• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

KEHILANGAN SEL ENDOTEL KORNEA PASCA

FAKOEMULSIFIKASI PADA PASIEN KATARAK

SENILIS DENGAN DIABETES MELITUS LEBIH

TINGGI DIBANDINGKAN TANPA DIABETES

MELITUS

YULIA DEWI SUANDARI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

(2)

i TESIS

KEHILANGAN SEL ENDOTEL KORNEA PASCA

FAKOEMULSIFIKASI PADA PASIEN KATARAK

SENILIS DENGAN DIABETES MELITUS LEBIH

TINGGI DIBANDINGKAN TANPA DIABETES

MELITUS

YULIA DEWI SUANDARI NIM 1014128203

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(3)

ii TESIS

KEHILANGAN SEL ENDOTEL KORNEA PASCA

FAKOEMULSIFIKASI PADA PASIEN KATARAK

SENILIS DENGAN DIABETES MELITUS LEBIH

TINGGI DIBANDINGKAN TANPA DIABETES

MELITUS

Tesis ini untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Biomedik

Program Pascasarjana Universitas Udayana

YULIA DEWI SUANDARI NIM 1014128203

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(4)

iii

Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL : 7 Agustus 2015

Pembimbing I, Pembimbing II,

dr. I.W.G. Jayanegara, Sp.M(K) dr.A.A.A.Sukartini Djelantik,Sp.M(K) NIP. 19640229 1991031002 NIP. 19560420 1982122001

Mengetahui,

Ketua Program Magister Ilmu Biomedik Direktur

Program Pascasarjana Program Pascasarjana Universitas Udayana Universitas Udayana

Dr.dr.Gde Ngurah Indraguna P., M.Sc, Sp.GK Prof.dr.A.A.Raka Sudewi,Sp.S(K) NIP. 195805211985031002 NIP. 19590215198510 2 001

(5)

iv

Tesis Ini Telah Diuji Pada Tanggal 7 Agustus 2015

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana No: 1969/UN 14.4/HK/2015 Tanggal 7 Agustus 2015

Ketua : dr. I. Wayan Gede Jayanegara, Sp.M(K) Sekretaris : dr. A.A.A. Sukartini Djelantik, Sp.M(K) Anggota :

1. Prof. Dr. dr. I Gede Raka Widiana, Sp.PD-KGH 2. dr. Putu Budhiastra,Sp.M(K)

(6)
(7)

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kepada Yesus Kristus - Tuhan Yang Maha Esa, atas anugerahNya, sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari sepenuhnya tesis ini tidak mungkin dapat selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, izinkan penulis dengan setulus hati menghaturkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD dan Dekan Fakultas Kedokteran Udayana, Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT(K), M.Kes yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan Program Magister Pascasarjana dan Program Pendidikan Dokter Spesialis 1 di Universitas Udayana.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. AA Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan sebagai mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Udayana.

3. Ketua Program Studi Ilmu Biomedik Combined Degree, Dr. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, M.Sc, Sp.GK yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan Program Studi Ilmu Biomedik combined degree. 4. Direktur RSUP Sanglah Denpasar, dr. Anak Ayu Sri Saraswati, M.Kes atas

kesempatan dan fasilitas yang diberikan dalam menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis 1 di Bagian Ilmu Kesehatan Mata.

5. Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dr. Putu Budhiastra, Sp.M (K) yang telah memberikan kesempatan

(8)

vii

mengikuti program pendidikan spesialisasi dan memberikan bimbingan selama menjalani pendidikan spesialisasi.

6. Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dr. A.A.A. Sukartini Djelantik, Sp.M (K) yang telah memberikan kesempatan serta bimbingan selama mengikuti program pendidikan spesialis. 7. dr. I.W.G. Jayanegara, SpM (K), sebagai pembimbing I yang telah meluangkan waktu, memberikan petunjuk dan pengarahan, sejak awal penulisan sampai dapat menyelesaikan tesis ini.

8. dr. A.A.A. Sukartini Djelantik, Sp.M (K) selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan hingga terselesaikannya tesis ini. 9. Prof. Dr. dr. I Gede Raka Widiana, Sp.PD-KGH selaku penguji dan telah

meluangkan waktu memberikan bimbingan dalam metode penelitian sehingga penelitian dan tesis ini dapat terselesaikan.

