• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indonesia akan menyelenggarakan pilpres setelah sebelumnya pilleg. Akankah ada perubahan di Indonesia?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Indonesia akan menyelenggarakan pilpres setelah sebelumnya pilleg. Akankah ada perubahan di Indonesia?"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

{mosimage}

Hafidz Abdurrahman |

Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia |

Tak lama lagi, rakyat Indonesia akan kembali berpesta dalam demokrasi. Setelah beberapa waktu lalu diminta memilih wakil rakyat, kini rakyat diminta lagi memilih presiden bersama pasangannya secara langsung. Pesta demokrasi belum berhenti.

Seolah tak mau ketinggalan dengan calon wakil rakyat, pasangan capres dan cawapres pun umbar janji. Belum lagi waktu kampanye tiba, mereka sudah ngacir terlebih dulu dengan berbagai kampanye terselubung. Semua bilang akan membuat perubahan. Mereka tak mau dikatakan sebagai antek asing. Akankah janji mereka benar? Soalnya, dalam sejarah

perjalanan demokrasi Indonesia, janji itu hanya sekadar janji, tidak ada bukti. Rakyat tetap terpuruk. Sistem yang diterapkannya pun tak pernah berubah, padahal semua orang tahu sistem yang ada ini telah rusak. Akankah mereka kali ini berubah? Untuk membahasnya, wartawan Media Umat Mujiyanto mewawancarai Ketua DPP HTI Hafidz Abdurrahman beberapa waktu lalu. Berikut petikannya.

Indonesia akan menyelenggarakan pilpres setelah sebelumnya pilleg. Akankah ada perubahan di Indonesia?

Perubahan mungkin saja terjadi, tetapi hanya pergantian orang atau aktornya saja, bukan sistem.

(2)

Mengapa tidak akan ada perubahan?

Karena, rel (jalan) yang dilalui tetap tidak pernah berubah, yaitu jalan Kapitalisme dan

Sekulerisme. Apa indikasinya? Kapitalisme adalah ideologi yang meyakini pemisahan agama dari kehidupan, baik bermasyarakat maupun bernegara. Inilah yang disebut dengan

Sekulerisme. Jadi, Kapitalisme dan Sekulerisme ini tidak bisa dipisahkan. Paham Sekulerisme ini membolehkan agama hidup, tetapi tidak boleh mengatur kehidupan. Pendek kata,

Sekulerisme ini menolak formalisasi agama. Karena, agama dianggap urusan private (pribadi).  Padahal, ketika agama tidak boleh mengatur urusan kehidupan, baik bermasyarakat maupun bernegara, maka urusan tersebut pasti diatur dengan aturan lain. Pasti, aturan itu bukan dari agama, melainkan dari otak dan hawa nafsu manusia. Memang, tidak semua agama

mempunyai aturan untuk mengatur kehidupan bermasyarakat dan bernegara, seperti Kristen, Yahudi, Budha, Hindu dan sebagainya, tetapi tidak dengan Islam.

Karena itulah, kami menawarkan Islam sebagai sistem untuk mengatur kehidupan

bermasyarakat dan bernegara, menggantikan Kapitalisme-Sekulerisme. Sebab, sistem inilah yang kompatibel (sesuai-red) dengan keyakinan mayoritas rakyat di negeri ini. Jika sistem ini diambil dan diterapkan, maka dalam waktu singkat, rakyat dan negeri Muslim terbesar ini akan bangkit dan menjadi adidaya baru dunia. 

Apakah tiadanya perubahan ini disengaja?

