• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Iklim Kesetan Kerja Terhadap Perilaku Aman Karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Iklim Kesetan Kerja Terhadap Perilaku Aman Karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya perlindungan kerja agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan di tempat kerja, serta sumber dan proses produksi dapat digunakan secara aman dan efisien. Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat menentukan bagi perusahaan, tenaga kerja juga merupakan faktor produksi yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. Dalam mempersiapkan industri memasuki era pasar bebas, diperlukan kesiapan disemua bidang, termasuk bidang K3, karena dalam Standarisasi Internasional unsur Keselamatan dan Kesehatan Kerja menjadi salah satu tuntutan. Seirama dengan hal itu maka kebutuhan tenaga kerja yang mempunyai kemampuan dalam bidang K3 sangat diperlukan dalam setiap kegiatan di industri (Tumbur, 2013).

(2)

daya manusia (SDM) yang kompeten, sehingga bangsa Indonesia akan survive dalam menghadapi era kompetisi dan perdagangan bebas (Mokodompit, 2006).

Data yang diperoleh dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat, sepanjang 2004-2014 telah terjadi sebanyak 880 kasus kecelakaan atau rata-rata sekitar 146 kasus setahun. Dalam kurung waktu 10 tahun itu, sekitar 76 orang dinyatakan meninggal dunia, sementara sepanjang 2014 saja, angka kecelakaan migas tercatat 201 kasus yang mengakibatkan 18 orang meninggal, 34 luka berat, 42 sedang dan 107 luka ringan. Ketua TIPK-Migas mengatakan, sebagian besar kecelakaan (mencapai 80%) menimpa perusahaan jasa penunjang migas atau kontraktor migas yang mengindikasikan kompetensi dan kepedulian terhadap aspek keselamatan di kalangan kontraktor migas masih rendah(indopetronews.com, 2015).

(3)

safety behavior sangat erat hubungannya dengan iklim organisasi atau dapat dibilang faktor yang mempengaruhi perilaku amanadalah iklim organisasi.

Bagian khusus dari iklim organisasi yang mempengaruhi perilaku karyawan adalah iklim keselamatan kerja. Iklim keselamatan kerja merupakan perluasan dari iklim organisasional yang menjadi salah satu karakteristik yang penting dari budaya organisasi. Menurut Piper Alpha dan Chernobyl yang dikutip oleh Neal & Griffin (2006) menjelaskan bahwa pada kasus yang besar, iklim keselamatan kerja dan praktek manajemen organisasi sangat berperan sebagai kontributor kegagalan dari suatu sistem kerja. Manajemen organisasi harus berusaha menciptakan iklim keselamatan kerja yang positif agar nantinya mengahasilkan perilaku pekerja yang diinginkan.

Menurut Vinodkumar et al. (2009) yang mengutip pendapat Zohar (1980), Iklim keselamatan kerja diartikan sebagai persepsi karyawan terhadap kebijakan keselamatan, prosedur, praktek, serta seluruh kepentingan dan prioritas keselamatan kerja. Persepsi karyawan tersebut terutama terkait dengan usaha keselamatan selama bekerja sebagai suatu gambaran yang dirasakan atau terkait dengan persepsi karyawan akan pentingnya keselamatan dan bagaimana hal tersebut bisa ditetapkan dalam organisasi. Persepsi ini akan mempengaruhi perilaku pekerja, misalnya ketika organisasi tidak memperhatikan perihal keselamatan kerja, maka akan demikian juga dengan pekerjanya (Wicaksono, 2005).

(4)

kesehatan kerja mempengaruhi perilaku pekerja dan dapat menimbulkan kepuasan ataupun ketidak puasan dalam bekerja. Apabila persepsi keselamatan dan kesehatan kerja pekerja baik, maka akan menimbulkan perilaku yang aman, dan pekerja merasa puas dalam melaksanakan pekerjaannya, namun sebaliknya apabila pekerja memiliki persepsi keselamatan dan kesehatan kerja yang buruk, maka menimbulkan perilaku tidak aman pada pekerja, sehingga dapat terjadi kecelakaan, dan pekerja dalam bekerja merasa tidak puas dengan apa yang mereka kerjakan.

