MENINGKATKAN KEPATUHAN HUKUM KAPAL IKAN INDONESIA MENUJU
KONDISI
LEGAL, REGULATED,and REPORTED FISHING
DALAM RANGKA
MENINGKATKAN PENDAPATAN NEGARA DI SEKTOR PERIKANAN
O l e h :
P r o f . I r . R .
S j a r i e f W i d j a j a , P h . D . , F R I N A
D I R E K T U R
J E N D E R A L
P E R I K A N A N
T A N G K A P
OUT
LINE
1. LATAR BELAKANG
2. KONDISI TERKINI USAHA PERIKANAN
TANGKAP
3. TANTANGAN & HAMBATAN
4. STRATEGI PENINGKATAN KEPATUHAN
KAPAL PERIKANAN INDONESIA
1 |
LATAR BELAKANG
KEBIJAKAN PERIZINAN
SEMANGAT PERBAIKAN
“Kita
telah
terlalu
lama
memunggungi
laut,
memunggungi samudra, memunggungi selat dan
teluk.”
KEDAULATAN
SOVEREIGNTY
KEBERLANJUTAN
SUSTAINABILITY
KESEJAHTERAAN
PROSPERITY
1|
2|
3|
“Kini saatnya kita mengembalikan semuanya
sehingga Jalesveva Jayamahe, di laut justru kita
jaya, sebagai semboyan nenek moyang kita di
masa lalu, bisa kembali membahana.”
Presiden Joko Widodo
,
Pidato Kenegaraan 20 Oktober 2014
MISI
KKP
DASAR HUKUM PENGELOLAAN PERIZINAN PERIKANAN TANGKAP
1. Setiap
orang
yang
melakukan
usaha
perikanan
di
bidang
penangkapan
ikan
di
WPP
NRI
wajib
memiliki
SIUP
2. Setiap
orang
yang
memiliki
dan
atau
mengoperasikan
kapal
penangkapan
ikan
dan
atau
kapal
pengangkut
ikan
di
WPP
NRI
dan/atau
Laut
Lepas
wajib
memilki
SIPI/SIKPI
Undang
‐
Undang Perikanan
(No.
31/2004
psl 26
No.
45/2009
psl 27,
28)
Undang
‐
Undang No.23
Tahun
2014
(Tentang
Pemerintah
Daerah)
Permen
KP.No.30/2012
jo No.26/2014
(Tentang
Usaha
Perikanan
Tangkap)
Permen
KP.No.11/2016
(Tentang
Standar
Pelayanan
Minimum
Gerai
Perizinan
Kapal
Penangkap
Ikan
Hasil
Pengukuran
Ulang)
Undang
‐
Undang No.
7
Tahun 2016
(Tentang Perlindungan
dan
Pemberdayaan
Nelayan,
Pembudi Daya
Ikan,
dan
Petambak
Garam)
Permen
KP.No.71/2016
(Tentang
Jalur
Penangkapan
Ikan
dan
Penempatan
Alat
Tangkap
Ikan
di
Wilayah
Pengelolaan
Perikanan
Negara
Republik
Indonesia)
1|
2|
3|
4|
5|
6|
KEBIJAKAN PERIZINAN USAHA PERIKANAN TANGKAP ANTAR WAKTU
<2000
2000
‐
2005
2005
‐
2010
2010
‐
2014
>
2014
“Industrialisasi
Perikanan
tangkap
Terpadu”
“Usaha
Perikanan
tangkap
Terpadu”
Lisensi
Charter
Kapal
Asing
“Bilateral
Arrangement”
0%
Modal
Asing
untuk
Perikanan
Tangkap
Pengaturan
kapal
ikan
eks
asing
melalui
Bilateral
Arrangement
Menutup
kebijakan
perizinan
kapal
ikan
asing
dan
memberikan
izin
impor
kapal
eks
asing
Dukungan
negara
sahabat
terhadap
diratifikasinya
UNCLOS
1982
tentang
tambahan
luas
wilayah
200
mil
ZEE
Indonesia
Membuka
kesempatan
pengadaan
kapal
di
atas
300
GT
dan
mewajibkan
perusahaan
berbadan
hukum
Mengembalikan
laut
Indonesia
untuk
bangsa
Indonesia;
Daftar
Negatif
Investasi
untuk
perikanan
tangkap,
membuka
kesempatan
100%
modal
asing
untuk
PERIZINAN SEBAGAI INSTRUMEN PENGENDALI PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN
SUMBER
DAYA
IKAN
Pelaku Usaha (Perorangan, Badan KEGIATAN PENANGKAPAN
PERIZINAN:
• Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP)
• Alokasi Penangkapan Ikan Penanaman Modal (APIPM)
• Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI)
baru/perpanjangan
• Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)
IUU FISHING
Monitoring,
Controlling,
Surveilance
DJPT
&
PEMDA
AL/ POLRIHUBLA
BAKORKAMLA
LAINNYA
PENGAWASAN DAN PENINDAKAN PENGENDALIAN KELESTARIAN SELURUH STAKEHOLDER DJPSDKP Pungutan Pengusahaan Perikanan (PPP) Pungutan Hasil Perikanan (PHP)
PNBP-SDA:
pada hakekatnya digunakan sebagai instrumen pengendali,yang dilakukan untuk mengendalikan intensitas penangkapan pada suatu perairan, agar tidak melebihi daya dukung SDI.