Benar. Ini bisa kita buktikan, setidaknya dari aspek: pertama, para pelaku politik dan pengambil kebijakan itu sudah tahu, bahwa ada sistem lain yang lebih baik, yaitu sistem Islam, dan sistem ini kompatibel dengan keyakinan mayoritas rakyat di negeri ini, tetapi tetap saja mereka tidak mau mengambil dan menerapkannya. Kedua, keinginan rakyat agar sistem ini diterapkan semakin meningkat, terbukti dari berbagai survei yang dilakukan oleh berbagai lembaga dengan lintas agama dan ideologi, semuanya menunjukkan hasil yang hampir sama. Tidak kurang dari 80 persen rakyat Indonesia mendukung diterapkannya syariah. Tapi, mengapa para pelaku politik dan pengambil kebijakan itu tetap tidak hirau dengan aspirasi mayoritas rakyat?

(3)

Namun, supaya tidak tampak, kesengajaan itu pun dikemas sedemikian rupa dengan menggunakan berbagai dalih: pertama, fakta perolehan suara partai Islam yang kalah dibanding dengan partai Sekuler, yang kemudian diklaim, seolah-olah partai Islam dengan jualan syariahnya tidak laku. Kedua, gerakan yang dilakukan oleh kelompok Sekuler, melalui berbagai LSM yang dibayar oleh asing, untuk menyuarakan penolakan pada syariah, baik secara langsung maupun dibungkus dengan hasil penelitian, dan sebagainya. Ketiga, rezim media yang menguasai opini, memang sengaja diarahkan dan dibentuk untuk melanggengkan sistem Kapitalisme-Sekulerisme itu. 

Siapa yang berkepentingan terhadap status quo ini?

Ada dua: pertama, orang Indonesia yang diuntungkan dengan status quo tersebut. Mereka inilah yang selama ini menikmati segala fasilitas dan jaminan hidup dengan status quo-nya. Mereka ini terdiri dari penguasa, organisasi massa, LSM, media dan sebagainya. Kedua, orang asing, tepatnya penjajah yang ingin tetap mempertahankan cengkramannya di negeri ini. Dulu Belanda, tetapi setelah perang kemerdekaan, posisi itu digantikan oleh AS. Posisi AS sejak dekade 50-an sampai sekarang tidak berubah. Artinya, AS masih tetap mencengkeram Indonesia. Meski, dalam hal ini, AS tidak sendiri. Di sana juga ada Inggris, Uni Eropa dan lain-lain. Melalui siapa? Ya, melalui kelompok pertama tadi. Buktinya apa? Munculnya UU Migas, UU SDA, UU PM sampai privatisasi BUMN, tambang gas, minyak, batubara, privatisasi pendidikan, dan penolakan UU Pornografi-Pornoaksi. Jadi kedua kelompok inilah yang

sebenarnya berkepentingan mempertahankan status quo negeri ini.

Hanya saja, untuk menutupi belang mereka, mereka selalu menyerang orang dan kelompok lain sebagai orang atau kelompok yang membahayakan Indonesia. Padahal, yang sudah terbukti dan jelas-jelas membahayakan, bahkan merusak dan menghancurkan Indonesia ya mereka itu.

(4)

Iya. Meski, secara fisik tampak sudah, tetapi secara non-fisik belum. Buktinya, intervensi politik oleh negara-negara penjajah sangat besar, sebagaimana dalam kasus Ahmadiyah. Belum lagi intervensi ekonomi, seperti proyek-proyek pembangunan yang dibiayai oleh Bank Dunia, IMF atau ADB. Termasuk perpanjangan kontrak karya yang sangat merugikan Indonesia, seperti dalam kasus Blok Cepu dan Natuna.

Bisakah kita melakukan perubahan terhadap kondisi yang ada sekarang?

Bisa. Dalam politik tidak ada yang tidak bisa. Karena politik adalah fann al-mumkinat, seni kemungkinan. Semuanya serba mungkin.

Bagaimana syarat sebuah perubahan?

