah satu jenjang pendidikan yang menerapkan kurikulum 2013 adalah sekolah dasar. SD merupakan jenjang

(3)

xii pendidikan dasar yang berfungsi sebagai peletak dasar-dasar keilmuan dan

membantu mengoptimalkan

perkembangan siswa melalui

pembelajaran yang dibimbing oleh guru. Di Sekolah Dasar, siswa dibelajarkan sejumlah pelajaran, salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dari berbagai muatan materi di SD, IPA merupakan salah satu muatan materi yang sering muncul dalam pembelajaran karena berhubungan langsung dengan lingkungan siswa. IPA merupakan ilmu pengetahuan yang sangat penting untuk dipelajari, khususnya oleh siswaSD. Konsep IPA di SD merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti kimia, biologi dan fisika.

Menurut Samatowa (2011:3) “IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia”. Tujuan dari pembelajaran IPA bukan hanya sekedar menyediakan peluang kepada siswa untuk belajar tentang fakta-fakta dan teori-teori, tetapi juga mengembangkan keaktifan dan sikap berpikir ilmiahnya.

IPA tidak hanya merupakan sebuah kumpulan tentang benda atau makhluk hidup tetapi lebih merupakan cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah (Yunita, 2014:2). Bahan materi IPA yang lebih banyak berisi percobaan sebaiknya diajarkan dengan melibatkan siswa secara langsung untuk praktik ataupun menyaksikan tayangan yang berhubungan dengan materi melalui berbagai alat bantu pembelajaran. Namun pada kenyataannya dalam penerapan pembelajaran khususnya pada muatan materi IPA guru mengajar hanya menggunakan model pembelajaran konvensional dengan pendekatan saintifik dan kurang divariasikan dengan penggunaan model pembelajaran dan media pembelajaran yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut dapat menyebabkan siswa menjadi pasif dan kurangnya semangat siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran yang tentunya akan mempengaruhi kompetensi siswa khusunya dalam muatan materi IPA.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam muatan materi IPA. Namun pada kenyataannya kompetensi pengetahuan IPA siswa masih kurang menggembirakan. Berdasarkan observasi yang dilakukan Di SD Gugus Letda Made Putra perolehan hasil belajar IPA siswa belum optimal dan masih berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Adapun beberapa penyebab

permasalahan dalam kegiatan

pembelajaran yang mempengaruhi kompetensi pengetahuan IPA siswa yaitu, kurang bervariasinya penerapan strategi, metode, maupun model pembelajaran yang digunakan oleh guru serta kurang optimalnya pemanfaatan media pembelajaran sebagai sumber belajar yang mengakibatkan siswa menjadi pasif serta kurangnya semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga kompetensi pengetahuan IPA siswa belum mencapai hasil yang optimal.

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dalam upaya meningkatkan kompetensi pengetahuan IPA penelitian ini akan difokuskan pada upaya pengujian model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD berbantuan multimedia dalam pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Gugus Letda Made Putra Denpasar Utara dan agar penelitian ini lebih akurat maka permasalahan dibatasi hanya pada hal-hal berikut.

Untuk mengatasi permasalahan khusunya dalam pembelajaran IPA, seorang guru dituntut harus kreatif dan inovatif dalam mengemas sebuah pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga membuat siswa untuk mau belajar. Jika guru mampu memilih dan mengembangkan model yang tepat dalam proses pembelajaran serta mampu memanfaatkan segala fasilitas yang tersedia secara maksimal, maka tidak menutup kemungkinan kompetensi siswa dalam suatu muatan materi pelajaran khususnya IPA akan tercapai secara optimal.

Untuk lebih tercapainya berbagai kompetensi oleh siswa selain

(4)

xiii menggunakan pendekatan saintifik, strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru perlu dipadukan dengan

model-model pembelajaran. Dalam

membelajarkan IPA, diperlukan model pembelajaran yang menyenangkan dan merangsang siswa untuk lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran serta siswa dapat saling bekerja sama dalam menguasai materi pelajaran. Salah satu model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA adalah Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia.