PERIZINAN USAHA
PERIKANAN TANGKAP
PRINSIP UMUM PELAYANAN PERIZINAN
1. Tingkat pemanfaatan SDI belum
penuh/berlebih (fully/over exploited);
2. Semua dokumen yang dipersyaratkan telah
dipenuhi, dokumen yang diajukan harus
lengkap, benar dan absah;
3. Telah membayar pungutan perikanan;
4. First in first served.
PEMBERIAN ALOKASI SIUP
Bila daya dukung sumberdaya ikan
tidak memungkinkan penambahan izin
baru
Bila tidak memenuhi ketentuan (2) atau
(3),
PROSES ADMINISTRASI TERHADAP
PERMOHONAN IZIN DI TUNDA
PERMOHONAN DITOLAK
PENERBITAN SIPI/SIKPI
1.
Semua dokumen yang dipersyaratkan telah
dipenuhi (termasuk pemeriksaan fisik kapal),
dokumen yang diajukan harus lengkap;
2.
Telah membayar pungutan perikanan;
Bila tidak memenuhi ketentuan (1) atau
(2),
ALUR PROSES PERIZINAN PERIKANAN TANGKAP
HUBLA
KKP
1
2
Perhubungan
Laut
Perizinan &
Kenelayanan
SIUP
SIKPI
SIPI
HUBLA
KKP
4
3
Perizinan &
Kenelayanan
Kapal Perikanan &
Alat Penangkapan
Ikan
Gross Akte
Surat Ukur
• Verifikasi
• Sementara
• Tetap
Rekomenda
si Teknis
Cek fisik
Buku Kapal
DOKUMEN PERIZINAN USAHA PERIKANAN TANGKAP
SIUP
BKP
SIPI/SIKPI
•
Rencana usaha
•
NPWP
•
KTP
•
Ket. Domisili
•
Akte pendirian
perusahaan
•
Pengesahan
badan hukum
•
Surat
Pernyataan
•
Foto
•
Spesimen
tanda tangan
• SIUP • Persetujuan pengadaan kapal • Surat Ukur • Tanda Kebangsaan• Sertifikat kelaikan dan pengawakan kapal • Foto kapal keseluruhan • General Arrangement kapal • Spek API • Surat Pernyataan • Keterangan Galangan • Grosse Akte • Sertifikat keselamatan untuk kapal pengangkut ikan • Hasil pemeriksaan Fisik KAPI • Buku Kapal • Target spesies • Surat Pernyataan
• Daftar sentra nelayan (SIKPI SN)
• Daftar kapal penangkap ikan (SIKPI KI)
• Paspor/seamen book
& Foto kapten (SIKPI OA)
• SKAT VMS
• Ket. Pendaratan & Pangkalan dari Kalabuh • Bukti LKU/LKP • Akta notaris kemitraan dgn UPI yang ber-SKP • Keterangan menggunakan perwira ATKAPIN/ANKAPIN (l. Lepas)
PEMBAGIAN URUSAN & KEWENANGAN PERIZINAN TERKAIT PERIKANAN TANGKAP
PEMERINTAH
PUSAT
DAERAH
PROVINSI
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
1. Pengelolaan
penangkapan
ikan
di
wilayah
laut
di
atas
12
mil.
