• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSUM (EXECUTIVE SUMMARY)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EKSUM (EXECUTIVE SUMMARY)"

Copied!
215
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

EKSUM (EXECUTIVE SUMMARY)

Strategi Sanitasi Kota Kabupaten Pasaman Barat adalah dokumen perencanaan yang berisi kebijakan

dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif yang dimaksudkan untuk memberikan arah

yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi Kota/Kabupaten.

Cakupan Strategi Sanitasi Kota meliputi :

A.

Aspek Teknis

; mencakup strategi dan usulan kegiatan pengembangan sektor sanitasi yang

terdiri dari (a) layanan sub sektor air limbah domestik, (b) layanan sub sektor persampahan, dan

(c) sub sektor drainase lingkungan

B.

Aspek Pendukung

; mencakup strategi dan usulan kegiatan pengembangan komponen (a)

Kebijakan Daerah dan Kelembagaan, (b) Keuangan (c) Komunikasi, (d) Keterlibatan Pelaku

Bisnis, (e) Pemberdayaan Masyarakat, aspek Jender dan Kemiskinan, (f) Monitoring dan

evaluasi

Maksud dengan terbitnya dokumen perencanaan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Pasaman

Barat dimaksudkan :

SSK mampu menjawab seluruh persoalan–persoalan yang timbul akibat buruknya sanitasi

ditengah-tengah masyarakat kabupaten Pasaman Barat.

SSK bukanlah dokumen dari masing-masing SKPD melainkan lahir dari hasil integrasi beberapa

SKPD–SKPD terkait, sehingga sangat tepat digunakan sebagai pedoman pembangunan sanitasi

daerah.

SSK yang strategis, sistematis terukur dan terarah sangat tepat dijadikan acuan program

pembangunan sanitasi jangka menengah.

Tujuan diterbitkannya Strategi Sanitasi Kabupaten yaitu :

1.

Kerangka kerja Strategi Sanitasi Kota (SSK) ini dapat memberikan gambaran tentang arah

kebijakan pembangunan Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat selama 5 tahun kedepan yaitu

tahun 2014 sampai dengan tahun 2018.

2.

Dipergunakan sebagai dasar penyusunan strategi dan langkah-langkah pelaksanaan kebijakan,

serta penyusunan program jangka menengah dan tahunan sektor sanitasi.

3.

Dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi semua pihak (instansi, masyarakat dan pihak

swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan

sanitasi Kabupaten Pasaman Barat.

TAHAPAN PENGEMBANGAN SANITASI

Tahapan Pengembangan Sanitasi Sektor Air Limbah Domestik

No.

Sistem

Cakupan layanan

eksisting* (%)

Target cakupan layanan* (%)

Jangka

pendek

Jangka

menengah

Jangka

panjang

A.

Sistem On-site

1.

Individual (tangki septik)

22

30

40

60

2.

Komunal (MCK, MCK++)

8,0

4

6

10

3.

Cubluk dan sejenisnya.

5

4

3

0

4.

Tangki septik Komunal

0

5

10

25

(3)

1.

Skala Perkotaan

0

0

0

0

2.

Skala Kawasan

0

0

1

2

C.

Buang Air Besar Sembarangan

(BABS)**

58,7

50

40

0

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten pasaman Barat, Tahun 2013.

Tahapan Pengembangan Sanitasi Sektor Persampahan

No.

Sistem

Cakupan

layanan

eksisting* (%)

Cakupan layanan* (%)

Jangka

pendek

Jangka

menengah

Jangka

panjang

A.

Penanganan langsung (

direct

)

1.

Kawasan Komersial dan

Permukiman di Perkotaan

19,98

25

40

100

B.

Penanganan tidak langsung

(

indirect

)

1.

Kawasan Permukiman di

Perkotaan dan Perdesaan

2,35

5

7,5

20

2.

Kawasan Permukiman di

Perdesaan

25,70

40

60

80

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten pasaman Barat, Tahun 2013.

Tahapan Pengembangan Sanitasi Sektor Drainase

No.

Sistem

Cakupan

layanan

eksisting*

(%)

Cakupan layanan* (%)

Jangka

pendek

Jangka

menengah

Jangka

panjang

Gravitasi

1.

Kawasan Perkotaan, CBD dan Kawasan

Strategis Kabupaten

30

40

50

100

Pompa

1.

Kawasan rawan bencana dan Kawasan

Strategis

0

0

0

100

Gravitasi dan Pompa

1.

Kawasan Strategis Kabupaten

0

0

0

100

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Misi Air Limbah Domestik :

Meningkatkan kualitas pengelolaan dan penyediaan sarana dan prasarana air limbah.

Tujuan Pengembangan Air Limbah Domestik :

Mewujudkan pengembangan air limbah domestik yang berkualitas pengelolaan dan penyediaan

sarana dan prasarana air limbah.

Sasaran Pengembangan Air Limbah Domestik :

1.

Menyusun Masterplan pengembangan air limbah domestik pada tahun 2015.

(4)

3.

Meningkatkan cakupan pelayanan air limbah domestik di perkotaan sebesar 25% pada tahun

2018.

4.

Meningkatkan kepemilikan jamban sehat dari 22,44% menjadi 40% pada tahun 2018.

5.

Menyediakan sarana dan prasarana air limbah domestik sistem Off diperkotaan dari 0 % menjadi

5 % pada tahun 2017..

6.

Menurunnya perilaku BABS dari 58,70% menjadi 40% pada tahun 2018.

Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Persampahan

Misi Persampahan :

Melakukan pengelolaan sampah secara komprehensif dan terpadu untuk meminimalisir

timbulan, mengurangi dampak negatif dan memberikan manfaat serta nilai ekonomi sampah.

Tujuan Pengembangan Persampahan :

Mewujudkan lingkungan Kabupaten Pasaman Barat yang bersih, sehat dan mandiri melalui

pengelolaan sampah secara komprehensif dan terpadu untuk meminimalisir timbulan,

mengurangi dampak negatif dan memberikan manfaat serta nilai ekonomi sampah.

Sasaran Pengembangan Persampahan :

1.

Menyusun Masterplan pengembangan persampahan pada tahun 2015.

2.

Menyusun dan menetapkan Peraturan Daerah tentang persampahan pada tahun 2015.

3.

Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan di perkotaan dari 31% menjadi 50% pada tahun

2018.

4.

Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana persampahan pada tahun 2018.

5.

Meningkatkan pengelolaan persampahan dengan metode 3R (Reduce,Reuse and Recycle) sebesar

10 % pada tahun 2018.

6.

Menurunnya perilaku buang sampah sembarangan dari 80,10% menjadi 50% pada tahun 2018.

7.

Meningkatkan peran pihak swasta dalam pengelolaan persampahan sebesar 20% pada tahun

2018.

Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase

Misi Drainase :

Meningkatkan fungsi, kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana drainase yang berwawasan

lingkungan untuk mengurangi daerah genangan air secara optimal dan berkelanjutan.

Tujuan Pengembangan Drainase :

Mewujudkan fungsi, kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana drainase yang berwawasan

lingkungan untuk mengurangi daerah genangan air secara optimal dan berkelanjutan.

Sasaran Pengembangan Drainase :

1.

Menyusun Masterplan pengembangan drainase pada tahun 2015.

2.

Menyusun dan menetapkan Peraturan Daerah tentang Drainase pada tahun 2015.

3.

Meningkatkan cakupan pelayanan drainase sebesar 20% pada tahun 2018.

4.

Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana drainase pada tahun 2018.

5.

Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya fungsi drainase sebesar 20% pada

(5)

Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Promosi Higinene dan Sanitasi (Prohisan)

Misi Prohisan :

Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat sebagai

langkah nyata menuju keluarga sejahtera mandiri.

Tujuan Pengembangan Prohisan :

Mewujudkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat sebagai

langkah nyata menuju keluarga sejahtera mandiri.

Mewujudkan kesadaran dan perilaku hidup sehat dan bersih serta membiasakan cuci tangan

pakai sabun di lingkungan sekolah.

Sasaran Pengembangan Prohisan :

1.

Meningkatkan perubahan perilaku masyarakat dalam PHBS dari 42% menjadi 70% pada tahun

2018.

2.

Meningkatkan anggaran promosi PHBS sebesar 100% pada tahun 2018.

3.

Meningkatnya CSR dalam pengelolaan PHBS sebesar 10% pertahun

4.

Peningkatan pemanfaatan media komunikasi dalam kampanye PHBS dan CTPS sebesar 100%

pada tahun 2015.

5.

Meningkatkan program pengelolaan PHBS sebesar 10% per tahun

6.

Meningkatkan sarana dan prasarana sanitasi di lingkungan sekolah sebesar 20% pada tahun 2018.

7.

Meningkatkan program adiwiyata sebesar 10% per tahun.

PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Penyusunan program dan kegiatan sanitasi harus berdasarkan kondisi eksisting yang menjadi bahan

acuan untuk perencanaaan. Program dan kegiatan yang dituangkan dan akan direncanakan dalam

kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang harus berdasarkan sasaran yang akan dicapai dalam kurun

waktu tersebut sehingga terjadi keselarasan antara sasaran dengan kegiatan yang akan

direncanakan.

Program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kabupaten Pasaman Barat

tahun 2014 – 2018 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari

masing-masing sub sektor sanitasi. Selanjutnya dengan memperhatikan perkembangan dan proyeksi

belanja langsung serta proporsi belanja sektor sanitasi di dalam alokasi belanja langsung tersebut,

disusun perkiraan alokasi anggaran untuk pengembangan sanitasi di Kabupaten Pasaman Barat

untuk 5 (lima) tahun ke depan.

A.

SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK

I

Program Pengembangan Data dan Informasi

1.1

Survei dan inventarisasi pengelolaan Air Limbah Domestik

II

Program Pengendalian pencemaran dan perusakan LH

2.1

Pengkajian dampak lingkungan.

2.2

Pemantauan Kualitas Lingkungan

2.3

Pengelolaan B3 dan Limbah B3

(6)

III

Peningkatan kualitas akses informasi SDA dan LH

3.1

Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah (Sub Pengelolaan Air Limbah Domestik

dan Industri Rumah Tangga)

3.2

Penyusunan materi komunikasi hasil SLHD & kajian dampak LH

3.3

Publikasi informasi melalui saluran komunikasi yang tersedia

3.4

Forum/seminar pembahasan kondisi LH

IV

Program kerjasama informasi dan media massa

4.1

Talk show radio & televisi.

4.2

Produksi materi komunikasi untuk advokasi.

V

Program

Lingkungan Sehat Perumahan

5.A

Stimulan Jamban Keluarga untuk MBR/Miskin

5.A.1

Pemicuan dan kampanye Bebas "BABS" (sasaran MBR dan Non MBR).

5.A.2

Pembinaan Teknis Pengelolaan Jamban keluarga kepada masyarakat.

5.A.3

Fasilitasi pemberian kredit mikro pembangunan dan perbaikan permukiman (arisan

jamban non-keluarga miskin)

5.A.4

Replikasi program jamban keluarga untuk rumah tangga (keluarga miskin)

VI

Program Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah

6.1

Studi kelayakan (feasibility study) pengembangan sistem pengolahan air limbah

terpusat (offsite system) pada kawasan terbatas.

6.2

Penyusunan Master Plan dan DED air limbah domestik Kabupaten Pasaman Barat

6.3

Penyusunan peraturan pengelolaan air limbah (Perbup)

6.A

Pembangunan MCK komunal (Sanimas)

6.A.1

Penyuluhan, Sosialisasi Rencana Pembagunan MCK ++dan Pembentukan Kelompok

Swadaya Masyarakat (KSM-SANIMAS)

6.A.2

Penyediaan Lahan/Tanah

6.A.3

Perencanaan Detail (DED) Pembangunan MCK++

6.A.4

Pelatihan bagi pengurus KSM, berupa pelatihan di bidang teknis, keuangan, dan

manajerial.

6.A.5

Sosialisasi kepada masyarakat oleh pengurus KSM (SANIMAS)

6.A.6

Pembangunan MCK ++

6.A.7

Biaya Operasi dan Pemeliharaan MCK++

6.B

Pembangunan IPAL komunal (SANIMAS)

6.B.1

Penyuluhan, Sosialisasi Rencana Pembagunan Septic tank komunal dan Pembentukan

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM-SANIMAS)

6.B.2

Penyediaan Lahan/Tanah

6.B.3

Pelatihan bagi pengurus KSM, berupa pelatihan di bidang teknis, keuangan, dan

manajerial.

6.B.4

Sosialisasi kepada masyarakat oleh pengurus KSM (SANIMAS)

6.B.5

Perencanaan Detail (DED) Pembangunan IPAL Komunal

(7)

6.B.7

Pembangunan Sambungan Rumah

6.B.8

Biaya Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal (Sanimas).

7.A

Pembangunan MCK komunal (DAK Sanitasi)

7.A.1

Penyuluhan, Sosialisasi Rencana Pembagunan MCK ++dan Pembentukan Kelompok

Swadaya Masyarakat (KSM-SANIMAS)

7.A.2

Penyediaan Lahan/Tanah

7.A.3

Perencanaan Detail (DED) Pembangunan MCK++

7.A.4

Pelatihan bagi pengurus KSM, berupa pelatihan di bidang teknis, keuangan, dan

manajerial.

7.A.5

Sosialisasi kepada masyarakat oleh pengurus KSM (DAK-Sanirtasi)

7.A.6

Pembangunan MCK ++

7.A.7

Biaya Operasi dan Pemeliharaan MCK++

8.A

IPLT Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat

8.A.1

Pelatihan bagi Pengelola IPLT

8.A.2

Operasi dan Pemeliharaan IPLT

8.A.3

Pengadaan Mobil sedot tinja.

8.A.4

Operasi dan Pemeliharaan Truck Tinja

9.D

SANITASI SEKOLAH

6.D.1

Pembangunan Sarana Air bersih dan Sanitasi dilingkungan Sekolah

6.D.1.1

- Pembangunan Jamban/Toilet

6.D.1.2

- Penyediaan/Pembangunan sarana CTPS

6.D.1.3

- Pemeliharaan rutin/berkala sarana sanitasi dilingkungan sekolah

B.

SEKTOR PERSAMPAHAN

I

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

I.1

Pengkajian Dampak lingkungan (Dokumen Lingkungan) bagi kegiatan/usaha

I.2

Koordinasi Penyusunan Analisis Dampak Lingkungan

I.3

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup

I.4

Koordinasi pengelolaan persampahan

II

Program kerjasama informasi dan media massa

2.1

Talk show radio & televisi.

2.2

Produksi materi komunikasi untuk advokasi.

