JUDUL
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
RIDWAN ATTAUFIQ
109093000122
Pembimbing I : Bayu Waspodo, M.M
Pembimbing II : Sarip Hidayatuloh, MMSI
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ii Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
RIDWAN ATTAUFIQ
109093000122
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
v
KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, November 2014
vi
Memberikan pelayanan IT yang baik merupakan suatu kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh organisasi. Sejalan dengan tujuan (IT service
management) dalam mendukung kegiatan operasional seefisien mungkin dan memastikan secara cepat bereaksi terhadap kejadian yang terjadi. Pada kasus ini PT Radiant Utama Interinsco Tbk, merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan MIGAS (inspeksi & sertifikasi). Perusahaan tersebut memiliki
permasalahan dalam melakukan pengelolaan infrastruktur IT / (configuration
management) organisasi tersebut. Proses yang berjalan masih semi komputerisasi,
yaitu menggunakan log-book (form / lembar isian yang berisi informasi terkait
dengan infrastruktur IT) kemudian data tersebut akan dicatat kedalam komputer. Hal ini dapat mengakibatkan pengelolaan menjadi kurang efektif apabila terjadi
suatu perubahan informasi terkait salah satu item, selain itu proses request item
masih menjadi satu dengan IT service request (ITSR). Hal ini berdampak pada
pelayanan IT menjadi kurang maksimal. Oleh karena itu perlu dilakukan pembangunan suatu sistem yang dapat melakukan pengelolaan infrastruktur IT secara komprehensif agar pelayanan IT menjadi lebih mudah pengelolaannya dan
pelayanan menjadi lebih baik, yaitu dengan membangun Configuration
Managament System (CMS. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengumpulan data dengan metode pengembangan sistem
menggunakan Extereme Programming (XP) dengan tools model perancangan
sistem menggunakan Unified Modelling Languange (UML). Tahap pembuatan
program dilakukan menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan MySQL
sebagai database, sedangkan tahapan testing menggunakan metode Blackbox
Testing. Hasil penelitian ini adalah membangun sebuah Configuration Management System (CMS) yang bertujuan untuk membantu organisasi dalam
melakukan pengelolaan infrastruktur IT (configuration management), seperti
pengelolaan perangkat hardware, software, dan item device lainnya menjadi lebih
mudah dikelola dan dikontrol, serta memberikan hasil informasi terkait infrastruktur tersebut secara komprehensif terkait informasi setiap item, status,
komponen, perubahan item, incident yang terjadi didalamnya, serta relasi antara
setiap configuration item yang satu dengan yang lainnya.
Kata Kunci: Configuration Management System, IT service management,
Extreme Programming. UML, PHP, MySql, Blackbox Testing.
Bab I - V + 322 halaman + 133 Gambar + 72 Tabel + 11 Daftar Istilah + 42 Daftar Pustaka Acuan + Lampiran
vii
kemudahan dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Tak lupa shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat, serta kerabatnya, semoga di akhir zaman nanti kita
mendapat syafa’at dari beliau. Aamiin. Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh dalam menyelesaikan program strata satu (S-1) pada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Sains dan
Teknologi, Jurusan Sistem Informasi dengan judul: “CONFIGURATION
MANAGEMENT SYSTEM (CMS) PADA PT RADIANT UTAMA
INTERINSCO TBK”.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dalam pembahasan maupun penyajian. Hal ini karena terbatasnya pengetahuan serta pengalaman yang penulis miliki. Selain itu penulis juga menyadari dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini telah mengalami banyak hambatan.
Akan tetapi berkat pertolongan Allah SWT, kesungguhan hati dan dukungan dari berbagai pihak yang senantiasa membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, Alhamdulillah.
Dalam kesempatan ini, perkenankanlah dengan segala kerendahan hati Penulis, untuk menyampaikan rasa terima kasih dan rasa hormat yang terdalam kepada:
1. Orang tua tercinta Bapak M. Darto Wahab dan Ibu Lamiyati, Kakak Widya dan Kakak Ipar Mas Ari, Kakak Sitti, dan Keponakan yang lucu-lucu Aisyah, Naurah, dan Khanza, yang telah memberikan do’a dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Saudara dan kerabat yang telah banyak membantu.
viii
Pembimbing II, yang telah memberikan motivasi, waktu, ilmu, dan bimbingannya selama proses penyusunan skripsi ini.
6. Para dosen Sistem Informasi yang telah membagikan ilmunya kepada
penulis selama masa perkuliahan.
7. Bapak Budi Syarif dan Bapak Sigit selaku manager PT. Radiant Utama Interinsco Tbk. Bapak Mei, Mas Gunawan, dan Mba Laeli pembimbing lapangan yang telah membimbing saya dalam riset pada divisi ini.
8. Teman-teman seperjuangan jurusan Sistem Informasi terkhusus Bayu, Arif, Yudis, Deni, Yasir, Kak Rifki, Fiki, dan semuanya yang telah memberi dukungan, semangat dan bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta ganjaran yang setimpal atas kebaikan yang telah mereka berikan. Amin ya rabbalalamin.
Jika terdapat kata-kata yang salah dalam pengetikan atau kurang berkenan, penulis mohon maaf sebesar-besarnya. Penulis memohon maaf sebesar-besarnya jika terdapat kekeliruan, kata-kata yang salah atau hal yang kurang berkenan lainnya dalam penulisan skripsi ini. Kritik, saran atau pertanyaan dapat disampaikan kepada penulis melalui alamat email: ridwan.attaufiq@gmail.com. Akhir kata semoga skripsi ini dapat menambah khazanah dalam lautan keilmuan dan dapat bermanfaat bagi kita semua yang memerlukannya.