2. Estimasi
stok
ikan
nasional
dan
jumlah
tangkapan
ikan
yang
diperbolehkan
(JTB).
3. Penerbitan
izin
usaha
perikanan
tangkap
untuk:
a. kapal
perikanan
berukuran
di
atas
30
Gross
Tonase
(GT);
dan
b.di
bawah
30
Gross Tonase
(GT)
yang
menggunakan
modal
asing
dan/atau
tenaga
kerja
asing.
1. Pengelolaan
penangkapan
ikan
di
wilayah
laut
sampai
dengan
12
mil.
2. Penerbitan
izin
usaha
perikanan
tangkap
untuk
kapal
perikanan
berukuran
di
atas
5
GT sampai
dengan
30
GT.
3. Penetapan
lokasi
pembangunan
serta
pengelolaan
pelabuhan
perikanan
provinsi.
4. Penerbitan
izin
pengadaan
kapal
penangkap
ikan
dan
kapal
pengangkut
ikan
dengan
ukuran
di
atas
5
GT
sampai
dengan
30
GT.
5. Pendaftaran
kapal
perikanan
di
atas
5
GT
sampai
dengan
30
1. Pemberdayaan
nelayan
kecil
dalam
Daerah
kabupaten/kota.
2. Pengelolaan
dan
penyelenggaraan
Tempat
Pelelangan
Ikan
(TPI).
PERUBAHAN KEWENANGAN PENERBITAN
PERMEN KP No.
PER.30/MEN/2012 tentang usaha
perikanan tangkap di WPP-NRI
Undang-undang No. 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan
Daerah*)
1. Pusat (Direktur Jenderal)
Kapal > 30 GT
2. Provinsi (Gubernur)
Kapal > 10 – 30 GT
Pangkalan di wilayah
administrasinya
Tidak ada modal
asing/Tenaga Kerja Asing
3. Kabupaten/Kota (Bupati / Walikota)
Kapal tidak
bermotor/bermotor luar
Inboard engine
5 – 10 GT
Pangkalan di wilayah
administrasinya
Tidak ada modal
asing/Tenaga Kerja Asing
1. Pusat :
Penangkapan >12 mil
Estimasi stok ikan nasional
& JTB
Penerbitan izin usaha Kapal
> 30 GT & dibawah 30 GT
2. Provinsi :
Penangkapan s/d
12
mil
Penerbitan izin usaha >
5
GT
s/d 30
GT
*)
Dukungan Gubernur menata perizinan
kapal perikanan ukuran 30 GT kebawah
termasuk peralihan izin kab/kota ke
ISSUE YANG BERKEMBANG
1. Modifikasi atau "ganti baju"
kapal eks
‐
asing,
sehingga secara bentuk dan
dokumen seolah
‐
olah menjadi kapal dalam negeri;
2. Kapal eks
‐
asing yang
beroperasi menggunakan dokumen kapal dalam negeri;
3. Kapal eks
‐
asing yang
kabur ke luar negeri tanpa melalui proses
deregistrasi;
4. Kapal lokal yang
tidak tertib dokumen;
5. Mark
down
dilakukan dengan tujuan untuk menghindari kewajiban
Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP),
memperoleh BBM
subsidi,
serta
melaporkan hasil tangkapan lebih kecil dari yang
sebenarnya (
underreported
);
6. Sulitnya mengurus perizinan
(Permen KP:
persyaratan SIPI/SIKPI
al,
gross
act
/buku kapal perikanan;
logbook
/LKU/LKP;
cek fisik/SLO/SPB;
VMS;
UPI/pelelangan ikan);
7. Tingginya biaya pengurusan izin (antar kota antar provinsi);
8. Pelaku usaha berhitung manfaat yang
diperoleh lebih besar dari waktu dan
biaya yang
dikeluarkan selama proses
pengurusan izin;
9. Pelaku usaha menghindar dari pajak,