III

Program Pengembangan kebijakan dan Kinerja Pengelolaan Persampahan

3.1

Penyusunan Masterplan Persampahan Kabupaten Pasaman Barat

3.3

Penyusunan DED pengembangan TPST dan TPA Kecamatan Pasaman Kabupaten

Pasaman Barat

3.4

Gerakan budaya bersih

3.5

Koordinasi Pelaksanaan Green School & Green Office

(8)

4.A

Pengelolaan Sampah Dari Sumbernya

4.A.3

Kampanye pengurangan sampah dari sumbernya

4.A.4

Kampanye tatacara dan gerakan pemilihan sampah dari sumbernya

4.A.6

Pengadaan Tempat Sampah terpilah ditempat umum/jalan

4.A.7

Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R untuk aparatur

pemerintahan desa dan kecamatan, sanitarian dan tenaga kesehatan lingkungan

4.A.8

Pelatihan tentang pengelolaan sampah untuk Kelompok Swadaya Masyarakat yang

peduli lingkungan

4.A.9

Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R untuk Kader, Karang

Taruna dan Tokoh Masyarakat

4.A.10

Pelatihan pembuatan kompos bagi masyarakat dan sekolah

4.A.11

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan (pembinaan

kelompok pengelola kompos)

4.A.12

Memfasilitasi kerjasama dengan kelompok pengelola sampah untuk pemasaran

kompos

4.A.13

Pengadaan gerobak sampah bersekat

4.A.14

Pengadaan gerobak sampah bermotor bersekat

4.A.17

Pemeliharaan sarana dan prasarana persampahan

4.A.18

Pengelolaan Persampahan

4.A.19

Monev pelaksanaan pembangunan dan pengoperasian pengelolaan persampahan

4.A.20

Penambahan petugas kebersihan sesuai standar rasio kebutuhan

4.B.3

Alat Angkut Stasiun antara dan TPA

4.B.3.1

Pengadaan Container

4.B.3.2

Pengadaan Armroll Truck

4.B.3.11 Operasi dan Pemeliharaan Armroll Truck

4.B.4

Pembangunan TPA Sampah Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat

Dokumen lingkungan (UKL/UPL atau AMDAL)

Pembebasan tanah

DED TPAS

Pembangunan TPAS

SupervisiPembangunan TPAS

Pembangunan Sarana Penunjang TPAS

SupervisiPembangunan Sarana Penunjang TPAS

Pengadaan Excavator

Pengadaan Bolldozer

Operasional dan pemeliharaan TPA Sampah

Operasional dan pemeliharaan alat berat

4.C

SANITASI SEKOLAH

4.C.1

Penyediaan sarana pembuangan sampah (Tong sampah).

4.C.2

Pemeliharaan sarana pembuangan sampah (Tong sampah).

(9)

I

Program Penyiapan Dokumen Perencanaan Drainase

1.1

Penyusunan Data Base Sistem drainase Kota/Kawasan

1.2

Masterplan Sistem Drainase Skala Kota/Kawasan

II

Program Pembangunan Saluran Drainase / Gorong-gorong

A

Pembangunan Drainase Kawasan Ibukota kabupaten Pasaman Barat

1

Penyiapan Dokumen UKL/UPL

2

Penyiapan DED Kawasan

3

Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer

4

Pembebasan lahan

5

Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer

6

Supervisi Pembangunan Saluran Drainase Primer

7

Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Sekunder

8

Supervisi Pembangunan Saluran Drainase Sekunder

9

Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Tersier

10

Supervisi Pembangunan Saluran Drainase Tersier

11

Pemeliharaan Tahunan

B

Pembangunan Drainase Kawasan Muara Kiwiai

1

Penyiapan Dokumen UKL/UPL

2

Penyiapan DED Kawasan

3

Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer

4

Pembebasan lahan

5

Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer

6

Supervisi Pembangunan Saluran Drainase Primer

7

Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Sekunder

8

Supervisi Pembangunan Saluran Drainase Sekunder

9

Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Tersier

10

Supervisi Pembangunan Saluran Drainase &ersier

11

Pemeliharaan Tahunan

C

Pembangunan Drainase Kawasan Sinuruik

1

Penyiapan Dokumen UKL/UPL

2

Penyiapan DED Kawasan

3

Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer

4

Pembebasan lahan

5

Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer

6

Supervisi Pembangunan Saluran Drainase Primer

7

Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Sekunder

8

Supervisi Pembangunan Saluran Drainase Sekunder

9

Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Tersier

10

Supervisi Pembangunan Saluran Drainase &ersier

11

Pemeliharaan Tahunan

(10)

D

Pembangunan Drainase Kawasan Simpang Tigo Alim

1

Penyiapan Dokumen UKL/UPL

2

Penyiapan DED Kawasan

3

Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer

4

Pembebasan lahan

5

Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer

6

Supervisi Pembangunan Saluran Drainase Primer

7

Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Sekunder

8

Supervisi Pembangunan Saluran Drainase Sekunder

9

Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Tersier

10

Supervisi Pembangunan Saluran Drainase &ersier

11

Pemeliharaan Tahunan

E

Pembangunan Drainase Kawasan Mandi Angin

1

Penyiapan Dokumen UKL/UPL

2

Penyiapan DED Kawasan

3

Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer

4

Pembebasan lahan

5

Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer

6

Supervisi Pembangunan Saluran Drainase Primer

7

Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Sekunder

8

Supervisi Pembangunan Saluran Drainase Sekunder

9

Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Tersier

10

Supervisi Pembangunan Saluran Drainase &ersier

11

Pemeliharaan Tahunan

D.

SEKTOR PROHISAN

I

Program Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam PHBS melalui Kampanye

1.1

Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat, seperti banner, stiker, dll

1.2

Penerbitan surat edaran Bupati tentang PHBS

1.3

Sosialisasi PHBS di instansi pemerintah , sekolah dan pondok pesantren

1.4

Kegiatan bersama secara berkala dan produksi materi komunikasi secara terpadu oleh

seluruh stakeholders yang terkait promosi PHBS

1.5

Sosialisasi/Penyuluhan masyarakat tentang PHBS dan STBM

1.6

Lokalatih dan penyegaran kader kesehatan lingkungan, kader Posyandu, SKD tentang

PHBS dan teknik komunikasi.

1.7

Pelatihan STBM

1.8

Pembinaan dan pendampingan kader kesehatan lingkungan, kader Posyandu.

1.9

Pertemuan rutin dalam memicu kreatifitas dan aktivitas kader kesehatan lingkungan

1.10

Pendataan PHBS tatanan rumah tangga kepada seluruh keluarga

1.11

Pengembangan materi dan pelaksanaan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) tentang

PHBS yang sensitive jender

1.12

Pelatihan untuk kader karang taruna, tokoh masyarakat tentang teknik komunikasi

(11)

II

Program Penyediaan Sarana Fisik untuk mendukung PHBS

2.1

Penyediaan sarana sanitasi dan CTPS dengan memisahkan toilet pria dan wanita di

sekolah dan kantor

2.2

Penyebar luasan informasi tentang PHBS melalui media cetak dan media elektronik

2.3

Publikasi website dan jaringan media massa Pemda; iklan layanan masyarakat; rubrik

tanya Jawab dan talk show radio & televisi; oleh para pengambil kebijakan / tokoh

kunci

III

Program Peningkatan peran serta masyarakat dalam PHBS

3.1

Lomba PHBS di tingkat Kelurahan dan Kecamatan

3.2

Lomba PHBS untuk tingkat sekolah, pondok pesantren dan kantor (pemerintah dan

swasta)

3.3

Lomba Kader Kesehatan Lingkungan

3.4

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan sehat

3.5

Peningkatan peran serta dan kesetaraan jender tentang PHBS

IV

Program Peningkatan promosi dan kerjasama investasi dengan swasta (CSR)

4.1

Kerjasama investasi Pemerintah Daerah dengan Swasta

V

Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

5.1

Mengembangkan model insentif untuk pihak swasta yang peduli akan sanitasi.