Jakarta, November 2014
ix
HALAMAN JUDUL ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN... iii
PENGESAHAN UJIAN ... iv
PERNYATAAN ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xix
DAFTAR SIMBOL ... xxii
DAFTAR ISTILAH ... xxv
DAFTAR LAMPIRAN ... xxviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Batasan Masalah... 6
1.4 Tujuan Penelitian ... 9
1.5 Manfaat Penelitian ... 9
1.6 Metodologi Penelitian ... 10
1.6.1 Metode Pengumpulan Data ... 10
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem ... 11
1.7 Sistematika Penulisan ... 12
BAB II LANDASAN TEORI ... 14
2.1 Konsep Dasar Sistem ... 14
2.1.1 Pengertian Sistem ... 14
2.1.2 Karakteristik Sistem ... 15
x
2.4 Komponen Sistem Informasi ... 19
2.4.1 Komponen Sistem Informasi ... 19
2.5 Konsep Dasar Manajemen ... 20
2.5.1 Definisi Sistem Informasi Manajemen ... 21
2.5.2 Peranan Sistem Informasi Bagi Manajemen ... 22
2.5.3 Pengertian Konfigurasi ... 23
2.6 Konsep Basis Data ... 23
2.6.1 Pengertian Basis Data ... 23
2.6.2 Database Management System (DBMS) ... 24
2.6.3 Sistem Basis Data Relational ... 24
2.7 (PIECES) Performance, Information, Economic, Control, Efficiency, Service ... 25
2.7.1 Analisis PIECES ... 25
2.8 Information Technology Service Management (ITSM) ... 26
2.8.1 IT Service Management ... 26
2.8.2 Tujuan IT Service Management ... 28
2.8.3 IT Service Request (ITSR) ... 29
2.9 Metodologi Pengembangan Sistem ... 29
2.9.1 Agile Method ... 29
2.9.2 Extreme Programming Method ... 30
2.9.3 Agile & Extreme Programming ... 34
2.9.4 Prinsip dan Teknik dalam Metode Extreme Programming 34 2.9.5 User Story ... 35
2.10 Manajemen Konfigurasi (Configuration Management) ... 37
2.10.1 Configuration Management ... 37
2.10.2 Configuration Management System (CMS) ... 40
xi
2.11 Pengujian Sistem (Testing) ... 52
2.11.1 Pengujian Unit ... 52
2.11.2 Pengujian Integrasi ... 53
2.11.3 White Box Testing ... 53
2.11.4 Black Box Testing ... 54
2.12 Tools Perancangan Sistem ... 56
2.12.1 Rich Picture ... 56
2.12.2 Unified Modeling Language (UML) ... 57
2.12.3 Diagram & Notasi (UML) ... 57
2.13 Tools Pendukung Membangun Sistem ... 70
2.13.1 PHP ... 70
2.13.2 MySql ... 70
2.13.3 XAMPP ... 71
2.13.4 PhpMyAdmin ... 72
2.13.5 Adobe Dreamweaver ... 72
2.13.6 Balsamiq Mockup ... 73
2.14 Network Management ... 74
2.14.1 Simple Network Management Protocol (SNMP) ... 74
2.14.2 Linking Infrastructure Management to Web Service Management ... 75
2.15 Konsep Metode Pengumpulan Data ... 75
2.15.1 Observasi ... 76
2.15.2 Wawancara ... 77
2.15.3 Studi Pustaka ... 77
2.15.4 Studi Literatur ... 78
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 87
xii
3.2 Metode Pengembangan Sistem ... 91
3.2.1 Fase Eksplorasi (Exploration Phase) ... 91
3.2.2 Fase Perencanaan (Planning Phase) ... 93
3.2.3 Fase Itarasi (Iteration Phase) ... 95
3.2.4 Fase Produksi (Productioning Phase) ... 98
3.3 Kerangka Berpikir Penelitian ... 98
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 100
4.1 Exploration Phase ... 100
4.1.1 Kebutuhan Informasi ... 100
4.1.2 Identification Vision ... 111
4.1.3 Mendefinisikan Sistem yang Dibangun ... 114
4.1.4 Analisis PIECES ... 117
4.1.5 Identifikasi (Metadata Configuration Management) ... 124
4.1.6 Requirement Material (Tools & Technology) ... 126
4.2 Planning Phase / Perencanaan ... 127
4.2.1 Menentukan Batasan & Prioritas ... 127
4.2.2 Identifikasi Pekerjaan / Task Card ... 131
4.2.3 Membuat Rencana Peluncuran ... 133
4.2.4 Mempersiapkan Uji Penerimaan Pengguna... 134
4.3 Iteration Phase / Fase Iterasi... 134
4.3.1 Iterasi 0 ... 134
4.3.2 Iterasi 1 ... 266
4.3.3 Hasil Uji Akhir ... 279
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 297
1.1 Simpulan ... 297
1.2 Saran ... 298
xiv
Gambar 2.2 Contoh Traditional User Story ... 36
Gambar 2.3 Key Issues for Implementing Configuration Management ... 38
Gambar 2.4 Aktivitas Manajemen Konfigurasi ... 42
Gambar 2.5 Empat Nila Fundamemntal dari Manajemen Konfigurasi ... 44
Gambar 2.6 Proses Identifikasi ... 45
Gambar 2.7 Proses Storage Control ... 46
Gambar 2.8 Proses Change Control ... 47
Gambar 2.9 Proses Laporan dalam Konfigurasi Manajemen ... 48
Gambar 2.10 Proses Status Reporting ... 49
Gambar 2.11 Contoh pengujian dengan kotak putih ... 54
Gambar 2.12 Contoh gambar Usecase Diagram ... 58
Gambar 2.13 Contoh Class Diagram ... 60
Gambar 2.14 Contoh Hubungan Antar Entitas ... 62
Gambar 2.15 Contoh Hubungan Sifat Unary ... 63
Gambar 2.16 Contoh Mapping Class Diagram ... 66
Gambar 2.17 Contoh Activity Diagram ... 67
Gambar 2.18 Contoh Sequece Diagram... 68
Gambar 2.19 Halaman Utama PhpMyadmin ... 72
Gambar 2.20 Simple Network Management Protocol... 75
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ... 99
Gambar 4.1 Logo Perusahaan PT. Radiant Utama Interinsco ... 103
Gambar 4.2 Sturktur Organisasi PT Radiant Utama Interinsco ... 104
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Divisi IT & Knowledge Management ... 106
Gambar 4.4 Prosedur sistem yang berjalan ... 111
xv
Gambar 4.10 Task Card 1.1 ... 132
Gambar 4.11 Task Card 1.2 ... 132
Gambar 4.12 Usecase Diagram CMS ... 143
Gambar 4.13 Activity Diagram Login ... 162
Gambar 4.14 Activity Diagram Logout ... 163
Gambar 4.15 Activity Diagram View All Problem & Support ... 163
Gambar 4.16 Activity Diagram View All Configuration items ... 164
Gambar 4.17 Activity Diagram Add Relation ... 165
Gambar 4.18 Activity Diagram History Login ... 166
Gambar 4.19 Activity Diagram View CI Relation ... 166
Gambar 4.20 Activity Diagram Edit Account ... 167
Gambar 4.21 Activity Diagram Open Ticket Configuration Item ... 168
Gambar 4.22 Activity Diagram Open Ticket Reques for Change (RFC) ... 169
Gambar 4.23 Activity Diagram Open Ticket Reques Incident ... 170
Gambar 4.24 Activity Diagram Manage User ... 171
Gambar 4.25 Activity DiagramManage Document ... 172
Gambar 4.26 Activity Diagram Service Catalog ... 173
Gambar 4.27 Activity Diagram Manage Problem & Support ... 175
Gambar 4.28 Activity Diagram Add New Configuration items ... 176
Gambar 4.29 Activity Diagram Manage Configuration items ... 177
Gambar 4.30 Activity Diagram Manage Ticket Request for Change (RFC) ... 179
Gambar 4.31 Activity Diagram Validation Request for Change (RFC) ... 180
Gambar 4.32 Activity Diagram Comment Ticket Change (RFC) ... 181
Gambar 4.33 Activity Diagram Manage Manage Ticket Configuration items ... 182
Gambar 4.34 Activity Diagram Validation Ticket Configuration Item ... 184
xvi
Gambar 4.41 Sequence Diagram Login ... 191
Gambar 4.42 Sequence Diagram Logout ... 192
Gambar 4.43 Sequence Diagram View All Problem Support ... 193
Gambar 4.44 Sequence Diagram View All Configuration items ... 194
Gambar 4.45 Sequence Diagram Add Relation CI ... 195
Gambar 4.46 Sequence Diagram View History Login ... 195
Gambar 4.47 Sequence Diagram View CI Relation ... 196
Gambar 4.48 Sequence Diagram Edit Account... 197
Gambar 4.49 Sequence Diagram Open Ticket Configuration Item ... 198
Gambar 4.50 Sequence Diagram Open Ticket Request Change (RFC)... 199
Gambar 4.51 Sequence Diagram Open Ticket Incident ... 200
Gambar 4.52 Sequence Diagram Manage User ... 201
Gambar 4.53 Sequence Diagram Manage Document ... 202
Gambar 4.54 Sequence Diagram Manage Service Catalog... 204
Gambar 4.55 Sequence Diagram Manage Problem & Support ... 205
