• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Tema Arsitektur Tropis dan Budaya pada Taman Wisata Botani di Kota Baru Parahyangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Tema Arsitektur Tropis dan Budaya pada Taman Wisata Botani di Kota Baru Parahyangan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Tema Arsitektur Tropis dan Budaya pada

Taman Wisata Botani di Kota Baru Parahyangan

Reza Haernandy

Jurusan Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain, Itenas, Bandung

Email:

hhreza9@email.com

ABSTRAK

Kota Baru Parahyangan merupakan salah satu lokasi yang berada di Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Kota Baru Parahyangan mempunyai keunikan sebagai kota mandiri berwawasan pendidikan, karena dikenal sebagai kota pendidikan maka terdapat banyak sarana dan prasarana pendidikan. Namun pada kawasan ini masih kurang optimal karena kurangnya sarana rekreasi pada kawasan, maka untuk memaksimalkan dibuatlah objek sarana rekreasi botani dengan berbasis pendidikan. Dari permasalahan tersebut maka di rancanglah sebuah kawasan rekreasi yang berbasis pendidikan dengan mengusung pendekatan kepada Arsitektur Tropis dan Arsitektur Budaya. Selain memperhatikan iklim yaitu curah hujan dan panas matahari, lokasi tapak menjadi poin utama dalam perancangan kawasan wisata. Penggunaan tema Arsitektur Budaya diterapkan sebagai elemen fasad dan material pada bangunan penerima, kantor, restoran dan gazebo lalu penggunaan tema Arsitektur Tropis diterapkan dalam bangunan penerima, kantor, restoran, dan konservatori. Tema Arsitektur Tropis dan Arsitektur Budaya dapat dilihat dalam bentuk bangunan yang terdapat dalam kawasan wisata. Penerapan yang digunakan pada tema Arsitektur Tropis adalah penggunaan atap miring yang dapat dilihat dari bentuk atap bangunan penerima, kantor, restoran, konservatori, dan gazebo. Penerapan tema Arsitektur Budaya yaitu dengan pemasangan fasad dengan detail dari batik mega mendung dan pemilihan material kayu pada bangunan restoran dan gazebo sebagai gambaran dari budaya sunda yang diterapkan pada kawasan wisata. Lalu pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif sebagai landasan penelitian yang bersumber dari analisis yang berasal dari fakta yang berada di lapangan.

Kata kunci: Sarana rekreasi, tropis dan budaya, taman botani. ABSTRACT

The new city Parahyangan is one of the locations in Padalarang, West Bandung Regency. Kota Baru Parahyangan is unique as an independent city with an educational perspective, because it is known as an education city, so there are many educational facilities and infrastructure. However, in this area it is still not optimal due to the lack of recreational facilities in the area, so to maximize the educational-based botanical recreational facilities object is made. From these problems, a recreation area based on education was designed with an approach to Tropical Architecture and Cultural Architecture. Apart from paying attention to the climate, namely rainfall and hot sun, the site location is the main point in designing tourist areas. The use of the theme of Cultural Architecture is applied as facade elements and materials in the receiving buildings, offices, restaurants and gazebos. The theme of Tropical Architecture is applied in the receiving buildings, offices, restaurants and conservatories. The theme of Tropical Architecture and Cultural Architecture can be seen in the form of buildings in the tourist area. The application of the Tropical Architecture theme is the use of sloping roofs that can be seen from the roof of the receiving buildings, offices, restaurants, conservatories, and gazebos. The application of the theme of Cultural Architecture is the installation of facades with details from batik mega clouds and the selection of wood materials in restaurant buildings and gazebos as an illustration of Sundanese culture applied to tourist areas. Then in this study using qualitative research as the basis for research sourced from analysis derived from from the facts on the ground.