Penelitian Shiddiq (2013) yang dilakukan di Makassar pada 60 orang karyawan, hasil menunjukkan 38 responden dengan persepsi baik, sebanyak 33 orang (86,8%) memiliki perilaku aman dan 5 orang (13,2%) memiliki perilaku tidak aman sedangkan dari 22 responden dengan persepsi buruk, sebanyak 12 orang (54,5%) berperilaku aman dan 10 orang (45,5%) berperilaku tidak aman. Didukung pula oleh hasil penelitian Hikmat (2009) dan Prihatiningsih (2010) bahwa ada pengaruh iklim keselamatan kerja terhadap perilaku aman karyawan.

(5)

Kabupaten Bengkalis, Riau yang saat ini berstatus sebagai kontraktor PT. Chevron Pasific Indonesia.

Rig adalah suatu instalasi peralatan untuk melakukan pengeboran ke dalam reservoir bawah tanah untuk memperoleh air, minyak, gas bumi, atau deposit mineral bawah tanah. Rig digunakan untuk mencabut dan memasukkan pipa-pipa dari dan ke dalam sumur pengeboran. Dalam operasi rig terdapat beberapa unit yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu : sistem daya (power system), sistem angkat (hoisting system), sistem pemutar (rotary system), sistem sirkulasi (circulating system), dan sistem pencegah semburan liar (blowout preventing system). Berdasarkan informasi yang diterima dari pihak Healt Safety and Environment (HSE) Rig Operation PT. APS Duri, secara garis besar kegiatan rig operation terdiri dari beberapa proses kerja yaitu rig & equipment moving using transportation, set all equipment, rig up, neplee down well head, neplee up and test BOP, POH tubular, work over job, run in hole,rig down dan rigmoving out.

(6)

terpapar bising, temperatur fluida yang keluar dari sumur, dan lain-lain (HSE Rig Operation PT. APS Duri, 2016).

Untuk mendorong perilaku aman karyawan dan menekan angka kecelakaan kerja

pihak manajemen PT. Asia Petrocom Services Duri berupaya menciptakan iklim

keselamatan kerja positif yang tergambar dari komitmennya, diwujudkan melalui

beberapa program seperti sosialisasi kebijakan PT. Asia Petrocom Services, sosialisasi

SM-SMK3LL, sosialisasi standar praktek keselamatan SMK3LL dan prosedur umum

SMK3L, mengadakan inspeksi hygiene dan sanitasi, mengadakan rig site safety meeting

(pre job meeting dan tail gate meeting) yang dilaksanakan untuk membahas keselamatan

pada program kerja yang akan dilaksanakan seperti memberi tahu karyawan tentang riks

assesment, penerapan Stop Working Authority (SWA), pemakaian Personal Protective

Equipment (PPE) lengkap dan lain-lain. Pihak manajemen juga berupaya meningkatkan

kompetensi karyawan melalui skill training, drill and certification. Selain itu memotivasi

karyawan dengan memberikan sertifikat Incident Free Operation (IFO) dan reward

kepada kru rig yang berhasil mencapai nihil kecelakaan dan melengkapi rig site dengan

rambu-rambu keselamatan (safety sign) sebagai peringatan tanda bahaya di tempat kerja

(QHSE Program Plan PT. Asia Petrocom Services Tahun 2016).

(7)

mempunyai persepsi yang buruk terhadap keselamatan dan hal tersebut mempengaruhi

perilakunya (Lee, T & Harrison K, 2000). Berdasarkan Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara yang diperoleh saat melakukan survei awal, masih ditemukan karyawan rig operation yang terkadang bertindak tidak aman seperti salah memposisikan badan di line on fire, bekerja tidak sesuai dengan intruksi atasan dan standard operasional procedures (SOP), kurangnya komunikasi dan koordinasi dengan rekan kerja, memakai peralatan kerja yang tidak sesuai dengan fungsinya, tidak memakai APD seperti ear flug dan kacamata pelindung. Beranjak dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengungkap bagaimana pengaruh iklim keselamatan kerja terhadap perilaku aman karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh iklim keselamatan kerja terhadap perilaku aman karyawan RigOperation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1.3.1 Tujuan Umum

(8)

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui iklim keselamatan kerja karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016.

2. Untuk mengetahui perilaku aman karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri Tahun 2016.

1.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh iklim keselamatan kerja terhadap perilaku aman karyawan Rig Operation PT. Asia Petrocom Services Duri tahun 2016.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen PT. Asia Petrocom Services Duri dalam menciptakan suasana iklim keselamatan kerja yang kondusif guna mendorong perilaku aman karyawan terkhusus pada bagian rig operation.

2. Sebagai bahan informasi yang dapat dijadikan referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan atau penelitian lebih lanjut.

Referensi