Gambar 4.56 Sequence Diagram Add New Configuration Item ... 206
Gambar 4.57 Sequence Diagram Manage Configuration items ... 208
Gambar 4.58 Sequence Diagram Manage Ticket Request Change (RFC) ... 210
Gambar 4.59 Sequence Diagram Validation Ticket Change (RFC) ... 211
Gambar 4.60 Sequence Diagram Comment Ticket Change (RFC) ... 212
Gambar 4.61 Sequence Diagram Manage Ticket Configuration Item ... 213
Gambar 4.62 Sequence Diagram Validation Ticket Configuration items ... 214
Gambar 4.63 Sequence Diagram Comment Ticket Configuration Item ... 215
Gambar 4.64 Sequence Diagram Manage Ticket Incident ... 216
Gambar 4.65 Sequence Diagram Comment Ticket Incident ... 217
Gambar 4.66 Sequence Diagram Acess Service Catalog ... 218
xvii
Gambar 4.72 Halaman Login awal sistem ... 247
Gambar 4.73 Halaman Awal Staf ... 248
Gambar 4.74 Halaman Admin & IT Manager ... 249
Gambar 4.75 Halaman Form Input Ticket Request Configuration items... 250
Gambar 4.76 Halaman Form Input Ticket Request for Change (RFC) ... 251
Gambar 4.77 Halaman Form Input Ticket Incident ... 252
Gambar 4.78 Validasi Ticket Request Configuration Item ... 253
Gambar 4.79 Validasi Ticket Request for Change (RFC) ... 254
Gambar 4.80 Halaman Comment Ticket Request ... 255
Gambar 4.81 Halaman Add New Data Configuration Item ... 256
Gambar 4.82 Add New Realtion Configuration Item ... 257
Gambar 4.83 Change Configuration Item ... 258
Gambar 4.84 Halaman Manage Ticket Request ... 259
Gambar 4.85 Halaman Manage Problem & Sipport ... 260
Gambar 4.86 Halaman Manage Document ... 269
Gambar 4.87 Halaman Manage Service Catalog ... 270
Gambar 4.88 Halaman Manage User... 271
Gambar 4.89 Halaman Edit Account ... 272
Gambar 4.90 Halaman Acces Document ... 272
Gambar 4.91 Halaman Access Service Catalog ... 273
Gambar 4.92 Halaman View History Login ... 273
Gambar 4.93 Halaman View All Configuration items ... 274
Gambar 4.94 Halaman View Report (graph) ... 275
Gambar 4.95 Struktur manu Configuration Management System (CMS) ... 279
Gambar 4.96 Tampilan Home Configuration Management System (CMS) ... 280
Gambar 4.97 Tampilan Open Ticket Request Configuration Item ... 281
xviii
Gambar 4.103 Tampilan Manage Ticket Request for Change ... 286
Gambar 4.104 Tampilan Change Log – Change Item ... 287
Gambar 4.105 Tampilan Ticket Incident ... 288
Gambar 4.106 Tampilan Manage All Ticket Incident ... 289
Gambar 4.107 Tampilan Manage Problem & Support ... 290
Gambar 4.108 Tampilan Manage Document ... 291
Gambar 4.109 Tampilan Manage Service Catalog ... 291
Gambar 4.110 Tampilan All Configuration items ... 292
Gambar 4.111 Tampilan All Ticket Configuration Item ... 293
Gambar 4.112 Tampilan All Ticket Request for Change (RFC) ... 293
Gambar 4.113 Tampilan All Ticket Incident ... 294
Gambar 4.114 Tampilan Manage User Account... 295
Gambar 4.115 Tampilan My Account ... 295
Gambar 4.116 Tampilan History Login ... 296
xix
Tabel 2.3 Komponen dasar Class Diagram ... 60
Tabel 2.4 Contoh Tabel CRUD Matrix ... 63
Tabel 2.5 Notasi Activity Diagram... 67
Tabel 2.6 Notasi Sequece Diagram ... 69
Tabel 2.7 Hasil Penelitian Sejenis (1) ... 79
Tabel 2.8 Hasil Penelitian Sejenis (2) ... 80
Tabel 2.9 Hasil Penelitian Sejenis (3) ... 82
Tabel 2.10 Hasil Penelitian Sejenis (4) ... 83
Tabel 2.11 Hasil Penelitian Sejenis (5) ... 85
Tabel 3.12 Hasil Penelitian Sejenis ... 90
Tabel 4.1 Tabel Analisis PIECES ... 117
Tabel 4.2 High-level Feature List ... 127
Tabel 4.3 Tabel Rencana Peluncuran ... 133
Tabel 4.4 Identifikasi Aktor ... 138
Tabel 4.5 Identifikasi Usecase ... 140
Tabel 4.6 Narasi Use case Login ... 144
Tabel 4.7 Narasi Use Case Logout ... 144
Tabel 4.8 Narasi Use case Open Ticket Request Configuration Item ... 145
Tabel 4.9 Narasi Use case Open Ticket Request for Change (RFC) ... 145
Tabel 4.10 Narasi Use Case Open Ticket Incident ... 146
Tabel 4.11 Narasi Use Case View All Problem & Support ... 147
Tabel 4.12 Narasi Use Case View All Configuration items ... 147
Tabel 4.13 Narasi Use Case Manage User ... 148
Tabel 4.14 Narasi Use Case Manage Document ... 149
Tabel 4.15 Narasi Use Case Manage Service Catalog ... 149
xx
Tabel 4.21 Narasi Use Case Manage Ticket for Change (RFC) ... 153
Tabel 4.22 Narasi Use Case Validation Ticket for Change (RFC) ... 154
Tabel 4.23 Narasi Use Case Comment Ticket (RFC) ... 155
Tabel 4.24 Narasi Use Case Manage Ticket Configruation Item ... 155
Tabel 4.25 Narasi Use Case Validation Ticket Configuration items ... 156
Tabel 4.26 Narasi Use Case Comment Ticket Configuration Item ... 157
Tabel 4.27 Narasi Use Case Manage Ticket Incident ... 157
Tabel 4.28 Narasi Use Case Comment Ticket Incident ... 158
Tabel 4.29 Narasi Use Case View Login History ... 159
Tabel 4.30 Nrasi Use Case Edit Account ... 159
Tabel 4.31 Narasi Use Case Access Service Catalog ... 160
Tabel 4.32 Narasi Use Case Access Document ... 160
Tabel 4.33 Narasi Use Case View Graph / Chart & Report ... 161
Tabel 4.34 Daftar Objek Potensial Objek ... 221
Tabel 4.35 Kandidat Potensial Objek... 222
Tabel 4.36 Daftar Objek yang Diusulkan ... 224
Tabel 4.37 Matriks CRUD ... 226
Tabel 4.38 Spesifikasi Tabel user ... 235
Tabel 4.39 Spesifikasi Tabel departement ... 235
Tabel 4.40 Spesifikasi Tabel category ... 236
Tabel 4.41 Spesifikasi Tabel type ... 236
Tabel 4.42 Spesifikasi Tabel ci ... 237
Tabel 4.43 Spesifikasi Tabel ticket_configuration_item ... 237
Tabel 4.44 Spesifikasi Tabel comment_ci ... 238
Tabel 4.45 Spesifikasi Tabel ticket_incident ... 239
Tabel 4.46 Spesifikasi Tabel comment_incident ... 239
xxi
Tabel 4.52 Spesifikasi Tabel docmuent ... 242
Tabel 4.53 Spesifikasi Tabel ci_config ... 243
Tabel 4.54 Spesifikasi Tabel component ... 243
Tabel 4.55 Spesifikasi Tabel activity_timeline ... 244
Tabel 4.56 Spesifikasi Tabel user ... 245
Tabel 4.57 Spesifikasi Tabel storage_system ... 245
Tabel 4.58 Spesifikasi Tabel peripheral ... 246
Tabel 4.59 Spesifikasi Tabel computer ... 246
Tabel 4.60 Spesifikasi Tabel software_application ... 247
Tabel 4.61 Hasil Black Box Testing Phase 1 Kriteria Pengujian 4.3.1.3.0 ... 261
xxii
Actor
Usecase
Assosiation
<<include>> Include <<extend>> Extends
Generalization
2. Class Diagram
Simbol Nama komponen
Operasi
Package
Asosiasi nama class
+Attribute1 +Attribute2
+Operation1() +Operation2()
Package1
xxiii
Aggregasi
3. Sequence Diagram
Life Line
Message
Messag
Object
Boundary
Control
xxiv
Activity
Decision Activity
Fork Node
Activity Final Node
xxv
implementasi & kualitas manajemen dari suatu pelayanan IT, mempertemukan kebutuhan dengan bisnis. Information Technology Service Mangement tampil melalui penyedia pelayanan IT melalui kombinasi orang, proses dan teknologi informasi yang tepat (manajemen pelayanan)
2 CM Configuration Management. Proses transisi yang bertanggung jawab dalam mengelola informasi terkait konfigurasi item yang diperlukan dalam untuk memberikan pelayanan IT, termasuk hubungannya. 3 CMS Configuration Management System. Pelayanan transisi
seperangkat alat dan database yang digunakan dalam mengelola pelayanan IT konfigurasi data. Configuration Management termasuk informasi tentang (incident, problems, known error, changes and release) selain itu terkait data personil, bisnis unit, atau user. Configuration Management, alat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, memperbarui, dan menyajikan data terkait konfigurasi item dan hubungannya.
