• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN VIDEO PROFILE HOCUS FOCUS FO (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANCANGAN VIDEO PROFILE HOCUS FOCUS FO (1)"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN VIDEO PROFILE

“HOCUS FOCUS FOTO STUDIO”

Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain

VARINIA 625130023

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

UNIVERSITAS TARUMANAGARA

JAKARTA

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN

A Latar belakang Masalah

Perkembangan kamera digital dan tehnologi pendukungnya adalah teredukasinya masyarakat luas akan seni fotografi dan juga industri jasa fotografi itu sendiri. Tentunya menjadi sebuah kreatifitas baru bagi gaya hidup masyarakat modern saat ini tidak ada orangtua yang rela melewatkan momentum pertumbuhan buah hatinya begitu saja. Untuk itu, berbagai cara dilakukan untuk mengabadikan setiap gerak-gerik si kecil melalui foto. yakni memotret bayi dengan berbagai properti dan pernak-pernik unik yang bisa menambahkan tingkat kelucuan si anak mulai dari konsep dan pose-pose unik.

(3)

Hocus Focus Photography menawarkan berbagai macam jasa dan produk fotografi seperti maternity shoot, birthday party, kids, baby, and family.baik indoor

maupun outdoor photography. Hocus Focus juga merupakan satu-satunya perusahaan jasa fotografi di daerah Puri Jakarta barat yang memiliki percetakan album sendiri yang menghasilkan karya-karya album yang terbaik dengan berbagai konsep didalamnya. Hal ini menjadi sebuah kekuatan daya saing utama dalam hal foto studio.

Media video yang tepat yaitu video profile yang mempunyai suatu daya tarik tersendiri karena mampu menyampaikan informasi yang mudah diingat secara singkat, padat, jelas, lengkap dan menarik. Dapat juga memberikan informasi dan gambaran yang lebih jelas mengenai Foto Studio bayi yang ditawarkan oleh Hocus Focus. Maka dari itu penulis memilih video profile sebagai media promosi yang paling efektif, yaitu dengan memberikan informasi mengenai lokasi, barang yang ditawarkan, kelebihan yang dimiliki, dan lain sebagainya.

B Identifikasi Masalah

 Kurangnya informasi video profile tentang informasi Hocus Focus Photography

(4)

 Belum ada media video profile yang menarik yang dapat memberikan segala informasi mengenai Hocus Focus Photography yang berupa latar belakang perusahaan, produk yang ditawarkan serta proses pembuatan produk tersebut.

C Rumusan Masalah

Bagaimana merancang video profile yang menginformasikan ke masyarakat mengenai Hocus Focus Photography ?

D Batasan dan Ruang lingkup perancangan

 Perancangan video profile untuk menginformasikan keada orangtua yang memiliki bayi mengenai hocus focus photography

 Target perancangan adalah orangtua yang memiliki anak dari kalangan  Ses B hingga ses A dengan jangkauan 25-50 Tahun

 Video profile ini akan di tayangkan dalam kegiatan event promosi hocus focus setiap bulan di pameran

F Tujuan Perancangan

(5)

G Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Penulis melakukan observasi dengan mendatangi perusahaan atau kantor pusat iJakarta untuk melakukan pengamatan secara langsung.

2. Wawancara

Penulis menyadari pentingnya sebuah wawancara untuk mendapatkan data yang akurat. Oleh karena itu penulis melakukan wawancara dengan

model client untuk mendapatkan data sedetail-detailnya, dan juga wawancara dengan beberapa target audience.

3. Survei

Penulis melakukan survei dengan metode sampling untuk mendapatkan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu, informasi yang didapat dari responden-responden ini akan kami anggapkan sebagai perwakilan atau mayoritas dari kebanyakan individu yang lainnya. Lalu dari hasil survei, ditarik kesimpulan secara garis besarnya. 4. Studi Pustaka

(6)

H Sistematika Penulisan

Pembahasan mengenai Hocus Focus yang bersifat mengajak dan mempromosikan company profile Hocus Focus, di bagi lima bab , masing-masing terdiri dari beberapa bab yaitu, sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

pada bab ini berisi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan dan ruang lingkup perancangan, tujuan perancangan, metode perancangan, dan sistematika penulisan.

Bab II Perspektif Teori

pada bab ini membahas tentang tinjauan umum, tinjauan khusus, dan terminologi/istilah. Tinjauan umum berisi tentang teori-teori umum yang digunakan, sedangkan tinjauan khusus berisi tentang teori yang berhubungan dengan perancangan yang akan dibuat. Terminologi/istilah berisi penjelasan istilah dan kata-kata asing.

Bab III Data dan Analisis Masalah

pada bab ini berisi data lapangan, analisis-analisis (analisis SWOT, analisis khalayak sasaran, serta analisis persaingan dan pesaing) dan laporan hasil data lainnya.

