• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.) Terhadap Dosis Pupuk Guano Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respon Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.) Terhadap Dosis Pupuk Guano Chapter III V"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di UPT Balai Benih Induk (BBI) Palawija Dinas

Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang

Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut, mulai bulan

Juli 2016 sampai November 2016.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang tanah

Varietas Jerapah, Varietas Kelinci, Varietas Bima, pupuk guano, pupuk urea, KCl

dan bahan-bahan lain yang mendukung penelitian ini.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, gembor,

meteran, timbangan, pacak sampel, alat tulis dan alat-alat lain yang mendukung

pelaksanaan penelitian ini.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2

faktor perlakuan yaitu :

Faktor I : 3 Varietas kacang tanah, yaitu :

V1 = Varietas Jerapah

V2 = Varietas Kelinci

V3 = Varietas Bima

Faktor II : Pemberian pupuk guano yang terdiri dari 4 taraf, yaitu :

G0 = 0 kg/ha (0 g/2m²)

G1 = 200 kg/ha (40 g/2m²)

G2 = 400 kg/ha (80 g/2m²)

(2)

Diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 12 kombinasi, yaitu :

V1G0 V2G0 V3G0

V1G1 V2G1 V3G1

V1G2 V2G2 V3G2

V1G3 V2G3 V3G3

Jumlah ulangan (Blok) : 3 ulangan

Jumlah plot : 36 plot

Jarak antar blok : 50 cm

Jarak antar plot : 30 cm

Ukuran plot : 200 cm x 100 cm

Jarak antar tanaman : 40 x 20 cm

Jumlah tanaman/plot : 25 tanaman

Jumlah sampel/plot : 5 tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model

linear aditif sebagai berikut :

Yijk = μ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk

i = 1,2,3 j = 1,2,3, k = 1,2,3,4

Dimana:

Yijk : Hasil pengamatan pada blok ke-i , varietas kacang tanah (V) ke-j dan

dosis pemberian pupuk guano (G) pada taraf ke-k

μ : Nilai tengah

ρi : Efek dari blok ke-i

αj : Efek dari varietas kacang tanah ke-j

(3)

(αβ)jk : Efek interaksi perlakuan varietas kacang tanah ke-j dan pemberian

pupuk guano pada taraf ke-k

εijk : Galat dari blok ke-i, Uji beberapa varietas kacang tanah (V) pada ke-j

dan pemberian pupuk guano (G) pada taraf ke-k

Terhadap sidik ragam yang nyata, maka dilanjutkan analisis lanjutan dengan

menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5 %

(4)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Pengolahan Tanah

Sebelum areal diolah, terlebih dahulu areal dibersihkan dari rerumputan,

sisa-sisa tanaman, dan batu-batuan yang dapat mengganggu pertumbuhan

tanaman dengan menggunakan cangkul. Pengolahan tanah dilakukan dengan

mencangkul tanah sedalam ± 30 cm dengan cara membalikkan tanah. Pengolahan

dilaksanakan dengan tujuan menghancurkan dan menghaluskan tanah. Setelah

pengolahan tanah selesai dibuat plot sesuai dengan metode penelitian.

Pembuatan Plot dan Saluran Drainase

Bedengan dibuat membujur searah Utara–Selatan, agar penyebaran cahaya

matahari dapat merata mengenai seluruh tanaman. Plot berukuran 200 x 100 cm,

kedalaman 30 cm, jarak antar plot 30 cm, jarak antar blok 50 cm. Selanjutnya

dibuat saluran drainase pada pinggir lahan dengan lebar 50 cm menuju paret

pembuangan air.

Aplikasi Pupuk Guano

Pupuk guano yang telah ditimbang sesuai dengan perlakuan ditebar merata

kedalam tanah dengan cara menuangkan seluruh dosis/plot, kemudian tanah dan

pupuk guano diolah secara merata dan tanah dibiarkan selama 7 hari.

Penanaman

Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu dibuat lubang tanam sesuai

dengan perlakuan. Penanaman dilakukan pada lubang tanam dengan cara

(5)

Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi atau sore hari serta tergantung

keadaan cuaca. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor dan

diusahakan agar tanahnya tidak terlalu basah.

Penjarangan

Penjarangan dilakukan setelah tanaman berumur 1 minggu setelah tanam

dimana hanya 1 tanaman sehat yang dibiarkan pada setiap lubang tanam.

Penjarangan dilakukan dengan cara memotong tanaman tepat di atas permukaan

tanah dengan menggunakan gunting.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila ada tanaman yang mati atau

pertumbuhannya tidak sempurna. Hal ini dilakukan sampai umur 7 hari setelah

tanam (HST) agar diperoleh pertumbuhan tanaman yanag serentak.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan pada saat tanam dengan anjuran 100 kg urea/ha dan

75 kg KCL/ha. Cara pemupukan yaitu dengan menggunakan pupuk tunggal,

kemudian dibuat larikan dekat barisan tanaman (sekitar 5 cm dari barisan tanaman

dengan kedalaman antara 3-5 cm), pupuk ditabur sepanjang larikan kemudian

ditutup kembali dengan tanah.

Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan sekali pada periode 6-8 minggu setelah tanam

(MST). Dengan cara menaikkan tanah dari samping kiri dan kanan barisan

(6)

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan jenis hama dan

gejala penyakit yang ditemukan di lapangan.

Panen

Kriteria panen meliputi batang mulai mengeras, daun mulai menguning

dan sebagian mulai gugur, polong sudah terisi penuh dan keras, warna polong

sudah coklat kehitam-hitaman dan kriteria panen dapat mengikuti

deskripsi.`Pemanenan kacang tanah dilakukan dengan mencabut seluruh tanaman,

kemudian diambil semua polong yang terbentuk dari setiap tanaman.

Parameter Pengamatan

Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh

tanaman. Tinggi tanaman diukur dimulai pada saat tanaman telah berumur 2 - 7

MST.

Jumlah Cabang

Jumlah cabang yang diukur adalah jumlah cabang primer. Jumlah cabang

dihitung dimulai pada saat tanaman telah berumur 2 - 7 MST.

Jumlah Polong per Sampel

Jumlah polong berisi yang dihitung per sampel dengan kriteria biji dalam

polong terbentuk sempurna (tidak gepeng dan keriput) dan minimum berisi satu

biji.

Bobot Polong per Sampel

Polong kacang tanah dijemur di bawah terik matahari selama 3 hari,

(7)

Bobot Polong per plot

Polong kacang tanah dijemur di bawah terik matahari selama 3 hari,

kemudian ditimbang bobot polong pada tanaman per plot.

Bobot Biji per Sampel

Biji kacang tanah dari tanaman sampel dikupas dari kulitnya kemudian

dikeringkan udara sampai mencapai kadar air 14 % dan ditimbang menggunakan

timbangan digital.

Bobot Biji per Plot

Biji kacang tanah tiap plot dikupas dari kulitnya kemudian dikeringkan

udara hingga mencapai kadar air 14 % dan ditimbang menggunakan timbangan

digital.

Bobot 100 Biji Kacang Tanah

Biji kering diambil secara acak sebanyak 100 biji dari setiap perlakuan

lalu dikeringkan udara sampai kadar air 14 % kemudian ditimbang menggunakan

(8)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil penelitian menunjukan bahwa varietas kacang tanah berpengaruh

tidak nyata terhadap jumlah cabang 2 dan 3 MST dan berpengaruh nyata terhadap

tinggi tanaman 2-7 MST, jumlah cabang 4-7 MST, jumlah polong per sampel,

bobot polong per sampel, bobot polong per plot, bobot biji per sampel, bobot biji

per plot, bobot 100 biji. Pupuk guano berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi

tanaman 2-7 MST, jumlah cabang 2,3,4 dan 7 MST, jumlah polong per sampel,

bobot polong per sampel, bobot polong per plot, bobot biji per sampel, bobot biji

per plot, bobot 100 biji dan berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang 5 dan 6

MST. Interaksi antara varietas kacang tanah dan pupuk guano berpengaruh tidak

nyata terhadap 2-7 MST, jumlah cabang 2-7 MST dan bobot 100 biji dan

berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per sampel, bobot polong per sampel,

bobot polong per plot bobot biji per sampel dan bobot biji per plot .

Tinggi Tanaman

Data pengamatan tinggi tanaman kacang tanah dapat dilihat pada

Lampiran 7,9,11,13,15 dan 17 sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran

8,10,12,14 dan 18 yang menunjukan bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata

terhadap tinggi tanaman. Perlakuan pupuk guano berpengaruh tidak nyata

terhadap tinggi tanaman pada 2- 7 MST. Interaksi tiga varietas kacang tanah

terhadap dosis pupuk guano berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman .

Tinggi tanaman 2 - 7 MST pada tiga varietas kacang tanah terhadap dosis

(9)

Tabel 1. Tinggi tanaman tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano.

MST Varietas Kacang Tanah

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kelompok kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%

Dari tabel 1 dapat dilihat pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa

pada umur 2 MST rataan tinggi tanaman tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 4,48

cm yang berbeda nyata dengan perlakuan V2 (Kelinci) dan V3 (Jerapah)

sedangkan rataan tinggi tanaman terendah yaitu V2 (Kelinci) sebesar 3,18 cm.

(10)

sebesar 4,23 cm sedangkan rataan tinggi tanaman terendah pada perlakuan G1

(200 kg/ha) sebesar 3,80 cm.

Pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa pada umur 3 MST rataan

tinggi tanaman tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 7,07 cm yang berbeda nyata

dengan perlakuan V2 (Kelinci) dan berbeda tidak nyata dengan V3 (Jerapah)

sedangkan rataan tinggi tanaman terendah yaitu V2 (Kelinci) sebesar 5,16 cm.