(12)

DAFTAR ISI

halaman

Kata Pengantar

Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)

Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Peta

Daftar Gambar

Daftar Istilah

Bab 1 Pendahuluan ...

1

1.1. Latar Belakang ...

1

1.2. Wilayah cakupan SSK ...

2

1.3. Maksud dan Tujuan ...

4

1.4. Metodologi ...

5

1.5. Posisi SSK dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain ...

Bab 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi ...

8

2.1. Visi Misi Sanitasi ...

8

2.2. Tahapan Pengembangan Sanitasi ...

12

2.3. Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi ...

27

Bab 3 Strategi

Percepatan Pembangunan Sanitasi ...

33

3.1. Tujuan,Sasaran,dan Strategi Pengembangan Air Limbah ...

34

3.2. Tujuan,Sasaran,dan Strategi Pengembangan Persampahan ...

38

3.3. Tujuan,Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase ...

43

3.4. Tujuan,Sasaran dan Strategi Pengembangan Promosi Higiene dan Sanitasi

(Prohisan)...

47

Bab 4 Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi ...

53

4.1. Ringkaan Program dan Kegiatan Sanitasi ...

54

4.2. Program dan Kegiatan Pengembangan air Limbah Domestik ...

59

4.3. Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan ...

79

4.4. Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase ...

99

4.5. Program dan Kegiatan Pengelolaan Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan) ...

119

Bab 5 Strategi

Monev ...

129

(13)

Daftar Tabel

Tabel 2.1

Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota

Tabel 2.2

Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kab/Kota

Tabel 2.3

Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten/Kota

Tabel 2.4

Drainase Kabupaten/Kota

Tabel 2.5

Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten/Kota untuk Sanitasi

Tabel 2.6

Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Ke Depan

Tabel 2.7

Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kab/Kota untuk

Operasional/Pemeliharaan Sanitasi

Tabel 2.8

Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten/Kota untuk Kebutuhan

Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun ….

Tabel 2.9

Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten/Kota dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK

Tabel 3.1

Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik

Tabel 3.2

Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan

Tabel 3.3

Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase

Tabel 3.4

Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Rumah Tangga

Tabel 3.5

Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Sekolah

Tabel 4.1a

Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau Pembiayaan

Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun

Tabel 4.1b

Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau Pembiayaan

Pengembangan Sanitasi APBD Kab/Kota untuk 5 tahun

Tabel 4.1c

Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau Pembiayaan

Pengembangan Sanitasi APBD Provinsi untuk 5 tahun

Tabel 4.1d

Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau Pembiayaan

Pengembangan Sanitasi APBN untuk 5 tahun

Tabel 4.1e

Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau Pembiayaan

Pengembangan Sanitasi Non Pemerintah untuk 5 tahun

Tabel 4.2a

Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik

Tabel 4.2b

Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik Sumber Pendanaan

APBD Kab/Kota

Tabel 4.2c

Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik Sumber Pendanaan

APBD Provinsi

Tabel 4.2d

Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik Sumber Pendanaan

APBN

Tabel 4.2e

Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik Sumber Pendanaan

Non Pemerintah

Tabel 4.3a

Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan

Tabel 4.3b

Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan Sumber Pendanaan APBD

Kab/Kota

Tabel 4.3.c

Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan Sumber Pendanaan APBD

Provinsi

Tabel 4.3.d Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan Sumber Pendanaan APBN

Tabel 4.3e

Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan Sumber Pendanaan Non

Pemerintah

Tabel 4.4a

Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase

Tabel 4.4b

Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Sumber Pendanaan APBD

Kab/Kota

Tabel 4.4c

Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Sumber Pendanaan APBD

(14)

Tabel 4.4d

Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Sumber Pendanaan APBN

Tabel 4.4e

Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Sumber Pendanaan Non

Pemerintah

Tabel 4.5a

Tabel Program dan Kegiatan Pengelolaan Prohisan

Tabel 4.5b

Tabel Program dan Kegiatan Pengelolaan Prohisan Sumber Pendanaan APBD Kab/Kota

Tabel 4.5c

Tabel Program dan Kegiatan Pengelolaan Prohisan Sumber Pendanaan APBD Provinsi

Tabel 4.5d

Tabel Program dan Kegiatan Pengelolaan Prohisan Sumber Pendanaan APBN

Tabel 4.5e

Tabel Program dan Kegiatan Pengelolaan Prohisan Sumber Pendanaan Non

Pemerintah

Tabel 5.1

Matriks Kerangka Logis

(15)

Daftar Gambar

Gambar 2.1a

Diagram alir proses penetapan sistem dan zona sub sektor Air Limbah

Gambar 2.2

Diagram Alir Proses Penetapan Sistem dan Zona Sektor Persampahan

Gambar 2.3

Diagram Alir Proses Penetapan Sistem dan Zona Subsektor Persampahan

Gambar 2.4

Diagram Alir Proses Penetapan Sistem dan Zona Sektor Drainase

Gambar 5.1

Alur Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Kabupaten

(16)

Bab 1 | 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat adalah dokumen perencanaan yang berisi

kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif di-Kabupaten Pasaman

Barat yang dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi

pembangunan sanitasi Kabupaten dengan tujuan agar pembangunan sanitasi dapat

berlangsung secara sistematis, terintegrasi, dan berkesinambungan.

Guna menghasilkan Strategi Sanitasi Kabupaten tersebut, maka diperlukan suatu kerangka

kerja yang menjadi dasar dan acuan bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten dengan

tujuan agar strategi sanitasi tersebut memiliki dasar hukum yang jelas dan dapat

diimplementasikan. Kerangka kerja Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat. Kerangka

kerja sanitasi ini merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh kelompok kerja (pokja)

sanitasi kabupaten Pasaman Barat.

Pengembangan layanan sanitasi kabupaten harus didasari oleh suatu rencana pembangunan

sanitasi jangka menengah lima tahunan yang komprehensif dan bersifat strategis. Rencana

jangka menengah yang juga disebut Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) itu sangat diperlukan

mengingat pembangunan sanitasi memenuhi prinsip layanan Sanitasi menyeluruh. Strategi

Sanitasi Kabupaten diharapkan mampu menjadi tolok ukur para SKPD di kabupaten

Pasaman Barat dan para pelaku pembangunan sanitasi lainnya untuk dapat bersinergi

mengembangkan layanan sanitasi kabupaten. Strategi Sanitasi Kabupaten yang kemudian

dalam tahapan implementasi program kegiatan tahunan

(annual action plan

) memasuki

tahap memorandum program Sanitasi (MPS), sebagai wujud komitmen penganggaran

daerah terhadap pembangunan sanitasi.

Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Pasaman Barat berisi visi, misi, dan tujuan

pembangunan sanitasi Kabupaten Pasaman Barat berikut strategi-strategi pencapaiannya.

Tiap-tiap strategi kemudian diterjemahkan menjadi berbagai usulan kegiatan berikut

komponen-komponen kegiatan indikatifnya. Cakupan suatu Strategi Sanitasi Kabupaten

akan meliputi Aspek Teknis dan Aspek Pendukung.

A.

Aspek Teknis adalah mencakup strategi dan usulan kegiatan pengembangan sektor

(17)

Bab 1 | 2

1.

Layanan sub sektor air limbah domestik,

2.

Layanan sub sektor persampahan dan

3.

Layanan sub sektor drainase lingkungan

B.

Aspek Pendukung mencakup strategi dan usulan kegiatan pengembangan komponen

yang terdiri dari :

1.

Kebijakan Daerah dan Kelembagaan,

2.

Keuangan

3.

Komunikasi,

4.