Bab IV Konsep Perancangan

(7)

Bab V Perancangan Komunikasi Visual

pada bab ini dibahas tentang hasil perancangan kreatif mulai dari tahap awal hingga akhir.

Bab VI Penutup

(8)

BAB 2

A.

PRESPEKTIF TEORI

Company Profile

Menurut buku “Video Editing dan Video Production” oleh Wahana Komputer, company profile merupakan profil perusahaan berisi gambaran dan informasi secara singkat, padat, jelas, lengkap dan menarik tentang perusahaan tersebut. Berangkat dari hal ini perlu dipersiapkan secara matang konsep keseluruhan, baik pra maupun pasca-produksi. Selain gambar video, suatu profil perusahaan juga butuh audio untuk melengkapi gambar. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah

company profile:

- Singkat. Profil perusahaan hendaknya singkat, dengan satuan waktu menit. Jangan terlalu pendek juga jangan terlalu panjang. Jika terlalu pendek, bisa saja belum semua informasi dimasukkan. Dan jika terlalu panjang, akan membuat penonton bosan. Paling tidak maksimal 15 menit, tayangan profil perusahaan sudah baik.

(9)

- Jelas. Meski ada beberapa bagian yang muncul hanya dalam hitungan detik, yang penting informasi jelas dan bisa diterima penonton. Prinsip yang digunakan adalah lebih baik singkat asal jelas, daripada durasi yang panjang namun bertele-tele dan tidak jelas.

- Lengkap. Lengkap tidak selamanya harus semua ditampilkan mulai dari ujung atas sampai ujung bawah atau dari pusat pimpinan perusahaan sampai cleaning service. Semua materi yang ingin disampaikan hendaknya dapat diwakilkan secara lengkap. Selain itu, Anda dapat gunakan prinsip 'kalau bisa dihilangkan, kenapa harus dipasang’ dan bukan prinsip ‘kalau bisa dipasang, kenapa harus dihilangkan'.

- Menarik. Menarik di sini maksudnya baik secara visual, audio, dan isi. Prioritas pertama adalah menarik secara visual, lalu dilanjutkan menarik secara audio, baru yang terakhir menarik secara isi. Video yang dihasilkan akan bagus jika ketiga aspek tersebut telah terpenuhi. Kalaupun tidak mendapatkan semua aspek, usahakan mendapatkan aspek yang pertama (visual). (Komputer, 2008:101-102)

perusahaan, misalnya buku profil atau data berupa teks dan image. Beberapa data penting yang diperlukan antara lain:

- Visi-misi perusahaan

- Struktur organisasi

(10)

- Produk unggulan

- Prestasi/penghargaan

- Dokumentasi kegiatan

Dari data di atas, dapat diidentifikasi hal-hal yang akan diambil gambarnya. Misalnya perusahaan pernah mendapat penghargaan, maka penghargaan itu perlu di-shoot. (Komputer, 2008:104)

2. StrukturVideo

Seperti halnya sebuah karya literatur yang dapat dipecah menjadi bab (chapter), alinea, dan kalimat, film jenis apapun, panjang, atau pendek, juga memiliki struktur fisik. Secara fisik sebuah film dapat dipecah menjadi unsur-unsur, yakni:

a. Shot

Shot selama produksi film memiliki arti proses perekaman gambar sejak kamera diaktifkan (on) hingga kamera dihentikan (off) atau juga sering diistilahkan satu kali take (pengambilan gambar). Sementara shot setelah film telah jadi (pasca produksi) memiliki arti satu rangkaian gambar utuh yang tidak terinterupsi oleh potongan

gambar (editing). Shot merupakan unsur terkecil dari film. Sekumpulan beberapa

(11)

berjumlah belasan hingga puluhan shot. Satu shot dapat berdurasi kurang dari satu detik, beberapa menit, bahkan jam. (Pratista, 2008:29)

b. Adegan (Scene)

Adegan salah satu segmen pendek dari keseluruhan cerita yang memperlihatkan satu aksi berkesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu, isi (cerita), tema, karakter, atau motif. Satu adegan umumnya terdiri dari beberapa shot

yang saling berhubungan. Adegan adalah yang paling mudah kita kenali sewaktu kita menonton film. Kita biasanya lebih mengingat sebuah adegan ketimbang sebuah shot

atau sekuen. (Pratista, 2008:29-30)

c. Sekuen

(12)

3. Sinematografi

a. Teknik Pengambilan Gambar

1) Lensa

Menurut Bambang Semedhi dalam bukunya Sinematografi-Videografi; Suatu Pengantar, salah satu peralatan fotografi yang cukup penting karena sangat mempengaruhi hasil pengambilan gambar ialah lensa.

