ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL PERANCANGAN ALAT
PENYARINGAN AIR
SLOW SAND FILTER
TERHADAP KONSEP
SUSTAINABILITY HUMAN SYSTEMS
1)Andrie, 2) Andi Haslinah
1)
Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar
2)
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar Jl. Perintis Kemerdekaan KM 9 No 29 Kampus UIM, tlp 0411-588-167
Email andrie.dty@uim-makassar.ac.id
ABSTRAK
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat diperlukan untuk kebutuhan hidup orang banyak, termasuk oleh seluruh makhluk hidup. Pemanfaatan air dalam berbagai kepentingan harus dilakukan dengan bijaksana. Hingga saat ini, Indonesia telah memiliki Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air. Tujuan dari penelitian ini untuk merancang sebuah sistem pemurnian air yang dapat digunakan untuk memurnikan dan memberikan gambaran mengenai analisa kelayakan finansial untuk merancang sebuah alat penjernihan saringan pasir lambat. Serta pengujian konsep sustainable habitat system mengenai konsep untuk meminimalkan kerusakan pada lingkungan.
Kata Kunci:Saringan Pasir Lambat, Aspek Finansial, dan Sustainable Habitat System
PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat diperlukan untuk kebutuhan hidup orang banyak, termasuk seluruh makhluk hidup. Pemanfaaatan air dalam berbagai kepentingan harus dilakukan dengan bijaksana. Permasalahan utama saat ini yaitu yang berfokus pada sumber daya air yang meliputi kualitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus menerus meningkat dan kualitas air untuk kebutuhan domestik semakin menurun.
Saat ini, Indonesia telah memiliki peraturan yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air. Pemerintah juga telah mencanangkan berbagai program penataan lingkungan yang pada dasarnya berkaitan dengan upaya pengelolaan sumber daya air dan sumber daya alam lainnya dalam rangka pengendalian untuk mencegah dampak kerusakan lingkungan.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa kelayakan dari segi finansial pada sebuah alat filtrasi saringan pasir lambat. Serta
dianalisa berdasarkan konsep sustainability human systems.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2017 sampai dengan bulan Januari 2018. Alat yang digunakan dalam penelitian merupakan teknologi filtrasi air saringan pasir lambat dengan sistem aliran upflow. Untuk gambaran alat filter dapat dilhat pada gambar 1 berikut ini.
ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1 Aspek Finansial
Dalam proses pengkajian sebuah kelayakan proyek atau investasi dari aspek finansial, pendekatan secara konvensional yang digunakan yaitu menganalisa arus kas keluar dan masuk selama umur proyek atau investasi dengan menggunakan pengujian kriteria seleksi. (Soeharto 2002)
Adapun beberapa aspek finansial dalam perancangan alat saringan pasir lambat dapat dilihat sebagai berikut :
3.2 Biaya Investasi (Capital Cost)
Biaya investasi yang dimaksudkan dalam pembuatan sebuah instalasi saringan pasir lambat serta jumlah biaya yang dikeluarkan dalam membuat alat dan perlengkapannya yang berupa ember, pipa pvc, dan kebutuhan menunjang lainnya dalam membuat alat ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1 Biaya Investasi (Capital Cost)
Dari tabel 3.1 di atas dapat dilihat bahwa total biaya alat yang dikeluarkan sebesar Rp
waktu awal setelah alat selesai dibuat (biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-0).