Pada perlakuan pupuk guano rataan tinggi tanaman tertinggi yaitu G1 (200 kg/ha)

sebesar 6,61 cm sedangkan rataan tinggi tanaman terendah pada perlakuan G0 (0

kg/ha) sebesar 5,78 cm.

Pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa pada umur 4 MST rataan

tinggi tanaman tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 12,53 cm yang berbeda nyata

dengan perlakuan V2 (Kelinci) dan V3 (Jerapah) sedangkan rataan tinggi tanaman

terendah yaitu V2 (Kelinci) sebesar 8,40 cm. Pada perlakuan pupuk guano rataan

tinggi tanaman tertinggi yaitu G3 (600 kg/ha) sebesar 11,02 cm sedangkan rataan

tinggi tanaman terendah pada perlakuan G0 (0 kg/ha) sebesar 9,94 cm.

Pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa pada umur 5 MST rataan

tinggi tanaman tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 21,85 cm yang berbeda nyata

dengan perlakuan V2 (Kelinci) dan V3 (Jerapah) sedangkan rataan tinggi tanaman

terendah yaitu V2 (Kelinci) sebesar 16,50 cm. Pada perlakuan pupuk guano rataan

tinggi tanaman tertinggi yaitu G2 (400 kg/ha) sebesar 19,26 cm sedangkan rataan

tinggi tanaman terendah pada perlakuan G0 (0 kg/ha) sebesar 17,82 cm.

Pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa pada umur 6 MST rataan

tinggi tanaman tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 27,46 cm yang berbeda nyata

(11)

terendah yaitu V3 (Bima) sebesar 22,04 cm. Pada perlakuan pupuk guano rataan

tinggi tanaman tertinggi yaitu G2 (400 kg/ha) sebesar 24,67 cm sedangkan rataan

tinggi tanaman terendah pada perlakuan G0 (0 kg/ha) sebesar 22,76 cm.

Pada perlakuan varietas , menunjukan bahwa pada umur 7 MST rataan

tinggi tanaman tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 36,53 cm yang berbeda nyata

dengan perlakuan V2 (Kelinci) dan V3 (Jerapah) sedangkan rataan tinggi tanaman

terendah yaitu V3 (Bima) sebesar 31,65. Pada perlakuan pupuk guano rataan

tinggi tanaman tertinggi yaitu G2 (400 kg/ha) sebesar 34,38 cm sedangkan rataan

tinggi tanaman terendah pada perlakuan G0 (0 kg/ha) sebesar 32,15 cm.

Histogram varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano dengan

tinggi tanaman pada Gambar 1.

Gambar 1. Histogram tinggi tanaman 7 MST tiga varietas terhadap dosis pupuk guano. Jumlah cabang

Data pengamatan jumlah cabang kacang tanah dan sidik ragam dapat

dilihat pada Lampiran 19,21,23,25,27 dan 29 sedangkan sidik ragam dapat dilihat

pada Lampiran 20,22,24,26,28 dan 30 yang menunjukan bahwa perlakuan varietas

(12)

varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang pada 4-7 MST. Perlakuan

pupuk guano berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah cabang pada 2,3,4 dan 7

MST, Perlakuan pupuk guano berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang 5 dan 6

MST. Interaksi tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano

berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah cabang.

Jumlah cabang 2 - 7 MST pada tiga varietas kacang tanah terhadap dosis

pupuk guano dapat dilihat pada Tabel 2. Jumlah cabang tiga varietas kacang tanah

terhadap dosis pupuk guano.

(13)

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kelompok kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%

Dari tabel 2 dapat dilihat pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa

pada umur 2 MST rataan jumlah cabang tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 2,30

(Kelinci) sedangkan rataan jumlah cabang terendah yaitu V2 (Kelinci) sebesar

2,10. Pada perlakuan pupuk guano rataan jumlah cabang tertinggi yaitu G1 (200

kg/ha) sebesar 2,27 sedangkan rataan jumlah cabang terendah pada perlakuan G0

(0 kg/ha) sebesar 2,04.

Pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa pada umur 3 MST rataan

jumlah cabang tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 3,92 sedangkan rataan jumlah

cabang terendah yaitu V2 (Kelinci) sebesar 3,50. Pada perlakuan pupuk guano

rataan jumlah cabang tertinggi yaitu G3 (600 kg/ha) sebesar 3,85 sedangkan

rataan jumlah cabang terendah pada perlakuan G0 (0 kg/ha) sebesar 3,44.

Pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa pada umur 4 MST rataan

jumlah cabang tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 5,67 yang berbeda nyata

dengan V3 (Bima) dan V2 (Kelinci) sedangkan rataan jumlah cabang terendah

yaituV2 (kelinci) sebesar 4,02. Pada perlakuan pupuk guano rataan jumlah cabang

tertinggi yaitu G1 (200 kg/ha) sebesar 5,11 sedangkan rataan jumlah cabang

terendah pada perlakuan G0 (0 kg/ha) sebesar 4,56.

Pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa pada umur 5 MST rataan

jumlah cabang tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 7,03 yang berbeda nyata

dengan V3 (Bima) dan V2 (Kelinci) sedangkan rataan jumlah cabang terendah

yaitu V2 (Kelinci) sebesar 4,12. Pada perlakuan pupuk guano rataan jumlah

cabang tertinggi yaitu G2 (400 kg/ha) sebesar 6.02 yang berbeda nyata dengan

(14)

sedangkan rataan jumlah cabang terendah pada perlakuan G0 (0 kg/ha) sebesar

5,24.

Pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa pada umur 6 MST rataan

jumlah cabang tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 7,75 yang berbeda nyata

dengan V3 (Bima) dan V2 (Kelinci) sedangkan rataan jumlah cabang terendah

yaitu V2 (Kelinci) sebesar 4,25. Pada perlakuan pupuk guano rataan jumlah

cabang tertinggi yaitu G1 (200 kg/ha) sebesar 6,47 yang berbeda nyata dengan G0

(0 kg/ha) dan berbeda tidak nyata dengan G2 (400 kg/ha) dan G3 (600 kg/ha)

sedangkan rataan jumlah cabang terendah pada perlakuan G0 (0 kg/ha) sebesar

5,76

Pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa pada umur 7 MST rataan

jumlah cabang tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 7,75 yang berbeda nyata

dengan V2 (Kelinci) dan berbeda tidak nyata dengan V3 (Bima) sedangkan rataan

jumlah cabang terendah pada V2 (kelinci) sebesar 4,36. Pada perlakuan pupuk

guano rataan jumlah cabang tertinggi yaitu G2 (400 kg/ha) sebesar 6,69 dan

rataan jumlah cabang terendah pada perlakuan G0 (0 kg/ha) sebesar 5,73.

Histogram varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano dilihat pada

Gambar 2.

Gambar 2. Histogram jumlah cabang 7 MST tiga varietas kacang tanah terhadap dosis ...

a

V1 (Jerapah) V2 (Kelinci) V3 (Bima)

(15)

Jumlah Polong per Sampel

Data pengamatan jumlah polong per sampel dapat dilihat pada lampiran 31

dan sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran Lampiran 32. Dari daftar

sidik ragam diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap

jumlah polong per sampel. Pupuk guano berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah

polong per sampel. Interaksi tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk

guano berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per sampel.

Jumlah polong per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk

guano dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah polong per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano. V1 (Jerapah) 21,4abcd 20,1bcde 16,3cdef 14,1ef 18,0b

V2 (Kelinci) 17,2cdef 26,7a 24,3ab 21,6abc 22,4a

V3 (Bima) 15,5def 12,5f 15,5cdef 15,5def 14,7c

Rataan 18,0 19,8 18,7 17,1 18,4

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.

Dari tabel 3 dapat dilihat pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa

rataan jumlah polong per sampel tertinggi yaitu V2 (Kelinci) sebesar 22,4 g yang

berbeda nyata dengan V1 (Jerapah) dan V3 (Bima) sedangkan rataan jumlah

polong per sampel terendah pada V3 (Bima) sebesar 14,7 g. Pada perlakuan

pupuk guano rataan jumlah polong per sampel tertinggi yaitu G1 (200 kg/ha)

sebesar 19,8 dan rataan jumlah polong per sampel terendah pada G3 (600 kg/ha)

(16)

Hubungan jumlah polong per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap

dosis pupuk guano dapat di lihat pada gambar 3

Gambar 3. Hubungan jumlah polong per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano

Bobot Polong per Sampel

Data pengamatan bobot polong per sampel dapat dilihat pada lampiran 33

dan sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran Lampiran 34. Dari daftar

sidik ragam diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot

polong per sampel. Pupuk guano berpengaruh tidak nyata terhadap bobot polong

per sampel. Interaksi tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano

berpengaruh nyata terhadap bobot polong per sampel.

Bobot polong per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk

guano dapat dilihat pada Tabel 4.

(17)

Tabel 4. Bobot polong per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap dosis

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.

Dari tabel 4 dapat dilihat pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa

rataan bobot polong per sampel tertinggi yaitu V2 (Kelinci) sebesar 26,5 g yang

berbeda nyata dari V1 (Jerapah) dan V3 (Bima) sedangkan rataan bobot polong

per sampel terendah yaitu V3 (Bima) sebesar 15,6 g. Pada perlakuan pupuk guano

rataan bobot polong per sampel tertinggi yaitu G3 (600 kg/ha) sebesar 20,6 g dan

rataan bobot polong per sampel terendah pada G0 (0 kg/ha) sebesar 18,4 g.

Hubungan bobot polong per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap

dosis pupuk guano dapat di lihat pada gambar 3.