(2)

1. PENDAHULUAN

Kota Baru Parahyangan merupakan salah satu lokasi yang berada di Padalarang Kabupaten Bandung Barat.Sebagai kota satelit, mempunyai keunikan desain yang berbeda dengan Kota baru lainnya, yaitu dengan menghadirkan Visi dan spirit sebagai kota “PENDIDIKAN”, yang akan memberikan kontribusi kepada seluruh penghuni dan masyarakat Bandung. Spirit pendidikan ini akan disebar pada keseluruhan proyek, maka oleh sebab itu pada perencanaan ini di desain sebuah kawasan dengan bangunan konservatori dan taman budaya sebagai tepat yang mampu memberikan edukasi pada setiap masyarakat sekitar atau seluruh pengunjung yang datang.

Dengan kenaikan jumlah wisatawan yang tinggi untuk datang ke Jawa Barat terutama kota Bandung maka diperlukannya sebuah wadah atau tempat yang mampu menjadi sarana kegiatan wisatawan yang dapat terus datang ke kota Bandung dan mampu menaikan nilai ekonomi.

Solusi dari permasalahan tersebut adalah menciptakan sebuah tempat yang berbasis wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing dengan dilengkapi fasilitas – fasilitas untuk mengakomodasi aktivitas pengunjung yang Maka bangunan wisata alam dapat menjadi solusi yang tepat dalam penyelesaian permasalahan yang terus berkembang di kota Bandung terutama di Kota Baru Parahyangan khususnya dalam permasalahan ketersediaan lokasi wisata alam. Wisata alam juga dapat dijadikan sebagai sarana edukasi bagi siapa saja yang berkunjung.

Lokasi tapak berada di kawasan Sub – Urban yang terletak pada Kabupaten Bandung barat yang dipenuhi dengan pemukiman warga. Dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Lokasi tapak

(3)

2. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN

2.1 Definisi Taman Botani

Kebun botani (taman botani) merupakan suatu lahan yang ditanami berbagai jenis tumbuhan yang ditujukan untuk keperluan koleksi, penelitian, dan konservasi ex-situ (di luar habitat). Selain untuk penelitian, kebun botani dapat berfungsi sebagai sarana wisata dan pendidikan bagi pengunjung. Dalam kebun botani, tumbuhan koleksi dipelihara dan diberi keterangan nama dan beberapa informasi lainnya yang berguna bagi pengunjung. Sarana pendukung yang dapat mengetahui informasi tentang tumbuhan yang ada di lokasi ( luar habitat) terkait dengan kebun botani adalah perpustakaan tanaman dan ruang herbarium. Keduanya diperlukan untuk kegiatan penelitian dan dokumentasi. Identifikasi / klasifikasi yang merupakan hal umum yang dilakukan di kebun botani. Kebun botani dapat pula berupa bangunan khusus untuk menumbuhkan koleksi yang tidak dapat hidup pada iklim alami tempat itu atau memerlukan perawatan khusus. Koleksi yang dapat diletakan pada kebun botani berbagai macam jenisnya, diantaranya yaitu jenis tanaman kaktus, tanaman sukulen, tanaman herbal dan lainya. Adapun koleksi yang diletakan dalam ruang berupa tanaman khusus. Ruangan tersebut berbentuk rumah kaca, shadeshouses dengan koleksi tanaman seperti tanaman tropis, tanaman lpine atau tanaman eksotis. Pada prinsipnya, peran kebun botani adalah menjaga dan mengembangbiakan tanaman terkoleksi baik untuk penelitian, pendidikan maupun konservasi [1].

2.2 Definisi Taman Wisata

taman wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi wisata alam dapat dibagi menjadi 4 kawasan yaitu flora fauna, keunikan dan kekhasan ekosistem seperti ekosistem pantai dan ekosistem mangrove, gejala alam seperti kawah dan air terjun, serta budi daya sumber daya alam seperti sawah dan perkebunan.

