GESERAN ( TRANSLASI )
DI SUSUN OLEH
:
KELOMPOK
: 6 ( ENAM )
NAMA
: HERMANSYAH
( 4007002
)
: EKA ERLINAWATI
( 4007020 )
: LUSI ZULAIHA
( 4007027 )
: WENI WULANDARI
( 4007039
)
: HOIRI
( 4006134
)
SEMESTER
:VI . A
M. KULIAH
: GEOMETRI TRANSFORMASI
DOSEN: FADLI, S.Si.,M.Pd
y
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA ( STKIP - PGRI ) LUBUK LINGGAU
TAHUN AKADEMIK 2009/2010 GESERAN ( TRANSLASI )
1. Pengertian Translasi
Translasi adalah suatu transformasi yang memindahkan semua titik pada bidang dengan jarak yang sama dan arah yang sama.
Definisi : Suatu padanan G dinamakan suatu geseran apabila ada garis berarah AB´
sehingga setiap titik P pada bidang menjadi G(t) = P’ dan⃗PP'= ⃗AB
Teorema 10.1
Andaikan g dan h dua garis yang sejajar. Apabila ada dua titik A dan B maka ⃗AA ¿ = ⃗BB¿ dengan A’’ = M
hMg ( A ) dan B’’ = MhMg (B).
Andaikan A= ( a1,a2 ) dan B= ( b1 ,b2 ). Kalau N tengah-tengah ruas garis ⃗AB¿
maka harus dibuktikan SN ( A ) = B”. Andaikan persamaan h adalah x = k ( k ≠0¿.
Apabila P = ( x,y ) dan P’ = Mh (P) maka PP´ memotong h di sebuah titik Q ( k,y )
dengan Q sebagai titik PP´ , jadi P’ = Mh P = ( 2k-xy ) sedangkan Mg P = ( -x,y ).
Jadi MhMg (P) = Mh [ ( -x,y ) ] = ( 2k + x,y ).
Jadi pula A” = MhMg (A) = ( 2x + a1.a2 )
B” = MhMg (B) = ( 2x + b1.b2 )
Oleh karena N titik tengah A´B¿, maka
N =
[
(2k+2a1)+b1,a2+2b2]
Sedangkan SN (A) =
[
2[
(2k2+a1)]
−a1.2[
a2+2b2]
−a2]
SN (A) = ( 2k + b1.b2 ) = B”
Dengan demikian maka⃗AA ¿ + ⃗BB¿
Disetiap ruas garis berarah, dengan pangkal sebuah titik dan akhir di titik petanya oleh MhMg adalah ekivalen dengan setiap garis berarah seperti di atas. Jadi hasil
transformasi MhMg seakan-akan penggeser setiap titik sejauh jarak dan searah.
Transformasi demikian dinamakan translasi.
Teorema 10.2 : Apabila ⃗AB =⃗CD maka Gab = Gcd
Bukti : Jika X sebarang, maka harus dibuktikan GAB (X) = GCD (X).
Andaikan GAB (X) = X1 dan GCD (X) =X2
Jadi XX´
1 = AB´ dan XX´ 2 =CD´
Contoh :
Diberikan tiga titik A, B, dan P yang tak kolinear.
Lukisllah :
a). Titik P’ sehingga GAB (P) = P dan
b). Titik P” sehingga GAB (P”) = P
PENYELESAIAN :
a) Karena GAB (P) = P’ maka PP'´ = AB´ atau AB´ = PP'´ . Dengan
pengetahuan ruas garis berarah,anda dapat lukis titik P’ yang memenuhi syarat di atas.
b) Karena P = GAB (P”) maka P´P¿ = AB´ atau AB´ = P´P¿ juga dengan
pengetahuan anda mengenai ruas garis berarah anda dapat melukis titik P” yang memenuhi syarat di atas.
Teorema 10.3 : Andaikan g dan h dua garis yang sejajar dan CD´ sebuah garis
berarah tegak lurus pada g dengan Cϵ g dan Dϵ h.
C” =MhMg
C
D
C
g P
P
B
Bukti : Andaikan P sebuah titik sebarang. Jika P’ = GAB (P) dan P” = MhMg (P).
maka harus dibuktikan bahwa P’ = P”
Menurut ketentuan geseran, PP'´ =AB´ . Oleh karena AB´ =2 CD´ , maka AB´ =2CD´ .
Berhubung C” = MhMg (C), C∈g. Maka C” = Mg (C). Jadi D adalah titik tengah
´
CC¿ sehingga CC´ ¿ = 2CD´ . Oleh karena CC´ ¿ = PP´ ¿ maka PP´ ¿ = 2CD´ = PP´ . Ini berarti bahwa P’=P”. Jadi GAB (P) = MhMg (P). Karena P sebarang, maka GAB = MhMg.
Teorema 10.4 : Jika GAB sebuah geseran maka (GAB)-1 = GBA
Bukti : Oleh karena himpunan isometri-isometri merupakan grupbagian dari grup tranformasi-transformasi. Maka setiap geseran memiliki balikan (GAB)-1. Dari
uraian diatas kita peroleh berturut-turut :
Maka CD ruas garius berarah dari k ke n. Oleh karena AB´ =2CD´ maka GAB =
MmMk. Sedangkan SD = MmMg dan Sc = MgMk.