3.3 Biaya Annual Cost
Pemanfaatan alat yang digunakan, terkadang masih memerlukan biaya yang diperuntukan dalam rangka menjaga performansi kerja alat agar selalu prima dan siap untuk dioperasikan. Biaya yang terdiri dari dua komponen yaitu biaya operasional dan biaya depresiasi. Biaya operasi dan pemeliharaan merupakan biaya yang dikeluarkan agar alat dapat beroperasi sesuai dengan umur alat yang direncanakan. Sedangkan biaya depresiasi merupakan biaya penyusutan atau penurunan nilai aset bersamaan dengan berlalunya waktu yang dimana suatu alat yang disebabkan pemakaian dan kerusakan pada alat tersebut. Rincian biaya tahunan dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2 Biaya Tahunan (annual cost)
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa biaya tahunan yang dikeluarkan sebesar Rp 83.920. Untuk biaya depresiasi per tahun menggunakan metode perhitungan Straight Line Depreciation (SLD) / Depresiasi garis lurus menggunakan formulasi sebagai berikut:
Dimana : SLD = Jumlah depresiasi per tahun I = Investasi (nilai aset awal)
S = Nilai sisa aset akhir umur Produktif
N = Lamanya aset akan di Depresiasi
Biaya Peralatan
No. Nama Barang Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
1 Ember Tong 35 liter 1 Buah Rp 45000 Rp 45000
2 Pipa PVC 1/2 " 2 Meter Rp 7500 Rp 15000
3 Pipa PVC 3 " 1 Meter Rp 27000 Rp 27000
4 Pipa PVC 4 " 4 Meter Rp 29500 Rp 118000
5 Besi Siku Lubang 7 Buah Rp 27000 Rp 189000
6 Selang 1 " 4 Meter Rp 8000 Rp 32000
7 Ball Value PVC HTC 1/2 " 1 Buah Rp 10500 Rp 10500
8 Ball Value PVC HPP 1/2 " 1 Buah Rp 9000 Rp 9000
9 Ball Value PVC YUTA 1/2 " 2 Buah Rp 14000 Rp 28000
10 DOP 4 " 4 Buah Rp 8000 Rp 32000
11 Baut 12 8x12 mm 68 Buah Rp 500 Rp 34000
12 Baut Kuning 12 8x12 mm 100 Buah Rp 400 Rp 40000
13 Plat Siku 35 Buah Rp 1000 Rp 35000
14 Keni 1/2 " Rucika 7 Buah Rp 1500 Rp 10500
15 Sock Drat Luar 1/2 " Rucika 5 Buah Rp 1500 Rp 7500
16 Sock Drat Dalam 1/2 " Rucika 1 Buah Rp 1500 Rp 1500
17 Keni Drat Dalam 1/2 " Rucika 2 Buah Rp 2000 Rp 4000
18 TEE 1/2 Biasa 1 Buah Rp 1600 Rp 1600
19 Klem Selang STN 1 " 2 Buah Rp 2500 Rp 5000
20 Kawat 1 1/2 mm 3 Meter Rp 4000 Rp 12000
21 Lem PVC ISARPLAST 1 Tube Rp 7000 Rp 7000
22 Kran PVC Balling 1/2 " 1 Buah RP 6000 Rp 6000
23 Air Pump Luckiness 88 1 buah Rp 27500 Rp 27500
24 Selang plastik 4 buah Rp 2500 Rp 10000
25 Air Slave 4 buah Rp 3500 Rp 14000
26 Valve selang 1 buah Rp 500 Rp 500
Total Biaya Peralatan 721600
Biaya Tenaga Kerja
23 Tenaga kerja 1 Orang Rp 50000 Rp 50000
Dengan menggunakan formulasi di atas, maka nilai depresiasi dapat dihitung dengan nilai investasi sebesar Rp 719.600 dan umur dari nilai aset yaitu selama 5 tahun dan nilai sisa yang dihasilkan dari aset tersebut sebesar Rp 450.000. Adapun perhitungannya dapat kita hitung sebagai berikut:
3.4 NPV (Net Present Value)
Metode Net Present Value (NPV) merupakan metode yang digunakan untuk menghitung nilai bersih (netto) pada waktu sekarang (present). Untuk menganalisa investasi apakah layak atau tidak untuk alat filter saringan pasir lambat, berikut rincian formulasinya.
3.5 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana dampak terhadap parameter-parameter investasi yang telah ditetapkan sebelumnya boleh berubah dikarenakan adanya faktor situasi dan kondisi selama unsur investasi, sehinga perubahan tersebut hasilnya akan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan investasi yang akan diambil.
Analisis sensitivitas yang akan diukur pada penelitian ini yaitu sensitivitas terhadap suku bunga (i). Angka sensitivitas suku bunga merupakan nilai IRR dari investasi tersebut, karena IRR sendiri merupakan saat nilai NPV investasi sama dengan nol. Oleh karena itu, prosedur mencari sensitivitas terhadap perubahan suku bunga sama dengan prosedur mencari IRR investasi.
Analisa yang dilakukan dengan mencoba
memasukkan nilai “i” untuk mencari nilai
NPV yang akan menunjukkan nilai seberapa banyak nilai investasi yang akan dikeluarkan berdasarkan sensitifitas terhadap suku bunga. Adapun penyelesaiannya adalah sebagai berikut.
Dari hasil perhitungan di atas dapat kita jabarkan ke dalam grafik hubungan antara korelasi nilai peningkatan suku bunga (i) terhadap nilai NPV, sehingga akan memudahkan untuk mengetahui seberapa besar nilai investasi yang akan dikeluarkan.
