EVALUASI REKAYASA LALU LINTAS PADA PEMBANGUNAN UNDERPASS
Hendrialdi1, Josefhine Debora Putri2*
1
Manajemen Transportasi Jalan, Politeknik Transportasi Darat Bali
Jl. Cempaka Putih, Desa Samsam, Kec.Kerambitan, Kab. Tabanan – Bali, Indonesia 80582 2
Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan, Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Jl. Semeru Nomor 03, Kota Tegal, Indonesia 52125
*[email protected] ABSTRAK
Kepadatan kendaraan yang tejadi di Simpang Matraman Salemba, diakibatkan karena tingginya volume lalu lintas sehingga tundaan pada APILL tidak mampu untuk mengakomodir seluruh volume lalu lintas yang melintasi Simpang Matraman- Salemba. Maka dari itu adapun rencana yang dibuat oleh pihak Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta yaitu Pembangunan Underpass Matraman-Salemba. Rencana pembangunan Underpass Matraman-Salemba ini terletak di simpang pertemuan Jalan Matraman Raya, Jalan Matraman, dan Jalan Pramuka – Jakarta Pusat, yang tentunya akan menimbulkan perubahan karakteristik lalu lintas mulai dari proses konstruksi hingga setelah beroperasinya underpass. Pembangunan Underpass Matraman-Salemba yang dilakukan oleh Dinas Bina Marga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terletak di simpang pertemuan Jalan Matraman Raya, Jalan Matraman, dan Jalan Pramuka – Jakarta Pusat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rekayasa lalu lintas pada pembangunan underpass Matraman- Salemba, Jakarta Pusat, mengevaluasi rekayasa lalu lintas pada pembangunan underpass Matraman-Salemba, Jakarta Pusat, memberikan rekomendasi dari hasil evaluasi rekayasa lalu lintas
Kata kunci: evaluasi; kemacetan; rekayasa lalu lintas; simpang,; volume lalu lintas; underpass
TRAFFIC EVALUATION OF TRAFFIC ENGINEERING IN UNDERPASS DEVELOPMENT
ABSTRACT
The density of vehicles that occurred in Simpang Matraman Salemba, due to the high volume of traffic that the delay in APILL not be able to accommodate the entire volume of traffic flowing through Simpang Matraman- Salemba. Thus while the plan drafted by the Department of Highways namely Jakarta Underpass Construction of Matraman-Salemba. Underpass construction plan-Salemba Matraman is located at the intersection of Jalan Matraman Raya gathering, Jalan Matraman, and Jalan Pramuka - Central Jakarta, which would lead to changes in the characteristics of the traffic from the construction process until after the operation of the underpass. Matraman-Salemba Underpass construction carried out by the Highways Department of the Government of Jakarta located at the intersection of Jalan Matraman Raya gathering, Jalan Matraman, and Jalan Pramuka - Central Jakarta. This study aims to determine the traffic engineering in the construction of underpasses Matraman-Salemba, Central Jakarta, evaluate traffic engineering in the construction of underpasses Matraman-Salemba, Central Jakarta, giving the recommendations of the evaluation of traffic engineering.
Keywords: congestion; evaluation; intersections; traffic engineering; traffic volume, underpass
PENDAHULUAN
Jalan raya merupakan sarana atau tempat untuk dilalui kendaraan baik itu kendaraan bermotor ataupun sejenisnya yang melalui suatu jalan tersebut sehingga jalan raya merupakan sarana yang sangat penting yang berpengaruh dalam segala aspek kehidupan. Dari segi manapun jalan raya merupakan penggerak suatu ekonomi dan kemajuan dari suatu Negara. Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan kelaikan dikemudikan oleh pengemudi mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundangan yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang memenuhi persyaratan geometrik.
Kantor Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta berlokasi di Jakarta Pusat. Jakarta Pusat adalah nama sebuah kota administrasi yang berada di pusat Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Di sebelah utara Jakarta Pusat berbatasan dengan Jakarta Utara, di sebelah timur dengan Jakarta Timur, di sebelah selatan dengan Jakarta Selatan dan di sebelah barat dengan Jakarta Barat. Jakarta Pusat adalah administrasi terkecil Provinsi DKI Jakarta. Pada zaman Hindia Belanda disebut Batavia Centrum. Secara administratif, wilayahnya terdiri atas 8 kecamatan dengan total populasi sebesar 861.531 jiwa pada tahun 2005. Jakarta Pusat ini memiliki luas wilayah 50,2km² dengan kepadatan populasi sebesar 17.161,97 jiwa/km².