Keterlibatan Pelaku Bisnis,

5.

Pemberdayaan Masyarakat, aspek Jender dan Kemiskinan dan

6.

Monitoring dan evaluasi

1.2

WILAYAH CAKUPAN SSK

Wilayah cakupan atau wilayah kajian Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat adalah

daerah yang sudah mendapatkan persetujuan pokja sanitasi kabupaten Pasaman Barat.

Wilayah cakupan juga sudah dituangkan pada Buku Putih Sanitasi.

Untuk lebih jelasnya wilayah cakupan dimaksud peta administrasi kabupaten Pasaman Barat

dengan jelas menggambarkan daerah/ wilayah cakupan Strategi Sanitasi Kabupaten

Pasaman Barat, hal ini dapat dilihat pada peta 1.1 cakupan wilayah kajian dibawah ini.

(18)

Bab 1 | PAGE \* MERGEFORMAT 3

Peta 1.1

Cakupan Wilayah Kajian

1.3

MAKSUD DAN TUJUAN

1.3.1

Maksud

Dengan terbitnya dokumen perencanaan Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat

dimaksudkan agar :

Strategi Sanitasi Kabupaten mampu menjawab seluruh persoalan–persoalan yang timbul

(19)

Bab 1 | PAGE \* MERGEFORMAT 4

Strategi Sanitasi Kabupaten bukanlah dokumen dari masing-masing SKPD melainkan lahir

dari hasil integrasi beberapa SKPD–SKPD terkait, sehingga sangat tepat digunakan sebagai

pedoman pembangunan sanitasi daerah

Strategi Sanitasi Kabupaten yang strategis, sistematis terukur dan terarah sangat tepat

dijadikan acuan program pembangunan sanitasi jangka menengah.

1.3.2

Tujuan

Tujuan diterbitkannya Strategi Sanitasi Kabupaten ini dibagi kedalam 2 (dua) kategori yaitu :

A.

Tujuan Umum

Strategi Sanitasi Kabupaten merupakan Kerangka kerja Strategi Sanitasi Kabupaten ini disusun

sebagai rencana pembangunan sektor sanitasi dan dijadikan sebagai pedoman pembangunan

sanitasi Kabupaten Pasaman Barat mulai Tahun 2013 hingga Tahun 2018.

B.

Tujuan Khusus

1.

Kerangka kerja Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ini dapat memberikan gambaran tentang

arah

kebijakan pembangunan Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat selama 5 tahun kedepan

yaitu tahun 2013 sampai dengan tahun 2018.

2.

Dipergunakan sebagai dasar penyusunan strategi dan langkah-langkah pelaksanaan

kebijakan, serta penyusunan program jangka menengah dan tahunan sektor sanitasi.

3.

Dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi semua pihak (instansi, masyarakat dan

pihak swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam

pembangunan sanitasi Kabupaten Pasaman Barat.

1.4

Metodologi

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat ini disusun oleh Pokja Sanitasi secara partisipatif

dan terintegrasi lewat diskusi, lokakarya dan pembekalan baik yang dilalukan oleh Tim Pokja

sendiri maupun dengan dukungan fasilitasi dari Tim Konsultan Individual PPSP. Metode yang

digunakan dalam penyusunan SSK ini menggunakan beberapa pendekatan dan alat bantu yang

secara bertahap untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang lengkap. Serangkaian

kegiatan dan metoda dilakukan bersama pokja baik lokakarya dan pelatihan, diskusi dan

pembekalan.

Metode penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten kabupaten Pasaman ini, terdiri dari beberapa

tahapan yang antara lain sebagai berikut :

1.

Melakukan penilaian dan pemetaan kondisi sanitasi kabupaten saat ini (dari Buku Putih

(20)

Bab 1 | PAGE \* MERGEFORMAT 5

diinginkan. Pada tahap ini Pokja mengkaji kembali Buku Putih Sanitasi Kabupaten untuk

memastikan kondisi yang ada saat ini khususnya kondisi yang tidak diinginkan atau

permasalahan-permasalahan yang ada dalam pengelolaan sanitasi Kabupaten. Kondisi

semua sub sektor layanan sanitasi yang terdiri; sub sektor air limbah, sub sektor

persampahan, sub sektor drainase lingkungan serta aspek pendukung. Metoda yang

digunakan adalah kajian data sekunder dan kunjungan lapangan untuk melakukan verifikasi

informasi.

2.

Menetapkan kondisi sanitasi yang diinginkan ke depan yang dituangkan kedalam visi, misi

sanitasi kabupaten, dan tujuan serta sasaran pembangunan sanitasi kabupaten. Dalam

perumusan bagian ini tetap mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) dan dokumen perencanaan lainnya yang ada di kabupaten.

3.

Menilai kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan. Analisis

kesenjangan digunakan untuk mendiskripsikan issue strategis dan kendala yang mungkin

akan dihadapi dalam mencapai tujuan.

4.

Merumuskan Strategi Sanitasi Kabupaten yang menjadi basis penyusunan program dan

kegiatan pembangunan sanitasi kabupaten jangka menengah (5 tahunan). Dengan alat

analisis SWOT mengkaji kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman dan Diagram

Sistem Sanitasi.

1.5

Posisi SSK dan Kaitannya Dengan Dokumen Perencanaan Lain

Pembahasan Strategi Sanitasi Kabupaten dalam dokumen ini terdiri dari Lima (5) bab. Bab 1, 2

dan 3 dari Dokumen SSK ini merupakan Arah Pembangunan Sanitasi Kabupaten atau sering juga

disebut sebagai Kerangka Kerja Sanitasi yang memberikan arahan jangka panjang (20 tahunan),

dan jangka menengah (5 tahunan) untuk pembangunan sanitasi kabupaten secara

komprehensif, yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengadvokasi para pengambil

keputusan di tingkat kabupaten, propinsi dan pusat. Sedangkan Bab 4 dan 5 memberikan

gambaran rinci tentang substansi upaya-upaya strategis yang akan dilakukan.

Bab 1 mengenai pendahuluan.

Bab 2 memberikan penjelasan tentang Kerangka Pengembangan sanitasi, menjelaskan visi

dan misi, kebijakan umum, tujuan dan sasaran pembangunan sektor sanitasi kabupaten.

Bab 3 menjelaskan tentang strategi percepatan pembangunan sanitasi baik untuk semua

sub sektor, sektor air bersih dan aspek pendukung layanan sanitasi.

Bab 4 memaparkan tentang Program dan kegiatan percepatan pembangunan sanitasi

(21)

Bab 1 | PAGE \* MERGEFORMAT 6

Bab 5 menjelaskan tentang strategi monitoring dan evaluasi program sanitasi kabupaten.

1.5.1

Posisi, Fungsi dan Peran serta Strategi Sanitasi Kabupaten kabupaten Pasaman Barat

dengan dokumen perencanaan daerah lainnya.

1.

Hubungan Strategi Sanitasi Kabupaten dengan RPJMD

RPJMD sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dipergunakan

sebagai sumber dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten. Oleh karena itu, Strategi

Sanitasi Kabupaten ini merupakan penjabaran operasional dari RPJMD khususnya yang

berkaitan dengan pembangunan sanitasi yang bersifat lintas sektor, komprehensif,

berkelanjutan dan partisipatif sesuai dengan konsep dasar pemikiran RPJMD. Munculnya isu

kerusakan lingkungan, ketidaksesuaian penggunaan lahan dengan prinsip-prinsip penataan

ruang, maupun tumpang tindih penataan ruang menjadikan pengelolaan tata ruang kabupaten

yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dijadikan sebagai Misi Kedua Pembangunan

Pemerintahan Kabupaten Pasaman Barat untuk periode 2013-2018 yang tertuang dalam

RPJMD.

