• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Supply Chain Management Produksi Kain Tenun pada PT. Cibaligo Indah Textile Mill

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Informasi Supply Chain Management Produksi Kain Tenun pada PT. Cibaligo Indah Textile Mill"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding SENTIA

Sistem Informasi Supply Chain Management

Produksi Kain Tenun pada

PT. Cibaligo Indah Textile Mill

Endah Istiani

Jurusan Informatika, Fakultas Sains dan Informasi Universitas Jenderal Achmad Yani

Cimahi

[email protected]

Tacbir Hendro Pudjiantoro, S.Si., M.T., Puspita Nurul Sabrina, S.Kom., M.T., Jurusan Informatika, Fakultas Sains dan Informasi

Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi

[email protected] [email protected]

AbstrakPT. Cibaligo Indah Textile Mill adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil, yang mengolah bahan baku berupa benang menjadi kain grey. Permasalahan yang terjadi dalam pencatatan datanya belum terstruktur dengan baik sehingga terjadinya redudansi data. Informasi pesanan belum efektif, hal ini menyebabkan sulitnya mengetahui informasi produksi yang sedang berjalan. Monitoring produksi, hal ini menyebabkan tidak mengetahui informasi mengenai kekurangan bahan baku. Supply Chain Management (SCM) merupakan salah satu konsep pengelolaan aktivitas produksi untuk suatu pola distribusi produk dengan jumlah, lokasi dan waktu yang tepat. Pembangunan sistem informasi dengan metode pengembangan perangkat lunak yaitu waterfall karena memiliki spesifikasi menganalisa sistem secara utuh. Penelitian ini menghasilkan sistem informasi supply chain management yang diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah redudansi data, monitoring produksi dan informasi pesanan.

Kata kunci—waterfall; supply chain management (scm); monitoring; redudansi.

I. PENDAHULUAN

Persaingan bisnis yang semakin ketat di era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Esensi dan persaingan terletak pada bagaimana perusahaan mengimplementasikan proses dalam menghasilkan produk dan jasanya yang lebih baik dan cepat dibandingkan pesaingnya. Keunggulan optimasi dan integrasi supply chain menjadi fokus dari beberapa organisasi perusahaan besar yang ada di dunia [1].

Supply Chain Management merupakan salah satu konsep manajemen sangat dibutuhkan yang dapat menunjang kegiatan manufaktur pada perusahaan. Setiap proses bisnis internal perusahaan dalam hal ini produksi barang membutuhkan penanganan khusus. Proses pembuatan produk dari awal sampai akhirnya sangat membutuhkan proses yang panjang dan waktu yang lama. Proses demi proses yang dilalui kadangkala menghadapi kendala dan masalah [2].

Keunggulan kompetitif dari Supply Chain Management yaitu bagaimana perusahaan mampu mengelola aliran barang

atau produk dalam suatu rantai supply yang menjadikan aktifitas perusahaan lebih terstruktur, terkoordinasi, terjadwal, dan terpadu sehingga keseluruhan proses akan menjadi lebih efektif dan efisien [3].

PT. Cibaligo Indah Textile Mill adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil, yang mengolah bahan baku berupa benang menjadi kain grey. Seiring dengan berkembangnya perusahaan PT. Cibaligo Indah Textile Mill menambah bisnisnya dengan menerima order makloon dalam pembuatan kain grey dari perusahaan lain, di mana bahan baku untuk proses produksi berasal dari pelanggan sehingga perusahaan hanya melakukan proses produksi kain grey saja.

Pada proses produksi yang berlangsung sering terjadi permasalahan yaitu sering terjadi keterlambatan informasi yang diterima pada setiap bagian produksi tentang progress produksi sehingga ketika terdapat kesalahan produksi pada satu bagian akan menghambat bagian yang lain dan tentunya memakan waktu yang lebih lama. Pelanggan sulit memantau informasi pesanan telah dilakukan pada tahap proses produksi mana. Pengelolaan datanya belum terstruktur dengan baik sehingga terjadi redudansi pada data potongan kain, pemeriksaan kain grey, proses produksi kain.

Efektivitas sistem informasi akan berguna bagi manajemen PT. Cibaligo Indah Textile Mill untuk melakukan perubahan strategi pengembangan usaha [4]. Monitoring merupakan proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas memantau perubahan yang berfokus pada proses produksi di perusahaan [5].