Dunia pariwisata menjadi sektor yang sedang marak digemari oleh masyarakat Indonesia dan dunia pada sekarang ini. Semua kalangan masyarakat Indonesia , terutama kalangan muda saling berlomba-lomba menambah pengalaman mereka dalam hal berwisata terutama pada objek wisata alam.Kriteria Taman Wisata Alam [2].

2.3 Pengertian Tema

Tropis dalam Penerapan Desain Arsitektur semua produk arsitektur yang ada di daerah yang beriklim tropis mampu memenuhi standar kenyamanan penggunanya, sehingga manusia yang tinggal didalamnya dapat dikategorikan sebagai produk arsitektur tropis.Arsitektur tropis merupakan salah satu representasi konsep yang dikembangkan berdasarkan respon terhadap iklim yang terjadi di negara Indonesia yaitu tropis lembab [3].

Arsitektur atau budaya arsitektur dalam pemahaman sekarang, merupakan salah satu hasil kebudayaan yang menunjukkan ciri kehidupan tingkat kompleksitas kebudayaan pada suatu suku bangsa tertentu. Semakin tinggi tingkat kebudayaan suatu suku bangsa semakin kompleks dan tinggi juga karya arsitekturnya. Dengan demikian dalam memahami perkembangan arsitektur ini diharapkan juga melihat perkembangan kebudayaan yang mempengaruhinya [4].

2.5 Definisi Konservatori

Konservatori (conservatory) menurut KBBI adalah ruang kaca tempat memelihara tanaman (supaya tidak terpengaruh perubahan udara atau cuaca, seperti dalam pembibitan). Bangunan atau ruangan dengan 50% dinding terbuat dari kaca dan 75% atapnya juga terbuat dari kaca, atau material transparan lainnya. Penentuan dibangunnya konservatori dilakukan dengan memperhatikan rencana kebutuhan akan tempat untuk penelitian, budidaya, dan perlindungan tanaman yang akan diteliti pada sebuah kawasan [5].

(4)

2.6 Metode Pendekatan Perancangan

Metode pendekatan perancangan yang digunakan dalam perancangan Taman Raya Botani ini adalah metode five steps design process yakni tahap identifikasi masalah tentang taman wisata yang mencakup tujuan, lingkup proyek, dan penentuan permasalahan, tahap persiapan dengan mengumpulkan data, tahap pengajuan proposal tentang cara pemecahan sederhana terhadap desain dari hasil analisis kedalam suatu konsep rancangan, tahap evaluasi berupa diskusi dari hasil pengajuan konsep rancangan dan pengajuan alternatif desain, dan tahap pengembangan konsep rancangan yang dituangkan kedalam desain bangunan apartemen.

2.7 Identifikasi Lokasi

Lokasi berada di kawasan KBP Kab. Bandung Barat yang memiliki lingkungan dengan basis pendidikan area edukasi di sekeliling tapak.

Nama Proyek : Taman Raya Botani Fungsi Desain : Taman Wisata

Luas Lahan : 62.000 m²

KDB : 20%

KLB : 1

KDH : Min. 50%

GSB : GSB ½ lebar jalan rumija.

Lokasi tapak termasuk kedalam zona yang banyak terdapat bangunan dengan beragam fungsi bangunan yaitu terdapat area pemukiman (Komplek Permata Padalarang, Permata Asri Residence 2, dll), area peribadatan (Masjid dan Gereja), area komersial (Mikayla Coffee House, Restoran Ten to Ten, dll), area pemerintahan (Kantor Desa Jayamekar, Kantor Kecamatan Padalarang, dll), dan area Pendidikan (SMP Negeri 2, SMP Global Nusantara Padalarang, dll). Radius yang diambil pada peta peruntukan lahan yaitu 2 km dengan berpusat pada area tengah tapak. Dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Peta peruntukan lahan

(5)