3.6. Sustainable Habitat System
Konsep sustainable habitat system merupakan suatu konsep pembangunan berkelanjutan yang dikembangkan di Universitas Kyushu Jepang pada tahun 2007. Konsep yang mengusulkan suatu pembangunan yang berkelanjutan, dengan upaya mengurangi berbagai kerusakan lingkungan dan melaksanakan kualitas hidup modern secara optimal. (Kawase, 2007)
T = W-D Proses Penjernihan Air Bersih
Tabel 3.3 Konsep Sustainability Habitat System
T = W-D Welfare > Damage
W = Welfare
Sa : Safety Proses penjernihan
air yang diterapkan, memberikan alternatif air yang
bersih dan sehat
(+)
R = Relief Air baku yang
dihasilkan melalui proses penjernihan terlihat bening . Sehingga memberikan ketenangan untuk menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. (+)
H = Health Air yang sehat
merupakan air yang bersih dan jernih serta tidak berbau.
(+)
C = Comfort Tercapainya
kenyamanan karena fasilitas air bersih
(+)
Se = Sense Perasaan damai
tercipta karena terpenuhi kebutuhan
air yang bersih.
(+) D : Environtment Damage Life Cycle Energy Proses penjernihan saringan pasir lambat dengan
sistem up flow tidak
menggunakan energi sehingga hemat dalam penggunaannya. Serta tidak menggunakan proses kimia. (-) Life Cycle CO2 Dengan adanya proses penjernihan
air ini, maka mengurangi emisi kendaraan, karena
dapat mengurangi pembelian air bersih
(-)
Life Cycle Cost
LCC sangat efisien dari segi filter
penyaringan.
(-)
PENUTUP 4.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Nilai Capital Cost untuk perancangan sebuah alat penjernih air sebesar Rp 771.600;
2. Nilai Annual Cost dalam perancangan alat penjernihan air sebesar Rp 83.920. Dengan biaya depresiasi per tahun sebesar Rp 53.920/tahun;
3. Nilai Net Present Value untuk perancangan alat penjernih air ini adalah Rp - 1.222.985. Nilai minus yang didapatkan karena proyek baru dan bersifat non profit sehingga nilai yang didapatkan bernilai minus;
4. Konsep sustainable habitat systems dengan perancangan alat penyaringan air
sudah memenuhi konsep yang berkelanjutan.
4.2 Saran
Dalam pengembangan sebuah alat penjernih air diharapkan kedepannya :
1. Menggunakan material yang efisien dan mudah didapatkan;
2. Perancangan alat penyaringan yang lebih mengedukasi untuk diterapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Alegantina, S. 2008. Pengembangan Model Proses Filtrasi dan Disinfeksi Yang Mempengaruhi Kualitas Air Minum Isi Ulang. Jurnal Media Litbang Kesehatan Volume XVIII Nomor 3.
Astari, S. 2014. Kehandalan Saringan Pasir Lambat Dalam Pengolahan Air. Skripsi Institut Teknologi Bandung. Bandung. Debora, N. 2011. Peningkatan Kualitas Air
Bersih Berbahan Baku Air Sungai Mahakam Samarinda Memakai Serbuk Kelor (Moringa Oleivera) dan Arang Tempurung Kelapa. Tesis Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi
Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Giatman, M. 2007. Ekonomi Teknik. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Huisman, L. 1975. Slow Sand Filter. Journal Daft University of Technology. Netherlands.
Julferi, K.I. 2008. Penyediaan Air Bersih di Wilayah Pesisir Dengan Menggunakan Filter Tembikar Studi Kasus Pantai Kenjeran Surabaya. Skripsi Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya. Kawase,H.2007. ArchitectureofHabitatSyste
mforSustainableDevelopment.Internationa lSymposium,The21stcenturyCOEProgra m,December2007,p.1-2.,KyushuJapan Makhmudah, N. 2009. Penyisihan
Besi-Mangan, Kekeruhan dan Warna Menggunakan Saringan Pasir Lambat Dua Tingkat Pada Kondisi Air Tak Jenuh, Studi
Kasus Air Sungai Cikapundang. Skripsi Institut Teknologi Bandung. Bandung. Pangidoan. 2013. Pengolahan Air Bersih di
Lingkungan Kampus Universitas Pasir Pengaraian Dengan Sistem Up Flow. Skripsi Universitas Pasir Pengaraian. Riau. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20. 1990. Tentang Pengendalian Pencemaran Air.
Soeharto,I.2002.StudiKelayakanProyekIndu stri.PenerbitErlangga.Jakarta.