persyaratan
‐
persyaratan formal
dan dari
pantauan pemerintah;
TARGET KEBIJAKAN PERIZINAN USAHA PERIKANAN TANGKAP SAAT INI
IUUF
(
illegal,
unreported,
unregulated
fishing)
LRRF
(legal,
reported,
regulated
fishing
)
Pengurangan waktu dan biaya pengurusan
izin kapal perikanan
Terwujudnya pengelolaan sumber daya ikan
2 |
KONDISI TERKINI USAHA
PERIKANAN TANGKAP
PROFIL INDUSTRI PERIKANAN TANGKAP DI INDONESIA
Rumah Tangga
Perikanan/Perusahaan
Perikanan (RTP/PP)
964.231
2.739.883
Nelayan
815.544
Kapal Penangkap Ikan
Unit
Penangkapan Ikan
1.957.376
Volume
Produksi
(dalam ton)
6.484.346
Nilai
produksi
(trilyun)
108.079
Sumber: perizinan.kkp.go.id
JUMLAH IZIN AKTIF:
SIUP:
4.362
KAPAL:
4.012
Data
per
5
Juli
2017
REALISASI KAPAL PERIKANAN IZIN PUSAT MENURUT API DAN SKALA USAHA
NO ALAT TANGKAP SKALA USAHA KECIL (<=60 GT) MENENGAH (60 ‐200 GT) BESAR (> 200 GT) JUMLAH 1 Bouke Ami 379 192 ‐ 571 2 Bubu (Pots) 6 1 ‐ 7 3 Huhate (Pole and Line) 74 20 ‐ 94 4 Jala Jatuh Berkapal (Cast Nets) 20 19 ‐ 39 5 Jaring Insang Oseanik 144 253 3 400 6 Jaring Liong Bun 116 23 ‐ 139 7 Pancing Cumi (Squid Jigging) 63 332 ‐ 395 8 Pancing Prawai Dasar (Bottom Long Line) Paparan Sahul 1 ‐ ‐ 1 9 Pancing Ulur (Hand Line) 2 1 ‐ 3 10 Pancing Ulur (Hand Line) Tuna 40 25 ‐ 65 11 Pengangkut/Pengumpul 54 167 26 247 12 Purse Seine (Pukat Cincin) Pelagis Besar Dengan Satu Kapal 4 393 2 399 13 Purse Seine (Pukat Cincin) Pelagis Kecil Dengan Satu Kapal 388 765 4 1,157 14 Rawai Dasar (Set Long Line) 51 59 ‐ 110 15 Rawai Hanyut (Drifting Long Lines) / Rawai Tuna 188 199 ‐ 387 TOTAL 1,530 2,449 35 4,0141530
2449
35
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
KECIL
(
≤
60
GT)
MENENGAH
(60
‐
200
GT)
BESAR
(>200
GT)
571 572 573 711 712 713 714 715 716 717 718
Sebaran Kapal Perikanan Izin Pusat Menurut WPP-NRI
JUMLAH USAHA PERIKANAN TANGKAP MENURUT KATEGORI USAHA
DATA PER 5 JULI 2017
NO
KATEGORI
USAHA
SIUP
AKTIF
SIUP
AKTIF
TERVERIFIKASI
NPWP
(%)
1
KOPERASI
21
1
4.76
2
KUB
795
15
1.89
3
PERORANGAN
3.160
2.028
64.18
4
SWASTA
NASIONAL
385
233
60.52
Berdasarkan
data
Ditjen
Pajak
‐
Kemenkeu,
data
NPWP
yang
sudah
tervalidasi
baru
GAMBARAN UMUM TINGKAT KEPATUHAN KAPAL PERIKANAN INDONESIA
DATA PER 5 JULI 2017
TRASNSMITTER
TERPASANG
2.870KAPAL
TRANSMITTER AKTIF
2.755KAPAL(95,99%)
TIDAK AKTIF
115 KAPAL(4,01%)
ALASAN :
•
DIMATIKAN
UNTUK
MENGHINDARI
PEMANTAUAN
•
KAPAL
DALAM
PERBAIKAN
(DOCKING),
Atau
•
KAPAL
IKAN
DALAM
KONDISI
RUSAK
3.950
Unit Kapal
Berizin
GAMBARAN UMUM TINGKAT KEPATUHAN KAPAL PERIKANAN INDONESIA
DATA PER 5 JULI 2017
633
KAPAL TERIDENTIFIKASI
MELAKUKAN PELANGGARAN
BEROPERASI
TANPA
SIPI
PERINGATAN
1,
2,
DAN
3
PELANGGARAN
ALAT
TANGKAP
PEMBEKUAN
SKAT
PELANGGARAN
DAERAH