Menurut Huda (2013: 201) “STAD merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang didalamnya terdapat beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran”. Penggunaan model pembelajaran ini akan mengarahkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan setiap siswa diharapkan menguasai materi pelajaran karena pada setiap akhir pembelajaran akan ada sebuah kuis yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dan untuk menentukan kelompok yang akan memperoleh penghargaan atas keberhasilannya.

Menurut Kurniasih dan Sani (2016:22), model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki banyak manfaat, di antaranya, dalam kelompok siswa dituntut untuk aktif sehingga dengan model ini siswa dengan sendirinya akan percaya diri

dan meningkatkan kecakapan

individualnya, mengajarkan menghargai orang lain dan saling percaya serta dalam kelompok siswa diajarkan untuk saling mengerti dengan materi yang ada, sehingga siswa saling memberitahu dan mengurangi sifat kompetitif.

Pembelajaran akan lebih menarik dan bermakna apabila didukung dengan penggunaan media dalam pembelajaran seperti multimedia. Multimedia berasal dari kata multi dan media. Multi yang berarti bermacam-macam dan media yang berarti perantara atau sesuatu yang dipakai untuk menghantarkan, menyampaikan, atau membawa sesuatu. Menurut Munir (2012:3) “multimedia merupakan perpaduan antara berbagai

media yang berupa teks, gambar, grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang telah dikemas menjadi file digital, digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik..

Mutimedia memiliki beberapa kelebihan dalam pembelajaran diantaranya , dapat menggunakan beberapa media dalam menyajikan informasi, menarik perhatian dan minat, karena merupakan gabungan antara pandangan, suara, dan gerakan, media alternatif dalam penyampaian pesan dengan diperkuat teks, suara, gambar, video, dan animasi serta meningkatkan kualitas penyampaian informasi (Munir, 2012:6).

Adapun tujuan dari penelitian ini yakni pertama, untuk mengetahui kompetensi pengetahuan IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pada siswa kelas IV SD Gugus Letda Made Putra Denpasar Utara Tahun Pelajaran 2016/2017. Kedua,

untuk mengetahui kompetensi

pengetahuan IPA dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus Letda Made Putra Denpasar Utara Tahun Pelajaran 2016/2017. Serta untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus Letda Made Putra Denpasar Utara Tahun Pelajaran 2016/2017.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain eksperimen semu. Rancangan desain eksperimen yang digunakan adalah nonequivalent

control group design. Pola Rancangan

Kelompok Kontrol Non-ekuivalen disajikan sebagai berikut.

O

1

X

O

2

(eksperimen)

---

(5)

xiv

Gambar 01 Desain Eksperimen

(Sumber : Setyosari, 2015:211)

Dalam penelitian ini, pre-test dilakukan hanya untuk menguji kesetaraan sampel. Lebih Hal tersebut didukung oleh pendapat Dantes (2012:97) yang menyatakan Pemberian pre-test

digunakan untuk mengukur equivalensi atau penyetaraan kelompok.

Sugiyono (2016:117), menyatakan bahwa populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, dapat dikatakan populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Gugus Letda Made Putra Denpasar Utara sebanyak 14 kelas berjumlah 529 siswa.

Menurut Sugiyono (2013:62) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan

random sampling. Random sampling

merupakan cara pengambilan sampel dengan memberikan kesempatan yang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2016:132). Random sampling dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Dengan demikian, dalam penelitian ini setiap kelas memperoleh hak yang sama dan mendapat kesempatan dipilih menjadi sampel.

Menentukan sampel dilakukan dengan cara pengundian, sehingga diperoleh kelas IVA SDN 2 Dangin Puri sebagai kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia dan kelas IVA SDN 5 Tonja sebagai kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Kedua sampel tersebut kemudian diberikan pre-test. Nilai atau skor pre-test dianalisis dengan teknik

matching. Menurut Darmadi (2014:234),

teknik matching merupakan teknik untuk

menyeragamkan kelompok pada suatu variabel atau lebih yang sudah diidentifikasi memiliki hubungan yang erat dengan penampilan variabel tidak bebas dengan cara dicarikan jodohnya dan subyek yang tidak mempunyai jodoh harus dihilangkan dalam penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas IV SDGugus Letda Made Putra.