Untuk membantu menyelesaikan permasalahan tersebut maka dilakukan pembangunan sistem informasi supply chain management produksi kain tenun pada PT. Cibaligo Indah Textile Mill ini untuk memberikan informasi dari setiap bagian proses produksi sehingga dapat memproduksi dengan tepat sesuai rencana, informasi pesanan terhadap pelanggan dan meminimalisir kesalahan yang terjadinya ketika berjalannya proses produksi.

(2)

Prosiding SENTIA

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dan laporan-laporan yang diperlukan [6].

B. Supply Chain Management

Pengertian supply chain (pasokan) adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar selalu siap pakai [7].

SCM adalah suatu konsep atau mekanisme untuk meningkatkan produktifitas total perusahaan dalam optimalisasi waktu, lokasi dan aliran kuantitas bahan [8]. Perusahaan yang bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir secara bersama-sama [2]. Sehingga diperoleh suatu pola distribusi produk yang pada akhirnya dapat meminimalisasi biaya dengan tetap meningkatkan pelayanan kepada konsumen [9] serta dapat memotong waktu pemesanan bahan baku menjadi lebih singkat [10].

Proses Supply Chain Management merupakan proses dimana produk dari bahan mentah, produk setengah jadi dan produk jadi diperoleh, diubah dan dijual melalui fasilitas- fasilitas yang terhubung oleh mata rantai sepanjang arus produk dan material [11]. Tujuannya dengan menilai dampak perbedaan antara resiko rantai pasokan internal dan resiko rantai pasokan eksternal [12], untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dapat memiliki dampak langsung dan positif pada kinerja perusahaan [13].

Internal supply chain management meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Di dalam rantai supply internal perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan [14].

C. Penelitian Terdahulu

Perusahaan yang akan meningkatkan daya saing melalui penyesuaian produk, mutu tinggi, pengurangan biaya, dan kecepatan distribusi maka harus memperhatikan rantai pasokan (supply chain) [9]. Supply Chain Management (SCM) dapat digunakan untuk mengintegrasikan seluruh kegiatan yang diperlukan untuk menghasilkan produk yang memiliki value added, sebuah perusahaan perlu menganalisis dan menentukan partner dalam supply chain yang saling terintegrasi, dalam arti kedekatan dalam melakukan kolaborasi, termasuk information sharing [8].

Pada saat ini banyak perusahaan yang menerapkan Supply Chain Management untuk meningkatkan daya saing perusahaan dengan yang lainnya. Supply Chain Management merupakan suatu alat bersaing strategik bagi perusahaan yang menjadikan masalah logistik sebagai strategi bersainganya untuk dapat memenangkan persaingan [14].

D. Metode Pengumpulan • Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Tujuan melakukan observasi di PT. Cibaligo Indah Textile Mill adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang masalah yang terjadi dan mungkin petunjuk-petunjuk tentang cara pemecahannya.

• Wawancara

Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang informasi atau autoritas atau seorang ahli pada bidang tersebut. Wawancara ini dilakukan pada bagian personalia (HRD) dan bagian PPIC.

• Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang untuk keperluan pengujian suatu peristiwa.

E. Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Dalam proses pengembangan perangkat lunak, salah satu pemodelan yang digunakan adalah metode waterfall dengan pemodelan linier. Metode ini digunakan karena kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh saat menganalisis sistem berjalan serta dikerjakan secara bertahap sesuai dengan rentang waktu untuk setiap tahapan pada metode waterfall [15], yaitu: • Communication

Pada tahap ini dilakukan tahapan pengumpulan data dengan wawancara terhadap pegawai PT. Cibaligo Indah Textile Mill dan observasi langsung dengan mendatangi PT. Cibaligo Indah Textile Mill kemudian dilakukan tahapan analisis terhadap kebutuhan perangkat lunak.

Planning

Tahapan ini dilakukan untuk menganalisi sistem yang sedang berjalan pada PT. Cibaligo Indah Textile Mill sehingga dapat diketahui modul serta fungsi apa saja yang dibuat dalam pembangunan sistem sesuai dengan kebutuhan user.

Modelling

Pada tahap ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software menggunakan menggunakan Unified Modeling Language (UML), perancangan database dan perancangan antarmuka dilakukan dengan menggunakan tools Balsamic Mockup.

Construction

Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu software dalam pembangunan sistem informasi supply chain management menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan framework CodeIgniter dan database MySQL sebagai sarana penyimpanan data. Pada tahap ini juga dilakukan pengujian (testing) terhadap setiap fungsi dan prosedur yang terdapat di dalam modul dengan menggunakan teknik Black Box.