xxvi
disimpan dalam database 7 E-Ticket (electronic
ticket)
Form request yang input oleh user apabila user membutuhkan suatu pelayanan (service) tertentu. 7.a Ticket CI Ticket request Configuration Item. Merupakan form /
isian yang harus diisi oleh user apabila membutuhkan suatu pelayanan (terkait configuration item) tertentu. 7.b Ticket Change /
Ticket Request for Change (RFC)
Ticket request Configuration for Change. Merupakan form / isian yang harus diisi oleh user apabila membutuhkan suatu pelayanan untuk melakukan perubahan (terkait configuration item) tertentu.
7.c Ticket Incident Ticket request Incident. Merupakan form / isian yang harus diisi oleh user apabila mengalami suatu permasalahan (terkait configuration item) tertentu. 8 Agile Method Salah satu metode dalam pembangunan perangkat
lunak (software development) yang mengutamakan fleksibilitas terhadap perubahan-perubahan yang terjadi selama pengembangan, proses yang terjadi secara tangkas (cepat).
9 Extreme
Programming (XP)
Model pengembangan yang termasuk kedalam Agile Method, dimana XP menekankan pembangunan project dengan mengutakaman proses interaksi & komunikasi
10 User Story Menggambarkan fungsionalitas dalam suatu sistem atau perangkat lunak yang akan dibangun
xxvii
pengawasan dan mengelola perangkat yang terhubung
xxviii
1
1.1 Latar Belakang
Seiring berkembangnya ilmu pengetahun, teknologi dan informasi menawarkan suatu pilihan yang tepat guna mewujudkan pelayanan Information Technology (IT) yang tepat kepada setiap pihak dalam perusahaan melalui pengelolalan pelayanan IT yang baik, yang biasa dikenal dengan istilah Information Technology Service Management (ITSM). Sejalan dengan kebutuhan bisnis organisasi atau perusahaan yang semakin lama, semakin besar mendapat suatu tantangan agar organisasi dapat memberikan kepuasan kepada setiap stakeholder.
meningkatkan biaya, mengurangi pendapatan, mempengaruhi kualitas produk, dan berbagai efek samping lainnya.
Pemanfaatan suatu teknologi informasi ini diperlukan untuk mendukung proses bisnis dalam organisasi atau perusahaan berjalan dengan baik, efektif dan efisien sesuai dengan tujuan perusahaan, Karena penggunaan IT memiliki potensi untuk menjadi pendorong utama kekayaan ekonomi di abad sekarang ini. Disamping itu IT juga penting untuk keberhasilan perusahaan, memberikan peluang untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dan menawarkan cara untuk meningkatkan produktivitas.
Proses bisnis yang dimiliki oleh suatu perusahaan tentunya sangat beragam, mulai dari kegiatan secara teknis ataupun non teknis. Hal ini menjadi suatu kewajiban, sekaligus tantangan bagi perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan bisnis tersebut dengan baik, tentunya menjadi tanggung jawab bersama setiap organisasi. Salah satu tantangan yang mungkin terjadi adalah ketidaksiapan organisasi untuk mengimplementasikan dan menjalankan program tersebut, karena terlalu kompleks atau banyaknya hal yang harus disesuaikan antara tujuan dengan sumber daya yang dimiliki organisasi.
Perusahaan semakin berkembang menjadi sebuah kelompok yang lebih besar menawarkan keahlian luas di sektor energi. Kini bidang keahlian perusahaan yang terus menerus diperpanjang ke arah hulu dan hilir minyak dan gas bumi serta industri lainnya.
PT Radiant Utama Interinsco Tbk dalam menjalankan berbagai kegiatan bisnis perusahaan tentunya membutuhkan dukungan dari setiap organisasi guna memberikan kelancaran pelayanan yang diperlukan baik untuk pihak internal ataupun eksternal perusahaan. Salah satu divisi yang memiliki peran penting dalam kegiatan bisnis adalah divisi IT, dimana divisi tersebut memiliki tugas untuk memastikan dan menjaga setiap pelayanan yang berhubungan dengan jaringan, komunikasi data dan informasi, dapat terpenuhi dengan baik oleh setiap stakeholder.
service masih terbatas menggunakan form request (ITSR) untuk berbagai jenis keperluan. Ditambah lagi pelayanan lainnya yang harus dikelola oleh organisasi tersebut, akan berdampak pada kualitas pelayanan-pelayanan lainnya kepada pihak internal maupun eksternal perusahaan menjadi terhambat, produktifitas menjadi kurang maksimal.
Pelayanan yang kurang maksimal ini salah satu bentuknya seperti pada penanganan setiap request dari ITSR (IT service request), proses pengelolaan infrastruktur IT dimulai dari request pada service ITSR yang masih tergabung dengan berbagai jenis request service lainnya dalam ITSR tersebut, pada kenyataannya proses penanganan suatu request ticket bisa mencapai waktu rata-rata satu sampai dengan tiga hari, tergantung dari jenis permasalahan atau request yang di minta oleh user. Salah satu penyebab kurang efektifnya waktu penanganan suatu request karena dalam form ticket request tersebut belum adalnya skala priorittas untuk penanganannya, jadi manajemen cukup sulit untuk menentukan request yang mana dahulu yang menjadi prioritas dalam penyelesaiannya karena banyaknya jenis pelayanan yang di request oleh user. Disamping itu proses pengelolaan infrastruktur yang seperti disebutkan diatas dengan menggunakan logbook, dapat mgnghambat kinerja yang dilakukan oleh organisasi untuk dapat up to date terkait dari incident, changing, ataupun problem yang terjadi seputar infrastruktur IT yang ada.
dan memberikan informasi yang komprehensif bagi organisasi. Oleh karena itu judul penelitian yang diajukan yaitu “CONFIGURATION MANAGEMENT SYSTEM (CMS) PADA PT RADIANT UTAMA INTERINCSO TBK”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan sebeumnya, maka dapat dirumuskan, sebagai berikut :
1. Belum adanya sistem yang dapat mengelola infrastruktur IT atau configuration items (CI). Dalam mengelola configuration item (CI), organisasi masih menggunakan “logbook” akibatnya pengelolaan menjadi tidak maksimal, dikhawatirkan data tersebut dapat tercecer ataupun hilang. 2. Data infrastrukur atau configuration item (CI) sering terjadi ketidaksesuaian, karena apabila terjadi perubahan terkait configuration item (CI) pendataan tidak dilakukan secara baik.
3. Banyaknya infrastrukur yang dimiliki menyebabkan banyak kertas yang dibutuhkan (logbook) untuk mendata setiap item configuration.