Metode pengumpulan data dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu metode tes dan non tes. Metode tes adalah suatu prosedur yang spesifik dan sistematis untuk mengukur tingkah laku seseorang, atau suatu pengukuran yang bersifat objektif mengenai tingkah laku seseorang, sehingga tingkah laku tersebut dapat digambarkan dengan bantuan angka, skala atau dengan sistem kategori (Yusuf, 2015:93). Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Tes yang digunakan adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda biasa dengan empat options. Tes yang telah disusun kemudian diujicobakan untuk mendapatkan gambaran tentang kelayakan tes tersebut. Tes yang telah diujicobakan kemudian dianalisis untuk menentukan validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran. Dari hasil validasi instrumen sebanyak 50 butir soal yang diujicobakan diperoleh 30 butir soal yang dinyatakan valid dan digunakan dalam penelitian.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif yang dianalisis adalah rata-rata (mean) yang digunakan untuk mengkategorikan kompetensi pengetahuan IPA siswa yang dikonversikan dengan penilaian acuan patokan skala 5 serta standar deviasi dan varians. Dalam statistik inferensial, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas dan homogenitas varians. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sebaran data kompetensi pengetahuan IPA siswa masing-masing kelompok berdistribusi normal atau tidak sehingga dapat menentukan teknik analisis datanya, sedangkan uji homogenitas varians dilakukan untuk menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis

(6)

xv benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan varians antar kelompok bukan sebagai akibat perbedaan antar kelompok.

Selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t dengan rumus

separated varians. Uji hipotesis dilakukan

untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu, kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia, dan kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Setelah diberikan treatment sebanyak 6 kali, di akhir penelitian siswa diberikan post-test untuk memperoleh data kompetensi pengetahuan IPA siswa. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif nilai rata-rata kompetensi pengetahuan IPA kelompok eksperimen sebesar 87,63 kemudian dikonversikan ke dalam kategori PAP skala 5 dan berada pada predikat Baik (B), sedangkan nilai rata-rata kompetensi pengetahuan IPA kelompok kontrol sebesar 78,72 kemudian dikonversikan ke dalam kategori PAP skala 5 dan berada pada predikat Cukup (C).

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians.

Uji normalitas data dilakukan pada kelompok meliputi data kelompok eksperimen dan data kelompok kontrol. Berdasarkan uji normalitas kelompok eksperimen diperoleh harga x2

hitung = 4,23

kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan x2

tabel dengan dk = 5 dan taraf

signifikansi 5% sehingga diperoleh harga

x2

tabel sebesar 11,07. Karena x2hitung < x2tabel

(4,23 < 11,07) ini berarti sebaran data kompetensi pengetahuan IPA kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan pada kelompok kontrol, harga

x2

hitung = 3,31. Harga tersebut kemudian

dibandingkan dengan x2

tabel

dengan dk = 5

dan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh harga x2

tabel sebesar 11,07.

Karena x2

hitung < x2tabel (3,31 < 11,07) ini

berarti sebaran data kompetensi pengetahuan IPA kelompok kontrol berdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians. Uji homogenitas varians dilakukan terhadap data kompetensi pengetahuan IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil uji homogenitas varians diperoleh Fhitung

= 1,10.

Nilai tersebut

kemudian dibandingkan dengan Ftabel

dengan dk = 32 dengan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh Ftabel sebesar 1,76.

Karena Fhitung < Ftabel (1,10 < 1,76) ini

berarti varians data kompetensi pengetahuan IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sama atau homogen.

