v
ABSTRAKSI
Ira Basauli Lumbantobing1 Ediwarman2
Rafiqoh Lubis3
Salah satu komponen lingkungan hidup yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah hutan. Akibat dari pemanfaatan hutan yang tidak bijaksana pastilah menimbulkan banyak kerugian. Akibat perkembangan kehidupan dan peradaban manusia, hutan semakin banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pemanfaatan hutan dilakukan dengan cara dan intensitas yang sangat bervariasi, mulai dari pemanfaatan yang tidak banyak mempengaruhi kondisi hutan sampai pada tindakan – tindakan yang menimbulkan perubahan komposisi hutan yang mencolok. Masalah tindak pidana di bidang kehutanan merupakan masalah yang rumit untuk ditanggulangi. Upaya untuk menyelamatkan hutan Indonesia tentunya tidak dapat dilepaskan dari penyelesaian tunggakan masalah di masa sebelumnya seperti persoalan kebijakan. Berdasarkan pokok pemikiran diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu bagaimana pengaturan hukum yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan, faktor-faktor apakah yang menjadi penyebab terjadinya perusakan hutan, dan bagaimana kebijakan hukum pidana terhadap tindak pidana perusakan hutan di Indonesia.
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan hukum normatif (yuridis normative) dengan teknik pengumpulan data yaitu penelitian kepustakaan (library research) yang menitik beratkan pada data sekunder yaitu memaparkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan judul skripsi serta buku-buku, artikel, majalah yang menjelaskan peraturan perundang-undangan dan dianalisis secara kualitatif.
Pengaturan terhadap tindak pidana terhadap hutan telah diatur dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan. Faktor yang paling mempengaruhi perusakan hutan adalah faktor ekonomi masyarakat, faktor pendidikan dan pengetahuan masyarakat, faktor pengawas kehutanan, dan faktor penegakan hukum pidana terhadap pelaku perusakan hutan. Penanggulangan perusakan hutan dapat dilakukan dengan kebijakan penal dan non-penal. Dimana kebijakan penal lebih ke upaya represif dimana setiap perbuatan yang dilakukan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan seperti pada putusan Nomor : 21/Pid.Sus/2015/PN.Tkn, sedangkan kebijakan non-penal lebih ke upaya preventif.
`
1
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
2
Dosen Pembimbing I, Guru Besar di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
3
Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara