• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN MINAT SISWA DALAM KETERAMPI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENINGKATKAN MINAT SISWA DALAM KETERAMPI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

MENINGKATKAN MINAT SISWA DALAM KETERAMPILAN MENDENGARKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE YANG

BERVARIASI

EVI HARDIANTI

JURUSAN BAHASA INGGRIS, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Evihardianti1803@gmail.com

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Pada zaman sekarang, menjadi pendengar yang baik sangat diperlukan supaya senantiasa tercipta keharmonisan dalam segala aspek kehidupan ini, seperti di keluarga, di pekerjaan dan di lingkungan tempat tinggal kita. Supaya bisa menjadi pendengar yang baik, banyak hal yang harus diperhatikan supaya kita bisa melakukannya, contohnya: memiliki konsentrasi yang baik, jangan terlalu banyak berbicara, kerendahan hati, dan bersikap obyektif.

pada dasarnya ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh murid secara baik dan benar, yaitu keterampilan mendengarkan (listening skill) keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan membaca (reading skill), dan keterampilan menulis (writing skill). Dari keempat keterampilan berbahasa (language skill) yang dikemukakan, kita akan fokus pada keterampilan mendengarkan (listening skill).

(2)

2

Mendengarkan (Listening) adalah keterampilan performansi. Mendengarkan adalah proses yang terjadi setelah ada rangsangan suara menyentuh lapisan pendengaran di otak ( Rost, 2007:7-8 ).

(3)

3

BAB II PEMBAHASAN A. Keterampilan Mendengarkan (Listening Skill)

Keterampilan mendengar salah satu alat komunikasi yang sangat penting dimiliki setiap orang terutama dalam menjalankan kontak sosial dengan orang lain. Kepandaian mendengar tidak terbatas hanya dalam pengertian pandai atau terampil saja, melainkan kepandaian itu harus dikaitkan dengan sopan santun dan sesuai dengan tatacara atau tatanilai yang kita anut sebagai bangsa yang memiliki moral agama dan moral kebangsaan.

Mendengarkan (Listening) adalah keterampilan performansi. Anda dapat melakukannya dengan baik jika Anda berusaha untuk berbicara banyak. Siswa dalam kelas bahasa asing terkadang mengalami kesulitan mendengarkan dan berbicara karena mereka takut membuat kesalahan. Mendengarkan adalah proses yang terjadi setelah ada rangsangan suara menyentuh lapisan pendengaran di otak (Rost, 2007:7-8)

Menurut Burhan (1971:81), mendengarkan adalah suatu proses menangkap, memahami, dan mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya. Dalam konsep tersebut terdapat tiga tahapan proses mendengarkan. Ketiga tahapan proses mendengarkan itu adalah sebagai berikut.

a) Tahap menangkap dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya.

b) Tahap memahami dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya.

c) Tahap mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya.

B. Tujuan mendengarkan

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berinteraksi, ada pembicara dan ada pula pendengarnya. Dalam mendengarkan seseorang selalu mempunyai tujuan. Menurut Hunt dalam HG Tarigan (1981: 14), tujuan mendengarkan ada empat yaitu:

(4)

4

b. agar menjadi lebih efektif dalam berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.

c. untuk mengumpulkan data dalam membuat keputusan. d. memberikan respon yang tepat.

Menurut Logan dalam HG Tarigan (1972: 42) tujuan orang dalam mendengarkan ada beberapa hal yaitu:

a. memperoleh pengetahuan atau mendengarkan untuk belajar.

b. menikmati keindahan audio yang diperdengarkan atau dipagelarkan c. mengevaluasi hasil dengaran

d. mengapresiasi bahan dengaran agar dapat menikmati serta menghargainya.