3. HASIL RANCANGAN

3.1 Elaborasi Tema

Tema yang diangkat dalam taman wisata ini adalah Arsitektur Tropis dan Arsitektur Budaya. Tema arsitektur tropis ini diterapkan pada massa bangunan yang terdapat pada desain ini dengan tujuan membuat sebuah bangunan yang memperdulikan dengan lokasi yang berada pada di iklim tropis dan tema arsitektur budaya diterapkan pada unsur fasad bangunan, bentuk bangunan, dan unsur lanskap tapak dengan tujuan sebagai wajah dari taman wisata ini yang berlokasi di Jawa Barat maka menerapkan unsur budaya sunda. Selain sebagai identitas pada bangunan penerapan tema budaya diterapkan pada unsur tanaman botani sebagai ilmu pengetahuan. Dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Elaborasi Tema

Elaborasi Tema

Theme Park Arsitektur tropis Arsitektur Budaya

Mean

Theme Park merupakan sebuah tempat atau sarana rekreasi yang memiliki ide dasar khusus yang mencirikan seluruh tempat rekreasi tersebut.

Suatu pendekatan desain yang menghubungkan kembali bangunan dengan alam di dalam suatu perancangan taman wisata.

Salah satu pendekatan dalam desain taman wisata botani dengan memasukan beberapa unsur budaya pada desain.

Problem

Taman bermain tidak hanya digunakan sebagai tempat rekreasi tetapi dapat digunakan sebagai tempat kebutuhan pengunjung pada kegiatan lainnya.

Minimnya kesadaran terhadap pentingnya hubungan alam dan bangunan pada metode perancangan dan pembangunan.

Sedikitnya taman wisata yang mengangkat tema budaya sebagai sebuah desain .

Fact

Sebagian besar taman rekreasi cenderung berorientasi pada bisnis dan kurangnya kesadaran akan kebutuhan penggunanya.

Menggabungkan unsur alam ke dalam desain arsitektur yang bertujuan sebagai bentuk pedulinya sebuah desain terhadap lingkungan tapak.

Menggabungkan unsur budaya ke dalam desain arsitektur yang bertujuan sebagai bentuk pedulinya sebuah desain terhadap pendidikan dan pengetahuan.

Need

Taman wisata botani yang nyaman bagi pengunjung dan menguntungkan bagi pengelola atau owner.

Pengaplikasian tema terkait perancangan dengan memaksimalkan kondisi alam tanpa merusak lingkungan sekitar.

Penerapan unsur budaya ke dalam desain arsitektur.

Goal

Menciptakan sebuah taman wisata botani yang mampu memenuhi kebutuhan pengunjung sebagai taman yang mampu memberikan fasilitas wisata dan pendidikan.

Memberi dampak positif terhadap kesehatan pengguna bangunan sehingga timbul kesadaran akan pentingnya alam.

Memberikan pengetahuan lebih mengenai taman budaya kepada pengunjung sebagai sarana rekreasi dan sarana edukasi.

Concept

TAMAN RAYA BOTANI

Taman wisata yang berfokus pada desain tropis sebagai respon kepada alam dan iklim di gabungkan dengan unsur budaya untuk memenuhi sebagai taman wisata dan sarana edukasi.

(6)

3.2 Konsep Zoning dan Sirkulasi Tapak

Secara garis besar, tapak dibagi menjadi 3 zona utama yaitu zona publik, zona privat, dan zona servis. Ketiga zona ini ditempatkan berdasarkan kondisi dan situasi yang ada di sekitar tapak. Zona publik merupakan zona terluas dikarenakan seluruh pengunjung mampu mengakses kemanapun, zona privat merupakan zona yang hanya dapat dikunjungi oleh pegawai laboratorium dan pengelola, sedangkan zona servis merupakan zona yang hanya dapat di kunjungi oleh orang orang tertentu seperti teknisi dan kebutuhan servis. Dapat dilihat pada gambar 3.