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah Ho yang menyatakan

bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan homogenitas varians yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh kedua kelompok sampel berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen serta jumlah anggota sampel sama (n1 = n2). Dengan demikian,

uji hipotesis menggunakan uji-t dapat dilakukan. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah uji-t dengan rumus

separated varians. Rekapitulasi analisis

uji-t data kompetensi pengetahuan IPA siswa disajikan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 01. Rekapitulasi Hasil Analisis Data Kompetensi Pengetahuan IPA Menggunakan Uji-t

(7)

xii Kelompok

Sampel N Dk thitung ttabel

Eksperimen 33

64 7,54 2,000

Kontrol 33

Berdasarkan hasil analisis diperoleh thitung = 7,54 dan ttabel = 2,000 pada taraf

signifikansi 5% (α = 0,05) dengan dk = n1 + n2 – 2 = 33 + 33 – 2 = 64. Karena thitung >

ttabel (7,54 < 2,000), maka HO ditolak dan

Ha diterima. Selain itu dari nilai rata-rata

kompetensi pengetahuan IPA kelompok eksperimen sebesar 87,63 dan kelompok kontrol sebesar 78,72. Berdasarkan kriteria PAP skala 5 nilai rata-rata kelompok eksperimen berada pada predikat Baik dan nilai rata-rata kelompok kontrol berada pada predikat Cukup. Ini berarti bahwa model model pembelajaran Kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia berpengaruh terhadap kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas IV SD Gugus Letda Made Putra.

Perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional disebabkan karena adanya perbedaan treatment pembelajaran, sumber belajar, dan metode ajar dari kedua kelas.

Pada kelas eksperimen, proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia dapat melatih keterampilan sosial siswa karena siswa belajar dalam kelas yang heterogen. Hal tersebut mengarahkan siswa untuk aktif baik dalam berdiskusi, mencari jawaban, menjelaskan dan menyimak materi yang belum dipahami melalui interaksi dengan teman kelompoknya (Kurniasih dan Sani, 2016:22).

Sedangkan penggunaan multimedia dalam pembelajaran dapat memberikan nuansa baru karena penggunaan multimedia mengakibatkan sistem pembelajaran lebih inovatif dan kreatif, dapat menarik perhatian dan minat siswa untuk belajar, serta penggunaan multimedia dapat meningkatkan kualitas penyampaian informasi (Munir: 2012:6).

Pada kelas kontrol, pembelajaran

menggunakan pembelajaran

konvensional yakni dengan menggunakan pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik terasa monoton. Suasana belajar yang monoton tersebut menyebabkan kurangnya antusias dan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga akan mempengaruhi kompetensi pengetahuan IPA siswa.

Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Giantara (2014), dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan yang mengikuti pembelajaran konvensional. Serta didukung oleh hasil penelitian Juniantari (2014), dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS siswa yang mengikuti model pembelajaran NHT berbantuan multimedia dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Dengan demikian, perbedaan hasil kompetensi pengetahuan IPA dapat terlihat dari proses pembelajaran yang dilakukan pada kedua kelas, hasil analisis uji hipotesis, serta terlihat berdasarkan nilai rata-rata pada kedua kelas tersebut. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia berpengaruh terhadap kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas IV SD Gugus Letda Made Putra.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut. Berdasarkan hasil analisis nilai kompetensi pengetahuan IPA pada kelompok eksperimen diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 87,63 dengan perolehan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 77. Data

(8)

13 mengenai nilai rata-rata kompetensi pengetahuan IPA kemudian dikonversikan ke dalam kategori Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala 5 (lima) dan berada pada kategori Baik (B).

Sedangkan hasil analisis nilai kompetensi pengetahuan IPA pada kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 78,72 dengan perolehan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 67. Data mengenai rata-rata nilai kompetensi pengetahuan IPA kemudian dikonversikan ke dalam kategori Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala 5 (lima) dan berada pada kategori cukup (C).

Hasil analisis dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung = 7,54. Harga tersebut

kemudian dibandingkan dengan harga ttabel

pada taraf signifikansi 5% dan dk = 64 adalah 2,000. Dengan demikian diperoleh thitung > ttabel = 7,54 > 2,000, ini berarti

terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional. Dengan kata lain model pembelajaran kooperatif tipe

STAD berbantuan multimedia

berpengaruh terhadap kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas IV SD Gugus Letda Made Putra Denpasar Utara.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang dapat disampaikan adalah Guru hendaknya dapat menambah wawasan mengenai inovasi pembelajaran sehingga mampu menerapkan atau mengembangkan pembelajaran di kelas secara lebih kreatif dan inovatif seperti menerapkan pendekatan saintifik dengan lebih optimal dan divariasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia agar dapat memberikan dampak positif terhadap kompetensi siswa khusunya dalam pembelajaran IPA.

