• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAPASITAS SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT TERHADAP RISIKO BENCANA BANJIR DI KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAPASITAS SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT TERHADAP RISIKO BENCANA BANJIR DI KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 KAPASITAS SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT TERHADAP RISIKO

BENCANA BANJIR DI KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN

COMMUNITY SOCIAL AND ECONOMIC CAPACITY AGAINST FLOOD DISASTER RISK IN TELUK BETUNG SELATAN DISTRICT

Abdullah Bayuwotjo

Program Strudi Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan

Institut Teknologi Sumatera

Email: Abdullah.22115031@student.itera.ac.id Bayuwotjo272@gmail.com

Abstrak

Kecamatan Teluk Betung Selatan merupakan salah satu kecamatan yang memiliki tingkat risiko banjir yang sedang dan juga tinggi di Kota Bandar Lampung. Berdasarkan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) daerah yang memiliki risiko bencana banjir sedang yaitu Kelurahan Gedong Pakuon dan Kelurahan Teluk Betung. Daerah yang memiliki risiko bencana banjir tinggi yaitu Kelurahan Pesawahan, Kelurahan Sumur Putri, dan Kelurahan Gunus Mas. Kondisi geografi yang memiliki tipologi wilayah yang rendah dan relatif datar menyusuri pantai menjadikan potensi terjadinya bencana banjir di Kecamatan Teluk Betung Selatan semakin tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kesiapsiagaan masyarakat dari segi sosial dan ekonomi, karena terdapat hubungan antara sosial dan ekonomi masyarakat dalam mengurangi risiko bencana. Penelitian ini menggunakan kuisioner yang pertanyaannya bersumber dari literatur dan penelitian terdahulu yang memiliki fokus penelitian tentang sosial dan ekonomi masyarakat terhadap bencana banjir. Cara analisis menggunakan teknik skoring yang berpedoman dengan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (PERKA BNPB) No. 03 Tahun 2012 tentang Panduan Penilaian Kapasitas Daerah Dalam Penanggulangan Bencana. Hasil yang diperoleh yaitu kemampuan sosial mendapatkan kapasitas tinggi untuk kondisi dan aktivitas sosial masyarakat, dan mendapatkan kapasitas sedang untuk pengetahuan masyarakat. kemampuan ekonomi masyarakat mendapatkan kapasitas sedang untuk kemampuan pendapatan masyarakat. Sehingga, kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini secara sosial, kondisi dan aktivitas sosial masyarakat mendapatkan kapasitas tinggi yang menjelaskan bahwa masyarakat memiliki hubungan dan komunikasi yang sangat baik antar keluarga dan tetangga, melakukan kegiatan gotong royong, dan tidak membuang sampah sembarangan. Pengetahuan masyarakat mendapatkan kapasitas sedang yang menjelaskan bahwa masyarakat mengetahui kondisi lingkungannya dengan baik, tau apa yang akan dilakukan dan tau tanda apabila akan terjadinya bencana banjir. Secara ekonomi, kemampuan pendapatan masyarakat mendapatkan kapasitas sedang yang menjelaskan bahwa kemampuan masyarakat masih bisa dalam memenuhi kebutuhan pada saat terjadinya bencana banjir.

(2)

2

Abstract

Teluk Betung Selatan sub-district is one of the sub-districts that has a moderate and high level of flood risk in the city of Bandar Lampung. Based on the National Disaster Management Agency (BNPB), areas with moderate risk of flooding are Gedong Pakuon and Teluk Betung. Areas that have a high risk of flooding are Pesawahan Village, Sumur Putri Village, and Gunus Mas Village. Geographical conditions that have a low typology of the region and are relatively flat along the coast make the potential for flood disasters in Teluk Betung Selatan District even higher. This research was conducted to determine the social and economic preparedness of the community, because there is a social and economic relationship between the community in reducing disaster risk. This study used a questionnaire whose questions were sourced from literature and previous research which focused on social and economic research on flood disasters. The method of analysis uses a scoring technique which is guided by the Regulation of the Head of the National Disaster Management Agency (PERKA BNPB) No. 03 of 2012 concerning Guidelines for Assessment of Regional Capacity in Disaster Management. The results obtained are that social skills get a high capacity for social conditions and activities, and get a moderate capacity for community knowledge. the economic capacity of the community gets moderate capacity for the ability of community income. Thus, the conclusions obtained from this study are that socially, the conditions and social activities of the community get a high capacity which explains that the community has very good relationships and communication between families and neighbors, carries out mutual cooperation activities, and does not litter. Public knowledge gets moderate capacity which explains that the community knows their environmental conditions well, knows what to do and knows the signs of a flood disaster. Economically, the community's income capacity gets a moderate capacity which explains that the community's ability to sufficientt their needs during a flood disaster.