PENANGKAPAN
IKAN
PEMBEKUAN
PERIZINAN
PELANGGARAN
PELABUHAN
PANGKALAN
PENINDAKAN
HUKUM
PERMASALAHAN PENGURUSAN PERIZINAN SAAT INI
A. PEMILIK KAPAL
Kurangnya kelengkapan dokumen
Pengurusan kapal di
atas
30
GT
dilakukan di
pusat
Menggunakan jasa pengurus sehingga
memperpanjang mekanisme perizinan
dan
menambah biaya
Keterbatasan waktu pelaku usaha
B. KKP
Dokumen tidak lengkap
Dokumen tidak benar
Data
kapal tidak sama dengan data
kapal
MODUS PENYALAHGUNAAN BUKU KAPAL PERIKANAN (BKP)
Pemalsuan Tanda Pengenal Kapal
MODUS PENYALAHGUNAAN BUKU KAPAL PERIKANAN (BKP)
Buku kapal sudah diterbitkan namun pemilik
mengajukan buku kapal baru dengan dimensi
MODUS PENYALAHGUNAAN BUKU KAPAL PERIKANAN (BKP)
Kapal fiber tetapi dimodifikasi
menjadi kapal kayu
(indikasi kapal eks asing)
Dokumen yang diajukan
kapal kayu tetapi aslinya
adalah kapal kontruksi besi
TANTANGAN YANG DIHADAPI
•
Moratorium terhadap kapal eks. asing yang diberlakukan sejak 2014,
•
Larangan penggunaan Pukat Hela dan Pukat Tarik (Pukat Ikan, Pukat Udang dan
sejenisnya) sesuai Permen 02/2015 yang nilai PNPB nya tinggi
•
Purse seine armada group tidak operasional sesuai Permen KP no. 57/PERMEN
‐
KP/2014 yang mengatur penghentian kegiatan alih muatan di laut sehingga hal
tersebut mengurangi penerimaan PNBP karena satuan armada tarifnya lebih besar
•
Struktur armada kapal perikanan didominasi oleh pelaku skala usaha kecil 30
‐
60 GT
•
Kewenangan penerbitan izin usaha dan kapal perikanan :
Kapal 5 – 30 GT menjadi kewenangan daerah dan pungutan hasil perikanan pun
menjadi kewenangan daerah
Kapal > 30 GT menjadi kewenangan pemerintah Pusat (KKP)
•
Markdown Ukuran Kapal
•
Interkoneksi sistem perizinan antar K/L terkait
•
Interkoneksi
pelabuhan
perikanan
yang
dikelola
pusat
(KKP),
daerah
(Provinsi/Kabupaten) serta pelabuhan umum (Kementerian Perhubungan)
•
Peningkatan sarana pendukung teknologi informasi di pelabuhan perikanan
•
Peningkatan Kuantitas dan kualitas SDM di pelabuhan perikanan
4 |
STRATEGI PENINGKATAN
KEPATUHAN KAPAL
PERCEPATAN PERIZINAN MELALUI PELAKSANAAN GERAI
PERMEN
KP
Nomor 23
Tahun 2013
(REGULER)
PERMEN
KP
Nomor 11
Tahun 2016
(GERAI)
Persyaratan permohonan Pendaftaran Kapal Perikanan :
1.
Fotokopi SIUP;
2.
Fotokopi bukti kepemilikan kapal (
grosse akte
)
atau akta hipotik dan/atau perubahannya;
3.
Rekomendasi dari Direktur Jenderal Perikanan
Budidaya,
untuk kapal pengangkut ikan hasil
budidaya;
4.
Fotokopi KTP
pemilik kapal/penanggung jawab
perusahaan;
5.
Fotokopi surat ukur kapal;
6.
Fotokopi surat tanda kebangsaan kapal;
7.
Fotokopi sertifikat kelaikan dan pengawakan kapal
untuk kapal penangkap ikan atau fotokopi
sertifikat keselamatan untuk kapal pengangkut
ikan;
8.