2.

Hubungan Strategi Sanitasi Kabupaten dengan Renstra SKPD

Renstra SKPD sebagai penjabaran dari RPJMD juga dipergunakan sebagai bahan penyusunan

Strategi Sanitasi Kabupaten. Renstra SKPD dipergunakan sebagai dasar dari penyusunan

Strategi Sanitasi Kabupaten ini maka implementasi pembangunan sanitasi menjadi bagian yang

tidak terpisahkan dari kegiatan SKPD yang terkait dengan sanitasi.

3.

Hubungan Strategi Sanitasi Kabupaten dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Pasaman Barat

RTRW dipergunakan sebagai salah satu bahan dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi

Kabupaten, dimana untuk rencana tahun 2014 perkiraan jumlah penduduk dan volume sektor

sanitasi diperhitungkan sesuai dengan perkiraan dan prediksi dalam RTRW. Strategi Sanitasi

Kabupaten mengarah pada operasionalisasi teknis urusan khusus sanitasi dari RTRW.

4.

Hubungan Strategi Sanitasi Kabupaten dengan Rencana Aksi Daerah (RAD) Millenium

Development Goals (MDGs)

Salah satu tujuan disusunnya Strategi Sanitasi Kabupaten adalah memberikan bahan dasar

penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan sanitasi di masa yang akan datang

berdasarkan target prioritas yang disepakati bersama yang tertuang dalam Rencana Aksi

Daerah (RAD) Millenium Development Goals (MDGs). Pencapaian target Goals 7 berdasarkan

salah satu indikator, yaitu : Rumah tangga yang memanfaatkan akses sanitasi dasar

(22)

Bab 1 | PAGE \* MERGEFORMAT 7

(pengolahan air limbah, pengelolaan sampah, sistem drainase) pada tahun 2015 meningkat

menjadi 81% dari tahun 2010 sebesar 76,17%;

(23)

Bab 2 | 8

Bab 2

Kerangka Pengembangan Sanitasi

2.1

Visi Misi Sanitasi

Visi misi sanitasi yang dirumuskan oleh pokja sanitasi Kabupaten Pasaman Barat bertujuan

untuk memberi arahan yang jelas bagi perencanaan pembangunan sanitasi di-Kabupaten

Pasaman Barat. Sedangkan sandingan visi misi sanitasi adalah visi misi Kabupaten/ kepala

daerah terpilih periode 2011-2015 yang tercantum dalam RPJMD.

Visi sanitasi tersebut mengandung makna terjalinnya sinergi dinamis antara Pemerintah,

Masyarakat Kabupaten dan seluruh pemangku kepentingan dalam merealisasikan

pembangunan sanitasi di-Kabupaten Pasaman Barat secara terpadu. Visi di atas merupakan

suatu keadaan yang ingin dicapai di tahun 2018 secara mandiri melalui program kegiatan yang

dilakukan secara sinergi antar pemangku kepentingan yang terkait secara langsung atau tidak

langsung dalam pengelolaan sanitasi. Visi ini selanjutnya dirumuskan dalam beberapa misi

sebagai terjemahan lebih lanjut arti visi yang telah ditetapkan untuk dapat mengidentifikasi

arah kerangka kerja Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat.

(24)

Bab 2 | 9

Tabel 2.1 Visi Misi Sanitasi

Visi Kabupaten

Misi Kabupaten

Visi Sanitasi

Misi Sanitasi

Persampahan

Drainase

Air Limbah

Prohisan

Membangun

Pasaman Barat

diatas Tadah

Agama untuk

Kesejahteraan

Umat Dunia dan

Akhirat

1 Meningkatkan

kehidupan

beragama serta

menjunjung tinggi

nilai-nilai adat

istiadat, seni dan

budaya untuk

menjaga

kerukunan hidup

bermasyarakat;

Terwujudnya

Kabupaten

Pasaman Barat

yang bersih,sehat

melalui

pembangunan dan

peningkatan

sanitasi yang

ramah lingkungan

tahun 2018

1 Meningkatkan

sarana dan

prasarana

pengelolaan

persampahan

Meningkatkan

kuantitas dan

kualitas sarana

dan prasarana

drainase

Meningkatkan

Kuantitas dan

Kualitas sarana

dan prasarana

air limbah

Meningkatkan

Kuantitas dan

Kualitas sarana

sanitasi dasar

dalam

mendukung

tercapainya 5

(lima) pilar STBM

2 Menciptakan

pemerintahan

yang

bersih,berwibawa

dan bebas KKN,

memelihara

harmonisasi antar

lembaga,

mengembalikan

hak dan fungsi

2 Meningkatkan

kesadaran dan

peran serta

masyarakat

dalam

pengelolaan

persampahan

Meningkatkan

fungsi SPAL

untuk

mengurangi

pencemaran

drainase

Menurunkan

resiko

pencemaran

lingkungan

Meningkatkan

pengetahuan dan

kesadaran

masyarakat

untuk berprilaku

hidup bersih dan

sehat

(25)

Bab 2 | 10

tanah ulayat serta

menegakkan

supremasi hukum;

3 Melaksanakan

pembangunan

berbasis nagari (1

Milyar/ Nagari),

meningkatkan

perekonomian

masyarakat

melalui sistem

ekonomi

kerakyatan

(koperasi),

mengurangi

pengangguran

melalui kegiatan

padat karya;

4 Mewujudkan

masyarakat sehat,

cerdas dan

menguasai

(26)

Bab 2 | 11

teknologi;

5 Menggali dan

memanfaatkan

sumber daya alam

secara optimal

dalam

pembangunan

yang berwawasan

lingkungan.

(27)

Bab 2 | 12

2.2.

Tahapan Pengembangan Sanitasi

Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan tujuan dan sasaran

pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten

Pasaman Barat. Kabupaten Pasaman Barat merumuskan strategi layanan sanitasi didasarkan

pada isu-isu utama / strategis yang dihadapi pada saat ini.

2.2.1. Tahapan Pengembangan Sanitasi Sektor Air Limbah Domestik

Pada umumnya seluruh limbah domestik dibuang langsung ke dalam badan sungai atau

sembarang tempat yang tidak bertuan dan tanpa didahului pengolahan walaupun sederhana.

Padahal limbah domestik mengandung campuran unsur unsur yang sangat kompleks

(Sudarmadji, 1995). Kehadiran bahan pencemar di dalam badan air ada yang secara langsung

dapat diketahui tanpa melakukan pemeriksaan laboratorium, seperti timbulnya busa, warna

dan bau yang tidak sedap (Suriawiria, 1996). Akibat kepadatan penduduk, seringkali ditemukan

letak lobang-lobang pembuangan (WC) sangat berdekatan dengan sumber air (misal: sumur),

yang tentu saja tak memenuhi syarat kebersihan dan kesehatan bagi masyarakat penghuninya.

Beberapa penelitian membuktikan banyaknya kandungan bakteri Ecoli yang berasal dari

kotoran manusia telah mencemari badan air (terutama permukaan) dan media tanah,

penyebab pokok penyakit-penyakit amoebiasis.

Cakupan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Pasaman Barat berdasarkan data

dari Dinas Pekerjaan Umum dapat digambarkan sebagai berikut : Sistem pengelolaan air

limbah di Kabupaten Pasaman Barat masih banyak menggunakan sistem pengolahan air limbah

setempat (on-site system) baik itu secara individu dan di beberapa tempat secara komunal. Di

sisi lain masih banyak warga masyarakat yang belum memiliki pengelolaan air limbah dan

membuang limbahnya ke saluran atau sungai.