Sekolah hendaknya memfasilitasi terlaksananya model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia untuk menunjang kegiatan pembelajaran sehingga siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran serta fasilitas yang telah tersedia dapat

dimanfaatkan dengan baik guna mengoptimalkan kompetensi siswa khusunya dalam pembelajaran IPA sehingga mutu sekolah menjadi meningkat.

Kepada peneliti lain hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian penelitian relevan serta peneliti lain diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia, atau dapat pula dilakukan penelitian lebih lanjut pada sumber data atau sampel yang berbeda khususnya pada muatan materi IPA sehingga proses pembelajaran IPA dapat berlangsung optimal dan memberikan dampak positif bagi kompetensi pengetahuan IPA siswa. menghasilkan siswa yang berkualitas. kepada peneliti agar hasil penelitian ini digunakan sebagai referensi untuk melaksanakan penelitian selanjutnya atau menemukan inovasi kegiatan pembelajaran lainnya yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta. CV Andi

Offset.

Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian

Pendidikan dan Sosial. Bandung:

Alfabeta,cv

Giantara, Made. 2014. “Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Gugus V Kecamatan Marga”. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 2, Nomor 1

(hlm.8), Tersedia pada

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p hp/JJPGSD/article/viewFile/3743/29 98 (diakses tanggal 27 Mei 2017). Huda, Miftahul. 2014. Model-Model

Pengajaran dan Pembelajaran.

Yogjakarta: Kata Pena

Juniantari, A.A Vera. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Berbantuan Multimedia Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Gugus III Kecamatan Gianyar”. Jurusan Pendidikan Guru

(9)

14

Pendidikan Ganesha, Volume 2,

Nomor 1 (hlm.9), Tersedia pada http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p hp//JJPGSD/article/ download/259 (diakses tanggal 27 Mei 2017). Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014.

Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2016.

Ragam Pengembangan Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Kata

Pena

Munir. 2012. Multimedia: Konsep dan

Aplikasi dalam Pendidikan.

Bandung: ALFABETA

Nonitha, Nancy. 2015. “Pengaruh Pendekatan Saintifik Berbasis ProyekTerhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN 14 Pedungan”. Jurusan Pendidikan

Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 3

(hlm. 2), Tersedia pada http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p hp/JJPGSD/article/viewFile/5647/41 08 (diakses tanggal 16 Juni 2017). Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran

IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT

Indeks

Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA, cv

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan berbagai variasi minyak pelumas bekas dengan 0,03% styrofoam pada campuran beton aspal menyebabkan viscositas campuran jauh lebih rendah daripada beton

bekerja di sektor minyak dan gas bumi secara umum memiliki ketentuan yang dengan karyawan yang bekerja di sektor industri lain. Dengan dasar ini, terdapat kewajiban bagi

Kontribusi antar Indikator dalam IPG Indikator yang paling berpengaruh terhadap nilai IPG di Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun 1999, 2002, 2005 adalah indeks kesehatan

Pak Chenris : Pada laporan EITI tahun sebelumnya IA mendapatkan data pembayaran dari perusahaan selengkap-lengkapnya sampai dengan NTPN, karena untuk rekonsliasi

[r]

Akan tetapi jika dibandingkan dengan cara pengujian sambungan menggunakan multimeter, alat uji sambungan kabel UTP ini mempunyai daya guna yang lebih baik terutama dalam

Untuk menghasilkan hasil cluster dengan tingkat similarity terbaik secara umum tahapan dan kerangka kerja penelitian yang digunakan adalah dengan

Perlu ditingkatkan dalam pengelolaan mengeluarkan jadwal mahasiswa ( akademik) Lebih meningkatkan dan lebih baik lagi dalam kemajuan universitas 'aisyiyah yogyakarta Bisa