Kemacetan di Simpang Matraman Salemba, diakibatkan karena tingginya volume lalu lintas sehingga tundaan pada APILL tidak mampu untuk mengakomodir seluruh volume lalu lintas yang melintasi Simpang Matraman Salemba. Dan adapun rencana yang dibuat oleh pihak Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta yaitu Pembangunan Underpass Matraman-Salemba. Rencana pembangunan Underpass Matraman-Salemba ini terletak di simpang pertemuan Jalan Matraman Raya, Jalan Matraman, dan Jalan Pramuka – Jakarta Pusat, yang tentunya akan menimbulkan perubahan karakteristik lalu lintas mulai dari proses konstruksi hingga setelah beroperasi
METODE
Pada PT. Jaya Kontruksi, penulis ditempatkan pada unit traffic. Karena PT.Jaya Kontruksi sedang membangun underpass pada simpang Matraman-Salemba, maka PT. Jaya Kontruksi memiliki unit yang mendiskusikan tentang lalu lintas, yaitu Unit traffic. Ada banyak hal yang ditangani oleh Unit traffic PT. Jaya Kontruksi, antara lain 1)Membuat rekomendasi rekayasa lalu lintas guna mendukung proses pembangunan underpass Matraman-Salemba; 2)Untuk memberikan masukan dalam melakukan kegiatan manajemen dan rekayasa lalu lintas; 3)Memberikan kontribusi ide dalam kegiatan pengaturan dan perekayasaan lalu lintas di sekitar Underpass Matraman-Salemba; Jakarta Pusat.
Gambar 2. Simpang Matraman- Salemba, Jakarta Pusat HASIL
Jalan Matraman Dalam merupakan jalan satu arah yang mempunyai lebar jalan 14,11 meter yang terbagi atas 3 lajur untuk lajur umum dan 1 lajur khusus untuk Bus TransJakarta. Selain itu jalan ini memiliki batas badan jalan dengan pagar 2,73 meter yang terbagi atas trotoar selebar 1 meter untuk pejalan kaki dan drainase selebar 1,73 meter. Jalan Pramuka merupakan jalan satu arah yang mempunyai lebar jalan 17,00 meter yang terbagi atas 3 lajur untuk lajur umum dan 1 lajur khusus untuk Bus TransJakarta. Namun pada kondisi eksisting ruas jalan khusus umum ini yang cukup lebar maka biasa digunakan dalam 4 lajur dengan lebar masing-masing lajur 3,25 meter. Selain itu jalan ini memiliki batas badan jalan dengan pagar 3,19 meter yang terbagi atas trotoar selebar 1 meter untuk pejalan kaki dan drainase selebar 2,19 meter.
Gambar 3. Penampang Melintang Jalan Matraman Dalam (arah Simpan Matraman- Salemba) KM
Gambar 4. Penampang Melintang Jalan Pramuka (Arah Rawamangun)
Jalan Matraman Dalam merupakan jalan satu arah yang mempunyai lebar jalan 14,11 meter yang terbagi atas 3 lajur untuk lajur umum dan 1 lajur khusus untuk Bus TransJakarta. Selain itu jalan ini memiliki batas badan jalan dengan pagar 2,73 meter yang terbagi atas trotoar selebar 1 meter untuk pejalan kaki dan drainase selebar 1,73 meter. Jalan Pramuka merupakan jalan satu arah yang mempunyai lebar jalan 17,00 meter yang terbagi atas 3 lajur untuk lajur umum dan 1 lajur khusus untuk Bus TransJakarta. Namun pada kondisi eksisting ruas jalan khusus umum ini yang cukup lebar maka biasa digunakan dalam 4 lajur dengan lebar masing-masing lajur 3,25 meter. Selain itu jalan ini memiliki batas badan jalan dengan pagar 3,19 meter yang terbagi atas trotoar selebar 1 meter untuk pejalan kaki dan drainase selebar 2,19 meter.