a) Lensa Tunggal (Prime Lens)

Lensa tunggal adalah lensa yang mempunyai focal length tunggal atau tidak dapat diubah karena sudah tetap (fixed).

b) Zoom Lens

Lensa zoom adalah lensa yang focal length-nya bisa diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan (disebut juga sebagai Adjustable Lens).

c) Lensa Sudut Lebar (Wide Angle Lens)

Lensa ini merupakan lensa yang paling mudah dioperasikan. Lensa sudut leher biasanya berukuran sekitar 15 mm, 25 mm, atau di bawah 35 mm dan merupakan lensa yang dapat menangkap gambar dengan sudut sangat lebar dan gambar yang dihasilkan relatif tajam (focus).

(13)

Lensa normal biasanya berukuran (focal length) sekitar 35 mm – 50 mm. lensa ini relatif tidak menghasilkan efek distorsi, dan gambar akan terekam dengan perspektif, ukuran atau komposisi yang sesuai dengan aslinya.

e) Lensa Sudut Sempit (Tele Lens)

Lensa tele biasanya berukuran 50 mm ke atas sampai ribuan mm. kegunaan lensa tele adalah untuk pengambilan gambar secara dekat (besar) (close up) untuk objek yang cukup jauh letaknya dari lensa kamera.

f) Lensa Makro (Macro Lens)

Untuk pengambilan gambar objek dengan jarak beberapa sentimeter dari lensa, digunakan lensa macro. Lensa jenis ini bisa merekam gambar dengan tajam dan relatif besar (big close up) untuk gambar kecil seperti semut atau serangga kecil lainnya. (Semedhi, 2011:14-17)

2) Komposisi

(14)

dan bisa mendukung alur cerita. Dengan komposisi yang baik, kita akan mendapatkan gambar yang lebih “hidup” dan bisa mengarahkan perhatian penonton kepada objek tertentu di dalam gambar. (Semedhi, 2011:43)

Juru kamera harus mengenal berbagai teori komposisi, di antaranya adalah tiga dasar komposisi, ukuran shot, dan motivasinya serta motivasi gerak (gerak objek dan gerak kamera). Ada tiga dasar teori komposisi, yaitu:

a) Intersection of Thirds (Rule of Thirds)

Kita sebagai manusia normal, dianugerahi dua buah mata yang diletakkan secara sejajar yang berfungsi sebagai lensa penangkap gambar. Karena letaknya yang sejajar, maka banyak yang mengistilahkan bahwa kita mempunyai pandangan teleskopis atau binocular eyes. Karena binocular eyes, maka jika kita melihat sesuatu maka pandangan kita terarah secara sejajar. Oleh karena itu, daerah di bidang yang kita lihat secara binocular tersebut dijadikan titik pusat perhatian atau points of interest suatu gambar. Di situlah titik perhatian atau objek yang ingin ditonjolkan di letakkan. Berdasarkan asumsi “binocular eyes” inilah lahir points of interest.

Cara menentukan points of interest di dalam aturan intersection of thirds

adalah sebagai berikut:

- Bagi layar menjadi tiga baik secara vertikal maupun horizontal, dan buatlah garis

imaginer yang membagi layar menjadi tiga bagian. Pertemuan antara garis-garis

(15)

- Upayakan objek yang ingin kita tonjolkan paling tidak menyinggung atau berada di dua titik, bahkan kalua menyinggung tiga titik menjadi lebih baik. Lebih baik menghindari memanfaatkan empat titik untuk menempatkan objek, karena akan menjadi terlalu padat. (Semedhi, 2011:44-45)

b) Golden Mean Area

Ini adalah cara membuat komposisi yang baik, khususnya untuk pengambilan gambar besar atau close up. Gambar close up yang dimaksudkan untuk menonjolkan ekspresi atau detail muka seseorang, diatur oleh teori ini dengan cara sebagai berikut.

Bagi layar menjadi dua bagian secara mendatar dan bagi juga menjadi tiga bagian, khususnya di bagian atasnya, sehingga tergambarlah bagian di atas setengah layar dan di bawah sepertiga layar. Kawasan inilah yang disebut sebagai golden mean area, tempat meletakkan mata manusia atau objek hidup lainnya untuk pengambilan gambar close up. (Semedhi, 2011:46)

c) Diagonal Depth

(16)

3) Ukuran Shot

Ukuran jarak ini adalah sangat relatif dan yang menjadi tolak ukur adalah proporsi manusia atau objek dalam sebuah frame.

a) Extreme Long Shot, merupakan jarak kamera yang paling jauh dari objeknya. Umumnya untuk menggambarkan sebuah objek yang sangat jauh atau panorama yang luas.

b) Long Shot, biasanya tubuh fisik manusia telah tampak jelas namun latar belakang masih dominan. Sering kali digunakan sebagai establishing shot, yakni shot pembuka sebelum digunakan shot-shot yang berjarak lebih dekat.

c) Medium Long Shot, pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke atas. Tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang.

d) Medium Shot, memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas. Gestur serta ekspresi wajah mulai tampak. Sosok manusia mulai dominan dalam frame.

e) Medium Close-up, pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas. Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan.

