• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Penelitian Rating Publik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Penelitian Rating Publik"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

N 1 4 1 1 5 2 2 0

Laporan Penelitian

Rating Publik

Edisi No. 70 / 15 Agustus - 15 September 2008

THE HABIBIE CENTER

J U R N A L P E M A N T A U M E D I A

J U R N A L P E M A N T A U M E D I A

EDISI KHUSUS

Laporan Penelitian

Rating Publik

(2)

ATING atau peringkat program televisi boleh dicaci, boleh pula dipuji bahkan dirindukan, sebab bagi sebuah stasiun televisi, rating tinggi atas suatu program yang ditayangkannya bermakna, sederhananya, iklan banyak masuk dan fuluspun mengalir deras. Uang memang sangat penting bagi sebuah stasiun TV mengingat bisnis ini adalah bisnis yang mahal. Memang, rating selama ini boleh dikata terpaku pada kepopuleran suatu program belaka. Mutu program, itu urusan lain. Tidak termasuk yang diukur. Jadi belum ada rating tentang mutu tayangan televisi.

Jadi, sah saja rating diadakan kalau memang itu penting bagi hidup matinya stasiun-stasiun TV. Tapi masalahnya, apakah peringkat itu tak pernah beranjak dari “sekadar” kepopuleran, bahkan banyak yang terasa membodohimalah sebagian orang merasa tayangan yang populer justru merendahkan intelektualita mereka. Kelihatannya ini belum pernah disadari oleh para pembuat program TV. Atau sudah tetapi persentase program yang bermutu masih lebih sedikit dibanding yang ukurannya semata kepopuleran.

Salah satu program yang masih harusterus menerus disubsidi ialah tayangan program keagamaan. Apa betul tayangan semacam itu tidak pernah mencapai peringkat yang memadai sehingga bisa menarik para pengiklan? Tiap pagi seluruh stasiun TV menayangkan program keruhanian (Islam). Tapi tak ada iklannya, paling-paling iklan stasiun TV itu sendiri. Atau hanya satu, dua. Apa pasal?

Apakah program-program penyejahteraan ruhani itu tidak “layak jual”? Mengapa program-program sahur lumayan laris bagi pengiklan? Apakah memang begitu maunya para pengiklan, yakni, program keruhanian tetapi ditayangkan dengan gaya popular seperti itu, yang lalu terasa merendahkan nilai “pengajaran”-nya sendiri?

Atau ada hal lain? Pernah ditahun 1990-an sebuah majalah Islam mengumpulkan para eksekutif periklanan. Untuk sosialisasi dan menarik mereka agar mau memasang iklan di majalah itu. Nah, salah seorang eksekutif sebuah perusahaan periklanan bercerita. Katanya, dia punya bos, yang non-Muslim, menurut hematnya terpengaruh oleh sebuah tulisan di sebuah majalah luar negeri, yang berkisah tentang gerakan “Islam fundamentalis”. Sang bos lalu berpendapat, kalau dia pasang iklan di sebuah majalah Islam, itu sama saja dengan membantu gerakan Islam fundamentalis itu.

Rasanya itu pandangan pribadi dan tidak perlu diambil pusing. Tetapi bagi para pembuat program, penetapan peringkat bagaimana pun bermakna tidak kecil. Barangkali cara penyajian program keruhanian tidak lagi seperti yang sejauh ini ditayangkan. Baik teknik penayangan maupun isinya. Maka sudah waktunya dicari teknik-teknik baru yang bisa memberi daya tarik lebih besar kepada para penonton. Jadi tidak lagi menjadi sekadar “pengisi” yang harus ada tetapi sebenarnya merupakan proyek rugi. Harus ada karena kalau sampai tidak ada pasti akan diprotes umat Islam. Tetapi karena peringkatnya rendah maka tidak laku di kalangan pengiklan. Dengan demikian, untuk membuat tayangan keruhanian bisa laku, para pembuat program pun perlu “bebenah”, mulai memikirkan teknik penyiaran yang bisa lebih populer. Barangkali perlu dibicarakan dengan perusahaan periklanan, kira-kira tayangan keruhanian macam apa yang bisa menarik banyak penonton sehingga ratingnya naik.

Pembenahan juga perlu dilakukan oleh pembuat program-program lain yang kebetulan peringkatnya rendah. Namun, pembenahan justru sangat perlu dilakukan oleh

Rating, tantangan bagi

para produser

Catatan Redaksi

R

W

ATCH

M

EDIA

M

EDIA

W

ATCH

THE HABIBIE CENTER

ISSN 1411-5220 Penerbit: Media Center/The Habibie Center Alamat Redaksi: Jl. Kemang Selatan No.98

Jakarta Selatan Telp.: (021)781-7211 Fax.: (021)781-7212 Email: thc@habibiecenter.or.id Website:http://www.habibiecenter.or.id

Penanggung Jawab : Ahmad Watik Pratiknya, Dewan Redaksi : A. Makmur Makka (Ketua) Mustofa Kamil Ridwan, Redaktur Pelaksana : Afdal Makkuraga Putra, Redaksi : Wenny Pahlemy, Kontributor : Intantri Kusmawarni, Teguh Apriliyanto. Sekretaris : Rahma Whidiasari Produksi:

Ghazali H. Moesa. Disain Grafis : A. Mudjazir Unde.

Jurnal MW The Habibie Center adalah publikasi bulanan di bawah naungan The Habibie Center. Redaksi menerima tulisan/artikel yang sesuai dengan visi dan misi jurnal ini.

INDEKS

Gambar Kulit depan :Alfin Eko Partono,

KarikaturPilihan lomba karikatur MW THC 2007.

Gambar kulit belakang : Fajar Purwa,

Karikatur Pilihan lomba karikatur MW THC 2007.

• Catatan Redaksi : Rating, tantangan bagi para produser 3

• Laporan Khusus : Laporan Penelitian Rating Publik 4

• Laporan Khusus : Penilaian Umum Kualitas Program Televisi 7

• Laporan Khusus : Kesenjangan Antara Kualitas dan Jumlah Penonton Acara TV 13

• Laporan Khusus : Rating Versus Kualitas 20

• Laporan Khusus : Program Terbaik 25

• Opini : SMS (Short Messages Services) dan Sebuah Harapan Semu 32

(3)

ATING atau peringkat program televisi boleh dicaci, boleh pula dipuji bahkan dirindukan, sebab bagi sebuah stasiun televisi, rating tinggi atas suatu program yang ditayangkannya bermakna, sederhananya, iklan banyak masuk dan fuluspun mengalir deras. Uang memang sangat penting bagi sebuah stasiun TV mengingat bisnis ini adalah bisnis yang mahal. Memang, rating selama ini boleh dikata terpaku pada kepopuleran suatu program belaka. Mutu program, itu urusan lain. Tidak termasuk yang diukur. Jadi belum ada rating tentang mutu tayangan televisi.

Jadi, sah saja rating diadakan kalau memang itu penting bagi hidup matinya stasiun-stasiun TV. Tapi masalahnya, apakah peringkat itu tak pernah beranjak dari “sekadar” kepopuleran, bahkan banyak yang terasa membodohimalah sebagian orang merasa tayangan yang populer justru merendahkan intelektualita mereka. Kelihatannya ini belum pernah disadari oleh para pembuat program TV. Atau sudah tetapi persentase program yang bermutu masih lebih sedikit dibanding yang ukurannya semata kepopuleran.

Salah satu program yang masih harusterus menerus disubsidi ialah tayangan program keagamaan. Apa betul tayangan semacam itu tidak pernah mencapai peringkat yang memadai sehingga bisa menarik para pengiklan? Tiap pagi seluruh stasiun TV menayangkan program keruhanian (Islam). Tapi tak ada iklannya, paling-paling iklan stasiun TV itu sendiri. Atau hanya satu, dua. Apa pasal?

Apakah program-program penyejahteraan ruhani itu tidak “layak jual”? Mengapa program-program sahur lumayan laris bagi pengiklan? Apakah memang begitu maunya para pengiklan, yakni, program keruhanian tetapi ditayangkan dengan gaya popular seperti itu, yang lalu terasa merendahkan nilai “pengajaran”-nya sendiri?

Atau ada hal lain? Pernah ditahun 1990-an sebuah majalah Islam mengumpulkan para eksekutif periklanan. Untuk sosialisasi dan menarik mereka agar mau memasang iklan di majalah itu. Nah, salah seorang eksekutif sebuah perusahaan periklanan bercerita. Katanya, dia punya bos, yang non-Muslim, menurut hematnya terpengaruh oleh sebuah tulisan di sebuah majalah luar negeri, yang berkisah tentang gerakan “Islam fundamentalis”. Sang bos lalu berpendapat, kalau dia pasang iklan di sebuah majalah Islam, itu sama saja dengan membantu gerakan Islam fundamentalis itu.

