• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KOMPARATIF USAHATANI PADI ANTARA PENYIANGAN MANUAL DAN PENYIANGAN KIMIAWI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA KOMPARATIF USAHATANI PADI ANTARA PENYIANGAN MANUAL DAN PENYIANGAN KIMIAWI"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KOMPARATIF USAHATANI PADI ANTARA PENYIANGAN MANUAL DAN PENYIANGAN KIMIAWI

(Studi Kasus Di Dsa Tanjung Kamal, Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo) Oleh :

Lukman Hakim,* Andina Mayangsari,**

ABSTRAK

Tujuan Penelitian adalah Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan produksi padi antara penyiangan manual dan penyiangan kimiawi, Untuk mengetahui perbedaan pendapatan antara penyiangan manual dan penyiangan kimiawi, dan Untuk mengetahui perbedaan efisiensi antara penyiangan manual dan penyiangan kimiawi. Metode penentuan daerah penelitian yang digunakan adalah purposive method. Pengambilan responden dilakukan secara sengaja yaitu mengambil 20 petani pengguna penyiangan manual dengan menggunakan teknik random sampling (acak), dan 20 petani pengguna penyiangan kimiawi dengan menggunakan survei. Pengambilan responden ini bertujuan agar sample sama, dengan total responden sebanyak 40 petani. Metode analisis data yang digunakan adalah uji t untuk menguji hipotesa pertama, terdapat perbedaan produksi padi antara menggunakan penyiangan manual dan menggunakan penyiangan kimiawi, untuk menguji hipotesa kedua menggunakan uji t terdapat perbedaan pendapatan antara menggunakan penyiangan manual dan menggunakan penyiangan kimiawi, serta R/C ratio untuk menguji hipotesa ketiga terdapat perbedaan efisiensi antara menggunakan penyiangan manual dan penyiangan kimiawi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan produksi, pendapatan dan efisiensi padi yang signifikan antara menggunakan penyiangan manual dan menggunakan penyiangan kimiawi.

Kata Kunci : Penyiangan Manual, dan Penyiangan kimiawi

(2)

ABSTRACT

Research purpose is to determine whether there are differences in rice production between manual weeding and chemical weeding, to determine differences in income between manual weeding and chemical weeding, and to determine the efficiency difference between manual weeding and chemical weeding. Method of determining the area of research is purposive method. Respondent committed intentionally that taking 20 farmers weeding users manually using random sampling techniques (random), and 20 farmers using chemical weeding user survey. Respondent is intended that the same sample, with a total of 40 respondents farmers. Data analysis method used is the (t test) to test the first hypothesis there is a difference between the rice production using manually weeding and using chemical weeding. To test the second hypothesis using the (t test) there is a difference between the revenue using manually weeding and using chemical weeding. And the R/C ratio for the third hypothesis test there is a difference between the efficiency of using manually weeding and chemical weeding. The results showed there are differences in production, income and efficiency of rice significantly between using a manually weeding and using chemical weeding.

Keywords : manual weeding, and chemical weeding.

*Alumni Fakultas Pertanian Universitas Abdurachman Saleh Situbondo ** Dosen Fakultas Pertanian Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

(3)

9. PENDAHULUAN

Indonesia dikenal sebagai negara agraris serta berkembang, karena sebagian besar rakyat Indonesia hidup dari sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomian utama. Kondisi alam, cuaca, dan budaya masyarakat Indonesia sebenarnya sangat mendukung sektor pertanian, dengan lahan Indonesia yang cukup subur dan produktif sehingga pertanian cocok untuk terus dikembangkan di Indonesia. Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan proses pertumbuhan dari tanaman dan hewan. Daerah pedesaan merupakan pusat produksi hasil pertanian, dengan kondisi pedesaan semakin berkembang, sudah saatnya pola pikir petani semakin kritis dalam membuat keputusan, (Kaman, indra, dan erdiman 2014 : 1). Upaya

pembangunan pertanian saat ini masih berorientasi pada komoditi pangan. Dengan demikian kebijakan pembangunan pertanian menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang baik seperti menciptakan struktur perekonomian yang tangguh, dan efisien, meningkatkan pertumbuhan dan sekaligus pemerataan ekonomi secara berkelanjutan,(Soekartawi, 2000 : 1).

Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di Indonesia. Pada tanaman pangan seperti padi selalu dihadapkan pada masalah gulma yang menjadi penyebab utama rendahnya produksi padi, oleh karena

(4)

itu perlu adanya pengendalian gulma, diantaranya adalah cara manual dan cara kimiawi, cara penyiangan manual memerlukan curahan tenaga kerja yang besar dan terbatasi oleh ketersediaannya serta memerlukan biaya penyiangan yang besar, metode ini kurang efektif dilakukan terutama jika lahan luas dan gulmanya banyak. Cara penyiangan kimiawi tidak memerlukan banyak tenaga kerja dan sangat efektif jika dilakukan pada lahan yang luas serta biaya penyiangan

yang cukup kecil.

Penyiangan merupakan kegiatan mencabut gulma yang berada di antara sela-sela tanaman pertanian, sehingga tidak ada persaingan dalam mendapatkan unsur hara atau zat kimia yang diperlukan tanaman, dan mengurangi hambatan produksi anakan, (Anonim, 2009).

4

Berdasarkan latar belakang diatas dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan produksi antara yang menggunakan penyiangan manual dibandingkan penyiangan kimiawi ?

2. Apakah terdapat perbedaan pendapatan antara yang menggunakan penyiangan manual dibandingkan penyiangan kimiawi ?

3. Apakah terdapat perbedaan efisiensi antara menggunakan

penyiangan manual

dibandingkan dengan penyiangan kimiawi ?

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perbedaan produksi usahatani padi antara

(5)

kimiawi.

2. Untuk mengetahui perbedaan pendapatan usahatani padi antara penyiangan manual dan penyiangan kimiawi.

3. Untuk mengetahui perbedaan efisiensi usahatani padi antara penyiangan manual dan penyiangan kimiawi.

35. METODELOGI PENELITIAN

Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive Method), (Soekartawi, 1995 : 24) yang dilaksanakan di Desa Tanjung Kamal Kecamatan Mangaran Kabupaten Situbondo.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif yaitu gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Metode Penelitian ini akan mendiskripsikan berbagai fenomena yang akan dihadapi oleh petani khususnya mengenai produksi, pendapatan dan efisiensi sehingga menjadi tolak ukur keuntungan yang diperoleh dengan cara menganalisis pendukung kemudian menarik kesimpulan terhadap masalah tersebut, (Nazir,M. 2005 : 58)

Teknik Pengambilan Sampel.

Menurut (Soekartawi, 1995 : 21) Penentuan responden dilakukan secara sengaja yaitu mengambil sample sebanyak 20 petani pengguna

(6)

penyiangan manual, dengan menggunakan teknik random sampling (acak). Dan Menurut (Soekartawi, 1995 : 17) Penentuan responden dilakukan secara sengaja yaitu mengambil sample sebanyak 20 petani pengguna penyiangan kimiawi, dengan menggunakan metode survey. Pengambilan responden 20 : 20 bertujuan supaya sample sama antara kedua metode penyiangan, dengan total keseluruhan responden sebanyak 40 petani.

Teknik Pengumpulan Data

Data yang diambil meliputi data primer dan data sekunder yang cara pengambilanya adalah sebagai berikut :

1. Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari narasumber, data primer

didapatkan langsung dari hasil survey melalui kegiatan wawancara lagsung dan pengisian daftar pertanyaan (Kuesioner) oleh petani padi yang menggunakan penyiangan manual maupun kimiawi. 2. Data sekunder adalah data yang

diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya dan arsip-arsip resmi data ini diperoleh dari BPS Kabupaten Situbondo dan Kantor Desa, (Azwar,S. 1997 : 36).

Teknik Analisa Data

Untuk menguji hipotesis pertama. Untuk menguji

hipotesis

pertama tentang produksi padi, menggunakan rumus regresi berganda

(7)

(Multiple Regresion), Menurut X1 = Luas lahan X2 = (Sugiyono, 1997 : 250) : Harga/Kg

Y = a + b1 X1 + b2 X2 Sedangkan untuk menguji

Dimana : Y = Produksi perbedaan produksi padi.

a = Konstanta b1 , b2 = Menggunakan uji t Menurut Koefesien regresi (Subagyo,P dan Djarwanto,PS. 2005 :

183) sebagai berikut : = X1 − X2 n − 1 S2 + (n 2 − 1)S2 1 1 1 1 2 + n + n 2 − 2 n n 2 1 1 Keterangan :