(17)

g) Extreme Close-up, pada jarak terdekat ini mampu memperlihatkan lebih mendetil bagian dari wajah, seperti telinga, mata, hidung, dan lainnya atau bagian dari sebuah objek. (Pratista, 2008:104-106)

h) Big Close-up, adalah gambar yang menonjolkan detail atau ekspresi. Misalnya gambar mata yang sedang berkedip-kedip, dan lain-lain. (Semedhi, 2011:55)

i) Beauty Shot, menampilkan suatu objek atau produk yang bertujuan untuk memperlihatkan visual fitur yang terbaik dari objek atau produk tersebut. (Golombisky, 2010:171)

4) Pergerakan Gambar

a) Zoom, yaitu pergerakan kamera dengan mengubah ukuran focal length lensa.

b) Pan, adalah pergerakan kamera mendatar secara horizontal. Pan right adalah pergerakan menyapu kekanan. Pan left adalah pergerakan menyapu kekiri.

(18)

d) Track, yaitu pergerakan kamera mengikuti objek pengambilan gambar. Track right

berarti kamera mengikuti objek kearah kanan. Track left berarti mengikuti pergerakan objek kearah kiri.

e) Dolly, yaitu pergerakan kamera mendekati atau menjauhi objek. Dolly in ialah gerakan kamera mendekat kearah objek tanpa mengubah sudut atau ukuran lensa.

Dolly back berarti pergerakan kamera menjauh dari objek tanpa mengubah ukuran lensa dan sudut liputannya. (Semedhi, 2011:58-60)

b. Pencahayaan

Lighting ialah komponen utama dan mempunyai peran yang sangat penting di dalam produksi sebuah film atau video. Dengan pengaturan lighting yang tepat, kita bisa memberi efek positif atau negatif terhadap sebuah objek yang kita shot. Bahkan dengan lighting tertentu kita bisa membuat efek sedih, gembira, takut, berani, suram, cerah, dan lain sebagainya. Dalam lighting atau tata cahaya, terdapat tiga hal yang perlu diuraikan dengan jelas, yaitu: (Semedhi, 2011:69)

2) Suhu Warna (Color Temperature)

(19)

a) Day Light

Day light adalah cahaya matahari, jika diukur dengan pengukur suhu warna, maka rata-rata akan menunjukkan angka 5.500 derajat Kelvin atau di atasnya. Cahaya

daylight mempunyai ciri khas, yaitu agak berwarna kebiru-biruan atau blueish. Sinar matahari akan terekam di gambar kita menjadi kebiru-biruan. Walaupun demikian, sinar matahari senja dan fajar memang mempunyai suhu warna yang lebih rendah dari 3.200 derajat Kelvin. (Semedhi, 2011:70)

b) Tungsten

Untuk cahaya buatan, khususnya lampu jar atau incandescent light, suhu warnanya sekitar 3.200 derajat Kelvin (kelvin meter adalah alat pengukur suhu warna). Suhu warna 22 yang dihasilkan oleh lampu pijar biasanya berwarna agak kemerahan (reddish), sementara cahaya matahari (daylight) berwarna agak kebiruan (blueish). Lampu pijar 100 watt biasanya mempunyai suhu warna 2.850 derajat Kelvin, sementara lilin mempunyai suhu warna 1.990 derajat kelvin. Dalam beberapa kasus pengambilan gambar (shooting), kita harus berhadapan dengan situasi dimana terdapat dua sumber cahaya yang berbeda suhu warnanya. (Semedhi, 2011:70-71)

3) Intensitas Cahaya (Intensity)

(20)

a) Key light, yaitu suatu sumber cahaya yang utama, dengan intensitas yang paling besar.

b) Fill light, yaitu suatu sumber cahaya penyeimbang yang berguna untuk mengurangi bayangan yang jatuh di sisi kiri atau kanan objek yang mendapat sinar dari key light.

c) Back light, yaitu sumber cahaya yang ditempatkan di atas objek yang akan diambil gambarnya, dengan arah ke pundak atau rambut objek dengan harapan memberikan kesan tiga dimensi.

d) Background light, yaitu sumber cahaya yang diarahkan ke latar belakang atau dinding

di belakang objek, dengan maksud untuk

menghilangkan cahaya yang jatuh di latar belakang. (Semedhi, 2011:72-73)