(3)

Prosiding SENTIA

Deployment

Tahap ini penting dari pembuatan perangkat lunak akan digunakan oleh user kemudian software yang telah dibuat dilakukan pemeliharaan secara berkala, semua tahapan dituangkan ke dalam sebuah tulisan, diagram, gambar atau bentuk-bentuk lain guna memperlekas tahapan apa saja yang dilakukan untuk pembangunan supply chain management di PT. Cibaligo Indah Textile Mill.

III. HASIL DAN DISKUSI

Penelitian ini adalah sistem supply chain management yang dapat memberikan informasi pada setiap tahap bagian produksi sehingga tidak terjadi redudansi data dan para pelanggan dapat memantau progress produksi pesanannya.

Manfaat dari penelitian ini adalah sebuah informasi yang diharapkan dapat membantu PT. Cibaligo Indah Textile Mill untuk rencana dan target produksi, meminimalkan hambatan- hambatan yang terjadi pada proses produksi dari bahan baku menjadi bahan jadi dan memonitoring hasil kain produksi. A. Analisis Fungsional Sistem Berjalan

Analisis fungsional sistem berjalan dibuat sesuai dengan proses sistem berjalan pada PT. Cibaligo Indah Textile Mill supplier mengirimkan bahan baku ke gudang induk sesuai dengan pesanan untuk produksi kain tenun, gudang induk menyimpan bahan baku dan mendistribusikan ke setiap bagian produksi, setelah produksi kain tenun selesai disimpan ke gudang untuk pengecekkan dan pengiriman ke pelanggan untuk membuat dapat dilihat pada Gambar 1.

C. Gambaran Umum Sistem

Gambar 1. Alur Supply Chain Management

B. Hasil Analisis Fungsional Sistem Berjalan

Penjelasan analisis fungsional dapat disimpulkan terdiri dari sebelas fungsi utama yang digunakan pada sistem berjalan pada setiap bagian yang masing-masing fungsional memiliki aktor dan pekerjaan masing-masing. Pada sistem informasi supply chain management dibutuhkan fungsi lain yang digunakan pada sistem, maka dari itu terdapat perubahan dan penambahan fungsi yaitu fungsi kelola pengguna, kelola produksi, kelola data produk, pelaporan progress produksi dan laporan produktifitas mesin. Sehingga fungsi yang digunakan pada sistem ini adalah lima belas fungsi. Hasil analisis fungsional sistem berjalan dapat dilihat pada Tabel 1.

TABEL 1. EVALUASI ANALISIS KEBUTUHAN FUNGSIONAL

Use case diagram menggambarkan fungsionalitas dari sebuah sistem merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case diagram sistem informasi supply chain management produksi kain tenun pada PT. Cibaligo Indah Textile Mill ditunjukkan pada Gambar 2.

Terdapat sepuluh aktor yang memiliki hak akses berbeda dalam menggunakan sistem yaitu admin, pelanggan, bagian ppic, bagian gudang, bagian twice, bagian warper/sizing, bagian cucukan, bagian weave, bagian grey inspect dan bagian produksi. Di dalam use case diagram ini terdapat lima belas use case utama yaitu kelola pengguna, kelola pesanan, pembelian bahan baku, kelola bahan baku masuk, kelola jadwal produksi, kelola data twice, kelola data warper/sizing, kelola data cucukan, kelola data weave, kelola data grey inspect, kelola produksi, kelola data produk, kelola barang keluar, pelaporan progress produksi dan laporan produktifitas mesin.

No Analisis

Fungsional Deskripsi

1. Kelola Pengguna Mengelola data pengguna yaitu tambah data pengguna, ubah data pengguna dan hapus data pengguna

2. Kelola Pesanan Mengelola data pesanan yaitu tambah data pesanan, hapus data pesanan, laporan data pesanan dan cetak data pesanan

No Analisis

Fungsional Deskripsi

3. Pembelian Bahan Baku Mengelola data pembelian bahan baku ke gudang benang 4. Kelola Baku Masuk Bahan

Mengelola data bahan baku yaitu tambah data bahan baku, ubah data bahan baku dan laporan data bahan baku

5. Kelola Produksi Jadwal

Mengelola jadwal produksi yaitu tambah jadwal produksi, ubah jadwal produksi dan hapus jadwal produksi