Rasanya itu pandangan pribadi dan tidak perlu diambil pusing. Tetapi bagi para pembuat program, penetapan peringkat bagaimana pun bermakna tidak kecil. Barangkali cara penyajian program keruhanian tidak lagi seperti yang sejauh ini ditayangkan. Baik teknik penayangan maupun isinya. Maka sudah waktunya dicari teknik-teknik baru yang bisa memberi daya tarik lebih besar kepada para penonton. Jadi tidak lagi menjadi sekadar “pengisi” yang harus ada tetapi sebenarnya merupakan proyek rugi. Harus ada karena kalau sampai tidak ada pasti akan diprotes umat Islam. Tetapi karena peringkatnya rendah maka tidak laku di kalangan pengiklan. Dengan demikian, untuk membuat tayangan keruhanian bisa laku, para pembuat program pun perlu “bebenah”, mulai memikirkan teknik penyiaran yang bisa lebih populer. Barangkali perlu dibicarakan dengan perusahaan periklanan, kira-kira tayangan keruhanian macam apa yang bisa menarik banyak penonton sehingga ratingnya naik.

Pembenahan juga perlu dilakukan oleh pembuat program-program lain yang kebetulan peringkatnya rendah. Namun, pembenahan justru sangat perlu dilakukan oleh

Rating, tantangan bagi

para produser

Catatan Redaksi

R

W

ATCH

M

EDIA

M

EDIA

W

ATCH

THE HABIBIE CENTER

ISSN 1411-5220 Penerbit: Media Center/The Habibie Center Alamat Redaksi: Jl. Kemang Selatan No.98

Jakarta Selatan Telp.: (021)781-7211 Fax.: (021)781-7212 Email: thc@habibiecenter.or.id Website:http://www.habibiecenter.or.id

Penanggung Jawab : Ahmad Watik Pratiknya, Dewan Redaksi : A. Makmur Makka (Ketua) Mustofa Kamil Ridwan, Redaktur Pelaksana : Afdal Makkuraga Putra, Redaksi : Wenny Pahlemy, Kontributor : Intantri Kusmawarni, Teguh Apriliyanto. Sekretaris : Rahma Whidiasari Produksi:

Ghazali H. Moesa. Disain Grafis : A. Mudjazir Unde.

Jurnal MW The Habibie Center adalah publikasi bulanan di bawah naungan The Habibie Center. Redaksi menerima tulisan/artikel yang sesuai dengan visi dan misi jurnal ini.

INDEKS

Gambar Kulit depan :Alfin Eko Partono,

KarikaturPilihan lomba karikatur MW THC 2007.

Gambar kulit belakang : Fajar Purwa,

Karikatur Pilihan lomba karikatur MW THC 2007.

• Catatan Redaksi : Rating, tantangan bagi para produser 3

• Laporan Khusus : Laporan Penelitian Rating Publik 4

• Laporan Khusus : Penilaian Umum Kualitas Program Televisi 7

• Laporan Khusus : Kesenjangan Antara Kualitas dan Jumlah Penonton Acara TV 13

• Laporan Khusus : Rating Versus Kualitas 20

• Laporan Khusus : Program Terbaik 25

• Opini : SMS (Short Messages Services) dan Sebuah Harapan Semu 32

(4)

LAPORAN PENELITIAN

RATING PUBLIK II

pemirsa bagaimana

penilaian mereka atas cara tersebut. Apakah acara- acara-acara yang disajikan oleh televisi itu baik bagi mereka, apakah ramah bagi anak, apakah menambah informasi dan menigkatkan daya kritis mereka, dan sebagainya. Aspek-aspek ini tidak banyak diteliti. Selama ini kebanyakan informasi dan perdebatan mengenai acara televisi lebih banyak

didominasi oleh berapa banyak acara ditonton, atau

acara apa yang paling ditonton. Khalayak tidak diminta atau tidak mempunyai banyak kesempatan untuk

menyatakan pendapatnya atas kualitas berbagai acara yang mereka tonton dan bagaimana perasaan mereka terhadap acara tersebut.

Dalam konteks ini, Yayasan SET bekerja sama dengan TIFA, IJTI dan Komunitas Pemerhati Televisi di 11 kota menyelenggarakan riset

Rating Publik. Riset ini bertujuan untuk

"memperkaya" penelitian mengenai televisi di

Indonesia, terutama pemirsa televisi yang selama ini didominasi oleh jumlah penonton acara televisi (rating). Di Indonesia hingga saat yang dominan adalah pengukuran mengenai jumlah pemirsa atas suatu program televisi. Selain pola pengukuran yang

mengandalkan jumlah pemirsa suatu program televisi, perlu ada pola atau bentuk pengukuran lain. Misalnya, pengukuran yang lebih melihat terhadap aspek kualitas suatu program. Di sini yang dilihat bukan berapa banyak suatu Program ditonton oleh pemirsa, tetapi seberapa berkualitas suatu Program. Selama ini, aspek kualitas suatu Program di televisi tidak banyak disinggung. Pembicaraan mengenai televisi sebagian besar berkutat pada aspek jumlah (kuantitas) pemirsa suatu program. Riset ini juga bertujuan untuk memberikan alternatif referensi untuk menilai program televisi, berdasarkan aspek-aspek kualitas, baik untuk komunitas televisi sendiri maupun untuk masyarakat kebanyakan.

METODE

Penelitian ini bukanlah sebuah survei khalayak yang menyertakan khalayak pemirsa televisi sebagai

responden. Metode yang digunakan adalah Peer Group Assessment. Responden atau panelis dalam survei ini adalah kalangan yang dipandang mempunyai pengetahan memadahi tentang televisi dan mampu memberikan penilaian terhadap program-program televisi. Responden dalam survei ini bukanlah khalayak pemirsa televisi umum. Tujuan dari survei ini adalah menilai kualitas dari suatu program televisi, dan tidak berpretensi mengukur jumlah pemirsa suatu program televisi (kuantitas) atau karakteristik pemirsa televisi. Kalangan terdidik ini yang bisa menilai dan memberikan evaluasi (assesment) program televisi dibandingkan dengan khalayak pemirsa secara umum.

Survei ini dilakukan di 11 kota besar di Indonesia, masing-masing DKI Jakarta,

Medan, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Makkasar,

Denpasar, Batam, Pontianak dan Palembang, Survei semula menyertakan 221 orang yang tersebar masing-masing 20 orang responden di masing-masing kota. Jumlah responden yang bisa dianalisis sebanyak 212 orang responden. Penilaian Terhadap 212 orang

responden inilah yang disajikan dalam tulisan ini. Responden yang disertakan dalam survei ini dipilih dengan menggunakan metode sampel kuota (quota sampling). Riset ini adalah riset kedua, setelah

sebelumnya dilakukan pada bulan Maret 2008.

Responden yang menilai Program televisi di bulan Oktober ini sama dengan mereka yang menilai di bulan Maret 2008 (panel). Profil responden yang terlibat dalam riset ini sebagai berlikut:

OKTOBER - NOVEMBER 2008

Saat ini tercatat ada 11 stasiun televisi di Indonesia plus puluhan televisi lokal. Tiap hari pemirsa televisi di Indonesia dijejali dengan aneka Program. Masing-masing stasiun televisi bersaing untuk menarik perhatian pemirsa televisi. Di tengah banyaknya sajian acara di televisi ini, yang belum banyak dilakukan adalah menanyakan kepada

I. GAMBARAN UMUM

PENELITIAN

2

(5)

LAPORAN PENELITIAN

RATING PUBLIK II

pemirsa bagaimana

penilaian mereka atas cara tersebut. Apakah acara- acara-acara yang disajikan oleh televisi itu baik bagi mereka, apakah ramah bagi anak, apakah menambah informasi dan menigkatkan daya kritis mereka, dan sebagainya. Aspek-aspek ini tidak banyak diteliti. Selama ini kebanyakan informasi dan perdebatan mengenai acara televisi lebih banyak

didominasi oleh berapa banyak acara ditonton, atau

acara apa yang paling ditonton. Khalayak tidak diminta atau tidak mempunyai banyak kesempatan untuk

menyatakan pendapatnya atas kualitas berbagai acara yang mereka tonton dan bagaimana perasaan mereka terhadap acara tersebut.

Dalam konteks ini, Yayasan SET bekerja sama dengan TIFA, IJTI dan Komunitas Pemerhati Televisi di 11 kota menyelenggarakan riset

Rating Publik. Riset ini bertujuan untuk

"memperkaya" penelitian mengenai televisi di

Indonesia, terutama pemirsa televisi yang selama ini didominasi oleh jumlah penonton acara televisi (rating). Di Indonesia hingga saat yang dominan adalah pengukuran mengenai jumlah pemirsa atas suatu program televisi. Selain pola pengukuran yang

mengandalkan jumlah pemirsa suatu program televisi, perlu ada pola atau bentuk pengukuran lain. Misalnya, pengukuran yang lebih melihat terhadap aspek kualitas suatu program. Di sini yang dilihat bukan berapa banyak suatu Program ditonton oleh pemirsa, tetapi seberapa berkualitas suatu Program. Selama ini, aspek kualitas suatu Program di televisi tidak banyak disinggung. Pembicaraan mengenai televisi sebagian besar berkutat pada aspek jumlah (kuantitas) pemirsa suatu program. Riset ini juga bertujuan untuk memberikan alternatif referensi untuk menilai program televisi, berdasarkan aspek-aspek kualitas, baik untuk komunitas televisi sendiri maupun untuk masyarakat kebanyakan.