4) Fungsi Cahaya

Pencahayaan setidaknya mempunyai tiga fungsi utama yang tidak boleh diabaikan, yaitu:

a) Fungsi Exposure

Sinar atau cahaya berfungsi untuk memungkinkan kita menghasilkan gambar dengan baik. Kekurangan sinar akan membuat gambar tidak seperti yang kita harapkan, demikian juga jika terjadi kelebihan sinar.

b) Dramatisasi

(21)

objek harus diberi sinar yang cukup kuat dari bagian bawah. Jika suatu adegan pesta yang meriah, tentu harus diberikan sinar yang cukup terang dan bahkan berwarna-warni bermandikan cahaya.

c) Petunjuk Waktu

Artinya, jika kita menginginkan adegan berkesan malam hari (walaupun pengambilan gambar dilakukan siang hari), maka di layar harus terekam lampu-lampu yang hidup atau menyala. Sebaliknya, jika harus membuat kesan adegan siang hari, maka harus dihindari adanya lampu-lampu yang menyala, dan harus diberikan sinar yang kuat sebagai pencahayaan utama dari arah jendela atau pintu. (Semedhi, 2011:74)

c. Editing

Proses pengambilan gambar telah selesai dan setelahnya produksi film memasuki tahap editing. Dalam tahap ini shot-shot yang telah diambil dipilih, diolah, dan dirangkai hingga menjadi satu rangkaian kesatuan yang utuh. Aspek editing

bersama pergerakan kamera merupakan satu-satunya unsur sinematik yang murni dimiliki oleh seni film. Sejak awal perkembangan sinema, para sineas telah menyadari betapa kuatnya pengaruh teknik editing untuk memanupulasi ruang dan waktu. (Pratista, 2008: 123)

Berdasarkan aspek temporal, editing dibagi menjadi dua jenis, yakni editing kontinu

(22)

terjadi lompatan waktu. Sebaliknya editing diskontinu adalah perpindahan shot

dengan terjadi lompatan waktu. (Pratista, 2008: 123-124)

1) Bentuk Editing

(23)

a) Cut, merupakan transisi shot ke shot lainnya secara langsung. Shot (A) langsung berubah seketika menjadi shot (B). Cut sifatnya amat fleksibel hingga memungkinkan untuk editing kontinu maupun diskontinu.

b) Wipe, merupakan transisi shot dimana frame sebuah shot bergeser ke arah kiri, kanan, atas, bawah, atau lainnya hingga berganti menjadi sebuah shot baru. Teknik

wipe biasanya digunakan untuk perpindahan shot yang terputus waktu tidak berselisih jauh (selang beberapa menit).

c) Dissolve, merupakan transisi shot dimana gambar pada shot sebelumnya (A) selama sesaat bertumpuk dengan shot setelahnya (B). Selama sesaat bayangan gambar shot (A) bertumpuk dengan bayangan gambar shot (B).

d) Fade, merupakan transisi shot secara bertahap dimana gambar secara perlahan intensitasnya bertambah gelap hingga seluruh frame berwarna hitam dan ketika gambar muncul kembali (bertambah terang), shot telah berganti. Fade umumnya digunakan untuk perpindahan shot yang terputus waktu secara signifikan, seperti berganti hari, bulan, bahkan tahun. (Pratista, 2008: 124-126)

2) Software

(24)

a) Adobe Premiere Pro

Adobe Premiere Pro adalah software editing standar yang banyak dipakai oleh stasiun-stasiun penyiaran (boardcasting). Dengan fitur yang cukup lengkap, editor

dapat berkreasi dan menerapkan efek-efek video sesuai dengan keinginan sehingga program keluaran Adobe ini menjadi pilihan bagi para editor profesional. (Semedhi, 2011:91)

b) Adobe After Effect

Jika terbiasa menggunakan software editing Adobe Premiere, mengoperasikan Adobe After Effect sangat mudah dilakukan karena prinsip pengoperasiannya sama, yaitu bertitik tekan pada penggunaan keyframe. Software ini mampu mengoperasikan banyak operasi animasi grafis yang sangat powerful dan kompatibel jika kita bekerja dengan Adobe Premiere. (Semedhi, 2011:92-93)

4. Animasi

(25)

perubahan posisi bergerak (motion tween) maupun perubahan bentuk diikuti pergerakan (motion shape). Animasi dibagi dalam 2 kategori yaitu :

a. 2D Animation

2D Animation adalah animasi dimana scenes dan karakternya di animasi dengan ruang 2 dimensi. Saat ini, animator menggunakan software komputer untuk menciptakan segalanya dalam 2d animasi, termasuk environments, karakter, visual effects, dan banyak lainnya.

b. 3D Animation

(26)

A. TINJAUAN KHUSUS

Pengertian Balita Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006). Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas.

