• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SATPOL PP DI KOTA MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SATPOL PP DI KOTA MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SATPOL PP DI

KOTA MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE

Desi Yuliana Hutabarat, Nelly Astuti Hasibuan, Hukendik Hutabarat

Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma, Medan, Indonesia Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun, Medan

ABSTRAK

Pada saat ini perkembangan ilmu Teknologi Informasi Komputer sudah sangat pesat, mulai dari dunia Pendidikan, Kedokteran, Pemerintahan dan segala aspek lainnya. Sehingga Teknologi Komputer sebagai sarana informasi menjadi kebutuhan yang sangat mendasar dan tidak dapat dipisahkan. Perkembangan dunia komputer telah banyak menghadirkan program aplikasi maupun software pemrograman yang bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Permasalahan yang terjadi Saat Pemilihan Satpol PP terbaik Kriteria yang diinginkan untuk menjadi Satpol PP tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan. Pemilihan Satpol PP memerlukan sistem pendukung keputusan (SPK) untuk mempercepat dan mempermudah dalam membuat suatu keputusan. Sistem pendukung keputusan digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi untuk mempermudah dalam pengambilan sebuah keputusan. Di mana tidak seorang pun mengetahui secara pasti bagaimana seharusnya keputusan di buat. Salah satu metode yang digunakan pada sistem pendukung keputusan ini adalah Promethee. Dari hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan Promethee sebagai model sistem pendukung keputusan pemilihan Satpol PP Terbaik pada Instansi dapat membantu admin dalam menentukan Satpol PP yang berhak masuk menjadi peserta Terbaik Satpol PP dengan proses pembobotan multikriteria dan seleksi dengan lebih cepat, cermat dan lebih efektif.

Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Satpol PP, Promethee.

I. PENDAHULUAN

Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) adalah perangkat pemerintah daerah dalam memelihara ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan peraturan daerah. Organisasi dan tata kerja satuan polisi pamong praja ditetapkan dengan peraturan daerah. Satpol PP dapat berkedudukan didaerah provinsi dan daerah kabupaten atau kota. Di daerah provinsi, satuan polisi pamomg praja dipimpin oleh kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris daerah. Satuan polisi pamong praja bertugas membantu Kepala Wilayah dalam menyelenggarakan pemerintahan umum khususnya dibidang ketentraman dan ketertiban diwilayah sekitar.

Permasalahan yang terjadi Saat Pemilihan Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) terbaik Kriteria yang diinginkan untuk menjadi Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan. Pemilihan Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) memerlukan sistem pendukung keputusan (SPK) untuk mempercepat dan mempermudah dalam membuat suatu keputusan. Sistem pendukung keputusan digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi untuk mempermudah dalam pengambilan sebuah keputusan. Di mana tidak seorang pun mengetahui secara pasti bagaimana seharusnya keputusan di buat. Salah satu metode yang digunakan pada sistem pendukung keputusan ini adalah Promethee.

Menurut Khoirul Huda jurnal berjudul “ sistem pendukung keputusan Menentukan siswa terbaik berbasis web dengan menggunakan Metode Promethee, PROMETHEE (Preference Ranking Organization method for Enrichment Evaluation) adalah salah satu dari sekumpulan metode sistem

pendukung keputusan yang termasuk dalam kelompok metode multi criteria decision making (MCDM). [1]

II. TEORITIS

A. Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Tata Sutabri Dalam managemen, pengambilan keputusan (decision making) memegang peranan tang sangat penting karena keputusan yang di ambil oleh manager merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkuta dengan organisasi yang di pimpin. Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam rangka pemecahan suatu masalah untuk memperoleh hasil akhir untuk dilaksanakan. Masalah berbeda dengan persoalan, meskipun keduanya merupakan pertayaan untuk dijawab. Jika untuk pertanyaan sudah ada jawabannya, bagi masalah belum. Soal yang diajukan kepada mahsiswa dalam suatu ujian umpannya, sudah ada jawabannya pada dosen maka kuliah yang bersangkutan, akan tetapi masalah yang dihadapi seseorang belum ada jawabannya.

1. Proses (Pengolahan Sistem)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.

2. Objective and Goal (Sasaran dan Tujuan Sistem)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat

(2)

menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

B. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Terbaik

Satuan Polisi Pamong Praja, disingkat Satpol PP, adalah Pemerintah Daerah dalam memelihara ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan Peraturan Daerah. Satuan Polisi Pamong Praja Terbaik adalah yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik, disiplin dan selalu patuh pada perintah Kepala Satpol PP pemilihan Satpol PP terbaik diadakan setiap satu tahun terakhir. Menurut Kantor Satpol PP Pemilihan Satpol PP Terbaik adalah Pengelolaan data difokuskan pada kriteria dan harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan.

C. Metode Preferency Ranking Organization for Enrichment Evaluation (PROMETHEE)

Promethee adalah metode dalam memecahkan permasalahan yang bersifat multikriteria dengan caraa menentukan urutan (prioritas). Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan. Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan dalam promethee adalah penggunaan nilai dalam hubungan outranking. Ini adalah metode peringkat yang cukup sederhana dalam konsep dan aplikasi dibandingkan dengan metode lain untuk analisis multikriteria. Promethee ini sendiri termasuk dalam keluarga dari metode outranking yang dikemangkan oleh B. Rony, dan meliputi dua fase:

1. Membangun hubungan outranking K 2. Eksploitasi dari hbungan ini memberikan

jawaban optimasi kriteria dalam paradigma permasalahan multikriteria. Dibandingkan dengan metodologi-metodologi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dengan multi kriteria beberapa pendapat menyatakan bahwa metodologi PROMETHEE paling efisien dan paling mudah penggunaannya, lebih fleksibel dalam menentukan preferensi (bobot) mana yang lebih baik dari pasangan yang dibandingkan. Selain itu, Triyanti dan Gadis (2008) menyatakan bahwa metode PROMETHEE menyediakan banyak fungsi yang dapat mengakomodasi berbagai karakteristik data, sedangkan metode pengambilan keputusan yang lain, seperti Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Analytical Network Process (ANP) mengasumsikan data dengan karakteristik linier mengingat semua pembobotan menggunakan normalisasi.

III. ANALISA A. Analisa Masalah

Kondisi yang muncul pada saat diadakannya pemilihan satpolpp yang dilakukan pada periode

sebelumnya memberikan pelajaran bergunauntuk memperbaiki keadaan pelaksanaan pemilihan satpolppterbaikselanjutnya dengan pelayananlebih baik lagi. Kritik dan saran yang diterima kantorsatpolppdaripemilihan satpolppterbaikdapat dijadikan bahan analisa masalah untuk dijadikan bahan referensipemecahan masalah yang terjadi. Masalah yang timbul dapat dikategorikankedalam masalah sarana penunjang dan kesalahan manusia (human error).

Masalah sarana penunjang menjadi prioritas utama dalam perbaikan mutupemilihan satpolppterbaik diperiode selanjutnya. Masalah yangdihadapi adalah pada proses pemilihan satpolppterbaik bahwa tim penyeleksi pemilihan satpolpphanya berpatokan kepada hal tertentu sebagai bahan acuan dalam pemilihan satpolppterbaik.

Faktor kesalahan manusia terjadi berhubungan dengan sarana penunjangyang disediakan. Kesalahan manusia terjadi karena beberapa faktor, antara lain :

1. Kurang telitinya tim penyeleksi dalam proses pemilihan Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) terbaik pada Kantor Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja)WilayahKota Medan yang berdampak pada kurang tepatnya Satpol PP yang dipilih.

2. Beban kerja yang dihadapi oleh manajemen DinasSatpol PP Kota Medan karena jumlah calonSatpol PPterbaikbanyak yang harus diseleksi dan harus berkonsentrasi pada pekerjaan lain yang menjadi rutinitas sehari-hari.

B. Penerapan Metode Promethee

Dalam seleksi satpol pp terbaik dengan menggunakan metode promethee diperlukan kriteria-kriteria dan bobot untuk melakukan perhitungannya sehingga akan didapat alternative terbaik, dalam hal ini alternatif yang dimaksud adalah yang berhak diterima sebagai satpolpp terbaik berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan. Untuk mempermudah perhitungan dengan metode Promethee, setiap alternatif diberikan kode sesuai dengan kode yang sudah ditentukan. Berikut ini

adalah data alternatif

calonpesertasatpolppterbaikyang sudah ditentukan kode nya seperti tertera pada tabel 1.

Tabel 4.1 Alternatif Data Satpol PP

Kode Nama Peserta

A1 Aulia Amir Batubara

A2 Rio Simanullang

A3 Muhammd Erwinsyah

Kriteria yang digunakan didasarkan pada kebutuhan dalam proses pengambilan keputusan, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dari

(3)

instansi, adapun kriterianya dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2.

Data Kriteria Pemilihan Satpol PP Terbaik

Kriteria Nilai Bobot

f1 (Kinerja/Prestasi) 1. Baik(Bobot 5) 2. Cukup (Bobot 4) 3. Sedang (Bobot 3) 4. Kurang (Bobot 2) f2 (Loyalitas) 1. Baik(Bobot 5) 2. Cukup (Bobot 4) 3. Sedang (Bobot 3) 4. Kurang (Bobot 2) f3 (Kepribadian) 1. Baik(Bobot 5) 2. Cukup (Bobot 4) 3. Sedang (Bobot 3) 4. Kurang (Bobot 2) f4 (Penghargaan) 1. Baik(Bobot 5) 2. Cukup (Bobot 4) 3. Sedang (Bobot 3) 4. Kurang (Bobot 2) Sesuai dengan data yang ada maka dilakukan pembobotan dari setiap kriteria sesuai nilai kepentingannya yang mana sesuai dengan ketentuan metode Promethee sebagai berikut:

1. Bobot Kinerja/Prestasi

Dari kriteria Kinerja/Prestasiakan ditentukan bobotnya, pada bobot terdiri dari empatbilangan Prometheeseperti pada tabel berikut ini:

Tabel 3. Bobot Kinerja/Prestasi

KRITERIA BOBOT KETERANGAN

Kinerja/Prestasi 5 Baik 4 Cukup 3 Sedang 2 Kurang 2. Bobot Loyalitas

Dari kriteria Loyalitas akan ditentukan bobotnya, pada bobot terdiri dari empatbilangan Prometheeseperti pada tebel berikut ini :

Tabel 4. Bobot Loyalitas

KRITERIA BOBOT KETERANGAN

Loyalitas 5 Baik 4 Cukup 3 Sedang 2 Kurang 3. Bobot Kepribadian

Dari Kepribadian akan ditentukan bobotnya, pada bobot terdiri dari empat bilangan Prometheeseperti pada tebel berikut ini :

Tabel 5. BobotKepribadian

KRITERIA BOBOT KETERANGAN

Kepribadian 5 Baik 4 Cukup 3 Sedang 2 Kurang 4. Bobot Penghargaan

Dari kriteria Penghargaanakan ditentukan bobotnya, pada bobot terdiri dari empat bilangan Prometheeseperti pada tabel berikut ini :

Tabel 6. Bobot Penghargaan

KRITERIA BOBOT KETERANGAN

Penghargaan

5 Baik

4 Cukup

3 Sedang

2 Kurang

Dari tabel alternatif dan tabel kriteria maka dibuatkan dan diinputkan data dasar dari nilai kriteria. Data dasar didapatkan dari hasil data yang diuji dilakukanoleh pihak Lokasi yang hasilnya kemudian diisikan kedalam tabel data dasar analisis Promethee sebagaimana tertera pada tabel 7.

Tabel 7. Data Yang Di Uji

Alternatif F1 F2 F3 F4

Aulia Amir Batubara

Baik Cukup Baik Sedan g Rio Simanullan g Cukup Sedan g Cuku p Sedan g Muhamma d Erwinsyah Sedan g Kuran g Cuku p Sedan g

Dari tabel alternatif dan tabel kriteria maka dibuatkan dan diinputkan data dasar dari nilai kriteria. Data dasar didapatkan dari hasil penilaian yang dilakukanoleh pihak Lokasi yang hasilnya kemudian diisikan kedalam tabel data dasar analisis Promethee sebagaimana tertera pada tabel 8.

Tabel 8.

Contoh Kasus Nilai Kriteria Tiap Alternatif Calon

Kriteria Min/Max A1 A2 A3 Tipe

f1(.) Max 5 4 3 I

f2(.) Max 4 3 2 I

f3(.) Max 5 4 4 I

f4(.) Max 3 3 3 I

Keterangan :

1. Kriteria yang digunakan merupakan Tipe I = Kriteria Umum (Usual Criterion)

2. Maka kaidah maksimasi yang dipakai adalah 0 jika d = 0

H(d) =

1 jika d ≠ 0 d = f (a) – f (b)

(4)

Untuk menghitung nilai preferensi masing-masing alternatif dilakukan perhitungan secara berpasangan satu persatu berdasarkan pilihan bentuk preferensi yang telah ditetapkan sebelumnya. Perhitungan nilai preferensi (P) berpasangan antara A1 (Aulia Amir Batubara) dan A2 (Rio Simanullang).Kemudian dilanjutkan dengan pasangan A1 (Aulia Amir Batubara) dan A3 (Muhammad Erwinsyah) dan terakhir adalah pasangan A2 (Rio Simanullang) dan A3 (Muhammad Erwinsyah).

1. Nilai preferensi A1 dan A2 a. Untuk kriteria f1(.)

Pada tahapan ini untuk kriteria f1 (Kinerja/Prestasi), kita membandingkan alternatif A1 dengan nilai kriteria f1= 5 dan alternatif A2 nilai kriteria f1= 4.

d = f(A1) – f(A2) = 5 – 4 = 1

Berdasarkan kaidah maximasi diperoleh : Maka P(A1,A2) = 1

P(A2,A1) = 0

Maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa alterantif A1 mutlak lebih baik dari pada alternatif A2.

b. Untuk kriteria f2(.)

Pada tahapan ini untuk kriteria f2 (Loyalitas), kita membandingkan alternatif A1 dengan nilai kriteria f2 = 4 dan alternatif A2 nilai kriteria f2 = 3.

d = f(A1) – f(A2) = 4 – 3 = 1

Berdasarkan kaidah maximasi diperoleh : Maka P(A1,A2) = 1

P(A2,A1) = 0

Dari hasil perhitungan preferensi A1 dan A2 diatas maka hasil preferensinya sama. c. Untuk kriteria f3(.)

Pada tahapan ini untuk kriteria f3 (Kepribadian), kita membandingkan alternatif A1 dengan nilai kriteria f3 = 5 dan alternatif A2 nilai kriteria f3 = 4.

d = f(A1) – f(A2) = 5 – 4 = 1

Berdasarkan kaidah maximasi diperoleh : Maka P(A1,A2) = 1

P(A2,A1) = 0

Maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa alterantif A1 mutlak lebih baik dari pada alternatif A2.

d. Untuk f4(.)

Pada tahapan ini untuk kriteria f4(Penghargaan), kita membandingkan alternatif A1 dengan nilai kriteria f4 = 3 dan alternatif A2 nilai kriteria f4 = 3.

d = f(A1) – f(A2) = 3 – 3 = 0

Berdasarkan kaidah maximasi diperoleh : Maka P(A1,A2) = 0

P(A2,A1) = 0

Dari hasil perhitungan preferensi A1 dan A2 diatas maka hasil sama.

2. Nilai Preferensi A1 dan A3 a. Untuk f1(.)

Pada tahapan ini untuk kriteria f1 (Kinerja/Prestasi), kita membandingkan alternatif A1 dengan nilai kriteria f1= 5 dan alternatif A3 nilai kriteria f1= 3.

d = f(A1) – f(A3) = 5 – 3 = 2

Berdasarkan kaidah maximasi diperoleh : Maka P(A1,A3) = 2

P(A3,A1) = 0

Maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa alterantif A1 mutlak lebih baik dari pada alternatif A3

b. Untuk f2(.)

Pada tahapan ini untuk kriteria f2 (Loyalitas), kita membandingkan alternatif A1 dengan nilai kriteria f2 = 4 dan alternatif A3 nilai kriteria f2 = 2.

d = f(A1) – f(A3) = 4 – 2 = 2

Berdasarkan kaidah maximasi diperoleh : Maka P(A1,A3) = 2

P(A3,A1) = 0

Maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa alternatif A1 mutlak lebih baik dari pada alternatif A3.

c. Untuk f3(.)

Pada tahapan ini untuk kriteria f3 (Kepribadian), kita membandingkan alternatif A1 dengan nilai kriteria f3 = 5 dan alternatif A3 nilai kriteria f3 = 4.

d = f(A1) – f(A3) = 5 – 4 = 1

Berdasarkan kaidah maximasi diperoleh : Maka P(A1,A3) = 1

P(A3,A1) = 0

Maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa alternatif A1 mutlak lebih baik dari pada alternatif A3.

d. Untuk f4(.)

Pada tahapan ini untuk kriteria f4(Penghargaan), kita membandingkan alternatif A1 dengan nilai kriteria f4 = 3 dan alternatif A3 nilai kriteria f4 = 3.

d = f(A1) – f(A3) = 3 – 3 = 0

Berdasarkan kaidah maximasi diperoleh : Maka P(A1,A3) = 0

P(A3,A1) = 0

Dari hasil perhitungan preferensi A1 dan A2 diatas maka hasil preferensinya sama. 3. Nilai Preferensi A2 dan A3

(5)

Pada tahapan ini untuk kriteria f1 (Kinerja/Prestasi), kita membandingkan alternatif A2 dengan nilai kriteria f1= 4 dan alternatif A3 nilai kriteria f1= 3.

d = f(A2) – f(A3) = 4 – 3 = 1

Berdasarkan kaidah maximasi diperoleh : Maka P(A2,A3) = 1

P(A3,A2) = 0

Dari hasil perhitungan preferensi A1 dan A3 diatas maka hasil preferensinya sama. b. Untuk f2(.)

Pada tahapan ini untuk kriteria f2 (Loyalitas), kita membandingkan alternatif A1 dengan nilai kriteria f2 = 3 dan alternatif A3 nilai kriteria f2 = 2.

d = f(A2) – f(A3) = 3 – 2 = 1

Berdasarkan kaidah maximasi diperoleh : Maka P(A2,A3) = 1

P(A3,A2) = 0

Maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa alternatif A2 mutlak lebih baik dari pada alternatif A3.

c. Untuk f3(.)

Pada tahapan ini untuk kriteria f3 (Kepribadian), kita membandingkan alternatif A2 dengan nilai kriteria f3 = 4 dan alternatif A3 nilai kriteria f3 = 4.

d = f(A2) – f(A3) = 4 – 4 = 0

Berdasarkan kaidah maximasi diperoleh : Maka P(A2,A3) = 0

P(A3,A3) = 0

Maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa alternatif A2 mutlak lebih baik dari pada alternatif A3.

d. Untuk f4(.)

Pada tahapan ini untuk kriteria f4(Penghargaan), kita membandingkan alternatif A2 dengan nilai kriteria f4 = 3 dan alternatif A3 nilai kriteria f4 = 3.

d = f(A2) – f(A3) = 3 – 3 = 0

Berdasarkan kaidah maximasi diperoleh : Maka P(A2,A3) = 0

P(A3,A2) = 0

Dari hasil perhitungan preferensi A1 dan A2 diatas maka hasil preferensinya sama. Indeks preferensi multi kriteria ditentukan berdasarkan rata-rata bobot dari

fungsi preferensi Pi. Dengan menggunakan dasar perhitungan berdasarkan persamaan :

℘(𝑎, 𝑏) = ∑ −1

𝑘

𝑖

𝜋𝑃𝑖(𝑎, 𝑏): ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐴

Keterangan :

1. ℘(a,b) merupakan intensitas preferensi pembuat keputusan yang menyatakan bahwa alternatif a

lebih baik dari alternatif b dengan pertimbangan secara simultan dari seluruh kriteria.

2. πi (weight) merupakan ukuran relatif dari kepentingan kriteria fi.

3. Pi merupakan fungsi preferensi. Maka diperoleh : P(A1, A2) = 1/4 (1+1+1+0) = 0.75 P(A2, A1) = 1/4 (0+0+0+0) = 0 P(A1, A3) = 1/4 (2+2+1+0) = 1.25 P(A3, A1) = 1/4 (0+0+0+0) = 0 P(A2, A3) = 1/4 (1+1+0+0) = 0.5 P(A3, A2) = 1/4 (0+0+0+0) = 0

Intensitas preferensi pembuat keputusan (℘(a,b)) berupa nilai kriteria untuk

masing-masing alternatif disajikan dalam tabel 9. Tabel 9. Contoh Kasus Indeks Preferensi

Alternatif A1 A2 A3

A1 - 0.75 1.25

A2 0 - 0.5

A3 0 0 -

Perhitungan arah preferensi dipertimbangkan berdasarkan nilai indeks

Leaving Flow (Φ+), Entering Flow (Φ-), dan Net Flow (Φ) mengikuti persamaan :

1. Leaving Flow : Φ+(a) = 1

𝑛−1∑𝑥𝜖𝐴℘ᴔ(𝑎, 𝑥)

2. Entering Flow : Φ-(a) = 1

𝑛−1∑𝑥𝜖𝐴℘ᴔ(𝑥, 𝑎)

3. Net Flow : Φ(a) = Φ+(a) - Φ-(a) Keterangan :

℘(a,b) = menunjukkan preferensi bahwa alternatif a lebih baik dari pada alternative b.Maka diperoleh hasil :

1. Leaving Flow (LF)

Φ+(A1) = ½ (0.75 + 1.25) = 1 Φ+(A2) = ½ (0 + 0.5) =0.25 Φ+(A3) = ½ (0 + 0 ) = 0 2. Entering Flow (EF)

Φ-(A1) = ½ (0 + 0 ) = 0 Φ-(A2) = ½ (0.75 + 0) = 0.375 Φ-(A3) = ½ ( 1.25 + 0.5 ) = 0.875

3. Net Flow ( NF) diperoleh dari Leaving Flow (LF) – Entering Flow (EF)

Φ(A1) = 1 – 0 = 1

Φ(A2) = 0.25 – 0.375 = -0.125 Φ(A3) = 0 – 0.875 = -0.875

Dari hasil perhitungan berdasarkan karakter Leaving Flow dan Entering Flow maka diperoleh urutan

(6)

prioritas pada tabel 10. berdasarkan karakter Net Flow.

Tabel 4.10

Karakter Leaving Flow, Entering Flow dan Net Flow Alternat if Leavin g Flow Enteri ng Flow Net Flo w Ranki ng A1 1 0 1 1 A2 0.25 0.375 -0.12 5 2 A3 0 0.875 - 0.87 5 3 IV. IMPLEMENTASI A Implementasi Sistem

Sistem pemilihan satpol pp terbaik yang dirancang, menggunakan antar muka pengolahan data dan pengujian. Pada antar muka pengelolahan, dapat dimasukkan berupa data pemilihan satpol pp terbaik.

Tampilan menu login merupakan tampilan yang muncul setelah menjalankan program untuk sistem pendukung keputusan pemilihan satpol pp terbaik. Tampilan menu login dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Tampilan Menu Login

Tampilan Menu Utama merupakan tampilan yang muncul setelah menjalankan program untuk sistem pendukung keputusan pemilihan satpol pp terbaik. Tampilan Menu utama dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Form Menu Utama

Pada menu utama ini terdapat menu :

1. File, yang berfungsi untuk memilih menu yang diinginkan.

2. Proses, yang berfungsi untuk mengisi data dari pengambilan keputusan.

3. About, yang berfungsi untuk melihat data user

Tampilan Awal Data Peserta adalah menu untuk melakukan proses penginputan data peserta. Menu ini merupakan tampilan berguna untuk melakukan proses penginputan. Tampilan Awal Menu data peserta dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Menu Data peserta Pada menu utama ini terdapat menu :

1. Baru adalah berfungsi untuk menambahkan data calon satpol pp terbaik.

2. Simpan berfungsi untuk menyimpan data calon yang sudah terisi.

3. Edit berfungsi untuk mengedit data peserta yang akan diperbarui.

4. Hapus adalah berfungsi untuk menghapus data yang ingin dihapus.

5. Batal berfungsi membatalkan data jika data ada kesalahan penginputan.

6. Keluar berfungsi untuk keluar dari aplikasi. Tampilan menu berikutnya adalah tampilan menu data bobot, menu ini merupakan tampilan berguna untuk melakukan proses pembobotan. Tampilan menu dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Menu Data Bobot Pada menu data bobot ini terdapat menu :

1. Baru adalah berfungsi untuk menambahkan data calon satpol pp terbaik.

2. Simpan berfungsi untuk menyimpan data bobot yang sudah terisi.

(7)

3. Edit berfungsi untuk mengedit data peserta yang akan diperbarui.

4. Hapus adalah berfungsi untuk menghapus data yang ingin dihapus.

5. Batal berfungsi membatalkan data jika data ada kesalahan penginputan.

6. Keluar berfungsi untuk keluar dari aplikasi.

V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Proses pemilihan satpol pp terbaik yang dilakukan melalui perhitungan dengan metode Promethee dimulai dengan pemberian nilai kriteria untuk masing-masing kriteria, Alternatif, pembobotan, perhitungan indeks preferensi, dan perhitungan arah preferensi sehingga menghasilkan nilai dari masing- masing kriteria. 2. Sistem pendukung keputusan ini dirancang menggunakan Microsoft Visual Studio 2008, sehingga dengan adanya sistem ini maka memudahkan petugas dalam melakukan pemilihan satpol pp terbaik, Sistem diharapkan dapat membantu peningkatan kinerja program pemilihan khusus dalam pemilihan satpol pp terbaik berdasarkan kriteria yang digunakan.

REFERENCES

[1] Khairulhuda, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan

Terbaik Dengan Menggunakan Metode Promethee Berbasis Web Di MTSN Bendo sari Sukoharjo”, TIKomSiN, ISSN: 2338-4018.

[2] Kusrini, Strategi Perancangan Sistem Infprmasi, Yogyakarta,

PenerbitAndi. 2007

[3] A.Hall, James, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi,

Yogyakarta, PenerbitAndi. 2009

[4] Jogiyanto, Aanalisis dan Desain Sistem Informasi,

Yogyakarta, PenerbitAndi. 2005

[5] Sutabri, Tata, Pengantar Sistem Informasi, Yogyakarta,

PenerbitAndi. 2005

[6] Kadir , Abdul, Pengenalan Teknologi Informasi,

Yogyakarta, penerbit Andi.2003

[7] Supardi, Ir. Yuniar, Semua Bisa Jadi Programmer VB 6

Hingga VB 2008, Jakarta, penerbit Prestasi PT Elex Media Komputindo. 2011

[8] Sutabri, Tata, Pengantar Sistem Informasi, Yogyakarta,

Penerbit Andi. 2005

[9] Mulyana,Y.B, Trik Membangun PHP dan MySQL, Jakarta,

Gambar

Gambar 3. Menu Data peserta  Pada menu utama ini terdapat menu :

Referensi

Dokumen terkait

Program yang berupa “Konservasi dan Restorasi Naskah” dibuat sebagai upaya untuk membantu tugas perpustakaan Reksa pustaka Pura Mangkunegaran dalam pelestarian

Model yang dikembangkan adalah pengaruh perubahan harga bahan makanan antara lain perubahan harga beras, daging ayam, cabe rawit dan tanaman sayur sebagai

Konselor datang ke rumah konseli. Sampai di rumah EE, Konselor disambut dengan baik oleh Ibu EE dan kakak sepupu EE. Konselor kemudian membina hubungan baik dengan Ibu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh retail mix yang meliputi customer service , location , pricing , store design and display , merchandise assortments ,

LPM (2007) dalam Mesyuarat Pemantapan Dokumen Pentaksiran Kerja Kursus KHB 2007 menyatakan bahawa PBS adalah proses untuk mendapatkan maklumat diikuti dengan

Dari beberapa uraian diatas penulis ingin meneliti beberapa pertemuan antara pasangan Spanyol Carolina Marin dan Cina Li Xuerui dengan cara menganalisis

aksesoris untuk tokoh Indrajit pada dramatari The Futuristic Of Ramayana, 3) Menampilkan tokoh Indrajit dalam Pagelaran The Futuristic Of Ramayana. Penulis menerapkan unsur dan

Berdasarkan data Tabel 1, menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja pada kegiatan usahatani kentang dan kubis yang dilakukan oleh petani binaan lebih