Jadi : SDSC = ( MmMg ) (MgMk ) = Mm ( MgMg ) Mk
Atau : SDSC = Mm I Mk = MmMk
Dengan demikian GAB = SDSC
Contoh :
Jika A ( 3,-1 ), B ( 1,7 ) dan C ( 4,2 ) adalah titik yang diketahui, tentukan sebuah titik D sehingga GAB = SDSC
Penyelesaian : Andaikan E sebuah titik sehingga CE´ = AB´ . Maka
E = ( 4 + [ 1-3 ], 2 + [ 7- (-1) ] ) atau E = ( 2,10 )
Apabila P titik tengah CE´ maka D = ( 3,6 ), sehingga CE´ = 2 CD´
Jadi AB´ = 2 CD´
Menurut teorema 10.5 diperoleh GAB = SDSC maka titik D yang dicari adalah
( 3,6 )
Teorema 10.6 : Komposisi suatu geseran dan suatu setengah putaran adalah suatu setengah putaran.
Bukti : Andaikan GAB suatu geseran dan C sebuah titik sebarang. Andaikan E titik ( yang tunggal ) sehingga CE´ = AB´ . Andaikan D titik tengah CE´ maka CE´ =2
´
CD.
Menurut teorema 10.5 : GAB = SDSC
A
D C
B
B
A C
O
P R
E
E’
E Akibat : Andaikan SA , SB dan SC masing-masing setengah putaran, maka SCSBSA =
SD dengan D sebuah titik sehingga AD´ = BC´ .
Bukti : Kita peroleh berturut-turut : SCSB = GZBC . Jadi SCSCSA = GZBCSA.
Andaikan GZBCSA = SX maka 2 BC´ = 2 AX´ atau BC´ = AX´
Jadi SCSBSA = SD sehingga BC´ = AD´ .
Perhatikan dua geseran GAB dan GBC , maka GBC (A) = B dan GBC (B) = C, sehingga
dapat kita tulis bahwa GBCGAB (A) = C.
Apabila E titk sebarang, maka GAB(E) = F dengan EE´ = AB´ . Sedangkan GDC (E)
= E” sehingga EE '´ = BC´ .
Jika GBCGAB (E) = E” denganEE´ ¿ = AC´ , sehingga GEE”(E) = E” = GAC (E).
Jadi GACGAB = GAC.
Andaikan P.Q dua titik sehingga 2 PQ´ = AB´ dan titik g sehingga 2 QR´ = BC´
GAD = SQSP dan GBC = SRSQ
Sehingga GBCGAB = ( SRSQ ) ( SQSR ) = SRSQ
Oleh karena 2 PR´ = AC´ maka SQSR = GAC
Jadi GBCGAB = GAC
Berdasarkan penguraian diatas terbukti teorema berikut :
Teorema 10.7 : Hasilkali dua transiasi adalah sebuah translasi.Catatan : Apabila
´
CD = BA´ maka GABGCD = GABGBA = I. Disini I adalah transformasi identitas. Jadi
kalau CD´ = BA´ maka kalau I dianggap sebagai translasi.
Teorema 10.8 : Jika GOA sebuah translasi yang ditentukan oleh titik O ( 0,0 ) dan
A ( a,b ) dan T transformasi yang didefinisikan untuk semua titik P ( x,y ) sebagai T (P) = ( x + a,y + b ) maka T = GOA .
b) Tentukan persamaan garis-garis g dan h sehingga C ε g dan sehingga MhMg=GAB.
3) G adalah geseran yang ditentukan sebagai berikut :
Jika P = ( x,y ) maka G (P) = ( x+2,y+3).Diketahui C = (1,-7).Tentukan koordinat D sehingga SDSC = G.
4) Jika A = (1,0), B = (2,3) dan C = (3,8) titik-titik yang diketahui, tentukan koordinat-koordinat titik D sehingga GCD = SBSA.
6) Diketahui garis-garis g dan h dan ruas garis A B´ seperti pada gambar
dibawah ini.Gunakan translasi untuk melukis ruas garis PQ´ sehingga Pεg,
Q ε h dan PQ´ = AB´
pasangan g dan h tak terhingga sesuai pasangan C dan D sehingga
Dimana:
( GABGBF) ( P ) = GAB[ GBF(P)] = GAB ( ( x3 - x2) + x, (y3- y2)+y)
= ((x1- x0) + ( x3 - x2)+ x,( y1- y0)+ (y3- y2)+y)
= (( x3 - x2)+ (x1- x0)+x, (y3- y2)+ ( y1- y0)+y)
= GEF (x1- x0 + x, ( y1- y0)+y)
= GEF ( GAB (x,y))
= (GEF GAB) ( P). Terbukti
6) Misalkan g’ = GAB(g) dan ambil {Q} = g’ ᴒ h.Kemudian misalkan P =
GAB( Q ), karena Q ε g’, maka P ε g.
Bukti : g’ = GAB (g), {Q} = g’ᴒ h, missal P = GAB (Q) maka Pε g.
GAB (Q) = P => Q => GAB (P), sehingga PQ´ = ´AB.