• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Daun Tumbuhan Benalu Nangka (Macrosolen Cochinchinensis (Lour). Van Tiegh)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Daun Tumbuhan Benalu Nangka (Macrosolen Cochinchinensis (Lour). Van Tiegh)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang tersusun atas 15 atom karbon, dengan

dua cincin aromatik yang dihubungkan menjadi satu oleh sebuah jembatan yang terdiri

dari tiga atom karbon (Crozieret al. 2006).

Flavonoida merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar. Menurut

perkiraan, kira-kira 2% dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan diubah

menjadi flavonoida atau senyawa yang berkaitan erat dengannya (Markham, 1988).

Senyawa flavonoida diduga sangat bermanfaat dalam makanan karena berupa

senyawa fenolik, senyawa ini bersifat antioksidan kuat. Flavonoid memiliki

kemampuan untuk menghilangkan dan secara efektif ‘menyapu’ spesies pengoksidasi

yang merusak. Oleh karena itu, makanan yang kaya flavonoid dianggap penting untuk

mengobati penyakit-penyakit, seperti kanker dan penyakit jantung (Heinrichet al.

2009).

Tanaman benalu selama ini telah digunakan sebagai tanaman obat, seperti obat

batuk, kanker, diuretik, dan pengobatan setelah melahirkan. Bagian dari benalu yang

berkhasiat sebagai tanaman obat adalah bagian daun benalu, seperti pada benalu teh,

mangga, dan duku. Potensi benalu sebagai tanaman obat apabila terus dikembangkan

maka akan menghasilkan manfaat yang besar, yaitu mengurangi biaya pengobatan

sekaligus meningkatkan devisa negara (Handayani, 2011).

(2)

Loranthaceae merupakan kelompok parasit yang awalnya dianggap tidak

bermanfaat, hal ini berkaitan dengan sifat parasit benalu yang dapat merusak tanaman

inang. Namun, spesies dari famili Loranthaceae telah dilaporkan memiliki efek

sebagai obat kanker (Ohashi et al. 2008, Darmawan et al. 2004), komprevensi, agen

pendamping kemoterapi, antiinflamasi, (Ikawati et al. 2008) dan memiliki efek respon

immunobiologi (Fernandez et al. 2003).

Aktivitas benalu dikarenakan adanya senyawa marker keluarga Loranthaceae

berupa flavonoid kuersetin (Ikawati et al. 2008). Kuersetin merupakan suatu aglikon

flavonoid yang mempunyai gugus polifenol, sehingga komponen fenoliknya yang

sangat reaktif dapat menstabilkan senyawa dan sebagai antioksidan.

Senyawa aktif dalam daun benalu mengandung quersetin, alkaloida,saponin,

flavonoid, dan tanin. Setiap kandungan ini memang sangat bergantung dari jenis

pohon induk yang dia tumpangi.

Senyawa flavonoida merupakan senyawa yang dapat mencegah tumbuhnya sel

kanker, sedangkan senyawa antioksidan dapat menangkal adanya radikal bebas dan

mencegah penuaan dini (Tyas, 2011).

Peneliti sebelumnya, Qiang et al. (1996) telah mengisolasi 6 senyawa dari

tumbuhan Macrosolen cochinchinensis berdasarkan analisis spektroskopi dan sifat

fisikokimianya, yaitu quarsetin, asam galat, orientin, rutin, quersetin-3-O-apiosil

(1→2)-[ramnosil(1→6)]-glukosida, visenin. Artanti,dkk (2003) juga telah melakukan

uji aktivitas antioksidan dari ekstrak daun benalu Macrosolen cochinchinensis (Lour).

Van Tiegh yang tumbuh pada inang duku (Lansium domesticum) dan hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak metanol dan fraksi butanol daun benalu duku

memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50< 10ppm, sedangkan IC50> 40ppm untuk

ekstrak airnya.Hermawan et al. (2011) juga telah meneliti pengaruh dari ekstrak air

dari daun benalu Macrosolen cochinchinensis (Lour). Tieghpada 7,12-dimetilben [a]

antrasena (DMBA) yang distimulasikan pada anak tikus terhadap penyembuhan

penyakit kanker hati.

(3)

Dari uji pendahuluan yang peneliti lakukan, yaitu dengan uji skrining fitokimia

dengan pereaksi FeCl3

1.2Permasalahan

5% menunjukkan bahwa ekstrak metanol dan etilasetat daun

tumbuhan ini positif mengandung senyawa flavonoida.

Dari uraian diatas dan beberapa literatur yang berkaitan dengan tumbuhan

Benalu Nangka, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap daun

tumbuhan Benalu Nangka, khususnya mengenai senyawa flavonoida yang terkandung

di dalam daun tumbuhan Benalu Nangka dan golongannya.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah senyawa flavonoid golongan apakah yang

terkandung dalam daun tumbuhan Benalu Nangka.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi dan menentukan golongan

senyawa flavonoida dari daun tumbuhan Benalu Nangka.

1.4Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumber informasi ilmiah pada

bidang Kimia Bahan Alam Hayati khususnya tentang golongan senyawa flavonoida

yang terkandung dalam daun tumbuhan Benalu Nangka.

(4)

1.5Lokasi Penelitian

1.5.1 Tempat Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan diperoleh dari pekarangan kampus Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Sumatera Utara, Medan.

1.5.2 Tempat Melakukan Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Bahan Alam dan Laboratorium

Pascasarjana FMIPA USU, Medan.

1.5.3 Lokasi Identifikasi Senyawa

Identifikasi senyawa hasil isolasi yang meliputi analisa Spektrofotometer UV-Vis

dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA ITB, Spektrofotomter FT-IR dan

Spektrometer 1

1.6Metodologi Penelitian

H-NMR dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Kimia-LIPI,

Komplek PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang.

Dalam penelitian ini, isolasi senyawa flavonoida dilakukan terhadap tumbuhan Benalu

Nangka berupa serbuk halus yang kering sebanyak 2000 g. Pada tahap awal, dilakukan

uji kualitatif flavonoida, yaitu dengan merendam daun tumbuhan Benalu Nangka

menggunakan pelarut metanol dan etilasetat dengan menggunakan pereaksi FeCl3 5%.

Tahapan isolasi yang dilakukan adalah ekstraksi maserasi dengan pelarut metanol,

kemudian dilakukan pemisahan tanin dengan menggunakan pelarut etilasetat. Ekstrak

bebas tanin dilarutkan dengan pelarut metanol, kemudian diekstraksi partisi

menggunakan pelarut n-heksana, selanjutnya dilakukan hidrolisa (pemutusan ikatan

gula) menggunakan HCL 2 N. Kemudian dianalisa dengan kromatografi lapis tipis dan

pemisahan dilakukan dengan kromatografi kolom sehingga dihasilkan fraksi-fraksi

flavonoid. Fraksi-fraksi flavonoid yang dihasilkan kembali dianalisa dengan

kromatografi lapis tipis ,kemudian dimurnikan dengan kromatografi lapis tipis

preparatif sehingga dihasilkan senyawa flavonoid yang murni, yang kemudian

dianalisa dengan kromatografi lapis tipis. Identifikasi struktur senyawa murni hasil

isolasi dilakukan dengan Spektrofotometer UV-Vis, FT-IR dan Spektrometer 1

H-NMR.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan selesainya pelaksanaan Evaluasi Administrasi, Teknis, Harga dan Kualifikasi untuk Pekerjaan Bantuan Sarana Prasarana Peribadatan, maka dengan ini

[r]

Berdasarkan hasil Evaluasi dan Pembuktian Kualifikasi terhadap data kualifikasi Perusahaan maka Panitia Pengadaan Barang/Jasa Rehabilitasi Berat 3 Ruang Kelas MIN Ngronggi

[r]

Berdasarkan hasil Evaluasi dan Pembuktian Kualifikasi terhadap data kualifikasi Perusahaan maka Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pengadaan Ruang Perpustakaan Baru MIN Ngronggi

19 Desember 2011 secara tertulis, diajukan kepada Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (selaku Pejabat Pembuat Komitmen) tembusan Ketua Pokja ULP pada

substansi inti program aksi bidang kependidi kan yang terkait dengan pendidikan kewirausahaan adalah penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum

 Cara menceritakan kembali isi tembang dolanan bertema kerja sama dalam ragam ngoko. 5 kali pertemu an @ 2 jam