10. dr. Putu Budhiastra, Sp.M (K) dan dr. Made Agus Kusumadjaja, Sp.M (K) selaku penguji atas semua masukan, koreksi dan saran dalam penyelesaian tesis ini.

11. dr. Cokorda Istri Dewiyani P, Sp.M (K) sebagai konsultan di RS Indera Denpasar Bali yang berperan sebagai operator dalam penelitian ini dan telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian.

12. Direktur RS Indera Denpasar dan dr. I.G.N. Made Sugiana, Sp.M (K), sebagai Kepala SMF Mata RS Indera Denpasar atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan untuk melaksanakan penelitian di RS Indera Denpasar.

(9)

viii

13. Seluruh Konsulen Ilmu Kesehatan Mata serta dosen Pascasarjana Program Studi Ilmu Biomedik Combined Degree atas segala bimbingannya.

14. Seluruh teman sejawat residen di Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, khususnya rekan seperjuangan dr. Ni Made Ari Suryathi, SpM, dr.IGA Ratna Suryaningrum, dr. Dewa Benny Raharja, dan dr. Novianti Primasari atas bantuan dan kerjasamanya selama ini.

15. Seluruh paramedik di Poliklinik Mata RS Indera Denpasar atas bantuan dan kerjasamanya dalam pengumpulan sampel penelitian.

Rasa syukur dan sujud kepada Ayahanda dan Ibunda kami Drs. Herry Purnomo dan Dra. Maria Bunga Ramba, yang telah memberikan bekal pendidikan yang cukup, motivasi dan semangat kepada penulis. Ayahanda dan Ibunda Mertua Daniel Seru dan Adolfina Sirante (alm), terimakasih atas dorongannya selama ini. Adik Rio Surya Ramba, ST, MT atas dukungannya selama ini. Akhirnya kepada suami tercinta Denni Seru Sirante, ST terima kasih atas doa, dorongan semangat dan pengertian selama penulis menyelesaikan pendidikan dan penelitian ini.

Semoga tesis ini memberikan manfaat dan sumbangan yang berguna bagi perkembangan pelayanan kesehatan mata serta bagi pendidikan IImu Kesehatan Mata. Terakhir, semoga Tuhan Yang Maha Esa, selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Denpasar, 7 Juli 2015

(10)

ix ABSTRAK

KEHILANGAN SEL ENDOTEL KORNEA PASCA FAKOEMULSIFIKASI PADA PASIEN KATARAK SENILIS DENGAN DIABETES MELITUS

LEBIH TINGGI DIBANDINGKAN TANPA DIABETES MELITUS Kehilangan sel endotel kornea dapat mempengaruhi peran penting endotel dalam mempertahankan transparansi kornea. Manipulasi intraokular seperti fakoemulsifikasi dapat menyebabkan kerusakan endotel yang mempengaruhi hasil tajam penglihatan pasca operasi. Pasien diabetes melitus (DM) memiliki risiko lebih besar terjadinya perubahan morfologi endotel kornea pasca pembedahan katarak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah kehilangan sel endotel kornea pasca fakoemulsifikasi antara pasien katarak senilis dengan DM dan tanpa DM.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pengukuran berulang yang dilaksanakan di Poliklinik Mata RS Indera Denpasar Bali, mulai bulan Desember 2014 sampai Mei 2015. Subjek penelitian terdiri dari 15 pasien katarak senilis dengan DM dan 15 pasien katarak senilis tanpa DM yang menjalani fakoemulsifikasi. Pemeriksaan densitas endotel dengan mikroskop spekular dilakukan saat preoperasi, 1 hari, 1 minggu, dan 1 bulan postoperasi.

Karakteristik subjek penelitian yang meliputi umur, jenis kelamin, grade katarak, phaco time, dan lama operasi sebanding antara kedua kelompok. Rerata densitas endotel sebelum operasi adalah 2525,53±260,29 sel/mm2 pada kelompok DM dan 2587,67±138,41 sel/mm2 pada kelompok tanpa DM. Satu bulan pasca fakoemulsifikasi, rerata densitas endotel pada kelompok DM adalah 1951,47±526,99 sel/mm2 dan 2386,00±173,33 sel/mm2 pada kelompok tanpa DM. Rerata kehilangan sel endotel kornea 1 bulan pasca operasi pada kelompok DM sebesar 578,93±453,42 sel/mm2 dan 201,67±145,54 sel/mm2 pada kelompok tanpa DM. Hasil analisa repeated measurement anova secara keseluruhan menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan diantara kedua kelompok (p=0,004).