Keywords: Capacity, Social Capacity, Economic Capacity

I. Pendahuluan

Bencana diartikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (Undang-Undang No. 24 Tahun 2007). Bencana terjadi diakibatkan karena kondisi alam yang tidak seimbang sehingga menyebabkan kerusakan, gangguan ekonomi, penurunan kesehatan,

bahkan sampai kematian, bencana memiliki

sifat mendadak, sangat cepat dan

menimbulkan kepanikan masyarakat (Indahri, 2017).

Kecamatan Teluk Betung Selatan

merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Bandar Lampung yang sering terkena bencana banjir dan memiliki wilayah risiko becana banjir tinggi dan sedang (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Wilayah dengan risiko bencana banjir tinggi berada di Kelurahan Sumur Putri, Kelurahan Gunung

(3)

3

Mas, Kelurahan Pesawahan dan untuk wilayah dengan risiko bencana banjir sedang berada di Kelurahan Teluk Betung dan Kelurahan Gedong Pakuon (BNPB, 2016).

Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana

GAMBAR 1.1

Batas Skor Dan Kelas Kapasitas Pendapatan Masyarakat

Penelitian bermula dari hipotesis/dugaan awal peneliti bahwa kapasitas masyarakat memiliki hubungan dengan risiko bencana, hal tersebut dikarenakan kapasitas yang dimiliki masyarakat dapat mempengaruhi terhadap

penganggulangan bencana yang bisa

mengurangi risiko bencana. Pada konsep sosiologis bencana, terdapat beberapa aspek pada kapasitas masyarakat yang bisa mempengaruhi penanggulangan dan risiko bencana yaitu aspek sosial dan ekonomi masyarakat (Fothergill, 2004).

Hal ini yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian yang membahas kondisi

kapasitas sosial dan ekonomi masyarakat di Kecamatan Teluk Betung Selatan, dan pada beberapa literatur sebelumnya belum adanya penelitian yang membahas kondisi kapasitas sosial dan ekonomi terhadap bencana banjir di Kecamatan Teluk Betung Selatan. Hasil dari penelitian ini berupa kondisi kapasitas masyarakat secara sosial dan ekonomi, sehingga rekomendasi hasil dari penelitian ini

diharapkan dapat menjadi

masukan/rekomendasi bagi pemerintah daerah setempat, terutama pada saat melakukan perencanaan/pembangunan di suatu daerah, aspek sosial dan ekonomi masyarakat terhadap kebencanaan sangatlah penting untuk dikaji,

Rekomendasi juga diberikan kepada

masyarakat setempat diharapkan dapat mengurangi risiko yang diakibatkan bencana banjir dan dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana banjir di Kecamatan Teluk Betung Selatan baik dari segi sosial dan juga ekonomi.

II. Metode Penelitian

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara meminta sumber data kepada pihak atau instansi terkait yang memiliki sumber data yang dibutuhkan untuk mendapatkan data sekunder, dan untuk mendapatkan data prime dilakukan dengan kuisioner kepada responden yang menjad

(4)

4

kebutuhan data yang diperlukan pada analisis penelitian ini:

Tabel II.1

Kebutuhan Data Penelitian N o. Kabutuhan Data Jeni s Data Sumber Ta hu n Keters ediaan 1 SHP Kota Bandar Lampung Seku nder Bappeda Provinsi Lampung 201 5 Tersedi a 2 Data Risiko Bencana Banjir Kota Bandar Lampung Seku nder Badan Nasional Penanggulang an Bencana Provinsi Lampung 201 6 Tersedi a 3 Data Kuisioner Masyarakat Prim er a. Konsep Sosiologis Bencana b.Literarur dan penelitian sebelumny a 202 0 Tersedi a Sumber : Peneliti 2020

2.1 Analisis Kapasitas Sosial Masyarakat

Analisis data yang digunakan untuk menganalisis kapasitas sosial masyarakat yaitu dengan menggunakan metode analisis skoring terhadap hasil kuisioner yang ditanyakan kepada masyarakat yang tinggal di daerah risiko banjir. Kapasitas sosial masyarakat yang akan dianalisis terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Kondisi dan Aktivitas Sosial Masyarakat 2. Pengetahuan Masyarakat