Simpang yang memiliki karakteristik volume lalu-lintas masing-masing baik pada pagi hari maupun sore hari. Hal ini dikarenakan pola pergerakan lalu lintas di area pembangunan Underpass Matraman-Saelmba merupakan simpang yang mempertemukan jalan utama baik dari selatan Jakarta maupun timur Jakarta. Dilihat dari volume lalu lintas pagi hari, kecenderungan lalu lintas berasal dari arah Kampung Melayu, Salemba dan Pramuka menuju arah Manggarai atau Pusat Kota Jakarta. Sedangkan pada sore hari adalah sebaliknya. Volume lalu lintas yang masuk di simpang Matraman-Salemba ini mencapai 9488 smp/jam pada jam puncak pagi, sedangkan pada sore hari mencapai 8988 smp/jam. Selain simpang Matraman-Salemba beberapa simpang lain yang berdekatan dengan simpang tersebut seperti Simpang Matraman Dalam-Tambak-Proklamasi, dan Simpang Proklamasi-Salemba Raya memiliki dampak yang besar akibat besarnya volume lalu lintas dari masing-masing kaki simpang Matraman-Selemba.
Rata-rata komposisi lalu-lintas kendaraan pada setiap lokasi pos pengamatan cukup bervariatif. Namun secara umum rata-rata komposisi kendaraan didominasi oleh jenis kendaraan sepeda motor. Di dalam ananlisis komposisi lalu lintas simpang ditampilkan dalam bentuk pengelompokan jenis kendaraan, dimana dibagi dalam Low Vehicle (LV) diantaranya kendaraan pribadi dan kendaraan lain seperti sedan, jeep, angkot, pickup, dll. Selain itu dikelompokan dalam High Vehicle (HV) diantaranya Bus sedang dan Bus besar, serta truk dengan berbagai sumbu. Dan terakhir dikelompokan dalam Motor Cycle (MC) atau kendaraan jenis sepeda motor. komposisi lalu-lintas kendaraan di simpang Matraman- Salemba (lokasi pembangunan) didominasi oleh jenis kendaraan sepeda motor, yakni 56%. Selanjutnya untuk jenis kendaraan kecil (mobil pribadi, pick up, dll) sebesar 43%, sedangkan untuk jenis kendaraan besar (bus dan truck) sebesar 1%. variasi lalu-lintas tiap jam di Simpang Matraman- Salemba (lokasi pembangunan), menunjukkan volume tertinggi terjadi pada jam puncak pagi (pukul 07.00 – 08.00), dengan total volume lalu- lintas simpang mencapai 15804 kend/jam atau mencapai 9835 smp/jam.
Gambar 6. Visualisasi Lokasi Pembangunan Underpass Matraman-Salemba
Pembangunan Underpass Matraman-Salemba yang dilakukan oleh Dinas Bina Marga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terletak di simpang pertemuan Jalan Matraman Raya, Jalan Matraman, dan Jalan Pramuka – Jakarta Pusat. Tata guna lahan di sekitar lokasi kegiatan merupakan area Komersial, Hunian, dan Perkantoran. Pembagunan ini diperkirakan akan berpengaruh terhadap beberapa ruas jalan terutama masing-masing kaki dari pertemuan Jalan Salemba Raya, Jalan Matraman Raya, Jalan Matraman, dan Jalan Pramuka. Simpang Matraman Salemba ini secara eksisting sudah terdapat Fly Over dari arah Jalan Pramuka
menuju Jalan Salemba Raya dan Jalan Matraman dan Underpass ini dibangun untuk mengatasi permasalahan lalu lintas dari arah Jalan Matraman menuju Jalan Pramuka dan Jalan Matraman Raya.
Lokasi pembangunan Underpass Matraman-Salemba ini juga menjadi pertemuan angkutan umum Trans Jakarta dari masing-masing kaki simpang. Pengaturan lalu lintas eksisting menggunakan pengendalian simpang dengan sinyal APILL dan dari masing-masing kaki memiliki volume yang besar. Harapan setelah dibangunnya Underpass ini dapat menyelesaikan permasalahan lalu lintas yang cukup padat dipengaruhi oleh simpang. Berikut ini digambarkan lokasi pembangunan Underpass Matraman-Salemba dan pola tata guna lahan disekitar lokasi yang potensial akan mempengarui pola lalu lintas yang akan terjadi.
PEMBAHASAN
Pembangunan Underpass Matraman Salemba dilakukan pada 2 arah, yaitu dari arah Jalan Matraman dalam menuju Jalan Pramuka dan dari Jalan Matraman Dalam Menuju Jalan Matraman Raya. Guna memperlancar arus lalu lintas, maka perlu diberlakukan rekayasa lalu lintas dengan sistem satu arah. Beberapa cara untuk melakukan rekayasa lalu lintas memang telah dilakukan. Akan tetapi, masih perlu dilakukan beberapa evaluasi terkait rekayasa lalu lintas yang telah diberlakukan juga penambahan rekomendasi berdasarkan keadaan di lapangan secara langsung.