METODE

Penelitian ini bukanlah sebuah survei khalayak yang menyertakan khalayak pemirsa televisi sebagai

responden. Metode yang digunakan adalah Peer Group Assessment. Responden atau panelis dalam survei ini adalah kalangan yang dipandang mempunyai pengetahan memadahi tentang televisi dan mampu memberikan penilaian terhadap program-program televisi. Responden dalam survei ini bukanlah khalayak pemirsa televisi umum. Tujuan dari survei ini adalah menilai kualitas dari suatu program televisi, dan tidak berpretensi mengukur jumlah pemirsa suatu program televisi (kuantitas) atau karakteristik pemirsa televisi. Kalangan terdidik ini yang bisa menilai dan memberikan evaluasi (assesment) program televisi dibandingkan dengan khalayak pemirsa secara umum.

Survei ini dilakukan di 11 kota besar di Indonesia, masing-masing DKI Jakarta,

Medan, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Makkasar,

Denpasar, Batam, Pontianak dan Palembang, Survei semula menyertakan 221 orang yang tersebar masing-masing 20 orang responden di masing-masing kota. Jumlah responden yang bisa dianalisis sebanyak 212 orang responden. Penilaian Terhadap 212 orang

responden inilah yang disajikan dalam tulisan ini. Responden yang disertakan dalam survei ini dipilih dengan menggunakan metode sampel kuota (quota sampling). Riset ini adalah riset kedua, setelah

sebelumnya dilakukan pada bulan Maret 2008.

Responden yang menilai Program televisi di bulan Oktober ini sama dengan mereka yang menilai di bulan Maret 2008 (panel). Profil responden yang terlibat dalam riset ini sebagai berlikut:

OKTOBER - NOVEMBER 2008

Saat ini tercatat ada 11 stasiun televisi di Indonesia plus puluhan televisi lokal. Tiap hari pemirsa televisi di Indonesia dijejali dengan aneka Program. Masing-masing stasiun televisi bersaing untuk menarik perhatian pemirsa televisi. Di tengah banyaknya sajian acara di televisi ini, yang belum banyak dilakukan adalah menanyakan kepada

I. GAMBARAN UMUM

PENELITIAN

2

(6)

Kualitas program yang dinilai dalam riset ini adalah

kualitas dalam arti sosial---kegunaan atau fungsi dari suatu Program dalam masyarakat. Penelitian ini tidak masuk dalam ranah estetis---menilai kualitas suatu Program dari aspek teknis artistitik dari suatu acara, misalnya tata

pengambilan gambar, cerita, skenario, akting para pemain dan sebagainya. Kualitas di lihat dari sejauh mana suatu program telah memenuhi fungsi dan kegunaannya pada pemirsa, terlepas dari apakah suatu Program itu secara estetis baik atau tidak.

Responden diminta untuk menilai dua hal. Pertama, penilaian umum atas Program di televisi. Peneliti menyertakan daftar mata acara di semua stasiun televisi dan dari daftar itu responden diminta untuk menilai mana dari Program yang dipandang berkualitas. Kedua, penilaian spesifik kualitas mata acara. Pada tahap ini responden diminta untuk menilai secara detil

mata acara tertentu. Ada ratusan Program televisi, karena itu tidak mungkin semua mata acara televisi itu dinilai satu per satu. Penelitian ini menyertakan 15 acara (masing-masing 5 acara berita reguler, 5 acara talkshow dan 5 acara hiburan) yang menurut AGB-Nielsen Media Research dinyatakan sebagai acara dengan rating / jumlah pemirsa terbanyak Minggu pertama Oktober 2008. Kelima belas acara televisi itu direkam, digandakan dan dibagikan kepada semua responden. Hasil rekaman itu diperlihatkan kepada masing-masing responden untuk dinilai. Responden baru menilai Program setelah menonton sampel rekaman acara. Karena keterbatasan waktu dan biaya, responden hanya diperlihatkan tayangan 1 episode untuk ke -15 acara televisi tersebut.

PELAKSANAAN PENELITIAN

Proses wawancara lapangan berlangsung bulan

Nopember 2008. Penelitian ini dilakukan atas kerjasama antara Yayasan SET,

Yayasan TIFA, IJTI, The

Habibie Center (Jakarta) dan Komunitas Pemerhati

Televisi di 11 kota yaitu Yayasan Kippas (Medan), LKi&KP (Batam), LPS-AIR (Pontianak), LKM

(Surabaya), Silabika (Palembang), YPMA KIDIA (Jakarta), LeSPI

(Semarang), Jurusan

Jurnalistik Fikom Universitas Padjadjaran (Bandung), Pusat Studi Audience Program Studi Ilmu

Komunikasi STPMD "APMD" (Yogyakarta), IJTI Provinsi Bali, Elsim (Makassar) dan Fikom Universitas

Tarumanagara (Jakarta).

KETERBATASAN PENELITIAN

Hasil penelitian ini tidak bisa digeneralisasi menggambarkan suara pemirsa televisi secara nasional. Responden dalam penelitian ini dipilih bukan secara acak (random). Penilaian responden atas Program televisi kemungkinan juga dibatasi oleh frekuensi responden dalam menonton acara televisi. Masalah ini berusaha diatasi dengan memberikan kartu bantu berupa daftar

Penelitian ini pertama-tama ingin melihat penilaian responden terhadap kualitas dan kuantitas program-program televisi. Responden diminta untuk menilai

seberapa banyak dan seberapa bagus kualitas program-program televisi. Lihat Tabel 2.1.

menunjukkan, secara umum responden menilai program hiburan dan kriminalitas banyak muncul di televisi. Sementara acara yang mengangkat masalah perempuan, anak-anak dan lingkungan tidak banyak ditayangkan televisi. Yang menarik, sebagian besar responden (45.8%) menilai

program hiburan di televisi kualitasnya buruk/ sangat buruk.

Q: Menurut penilaian Ibu / Bapak, apakah Program televisi yang ada saat ini sudah menyediakan waktu dalam jumlah sangat banyak, banyak, cukup, sedikit atau sangat sedikit untuk acara berikut...?;

Q: Secara umum bagaimana kualitas acara...di stasiun televisi selama ini? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk?

Keterangan : Jawaban "

2. PEMBENTUKAN PANEL AHLI DI MASING-MASING WILAYAH 1. PEMILIHAN RESPONDEN YANG

SESUAI DENGAN KRITERIA

TAHAP I : PEMILIHAN RESPONDEN

4. MEREKAM / MENGGANDAKAN PROGRAM ACARA TELEVISI YANG

AKAN DINILAI 3. PEMILIHAN PROGRAM ACARA

TELEVISI YANG AKAN DINILAI

TAHAP II : PEMILIHAN

PROGRAM ACARA TELEVISI

6. WAWANCARA 5. RESPONDEN MELIHAT REKAMAN

PROGRAM ACARA TELEVISI

TAHAP III : WAWANCARA

TAHAP IV : ANALISIS DATA

7. KODING DATA

8. ANALISIS DAN PENULISAN LAPORAN

II. PENILAIAN UMUM KUALITAS PROGRAM

TELEVISI

(7)

Kualitas program yang dinilai dalam riset ini adalah

kualitas dalam arti sosial---kegunaan atau fungsi dari suatu Program dalam masyarakat. Penelitian ini tidak masuk dalam ranah estetis---menilai kualitas suatu Program dari aspek teknis artistitik dari suatu acara, misalnya tata

pengambilan gambar, cerita, skenario, akting para pemain dan sebagainya. Kualitas di lihat dari sejauh mana suatu program telah memenuhi fungsi dan kegunaannya pada pemirsa, terlepas dari apakah suatu Program itu secara estetis baik atau tidak.

Responden diminta untuk menilai dua hal. Pertama, penilaian umum atas Program di televisi. Peneliti menyertakan daftar mata acara di semua stasiun televisi dan dari daftar itu responden diminta untuk menilai mana dari Program yang dipandang berkualitas. Kedua, penilaian spesifik kualitas mata acara. Pada tahap ini responden diminta untuk menilai secara detil

mata acara tertentu. Ada ratusan Program televisi, karena itu tidak mungkin semua mata acara televisi itu dinilai satu per satu. Penelitian ini menyertakan 15 acara (masing-masing 5 acara berita reguler, 5 acara talkshow dan 5 acara hiburan) yang menurut AGB-Nielsen Media Research dinyatakan sebagai acara dengan rating / jumlah pemirsa terbanyak Minggu pertama Oktober 2008. Kelima belas acara televisi itu direkam, digandakan dan dibagikan kepada semua responden. Hasil rekaman itu diperlihatkan kepada masing-masing responden untuk dinilai. Responden baru menilai Program setelah menonton sampel rekaman acara. Karena keterbatasan waktu dan biaya, responden hanya diperlihatkan tayangan 1 episode untuk ke -15 acara televisi tersebut.