Melalui Dana APBD Propinsi Sumatera Barat melalui Dinas Prasarana Jalan tata Ruang dan

Permukiman Sumatera Barat telah membangun 1 (satu) Instalasi Pengolajan Lumpur Tinja di

Sukamenanti Kecamatan Pasaman. Pemanfaatan IPLT menunggu pengadaan 1 (satu) unit

mobil tinja yang diadakan Tahun 2013 oleh Dinas Pekerjaan Umum Pasaman Barat.

Pengelolaan limbah cair domestik yang ada di Kabupaten Pasaman Barat lebih pada

pemanfaatan sistem setempat (on site system) antara lain black water dan grey water yang

yang dihasilkan langsung di buang ke sungai, lahan terbuka serta ada yang dibuang ke septik

tank kemudian dibuang ke drainase lingkungan.

(28)

Bab 2 | 13

Pengelolaan prasarana dan sarana air limbah pada setiap daerah mempunyai karakteristik yang

berbeda, baik tingkat pelayanan, jenis dan jumlah pelayanannya. Pengelolaan sanitasi dapat

dilakukan dengan 2 (dua) sistem yaitu:

a.

Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (on-site system).

b.

Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (off-site system).

Di beberapa tempat, pada bangunan-bangunan tertentu diwajibkan menyediakan fasilitas

instalasi pengolahan air limbah (IPAL) seperti: rumah sakit, industri, penginapan dll. Fasilitas

pengolahan ini sangat dibutuhkan untuk menghindari dampak pencemaran lingkungan hidup.

Peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam pengelolaan air limbah karena bagaimanapun

juga masyarakat juga berperan dalam menghasilkan air limbah. Beranekaragam karakter

masyarakat tentu akan berpengaruh terhadap perilakunya dalam pengelolaan air limbah. Hal ini

karena berkaitan dengan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan yang berpotensi

menimbulkan pencemaran di Kabupaten Pasaman Barat adalah limbah yang berasal dari

rumah tangga

Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin pesat, berakibat pada

meningkatnya volume pencemar khususnya yang berasal dari buangan domestik, baik air

limbah cucian dan kamar mandi (

grey water

) dan limbah WC (

black water

). Sehingga baik dalam

jangka pendek atau menengah maupun jangka panjang diperlukan suatu pengelolaan air limbah

yang terpadu dalam mendukung pembangunan sanitasi di Kabupaten Pasaman Barat. Di dalam

SSK ini telah dilakukan penentuan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan air

limbah (

on-site

maupun

off-site

) secara umum. Beberapa kriteria telah digunakan dalam

penentuan prioritas tersebut, yaitu : kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan atau

perdesaan), karakteristik tata guna lahan/

Center of Business Development

(CBD) (komersial

atau rumah tangga), serta resiko kesehatan lingkungan.

Berdasarkan kriteria tersebut dihasilkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan sistem

pengelolaan air limbah untuk perencanaan pengembangan sistem. Peta tersebut terbagi dalam

beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus merupakan dasar bagi kabupaten dalam

merencanakan pengembangan jangka panjang pengelolaan air limbah Kabupaten Pasaman

Barat, yang ujungnya adalah pengelolaan air limbah terpusat (

off-site system

).

Diagram alir proses penetapan sistem dan zona sub sektor air limbah dapat dilihat pada gambar

2.1.a. sebagai berikut :

(29)

Bab 2 | 14

Sumber : Petunjuk Praktis Penyusunan SSK, Tahun 2012

Rencana tahapan pengembangan air limbah domestik sistem setempat

(on-site system)

dan

sistem terpusat (

off-site system

) dapat diilustrasikan pada peta 2.1a. dan peta 2.1b. sebagai

(30)

Bab 2 | 15

Peta 2.1.a.

(31)

Bab 2 | 16

Peta 2.1.b.

(32)

Bab 2 | 17

Dari hasil pentahapan pengelolaan sanitasi sub sektor air limbah di Kabupaten Pasaman barat

serta data kondisi eksisting prasarana dan sarana sanitasi sistem

on-site

dan

off-site

, masih 22%

kepala keluarga telah menggunakan jamban keluarga individual (tangki septik) data dari survey

EHRA Kabupaen Pasaman Barat, 8,0% yang menggunakan komunal (MCK, MCK++). Sedangkan

sistem

off-site

kondisi eksisting masih 0%, informasi lengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.2

sebagai berikut :

Tabel 2.2.1. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Pasaman Barat

No.

Sistem

Cakupan layanan

eksisting* (%)

Target cakupan layanan* (%)

Jangka

pendek

Jangka

menengah

Jangka

panjang

A.

Sistem On-site

1.

Individual (tangki septik)

22

30

40

60

2.

Komunal (MCK, MCK++)

8,0

4

6

10

3.

Cubluk dan sejenisnya.

5

4

3

0

4.

Tangki septik Komunal

0

5

10

25

B.

Sistem Off-site

1.

Skala Perkotaan

0

0

0

0

2.

Skala Kawasan

0

0

1

2

C.

Buang Air Besar

Sembarangan (BABS)**

58,7

50

40

0

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten pasaman Barat, Tahun 2013.

Keterangan:

*) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total

penduduk.

(33)

Bab 2 | 18

**) Buang air besar di kebun, kolam, sawah, sungai dll. Termasuk di dalamnya adalah jamban

yang tidak memiliki fasilitas pengolahan (dibuang langsung ke lingkungan) atau yang dikenal

juga dengan istilah BABS terselubung. Gunakan data hasil EHRA yang terdapat di dalam Buku

Putih Sanitasi.

Pembagian Zona Sanitasi Sektor Air Limbah Domestik – On Site :

a.

Zona I

: adalah penyediaan jamban pribadi

b.

Zona II

: adalah penyediaan jamban pribadi dan komunal (MCK)

c.

Zona III

: III adalah penyediaan jamban pribadi dan Tangki Septik Komunal

d.

Zona IV

: adalah penyediaan jamban pribadi, MCK dan Tangki Septik Komunal

Pembagian Zona Sanitasi Sektor Air Limbah Domestik – Off Site :

a.

Zona I adalah penyediaan system Off Site skala kawasan

2.2.2.

Tahapan Pengembangan Sanitasi Sektor Persampahan

Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Pasaman Barat saat ini dapat dikatakan masih cukup

berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat terutama

masyarakat pedesaan masih menggunakan sistem konvensional yaitu menimbun atau

membakar. Sebaliknya, untuk masyarakat perkotaan sudah menggunakan sistem pengolahan

sampah secara terpusat yang telah difasilitasi oleh Pemerintah Daerah.

Pengelolaan persampahan di Kabupaten Pasaman Barat dilakukan dengan dua cara yaitu

pengelolaan sampah terpusat dan pengelolaan sampah setempat. Pengelolaan sampah

terpusat merupakan proses terkoordinasi dari rangkaian panjang pengumpulan sampah,

pengangkutan dan pembuangan di Tempat Pengolahan Akhir (TPA). Sedangkan pembuangan

sampah setempat dilakukan oleh warga ke permukaan tanah atau ke dalam lubang di setiap

pekarangan rumah. Selanjutnya sampah dibakar atau ditimbun untuk dijadikan pupuk atau

dibiarkan.

Berdasarkan kondisi eksisting diatas, maka dalam penentuan SSK ini dapat ditentukan wilayah

pengembangan pengelolaan persampahan. Beberapa kriteria telah digunakan dalam penentuan

prioritas tersebut, yaitu: wilayah komersial (CBD)/kawasan strategis Kabupaten Pasaman Barat,

jumlah penduduk eksisting, proyeksi jumlah penduduk, luas wilayah, dan kepadatan penduduk.