Keadaan simpang Matraman yang mengalami rekayasa lalu lintas perubahan arah, yang dimana,
1 Kendaraan dari arah Jalan Salemba Raya yang sebelum dilakukan rekayasa adalah menuju ke arah Jalan Pramuka, Jalan Matraman Raya dan Jalan Matraman Dalam, akan tetapi setelah dilakukan rekayasa, dari arah Jalan Salemba Raya tidak bisa menuju langsung ke Jalan Matraman Dalam hanya bisa menuju ke Jalan Pramuka dan Jalan Matraman Raya.
2 Kendaraan dari arah Jalan Pramuka yang sebelum dilakukan rekayasa adalah menuju ke arah Jalan Matraman Raya, Jalan Matraman Dalam dan Jalan Salemba Raya, akan tetapi setelah dilakukan rekayasa, dari arah Jalan Pramuka tidak bisa menuju langsung ke Jalan Matraman Dalam dan juga tidak bisa berbelok ke kanan, ke arah Jalan Salemba Raya akan tetapi hanya bisa menuju ke Jalan Matraman Raya.
3 Kendaraan dari arah Jalan Matraman Raya yang sebelum dilakukan rekayasa adalah menuju ke arah Jalan Matraman Dalam, Jalan Pramuka dan Jalan Salemba Raya, akan tetapi setelah dilakukan rekayasa, dari arah Jalan Matraman Raya tidak bisa menuju langsung ke Jalan Salemba Raya dan juga tidak bisa berbelok ke kanan, ke arah Jalan Pramuka akan tetapi hanya bisa menuju ke Jalan Matraman Dalam.
Kendaraan dari arah Jalan Matraman Dalam yang sebelum dilakukan rekayasa adalah menuju ke arah Jalan Salemba Raya, Jalan Pramuka dan Jalan Matraman Raya, akan tetapi setelah dilakukan rekayasa, dari arah Jalan Matraman Dalam tidak bisa menuju langsung ke Jalan Pramuka dan juga tidak bisa berbelok ke kanan, ke arah Jalan Matraman Raya akan tetapi hanya bisa menuju ke Jalan Salemba Raya. Pembangunan Underpass Matraman Salemba dilakukan pada 2 arah, yaitu dari arah Jalan Matraman dalam menuju Jalan Pramuka dan dari Jalan Matraman Dalam Menuju Jalan Matraman Raya. Guna memperlancar arus lalu lintas, maka perlu diberlakukan rekayasa lalu lintas dengan system satu arah. Dari strategi rekayasa lalu lintas yang telah diterapkan, didapatkan beberapa hasil survey lapangan langsung yaitu kondisi yang kurang tepat guna mendukung pelaksanaan rekayasa lalu lintas. Berikut beberapa permasalahan yang timbul berserta rekomendasi penanganannya, antara lain:
1. Perbaikan Geometrik Jalan
Jalur dari Jl. Proklamasi menuju Jl. Diponegoro dengan memperkecil pulau jalan. 2. Pemberlakuan Contra-Flow pada Ruas Jalan Matraman Raya sisi Barat
a. Flow diberlakukan dari Simpang Matraman ystem Jalan Matraman sisi Barat sepanjang + 300 m.
b. Contra-Flow dilakukan pembongkaran Median Jalan selebar + 15 m untuk mengakomodir lalu lintas dari Arah Simpang Matraman yang masuk di Matraman Raya sisi Barat dan kembali ke jalur awalnya (sisi timur).
c. Sepanjang Ruas Contra-Flow dipisahkan dengan lalu lintas normal mengunakan MCB Beton
3. Pemberlakukan Contra Flow pada Jl. Salemba Raya sisi barat.
a. Jam 22.01 – 12.00 FO Pramuka-Salemba mengarah dari Timur ke Utara. b. Jam 12.01 – 22.00 FO Pramuka-Salemba mengarah dari Utara ke Timur. c. Tidak ada perubahan sistem pada lalu lintas di bawah FO.
d. Pembuatan lajur khusus dari simpang Diponegoro sampai simpang Matraman untuk mengakomodir akses masyarakat yang bekerja di sekitar Salemba Raya sisi Barat 4. Pengalihan arus lalu lintas khusus roda 4 kecuali busway yang akan menuju Matraman
Raya.