X1= Rata-rata produksi penyiangan manual

X2= Rata-rata produksi penyiangan kimiawi

N1 = Jumlah sample penyiangan manual N2 = Jumlah sample penyiangan kimiawi

S12= Deviasi standar

S22= Deviasi standar

= 0,05

Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima apabila : -1,686 ≤ t ≤

Ho diterima, Hi ditolak : 1 = 2 1,686, artinya tidak ada perbedaan

Ho ditolak, Hi diterima : 1 ≠ 2 produksi yang signifikan antara

7

menggunakan penyiangan manual dan menggunakan penyiangan kimiawi. Ho

ditolak apabila : t > 1,686 atau t < -1,686, artinya terdapat perbedaan produksi yang signifikan antara menggunakan penyiangan manual dan

(8)

menggunakan penyiangan kimiawi. Bentuk pengujian hipotesa 1 dengan formula :

Ho : Produksi petani padi yang menggunakan penyiangan manual = Produksi petani padi yang menggunakan penyiangan kimiawi Hi : Produksi petani padi yang menggunakan penyiangan manual ≠

Produksi petani padi yang menggunakan penyiangan kimiawi

Untuk menguji hipotesis kedua

Untuk menguji pendapatan usahatani padi maka digunakan rumus Menurut (Soekartawi, 1995 : 54) :

1. Mengetahui Total Biaya Produksi Dengan Rumus : TC = TFC + TVC

Keterangan : TC = Total Biaya Produksi

TFC = Total Biaya Tetap

TVC = Total Biaya Variabel

2. Menghitung Penerimaan Kotor Dengan Rumus:

(9)

TR = P . Q

Keterangan : TR = Total Penerimaan Usahatani Padi (Rp)

P = Harga

Produksi Usahatani Padi (Rp)

(10)

Q = Jumlah TC = Total Biaya

Produksi Usahatani Produksi Usahatani

Padi (Rp) (Rp)

3. Menghitung Pendapatan Sedangkan untuk menguji Usahatani Padi Menggunakan perbedaan pendapatan usahatani padi

Rumus : Menggunakan uji t Menurut

Pd = TR – TC (Subagyo,P dan Djarwanto,PS. 2005 : Keterangan : Pd = Besarnya 183) sebagai berikut : Tingkat Pendapatan Usahatani (Rp)

TR = Penerimaan Kotor Usahatani (Rp) = X1 − X2 n − 1 S2 + (n 2 − 1)S2 1 1 1 1 2 + n + n 2 − 2 n n 2 1 1 Keterangan :

X1 = Rata-rata pendapatan penyiangan manual X2 = Rata-rata pendapatan penyiangan kimiawi N1 = Jumlah sample penyiangan manual

N2 = Jumlah sample penyiangan kimiawi

S12= Deviasi standar

S22= Deviasi standar

= 0,05

9

Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima, Hi ditolak : 1=2

Ho ditolak, Hi diterima : 1≠ 2

(11)

1,686, artinya tidak ada perbedaan pendapatan yang signifikan antara menggunakan penyiangan manual dan menggunakan penyiangan kimiawi. Ho ditolak apabila : t > 1,686 atau t < -1,686, artinya terdapat perbedaan pendapatan yang signifikan antara menggunakan penyiangan manual dan menggunakan penyiangan kimiawi. Bentuk pengujian hipotesa 2 dengan formula :

Ho : Pendapatan petani padi yang menggunakan penyiangan manual = Pendapatan petani padi yang menggunakan penyiangan kimiawi

Hi : Pendapatan petani padi yang menggunakan penyiangan

manual ≠

Pendapatan petani padi yang menggunakan penyiangan kimiawi

Untuk menguji hipotesis ketiga. Untuk mengetahui efisiensi usahatani padi, menggunakan rumus R/C Return Cost Ratio, Menurut (Soekartawi, 1995) :

1- R/C Ratio = TR/TC

Keterangan : TR = Total Penerimaan Kotor (Total Revenue)

TC = Total Biaya Produksi (Total Cost)

Jika : R/C Ratio > 1, maka usahatani padi menggunakan penyiangan manual dan kimiawi tergolong efisien

R/C Ratio = 1, maka usahatani padi menggunakan penyiangan manual dan kimiawi dinyatakan impas (BEP)

1 0

R/C Ratio < 1, maka usahatani

padi menggunakan penyiangan manual dan kimiawi dikatakan tidak efisien.