(18)

Gambar 4 menunjukan bahwa perlakuan V2 (Kelinci) mengikuti kurva

linier positif, dimana semakin tinggi dosis pupuk guano bobot biji per plot juga

semakin tinggi. Pada perlakuan V1 (Jerapah) dan V3 (Bima) mengikuti kurva

linier negatif, dimana semakin tinggi dosis pupuk guano akan menurunkan bobot

biji per plot.

Bobot Polong per Plot

Data pengamatan bobot polong berisi per plot dapat dilihat pada lampiran

35 dan sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 36. Dari daftar sidik

ragam diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot

polong per plot. pupuk guano berpengaruh tidak nyata terhadap bobot polong per

plot. Interaksi tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano berpengaruh

nyata terhadap bobot polong per plot.

Bobot polong per plot pada tiga varietas kacang tanah terhadap dosis

pupuk guano dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Bobot polong per plot tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano.

V1 (Jerapah) 313,4cde 244,2de 223,2de 231,5de 253,1b

V2 (Kelinci) 342,0bcd 433,1abc 468,2ab 563,4a 451,7a

V3 (Bima) 287,1de 202,4e 203,2e 234,0e 231,6b

Rataan 314,2 293,2 298,2 343,0 312,2

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.

Dari tabel 5 dapat dilihat pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa

rataan bobot polong per plot tertinggi yaitu V2 (Kelinci) sebesar 451,7 g yang berbeda nyata dari V1 (jerapah) dan V3 (Bima) sedangkan rataan bobot polong

(19)

rataan bobot polong per plot tertinggi yaitu G3 (600 kg/ha) sebesar 343,0 g dan

rataan bobot polong per plot terendah pada G1 (200 kg/ha) sebesar 293,2 g.

Hubungan bobot polong per plot tiga varietas kacang tanah terhadap dosis

pupuk guano dapat di lihat pada gambar 5.

Gambar 5. Hubungan bobot polong per plot tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano.

Gambar 5 menunjukan bahwa perlakuan V2 (Kelinci) mengikuti kurva

linier positif, dimana semakin tinggi dosis pupuk guano bobot biji per plot juga

semakin tinggi. Pada perlakuan V1 (Jerapah) dan V3 (Bima) mengikuti kurva

linier negatif, dimana semakin tinggi dosis pupuk guano akan menurunkan bobot

biji per plot.

Bobot Biji per Sampel

Data pengamatan bobot biji per sampel dapat dilihat pada lampiran 37

sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 38. Dari daftar sidik ragam

diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot biji per

sampel. Pupuk guano berpengaruh tidak nyata terhadap bobot biji per sampel.

Interaksi tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano berpengaruh

nyata terhadap bobot biji per sampel.

(20)

Bobot biji per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk

guano dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Bobot biji per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano.

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.

Dari tabel 6 dapat dilihat pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa

rataan bobot biji per sampel tertinggi yaitu V2 (Kelinci) sebesar 14,2 g yang

berbeda nyata dengan V1 (Jerapah) dan V3 (Bima) sedangkan rataan bobot biji

per sampel terendah yaitu V3 (Bima) sebesar 8,90 g. Pada perlakuan pupuk guano

rataan bobot biji per sampel tertinggi yaitu G1 (200 kg/ha) sebesar 11,3 g dan

rataan bobot biji per sampel terendah pada G2 (400 kg/ha) sebesar 10,3 g.

Hubungan bobot biji per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap dosis

pupuk guano dapat di lihat pada gambar 6.

(21)

Gambar 6 menunjukan bahwa pada perlakuan tiga varietas terhadap dosis

pupuk guano menghasilkan bobot biji per sampel mengikuti kurva linier pada

V2 (kelinci). Dimana semakin tinggi dosis pupuk guano bobot biji per plot juga

semakin tinggi.

Bobot Biji per Plot

Data pengamatan bobot biji per plot dapat dilihat pada lampiran 39

sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 40. Dari daftar sidik ragam

diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot biji per

plot. Pupuk guano berpengaruh tidak nyata terhadap bobot biji per plot. Interaksi

tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano berpengaruh nyata

terhadap bobot biji per plot.

Bobot biji per plot pada tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk

guano dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Bobot biji per plot tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano. V1 (Jerapah) 243,1bcd 195,8cde 160,1e 163,5de 190,6b V2 (Kelinci) 225,9cdce 264,9bc 325,0ab 379,2a 298,8a

V3 (Bima) 211,6cde 151,9e 145,9e 181,1de 172,6b

Rataan 226,9 204,3 210,4 241,3 220,7

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.

Dari tabel 7 dapat dilihat pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa

rataan bobot biji per plot tertinggi yaitu V2 (Kelinci) sebesar 298,8 g yang

berbeda nyata dengan V1 (Jerapah) dan V3 (Bima), sedangkan rataan bobot biji

(22)

bobot biji per plot tertinggi yaitu G3 (600 kg/ha) sebesar 241,3 g dan rataan bobot

biji per plot terendah pada G1 (200 kg/ha) sebesar 226,9 g

Hubungan bobot biji per plot tiga varietas kacang tanah terhadap dosis

pupuk guano dapat di lihat pada gambar 7.