3.3 Konsep Zoning Bangunan

Pembagian zona dalam bangunan ini dibagi menjadi empat zona yang meliputi zona publik, zona servis, dan zona privat. Pengelompokan zona ini dibedakan dengan keterangan warna yang berbeda – beda tiap jenis zonanya. Zona publik ditandai dengan warna biru, zona privat ditandai dengan warna merah, dan zona servis ditandai dengan warna kuning. Taman Raya Botani memiliki 3 massa bangunan utama yang masing masing tiap bangunan terdiri dari dua lantai bangunan. Masing – masing bangunan terdapat tiga zona yaitu publik, servis, dan privat. Bangunan utama yang akan dijabarkan yaitu bangunan penerima dan kantor, konservatori, dan restoran.

Bangunan penerima dan kantor terdiri dari 2 lantai, pada lantai dasar didominasi oleh zona yang bersifat publik karena pada lantai dasar merupakan area penerima yang didalamnya akan banyak kegiatan para pengunjung yang bersifat umum. Sedangkan pada lantai dua terdapat kantor pengelola maka zona akan didominasi oleh zona privat yang merupakan area tidak dapat didatangi oleh pengunjung umum selain tamu dari pihak kantor. Dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 3. Pembagian zona dan sistem sirkulasi dalam tapak

(7)

Bangunan kedua merupakan bangunan utama yaitu konservatori dimana bangunan ini berfungsi sebagai taman indoor yang memiliki beberapa fungsi di dalamnya yaitu untuk zona publik terdapat taman bunga indoor, aquatic garden, ruang workshop. Zona servis yaitu terdapat ruang utilitas, toilet bagi pengunjung dan pengelola. Zona privat yaitu terdapat area pengelola dan laboratorium. Pada lantai dua dari bangunan konservatori terdapat skywalk dan area utilitas. Dapat dilihat pada gambar 5.

Bangunan ketiga merupakan bangunan restoran dimana pada lantai dasar bangunan didominasi zona publik yang terdapat area makan dan zona servis juga mendominasi yaitu terdapat ruang utilitas, toilet bagi pengunjung dan pengelola, dapur, dan gudang. Zona privat terdapat pada lantai dua yaitu terdapat area pengelola, dapur, dan toilet. Dapat dilihat pada gambar 6.

3.4 Fasad bangunan

Desain fasad pada ketiga bangunan utama pada Taman Raya Botani ini dipengaruhi oleh analisa tapak yang langsung berkaitan dengan tema bangunan yaitu Arsitektur Tropis dan Arsitektur Budaya. Orientasi bangunan ini menghadap pada bagian utara dan selatan maka untuk memaksimalkan pencahayaan alami pada bagian utara dan selatan memiliki fasad yang dominan dengan transparan, penerapan material transparan dan atap miring menerapkan dari konsep arsitektur tropis. Lalu untuk menerapkan dari konsep budaya pada bagian fasad bangunan diberikan ornamen dengan material ACP yang membentuk sebuah unsur batik Jawa Barat yaitu “mega mendung”. Dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 5. Pembagian zona dalam bangunan konservatori

(8)

Pada orientasi timur dan barat merupakan bagian samping. Fasad didesain bagian masif agar tidak terkena cahaya matahari secara langsung dan pada bagian yang transparan diberikan perlindungan yaitu secondary screen untuk mereduksi panas dan cahaya yang berlebihan pada bangunan. Dapat dilihat pada gambar 8.

Konservatori sendiri berfungsi sebagai bangunan yang diisi oleh tanaman – tanaman yang diharuskan berada dalam ruangan. Seluruh bagian depan maupun samping memiliki fasad bangunan yang transparan yang berfungsi untuk memberikan pencahayaan alami kepada tanaman yang berada di dalam konservatori, namun untuk menjaga suhu pada bagian dalam bangunan pemilihan material kaca dan pengkondisian udara dalam bangunan sangat menentukan untuk kenyamanan dalam bangunan konservatori. Dapat dilihat pada gambar 9.