PELAKSANAAN PENELITIAN

Proses wawancara lapangan berlangsung bulan

Nopember 2008. Penelitian ini dilakukan atas kerjasama antara Yayasan SET,

Yayasan TIFA, IJTI, The

Habibie Center (Jakarta) dan Komunitas Pemerhati

Televisi di 11 kota yaitu Yayasan Kippas (Medan), LKi&KP (Batam), LPS-AIR (Pontianak), LKM

(Surabaya), Silabika (Palembang), YPMA KIDIA (Jakarta), LeSPI

(Semarang), Jurusan

Jurnalistik Fikom Universitas Padjadjaran (Bandung), Pusat Studi Audience Program Studi Ilmu

Komunikasi STPMD "APMD" (Yogyakarta), IJTI Provinsi Bali, Elsim (Makassar) dan Fikom Universitas

Tarumanagara (Jakarta).

KETERBATASAN PENELITIAN

Hasil penelitian ini tidak bisa digeneralisasi menggambarkan suara pemirsa televisi secara nasional. Responden dalam penelitian ini dipilih bukan secara acak (random). Penilaian responden atas Program televisi kemungkinan juga dibatasi oleh frekuensi responden dalam menonton acara televisi. Masalah ini berusaha diatasi dengan memberikan kartu bantu berupa daftar

Penelitian ini pertama-tama ingin melihat penilaian responden terhadap kualitas dan kuantitas program-program televisi. Responden diminta untuk menilai

seberapa banyak dan seberapa bagus kualitas program-program televisi. Lihat Tabel 2.1.

menunjukkan, secara umum responden menilai program hiburan dan kriminalitas banyak muncul di televisi. Sementara acara yang mengangkat masalah perempuan, anak-anak dan lingkungan tidak banyak ditayangkan televisi. Yang menarik, sebagian besar responden (45.8%) menilai

program hiburan di televisi kualitasnya buruk/ sangat buruk.

Q: Menurut penilaian Ibu / Bapak, apakah Program televisi yang ada saat ini sudah menyediakan waktu dalam jumlah sangat banyak, banyak, cukup, sedikit atau sangat sedikit untuk acara berikut...?;

Q: Secara umum bagaimana kualitas acara...di stasiun televisi selama ini? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk?

Keterangan : Jawaban "

2. PEMBENTUKAN PANEL AHLI DI MASING-MASING WILAYAH 1. PEMILIHAN RESPONDEN YANG

SESUAI DENGAN KRITERIA

TAHAP I : PEMILIHAN RESPONDEN

4. MEREKAM / MENGGANDAKAN PROGRAM ACARA TELEVISI YANG

AKAN DINILAI 3. PEMILIHAN PROGRAM ACARA

TELEVISI YANG AKAN DINILAI

TAHAP II : PEMILIHAN

PROGRAM ACARA TELEVISI

6. WAWANCARA 5. RESPONDEN MELIHAT REKAMAN

PROGRAM ACARA TELEVISI

TAHAP III : WAWANCARA

TAHAP IV : ANALISIS DATA

7. KODING DATA

8. ANALISIS DAN PENULISAN LAPORAN

II. PENILAIAN UMUM KUALITAS PROGRAM

TELEVISI

(8)

tidak tahu " dan " tidak jawab" tidak ditampilkan ( N = 212)

Jika dibandingkan dengan hasil riset serupa yang dilakukan pada bulan Maret 2008, tidak ada perbedaan yang berarti (Lihat Tabel 2.2). Program hiburan tetap dinilai oleh responden sebagai acara yang paling banyak tampil di televisi, namun dengan kualitas yang dinilai buruk / sangat buruk.

2.1. KUALITAS ACARA TELEVISI

Secara umum, responden terbagi antara yang memberi penilaian baik, biasa saja dan buruk ketika ditanya mengenai kualitas program televisi. Sebanyak 42.5% rsponden mengatakan kualitas acara televisi baik, 32% menjawab biasa saja

dan 19.8% mengatakan buruk. Jika dibandingkan dengan penelitian serupa di bulan Maret 2008, memang ada peningkatan responden yang menilai "baik" Program televisi---dari 27.2% (Maraet 2008) menjadi 42.5%

(Oktober 2008). Kenaikan ini kemungkinan disebabkan oleh penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2008, saat puasa---dimana televisi cenderung menampilkan tayangan yang lebih baik dibandingkan dengan hari

biasa.

Q: Secara umum bagaimana Ibu / Bapak menilai kualitas Program yang ditayangkan oleh stasiun televisi selama ini? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk?

Keterangan: Maret (N= 191), Oktober (N = 212)

Tabel 2.3. merinci Penilaian Terhadap kualitas Program televisi menurut sejumlah

kategori. Responden menilai, secara umum televisi telah menampilkan tayangan yang baik dalam hal menambah pengetahuan dan pengawasan. Acara televisi juga dinilai menghibur. Tetapi responden juga menilai, acara televisi selama ini tidak memberikan model perilaku yang baik. Hanya 16% responden yang menilai acara televisi selama ini telah memberikan

model perilaku yang baik. Responden juga menilai acara televisi kurang meningkatkan daya kritis. Hanya 35.4% responden yang menilai televisi telah bekerja dengan baik dalam meningkatkan daya kritis pemirsanya.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian kualitas Program yang ditayangkan oleh stasiun televisi selama ini. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas

Program di stasiun televisi selama ini dalam hal....? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk? ( N= 212) Jika hasil riset bulan Oktober ini dibandingkan dengan penelitian sejenis di bulan Maret 2008, tidak terdapat perbedaan yang tajam. Hanya untuk aspek

"memberikan model perilaku yang baik" terdapat kenaikan responden yang menjawab "baik" atau "sangat baik"---dari 10.5% (Maret 2008) menjadi 35.8% (Oktober 2008). Penilaian yang lebih positif ini kemungkinan karena peneltian di bulan Oktober 2008 ini bersamaan dengan bulan Puasa dimana televisi memang menyajikan tayangan yang lebih baik dibandingkan dengan hari biasa.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian kualitas Program yang ditayangkan oleh stasiun televisi selama ini.

Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas

Program di stasiun televisi selama ini dalam hal....? Apakah sangat baik, baik,

biasa saja, buruk atau sangat buruk?

Keterangan: Grafik menampilkan persentase yang menjawab "sangat baik

0.5% 27.2% 41.9% 24.6% 4.2% 1.6% 2.4% 42.5% 32.6% 19. 8% 1.9% 0.9%

Sangat baik Baik Bias a saja Buruk Sangat Buruk Tidak Jawab/tidak

tahu

Maret 2008 Okt ober 2008

58.6% 49. 7% 37. 7% 24. 6% 10. 5% 50.3% 69.3% 25.5% 34.4% 37. 3% 35.8% 31.1% Menam bah p eng etahuan Peng awas an /surv eillanc e M eningkatkan em pati s os ial M eningkatkan daya kritis Mem berikan m od el perilaku y ang baik M enghibur Oktober 2008

(9)

tidak tahu " dan " tidak jawab" tidak ditampilkan ( N = 212)

Jika dibandingkan dengan hasil riset serupa yang dilakukan pada bulan Maret 2008, tidak ada perbedaan yang berarti (Lihat Tabel 2.2). Program hiburan tetap dinilai oleh responden sebagai acara yang paling banyak tampil di televisi, namun dengan kualitas yang dinilai buruk / sangat buruk.

2.1. KUALITAS ACARA TELEVISI

Secara umum, responden terbagi antara yang memberi penilaian baik, biasa saja dan buruk ketika ditanya mengenai kualitas program televisi. Sebanyak 42.5% rsponden mengatakan kualitas acara televisi baik, 32% menjawab biasa saja

dan 19.8% mengatakan buruk. Jika dibandingkan dengan penelitian serupa di bulan Maret 2008, memang ada peningkatan responden yang menilai "baik" Program televisi---dari 27.2% (Maraet 2008) menjadi 42.5%

(Oktober 2008). Kenaikan ini kemungkinan disebabkan oleh penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2008, saat puasa---dimana televisi cenderung menampilkan tayangan yang lebih baik dibandingkan dengan hari

biasa.

Q: Secara umum bagaimana Ibu / Bapak menilai kualitas Program yang ditayangkan oleh stasiun televisi selama ini? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk?