4. Proses pengelolaan infrastruktur / configuration items terkait dengan service lainnya sulit dilakukan jika hanya menggunakan logbook.
5. Penggunaan logbook hanya dapat mendata informasi infrastruktur IT / configuration items saja, proses lain (change, incident, relasi antara setiap items ) tidak dapat ter-cover.
digunakan untuk berbagai macam kebutuhan user, belum adanya pengelompokan sesuai kebutuhan tertentu.
Berdasarkan identifikasi tersebut, maka permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah “Bagaimana merancang dan membangun sebuah
CONFIGURATION MANAGEMENT SYSTEM (CMS) PADA PT RADIANT
UTAMA INTERINSCO TBK ?”
1.3 Batasan Masalah
Penulis akan membuat batasan terhadap masalah tersebut agar penulisan penelitian ini terfokus pada masalah dan mencapai hasil yang optimal. Adapaun batasan masalahnya adalah sebagai berikut
1. Penelitian dilakukan pada departemen Shared Service & knowledge Management.
2. Proses pengembangan sistem menggunakan Agile Method yaitu dengan metode pengembangan Extreme Programming (XP).
3. Configuration Management System (CMS) yang akan dibangun nanti memiliki batasan atau fungsi pada :
- change control (mengelola proses perubahan terkait configuration item (CI), mulai dari tahap awal permintaan proses request for change melalui ticket RFC (request for change), persetujuan, kemudian perubahan configuration items (CI) tersebut.
- problem & incident (proses ini memberikan bantuan kepada user apabila menemukan kesulitan perihal configuration items (CI) tertentu, mereka dapat menemukan solusi pada bagian problem, selain itu user dapat melakukan request ticket incident apabila permasalahan belum ditemukan solusinya dalam penyimpanan (repository knowledge error).
- document & procedure (proses ini berguna apabila setiap user membutuhkan informasi tertentu misalnya informasi user guide penggunaan suatu configuration items (CI), dokumen pelengkap configuration items (CI), mereka bisa mengunduhnya didalam sistem, sedangkan admin nanti akan bertugas melakukan unggah dokumen yang diperlukan). Selain itu juga terdapat informasi perihal service catalog, berisi informasi service yang dimiliki organisasi.
- Menu other (user management, history login) (digunakan untuk mengelola data user account, selain itu dapat juga melihat informasi history login user.
software), all ticket request configuration items, request for change (RFC), dan request incident).
4. Pada proses persetujuan (approval) suatu ticket request tertentu tidak membahas mekanisme yang dapat menyebabkan suatu ticket request dapat disetujui atau ditolak.
5. Sistem ini tidak membahas mengenai jaringan (networking), sistem hanya mencatat informasi relasi antara configuration items (CI) dengan configuration items (CI) lainnya (menampilkan perangkat yang dikelola). Sistem yang dibangun tidak menggunakan framework tertentu dalam IT service management. Sistem tidak membahas asset management ataupun release management.
6. Tools yang digunakan dalam merancang, dan membangun Configuration Management System (CMS) yaitu, mengunakan Star UML untuk desain permodelan sistem, Balsamiq Mockup untuk perancangan desain interface, Adobe Dreamweaver CS5, paket XAMPP (versi 1.7.3) yang terdiri dari MySQL (versi 5.0.45), PHP (versi 5.2.4).
7. Tahap implementasi hanya sampai tahap coding dan black box testing.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mambangun Configuration Management System (CMS) yang dapat digunakan untuk mengelola infrastruktur IT atau configuration items (CI). Serta memberikan penyajian informasi laporan seputar infrastruktur IT (configuration items) tersebut secara komprehensif terkait data detail item, masalah, insiden, perubahan, ataupun relasi antara setiap item dengan item lainnya..
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
Berdasarkan tujuan penelitian diharapkan, dengan penelitian ini dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan gambaran umum bagaimana menganalisa, merancang dan membuat Configuration Management System (CMS).
2. Memberikan pemahaman tentang penerapan Configuration Management System (CMS) dalam mewujudkan pelayanan IT yang baik atau IT service management kepada organisasi.
3. Memberikan kemudahan bagi organisasi dalam melakukan pengelolaan terkait infrastruktur IT atau configuration items (CI) menjadi lebih mudah dikelola dan menyajikan informasi secara komprehensif.
Configuration Management System (CMS) yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
5. Memberikan kontribusi bagi peneliti sendiri untuk menambah pengetahuan dalam bidang IT Service Management dengan menciptakan sebuah Configuration Management System (CMS).
1.6 Metodologi Penelitian
Metode penelitian di dalam skripsi ini menggunakan dua jenis metode
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Obeservasi dilakukan dengan turun langsung dalam kegiatan kerja, mengamati secara langsung proses kerja yang dilakukan pada divisi tempat penulis ditempatkan yaitu pada divisi IT & Share Service Knowledge Management, kemudian memperhatikan sumber data dan informasi yang diperlukan pada divisi tersebut
b. Wawancara
c. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi melalui kegiatan mempelajari buku-buku referensi, e-book, dan jurnal yang sesuai dengan topik yang dibahas.
d. Studi Literatur
Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting setelah seseorang peneliti menetapkan topik, langkah selanjutnya melakukan kajian. Dengan metode studi pustaka ini penulis mengumpulkan data dan informasi dengan mencari, membaca, mencatat intisari dan mencari buku-buku referensi, situs-situs internet, serta tinjauan pustaka yang berkenan dengan topik yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam penyusunan tugas akhir ini.
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode analisis dan perancangan sistem yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode Agile Method yaitu pengembangan sistem Extreme Programming (XP) yang diadaptasi dari Abbrahamsson (2002). Untuk tools pembantu dalam memodelkan proses perancangan, desain sistem nantinya menggunakan Unified
Modeling Language (UML), dan untuk perancangan user interface
1.7 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dari penulisan laporan penelitian ini dibagi ke dalam lima bab antara lain:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan latar belakang skripsi dibuat dan membahas mengenai permasalahan pada tema riset penulis, judul skripsi yang harus diangkat dan difokuskan dalam skripsi ini rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaatnya, dan bagaimana skripsi ini disusun.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab kedua ini dijelaskan mengenai teori apa yang melatarbelakangi penulis dalam menyajikan laporan dengan judul diatas yang berkenaan dengan sistem informasi, database, IT service management, configuration management, configuration management database, configuration management system, tools dalam merancang sistem, metode penelitian, metode pengembangan sistem (agile method / extreme programming), dan perangkat perancangan unifield modeling language (UML), dan implementasi sistem.
BAB III METODE PENELITIAN
literatur, observasi, wawancara, dan metodologi dalam pengembangan sistem menggunakan metode extreme programming (XP) mulai dari tahap explorasi, palnning, iteration, dan production, dan terakhir menyajikan kerangka berpikir penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini penulis membahas mengenai profil dari perusahaan, hasil pengumpulan data dan analisis sistem usulan untuk dibuat menjadi sebuah model rancangan configuration management system (CMS) yang akan dijelaskan dalam beberapa proses yang terdiri dari usecase diagram, activity diagram, class diagram, sequence diagram, beserta rancangan basisdata dan juga rancangan user interface.