C. Jenis-Jenis Mendengarkan

Tarigan (1983: 22) membagi jenis mendengarkan atas dasar proses mendengar yang diperoleh dari dua jenis yaitu (a) mendengarkan ekstensif, dan (b) mendengarkan intensif.

a. Mendengarkan Ekstensif

Mendengarkan ekstensif adalah proses mendengarkan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: mendengarkan siaran radio, televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan sebagainya. Ada empat jenis kegiatan mendengarkan ekstensif, yaitu mendengarkan sekunder, sosial, estetika, dan pasif.

1) Mendengarkan sekunder

Mendengarkan sekunder adalah proses mendengarkan yang terjadi secara kebetulan. Misalnya, seseorang sedang membaca suatu bacaan sambil mendengarkan percakapan orang lain, siaran radio, suara televisi, atau yang lainnya.

2) Mendengarkan sosial

(5)

5 3) Mendengarkan estetika

Mendengarkan estetika atau mendengarkan apresiatif yaitu proses mendengarkan untuk menikmati dan menghayati keindahan, misalnya mendengarkan pembacaan puisi, rekaman drama, cerita dan lagu.

4) Mendengarkan pasif

Mendengarkan pasif adalah proses mendengarkan suatu yang dilakukan tanpa sadar. Misalnya, kita tinggal di suatu daerah yang menggunakan bahasa daerah. Sedangkan kita sendiri menggunakan bahasa nasional. Setelah beberapa lama tanpa disadari kita dapat mampu menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemampuan menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan tanpa sengaja dan tanpa sadar. Tetapi, kenyataannya orang tersebut mampu menggunakan bahasa daerah dengan baik.

b. Mendengarkan Intensif

Mendengarkan intensif adalah proses mendengarkan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan konsentrasi yang tinggi untuk menangkap, memahami, dan mengingat informasinya. Kamidjan dan Suyono, (2002: 12) menjelaskan ciri-cirinya sebagai berikut. Mendengarkan intensif adalah mendengarkan pemahaman yaitu proses mendengarkan dengan tujuan untuk memahami makna pembicaraan dengan baik. Berbeda dengan mendengarkan ekstensif yang lebih menekankan pada hiburan, kontak sosial, dan sebagainya. Mendengarkan intensif memerlukan konsentrasi tinggi yaitu pemusatan pikiran terhadap makna pembicaraan.

D. Meningkatkan Minat Siswa Dalam Keterampilan Mendengarkan Dengan Menggunakan Metode Yang Bervariasi.

Dalam mengajarkan mendengarkan, agar peserta didik senang maka guru dalam mengajar harus menggunakan teknik yang bervariasi. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan beberapa model atau teknik pengajaran mendengarkan. Tujuannya adalah:

(6)

6

b) Bagi guru yang sudah memahami atau mengetahuinya atau sudah mempraktekkannya, maka contoh ini sebagai penyegaran kembali terhadap hal yang sudah diketahui.

Untuk itu mari kita perhatikan contoh di bawah ini. 1) Simak – Tulis (Dikte)

Dalam teknik ini, guru membacakan atau memperdengarkan sebuah wacana singkat ( diperdengarkan cukup satu kali). Siswa mendengarkan dengan baik

Contoh;

Guru: Tes biasanya menilai keterampilan seseorang. Jika kita ingin menilai keterampilan seseorang dalam mengemudikan mobil, misalnya, maka orang tersebut disuruh menjalankan mobil, mundur, maju, belok, kencang, lambat, dan seterusnya.Contoh lain menilai kecakapan memotong rambut. Lalu kita mengamati bagaimana caranya ia memegang gunting, cara memotong rambut dan menyisirnya dan lain-lain.

Siswa: (Menuliskan hasil simakannya)

Tes biasanya menilai keterampilan seseorang. Jika kita ingin menilai keterampilan seseorang dalam mengemudikan mobil, misalnya, maka orang tersebut disuruh menjalankan mobil, mundur, maju, belok, kencang, lambat, dan seterusnya.Contoh lain menilai kecakapan memotong rambut. Lalu kita mengamati bagaimana caranya ia memegang gunting, cara memotong rambut dan menyisirnya dan lain-lain.