Foto kapal keseluruhan tampak samping dengan
ukuran 5
x
10
cm
sebanyak 2
lembar (berwarna);
9.
Surat
keterangan penghapusan dari daftar kapal
yang
diterbitkan oleh negara asal untuk kapal
perikanan yang
dibeli atau diperoleh dari luar
negeri dan sudah terdaftar di
negara asal;
dan
10. Surat
pernyataan bermeterai cukup yang
menyatakan bertanggung jawab atas kebenaran
data
dan informasi yang
disampaikan.
Persyaratan permohonan Pendaftaran Kapal Perikanan :
1.
Fotokopi SIUP;
2.
Fotokopi gross
akte;
3.
Fotokopi pas
besar atau fotokopi pas
kecil;
4.
Foto kapal keseluruhan tampak samping dengan
ukuran 5
x
10
cm
sebanyak 2
(dua)
lembar
(berwarna).
Gerai Perizinan
berdasarkan Permen
KP. No. 11/2015
Verifikasi Hasil Kapal Ukur
Ulang di 34 lokasi &
Penerbitan Izin Yang Sesuai
Dengan Ukuran Kapal
Penilaian Usaha
Dalam
Rangka Verifikasi Faktual
SIUP, SIPI/SIKPI
POKJA Perizinan
dalam rangka
Evaluasi Izin Kapal Eks. Asing &
Evaluasi Kawasan Perikanan
Tangkap
1
2
3
4
Gerai
dilaksanakan
di
34
lokasi
&
hasil
gerai
penerbitan
SIUP:
539,
SIPI:375,
SIKPI:4
Total
918
Izin
Kapal
hasil
ukur
ulang
dari
PERLA
‐
KEMENHUB
sebanyak
15.800
kapal
Rekomendasi
hasil
Analisa
IRR,
BCR,
NPV,
Batas
Wajar,
Produksi,
Nilai
Produksi,
Pelabuhan,
Biaya
Operasional)
sebanyak
SIUP:4.205,
SIPI:3.710,
SIKPI:274
Dukungan
dalam
rangka
operasional
pengelolaan
WPP
‐
RI
di
Laut
Lepas
&
Samudera
Hindia
beserta
Perairan
Darat
yang
terseleksi
sebanyak
2
WPP
&
10
Lokasi
PUD
Hasil
Verifikasi
Ulang
SIUP,
PELAKSANAAN GERAI PERIZINAN KAPAL HASIL UKUR ULANG
Pencapaian :
1. SIUP terbit
: 1.152
2. SIPI/SIKPI terbit : 1.061
3. PNBP
: 87 M
4. Lokasi
: 32
Sisa dari target
: 6.439
Rencana sd Akhir 2017 :
1. Lokasi
: 34
2. SIPI/SIKPI terbit : 2.000
3. Sisa dari target : 3.793
Pencapaian sd akhir Mei :
1. SIUP terbit
: 1.060
2. SIPI/SIKPI terbit : 646
3. PNBP
: 70 M
4. Lokasi
: 22
Sisa dari target
: 5.793
Rencana :
1. Lokasi
: 40
2. SIPI/SIKPI terbit : 3.793
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
TARGET 7.500 UNIT KAPAL TERUKUR ULANG
Info Hubla:
Kapal yang akan diukur ulang 15.000, estimasi 50% berizin pusat
RINCIAN REALISASI GERAI PERIZINAN TAHUN 2016
WAKTUPELAKSAN AAN GERAI
LOKASI GERAI SIUP SIPI SIKPI
JUMLA H IZIN TERBIT SPP-PPP SPP-PHP SPP-PPKA JUMLAH PNBP 2016 2016-04 KENDARI 16 11 0 27 Rp 57.477.000 Rp 247.779.675 Rp - Rp 305.256.675 2016-05 BELAWAN 11 29 0 40 Rp 40.054.000 Rp 303.960.735 Rp - Rp 344.014.735 2016-05 BITUNG 10 7 0 17 Rp 127.954.000 Rp 156.420.650 Rp - Rp 284.374.650 2016-05 NIZAM ZACHMAN 33 24 0 57 Rp 224.997.000 Rp 3.218.480.150 Rp - Rp 3.443.477.150 2016-05 SIBOLGA 7 5 0 12 Rp 