BAB V PENUTUP
14
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (subsystem). Subsistem-subsistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai. (Jogiyanto, 2004, p. 683). Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. (Sutabri, 2005, p. 2)
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur
yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Jogiyanto, 2008)
Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sisten
yaitu, menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada
komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menenkankan
pada prosedur, mendefinisikan sistem yang lebih menekankan pada
prosedur, mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama
tertentu. Sedangkan pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau
komponennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari
elemen-elemen yag berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Sutabri,
2005, p. 9)
2.1.2 Karakteristik Sistem
Suatu sistem memunyai karakteristik atau sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen atau element (component), batasan sistem (boundary), lingkungan luar sistem (enviroment), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolahan (process), sasaran (objective), atau tujuan (goal). (Jogiyanto, 2004, p. 684)
1. Komponen Sistem (Component)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem ini dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Batasan Sistem (Boundary)
3. Lingkungan Luar (Enviroment)
Segala sesuatu diluar dari batas sistem yang mempengaruhi operasi dari suatu sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat merugikan dan bisa juga menguntungkan.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Merupakan media penghubung antara subsistem dengan subsistem yang lainnya. Untuk membentuk satu kesatuan, sehingga sumber-sumber daya mengalir dari subsistem yang satu ke subsistem yang lainnya. Penghubung merupkan hal yang sangat penting, sebagai contoh apabila di dalam perusahaan memiliki beberapa sistem seperti produksi, finansial, pemasaran, dan HRD yang tidak memiliki penghubung satu sama lain tentu saja proses bisnis di dalam perusahaan tersebut tidak akan berjalan semestinya.
5. Masukan Sistem (Input)
6. Pengolahan Sistem (Process)
Merupakan bagian yang memproses masukan menjadi keluaran yang dinginkan.
7. Keluaran Sistem (Output)
Merupakan hasil dari energi yang diolah sistem. Meliputi : Keluaran yang bergunam contohnya Informasi yang dikeluarkan oleh komputer.
8. Tujuan Sistem (Goal)
Setiap sistem pasti mempunyai tujuan ataupun sasaran yang mempengaruhi input yang dibutuhkan dan ouput yang dihasilkan.
2.2 Konsep Dasar Informasi
2.2.1 Pengertian Informasi
Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya, yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan. (Jogiyanto, 2004, p. 692)
2.2.2 Kualitas Informasi
Menurut Jogiyanto, kualitas informasi tergantung dari tiga yaitu informasi harus :
1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
2. Tetap pada waktunya, berarti informasi yang datang pada peneorima tidak boleh terlambat.
3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevensi informasi untuk tiap-tiap orang dengan yang lainnya berbeda.
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.3.1 Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. (Sutabri, 2005, p. 42)
Sedangkan menuurut Jogiyanto, Sistem informasi dapat di definisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, member sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang cerdik. (Jogiyanto, 2004, p. 697).
2.4 Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari beberapa komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya. (Jogiyanto, 2004, p. 697)
2.4.1 Komponen Sistem Informasi
Perangkat keras (Hardware) : mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.
Perngkat lunak (software) atau program : sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.
Prosedur : sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
Orang : semua pihak yang bertanggung jawab dalam penggembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem.informasi.
Basis data (database) : sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.
2.5 Konsep Dasar Manajemen
Dalam buku yang berjudul “ Manajemen” karya dari Stephen P. Robbins dan Mary Couter, menyebutkan bahwa manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. (Couter, 2005, p. 7).
mengorganisasikan, memprakarsai, dan mengendalikan operasi. Merencanakan dengan menetapkan strategi, tujuan, dan memilih arah pindahan yang terbaik, untuk mencapai apa yang direncanakan. Manajemen merupakan suatu kegiatan atau proses yang menjelaskan apa yang dilakukan manajer pada operasional organisasi mereka untuk merencanakan, menorganisasikan, memprakarsai dan mengendalikan suatu kegiatan operasi. Mereka merencanakan dengan menetapkan strategi, tujuan, dan memilih arah pindahan yang terbaik untuk mencapai apa yang direncanakan. (Sutabri, 2005, p. 54)
2.5.1 Definisi Sistem Informasi Manajemen
Secara harfiah, sistem informasi manajemen adalah sebuah bentuk
sistem informasi yang ditujukan untuk melayanai para manajer. Terfokus
pada alat bantu untuk mempercepat para manajer memperoleh informasi.
Definisi sebuah sistem informasi manajemen istilah ynag yang umum
dikenal orang adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu untuk
menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi organisasim
manajemen, dan proses pengambilan keputusan didalam suatu oraganisasi.
(Sutabri, 2005, p. 90)
Menurut McLeod (2008), Sistem Informasi Manajemen
didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang membuat
informasi tersedia bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan serupa.
Output informasi yang dihasilkan akan digunakan oleh pihak-pihak
yang akan memecahkan masalah (baik itu manajer maupun kalangan
profesional) dalam mengambil keputusan guna memecahkan masalah
perusahaan.
2.5.2 Peranan Sistem Informasi Bagi Manajemen
Manajemen membutuhkan informasi untuk mendukung pengambilan
keputusan yang akan dilakukannya. Sumber informasi untuk pengambilan
keputusan manajemen bisa didapatkan dari informasi eksternal dan
informasi internal. Informasi internal dapat diperoleh dari sistem informasi
berupa informasi yang dihasilkan dari operasi PDE (Pengolahan Data
Elektronik) dan informasi data non PDE. (Jogiyanto, 2008).
Sistem informasi mempunyai peranan yang penting di dalam
menyajikan informasi bagi semua tingkatan manajemen, supaya informasi
yang dihasilkan oleh sistem informasi akan dapat mengena dan berguna
sesuai dengan yang dibutuhkan manajemen (Jogiyanto, 2008).
Kegiatan-kegiatan manajemen mempengaruhi pengelolaan informasi
karena informasi yang dibutuhkan berbeda untuk masing-masing tingkatan.
Kebutuhan informasi yang berbeda ini dapat diketahui dari masing-masing
kegiatan manajemen tersebut. Kegiatan manajemen untuk masing-masing
tingkatan dapat dikategorikan sebagai berikut (Jogiyanto, 2008) :
a) Perencanaan strategi (strategic planning), merupakan kegiatan
b) Pengendalian manajemen (management control), merupakan
manajemen tingkat menengah.
c) Pengendalian operasi (operational control), merupakan kegiatan
manajemen tingkat bawah.
2.5.3 Pengertian Konfigurasi
Konfigurasi (configuration) untuk membentuk atau setelah “to form
from or after” bersumber dari bahasa latin com-, yang berarti dengan “with” atau bersama “together”, dan untuk membentuk “to form”. Termasuk juga
pengaturan bagian atau elemen “a relative arrangement of parts or
element”. (Hass A. M., 2002, p. 1).
Sedangkan menurut Addy (2007) menyebutkan konfigurasi yaitu, (konfigurasi - i), (penataan bagian-bagian dari sesuatu, ii) (komputasi) pilihan tertentu item hardware dan interkoneksi mereka yang membuat sebuah sistem komputer tertentu. (Addy, 2007, p. 230)
2.6 Konsep Basis Data
2.6.1 Pengertian Basis Data
Menurut Mulyanto (2009) definisi basis data (database) merupakan komponen utama dalam membangun sebuah sistem yang menyangkut pendokumentasian data ke dalam sebuah database.