Kapasitas sosial masyarakat dibagi menjadi dua bagian berdasarkan Alexander (1970) di dalam konsep Sosiologis Bencana yaitu kondisi masyarakat yang tinggal di daerah risiko bencana dan aktivitas yang

dilakukan, bisa mempengaruhi bencana, dan berdasarkan Indahri (2017) di dalam konsep Sosiologis Bencana yaitu setiap masyarakat diharapkan memiliki pengetahuan terhadap bencana di lingkungan tempat tinggalnya. Sehinga, hal tersebut menjelaskan bahwa bagian terpenting di dalam kapasitas sosial masyarakat yaitu kondisi dan aktivitas sosial masyarakat serta pengetahuan masyarakat terhadap bencana yang mereka hadapi. Tabel pertanyaan dan skoring dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel II.2

Pembobotan Pertanyaan Kapasitas Kondisi Dan Aktivitas Sosial Masyarakat

Sub-Variabel Pertanyaan Bobot Skor

Komunikasi Masyarakat

Mengajari dan memberitahu keluarga apa yang harus dilakukan apabila terjadi banjir

1

Hubungan dan komunikasi antar

warga atau tetangga baik 1 Adanya tempat pengaduan

masyarakat 1

Bisa memberikan informasi yang jelas kepada pihak luar 1 Sumber : Konsep Sosiologis Bencana

Tabel II.3

Pembobotan Pertanyaan Kapasitas Kondisi Dan Aktivitas Sosial Masyarakat

Sub-Variabel Pertanyaan Bobot Skor

Pola Hidup dan Kebiasaan Masyarakat

Tidak membuang sampah

sembarangan 1

Menegur warga apabila membuang sampah sembarangan

1

Mengetahui adanya

kegiatan gotong royong 1 Ikut kegiatan gotong

royong 1

Mengetahui adanya kelompok masyarakat siaga bencana

(5)

5 Sub-Variabel Pertanyaan Bobot

Skor Ikut kelompok siaga

bencana 1

Sumber : Konsep Sosiologis Bencana

Tabel I.5

Pembobotan Pertanyaan Kapasitas Pengetahuan Masyarakat

Sub-Variabel Pertanyaan Bobot Skor

Pengetahuan Terhadap Lingkungan

Mengetahui Tempat

Tinggal Terjadi Bencana 1

Mengetahui Tempat Untuk

Mengungsi 1

Mengetahui adanya alat peringatan terjadinya bencana

1

Mengetahui tanda akan

terjadinya bencana 1 Sumber : Konsep Sosiologis Bencana

Tabel I.6

Pembobotan Pertanyaan Kapasitas Pengetahuan Masyarakat

Sub-Variabel Pertanyaan Bobot Skor

Pengetahuan yang Didapatkan Dari Pengalaman atau Kegiatan

Memiliki P3K, senter, atau alat darurat lainnya

1

Memilki dan menyiapkan cadangan air atau makanan

1

memilki nomor penting 1

Langsung mengungsi

apabila terjadi bencana 1

Mengetahui adanya

pelatihan kebencanaan 1 Ikut pelatihan

kebencanaan 1

Anak ikut kepelatihan kebencanaan di sekolah 1 Sumber : Konsep Sosiologis Bencana

Cara penilaian kapasitas sosial

masyarakat dengan berpedoman pada

Kerangka Aksi Hyogo di dalam PERKA BNPB Nomor 03 Tahun 2012. Di dalam

Kerangka Aksi Hyogo, setiap pertanyaan memiliki bobot skor, setiap pertanyaan apabila responden/masyarakat menjawab “Ya” maka akan mendapatkan skor 1 dan apabila responden/masyarakat menjawab “Tidak” maka akan mendapatkan skor 0.

2.2 Analisis Kapasitas Ekonomi

Analisis data yang digunakan untuk menganalisis kapasitas ekonomi masyarakat yaitu dengan menggunakan metode analisis skoring terhadap hasil kuisioner yang ditanyakan kepada masyarakat yang tinggal di daerah risiko bencana banjir. Kapasitas ekonomi masyarakat yang dianalisis yaitu Persepsi Kemampuan Pendapatan Masyarakat. Kapasitas ekonomi masyarakat yang dianalisis yaitu kemampuan pendapatan masyarakat

menurut Indahri (2017) kemampuan

pendapatan masyarakat memiliki hubungan dalam persiapan menghadapi bencana dan membantu masyarakat untuk bangkit pada saat terkena bencana., hal tersebut menjelaskan bahwa bagian terpenting di dalam kapasitas

ekonomi masyarakat yaitu kemampuan

pendapatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan, khususnya kebutuhan dalam menghadapi bencana pada saat belum terjadinya bencana atau ketika bencana sudah terjadi. Tabel pertanyaan dan skoring dapat dilihat pada tabel berikut:

(6)

6 Tabel I.9

Pembobotan Pertanyaan Kapasitas Kemampuan Pendapatan Masyarakat

Sub-Variabel Pertanyaan Bobot Skor

Persepsi Kemampuan

Pendapatan Masyarakat

Mampu membersihkan rumah setelah terkena bencana banjir 1

Bisa memenuhi kebutuhan primer seperti makan, minum, atau mandi setelah terjadi bencana

1

Ikut iuran yang diperuntukkan untuk kebencanaan di lingkungan tempat tinggal

1

Sumber : Konsep Sosiologis Bencana

Cara penilaian kapasitas sosial

masyarakat dengan berpedoman pada

Kerangka Aksi Hyogo di dalam PERKA BNPB Nomor 03 Tahun 2012. Di dalam Kerangka Aksi Hyogo, setiap pertanyaan memiliki bobot skor, setiap pertanyaan apabila responden/masyarakat menjawab “Ya” maka akan mendapatkan skor 1 dan apabila responden/masyarakat menjawab “Tidak” maka akan mendapatkan skor 0.

2.3 Interval

Penentuan nilai interval berguna untuk menetapkan jarak nilai pada setiap kelas kapasitas kapasitas yang diigunakan. Cara mencari interval yaitu dengan cara nilai skor maksimal dikurangi dengan nilai skor terendah, lalu dibagi dengan jumlah tingkat kapasitas, pada penelitian ini menggunakan 3

tingkat kapasitas, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.

Nilai Interval = (Nilai Skor Maksimal-Nilai Skor Minimal) Jumlah Tingkat Kapasitas

Sumber : Penyusunan Peta Kapasitas Menghadapi Bencana

Berikut adalah hasil penentuan batas skor dengan menggunakan nilai interval untuk setiap kelas kapasitas:

Tabel I.7

Batas Skor Dan Kelas Kapasitas Kondisi Dan Aktivitas Sosial Masyarakat

Variabel Batas Nilai

Kelas Kapasitas

Kondisi dan Aktivitas Sosial Masyarakat

0 - 66 Rendah 67 - 133 Sedang 134 - 200 Tinggi Sumber : Hasil analisis 2020

Tabel I.8

Batas Skor Dan Kelas Kapasitas Pengetahuan Masyarakat

Variabel Batas Skor Kelas Kapasitas

Pengetahuan Masyarakat

0 - 73 Rendah 74 - 146 Sedang

147 - 220 Tinggi Sumber : Hasil analisis 2020

Tabel I.10

Batas Skor Dan Kelas Kapasitas Pendapatan Masyarakat

Parameter Batas Nilai Kelas

Ekonomi Masyarakat

0 – 20 Rendah

21 – 40 Sedang

41 - 60 Tinggi

(7)

7 2.4 Responden

Penentuan responden masyarakat

ditentukan dengan menggunakan Purposive Sampling, berdasarkan Narbuko (2007)

Purposive Sampling merupakan suatu cara penentuan objek dengan melihat sifat maupun keterkaitan suatu populasi yang sudah diketahui. Purposive Sampling digunakan dengan memilih responden yang menjadi narasumber yang memiliki keterkaitan langsung dengan kondisi di lingkungannya. Responden yang dimaksud adalah masyarakat yang terkena langsung dengan bencana banjir atau menjadi korban bencana banjir, tokoh masyarakat seperti RT, RW, atau kelompok masyarakat tertentu.

Penentuan jumlah responden dilakukan

dengan menggunakan metode Slovin

(Sugiyono, 2011). Rumus Slovin yaitu :

n= N

{1+(Ne2)

n merupakan jumlah sampel minimal, Nilai N adalah jumlah populasi, dan nilai e adalah margin of error. Jumlah penduduk di Kecamatan Teluk Betung Selatan sebanyak 42.262 penduduk (Bandar Lampung Dalam Angka 2020), dengan margin of error ditetapkan 10%. Sehingga didapatkan Jumlah sampel minimal atau responden adalah 99.76, apabila dibulatkan menjadi 100 responden.

III. Hasil dan Pembahasan

Hasil dari penelitian ini terdiri dari kapasitas sosial yaitu kapasitas kondisi dan aktivitas sosial masyarakat, dan kapasitas pengetahuan masyarakat. Pada kapasitas ekonomi yaitu kapasitas persepsi kemampuan pendapatan masyarakat.

3.1 Kondisi dan aktivitas sosial masyarakat

Hasil analisis kondisi dan aktivitas sosial masyarakat pada yaitu Kelurahan Gunung Mas mendapatkan jumlah skor total sebanyak 158, Kelurahan Teluk Betung mendapatkan jumlah skor total sebanyak 152, Kelurahan Pesawahan mendapatkan jumlah skor total sebanyak 158, Kelurahan Gedong Pakuon mendapatkan skor total sebanyak 160, dan Kelurahan Sumur Putri mendapatkan jumlah skor total sebanyak 140. Jumlah skor total yang didapatkan pada setiap kelurahan memiliki jumlah skor yang sama - sama berada pada batas skor 134 – 200 yang merupakan batas skor untuk kelas kapasitas tinggi. Sehingga, kondisi dan aktivitas sosial masyarakat di Kecamatan Teluk Betung Selatan didominasi dengan kelas kapasitas tinggi. Visualisasi hasil analisis kapasitas kondisi dan aktivtias sosial masyarakat di Kecamatan Teluk Betung Selatan dapat dilihat pada gambar peta berikut:

(8)

8

Sumber : Hasil Analisis, 2020

Gambar 3.1

Peta Kapasitas Kondisi dan Aktivitas Sosial Masyarakat

3.2 Pengetahuan Masyarakat

Hasil analisis pengetahuan masyarakat yaitu Kelurahan Gunung Mas mendapatkan jumlah skor total sebanyak 122, Kelurahan Teluk Betung mendapatkan jumlah skor total

sebanyak 102, Kelurahan Pesawahan

mendapatkan jumlah skor total sebanyak 107, Kelurahan Gedong Pakuon mendapatkan skor total sebanyak 111, dan Kelurahan Sumur Putri mendapatkan jumlah skor total sebanyak 100. Jumlah skor total yang didapatkan pada setiap kelurahan memiliki jumlah skor total yang sama berada pada batas skor 74 – 146 yang merupakan batas skor untuk kelas kapasitas sedang. Sehingga kelas kapasitas untuk pengetahuan masyarakat di Kecamatan Teluk Betung Selatan adalah sedang. Visualisasi hasil analisis pengetahuan masyarakat di

Kecamatan Teluk Betung Selatan dapat dilihat pada gambar peta berikut:

Sumber : Hasil Analisis, 2020

Gambar 3.2

Peta Kapasitas Pengetahuan Masyarakat

3.3 Persepsi Kemampuan Pendapatan Masyarakat

Hasil dari analisis pendapatan

masyarakat yaitu Kelurahan Gunung Mas mendapatkan jumlah skor total sebanyak 37, Kelurahan Teluk Betung mendapatkan jumlah skor total sebanyak 38, Kelurahan Pesawahan mendapatkan jumlah skor total sebanyak 33, Kelurahan Gedong Pakuon mendapatkan skor total sebanyak 26, dan Kelurahan Sumur Putri mendapatkan jumlah skor total sebanyak 39. Jumlah skor total yang didapatkan pada setiap kelurahan memiliki jumlah skor total yang sama berada pada batas skor 21 – 40 yang merupakan batas skor untuk kelas kapasitas sedang. Sehingga kelas kapasitas untuk pendapatan masyarakat di Kecamatan Teluk

(9)

9

Betung Selatan adalah sedang. rendah dari kelurahan lainnya

Visualisasi hasil dari analisis pendapatan masyarakat di Kecamatan Teluk Betung Selatan dapat dilihat pada gambar peta berikut:

Sumber : Hasil Analisis, 2020

Gambar 3.2

Peta Kapasitas Ekonomi Masyarakat

IV. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari analisis dan temuan yang didapatkan dalam penelitian ini bisa disimpulkan bahwa kapasitas sosial mendapatkan kapasitas tinggi untuk kondisi dan aktivitas sosial masyarakat, hal tersebut dibuktikan dengan komunikasi masyarakat yang masih sangat baik di dalam keluarga, masyarakat, maupun pihak dari luar, masih dilakukannya kegiatan gotong royong oleh warga dalam membersihkan lingkungan, membuang sampah pada tempatnya, menegur

warga apabila membuang sampah

sembarangan, dan lain sebagainya. Kapasitas sedang untuk pengetahuan masyarakat yang dibuktikan bahwa masyarakat yang tinggal di daerah risiko bencana banjir sudah mengenal dan mengetahui kondisi lingkungannya yang sering terjadi bencana banjir, mereka sudah mengetahui apa saja yang harus dilakukan apabila akan terjadinya bencana banjir, mengetahui tanda akan terjadinya bencana banjir, mengetahui lokasi mengungsi apabila banjir yang terjadi sangatlah besar, dan lainnya.