Keterangan: Maret (N= 191), Oktober (N = 212)

Tabel 2.3. merinci Penilaian Terhadap kualitas Program televisi menurut sejumlah

kategori. Responden menilai, secara umum televisi telah menampilkan tayangan yang baik dalam hal menambah pengetahuan dan pengawasan. Acara televisi juga dinilai menghibur. Tetapi responden juga menilai, acara televisi selama ini tidak memberikan model perilaku yang baik. Hanya 16% responden yang menilai acara televisi selama ini telah memberikan

model perilaku yang baik. Responden juga menilai acara televisi kurang meningkatkan daya kritis. Hanya 35.4% responden yang menilai televisi telah bekerja dengan baik dalam meningkatkan daya kritis pemirsanya.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian kualitas Program yang ditayangkan oleh stasiun televisi selama ini. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas

Program di stasiun televisi selama ini dalam hal....? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk? ( N= 212) Jika hasil riset bulan Oktober ini dibandingkan dengan penelitian sejenis di bulan Maret 2008, tidak terdapat perbedaan yang tajam. Hanya untuk aspek

"memberikan model perilaku yang baik" terdapat kenaikan responden yang menjawab "baik" atau "sangat baik"---dari 10.5% (Maret 2008) menjadi 35.8% (Oktober 2008). Penilaian yang lebih positif ini kemungkinan karena peneltian di bulan Oktober 2008 ini bersamaan dengan bulan Puasa dimana televisi memang menyajikan tayangan yang lebih baik dibandingkan dengan hari biasa.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian kualitas Program yang ditayangkan oleh stasiun televisi selama ini.

Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas

Program di stasiun televisi selama ini dalam hal....? Apakah sangat baik, baik,

biasa saja, buruk atau sangat buruk?

Keterangan: Grafik menampilkan persentase yang menjawab "sangat baik

0.5% 27.2% 41.9% 24.6% 4.2% 1.6% 2.4% 42.5% 32.6% 19. 8% 1.9% 0.9%

Sangat baik Baik Bias a saja Buruk Sangat Buruk Tidak Jawab/tidak

tahu

Maret 2008 Okt ober 2008

58.6% 49. 7% 37. 7% 24. 6% 10. 5% 50.3% 69.3% 25.5% 34.4% 37. 3% 35.8% 31.1% Menam bah p eng etahuan Peng awas an /surv eillanc e M eningkatkan em pati s os ial M eningkatkan daya kritis Mem berikan m od el perilaku y ang baik M enghibur Oktober 2008

(10)

2.1. KUALITAS ACARA BERITA

Selain Penilaian Terhadap Program televisi secara umum, responden diminta untuk menilai Program yang lebih spesifik, dalam hal ini program berita (news). Tabel 2.4. menunjukkan

bagaimana penilaian responden terhadap sejumlah aspek kualitas program berita di televisi. Hampir di semua aspek, responden menilai secara

positif program berita televisi. Hanya pada aspek "keberimbangan / cover both side " dan " pemisahan fakta dengan opini", penilaian Penilaian yang positif terhadap program berita di televisi ini konsisten antara riset di bulan Maret 2008 dan Oktober 2008. Tidak ada perbedaan yang tajam di antara keduanya.

Tayangan berita di televisi dinilai responden cukup baik dalam menambah

pengetahuan, meningkatkan

empati sosial dan

pengawasan (surveillance). Sementara untuk aspek pemisahan fakta dengan opini dan keberimbangan berita, program berita reguler masih dinilai kurang baik.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian kualitas Program berita (news) di stasiun televisi selama ini. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas Program berita

(news) di stasiun televisi selama ini dalam hal....?

Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk?

Keterangan: Grafik menampilkan persentase yang menjawab "sangat baik " dan "baik". Maret (N= 191), Oktober (N = 212)yang positif terhadap program berita televisi tidak tinggi.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian kualitas Program berita (news) di stasiun televisi selama ini. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas Program berita (news) di stasiun televisi selama ini dalam hal....?

Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk? ( N= 212)

2.2. KUALITAS PROGRAM TALKSHOW TELEVISI

Bagaimana dengan

Penilaian Terhadap kualitas program talkshow televisi ? Tabel 2.5. menyajikan penilaian responden atas sejumlah aspek kualitas dari program talkshow. Dari tabel ini terlihat, hampir semua aspek dinilai baik oleh responden.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian kualitas Program talkshow (bincang-bicang) di

stasiun televisi selama ini. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas Program talkshow

(bincang-bicang)di stasiun televisi selama ini dalam hal....? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk?

( N= 212).

Penilaian yang positif terhadap program talkshow televisi ini, konsisten dengan hasil penelitian serupa bulan Maret 2008. Baik survei bulan Maret ataupun Oktober 2008, sama-sama menunjukkan hasil adanya penilaian yang positif dari responden terhadap acara talkshow di televisi.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian kualitas Program talkshow (bincang-bicang) di

stasiun televisi selama ini. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas Program talkshow

(bincang-bicang)di stasiun televisi selama ini dalam

Grafik 2.3. Perbandingan Penilaian Kualitas Program Berita Bulan Maret dan Oktober 2008

82. 7% 63. 4% 47.1% 43.5% 35.6% 36.1% 27.2% 50.3% 85.8% 71.2% 53.3% 52.4% 43. 9% 41.0% 35. 8% 56.6%

Menam bah pengetahuan Pengawas an /surveillanc e M eningk atkan empati

s osi al M eningk atkan day a

k rit is Keberimbangan / c over

both s ide Sesuai Dengan Fakta, tidak melebih-lebihk an

fakt a Mem is ahkan fakt a

dengan opini Kepentingan publik

(11)

2.1. KUALITAS ACARA BERITA

Selain Penilaian Terhadap Program televisi secara umum, responden diminta untuk menilai Program yang lebih spesifik, dalam hal ini program berita (news). Tabel 2.4. menunjukkan

bagaimana penilaian responden terhadap sejumlah aspek kualitas program berita di televisi. Hampir di semua aspek, responden menilai secara

positif program berita televisi. Hanya pada aspek "keberimbangan / cover both side " dan " pemisahan fakta dengan opini", penilaian Penilaian yang positif terhadap program berita di televisi ini konsisten antara riset di bulan Maret 2008 dan Oktober 2008. Tidak ada perbedaan yang tajam di antara keduanya.

Tayangan berita di televisi dinilai responden cukup baik dalam menambah

pengetahuan, meningkatkan

empati sosial dan

pengawasan (surveillance). Sementara untuk aspek pemisahan fakta dengan opini dan keberimbangan berita, program berita reguler masih dinilai kurang baik.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian kualitas Program berita (news) di stasiun televisi selama ini. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas Program berita

(news) di stasiun televisi selama ini dalam hal....?

Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk?

Keterangan: Grafik menampilkan persentase yang menjawab "sangat baik " dan "baik". Maret (N= 191), Oktober (N = 212)yang positif terhadap program berita televisi tidak tinggi.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian kualitas Program berita (news) di stasiun televisi selama ini. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas Program berita (news) di stasiun televisi selama ini dalam hal....?

Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk? ( N= 212)

2.2. KUALITAS PROGRAM TALKSHOW TELEVISI

Bagaimana dengan

Penilaian Terhadap kualitas program talkshow televisi ? Tabel 2.5. menyajikan penilaian responden atas sejumlah aspek kualitas dari program talkshow. Dari tabel ini terlihat, hampir semua aspek dinilai baik oleh responden.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian kualitas Program talkshow (bincang-bicang) di

stasiun televisi selama ini. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas Program talkshow

(bincang-bicang)di stasiun televisi selama ini dalam hal....? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk?

( N= 212).

Penilaian yang positif terhadap program talkshow televisi ini, konsisten dengan hasil penelitian serupa bulan Maret 2008. Baik survei bulan Maret ataupun Oktober 2008, sama-sama menunjukkan hasil adanya penilaian yang positif dari responden terhadap acara talkshow di televisi.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian kualitas Program talkshow (bincang-bicang) di

stasiun televisi selama ini. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas Program talkshow

(bincang-bicang)di stasiun televisi selama ini dalam

Grafik 2.3. Perbandingan Penilaian Kualitas Program Berita Bulan Maret dan Oktober 2008

82. 7% 63. 4% 47.1% 43.5% 35.6% 36.1% 27.2% 50.3% 85.8% 71.2% 53.3% 52.4% 43. 9% 41.0% 35. 8% 56.6%

Menam bah pengetahuan Pengawas an /surveillanc e M eningk atkan empati

s osi al M eningk atkan day a

k rit is Keberimbangan / c over

both s ide Sesuai Dengan Fakta, tidak melebih-lebihk an

fakt a Mem is ahkan fakt a

dengan opini Kepentingan publik

(12)

hal....? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk?

Keterangan: Grafik menampilkan persentase yang menjawab "sangat baik " dan "baik". Maret (N= 191), Oktober (N = 212)

2.3. KUALITAS PROGRAM HIBURAN

Jika program berita (news) dan talkshow dinilai secara positif oleh responden, tidak demikian halnya dengan program hiburan. Tabel 2.6 menyajikan data penilaian responden atas sejumlah aspek kualitas dari tayangan hiburan di televisi. Program hiburan di televisi dinilai kurang dalam hal

meningkatkan empati sosial (17%), model perilaku yang baik (13.2%) dan tema yang tidak mengangkat masalah sehari-hari (13.2%).