Dalam buku yang berjudul Konsep Basis Data menjelaskan bahwa basis data adalah suatu aplikasi terpisah yang menyimpan suatu koleksi data. Masing-masing basis data memiliki satu API atau lebih yang berbeda untuk menciptakan, mengakses, mengelola, mencari, dan mereplikasi data. Basis data adalah suatu koleksi data yang bisa dicari secara menyeluruh dan secara sistematis memelihara dan me-retrieve informasi. Suatu basis data bisa terkomputerisasi atau tidak terkomputerisasi. (Simarmata, 2007, p. 1)
2.6.2 Database Management System (DBMS)
DBMS sudah mulai berkembang sejak tahun 1960an. Pentingnya data bagi organisasi / perusahaan menyebabkan sebagian besar perusahaan memanfaatkan BDMS dalam mengelola data yang mereka miliki. Database Management System (DBMS) yang dalam bahasa Indoensia sering disebut sebagai Sistem Manajemen Basis Data adalah suatu sistem aplikasi yang digunakan untuk menyimpan, mnegelola, dan menampilkan data. (Shalahudin, 2011, p. 45)
2.6.3 Sistem Basis Data Relational
Shared Data Banks” yang dipublikasikan ditahun 1970. Di paper ini ia mendefinisikan apa yang dimaksud dengan relational. Relational Database adalah database yang sesuai dengan model relasional dan juga didefinisikan sebagai kumpulan relasi (set of relation) atau database yang terpasang. Sebuah RDBMS digunakan untuk membuat database relasional. (Wahyudi, 2008, p. 95)
Sedangkan menurut sumber lainnya menyebutkan bahwa relational database adalah bentuk database paling fleksibel dan paling terbuka. Oleh karena itu, biasanya relational database digunan pada local saja. (Sutabri, 2005, p. 219)
2.7 (PIECES) Performance, Information, Economic, Control, Efficiency,
Service
2.7.1 Analisis PIECES
Menurut buku yang berjudul “System Analysis Design an Active
Approcah” karya Goerge M. Marakas. Disebutkan bahwa PIECES merupakan suatu alat yang efektif untuk menemukan gejala dan masalah melalui konsep “sebab” dan “akibat” diantara hubungan masalah dengan
Performance : fokus pada gejala utama melaui respon waktu pada
proses organisasi.
Information : fokus pada kedua aspek informasi dari organisasi,
yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Economic : kategori yang melihat pengeluaran terhadap proses yang
terjadi. Berdasarkan situasi pengeluaran, ada dua aspek yang harus seimbang : level pelayanan, dan kemampuan yang berlebih.
Control : bagaimana organisasi melakukan pengontrolan. Konsep
dari kontrol merupakan salah satu konsep seimbang diantara resiko dengan pengeluaran.
Efiiciency : pada fokus ini pada suatu produk dalam memberikan pelayanan dengan sedikit waktu.
Service : service atau pelayanan merupakan kategori gejala terhadap
kualitas dari pelyanan yang diberikan oleh organisasi dengan konsumennya.
(Marakas, 2006, p. 37)
2.8 Information Technology Service Management (ITSM)
2.8.1 IT Service Management
organisasi memiliki kemampuan untuk dengan cepat dan efektif bereaksi terhadap kejadian yang tidak direncanakan, keadaan berubah dan kebutuhan bisnis baru terus mengevaluasi proses dan kinerja dalam rangka mengidentifikasi dan menerapkan peluang untuk perbaikan. (Addy, 2007, p. 46)
Service Management merupakan suatu set kemampuan spesial dari organisasi untuk memberikan nilai kepada konsumen dalam bentuk layanan. Service Management berfokus tidak hanya memberikan pelayanan, semua jenis pelayanan, prosess dari setiap komponen infrastruktur dari sebuah siklus hidup, dan pengelolaan pelayanan yang berhubungan dengan seluruh aktifitas siklus hidup melalui strategi transisi dari operasional dan pengembangan yang berkelanjutan. Input atau masukan dari sebuah service management adalah semua sumberdaya dan kemampuan yang mewakili setiap aset dari penyedia pelayanan (service provider). Sedangkan output atau hasilnya adalah pelayanan yang memberikan nilai kepada setiap konsumen.
teknologi informasi (IT), melalui filosofi utama dalam prespektif konsumen untuk memberi kontribusi terhadap bisnis. Solusi utama perusahaan dalam implementasi ITSM yaitu ada empat, yaitu orang, produk, rekan, dan proses. (Jack D. Becker, 2007, p. 10)
2.8.2 Tujuan IT Service Management
Tujuan ITSM adalah untuk membangun dan mengelola setiap struktur IT untuk mempertemukan bisnis dengan pelayanan berdasarkan tujuan, bergerak dari ketidakteraturan menjadi pengelolaan yang teratur. Tata kelola IT menurut ITGI (Information Technology Governance Institute) adalah untuk dapat mewujudkan manfaat IT yang diharapkan, menggunakan dan memaksimalkan manfaat tersebut, mewujudkan penggunaan sumber daya IT yang bertanggung jawab, dapat mengelola resiko yang terkait dengan TI dengan tepat.
2.8.3 IT Service Request (ITSR)
Dalam buku karya Rob Addy (2007) disebutkan “Apa perbedaan
diantara Service Request dan Incident ?”. Menurut kamus disebutkan “Request” untuk mengekspresikan keinginan, (meminta atau menuntut). Sedangkan “Incident” kejadian yang berbeda atau yang pasti. (Addy, 2007, p. 106)
Tujuan dari request proses adalah untuk secara akurat menentukan kebutuhan pengguna, mengumpulkan setiap data yang tepat berkaitan dengan kebutuhan mereka, diidentifikasi dan untuk meneruskan semua informasi ini pada kelompok spesialis yang relevan untuk tindakan lebih lanjut. Intinya adalah baik incident, service request, compliance, dll Ini semua masukan dari pelanggan. Semua masalah, baik itu dari jenis apa pun, perlu proaktif didorong kesimpulan melalui penerapan sistematis dari proses yang relevan dan tepat. (Addy, 2007, p. 324)
2.9 Metodologi Pengembangan Sistem
2.9.1 Agile Method
yang cepat bagi tim dalam menghadapi sesuatu yang tidak diprediksi, atau permintaan perubahan yang cepat. Metode Agile memperkenalkan pendekatan yang terstruktur terhadap pengembangan sebuah software, dan memastikan konsumen (user) dapat dengan cepat dan bisa melihat secara periodic solusi untuk mereka melalui umpan balik yang berkelanjutan. Jaminanan yang diberikan kepada mereka untuk mendapatkan solusi terhadap permasalahan bisnis yang dibutuhkan, dan solusi dalam bekerja melalui waktu yang singkat dalam sebuah frame. (Moriera, 2010, p. 37)
Pengembangan Agile merupakan istilah umum untuk beberapa pendekatan secara berulang dan bersifat mengabungkan elemen-elemen model secara berulang (incremental) dalam pengembangan perangkat lunak. Banyak dari prinsip-prinsip dan praktek-praktek yang berasal dari Agile telah ada selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun. Metodologi Agile telah dikemas dalam berbagai variasi pelanggan, manajemen, dan dalam beberapa kasus, praktik rekayasa dan prinsip bersama-sama dengan cara yang membantu tim panduan melalui proses perencanaan yang cepat dan memberikan pekerjaan, serta pegujian perangkat lunak. Metode Agile fokus pada penyederhanaan dalam SDLC (System Development Life Cycle) dengan menghilangkan beberapa model dan dokumentasi yang berlebihan, dan waktu yang digunakan untuk penugasaan. (Alan Dennis, 2005, p. 13)
2.9.2 Extreme Programming Method
yang dimulai seperti “suatu hal yang mudah untuk mendapatkan pekerjaan”,
dengan latihan mereka menemukan cara yang efetif dalam pembangunan suatu software selama beberapa dekade. Setelah beberapa percobaan sukses, maka XP metodologi diteorikan menjadi prinsip utama dan cara yang digunakan. XP telah menggabungkan setiap fungsi dalam beberapa metodologi pembangunan software.
Gambar 2.1 Extreme Programming Life Cycle
(Alnoukari, 2012, p. 20)
pengembang harus membuat perubahan tambahan untuk tumbuh sistem dan mereka harus tidak hanya menerima perubahan, mereka harus merangkul perubahan. Keempat, pengembang harus memiliki kualitas pertama mentalitas. XP juga mendukung anggota tim dalam mengembangkan keterampilan mereka sendiri.