Perubahan itu selalu membutuhkan dua hal, yaitu gagasan dan aktor. Gagasan dalam konteks perubahan itu, dalam bahasa Hizbut Tahrir, ada dua, yaitu fikrah dan thariqah, atau ide dan metode operasional. Di dalam ide itu ada akidah. Misalnya, apakah akidahnya boleh akidah mazhab, seperti Ahlussunnah, Muktazilah, Jabariyah, Syiah, atau cukup akidah Islam saja? Ini sudah dirumuskan, dan tentu kembali kepada visi dan misinya, yaitu ingin mewujudkan tatanan masyarakat seperti apa? Apakah masyarakat Islam, titik, sehingga keberadaan mazhab

ditolelir, atau masyarakat ala mazhab tertentu, sehingga posisi mazhab lain bisa terancam? Demikian juga sistem politik, ekonomi, sosial, pendidikan, peradilan, politik dalam dan luar negerinya juga menjadi bagian dari ide ini. Tetapi, itu saja belum cukup, karena ide-ide tersebut belum bisa diterapkan, disebarkan dan dipertahankan, jika tidak ada metode operasionalnya. Maka, adanya metode operasional, atau thariqah tersebut mutlak diperlukan.

(5)

sistem politik, ekonomi, sosial, pendidikan, peradilan, politik dalam dan luar negeri. Agar jelas arah dan langkah perubahan yang hendak dibangun dan diwujudkan. Tapi ini belum cukup. Karenanya harus ada road map (peta jalan), yang menggariskan langkah-langkah ke sana. Dengan kata lain, perubahan itu membutuhkan master plan dan road map. Namun, master plan dan road map itu tidak bisa jalan sendiri, kalau tidak ada aktor. Maka, adanya aktor  juga

menjadi faktor penentu perubahan. Aktor bisa pribadi, yang kemudian membentuk kelompok atau organisasi, dan secara simultan dan konsisten pribadi dan organisasi tersebut berjuang mewujudkan master plan, melalui road map yang sudah digariskan.

 

Baru-baru ini HTI mengeluarkan Manifesto. Adakah ini terkait dengan proses perubahan?

Iya. Sebagaimana yang saya pernah sampaikan, bahwa manifesto ini didedikasikan oleh Hizbut Tahrir untuk menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan akibat Kapitalisme-Sekulerisme. Untuk bangkit dan merdeka dari segala bentuk penjajahan, sehingga Indonesia dengan syariah dan Khilafah akan menjadi adidaya baru dunia, menggantikan AS, Inggris, Uni Eropa, Rusia dan Cina. Dengannya, Indonesia bukan saja maju secara fisik, tetapi juga mendapatkan ridha Allah, serta keberkatan dari langit dan bumi.

Apa saja isi Manifesto tersebut?

Manifesto ini merupakan pernyataan sikap Hizbut Tahrir yang terkait dengan sejumlah topik, mulai dari pemerintahan, ekonomi, sosial, pendidikan, sistem peradilan, politik dalam dan luar negeri. Semuanya merupakan hukum-hukum Islam yang digali dari Alquran, as-Sunnah, Ijma' Sahabat dan Qiyas, yang diadopsi di dalam buku-buku pembinaan Hizbut Tahrir.

(6)

Apakah manifesto ini aplikatif atau sekadar wacana?

Lazimnya hukum Islam, tidak ada hukum Islam yang tidak aplikatif. Karena hukum Islam ini diturunkan oleh Allah untuk mengatur seluruh problem kehidupan manusia. Tetapi, apakah ini sekadar wacana atau tidak? Kembali kepada, apakah diterapkan atau tidak. Kalau hanya menjadi bahan diskusi, ya masih wacana, tetapi kalau sudah diterapkan, tentu bukan wacana lagi.

Bagaimana Manifesto itu bisa dilaksanakan?