Responden juga menilai tayangan hiburan televisi masih banyak diwarnai dengan tayangan kekerasan

dan berbau pornografi.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian kualitas Program hiburan di stasiun televisi selama ini. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas Program hiburan di stasiun televisi selama ini dalam hal....? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk? ( N= 212)

Jika hasil penelitian di bulan

Oktober 2008 ini

dibandingkan dengan hasil riset di bulan Maret 2008, maka tidak ada perbedaan yang tajam. Hampir semua aspek kualitas, responden memberikan penilaian buruk terhadap program hiburan di televisi (Lihat Grafik 2.5).

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian kualitas Program hiburan di stasiun televisi selama ini. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas Program hiburan di stasiun televisi selama ini dalam hal....? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk?

Keterangan: Grafik menampilkan persentase yang menjawab "sangat baik " dan "baik". Maret (N= 191), Oktober (N = 212)

Penelitian ini secara spesifik juga ingin menjawab

pertanyaan di atas. Karena keterbatasan waktu dan biaya, penelitian ini tidak menilai semua Program televisi yang jumlahnya mencapai lebih dari 500 item acara tiap minggunya. Tim peneliti memilih dan menseleksi Program yang ingin dimintakan penilaian kepada responden. Peneliti mendata 15 program televisi yang paling banyak penontonnya (mempunyai nilai rating paling tinggi menurut AGB-Nielsen Media

Research ) berdasar 3 kategori utama----berita reguler, talkshow dan sinetron. Kelima belas Program televisi tersebut ditanyakan satu per satu kepada narasumber ahli untuk dinilai kualitasnya. Lima belas Program tersebut direkam (digandakan) dan diberikan kepada semua responden untuk ditonton. Tujuan dari perekaman tersebut ada beberapa. Pertama, menjaga validitas data. Karena fokus riset ini adalah pada evaluasi

kualitas Program, responden harus menonton acara terlebih dahulu. Dengan cara ini validitas penilaian

responden bisa 6 2 . 6 % 3 8 . 2 % 4 9 . 7 % 4 6 . 1 % 4 7 . 1 % 5 7 . 1 % 6 6 . 0 % 6 0 . 8 % 4 7 . 6 % 5 8 . 5 % 4 9 . 5 % 5 0 . 0 % 5 8 . 0 % 6 2 . 7 % M e n a m b a h p e n g e t a h u a n P e n g a w a s a n / s u r ve i l l a n c e M e n i n g k a t k a n e m p a t i s o s i a l M e n i n g k a t k a n d a y a k r i t i s K e p e n t i n g a n p u b l i k M e n g h i b u r P r e s e n t e r M a r e t 2 0 0 8 O k t o b e r 2 0 0 8

Grafik 2.4. Perbandingan Penilaian Kualitas Program Talkshow Bulan Maret dan Oktober 2008

Grafik 2.5. Perbandingan Penilaian Kualitas Program Hiburan Bulan Maret dan Oktober 2008

9.4% 6. 8% 27. 7% 7. 9% 11. 5% 8. 4% 6. 3% 7. 3% 7. 9% 4.7% 17.0% 13.2% 30.2% 12.7% 12.3% 13.2% 10. 4% 14. 2% 11.8% 13.7%

Meningk atk an empati s os ial Memberik an model perilak u y ang baik Menghibur Non Kek eras an Non Pornografi Tema relevan dan bers entuhan dengan

keny ataan mas yarakat Ramah Anak Ramah lingkungan Tidak bias gender Kepentingan publik

Maret 2008 Ok tober 2008

Selama ini muncul penilaian, terjadi kesenjangan antara kualitas program televisi di satu sisi dengan

keberhasilan menarik penonton di sisi yang lain. Sejumlah ahli dan pengamat banyak melontarkan kritik mengenai banyaknya acara berkualitas yang tidak bisa ditayangkan di televisi karena tidak banyak penontonnya. Sebaliknya ada acara yang tidak berkualitas tetapi tetap ditayangkan dan diproduksi karena acara ini disukai oleh pemirsa. Sejauh mana hal ini benar?

III. KESENJANGAN ANTARA KUALITAS DAN

JUMLAH PENONTON ACARA TELEVISI

(13)

hal....? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk?

Keterangan: Grafik menampilkan persentase yang menjawab "sangat baik " dan "baik". Maret (N= 191), Oktober (N = 212)

2.3. KUALITAS PROGRAM HIBURAN

Jika program berita (news) dan talkshow dinilai secara positif oleh responden, tidak demikian halnya dengan program hiburan. Tabel 2.6 menyajikan data penilaian responden atas sejumlah aspek kualitas dari tayangan hiburan di televisi. Program hiburan di televisi dinilai kurang dalam hal

meningkatkan empati sosial (17%), model perilaku yang baik (13.2%) dan tema yang tidak mengangkat masalah sehari-hari (13.2%).

Responden juga menilai tayangan hiburan televisi masih banyak diwarnai dengan tayangan kekerasan

dan berbau pornografi.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian kualitas Program hiburan di stasiun televisi selama ini. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas Program hiburan di stasiun televisi selama ini dalam hal....? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk? ( N= 212)

Jika hasil penelitian di bulan

Oktober 2008 ini

dibandingkan dengan hasil riset di bulan Maret 2008, maka tidak ada perbedaan yang tajam. Hampir semua aspek kualitas, responden memberikan penilaian buruk terhadap program hiburan di televisi (Lihat Grafik 2.5).

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian kualitas Program hiburan di stasiun televisi selama ini. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas Program hiburan di stasiun televisi selama ini dalam hal....? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk?

Keterangan: Grafik menampilkan persentase yang menjawab "sangat baik " dan "baik". Maret (N= 191), Oktober (N = 212)

Penelitian ini secara spesifik juga ingin menjawab

pertanyaan di atas. Karena keterbatasan waktu dan biaya, penelitian ini tidak menilai semua Program televisi yang jumlahnya mencapai lebih dari 500 item acara tiap minggunya. Tim peneliti memilih dan menseleksi Program yang ingin dimintakan penilaian kepada responden. Peneliti mendata 15 program televisi yang paling banyak penontonnya (mempunyai nilai rating paling tinggi menurut AGB-Nielsen Media

Research ) berdasar 3 kategori utama----berita reguler, talkshow dan sinetron. Kelima belas Program televisi tersebut ditanyakan satu per satu kepada narasumber ahli untuk dinilai kualitasnya. Lima belas Program tersebut direkam (digandakan) dan diberikan kepada semua responden untuk ditonton. Tujuan dari perekaman tersebut ada beberapa. Pertama, menjaga validitas data. Karena fokus riset ini adalah pada evaluasi

kualitas Program, responden harus menonton acara terlebih dahulu. Dengan cara ini validitas penilaian

responden bisa 6 2 . 6 % 3 8 . 2 % 4 9 . 7 % 4 6 . 1 % 4 7 . 1 % 5 7 . 1 % 6 6 . 0 % 6 0 . 8 % 4 7 . 6 % 5 8 . 5 % 4 9 . 5 % 5 0 . 0 % 5 8 . 0 % 6 2 . 7 % M e n a m b a h p e n g e t a h u a n P e n g a w a s a n / s u r ve i l l a n c e M e n i n g k a t k a n e m p a t i s o s i a l M e n i n g k a t k a n d a y a k r i t i s K e p e n t i n g a n p u b l i k M e n g h i b u r P r e s e n t e r M a r e t 2 0 0 8 O k t o b e r 2 0 0 8

Grafik 2.4. Perbandingan Penilaian Kualitas Program Talkshow Bulan Maret dan Oktober 2008

Grafik 2.5. Perbandingan Penilaian Kualitas Program Hiburan Bulan Maret dan Oktober 2008

9.4% 6. 8% 27. 7% 7. 9% 11. 5% 8. 4% 6. 3% 7. 3% 7. 9% 4.7% 17.0% 13.2% 30.2% 12.7% 12.3% 13.2% 10. 4% 14. 2% 11.8% 13.7%

Meningk atk an empati s os ial Memberik an model perilak u y ang baik Menghibur Non Kek eras an Non Pornografi Tema relevan dan bers entuhan dengan

keny ataan mas yarakat Ramah Anak Ramah lingkungan Tidak bias gender Kepentingan publik

Maret 2008 Ok tober 2008

Selama ini muncul penilaian, terjadi kesenjangan antara kualitas program televisi di satu sisi dengan

keberhasilan menarik penonton di sisi yang lain. Sejumlah ahli dan pengamat banyak melontarkan kritik mengenai banyaknya acara berkualitas yang tidak bisa ditayangkan di televisi karena tidak banyak penontonnya. Sebaliknya ada acara yang tidak berkualitas tetapi tetap ditayangkan dan diproduksi karena acara ini disukai oleh pemirsa. Sejauh mana hal ini benar?

III. KESENJANGAN ANTARA KUALITAS DAN

JUMLAH PENONTON ACARA TELEVISI

(14)

dipertanggungjawabkan. Kedua, proses ini menjamin semua responden mendapat bahan penilaian yang sama. Responden dalam penelitian ini akan mendapat materi rekaman yang sama, sehingga penilaian yang diberikan oleh masing-masing responden bisa lebih objektif. Tabel 3.1

menampilkan acara dengan rating tinggi per kategori dan akan dinilai kualitasnya oleh responden.