5. Pemberian Rambu Petunjuk pengalihan lalu lintas khusus roda 4 kecuali busway pada jarak 2 km sebelum simpang.
6. Penambahan petugas kepolisian untuk mengatur lalu lintas pada peak hour
7. Dipasang water barrier pembatas antara kendaraan yang mengarah naik fly over atau lurus ke bawah fly over dari arah Pramuka
8. Pemberian Rambu Petunjuk Pengalihan Lalu Lintas pada jarak 2km sebelum mulut simpang baik untuk kendaraan dari arah FO Matraman Dalam juga kendaraan dari arah Salemba. Rambu Petunjuk berisi tentang tidak diijinkannya kendaraan baik dari arah Salemba maupun Matraman dalam melewati RSCM jika hendak ke arah Metropole 9. Pemasangan rambu dilarang parkir pada bahu jalan sepanjang RSCM karena
menyebabkan penyempitan jalur
10. Pemasangan rambu dilarang parkir pada bahu jalan sepanjang RSCM karena menyebabkan penyempitan jalur
11. Penempatan traffic cone bertujuan untuk membedakan lajur kendaran yang hendak belok kiri atau ke kanan.
SIMPULAN
Rekayasa lalu lintas yang dibuat bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan kepadatan yang terjadi pada pembangunan underpass Matraman- Salemba, Jakarta Pusat. Masih adanya ditemukan pelanggaran yang dilakukan oleh pengendara kendaraan bermotor pada simpang Matraman- Salemba, Jakarta Pusat. Rekayasa lalu lintas yang dibuat sudah cukup baik, akan tetapi masih ditemukan ketidak sesuaian pengaturan lalu lintas di lapangan; Perbaikan Geometrik Jalan : Pelebaran jalur dari Jl. Proklamasi menuju Jl. Diponegoro dengan memperkecil pulau jalan. Pemberian MCB untuk memberi prioritas pad arus dari arah proklamasi menuju diponegoro dan pelebaran jalur di Simpang Megaria dari arah Proklamasi menuju diponegoro, dengan memotong pulau jalan.
Pemberlakuan Contra-Flow pada Ruas Jalan Matraman Raya sisi Barat, yaitu Contra-Flow diberlakukan dari Simpang Matraman ystem Jalan Matraman sisi Barat sepanjang + 300 m, Contra-Flow dilakukan pembongkaran Median Jalan selebar + 15 m untuk mengakomodir lalu lintas dari Arah Simpang Matraman yang masuk di Matraman Raya sisi Barat dan kembali ke jalur awalnya (sisi timur), Sepanjang Ruas Contra-Flow dipisahkan dengan lalu lintas normal mengunakan MCB Beton.
Pemberlakukan Contra Flow pada Jl. Salemba Raya sisi barat, yaitu Jam 22.01 – 12.00 FO Pramuka-Salemba mengarah dari Timur ke Utara, jam 12.01 – 22.00 FO Pramuka-Salemba mengarah dari Utara ke Timur, Tidak ada perubahan sistem pada lalu lintas di bawah FO, Pembuatan lajur khusus dari simpang Diponegoro sampai simpang Matraman untuk mengakomodir akses masyarakat yang bekerja di sekitar Salemba Raya sisi Barat.
Pengalihan arus lalu lintas khusus roda 4 kecuali busway yang akan menuju Matraman Raya. Pemberian Rambu Petunjuk pengalihan lalu lintas khusus roda 4 kecuali busway pada jarak 2 km sebelum simpang. Penambahan petugas kepolisian untuk mengatur lalu lintas pada peak hour. Dipasang water barrier pembatas antara kendaraan yang mengarah naik fly over atau lurus ke bawah fly over dari arah Pramuka. Pemberian Rambu Petunjuk Pengalihan Lalu Lintas pada jarak 2km sebelum mulut simpang baik untuk kendaraan dari arah FO Matraman Dalam juga kendaraan dari arah Salemba. Rambu Petunjuk berisi tentang tidak diijinkannya kendaraan baik dari arah Salemba maupun Matraman dalam melewati RSCM jika hendak ke arah Metropole
DAFTAR PUSTAKA
. 2004. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan. Jakarta. . 2006. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan. Jakarta.
. 2009. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta
. 2010. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-Bagian Jalan. Jakarta.
.2013. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Manajemen dan Rekayasa.
.2003. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 12 Tahun 2003 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, Kereta Api, Sungai Dan Danau serta Penyeberangan Di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2003. Pedoman Teknis Perencanaan Perambuan Sementara untuk Pekerjaan Jalan. Jakarta.
Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas. 2017. Underpass Matraman Salemba, Jalan Matraman Raya, Jalan Matraman, dan Jalan Pramuka Jakarta Pusat.
. 2016. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah. Jambi.