Berdasarkan buku Pekka Abrahamsson et all, yaitu Agile Software Development Methode (Abrahamsson, 2002, pp. 19-21) :
1. Exploration
Fase exproration merupakan permulaan dari projek dimana konsumen menuliskan cerita pada (story card) apa yang mereka harapkan pada proses pelapasan pertama. Setiap cerita menggambarkan fitur yang harus terdapat dalam setiap program.
2. Planning
Fase ini merupakan satu tahap dalam menentukan prioritas setiap cerita dan persetujuan setiap konten pada pelepasan pertama yang akan dibuat.
3. Iterations
memutuskan user story yang diinginkan dari setiap masa perulangan. Secara fungsional nantinya akan dites oleh konsumen pada setiap masa perulangan sampai sesuai dan sistem siap diproduksi.
4. Productionizing
Pada tahap produsi yang dibutuhkan adanya tambahan pengetesan (testing) dan pengecekan dari setiap performa sistem sebelum sistem tersebut diserahkan kepada konsumen.
5. Maintenance
Setelah pengembangan telah selesai dilakukan dan berada dalam tahapan maintenance. Fungsinya adalah menjadi customer support, setelah masa pelepasan masuk kepada tahap produksi, XP harus tetap memelihara untuk memastikan sistem berjalan dengan sesuai.
6. Death Phase
2.9.3 Agile & Extreme Programming
Model pengembangan Agile merupakan “chaordic”, suatu praktek dalam proses perangkat lunak yang memiliki lingkup untuk menggambarkan bagaimana suatu model dan dokumentasi secara efektif dan secara tangkas. Salah satu tujuan dari Agile Modelling untuk mengatasi suatu masalah menggunakan teknik modeling dalam proyek perangkat lunak dengan pendekatan Agile seperti Extreme Programming. Karena cakupan dalam Extreme Programming lebih baik dari pada Agile Modelling dan Extreme Programming mencakup siklus pengembangan secara keseluruhan (penuh). XP dapat menerapkan perancangan menggunakan UML, seperti (activity diagram, class diagram, collaboration diagram, component diagram, deployment diagram, sequence diagram, statechart diagram, dan usecase diagram) ketika berbicara pendekatan Extreme Programming dalam pembangunanya. (Ambler, 2002, p. 177 & 181)
2.9.4 Prinsip dan Teknik dalam Metode Extreme Programming
Perencanaan : Menentukan lingkup iterasi berikutnya dengan bekerja sama dengan pelanggan yang memberikan prioritas bisnis dan dengan programmer yang memberikan perkiraan teknis .
Metafora : Memahami bagaimana seluruh sistem bekerja . Hal ini penting bagi para pengembang dan pelanggan
Desain sederhana : Salah satu nilai utama adalah kesederhanaan . Sistem ini harus dirancang untuk fitur yang diimplementasikan saat ini , dan menambahkan fitur secara bertahap .
Pengujian : Pengujian meliputi unit test , yang programmer menulis dan tes penerimaan , yang pelanggan menulis . Tes adalah indikator penyelesaian .
Refactoring : Programmer bertanggung jawab untuk meningkatkan
desain perangkat lunak yang ada tanpa mengubah perilakunya .
Pair Programming : Bekerja dengan pasangan adalah persyaratan
ketika menulis kode produksi .
Kepemilikan Kolektif : Siapa saja di tim dapat mengubah setiap bagian dari sistem.
Continuous Integration : Programmer mengintegrasikan dan
membangun perangkat lunak berkali-kali dalam sehari. (Alnoukari, 2012, p. 20)
2.9.5 User Story
dari pengguna perangkat lunak tersebut. User story tersusun dari beberapa aspek yaitu :
Penulis mendeskripsikan setiap cerita yang digunakan untuk perencanaan sebagai pengingat.
Percakapan perihal cerita memberikan semangat terhadap detail dari setiap cerita.
Membangun sebuah software dimana mempertemukan setiap kebutuhan antara setiap stakeholder berserta ekspekstasinya merupakan sebuah tujuan utama dalam suatu metode pembangunan sistem. Masalah ini yang ditangkap oleh metode XP, dimana XP merekomendasikan secara langsung menyajikan kebutuhan melalui user stories pada story card. (Chetankumar Patel, 2009, p. 3)
Gambar 2.2 Contoh Traditional User Story
menggambarkan sesuatu terhadap sistem apa yang harus dilakukan, dan sangat penting dan bermanfaat bagi setiap stakeholder. Secara umum tidak bersifat detail. (Hunt, 2006, p. 73)
2.10 Manajemen Konfigurasi (Configuration Management)
2.10.1 Configuration Management
Banyak definisi dari manajemen konfigurasi dan berbagai opini tentang apakah konfigurasi manajemen. Manajemen konfigurasi maerupakan identifikasi yang unik, mengelola penyimpanan, mengelola perubahan, dan status pelaporan dari pemilihan menengah terhadap produk kerja, produk komponen, dan produk selama sistem berjalan. (Hass, 2002, p. 38).
Konfigurasi manajemen merupakan suatu rekayasa teknik dan displin manajemen yang fokus pada manajemen perubahan. Konfigurasi manajemen telah lahir sekitar tahun 1950an, awalnya digunakan oleh departemen Pertahanan Amerika untuk mengelola perubahan perangkat keras.
konfigurasi merupakan bagian dari proses konfigurasi manajemen. (Norfolk, 2010, p. xv)
Gambar 2.3 Key Issues for Implementing Configuration Management
(Liu Ying, 2009, pp. 347-350)
Configuration Management dipaparkan dalam buku yang berjudul “Software Quality Assurance From Theory to Implementation”. Disana disebutkan, bahwa “Manajemen konfigurasi berkaitan dengan pembahasan
yang memperkenalkan prosedur untuk mengendalikan proses suatu perubahan”. Prosedur ini berhubungan dengan persetujuan perubahan,
Manajemen konfigurasi memberikan nilai yang sangat besar dengan membuat sebuah repositori informasi untuk melacak sistem IT organisasi. Ini terdiri dari informasi tentang server seperti memori, penyimpanan, dan prosesor. Disamping itu juga mencakup hubungan yang menunjukan keterkaitan antara konponen IT yang dapat membantu menentukan prioritas komponen yang sangat penting untuk menjaga sistem bisnis dan operasi sehari-hari. Produk konfigurasi (Configuration item) merupakan sumber daya IT, dan komponen mereka, yang berkontribusi terhadap suatu layanan bisnis. Manajemen konfigurasi diperlukan untuk memastikan bahwa manajemen database konfigurasi (CMDB) mewakili mereka secara akurat, mengontrol perubahan mereka, mengaudit, melaporakan, dan lain-lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk menjamain bahwa layanan bisnis dapat membuat dan menjalankan kontribusinya setiap saat. Sedangkan peran CI (configuration item) adalah untuk memberikan riancian konfigurasi, status saat ini dan memberikan keamanan disekitar setiap ada pembaruan dan perubahan yang dibuat untuk memastikan pengendalian perubahan yang tepat. (Axel Buecker, 2013, p. 243).
Configuration Management secara umum membahas mengenai empat tugas utama, yaitu :
2. Kontrol (control) – mengelola setiap bagian manajemen konfigurasi item, juga siapa yang memilikiwewenang untuk melakukan pengelolaan (melakukan perubahan) itu.
3. Status laporan (status recording) – tugas ini sejalan dengan rekaman dari status perubahan setiap konfigurasi item yang terdaftar dalam konfigurasi manajemen database, dan pengelolaan setiap informasinya.
4. Verifikasi (verification) – tugas ini memastikan informasi terkait konfigurasi database itu akurat.
Tanpa definisi yang jelas dari setiap konfigurasi item yang digunakan untuk memberikan pelayanan IT, itu akan sulit diidentifikasi item mana yang digunakan dalam suatu pelayanan. (Graupner, 2005, p. 98)
2.10.2 Configuration Management System (CMS)