16.339.000 Rp 137.856.425 Rp - Rp 154.195.425 2016-06 INDRAMAYU 12 5 0 17 Rp 44.620.000 Rp 247.967.438 Rp - Rp 292.587.438 2016-07 PEMANGKAT 3 16 0 19 Rp 31.220.000 Rp 960.201.450 Rp - Rp 991.421.450 2016-07 MANADO 33 41 0 74 Rp 115.880.000 Rp 1.303.222.113 Rp - Rp 1.419.102.113 2016-07 PEKALONGAN 18 28 0 46 Rp 52.267.500 Rp 2.231.509.545 Rp - Rp 2.283.777.045 2016-08 BALI 21 45 7 73 Rp 266.502.000 Rp 3.886.009.925 Rp 8.745.000,00 Rp 4.161.256.925 2016-08 PROBOLINGGO 43 35 0 78 Rp 191.437.000 Rp 2.941.803.540 Rp - Rp 3.133.240.540 2016-08 PATI 82 76 3 161 Rp 428.209.500 Rp 8.523.640.210 Rp 6.375.000,00 Rp 8.958.224.710 2016-08 KENDARI 19 20 0 39 Rp 62.292.000 Rp 445.208.400 Rp - Rp 507.500.400 2016-09 JEPARA 14 10 0 24 Rp 41.700.000 Rp 598.569.075 Rp - Rp 640.269.075 2016-09 MERAUKE 8 25 0 33 Rp 84.788.000 Rp 632.860.953 Rp - Rp 717.648.953 2016-09 NIZAM ZACHMAN 73 40 3 116 Rp 387.565.000 Rp 4.303.173.756 Rp 5.295.000,00 Rp 4.696.033.756 2016-09 KEJAWANAN 22 52 3 77 Rp 102.822.000 Rp 3.277.530.279 Rp 5.355.000,00 Rp 3.385.707.279 2016-10 MUARA ANGKE 74 43 0 117 Rp 566.284.000 Rp 3.776.206.263 Rp - Rp 4.342.490.263 2016-10 BALI 48 51 1 100 Rp 358.424.000 Rp 4.149.786.530 Rp 2.280.000,00 Rp 4.510.490.530 2016-10 MAKASAR 12 6 0 18 Rp 56.311.000 Rp 297.486.165 Rp - Rp 353.797.165 2016-10 TB.KARIMUN 46 36 0 82 Rp 140.678.000 Rp 2.706.434.446 Rp - Rp 2.847.112.446 2016-10 REMBANG 56 54 5 115 Rp 299.365.500 Rp 4.415.777.360 Rp 11.235.000,00 Rp 4.726.377.860 2016-11 BELAWAN 73 19 0 92 Rp 332.106.000 Rp 1.563.069.300 Rp - Rp 1.895.175.300 2016-11 NIZAM ZACHMAN 88 48 2 138 Rp 573.806.500 Rp 5.585.031.870 Rp 6.285.000,00 Rp 6.165.123.370 2016-11 BALI 25 48 1 74 Rp 421.091.500 Rp 2.660.137.725 Rp 4.125.000,00 Rp 3.085.354.225 2016-11 PEKALONGAN 31 27 0 58 Rp 149.589.000 Rp 2.114.200.250 Rp - Rp 2.263.789.250 2016-11 MANADO 19 23 2 44 Rp 49.930.000 Rp 793.499.715 Rp 1.815.000,00 Rp 845.244.715 2016-11 BATAM 22 26 2 50 Rp 71.522.500 Rp 1.356.989.718 Rp 2.055.000,00 Rp 1.430.567.218 2016-12 MUARA ANGKE 76 30 1 107 Rp 384.129.000 Rp 2.184.541.093 Rp 2.925.000,00 Rp 2.571.595.093 2016-12 PATI 94 42 2 138 Rp 476.309.500 Rp 4.130.369.560 Rp 1.920.000,00 Rp 4.608.599.060
RINCIAN REALISASI GERAI PERIZINAN TAHUN 2017