(12)

efisien tidaknya produksi dan

pendapatan usahatani padi Menggunakan uji t Menurut (Subagyo,P dan Djarwanto,PS. 2005 : 183) sebagai berikut :

(13)

= X1 − X2 n − 1 S2 + (n 2 − 1)S2 1 1 1 1 2 + n + n 2 − 2 n n 2 1 1 Keterangan :

X1 = Rata-rata produksi atau pendapatan penyiangan manual X2 = Rata-rata produksi atau pendapatan penyiangan kimiawi N1 = Jumlah sample penyiangan manual

N2 = Jumlah sample penyiangan kimiawi

S12= Deviasi standar S22= Deviasi standar = 0,0 5 Kriteria pengambila n keputusan : Ho diterima, Hi ditolak : 1=2 Ho ditolak, Hi diterima : 1≠ 2 Ho diterima apabila : -1,686 ≤ t ≤ 1,686, artinya tidak ada perbedaan produksi dan pendapatan yang signifikan antara menggunakan

penyiangan manual dan menggunakan penyiangan kimiawi. Ho ditolak apabila : t > 1,686 atau t < - 1,686, artinya terdapat perbedaan produksi dan pendapatan yang 11

signifikan antara menggunakan penyiangan manual dan menggunakan penyiangan kimiawi.

Bentuk pengujian hipotesa 3 dengan formula :

Ho : Efisiensi penyiangan manual =

Efisiensi penyiangan kimiawi

Hi : Efisiensi penyiangan manual ≠ Efisiensi penyiangan kimiawi

(14)

61. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Untuk menguji hipotesis pertama yaitu hasil produksi maka

diperoleh hasil sebagai berikut : Produksi usahatani

padi

dihitung dengan menggunakan rumus regresi berganda dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 1.1 Prod uksi usah atani padi yang meng guna kan penyi anga

n manual dan penyiangan kimiawi.

Metode Regresi Berganda Produksi Padi

Penyiangan α b1 b2

Manual 2.363 5.290 -0.677

Kimiawi 0.297 6.777 -0.189

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015

Da ri table dibawah ini dapat dijelaskan bahwa pada metode penyianga n manual dapat dilihat persamaa n regresi : Y = 2.363 + 5.290 – (-0.677) artinya, apabila belum ada kegiatan (X1 dan X2), Y= 2.363 unit. Setiap X1 naik 1 unit, maka Y naik

5.290 unit apabila yang lain tetap. Setiap X2 naik 1 unit, maka Y turun

-0.677 unit apabila yang lain Peran (X1 dan X2) mempengaruhi Y adalah sebesar 90.34 %.

(15)

12

Sedangkan pada metode penyiangan kimiawi dapat dilihat persamaan regresi berganda : Y = 0.297 + 6.777 – (-0.189) artinya, apabila belum ada kegiatan (X1 dan X2), Y= 0.297 unit. Setiap X1 naik 1 unit, maka Y naik 6.777 unit apabila yang lain tetap. Setiap X2 naik 1 unit, maka Y turun -0.189 unit apabila yang lain tetap. Peran (X1 dan X2) dalam mempengaruhi Y adalah sebesar 95.73 %.

Produksi padi yang didapat dari penyiangan kimiawi saat ini memang tinggi, apabila penggunaan herbisida dilakukan secara berlebihan dan terus-menerus akan membentuk gulma yang

resisten sehingga akan sulit mengendalikannya. Selain itu, terdapat residu herbisida yang ada ditanah sewaktu-waktu dapat mempengaruhi daya tumbuh dan berkembang tanaman, hal ini dapat menurunkan hasil produksi, untuk itu aplikasi herbisida yang dilakukan haruslah bijaksana dengan tidak berlebihan dan tidak terus-menerus sehingga aman bagi tanaman dan lingkungan, (Anonim, 2015b).

Untuk mengetahui perbedaan produksi usahatani padi digunakan rumus uji t dengan ttabel = 0,05 Dapat dilihat dibawah ini :

Tabel 1.2 Hasil per bed aan pro duk si usa hat ani pad i yan g me ngg una kan pen yia nga n ma nua

l dan penyiangan kimiawi. Metode Mean thitung Penyiangan Manual 1.494 -2.099 Kimiawi 2.393

(16)

13

Berdasarkan table diatas untuk perbedaan produksi usahatani padi dimana hasil uji t diperoleh thitung = -2.099 dan ttabel 1.686 berarti thitung < ttabel maka Ho ditolak dan Hi diterima artinya terdapat perbedaan produksi yang signifikan antara menggunakan penyiangan manual dan penyiangan kimiawi pada tingkat kepercayaan 95%. Produksi usahatani padi yang menggunakan penyiangan manual menghasilkan produksi lebih rendah dengan mean mencapai 1.494 Kg/Ha,

dibandingkan Produksi usahatani padi yang menggunakan penyiangan kimiawi dengan mean mencapai 2.393 Kg/Ha.