Tampak bagian samping dari bangunan ini memiliki atap yang miring pada satu arah yaitu pada area belakang bangunan, pada bagian belakang dari bangunan konservatori ini memiliki bagian yang masif, pemilihan fasad yang masif sendiri dikarenakan pada area belakang bangunan merupakan zona servis yang tidak memerlukan fasad yang yang khusus. Dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 8.Fasad tampak samping bangunan penerima dan kantor

Gambar 9.Fasad tampak depan bangunan konservatori

(9)

Tampak bagian depan dari bangunan restoran ini menerapkan kembali konsep arsitektur tropis dan arsitektur budaya, bangunan ini memiliki orientasi pada arah utara dan selatan maka pada bagian utara dan selatan memiliki area transparan dan terbuka yang menerapkan konsep tropis, untuk konsep arsitektur budaya bangunan ini menerapkan bangunan adat imah tagog anjing yaitu pada bagian tiang yang menopang bagian atap, pada restoran ini juga menerapkan area makan yang identik pada adat sunda yaitu “ngampar” atau “duduk di lantai sebagai penerapan konsep budaya pada bangunan restoran”. Dapat dilihat pada gambar 11.

Tampak bagian samping dari bangunan restoran yang memperlihatkan penggunaan secondary screen sebagai buffer untuk mencegah masuknya cahaya matahari berlebihan dan tidak menyebabkan panas di dalam bangunan restoran. Bentuk atap dari bangunan restoran ini dibuat dengan atap miring dengan dua arah dan atap ini juga dibuat dengan kemiringan yang cukup tinggi yang diambil dari bangunan adat sunda yaitu “imah tagog anjing” dan “atap miring juga diambil dari penerapan arsitektur tropis”. Dapat dilihat pada gambar 12.

3.5 Eksterior Bangunan

Eksterior yang terlihat terdapat beberapa massa bangunan yang saling terpisah, bangunan yang terdapat pada Taman Raya Botani terdiri dari bangunan utama dan juga bangunan penunjang. Vegetasi pada Taman Raya botani ini dikelompokan berdasarkan zona dan konsep, selain vegetasi sebagai keindahan dari taman terdapat juga beberapa vegetasi yang berfungsi sebagai buffer dari kebisingan dan perlindungan pada area berkontur. Dapat dilihat pada gambar 13.

Gambar 11.Fasad tampak depan bangunan restoran

(10)

Setelah pengunjung melalui pedestrian yang diakses dari area parkir pengunjung akan disambut oleh plaza yang cukup besar dan pengunjung dapat melakukan beberapa aktivitas seperti beristirahat dan berfoto, setelah dari plaza utama pengunjung membeli tiket yang terdapat pada bangunan penerima dan untuk menuju taman yang berada dibawah pengunjung harus melalui akses lift atau tangga yang terhubung dengan plaza. Dapat dilihat pada gambar 14.

Sebagai taman wisata yang merinci kepada botani atau tanaman maka seluruh area dimaksimalkan dengan penempatan vegetasi sesuai zona yaitu terdapat taman bunga matahari, taman budaya, aquatic garden, dan taman bougenville. Dapat dilihat pada gambar 15.

Taman Raya Botani tidak hanya menyediakan berbagai macam taman bunga yang menerapkan konsep tropis dan budaya, akan tetapi pada Taman Wisata Botani menambahkan area pendukung sebagai area pelengkap pada sebuah taman wisata yaitu terdapat area playground yang disediakan untuk pengunjung anak – anak bermain dan juga terdapat sebuah gazebo untuk orang tua menjaga anaknya bermain atau sebagai tempat beristirahat, lalu terdapat area berfoto yang berada di tebing bagian barat dimana area foto ini memiliki view yang cukup baik karena menghadap secara langsung ke seluruh bagian taman bunga dan danau, selanjutnya terdapat sky bridge yang menghubungkan area taman bunga dan area foto, sky bridge juga memiliki view yang dapat melihat seluruh bagian taman wisata. Dapat dilihat pada gambar 16,