2017‐01 MUARA BARU 28 1 0 29 143,754,500 121,902,300 0 265,656,800 2017‐01 PATI 51 31 1 83 261,509,000 2,940,305,050 1,185,000 3,202,999,050 2017‐02 BATANG 59 64 0 123 339,570,000 5,927,417,288 0 6,266,987,288 2017‐02 MUARA ANGKE 54 45 0 99 342,246,000 4,678,681,250 0 5,020,927,250 2017‐02 MUARA BARU 48 50 0 98 338,619,500 4,753,857,625 0 5,092,477,125 2017‐02 PADANG 114 12 0 126 334,435,000 1,245,890,550 0 1,580,325,550 2017‐02 SORONG 6 11 0 17 11,180,000 594,231,000 0 605,411,000 2017‐02 TEGAL 52 39 2 93 265,364,000 3,856,872,551 2,415,000 4,124,651,551 2017‐02 SIBOLGA 21 21 0 42 131,972,500 3,152,327,300 0 3,284,299,800 2017‐03 BALI 36 50 0 86 349,664,000 5,710,872,113 0 6,060,536,113 2017‐03 BELAWAN 43 29 1 73 161,625,000 3,111,225,650 2,895,000 3,275,745,650 2017‐03 PATI 60 31 0 91 382,758,000 2,837,318,938 0 3,220,076,938 2017‐04 KENDARI 15 13 0 28 60,843,500 552,811,125 0 613,654,625 2017‐04 MANADO 28 23 0 51 136,525,000 2,216,104,825 0 2,352,629,825 2017‐04 PALEMBANG 32 15 0 47 128,829,000 1,008,717,263 0 1,137,546,263 2017‐04 TEGAL 58 20 0 78 376,744,000 1,785,023,963 0 2,161,767,963 2017‐05 BALI 28 39 0 67 207,705,000 3,263,078,413 0 3,470,783,413 2017‐05 INDRAMAYU 29 8 0 37 101,810,000 358,030,200 0 459,840,200 2017‐05 MUARA BARU 82 34 0 116 584,796,500 5,226,744,050 0 5,811,540,550 2017‐05 PATI 97 30 0 127 531,437,000 3,164,454,325 0 3,695,891,325 2017‐05 TANJUNG BALAI KARIMUN 91 38 0 129 512,695,500 3,929,133,625 0 4,441,829,125 2017‐06 CILACAP 44 38 0 82 200,907,500 3,670,346,725 0 3,871,254,225 2017‐06 BELAWAN 74 96 0 170 433,554,000 9,655,300,788 0 10,088,854,788 2017‐06 CIREBON 52 107 0 159 294,399,500 9,228,205,017 0 9,522,604,517 SUB TOTAL 2017 1,202 845 4 2,051 6,632,944,000 82,988,851,934 6,495,000 89,628,290,934 WAKTU PELAKSANA AN GERAILOKASI GERAI SIUP SIPI SIKPI
JUMLAH IZIN TERBIT
PENCAPAIAN PNBP PERIKANAN
2011 2012 2013 2014 2015 2016 *)
Pendapatan Perikanan 183.423.043.800 215.489.127.500 227.561.090.600 214.445.203.505 77.476.601.001 362.147.217.986 Pendapatan Penjualan Lainnya 1.995.039.871 1.798.467.281 1.882.441.170 2.307.462.106 2.478.717.841 4.781.815.534 Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan 2.055.272.760 3.288.906.677 3.307.590.826 2.703.901.842 2.876.897.041 1.321.747.333 Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi, Pelatihan dan
Teknologi 1.438.504.948 1.146.028.700 1.252.595.169 1.893.832.200 2.058.168.840 1.925.857.171 Pendapatan Sensor, Karantina, Pengawasan, Pemeriksaan 15.829.188.181 17.347.047.992 16.522.448.194 15.621.831.795 20.023.560.608 52.862.486.694 Pendapatan Jasa Bandar Udara, Kepelabuhan dan Kenavigasian 7.980.159.484 2.514.543.511 2.927.716.769 3.501.634.611 3.545.194.680 6.824.482.487 Pendapatan Penjualan Hasil Peternakan dan Perikanan 8.221.091.042 13.705.579.734 14.636.930.320 16.793.969.042 17.768.793.390 16.304.124.080 Pendapatan Jasa Lainya 145.834.952 20.272.792.614 19.527.544.832 9.198.530.340 9.916.447.604 15.522.573.459