Jika dibandingkan dengan penelitian Maret 2008, tidak banyak perbedaan. Program hiburan masih

"didominasi"oleh tayangan-tayangan sinetron. Demikian juga dengan program

talkshow dimana masih didominasi oleh tayangan Ceriwis, Dorce Show, Kick Andy dan Empat Mata. Tayangan Republik Mimpi 09/14 yang saat penelitan ini dilakukan baru tayang di ANTV masuk dalam 5 besar talkshow dengan jumlah

penonton terbesar, bahkan dengan share lebih besar dari Kick Andy.

3.1. PROGRAM BERITA TELEVISI

Untuk program berita, tidak ada kesenjangan antara kualitas di satu sisi dengan jumlah penonton di sisi lain. Tabel 3.3 menunjukkan Penilaian Terhadap program berita televisi yang

mempunyai jumlah penonton besar juga dinilai baik oleh responden. Liputan 6 Petang (SCTV) misalnya. Sebanyak 85.8% responden menilai kualitasnya baik/sangat baik. Demikian juga dengan Buletin Siang (RCTI), Fokus Siang (Indosiar) dan Redaksi Sore (Trans 7). Semua program berita ini, bukan hanya mempunyai jumlah penonton tertinggi, tetapi juga dinilai positif oleh responden dari segi kualitasnya.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian atas 5 acara berita (news) di atas. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas MATA ACARA ...program acara BERITA (NEWS) tersebut? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk? Bisakah Ibu / Bapak berikan alasan atas penilaian Ibu / Bapak?

( N = 212)

Tabel 3.4. merinci lebih detail penilaian responden

terhadap sejumlah aspek kualitas untuk

masing-masing Program.

Responden di sini menilai setiap program berita setelah menonton rekaman masing-masing program

tersebut. Tabel 3.4. memperlihatkan semua program berita dengan rating/share tinggi juga mendapatkan penilaian

positip untuk semua aspek kualitas.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian

Keterangan: Angka Rating dan Share diambil dari AGB-Nielsen Media Research periode 31 September-6 Oktober 2008. Angka yang ditampilkan adalah angka rating dan share tertinggi dari masing-masing program dalam satu minggu. Angka rating menunjuk kepada persentase jumlah orang yang menonton suatu acara dibandingkan dengan jumlah populasi pemilik televisi. Sementara share menunjuk kepada persentase jumlah orang yang menonton suatu acara dibanding dengan jumlah orang yang saat itu tengah menonton televisi.

Keterangan: Angka Rating dan Share diambil dari AGB-Nielsen Media Research periode 3-9 Februari 2008 dan 31 September-6 Oktober 2008.

(15)

dipertanggungjawabkan. Kedua, proses ini menjamin semua responden mendapat bahan penilaian yang sama. Responden dalam penelitian ini akan mendapat materi rekaman yang sama, sehingga penilaian yang diberikan oleh masing-masing responden bisa lebih objektif. Tabel 3.1

menampilkan acara dengan rating tinggi per kategori dan akan dinilai kualitasnya oleh responden.

Jika dibandingkan dengan penelitian Maret 2008, tidak banyak perbedaan. Program hiburan masih

"didominasi"oleh tayangan-tayangan sinetron. Demikian juga dengan program

talkshow dimana masih didominasi oleh tayangan Ceriwis, Dorce Show, Kick Andy dan Empat Mata. Tayangan Republik Mimpi 09/14 yang saat penelitan ini dilakukan baru tayang di ANTV masuk dalam 5 besar talkshow dengan jumlah

penonton terbesar, bahkan dengan share lebih besar dari Kick Andy.

3.1. PROGRAM BERITA TELEVISI

Untuk program berita, tidak ada kesenjangan antara kualitas di satu sisi dengan jumlah penonton di sisi lain. Tabel 3.3 menunjukkan Penilaian Terhadap program berita televisi yang

mempunyai jumlah penonton besar juga dinilai baik oleh responden. Liputan 6 Petang (SCTV) misalnya. Sebanyak 85.8% responden menilai kualitasnya baik/sangat baik. Demikian juga dengan Buletin Siang (RCTI), Fokus Siang (Indosiar) dan Redaksi Sore (Trans 7). Semua program berita ini, bukan hanya mempunyai jumlah penonton tertinggi, tetapi juga dinilai positif oleh responden dari segi kualitasnya.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian atas 5 acara berita (news) di atas. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas MATA ACARA ...program acara BERITA (NEWS) tersebut? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk? Bisakah Ibu / Bapak berikan alasan atas penilaian Ibu / Bapak?

( N = 212)

Tabel 3.4. merinci lebih detail penilaian responden

terhadap sejumlah aspek kualitas untuk

masing-masing Program.

Responden di sini menilai setiap program berita setelah menonton rekaman masing-masing program

tersebut. Tabel 3.4. memperlihatkan semua program berita dengan rating/share tinggi juga mendapatkan penilaian

positip untuk semua aspek kualitas.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian

Keterangan: Angka Rating dan Share diambil dari AGB-Nielsen Media Research periode 31 September-6 Oktober 2008. Angka yang ditampilkan adalah angka rating dan share tertinggi dari masing-masing program dalam satu minggu. Angka rating menunjuk kepada persentase jumlah orang yang menonton suatu acara dibandingkan dengan jumlah populasi pemilik televisi. Sementara share menunjuk kepada persentase jumlah orang yang menonton suatu acara dibanding dengan jumlah orang yang saat itu tengah menonton televisi.

Keterangan: Angka Rating dan Share diambil dari AGB-Nielsen Media Research periode 3-9 Februari 2008 dan 31 September-6 Oktober 2008.

(16)

atas 5 acara berita (news) di atas. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas MATA ACARA ...program acara BERITA (NEWS) di stasiun televisi selama ini dalam hal....? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk?

( N= 191).

Keterangan : jawaban " tidak tahu " dan " tidak jawab" tidak ditampilkan ( N = 212) Jika kita bandingkan hasil riset bulan Oktober 2008 dan bulan Maret 2008, tidak ada perubahan yang berarti. Pada kedua riset ini

responden menilai secara positif program berita televisi. Program beriat

dengan rating/share tertinggi juga mendapat "rating" yang tinggi dari respon pada segi kualitasnya.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian atas 5 acara berita (news) di atas. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas MATA ACARA

... program acara BERITA (NEWS) tersebut? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk? Bisakah Ibu / Bapak berikan alasan atas penilaian Ibu / Bapak?

Keterangan : Tabel menampilkan persentase yang menjawab "sangat baik " dan "baik". Maret (N= 191), Oktober (N = 212)

3.2. PROGRAM TALKSHOW TELEVISI

Jika untuk program berita

tidak ada kesenjangan antar jumlah penonton di satu sisi dengan penilaian kualitas di sisi lain, tidak demikian halnya dengan program Talkshow. Tabel 3.6

menyajikan data mengenai Penilaian Terhadap 5 Program takshow dengan jumlah penonton tertinggi (menurut rating AGB Nielsen Media Research). Dari tabel ini terlihat, untuk program talkshow dengan jumlah share/rating tertinggi (Ceriwis, Dorce Show dan Empat Mata) dinilai

biasa-biasa saja oleh responden. Sebaliknya, acara talkshow yang dari segi jumlah penonton tidak besar (Kick Andy dan Republik Mimpi 09/14) justru dinilai sangat positif oleh responden.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian atas 5 acara TALKSHOW di atas. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas MATA ACARA ...program acara TALKSHOW tersebut? Apakah sangat baik, baik,

(17)

atas 5 acara berita (news) di atas. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas MATA ACARA ...program acara BERITA (NEWS) di stasiun televisi selama ini dalam hal....? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk?

( N= 191).

Keterangan : jawaban " tidak tahu " dan " tidak jawab" tidak ditampilkan ( N = 212) Jika kita bandingkan hasil riset bulan Oktober 2008 dan bulan Maret 2008, tidak ada perubahan yang berarti. Pada kedua riset ini

responden menilai secara positif program berita televisi. Program beriat

dengan rating/share tertinggi juga mendapat "rating" yang tinggi dari respon pada segi kualitasnya.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian atas 5 acara berita (news) di atas. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas MATA ACARA

... program acara BERITA (NEWS) tersebut? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk? Bisakah Ibu / Bapak berikan alasan atas penilaian Ibu / Bapak?