Untuk menguji hipotesis kedua yaitu Pendapatan usahatani padi antara penyiangan manual dan penyiangan kimiawi diperoleh hasil sebagai berikut :

Pertama menghitung Biaya

rata-rata/Ha usahatani padi dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 1.3 Biaya rata -rata per hek tar usa hat ani pad i yan g me ngg una kan pen yia nga n ma nua l dan pen yia nga n kim iawi . Metode Penyiangan Manual Kimiawi

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015

(17)

Dari table diatas dapat dilihat bahwa 8.910.000,- maksimum biaya usahatani padi yang Rp.12.080.000,- dan rata-rata per menggunakan penyiangan manual hektar mencapai Rp 10.381.252-. mencapai biaya minimum Rp

14

Sedangkan biaya usahatani padi yang menggunakan penyiangan kimiawi mencapai biaya minimum Rp 7.600.000,- maksimum Rp 9.580.000,-dan rata-rata per hektar 8.828.167,- hal tersebut menunjukkan bahwa biaya usahatani padi yang menggunakan

penyiangan manual lebih besar dari pada biaya usahatani padi yang menggunakan penyiangan kimiawi.

Kedua menghitung penerimaan rata-rata/Ha usahatani padi dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 1.4 Pene rima an rata-rata per hekt ar usah atani padi yang meng guna kan penyi anga n man ual dan penyi anga n kimi awi. Metode Penyiangan Manual Kimiawi

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015

(18)

Dari table diatas dapat dilihat bahwa harga jual Rp 4.800. Dan rata-rata per penerimaan usahatani padi yang hektar mencapai Rp 17.082.451,- hal menggunakan penyiangan manual ini disebabkan karena rata-rata memperoleh penerimaan minimum Rp produksi usahatani padi yang 11.055.500,- hal ini disebabkan karena menggunakan penyiangan manual produksi yang dihasilkan mencapai mencapai 4.709 Kg dan rata-rata harga 3.350 Kg, dengan harga jual Rp 3.300, jual mencapai Rp 3.625.

(19)

maksimum Rp 27.504.000 hal ini Sedangkan penerimaan disebabkan karena produksi yang usahatani padi yang menggunakan dihasilkan mencapai 5.730 Kg dengan penyiangan kimiawi memperoleh

15

penerimaan minimum Rp 13.505.000,-hal ini disebabkan karena produksi yang dihasilkan mencapai 3.650 Kg dengan harga jual Rp 3.700, maksimum Rp 29.400.000,- hal ini disebabkan karena rata-rata produksi usahatani padi yang menggunakan penyiangan kimiawi mencapai 7.350 Kg, dengan harga jual Rp 4.000, Dan rata-rata per hektar mencapai Rp 21.154.944,- hal ini disebabkan karena rata-rata produksi usahatani padi yang menggunakan penyiangan kimiawi

mencapai 5.583 Kg dan rata-rata harga jual produksi Rp 3.790.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penerimaan usahatani padi yang menggunakan penyiangan manual lebih kecil dari pada penerimaan usahatani padi yang menggunakan penyiangan kimiawi, yang dilihat dari rata-rata hasil produksi dan rata-rata harga jual.

Ketiga menghitung pendapatan rata-rata/Ha usahatani padi dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 1.5 Pend apat an rata-rata per hekt ar usah atani padi yang meng guna kan penyi anga n man ual dan penyi anga n kimiawi.