(27)

ini anak mulai bergaul dengan lingkungannya atau bersekolah playgroup sehingga anak mengalami beberapa perubahan dalam perilaku.

Pada masa ini anak akan mencapai fase gemar memprotes sehingga mereka akan mengatakan “tidak” terhadap setiap ajakan. Pada masa ini berat badan anak cenderung mengalami penurunan, akibat dari aktivitas yang mulai banyak dan pemilihan maupun penolakan terhadap makanan. Diperkirakan pula bahwa anak perempuan relative lebih banyak mengalami gangguan status gizi bila dibandingkan dengan anak laki-laki (BPS, 1999). 3.

Tumbuh Kembang Balita Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda, namun prosesnya senantiasa melalui tiga pola yang sama, yakni:

a. Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju bagian bawah (sefalokaudal). Pertumbuhannya dimulai dari kepala hingga ke ujung kaki, anak akan berusaha menegakkan tubuhnya, lalu dilanjutkan belajar menggunakan kakinya.

b. Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar. Contohnya adalah anak akan lebih dulu menguasai penggunaan telapak tangan untuk menggenggam, sebelum ia mampu meraih benda dengan jemarinya.

(28)

Pada konteks ini, berlangsung perubahan ukuran dan jumlah sel, serta jaringan intraseluler pada tubuh anak. Dengan kata lain, berlangsung proses multiplikasi organ tubuh anak, disertai penambahan ukuran-ukuran tubuhnya. Hal ini ditandai oleh:

a. Meningkatnya berat badan dan tinggi badan. 9

b. Bertambahnya ukuran lingkar kepala.

c. Muncul dan bertambahnya gigi dan geraham.

d. Menguatnya tulang dan membesarnya otot-otot.

(29)

merupakan gejala kualitatif, artinya pada diri balita berlangsung proses peningkatan dan pematangan (maturasi) kemampuan personal dan kemampuan sosial.

a. Kemampuan personal ditandai pendayagunaan segenap fungsi alatalat pengindraan dan sistem organ tubuh lain yang dimilikinya. Kemampuan fungsi pengindraan meliputi ;

1) Penglihatan, misalnya melihat, melirik, menonton, membaca dan lain-lain.

2) Pendengaran, misalnya reaksi mendengarkan bunyi, menyimak pembicaraan dan lain-lain.

3) Penciuman, misalnya mencium dan membau sesuatu. 10

4) Peraba, misalnya reaksi saat menyentuh atau disentuh, meraba benda, dan lain-lain.

5) Pengecap, misalnya menghisap ASI, mengetahui rasa makanan dan minuman. Pada sistem tubuh lainnya di antaranya meliputi :

1) Tangan, misalnya menggenggam, mengangkat, melempar, mencoret-coret, menulis dan lain-lain.

2) Kaki, misalnya menendang, berdiri, berjalan, berlari dan lain-lain.

3) Gigi, misalnya menggigit, mengunyah dan lain-lain.

(30)

5) Emosi, misalnya menangis, senyum, tertawa, gembira, bahagia, percaya diri, (sosialisasi), sebenarnya efek dari kemampuan personal yang makin meningkat. Dari situ lalu dihadapkan dengan beragam aspek lingkungan sekitar, yang membuatnya secara sadar berinterkasi dengan lingkungan itu. Sebagai contoh pada anak yang telah berusia satu tahun dan mampu berjalan, dia akan senang jika diajak bermain dengan anak-anak lainnya, meskipun ia belum pandai dalam berbicara, ia akan merasa senang berkumpul dengan anakanak tersebut. Dari sinilah dunia sosialisasi pada ligkungan yang lebih luas sedang dipupuk, dengan berusaha mengenal temantemanya itu.

Lagu Anak-anak dan Lagu-lagu di Masyarakat

a. Lagu Anak-anak

(31)

suatu budi pekerti yang memberikan pengaruh baik dalam pertumbuhan mereka. Dengan kata lain, dampak positif dalam lagu anak yang mengajarkan tentang suatu tindakan sopan santun yang dapat mempengaruhi pikiran, jiwa, dan raga mereka. Sebab lagu anak yang tepat dapat mencakup semua aspek tujuan pembelajaran pada anak. Beberapa aspek tujuan pembelajaran yang terdapat pada lagu anak yang mengajarkan budi pekerti adalah :

1. Aspek kognitif atau pemahaman dan pemikiran mereka terhadap pengetahuan tentang tingkah laku terpuji. 34 Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Foklor, Yogyakarta : Medpress, 2009, Hal. 66 35 Murtono dkk, Seni Budaya Dan Keterampilan Kelas 3 SD, Jakarta : Yudistira, 2007, Hal. 45 41

2. Aspek afektif yang menekankan pada pengaruh lagu anak terhadap emosi atau perasaan serta perilaku mereka.

(32)

bahwa musik adalah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk suatu konsep pemikiran yang bulat, dalam wujud nada-nada atau bunyi lainnya yang mengandung ritme dan harmoni.