(34)

Bab 2 | 19

Memperhatikan hal diatas pelayanan kebersihan akan ditingkatkan dalam jangka pendek yaitu

dengan memperluas daerah layanan persampahan dengan armada pengangkut sampah dan

membangun TPA Sampah yang baru untuk melayani Kawasan strategis Kecamatan Pasaman.

Sosialisasi dan stimulasi kepada masyarakat untuk mengolah sampah dengan menerapkan

prinsip-prinsip 3R juga perlu dilakukan dalam jangka pendek. Dengan adanya pengolahan

sampah berbasis Rumah Tangga (RT) dan memperkuat keberadaan Bank Sampah yang dikelola

masyarakat yang nantinya menjadi alternatif dalam meningkatkan pengasilan masyarakat.

Dalam jangka menengah pelayanan kebersihan akan ditingkatkan pada Kawasan Perkotaan dan

Kawasan Strategis Kabupaten Pasaman Barat, dimana perkotaan dan Kawasan Strategis

Kabupaten Pasaman Barat menjadi pusat orientasi pergerakan masyarakat. Dengan demikian

pelayanan persampahan perlu adanya peningkatan terutama penambahan kendaraan

pengangkut sampah.

Gambar 2. 2 Diagram Alir Proses Penetapan Sistem dan Zona

Sektor Persampahan

(35)

Bab 2 | 20

Gambar 2. 3 Diagram Alir Proses Penetapan Sistem dan Zona

Subsektor Persampahan

Tabel 2.3. Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Pasaman Barat

No.

Sistem

Cakupan

layanan

eksisting* (%)

Cakupan layanan* (%)

Jangka

pendek

Jangka

menengah

Jangka

panjang

A.

Penanganan langsung (

direct

)

1.

Kawasan Komersial dan

Permukiman di Perkotaan

19,98

25

40

100

B.

Penanganan tidak langsung

(

indirect

)

1.

Kawasan Permukiman di

Perkotaan dan Perdesaan

2,35

5

7,5

20

2.

Kawasan Permukiman di

Perdesaan

25,70

40

60

80

(36)

Bab 2 | 21

Keterangan:

*) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total

penduduk perkotaan.

Pembagian Zona Sanitasi Sektor Persampahan :

a.

Zona I adalah penanganan sampah secara indifidual

b.

Zona II adalah penanganan sampah secara indifidual dan komunal

(37)

Bab 2 | 22

Peta 2.2.

(38)

Bab 2 | 23

2.2.3

Tahapan Pengembangan Sanitasi Sektor Drainase

Drainase perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang berfungsi untuk mengendalikan

kelebihan air permukaan sehingga tidak mengganggu masyarakat maupun pengguna jalan serta

dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.

Saat ini perkembangan perumahan dan permukiman yang sangat pesat sering kurang terkendali

dan tidak sesuai dengan rencana tata ruang maupun konsep pembangunan yang berkelanjutan,

mengakibatkan banyak kawasan-kawasan rendah yang semula berfungsi sebagai tempat parkir

air dan bantaran sungai dihuni oleh penduduk. Kondisi ini akhirnya meningkatkan volume air

permukaan yang masuk ke saluran drainase dan sungai dan membawa dampak rendahnya

kemampuan drainase mengeringkan kawasan terbangun, untuk mengalirkan air ke laut.

Dalam penanganan drainase perlu memperhatikan berbagai faktor yang dapat menimbulkan

permasalahan, salah satunya berupa masalah genangan air. Ada beberapa kawasan di

Kabupaten Pasaman Barat terjadi masalah genangan air yang pada umumnya disebabkan

antara lain karena prioritas penanganan drainase kurang mendapat perhatian, kurangnya

kesadaran bahwa pemecahan masalah genangan harus melihat pada sistem jaringan saluran

secara keseluruhan yang mengakibatkan hambatan (

black-water

) dan beban saluran dari

hulunya, tidak menyadari bahwa sistem drainase kawasan harus terpadu dengan sistem badan

air regionalnya (

system flood control

), kurang menyadari bahwa pemeliharaan (pembersihan

dan perbaikan) saluran merupakan pekerjaan rutin yang sangat penting untuk menurunkan

resiko genangan, belum optimalnya koordinasi antara pihak terkait agar sistem pengaliran air

hujan dapat berjalan dengan baik.

Selain hal diatas, penanganan drainase perlu memperhatikan fungsi drainase perkotaan sebagai

prasarana kota yang dilandaskan pada konsep drainase yang berwawasan lingkungan.

Berlainan dengan paradigma lama yang prinsipnya mengalirkan limpasan air hujan ke badan air

penerima secepatnya, tetapi prinsipnya agar air hujan yang jatuh ditahan dulu agar lebih

banyak yang meresap ke dalam tanah melalui bangunan resapan buatan/alamiah seperti kolam

tandon, waduk lapangan, sumur-sumur resapan, penataan lansekap dan lain-lain.

Berdasarkan hal diatas, maka dalam penentuan SSK ini dapat ditentukan wilayah pengelolaan

drainase. Beberapa kriteria telah digunakan dalam penentuan prioritas tersebut, yaitu: wilayah

komersial (CBD), Kawasan Strategis Kabupaten kepadatan penduduk, banjir tahunan dan resiko

kesehatan lingkungan.

(39)

Bab 2 | 24

a

Zona I adalah sistem drainase dengan pola gravitasi

b.

Zona II adalah sistem drainase dengan mengggunakan pompa

c.

Zona III adalah gabungan system drainase gravitasi dan pompa

Gambar 2. 4

Diagram Alir Proses Penetapan Sistem dan Zona Sektor Drainase

Gambar

Gambar 2. 2 Diagram Alir Proses Penetapan Sistem dan Zona  Sektor Persampahan
Gambar 2. 3 Diagram Alir Proses Penetapan Sistem dan Zona  Subsektor Persampahan
Tabel 2.5: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan Sanitasi APBD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009 – 2013
Tabel 2.7:  Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Pasaman Barat   Untuk Operasional/Pemeliharaan Sanitasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

pengusaha memiliki perbedaan signifikan dengan pendidik, pegawai negeri dan pekerjaan lainnya.Namun tidak terdapat perbedaan signifikan tingkat academic burnout dengan

Ini dilihat dari indikator dari prestasi kerja yang paling menunjang adalah mempunyai keterampilan dalam pekerjaan yang dilakukan, kualitas kerja kemapuan yang

Dimana praktek ini tidak sesuai menurut salah satu ulama di Aceh Singkil, ia tidak setuju dengan pemberian uang dari keluarga yang kaya dengan jumlah yang besar

Pengaruh konsentrasi aktivator dan waktu perendaman yang semakin bertambah menyebabkan kadar abu mengalami fluktuasi karena semakin banyak dan lamanya aktivator

Parameter penentuan lahan kritis yang digunakan adalah tutupan lahan, kemiringan lereng, tingkat erosi tanah, manajemen hutan, dan produktivitas pertanian. Parameter

Sepanjang pengetahuan penyelidik, kajian lepas yang melaporkan tentang amalan pemberian makanan kepada kanak-kanak dan remaja autisme dan sumber maklumat pemakanan dalam

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan kerjasama dan

Keadaan ini tentu perlu untuk dikaji lebih jauh, agar ke depan pada masing-masing pesantren dapat mengelola kurikulum dengan selalu menjaga sinergitas antara