Metode Pendapatan rata-rata Rp/Ha

Penyiangan Minimum Maksimum

Manual Rp 2.145.000 Rp 15.424.000 Kimiawi Rp 5.905.000 Rp 20.140.000

(20)

Dari table diatas dapat dilihat bahwa 2.145.000,- hal ini disebabkan karena pendapatan usahatani padi yang penerimaan yang diperoleh mencapai menggunakan penyiangan manual Rp 11.055.000,- dan biaya yang memperoleh pendapatan minimum Rp dihabiskan mencapai Rp

8.910.000,-16

maksimum Rp 15.424.000,- hal ini disebabkan karena penerimaan yang diperoleh mencapai 27.504.000,- biaya yang dihabiskan mencapai Rp 12.080.000 dan rata-rata pendapatan per hektar mencapai Rp 6.701.199,-hal ini disebabkan penerimaan usahatani padi yang menggunakan penyiangan manual rata-rata mencapai Rp 17.082.451,- dan biaya yang dihabiskan mencapai Rp 10.381.252,-.

Sedangkan pendapatan usahatani padi yang menggunakan penyiangan kimiawi memperoleh pendapatan minimum Rp 7.600.000,-hal ini disebabkan penerimaan yang diperoleh mencapai Rp 13.505.000,-dan biaya yang dihabiskan mencapai

Rp 5.905.000,- maksimum Rp 20.140.000,- hal ini disebabkan penerimaan yang diperoleh mencapai

(21)

Rp 29.400.000,- biaya yang dihabiskan mencapai Rp 9.260.000,- dan rata-rata pendapatan per hektar Rp 12.326.778,-hal ini disebabkan penerimaan usahatani padi yang menggunakan penyiangan kimiawi rata-rata mencapai Rp 21.154.944,- dan biaya yang dihabiskan mencapai Rp 8.828.167,- hal ini terjadi karena hasil pengurangan antara total penerimaan

dan total biaya produksi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan usahatani padi yang menggunakan penyiangan manual lebih kecil dari pada pendapatan usahatani padi yang menggunakan penyiangan kimiawi.

Untuk mengetahui perbedaan pendapatan usahatani padi digunakan rumus uji t dengan ttabel = 0,05 Dapat dilihat dibawah ini :

1 7

(22)

Tabel 1.6 Hasil perbedaan pendapatan usahatani padi yang menggunakan penyiangan manual dan penyiangan kimiawi.

Metode

Mean thitung ttable

Penyiangan = 0,05

Manual 2.343.500 -2.913 1.686

Kimiawi 5.564.960

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015

Berdasarkan table diatas untuk menggunakan penyiangan manual pendapatan usahatani padi yang lebih rendah dengan mean mencapai menggunakan penyiangan manual dan Rp 2.343.500 dibandingkan dengan penyiangan kimiawi dimana hasil uji t usahatani padi yang menggunakan diperoleh thitung = penyiangan kimiawi mencapai Rp -2.913dan ttabel 1.686 berarti thitung < 5.564.960.

ttabel maka Ho ditolak dan Hi diterima Untuk menguji hipotesis artinya terdapat perbedaan pendapatan ketiga yaitu R/C ratio usahatani yang signifikan antara menggunakan padi antara penyiangan manual dan penyiangan manual dan penyiangan penyiangan kimiawi diperoleh hasil kimiawi pada tingkat kepercayaan sebagai berikut :

95%. Pendapatan usahatani padi yang

Tabel 1.7 Efisiensi rata-rata per hektar usahatani padi yang menggunakan penyiangan manual dan penyiangan kimiawi.

Metode R/C ratio rata-rata Rp/Ha

Penyiangan Minimum Maksimum Rata-rata/Ha

Manual 1.24 2.47 1.65

Kimiawi 1.78 3.17 2.39

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015

Dari table diatas dapat dilihat menggunakan penyiangan manual bahwa R/C ratio usahatani padi yang minimum 1.24 hal ini disebabkan

(23)

karena penerimaan yag diperoleh Rp 11.055.000, biaya yang dihasiskan mencapai Rp 8.910.000,- maksimum 2.47 hal ini disebakan karena penerimaan yang diperoleh Rp 23.330.667,- biaya yang dihabiskan mencapai Rp 9.444.444,- dan R/C ratio rata-rata per hektar mencapai 1.65 hal ini disebabkan penerimaan usahatani padi yang menggunakan penyiangan manual rata-rata mencapai Rp 17.082.451,- biaya yang dihabiskan mencapai Rp 10.381.252.