Pendapat lain tentang musik yang dikemukakan oleh Al-Bagdadi adalah nada atau bunyi yang dihasilkan dari suara manusia atau suara alat musik. Jadi dapat disimpulkan bahwa musik adalah suatu hasil karya seni bunyi 36 Efendi Djohan, Psikologi Musik, Yogyakarta : Penerbit Buku Baik, 2009, Hal. 34 42 dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang dihasilkan dari suara manusia atau suara alat musik.37 Lagu adalah salah satu bentuk dari musik. Lagu tidak dapat dipisahkan dengan musik, lagu dan musik merupakan suatu kesatuan yang apabila digabungkan akan tercipta sebuah karya seni yang indah. Musik ataupun lagu dapat digunakan sebagai sarana dalam sebuah proses pembelajaran yang efektif untuk anak-anak. 38 Dengan menyuarakan lagu atau bernyanyi anak akan merasa senang, bahagia gembira, dan anak dapat terdorong untuk lebih giat belajar. Lagu atau nyanyian dapat digunakan sebagai media penyampaian pesan yang menyenangkan bagi anak. Lagu tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran pada anak. Anak-anak bermain dengan lagu, bahkan mereka belajar dengan lagu. Rasyid menjelaskan bahwa nyanyian memiliki fungsi :

a. Bahasa Emosi Dengan bernyanyi seorang anak dapat mengungkapkan perasaannya, rasa senang, sedih, lucu, kagum dan sebagainya.

(33)

Fakultas Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan Guru dan PAUD UNESA, 2013), Hal. 10 38 Fathur Rasyid, Cerdaskan Anakmu dengan Musik, Yogyakarta : Diva Press, 2010, Hal. 147 43 c. Bahasa Gerak Dapat dilihat dari ketukan, panjang dan pendeknya nada Menurut Hidayat, lagu yang baik bagi kalangan anak adalah lagu yang memperhatikan kriteria sebagai berikut :

a. Syair dan kalimatnya tidak terlalu panjang b. Mudah dihafal oleh anak

c. Ada misi pendidikan

d. Sesuai karakter dan dunia anak

e. Nada yang diajarkan mudah dikuasai anak.39 Sejalan dengan hal tersebut Matodang menyebutkan nyanyian yang baik dan sesuai untuk anak-anak antara lain: 1. Nyanyian yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan diri anak (aspek fisik, intelegensi, emosi, dan sosial)

2. Nyanyian yang bertolak dari kemampuan yang telah dimiliki anak 3. Isi lagu sesuai dunia anak

4. Bahasa yang digunakan sederhana

5. Luas wilayah nada sepadan dengan kesanggupan alat suara dan pengucapan anak 39 Fathur Rasyid, Cerdaskan Anakmu dengan Musik,

Yogyakarta : Diva Press, 2010, Hal. 148 44 6. Tema lagu mengacu pada kurikulum yang

(34)

- Fotography - Bayi dan balita - Lagu

(35)

-BAB III

DATA DAN ANALISIS MASALAH

A. Data Lapangan

1. Profil Klien

a. Nama Perusahaan : Hocus Focus b. Logo :

c. lingkup layanan :

(36)

1) Produk Hocus Focus

(37)

d. Lingkup Wilayah Usaha : Jakarta

Px. Pavilion

 Jl. Puri Indah Raya Blok U1, Puri Indah CBD Raya, Kembangan, RT.3/RW.2, Kembangan Sel., Kembangan, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11610

 021 - 29 521 969

 Email: hf.px@hocusfocuskids.com

 Jl Puri Indah Boulevard Blok U1

e. Visi dan Misi :

Visi

Menjadikan Hocus Focus sebagai penyedia jasa foto bayi yang sangat di minati untuk mengabadikan moment – moment terpenting di setiap pertumbuhan bayi.

Misi

(38)

2. Meningkatkan pelayanan secara berkala sesuai perkembangan. 3. Memberikan kualitas SDM dan teknologi sesuai tuntutan konsumen. 4. Berusaha meningkatkan sarana dan prasarana sesuai perkembangan.