Lazimnya gagasan atau tawaran gagasan, bisa dan tidaknya dilaksanakan tergantung pada dukungan politik terhadap gagasan tersebut. Sebab, bisa dan tidaknya dilaksanakan,

tergantung apakah ada political will atau tidak untuk melaksanakannya. Dari siapa? Pertama, Hizbut Tahrir sendiri jelas, mempunyai political will yang kuat untuk terlaksananya manifesto tersebut. Kedua, rakyat. Sebenarnya, political will rakyat ke arah sana juga cukup kuat. Ini dibuktikan dari hasil sejumlah survei tentang syariah. Namun, sayangnya aspirasi mereka ini tidak tertampung dan tersalurkan, karena tidak ada satu partai politik peserta pemilu yang menyuarakan itu. Ketiga, aktor politik dan pengambil kebijakan. Secara umum, belum ada political will ke arah sana. Pada titik inilah, justru political will tersebut sangat lemah, karena mereka cenderung pragmatis. Karena itu, Hizbut Tahrir tidak henti-hentinya terus berdakwah, menawarkan gagasannya kepada mereka.

Bagaimana tanggapan Anda terhadap orang-orang Islam yang mencibir jalan baru tersebut?

(7)

yang lain, maka mencibir gagasan ini sebenarnya sama dengan mencibir Islam. Ini tidak boleh. Hanya saja, tetap harus dilihat, apakah mereka mencibir karena tidak paham, salah paham atau pahamnya yang salah? Bagi yang tidak paham, harus dijelaskan. Yang salah paham harus diluruskan. Adapun yang pahamnya salah harus dibetulkan.

Apa yang harus dilakukan umat sekarang agar Islam itu tegak? 

Berjuang sungguh-sungguh dan terukur. Sebab, kalau sungguh-sungguh tidak terukur, sudah banyak, tetapi kan tidak pernah berhasil. Misalnya, apakah mereka sudah tahu seperti apa master plan perjuangan yang hendak mereka wujudkan? Kalau belum tahu, harus segera mencari tahu, dan setelah tahu harus diperjuangkan. Setelah itu, bagaimana road map-nya? Dari sini, satu per satu proses tersebut harus dilakukan dengan sungguh-sungguh hingga master plan tersebut benar-benar terwujud. Termasuk, apakah mereka berjuang sendiri-sendiri, atau bersama organisasi? Kalau harus  bersama organisasi, maka organisasinya seperti apa? Pendek kata, yang harus dilakukan oleh umat saat ini adalah bergabung dengan orang-orang ikhlas yang berjuang dengan sungguh-sungguh, jujur dan konsisten untuk tujuan tersebut. []

mediumat.com

Referensi

Dokumen terkait

On the academic note, the main purpose of this PhD thesis is to show that the subjects of the principle of Free, Prior and Informed Consent FPIC, and Corporate Social

Pengelolaan hara spesifik lokasi berupaya menyediakan hara bagi tanaman secara tepat, baik jumlah, jenis, maupun waktu pemberiannya, dengan mempertimbangkan kebutuhan tanaman,

SDIT AL uswah Surabaya is one unified Islamic elementary school that has problems ranging from frequent mistake inputting data, loss of data that has been collected, the data is not

Terkait dengan pengelolaan perbatasan negara, masyarakat adat di kedua daerah tersebut juga memiliki masalah yang hampir sama, di mana kegiatan lintas

6 KAMAR UTAMA BALKON R.KELUARGA TOILET DAPUR KAMAR UTAMA BALKON R.KELUARGA TOILET DAPUR KAMAR UTAMA BALKON R.KELUARGA TOILET DAPUR KAMAR UTAMA BALKON R.KELUARGA TOILET DAPUR KAMAR

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir.. Bahan tambahan

$EVWUDN 3HQHOLWLDQ LQL EHUWXMXDQ XQWXN PHQJNDML GDQ PHQGHVNULSVLNDQ SUDNWLN - SUDNWLN NHZLUDXVDKDDQ JHUHMD EHUDOLUDQ SHQWDNRVWDO GDODP PHQJHQWDVNDQ NHPLVNLQDQ GL .RWD :DPHQD