2) Simak – Terka

Guru menyuruh siswa mendeskripsikan suatu benda yang diperdengarkan atau dibacakan oleh guru. Siswa mendengarkan dengan tekun

Contoh:

(7)

7

terdapat bulatan yang berwarna coklat. Bulatan itu akan menyala bila digoreskan pada kotaknya. Apakah nama benda itu?

Siswa : (Menerka) Korek api. 3) Memperluas Kalimat

Guru menyebutkan sebuah kalimat, siswa menyebutkan kalimat tersebut. Kembali guru mengulangi kalimat tadi. Kemudian guru mengucapkan kata atau kelompok kata lain. Siswa melengkapi kalimat tadi dengan kelompok kata yang disebutkan terakhir oleh guru. Hasilnya adalah kalimat yang sudah diperluas dengan menambahkan kata atau kelompok kata yang telah diucapkan.

Contoh:

Guru : Ibu memasak nasi di dapur tadi malam. Siswa : Ibu memasak nasi di dapur tadi malam. Guru : Ibu memasak nasi di dapur tadi malam.

Siswa : Ibu memasak nasi di dapu tadi malam sewaktu hujan lebat.

4) Simon Berkata

Seorang siswa berperan sebagai Simon dan maju ke depan kelas. Setiap mengatakan Simon berkata “Silakan duduk” siswa lain menurutinya. Tetapi apabila Simon mengatakan “Simon” Siswa lainnya tidak boleh mengikutinya. Kecermatan mendengarkan ucapan Simon menentukan pemberian reaksi yang tepat atau salah. Siswa yang salah mendapat hukuman.

Contoh:

Siswa : Semua berdiri Simon berkata : “Duduklah!’.

Siswa : Duduk. (Apabila ada yang berdiri maka dihukum)

Simon : “Duduk!”

(8)

8 5) Bisik Berantai

Bisik berantai ini dapat dilakukan secara berkelompok atau beberapa siswa. Apabila dilakukan oleh beberapa siswa maka guru membisikkan pada siswa pertama, siswa pertama membisikkan pada siswa kedua dan seterusnya, siswa terakhir harus menuliskan di papan tulis atau menyebukann kalimat tadi dengan nyaring.

Contoh:

Guru : Ayah berharap ayah akan ke kantor bersama Deri dan Deri akan menurutinya.

Siswa A: Ayah berharap akan ke kantor bersama Deri dan Deri menurutinya.

B : Ayah berharap ke kantor bersama Deri dan Deri menurutinya

G : Ayah ke kantor bersama Deri dan menurutinya Guru : Memeriksa ucapan terakhir siswa.

yang dilakukan secara berkelompok adalah masing-masing siswa terakhir yang terdapat dalam setiap kelompok menuliskan kalimatnya dalam secarik kertas dengan menuliskan nomor kelompok dan menyerahkannya pada guru. Tugas guru adalah menuliskan kalimat dari semua wakil kelompok di papan tulis. Dari beberapa kalimat tersebut maka dapat dibaca kalimat mana yang paling tepat. 6) Menyelesaikan Cerita

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok beranggotakan 3 – 4 orang. Guru memanggil anggota kelompok pertama, misalnya kelompok 1, ke depan kelas. Kelompok tersebut disuruh bercerita, judulnya bebas atau boleh juga ditentukan oleh guru. Setelah bercerita, beberapa menit kemudian, guru mempersilakannya untuk duduk. Cerita tersebut dilanjutkan oleh kelompok kedua, dan selanjutnya sampai selesai (kelompok empat).

(9)

9 Contoh:

Guru : Sekarang kita akan menyusun suatu cerita. Judulnya masih rahasia. Cerita ini akan disusun oleh empat kelompok. Bagian demi bagian akan ditampilkan di depan kelas. Setiap orang selalu siap melanjutkan cerita..Mari kita mulai. Rengga ke depan

Rengga : (Ke depan.) Apa yang harus saya ceritakan Bu? Guru : Bebas, apa saja boleh

Rengga : Pagi ini saya terlambat karena jam beker yang biasa membangunkan tidak berdering. Rupanya saya lupa memutarnya tadi malam. Cepat-cepat saya pergi mandi. Sialnya, badan sudah basah sabun mandi tidak ada.