Gambar 14.Perspektif eksterior

(11)

3.6 Rancangan Struktur

Penggunaan struktur pada bangunan ini menyesuaikan dengan fungsi bangunan utama dan struktur yang cocok untuk bentang lebar. Sistem dan material struktur yang digunakan sesuai dengan konsep yang direncanakan sebelumnya. Berikut adalah beberapa ketentuan yang ditetapkan dalam bangunan utama. Struktur kolom beton yang digunakan 65cm x 65cm, balok induk yang digunakan adalah balok baja d=20mm, struktur atap yang digunakan adalah grid shell, dan pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang 30cm x 30cm. Dapat dilihat pada gambar 17.

4. SIMPULAN

Taman Raya Botani yang berlokasi di Jalan Panca Tengah Kota Baru Parahyangan ini mengangkat tema bangunan tropis dan budaya yang diterapkan dalam desain bangunan dan tapak. Kawasan KBP dikenal sebagai kawasan edukasi, hunian, dan wisata namun pada kawasan ini masih kurang terdapat area hijau untuk penduduk maupun wisatawan. Penerapan desain prinsip arsitektur tropis dan budaya ini dapat memberikan dampak yang besar terhadap lingkungan dan kawasan taman wisata ini karena pada dasarnya dengan menerapkan konsep tropis dan budaya pada massa bangunan dan tapak membuat dampak pada kondisi tapak dan peduli terhadap lingkungan sekitar.

Gambar 16.Perspektif eksterior

(12)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Dika. Rizki. (2016). “Strategi Diferensiasi pada Taman Botani Sukorambi Jember”. Universitas Jember. Jember.

[2] Ibrahim. Hayati Indah. (2016). Studi Tingkat Daya Tarik Objek Wisata Alam ”Studi Kasus Kawasan Ekowisata Mangrove dan Taman Wisata Alam Angke Kapuk Di Kelurahan Kapuk Muara Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara”. Universitas Negeri Jakarta. Jakarta.

[3] Suryani. Apriliana. (2019). Kajian Teori Tema Desain Arsitektur Tropis. Tema desain pada proyek “Pusat Informasi Ilmu. Pengetahuan Teknologi Ramah Lingkungan di Surabaya”. Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang.

[4] Wardiningsih. Sitti. (2015). “Arsitektur Nusantara Mempengaruhi Bentuk Bangunan Yang Berkembang Di Indonesia”. Institut Sains Dan Teknologi Nasional Jakarta. Jakarta.

[5] KBBI . Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.

Gambar

Gambar 1. Lokasi tapak
Gambar 2. Peta peruntukan lahan
Tabel 1. Elaborasi Tema
Gambar 3. Pembagian zona dan sistem sirkulasi dalam tapak
+6

Referensi

Dokumen terkait

Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengukuran langsung pada bak WTP. Proses pengambilan data menggunakan alat yang sudah terpasang di bak WTP, serta alat

Secara singkat tehnik operasi dengan pendekatan laparotomi pada keadaan akut dan terdapat trauma organ intraabdomen lainnya atau transtotakal pada herniasi yang delayed,

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang

yoga adalah sebuah ilmu yang mengajarkan jalan hidup manusia untuk mencapai tujuan mencapai tujuan yang yang utama yaitu mengenal diri,.. utama yaitu mengenal diri, memahami

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh akuntansi pertanggungjawaban dalam penilaian prestasi kerja. Sampel dalam penelitian ini adalah manajer

“Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi mengenai suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh alat perekam (sensor)

Berdasarkan table diatas untuk perbedaan produksi usahatani padi dimana hasil uji t diperoleh thitung = - 2.099 dan ttabel 1.686 berarti thitung < ttabel maka Ho ditolak

Dari 6 padi hibrida F 1 yang unggul terhadap rata-rata 4 varietas cek seperti tersebut di atas, hanya IR58025A/Batanghari yang memberikan sifat agak rentan terhadap keracunan Al,