Gambar 7. Hubungan bobot biji per plot tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano.

Gambar 7 menunjukan bahwa pada perlakuan tiga varietas terhadap dosis

pupuk guano menghasilkan bobot biji per plot mengikuti kurva linier pada

V2 (kelinci). Dimana semakin tinggi dosis pupuk guano bobot biji per plot juga

semakin tinggi.

Bobot 100 Biji

Data pengamatan bobot 100 biji dapat dilihat pada lampiran 41 sedangkan

sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 42. Dari daftar sidik ragam diketahui

bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji. pupuk

guano berpengaruh tidak nyata terhadap bobot 100 biji. Interaksi tiga varietas

kacang tanah terhadap dosis pupuk guano berpengaruh tidak nyata terhadap bobot

100 biji.

bobot 100 biji tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano

dapat diliha pada Tabel 8.

(23)

Tabel 8. Bobot 100 biji tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.

Dari tabel 8 dapat dilihat pada perlakuan varietas, menunjukan bahwa

rataan bobot 100 biji tertinggi yaitu V1 (Jerapah) sebesar 31,24 g yang berbeda

nyata dengan V2 (Kelinci) tetapi berbeda tidak nyata dengan V3 (Bima) rataan

bobot 100 biji terendah yaitu V2 (Kelinci) sebesar 26,26 g. Pada perlakuan pupuk

guano rataan bobot 100 biji tertinggi yaitu G0 (0 kg/ha) sebesar 30,0 g dan rataan

bobot 100 biji terendah pada G3 (600 kg/ha) sebesar 28,2 g.

Hubungan bobot 100 biji tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk

guano dapat di lihat pada gambar 8.

Gambar 8. Hubungan bobot 100 biji tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano

V1 (Jerapah) V2 (Kelinci) V3 (Bima)

(24)

Pembahasan

Pengaruh varietas kacang tanah terhadap pertumbuhan dan produksi Kacang Tanah (Arachis hypogeae L).

Data dan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan beberapa

varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2-7 MST, jumlah cabang

4,5,6 dan 7 MST, jumlah polong per sampel, bobot polong per sampel, bobot

polong per plot, bobot biji per sampel, bobot biji per plot, bobot 100 biji.

Perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Tinggi tanaman tertinggi pada V1 (jerapah) sebesar 36,53 cm dan tinggi tanaman terendah pada V3 (Bima) sebesar 31,65. Pemberian guano tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kacang tanah. Seperti yang dijelaskan

oleh Samijan, 2007 yang menyatakan hal ini disebabkan karena pupuk guano

tidak mencukupi kebutuhan unsur nitrogen, fosfor, dan kalium yang

dibutuhkan kacang tanah. Kacang tanah tetap memerlukan penambahan pupuk

NPK buatan, pupuk guano hanya sebagai suplemen dan untuk memperbaiki

kesuburan fisik tanah. Kalaupun akan dilakukan pengurangan pupuk buatan

maksimal 25-50%. Selanjutnya Sulaeman et. al., (2002) menyatakan bahwa

pupuk guano termasuk dalam kategori pupuk jangka panjang yaitu unsur P

relatif lambat tersedia, sehingga relatif tidak sesuai untuk tanaman semusim.

Perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang pada 4,5,6 dan 7 MST. Jumlah cabang tertinggi pada V1 (jerapah) sebesar 7,75 dan terendah pada V2 (kelinci) sebesar 4,36. Seperti yang di jelaskan Afrizal, 2003 yang menyatakan pembentukan cabang termasuk pada pertumbuhan vegetatif bersama tinggi

tanaman, pada pertumbuhan vegetatif umumnya hara yang diperlukan adalah

(25)

Terjadinya pertumbuhan batang utama menimbulkan persaingan hormonal,

akibatnya pertumbuhan batang lebih dipacu dibandingkan dengan

terbentuknya tunas baru pada batang utama. Jumlah cabang yang dihasilkan

dipengaruhi oleh pertumbuhan batang utama, karena cabang primer itu tumbuh

pada batang utama, sehingga perbedaan yang ditimbulkan juga berbeda.

Perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per sampel. jumlah polong per sampel tertinggi Perlakuan varietas V2 (Kelinci) yaitu sebesar 22,4 g dan terendah pada varietas V3 (Bima) sebesar 14,7 g. Banyaknya polong yang terbentuk ditentukan oleh faktor pembungaan dan lingkungan yang mendukung pada saat pengisian polong waktu pembungaan sehingga dengan jumlah bunga yang lebih banyak dapat menghasilkan jumlah polong yang banyak pula. Seperti yang dijelaskan Suprapto, 2002 yang menyatakan jumlah polong yang terbentuk per tanaman bervariasi, tergantung varietas, kesuburan tanah dan jarak tanaman. unsur Mg dapat

berperan penting dalam meningkatkan pH tanah, sehingga dapat memperbaiki

sifat fisik tanah, selain itu Mg juga berperan sebagai fosfor yang sangat

berpengaruh terhadap produksi tanaman, dimana P yang cukup akan

meningkatkan jumlah buah yang dihasilkan. Kekurangan fosfor dapat

memperlambat proses pematangan buah, warna daun lebih hijau dari pada

keadaan normalnya dan daun yang tua tampak menguning, sehingga hasil buah

dan biji berkurang (Hanafiah, 2005).

Perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot polong per sampel

dan bobot polong per plot. Bobot polong per sampel tertinggi yaitu Varietas V2 (Kelinci) sebesar 26,6 g dan terendah pada varietas V3 (Bima) sebesar 15,6 g.

Bobot polong per plot tertinggi yaitu varietas V2 (Kelinci) sebesar 451,7 dan

(26)

yang di jelaskan Adisarwanto, 2000 Bahwa perbedaan varietas akan

menentukan produktifitas yang dicapai. Jadi perbedaan produksi pada

masing-masing varietas kacang tanah lebih dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor

genetik selain itu fosfor juga sangat berpengaruh terhadap produksi tanaman,

dimana P yang cukup akan meningkatkan jumlah buah yang dihasilkan.

Perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot biji per sampel dan bobot biji per plot. Bobot biji per sampel tertinggi yaitu varietas V2 (Kelinci)

sebesar 14,2 g dan terendah pada Varietas V3 (Bima) sebesar 8,9 g. Bobot biji

per plot tertinggi yaitu varietas V2 (Kelinci) sebesar 298,8 g dan terendah pada

varietas V3 (Bima) sebesar 172,6 g. Sesuai dengan pendapat Lingga (2003)

yang menyatakan bahwa fosfor dapat mempercepat penuaan buah/ pemasakan biji

serta meningkatkan hasil biji-bijian. Jika kekurangan unsur kalium dan fosfor

maka dapat menyebabkan kematangan buah terlambat dan ukuran buah menjadi

kecil (Novizan, 2002). Sumarno (2002) menyatakan bahwa unsur fosfor

diperlukan tanaman kacang tanah untuk pertumbuhan dan pembentukan

polong serta biji. Ketersediaan unsur fosfor di dalam tanah berfungsi untuk

pembentukan polong dan penambahan unsur Mg pada tanah yang kurang

subur akan dapat meningkatkan bobot biji dan produksi kacang tanah.

perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji. Bobot 100

biji tertinggi yaitu varietas V1 (jerapah) sebesar 31,24 gr dan terendah pada

varietas V2 (kelinci) sebesar 26,26 gr. Seperti pendapat (Sitompul dan Guritno,

2005 yang menyatakan bahwa berat 100 biji merupakan salah satu parameter

pengamatan yang erat hubungannya dengan produksi yang dicapai. Bila berat

(27)

semua itu sebagian masih dipengaruhi oleh genotipe dan varietas tanaman itu

sendiri. bahwa berat 100 biji merupakan salah satu parameter pengamatan yang

erat hubungannya dengan produksi yang dicapai. Bila berat 100 biji tinggi

maka semakin banyak pula hasil yang akan diperoleh. Namun semua itu

sebagian masih dipengaruhi oleh genotipe dan varietas tanaman itu sendiri.

Pengaruh pupuk guano terhadap tiga varietas kacang tanah (Arachis hypogeae L)

Berdasarkan hasil penelitian dan sidik ragam menunjukkan bahwa

perlakuan pupuk guano berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang 5 dan 6 MST

dan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman MST, jumlah cabang 2,3,4,

dan 7 MST, jumlah polong per sampel, bobot polong per sampel, bobot polong

per plot, bobot biji per sampel, bobot biji per plot, bobot 100 biji.

Jumlah cabang tertinggi pada 6 MST pada perlakuan G1 (200 kg/ha)

sebesar 6,47 g dan terendah G0 (0 kg/ha) sebesar 5,76. Jumlah cabang yang

dihasilkan juga dipengaruhi oleh pertumbuhan tinggi tanaman, sehingga

pertumbuhan tinggi akan lebih dominan terhadap pertumbuhan cabang akibat

terjadinya persaingan dalam pemanfaatan hasil fotosintesis antara batang dan

cabang primer. Menurut Harjadi 1998 yang menyatakan setiap varietas tanaman

selalu terdapat perbedaan respons genotipe pada berbagai kondisi lingkungan

tumbuh. Hal ini tentu berpengaruh terhadap penampilan feno-Jurnal Agrista

Vol. 16 No. 1, 2012 10 tipe dari tiap varietas apabila berinteraksi dengan

lingkungan tempat tumbuhnya.

Pitojo (2010) menyatakan juga bahwa kekurangan unsur fosfor

menyebabkan tanaman kacang tanah kerdil, kurus, daun berukuran kecil dan

(28)

Rendahnya laju pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah apabila dosis

pupuk SP-36 dalam jumlah berlebihan (200 kg ha-1), hal ini disebabkan

pada dosis tersebut jumlah unsur haranya dalam keadaan berlebihan sehingga

dapat menekan laju pertumbuhan tanaman.

Pengaruh interaksi tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano Berdasarkan hasil penelitian dan sidik ragam diketahui bahwa interaksi

perlakuan tiga varietas kacang tanah dan pupuk guano berpengaruh tidak nyata

terhadap tinggi tanaman 2-7 MST, jumlah cabang 2-7MST, bobot 100 biji dan

berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per sampel, bobot polong per sampel,

bobot polong per plot, bobot biji per sampel, bobot biji per plot..

Hasil penelitian dan sidik ragam diketahui bahwa interaksi perlakuan

varietas kacang tanah (Arachis hypogeae L.) dan pupuk guano berpengaruh nyata

terhadap jumlah polong per sampel, bobot polong per sampel, bobot biji per

sampel, bobot biji per plot.Seperti yang dijelaskan Sutedjo, 1996 yang menyakan

bahwa pupuk guano mengandung unsur hara yang sesuai untuk kebutuhaan

kacang tanah. Peningkatan pertumbuhan generatif (produksi) tanaman kacang

tanah juga dipengaruhi oleh ketersedian hara P dan K. Fosfor memiliki peran

penting dalam reaksi enzim yang tergantung pada fosforilase. Hal ini karena

semua inti sel tanaman mengandung fosfor, sangat penting dalam pembelahan sel,

dan juga untuk perkembangan jaringan meristem. Posfor tersedia ada dalam

bentuk H2PO4-dan HPO4 .Tanaman kacang tanah hanya menyerap phospat

dalam jumlah yang kecil, namun phospat sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan

pembentukan biji kacangtanah (Sumarno, 1986). Kalium juga merupakan salah

(29)

produksi tanaman (Sarief, 1985). Kalium diserap tanaman dalam bentuk K+. K

berfungsi sebagai aktivator enzim dalam proses fotosintesis dan respirasi

(30)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2-7 MST, jumlah cabang

4,5,6 dan 7 MST, jumlah polong per sampel, bobot polong per sampel, bobot

polong per plot, bobot biji per sampel, bobot biji per plot, bobot 100 biji. Bobot

biji per plot tertinggi pada varietas Kelinci sebesar 298,8 g.

2. Perlakuan pupuk guano berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang 5 dan 6

MST

3. Interaksi antara varietas kacang tanah dan pupuk guano berpengaruh nyata

terhadap jumlah polong per sampel, bobot polong per sampel, bobot polong per

plot, bobot biji per sampel, bobot biji per plot. Kombinasi pada bobot biji per

plot tertinggi di peroleh pada varietas Kelinci dan pemberian pupuk guano

dengan dosis 600 kg/ha sebesar 379,2 g.

Saran

Untuk meningkatkan produksi kacang tanah sebaiknya menggunakan

Gambar

Tabel 1. Tinggi tanaman tiga varietas kacang tanah terhadap dosis pupuk guano.
Gambar 1. Histogram tinggi tanaman 7 MST tiga varietas terhadap dosis pupuk guano.
Gambar 2. 9,00aJumlah Cabang
Tabel 3. Jumlah polong per sampel tiga varietas kacang tanah terhadap dosis  pupuk guano
+7

Referensi

Dokumen terkait

Percobaan yang dilakukan adalah melakukan proses FMM on TD untuk menghitung geodesic distance dari sebuah titik awal ke semua titik lainnya (single source shortest path

These base classes implement the business logic based on event handling, in which the user interaction would be captured in the view class, and the event that changes the state

Persepsi Terhadap Mutasi Pegawai Mutasi pegawai adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka pemindahan pegawai dari suatu tempat ke tempat yang lain baik

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan Model pembelajaran CTL Berbantuan Media LKS dalam proses pembelajaran matematika dapat meningkatkan

Hasil model regresi linear diperoleh nilai F hitung sebesar 69.55 dan F tabel 2,37, hal ini menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih besar dari F-tabel yang

Perumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana formulasi gel antiseptik tangan ( hand sanitizer ) yang mengandung ekstrak daun mangga ( Mangifera indica L.)

SP/SB yang tidak duduk sebagai Anggota Dewan Pengupa- han Daerah setempat, melakukan gerakan-gerakan pene- kanan kepada instansi Pemerintah di- Pusat dan Daerah untuk

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK PERUMAHAN DENGAN CARA CRASH PROGRAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (STUDI LOKASI PERUMAHAN MUTIARA GRAHA AGUNG..