6. Kelola Twice

Mengelola data twice yaitu tambah data

twice, ubah data twice dan laporan data

twice

7. Kelola Warper/Sizing

Mengelola data warper/sizing yaitu tambah

data warper/sizing, ubah data

warper/sizing dan laporan data

warper/sizing

8. Kelola Cucukan

Mengelola data cucukan yaitu tambah data cucukan, ubah data cucukan dan laporan data cucukan

9. Kelola Weave

Mengelola data weave yaitu tambah data

weave, ubah data weave dan laporan data

weave

10. Kelola Inspect Grey Mengelola data data grey inspect, grey inspect ubah data grey inspect yaitu tambah

dan laporan data grey inspect

11 Kelola Produksi

Mengelola seluruh proses produksi yang akan menghasilkan informasi progress

produksi

12. Kelola Produk Data Mengelola data produk yaitu tambah data produk, lihat produk dan ubah data produk 13. Kelola Keluar Barang

Mengelola data barang keluar yaitu tambah data barang keluar, ubah data barang keluar, laporan data barang keluar dan cetak surat jalan

(4)

Prosiding SENTIA

Gambar 2. Use Case Diagram D. Class Diagram

Class Diagram merupakan diagram yang menggambarkan struktur dan deskripsi class, package, dan objek beserta hubungan satu sama lain keadaan suatu sistem menyertakan informasi atribut yang ada pada setiap field. Class Diagram Pembangunan Sistem Informasi Supply Chain Management Produksi Kain Tenun pada PT. Cibaligo Indah Textile Mill ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Class Diagram E. Implementasi Antarmuka

Implementasi antarmuka merupakan bagian yang paling penting dari merancang sistem. Dalam proses pengembangan antarmuka, fokus haruslah terletak pada elemen-elemen antarmuka dan objek-objek yang pengguna lihat..

a) Implementasi Antarmuka Login

Halaman di mana pada saat pengguna menggunakan sistem informasi pertama kali yang akan muncul tampilan login seperti pada Gambar 4.

Gambar 4. Implementasi Antarmuka Login b) Implementasi Antarmuka Pesanan

Halaman kelola data pesanan menampilkan data pesanan yang terdaftar pada sistem, implementasi antarmuka kelola data pesanan dapat dilihat pada Gambar 5.

(5)

Prosiding SENTIA

c) Implementasi Antarmuka Jadwal Produksi

Halaman kelola jadwal produksi masuk menampilkan data jadwal produksi yang terdaftar pada sistem, implementasi antarmuka kelola jadwal produksi dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Implementasi Antarmuka Jadwal Produksi d) Implementasi Antarmuka Laporan Twice

Halaman laporan twice masuk menampilkan data yang telah diproduksi terdaftar pada sistem, implementasi antarmuka laporan twice dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Implementasi Antarmuka Laporan Twice

IV. KESIMPULAN

Penelitian ini dapat disimpulkan secara sistem informasi supply chain management produksi kain tenun pada PT. Cibaligo Indah Textile Mill sebagai berikut :

a. Penelitian ini menghasilkan sebuah Sistem Informasi Supply Chain Management Produksi Kain Tenun pada PT. Cibaligo Indah Textile Mill dengan menggunakan website

b. Sistem Informasi Supply Chain Management ini dapat membantu pihak perusahaan khususnya pada bagian Produksi untuk mengetahui kecacatan setiap produksinya. c. Sistem Informasi Supply Chain Management dapat menampilkan proses monitoring pesanan sehingga pelanggan dapat mengetahui proses produksi yang sedang berjalan antara produksi twice, produksi warper/sizing dan lainnya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada Allah SWT yang memberikan kemudahan dan kekuatan serta pihak perusahaan PT. Cibaligo Indah Textile Mill yang telah membantu selama menempuh penelitian ini juga memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ini. Dengan segala ketulusannya dan kerendahan hati.

REFERENSI

[1] E. V. Budiman, "Evaluasi Kinerja Supply Chain pada UD. Maju Jaya di Desa Tiwoho Kabupaten Minahasa Utara," Jurnal EMBA, vol. 1, pp. 443-452, 2013.

[2] N. A. E. F. W. Tri Ika Jaya Kusumawati, "Implementasi Supply Chain Management (SCM) Berbasis Web pada Departemen Weaving I Guna Mengatasi Keterlambatan Hasil Produksi Studi Kasus Pada PT Argo Pantes Tbk," Universitas Budi Luhur, 2018.