Sedangkan R/C ratio yang menggunakan penyiangan kimiawi minimum 1.78 hal ini disebabkan penerimaan yang diperoleh mencapai Rp 13.505.000,- biaya yang dihabiskan mencapai Rp 7.600.000,- maksimum 3.17 hal ini disebabkan karena penerimaan yang diperoleh mencapai Rp 29.400.000,- biaya yang dihabiskan

mencapai Rp 9.260.000,- dan R/C ratio rata-rata per hektar mencapai 2.39 hal ini disebabkan penerimaan usahatani padi yang menggunakan penyiangan kimiawi rata-rata mencapai Rp 21.154.944,- biaya yang dihabiskan mencapai Rp 8.828.167,-. hal ini terjadi karena hasil pembagian antara total penerimaan dan total biaya produksi.

Dari uraian diatas menunjukkan bahwa tingkat efisiensi pada usahatani padi yang menggunakan penyiangan manual kurang efisien dari pada usahatani padi yang menggunakan penyiangan kimiawi.

Untuk mengetahui perbedaan efisiensi usahatani padi digunakan rumus uji t dengan ttabel = 0,05 Dapat dilihat dibawah ini :

(24)

Tabel 1.8 Hasil perbedaan efisiensi usahatani padi yang menggunakan penyiangan manual dan penyiangan kimiawi.

Metode

Mean thitung ttable

Penyiangan = 0,05

Manual 1.65 -6.17 1.686

Kimiawi 2.39

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015

Berdasarkan table diatas untuk perbedaan efisiensi usahatani padi yang menggunakan penyiangan manual dan penyiangan kimiawi dimana hasil uji t diperoleh thitung = - 6.17 dan ttabel 1.686 berarti thitung < ttabel maka Ho ditolak dan Hi diterima artinya terdapat perbedaan efisiensi yang signifikan antara menggunakan penyiangan manual dan penyiangan kimiawi pada tingkat kepercayaan 95%. Tingkat efisiensi usahatani padi yang menggunakan penyiangan manual memiliki mean 1.65 lebih rendah dibandingkan usahatani padi yang menggunakan penyiangan kimiawi dengan mean 2.39. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasar kan hasil penelitian usahatani padi antara penyiangan manual dan penyiangan kimiawi, Dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Produksi usahatani padi antara penyiangan manual dan penyiangan kimiawi berbeda nyata dengan tingkat kepercayaa n 95%. Dimana produksi usahatani padi dengan menggunak an penyiangan manual lebih rendah yang mencapai rata-rata

(25)

4.709 kg/Ha. dibandingkan rata-rata produksi usahatani padi dengan

menggunak an

penyiangan

20

kimiawi yang mencapai rata-rata 5.583 kg/Ha.

2. Pendapatan usahatani padi antara penyiangan manual dan penyiangan kimiawi berbeda nyata dengan tingkat kepercayaan 95%. Dimana pendapatan rata-rata usahatani padi dengan menggunakan penyiangan manual lebih rendah yang mencapai Rp 6.701.199/Ha, dibandingkan pendapatan rata-rata usahatani padi dengan menggunakan penyiangan kimiawi yang mencapai Rp 12.326.778/Ha. 3. Efisiensi usahatani padi antara

penyiangan manual dan penyiangan kimiawi berbeda nyata dengan tingkat kepercayaan 95%. Dimana rata-rata per hektar

untuk tingkat

(26)

efisiensi usahatani padi dengan menggunakan penyiangan manual yaitu 1.65. Sedangkan tingkat efisiensi rata-rata per hektar usahatani padi dengan menggunakan penyiangan kimiawi yaitu 2.39.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disarankan :

1. Bagi petani yang melakukan budidaya

padi, dapat menggunakan metode penyiangan yang sesuai dengan keinginan petani, karena penyiangan manual maupun penyiangan kimiawi kedua-duanya juga efektif dalam membersihkan gulma yang ada dilahan, serta mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, Penyiangan

manual banyak mengeluarkan biaya serta membutuhkan waktu lama. Dan penyiangan kimiawi hemat dalam pengeluaran biaya dan hemat akan penggunaan waktu.

2. Dalam melakukan usahatani padi alangkah baiknya jika mengeluarkan biaya perawatan sekecil-kecilnya agar mendapatkan pendapatan yang sebesar-besarnya. Dengan cara memilih metode penyiangan yang

tepat agar budidaya padi bisa efisien yang bertujuan meningkatkan pendapatan petani. 3. Program pemberantasan gulma

dengan menggunakan bahan kimia (Herbisida selektif

sistemik) jika dilakukan secara

(27)

menimbulkan resistensi (ketahanan) gulma. serta residu

herbisida dalam tanah yang

sangat membahayakan

lingkungan dan kesehatan, untuk

itu aplikasi herbisida haruslah bijaksana sehingga tidak hanya

aman bagi tanaman namun sisa herbisida tersebut

tidak

mencemari lingkungan sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2008. Geografis Situbondo (Online) Tersedia :

(https://bptsitubondo.wordpres s

(28)

.com).