Sedangkan kapasitas ekonomi masyarakat,

kemampuan pendapatan masyarakat

mendapatkan kapasitas sedang. Dibuktikan dengan masyarakat yang tinggal di daerah risiko bencana banjir masih bisa untuk memenuhi kebutuhan primer apabila terjadi bencana banjir dan bisa mencukupi keperluan untuk membersihkan rumah setelah terjadinya bencana banjir.

Namun, ditemukan beberapa kekurangan dalam aspek sosial dan ekonomi yang dimiliki masyarakat, kekurangan tersebut memiliki pengaruh terhadap kapasitas sosial dan

kapasitas ekonomi masyarakat dalam

menghadapi bencana banjir. Kekurangan tersebut yaitu pada kondisi dan aktivitas sosial masyarakat, belum terbentuknya kelompok siaga bencana dan banyak masyarakat yang belum ikut berpartisipasi di dalamnya. Dibentuknya kelompok siaga bencana dan

(10)

10

masyarakat ikut berpastisi di dalamnya bisa memberikan manfaat kepada masyarakat, yaitu

bisa memberikan perlindungan kepada

masyarakat dari ancaman dan risiko bencana melalui pemanfaatan sumber daya alam dan manusia yang ada pada lingkungan setempat. Pada pengetahuan masyarakat, masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan edukasi atau pelatihan kebencanaan. Pelatihan kebencanaan dapat memberikan ilmu dan pengalaman yang lebih kepada masyarakat dalam mengahadapi situasi ketika terjadi bencana, tidak hanya bencana banjir, tetapi bisa menghadapi bencana lainnya seperti gempa bumi, kebakaran, dan lainnya. Dan

masih banyak masyarakat dibeberapa

kelurahan yang tidak mengetahui adanya alat peringatan dini terjadinya bencana, hal tersebut menjelaskan bahwa masih minimnya dan belum tersedianya fasilitas siaga bencana berupa alat-alat peringatan dini terhadap bencana dibeberapa kelurahan yang ada di Kecamatan Teluk Betung Selatan. Pada

kemampuan pendapatan masyarakat, terdapat beberapa kekurangan berupa belum adanya uang iuran masyarakat yang nantinya digunakan untuk keperluan antisipasi bencana, seperti membeli tenda darurat, pengadaan peralatan kebencanaan, menyiapkan cadangan makanan minuman, dan lain sebagainya.

Daftar Pustaka

Alexander. (1970). Penanggulangan Bencana Dan Peran Masyarakat.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2012). Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No. 03 Tahun 2012. Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Fothergill, P. (2004). Penanggulangan

Bencana Dan Peran Masyarakat.

Indahri, Y. (2017). Penanggulangan Bencana Indonesia.

Narbuko. (2007). Asesmen Kerentanan Dan Kapasitas Desa Berbasis Masyarakat Dalam Pengurangan Risiko Bencana Di Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi Kabupaten Magelang.

Presiden Republik Indonesia. (2007). Undang Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 - Penanggulangan Bencana. Republik Indonesia.

Gambar

Tabel II.1

Referensi

Dokumen terkait

Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk melengkapi syarat pendaftaran Ujian Meja Hijau Tugas Akhir Mahasiswa bersangkutan di Departemen Matematika FMIPA USU

maksimal, dimana masih ada karyawan yang belum memanfaatkan portal web tersebut sesuai dengan tujuan awal dibuat intranet ini, sehingga akhirnya menyebabkan kasus

Angka infeksi nasokomial terus meningkat mencapai sekitar 9 % atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia. Untuk mencegah infeksi

Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker yang bekerja sama dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat,

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. © Andita

.bureaucracy. The gov~~nment seems' reluctant to see violence precipitated by religion intolerance as criminal. It in action makes many people argue for incre;;l.Sed

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Kompensasi

Dari hasil ini menunjukkan adanya kesamaan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Siti Rohmah (2015) yang menyatakan citra merek berpengaruh signifikan