[3] M. A. Miradji, "Analisis Supply Chain Management pada PT. Monier di Sidoarjo," Balance Economics, Bussines, Management and Accounting

Journal, vol. Vol. X No. 19, pp. 63-82, 2014.

[4] H. K. Henry Leonardy Sutrisna, "Efektivitas Sistem Informasi Monitoring Delay Berbasis Web Terhadap Pengiriman Barang PT. Metindo Erasakti Bekasi," ISSN, vol. 7, pp. 7-12, 2018.

[5] H. N. d. N. S. Wagimin, "Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring Sertifikasi Pegawai Berbasis Web pada PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat," Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN),

pp. 138-143, 2017.

[6] I. W. E. J. Fatim Nugrahanti, "Analisa Perancangan Sistem Informasi Management Rantai Pasok (Supply Chain) Pada Perusahaan Pembuat Peralatan Tambang (Studi Kasus PT. Refindo Inti Selaras Indonesia),"

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi, pp. 15-21, 2014.

[7] A. Prasetyo, "Perancangan Sistem Informasi Electronic Supply Chain Management pada Logistik Farmasi Berbasis Web," Multitek Indonesia,

vol. 6, pp. 123-128, 2012.

[8] B. M. Sariyun Naja Anwar, "Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) : Konsep dan Hakikat," Dinamika Informatika, vol. 3, pp. ISSN : 2085-3343, 2011.

[9] P. T. W. W. Risnandar, "Integrasi Teknologi Informasi dan Supply Chain Management (Studi Kasus : PT. X, West Java)," Seminar dan Call For

Paper Munas Aptikom, pp. 268-273, 2010.

[10] Z. F. Suryana, W. Witanti and P. N. Sabrina, Perancangan Sistem Electronic Supply Chain Management, ISBN 978-602-99334-9-9, 2018. [11] M. W. F. Enty Nur Hayati, "Penerapan E-Supply Chain Management

Pada Industri (Studi Kasus Pada PT Maitland-Smith Indonesia),"

Dinamika Teknik, vol. IX, pp. 19-33, 2015.

[12] H. G. B. A. M. Shahram Gilaninia, "Difference Between Internal and External Supply Chain Risks On Its Performance," Singaporean Journal

Of Business Economics, and Management Studies, Vols. 1, No. 8, pp. 12-

18, 2013.

[13] B. R.-N. T. R.-N. S. S. R. Suhong Li, "The impact of supplychain management practices on competitive advantage and organizational performance," The International Journal of Management Science, pp. 107-124, 2006.

[14] A. Widyarto, "Peran Supply Chain Management Dalam Sistem Produksi dan Operasi Perusahaan," Manajemen dan Bisnis, vol. 16, pp. 91-98, 2012.

[15] R. S. Pressman, Software Engineering A Practicioner's Approach Seventh Edition, New York: McGraw-Hill, 2010.

Gambar

Gambar 1. Alur Supply Chain Management
Gambar 2. Use Case Diagram
Gambar 6. Implementasi Antarmuka Jadwal Produksi

Referensi

Dokumen terkait

Dimana Use Case diagram memperlihatkan pengguna ( actor ) yang menggunakan sistem dan fungsionalitas ( use case ) dari sistem. Sedangkan Class diagram

Menurut [9], use case atau diagram use case yaitu pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan diciptakan. Use case menggambarkan suatu interaksi

Use Case Diagram merupakan sebuah diagram yang menggambarkan metode atau fungsi-fungsi yang dapat dilakukan oleh sistem. Use Case diagram menggambarkan kegiatan-kegiatan

Use case Diagram, Sequence Diagram 2 Use case Menggambarkan tentang interaksi yang terjadi antara aktor dengan sistem Use case Diagram 3 Associate Mengasosiasikan

Diagram usecase menggambarkan fungsionalitas dari sebuah sistem yang mempresentasikan interaksi aktor dengan sistem. Gambar 3 adalah diagram usecase dari sistem

Tantangan yang dihadapi Carrefour, dapat diatasi dengan pengelolaan sistem informasi dan manajemen yang baik, guna mendukung proses pengambilan 22 keputusan di dalam penerapan Supply

124 Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informatika dan Komputer Volume 8, Nomor 2, p-ISSN 2089-0265, e-ISSN 2598-3016 Pada use case diagram terdapat aktor Admin Penjualan yang use

Use Case Diagram Actor Menggambarkan orang, sistem atau external entitas/stakeholder yang menyediakan atau menerima informasi dari sistem Use Case Menggambarkan fungsionalitas