19 April 2015

2. , 2009. Kajian tekno ekonomi penyiangan secara manual (Online) Tersedia : (http://repository.unand.ac.id). 22 April 2015

3. , 2013. Budidaya tanaman padi sawah (Online)

Tersedia :

22

(http://Petunjukbudidaya.blogs pot.com). 22 April 2015

4. , 2015a. Sejarah

tanaman padi dan penyiangan

(Online) Tersedia : (http://id.wikipedia.org). 22 April 2015

5. , 2015b. Residu dan

efek samping herbisida

(Online) Tersedia : (http://www.scribd.com). 09 September 2015

6. Azwar, S. 1997. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar : 146 Halaman

7. Hernanto, F. 1989. Ilmu usahatani. Jakarta : Penebar swadaya : 309 halaman

8. Noor, H.F. 2008.Ekonomi Manajerial. Jakarta. Penerbit PT

RajaGrafindo Indonesia Persada : 546 Halaman

9. Jumin, H.B. 2002. Agronomi.

Edisi ke 4. Jakarta. Penerbit PT RajaGrafindo Indonesia Persada : 216 Halaman

10. Kaman N, Indra M.H, dan Erdiman. 2014 Teknologi Melipat Gandakan Produksi

(29)

Padi Nasional. Jakarta. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama : 156 Halaman

11. Mubyarto, 1989. Ekonomi Pertanian. Jakarta. Penerbit LP3ES Anggota IKAPI : 305 Halaman

12. Nazir, M, 2005. Metode Penelitian. Cetakan ke 6. Jakarta. Penerbit Ghalia Persada Indonesia : 544 Halaman

13. Soekartawi, 1993. Prinsipdasar ekonomi pertanian.

Jakarta. Penerbit PT RajaGrafindo Indonesia Persada : 234 Halaman

14. , 1995. Analisis Usahatani. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia : 110 Halaman

15. , 2000. Pengantar

Agroindustri. Jakarta : Penerbit PT RajaGrafindo Indonesia

Persada : 152 Halaman

16. Sugiyono, 1997. StatistikaUntuk Penelitian. Bandung. Penerbit CV alfabeta : 306 Halaman

(30)

17. Subagyo,P dan Djarwanto,PS. 2005. Statistika Induktif. Edisi ke 5. Yogyakarta. Penerbit BPFE-Anggota IKAPI : 326 Halaman

18. Y.T.Prasetiyo,2002.Budidaya Padi Sawah Tanpa Olah Lahan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius : 59 Halaman

Gambar

Tabel 1.1  Prod uksi  usah atanipadi  yang menggunakan penyianga
Tabel   1.7   Efisiensi   rata-rata   per   hektar   usahatani   padi   yang   menggunakan penyiangan manual dan penyiangan kimiawi.
Tabel 1.8 Hasil perbedaan efisiensi usahatani padi yang menggunakan  penyiangan manual dan penyiangan kimiawi.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

lembaga keuangan mikro, yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah. dalam hal ini harus menyiapkan dirinya agar mampu

Pekerjaan yang difikirkan adalah membuka toko bangunan atau toko material (Lihat Gambar 12) dari keuntungan atau usaha dipertanian. Toko bangunan yang beliau jalankan

Langkah pengerjaan proyek akhir ini adalah perancangan dan pembuatan alat stamping dengan tiga silinder yang melakukan gerakan pendorong,stamping dan pembuang

Menurut Nasrudin Razak Iman kepada hari akhirat adalah masalah yang paling berat dari segala macam aqidah dan kepercayaan manusia. Sejak dari zaman purba manusia telah

Saham-saham yang membentuk LQ-45 adalah saham- saham yang cenderung stabil karena saham-saham tersebut termasuk saham- saham yang mudah diperjual-belikan baik dalam

Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan mortalita dalam risiko kematian berdasarkan faktor underwriting menggunakan Generalized Linear Models (GLM), kemudian

Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956.. Nomor 64, TambahanLembaran Negara