(39)

g. Klien :

 Melayney Ricardo – Baby Courage ( 2017 )  Raya Kohandi – Baby Alesha ( 2017 )  Adelia Pasha – Baby Kayla (2017)  Moonella’s Mom & Bro (2017 )  Mikaila Partritz – Baby Ace ( 2017 )  Yasmine Wildblood – Baby Sera (2017)  Dahlia Poland – Baby James (2017)

B. Analisis SWOT

1. Hocus Focus a. Strength:

 Hocus Focus salah satu foto studio yang memiliki percetakan foto produk

 Produk-produk hocus focus termasuk produk kualitas tinggi karena barang yang di produksi mempunyai nilai dan estetika sendiri

 Produk Hocus focus memiliki desain tersendiri di setiap produk album

b. Weakness:

(40)

 Harga relatif tinggi karena diproduksi menggunakan kualitas kertas yang bagus serta nilai desain di setiap produk hocus focus

 Hocus Focus hanya mengandalkan event dan pameran sebagai sarana promosi produk

c. Opportunity:

 Banyaknya orangtua tidak melewatkan momen bayi dengan mengabadikan dengan sebuah foto

 Foto bayi menjadi sebuah trend yang signifikan

d. Threat:

 Tidak semua orang tua tertarik dan butuh Hocus Focus

 Tidak semua orang tua memiliki keinginan untuk mengabadikan foto bayi

 Mulai muncul pesaing yang menawarkan foto studio yang sejenis

2. Video Profile

a. Strength:

(41)

 Dapat memberikan informasi dan gambaran lebih jelas mengenai Hocus Focus atau foto studio bayi serta produk secara singkat, padat, jelas, lengkap dan menarik tentang perusahaan tersebut

 Sebagai alat marketing yang ampuh karena bersifat promosi

b. Weakness:

 Sedikit menggunakan elemen grafis seperti teks atau tipografi

 Durasi yang digunakan terbatas sehingga alur video harus to the point

 Hanya dapat mengambil / merekam gambar yang bagus (beauty shot) saja

c. Opportunity:

 Mempermudah masyarakat untuk mengenal dan mengetahui segala informasi mengenai Hocus Focus

 Media video mempunyai daya tarik tersendiri sehingga masyarakat menyukainya dibandingkan dengan media cetak

 Ketertarikan masyarakat dengan video profile mulai meningkat

d. Threat:

 Banyak masyarakat yang lebih tertarik dengan media video lain seperti video promosi karena lebih tidak bersifat formal

(42)

C. Analisis Khalayak Sasaran

1. Geografis

Dari segi Geografis, target untuk video profile ini mencakup wilayah Jabodetabek.

2. Demografis

Target audience yaitu Orangtua/ pasangan yang sudah berkeluarga, khususnya pengusaha makanan dan minuman dari kalangan ses B hingga ses A dengan jangkauan usia 25 - 50 tahun.

3. Psikografis

Dari segi psikografis, target untuk video profile ini ditujukan untuk orangtua yang tertarik dengan hal-hal baru dan unik seperti foto studio Hocus Focus

4. Behavior

Behavior dari target video profile ini yaitu suka menonton video, berkeluarga, dan menyukai trend foto

(43)

Kesimpulan yang diperoleh dari analisis khalayak sasaran, target audience

khususnya pengusaha berusia 25 - 50 tahun. Berikut hasil wawancara yang diperoleh dari beberapa tempat sebagai target audience

(44)

Gambar

Gambar 3.11Bagan Organisasi

Referensi

Dokumen terkait

kepada Terdakwa karena lama mengambil karung, karena tidak terima dengan perlakuan korban timbul perasaan emosi dan marah dari Terdakwa pada saat berada di belakang korban lalu

Untuk itu penelitian ini akan menggunakan kombinasi kedua metode yaitu KNN dan Gini Index tersebut untuk memungkinkan klasifikasi tingkat kognitif soal pada

Program hiburan tetap dinilai oleh responden sebagai acara yang paling banyak tampil di televisi, namun dengan kualitas yang dinilai buruk / sangat

a) Kelompok Maseral Vitrinite umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mengandung serat kayu dan maseral ini sebagai bahan pembentu utama suatu batubara.

Berdasarkan integrasi struktur geologi terhadap situs-situs di Kawasan Huu tersebut, maka dihasilkan data mengenai pemilihan lokasi situs yang terletak pada bagian yang

Hasil dari wawancara tersebut, karyawan yang bernama ND karyawan yang bekerja di bagian display mengemukakan bahwa “gaji yang saya terima disini kurang mencukupi kebutuhan

Hal ini sesuai dengan hasil studi yang dilakukan oleh (Lingga et al., 2020), bahwa tampilan animasi dapat menembus ruang waktu, artinya antara penyaji dan

10 Roeslan Salah, Stelsel Pidana Indonesia, Aksara Baru, Jakarta, 1987, hlm.61. Gerakan yang menentang pidana mati bukanlah sekedar suatu usaha atau perjuangan yang