Guru : Bagus, Rengga! Silakan duduk. Cerita akan dilanjutkan oleh Sita.

Sita : (Sita ke depan.) Mendehem-dehem sebentar, lalu melirik kepada guru!

Guru : Ayo, lanjutkan cerita tadi, Sita!

Sita : Cepat-cepat aku berpakaian. Tetapi sayang, semua pakaian kotor, sehingga aku memakai pakaian bekas kemarin.

Guru : Bagus, bagus. Selanjutnya, cerita akan dilanjutkan oleh Fajar.

Fajar : (Fajar ke depan,) kebingungan. Tidak tahu apa yang akan diceritakan karena tadi tidak mendengarkan. Guru : Ini suatu peringatan buat kalian, bahwa kalian ada yang melalaikan tugas. Fajar duduk kembali, penggantinya adalah Soni.

(10)

10

Guru : Bagus, Soni. Sekarang bagian terakhir hanya satu kalimat. Coba, Reni ke depan.

Reni : (Reni ke depan.) Berpikir keras. Memang nasibku, sungguh sial hari ini.

(11)

11 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Keterampilan mendengar salah satu alat komunikasi yang sangat penting dimiliki setiap orang terutama dalam menjalankan kontak sosial dengan orang lain. Kepandaian mendengar tidak terbatas hanya dalam pengertian pandai atau terampil saja, melainkan kepandaian itu harus dikaitkan dengan sopan santun dan sesuai dengan tatacara atau tatanilai yang kita anut sebagai bangsa yang memiliki moral agama dan moral kebangsaan.

Dalam menentuan media pembelajaran mendengarkan hendaknya

selalu dikaitkan dengan kompetensi dasar. Media yang dapat digunakan oleh guru

dalam pembelajaran mendengarkan dapat berupa pembacaan langsung oleh guru

(12)

12

DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, siti. 2015. “makalah tentang pembelajaran menyimak”. http://conaxe.com/v1/page-1286-makalah-tentang-pembelajaran-menyimak--mata-kuliah-pbsi.html. (online). Diakses

pada tanggal 23 april 2017 pukul 13:15 wita. Adi, joko. 2011. “tekhnik pengajaran listening”.

https://pandidikan.blogspot.co.id/2011/04/tehnik-pengajaran-menyimak-listening.html.

(online). Diakses pada tanggal 23 april 2017 pukul 13:20 wita.

Ulmunir, arif. 2012. “pengertian menyimak dari beberapa ahli”.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan pelatihan mitigasi bencana gunung api di MI Muhammadiyah Singasari sebagai bagian dari pengabdian masyarakat dapat membangun kesadaran siswa dan guru

Dari hasil penelitian menggunakan ONE-WAY MANOVA dan uji lanjut kontras ortogonal didapatkan perbedaan antara air minum sebelum diproses dengan air minum yang melalui

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Tujuan dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah membuat modul Pembangkit Peta dan Level Dinamis yang akan diintegrasikan dengan modul lain dalam game Pandawa: the Heroes of

--Kemudian limit bandwidth ip yang anda inginkan pada jam 6 sore sampai jam 6 pagi nya lagi,contoh untuk ip 192.168.77.2 bandwidth 256 Kb untuk jam 6 sore sampai jam 6

Endang Evacuasiany, Dra., Apt., MS., A.F.K selaku pembimbing utama, atas segala bimbingan, pengarahan, perhatian, dukungan moril, kesabaran dan waktu yang telah disediakan

system calls Local Remote UNIX file system NFS client NFS server UNIX file system Application program Application program NFS UNIX UNIX kernel. Virtual file system Virtual

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan natural approach terhadap perkembangan kosakata pada siswa tunarungu