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kehilangan sel endotel kornea pasca fakoemulsifikasi pada pasien katarak senilis dengan DM lebih tinggi dibandingkan pada pasien katarak senilis tanpa DM.

Kata kunci: diabetes melitus, katarak senilis, fakoemulsifikasi, kehilangan sel endotel

(11)

x ABSTRACT

CORNEAL ENDOTHELIAL CELL LOSS AFTER

PHACOEMULSIFICATION IN SENILE CATARACT PATIENTS WITH DIABETES MELLITUS IS HIGHER THAN WITHOUT DIABETES

MELLITUS

Endothelial cell loss can affect the important role of the corneal endothelium in maintaining the transparency of the cornea. Intraocular manipulation during phacoemulsification can lead to endothelial cell demage, which influence the visual outcome. Patients with diabetes mellitus (DM) may be at higher risk for the change of the corneal endothelial morphology during cataract surgical procedure. This study aims to determine the difference in the amount of corneal endothelial cell loss after phacoemulsification between cataract patients with DM and without DM.

This study is an observational analytic study with repeated measurements, conducted at Indera Hospital Denpasar Bali, from December 2014 to May 2015. Subject of this study consisted of 15 senile cataract patients with DM and 15 senile cataract patients without DM who undergoing phacoemulsification. Endothelial specular microscopy was performed preoperative, 1 day, 1 week, and 1 month postoperative to evaluate endothelial cell density.

Characteristic of subject consisting of age, sex, cataract grading, phaco time and total surgery time are similar between both groups. Mean endothelial cell density before surgery was 2525,53±260,29 cells/mm2 in DM group and 2587,67±138,41 cells/mm2 in non DM group. One month after phacoemulsification, mean endothelial cell density in DM group was 1951,47±26,99 cells/mm2 and 2386,00±173,33 cells/mm2 in non DM group. Mean endothelial cell loss after 1 month postoperative in group DM was 578,93±453,42 cells/mm2 and 201,67±145,54 cells/mm2 in group non DM. There was statistically significant difference between endothelial cell density reduction in group DM and non DM (p=0,004).

This study concluded that endothelial cell loss after phacoemulsification is higher in the senile cataract patient with DM than senile cataract patient without DM.

Keywords: diabetes mellitus, senile cataract, phacoemulsification, endothelial cell loss

(12)

xi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ... PRASYARAT GELAR ………... i ii LEMBAR PENGESAHAN...

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ……… SYARAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT……….. UCAPAN TERIMA KASIH ………... ABSTRAK ……….. ABSTRACT ……….. DAFTAR ISI……… DAFTAR TABEL ………... iii iv v vi ix x xi xiv DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG…...………... xvi

DAFTAR LAMPIRAN………..……….. xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………. 1 1.2 Rumusan Masalah……… 5 1.3 Tujuan Penelitian………. 5 1.4 Manfaat Penelitian………...… 5 1.4.1 Manfaat teoritis ..………...… 5 1.4.2 Manfaat praktis………...…….. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kornea………...………...……….... 7

2.1.1 Anatomi dan Histologi Kornea…...……... 7

2.1.2 Fisiologi Endotel Kornea………... 8

(13)

xii

2.1.4 Pengukuran Sel Endotel Kornea…...………...…….. 2.1.5 Perubahan Morfologi dan Fungsional Endotel Kornea……...

10 11

2.2 Katarak dan pembedahan Katarak….……….. 12

2.2.1 Katarak………. ....………... 12

2.2.2 Pembedahan Katarak………... 14

2.2.3 Perubahan Endotel Kornea pada Fakoemulsifikasi………… 16

2.3 Diabetes Melitus………...……….. 2.3.1 Definisi dan Diagnosis Diabetes Melitus…...….…………... 2.3.2 Struktur Endotel Kornea pada Penderita Diabetes Melitus... 17 17 19 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir .………. 21

3.2 Konsep Penelitian…………...………. 22

3.3 Hipotesis Penelitian ………….………... 22

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian………... 23

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian………... 23

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian……...………... 24

4.3.1 Populasi penelitian...……….. 24

4.3.2 Sampel penelitian ………... 24

4.3.2.1 Kriteria inklusi dan eksklusi penelitian ... 24

4.3.2.2 Besar sampel...………....…. 25

4.3.2.3 Cara pemilihan sampel…...………... 26

4.4 Variabel Penelitian………... 26

4.4.1 Klasifikasi dan identifikasi variabel………... 26

4.4.2 Definisi operasional variabel……….. 27

4.5 Instrumen Penelitian... 28

4.6 Prosedur Penelitian... 29

4.6.1 Tahap persiapan... 29

(14)

xiii

4.6.2.1 Pemeriksaan awal ... 4.6.2.2 Prosedur tindakan ... 4.6.2.3 Pemeriksaan pasca bedah katarak...

29 31 32 4.7 Alur Penelitian ... 32 4.8 Analisis Data ...……….……... 34

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Karakteristik Subjek Penelitian…...………... 35 5.2 Perbedaan Jumlah Kehilangan Sel Endotel Kornea Pasca

Fakoemulsifikasi pada Kelompok DM dan tanpa DM ………….. 36

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Subjek Penelitian…...………. 40 6.2 Perbedaan Jumlah Kehilangan Sel Endotel Kornea Pasca

Fakoemulsifikasi pada Pasien Katarak Senilis dengan DM dan

tanpa DM ………... 45

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan ……….…...………... 52 7.2 Saran ………...………... 52 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 53 58

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman 5.1 Karakteristik Subjek berdasarkan Kelompok Penelitian ... 36 5.2 Hasil Analisa Densitas Sel Endotel sebelum,1 hari, 1 minggu, dan 1

bulan pasca fakoemulsifikasi berdasarkan kelompok DM dan tanpa

DM`……….... 37

(16)

xv DAFTAR GAMBAR Halaman 2.1 Lapisan Kornea…………... 8 2.2 2.3

Pemeriksaan Endotel Kornea dengan Alat Mikroskop Spekular... Insisi Kornea Pembedahan Katarak………...

11 15 3.1 Bagan Konsep Penelitian ... 22 4.1 Skema Rancangan Penelitian ... 23 4.2

4.3 5.1

Skema Hubungan Antar Variabel ... Skema Alur Penelitian ………... Grafik Perbandingan Rerata Densitas Endotel Kornea antara Kedua Kelompok pada Setiap Kali Pemeriksaan...

27 33

(17)

xvi

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG AGEs = Advanced Glycation End Products ATP = Adenosine Triphosphate

BMD = Bilik Mata Depan

CCC = Continous Curvilinear Capsularhexis DM = Diabetes Melitus

EKEK = Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular EKIK = Ekstraksi Katarak Intra Kapsular GDS = Gula Darah Sewaktu

HbA1c = Haemoglobin Adult 1c (hemoglobin terglikasi) IOL = Intra Okular Lens

K+ = Kalium (potasium) Na+ = Natrium (sodium)

NPDR = Nonproliferative Diabetic Retinopathy PDR = Proliferative Diabetic Retinopathy SD = Standar Deviasi

SICS = Small Incision Cataract Surgery TTGO = Test Toleransi Glukosa Oral WHO = World Health Organisation

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kelaikan Etik... 58 Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian di RS Indera... 59 Lampiran 3 Penjelasan Penelitian …...…... 60

LLampiran 4 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan ... 62

LLampiran 5 Status Oftalmologi Penderita... 63

LLampiran 6 Tabel Induk penelitian ... Lampiran 7 Output SPSS …... L

65 67

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pada tahap ini dilakukan analisis model dan identifikasi permasalahan dengan mencari dan mempelajari literatur-literatur yang terkait seperti jurnal, paper, dan

Proses pengolahan data batimetri MBES menggunakan perangkat lunak CARIS HIPS and SIPS 9.0 dengan metode CUBE yang mempunyai kelebihan dalam hal proses filtering

Penelitian dilakukan dengan teknik observasi lapang secara survei kepada 30% peternak sapi perah dari 327 peternak yang dibagi berdasarkan jumlah kepemilikan

[r]

Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Perilaku Pembelian Online atau dapat dikatakan

tinggi dengan nilai 89,44%, (8) Kemampuan menentukan unsur intrinsik teks cerpen siswa kelas XI IPS SMAN 1 Teluk Kuantan tergolong tinggi dengan nilai 87,77%, (9)

Sampel yang digunakan pada penelitian ini berupa limbah padat kepala tuna madidihang yang merupakan limbah dari pengolahan tuna loin.. Tuna madidihang yang