Keterangan : Tabel menampilkan persentase yang menjawab "sangat baik " dan "baik". Maret (N= 191), Oktober (N = 212)

3.2. PROGRAM TALKSHOW TELEVISI

Jika untuk program berita

tidak ada kesenjangan antar jumlah penonton di satu sisi dengan penilaian kualitas di sisi lain, tidak demikian halnya dengan program Talkshow. Tabel 3.6

menyajikan data mengenai Penilaian Terhadap 5 Program takshow dengan jumlah penonton tertinggi (menurut rating AGB Nielsen Media Research). Dari tabel ini terlihat, untuk program talkshow dengan jumlah share/rating tertinggi (Ceriwis, Dorce Show dan Empat Mata) dinilai

biasa-biasa saja oleh responden. Sebaliknya, acara talkshow yang dari segi jumlah penonton tidak besar (Kick Andy dan Republik Mimpi 09/14) justru dinilai sangat positif oleh responden.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian atas 5 acara TALKSHOW di atas. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas MATA ACARA ...program acara TALKSHOW tersebut? Apakah sangat baik, baik,

(18)

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian atas 5 acara HIBURAN di atas. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas MATA ACARA ... program acara HIBURAN

tersebut? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk? Bisakah Ibu / Bapak

berikan alasan atas

penilaian Ibu / Bapak? ( N= 191)

biasa saja, buruk atau sangat buruk? Bisakah Ibu / Bapak berikan alasan atas penilaian Ibu / Bapak?

(N = 212)

Tabel 3.7 menyajikan data lebih rinci mengenai penilaian responden terhadap sejumlah aspek kualitas dari 5 program talkshow televisi. Program talkshow dengan

rating/share tertinggi (Ceriwis, Empat Mata dan Dorce Show) dinilai biasa saja bahkan buruk untuk sejumlah aspek kualitas. Misalnya untuk aspek "meningkatkan daya kritis" dan "mengangkat

kepentingan publik" tiga program ini dinilai buruk oleh responden.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian atas 5 acara TALKSHOW (BINCANG-BINCANG) di atas. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas MATA ACARA ... program acara TALKSHOW

(BINCANG-BINCANG) di stasiun televisi selama ini dalam hal....? Apakah

sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk?

Keterangan : jawaban " tidak tahu " dan " tidak jawab" tidak ditampilkan ( N = 212) Kita bisa bandingkan hasil riset Oktober 2008 ini dengan hasil riset Maret 2008. Pada Riset Maret 2008, dari semua program talkshow yang diteliti, hanya Kick Andy yang

mendapatkan penilaian positip dari aspek kualitas oleh responden. Sementara pada riset Oktober 2008, selain Kick Andy anda Republik Mimpi 09/14 yang juga mendapatkan apresiasi tinggi (70.8%) dari

responden. Sementara program talkshow yang cukup bertahan lama (Dorce Show, Empat Mata dan Ceriwis) dinilai dalam persentase yang kecil untuk kualitasnya.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian atas 5 acara TALKSHOW di atas. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas MATA ACARA

... program acara TALKSHOW tersebut? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk? Bisakah Ibu / Bapak berikan alasan atas penilaian Ibu / Bapak?

Keterangan : Tabel menampilkan persentase yang menjawab "sangat baik " dan "baik". Maret (N= 191), Oktober (N = 212)

3.2. PROGRAM HIBURAN TELEVISI

Kesenjangan antara kualitas dengan jumlah pemirsa semakin terlihat untuk program hiburan. Program hiburan (utamanya sinetron) umumnya mempunyai jumlah penonton tinggi, tetapi dinilai oleh responden kualitasnya biasa saja atau buruk. Tabel 3.9 menyajikan data penilaian responden atas 5 program hiburan dengan rating/share tertinggi (menurut AGB Nielsen Media Research). Kecuali "Para Pencari Tuhan ", semua prgram hiburan (sinetron) dinilai biasa saja atau buruk oleh responden.

(19)

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian atas 5 acara HIBURAN di atas. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas MATA ACARA ... program acara HIBURAN

tersebut? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk? Bisakah Ibu / Bapak

berikan alasan atas

penilaian Ibu / Bapak? ( N= 191)

biasa saja, buruk atau sangat buruk? Bisakah Ibu / Bapak berikan alasan atas penilaian Ibu / Bapak?

(N = 212)

Tabel 3.7 menyajikan data lebih rinci mengenai penilaian responden terhadap sejumlah aspek kualitas dari 5 program talkshow televisi. Program talkshow dengan

rating/share tertinggi (Ceriwis, Empat Mata dan Dorce Show) dinilai biasa saja bahkan buruk untuk sejumlah aspek kualitas. Misalnya untuk aspek "meningkatkan daya kritis" dan "mengangkat

kepentingan publik" tiga program ini dinilai buruk oleh responden.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian atas 5 acara TALKSHOW (BINCANG-BINCANG) di atas. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas MATA ACARA ... program acara TALKSHOW

(BINCANG-BINCANG) di stasiun televisi selama ini dalam hal....? Apakah

sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk?

Keterangan : jawaban " tidak tahu " dan " tidak jawab" tidak ditampilkan ( N = 212) Kita bisa bandingkan hasil riset Oktober 2008 ini dengan hasil riset Maret 2008. Pada Riset Maret 2008, dari semua program talkshow yang diteliti, hanya Kick Andy yang

mendapatkan penilaian positip dari aspek kualitas oleh responden. Sementara pada riset Oktober 2008, selain Kick Andy anda Republik Mimpi 09/14 yang juga mendapatkan apresiasi tinggi (70.8%) dari

responden. Sementara program talkshow yang cukup bertahan lama (Dorce Show, Empat Mata dan Ceriwis) dinilai dalam persentase yang kecil untuk kualitasnya.

Q: Kami ingin Ibu / Bapak memberikan penilaian atas 5 acara TALKSHOW di atas. Menurut Ibu / Bapak, bagaimana kualitas MATA ACARA

... program acara TALKSHOW tersebut? Apakah sangat baik, baik, biasa saja, buruk atau sangat buruk? Bisakah Ibu / Bapak berikan alasan atas penilaian Ibu / Bapak?

Keterangan : Tabel menampilkan persentase yang menjawab "sangat baik " dan "baik". Maret (N= 191), Oktober (N = 212)

3.2. PROGRAM HIBURAN TELEVISI

Kesenjangan antara kualitas dengan jumlah pemirsa semakin terlihat untuk program hiburan. Program hiburan (utamanya sinetron) umumnya mempunyai jumlah penonton tinggi, tetapi dinilai oleh responden kualitasnya biasa saja atau buruk. Tabel 3.9 menyajikan data penilaian responden atas 5 program hiburan dengan rating/share tertinggi (menurut AGB Nielsen Media Research). Kecuali "Para Pencari Tuhan ", semua prgram hiburan (sinetron) dinilai biasa saja atau buruk oleh responden.

(20)

yang mempunyai rating tinggi lebih punya potensi mendapatkan iklan. Sebaliknya acara yang ratingnya rendah (betapapun acara tersebut berkualitas) akan kesulitan mendapatkan iklan. Karena biro iklan dan pengiklan lebih suka

menempatkan produknya di acara yang mempunyai rating tinggi----dengan harapan akan lebih banyak orang yang menonton dan memperoleh informasi produk. Kecenderungan ini berakibat besar bagi televisi. Karena pendapatan utama (dan satu-satunya) bagi stasiun televisi adalah iklan, maka stasiun televisi

akhirnya juga menyesuaikan diri dengan membuat

program yang diharapkan akan mempunyai rating tinggi. Rating lalu menjadi acuan bagi stasiun televisi untuk memproduksi atau tidak Program di stasiun televisi.

Akibat dari kecenderungan tersebut adalah munculnya

tayangan yang seragam dan mirip satu sama lain.

Kesuksesan program di satu stasiun televisi ditiru oleh stasiun televisi lain dengan membuat program yang sejenis. Penelitian ini tidak berfokus pada Program apa yang ditonton, tetapi lebih melihat kepada penilaian kualitas suatu program. Kepada responden ditanyakan Program apa yang menurut mereka berkualitas.

Penelitian ini menunjukkan ada perbedaan antara Program yang dinilai

berkualitas dengan program ber-rating/share tinggi. Tabel 4.1 menunjukkan acara yang dinilai paling baik oleh responden. Sebagian besar menyebut acara Kick Andy di Metro TV sebagai Program yang paling berkualitas, disusul oleh Si Bolang Bocah Petualang (Trans 7).

Q: Ibu/ Bapak sudah menerima daftar NAMA

MATA ACARA selama seminggu ini di semua stasiun televisi. Dari nama acara televisi yang ada, mana yang menurut Ibu / Bapak PALING BAIK? (1 mata acara saja).

Keterangan : Maret (N = 191), Oktober (N = 212) Jika dibandingkan dengan Program dengan

share/rating tertinggi, terdapat perbedaan. Kita bisa lihat perbedaan itu dengan melihat angka rating dan share yang dikeluarkan oleh AGB-Nielsen Media Research. Karena penelitian lapangan ini dilakukan pada awal Oktober 2008, maka angka rating dan share yang dipakai adalah angka rating dan share pada periode tersebut. Acara yang banyak ditonton didominasi oleh sinetron, yakni Jihan, Suami-Suami Takut Isteri dan Cerita SMA ( Lihat Tabel 4. 2).

Angka rating---- jumlah orang yang menonton Program tertentu di stasiun televisi----menempati posisi sangat penting di dunia televisi Indonesia. Di Indonesia, angka rating dikeluarkan oleh AGB-Nielsen Media Research. Bagi televisi, rating menjadi acuan utama. Angka rating menunjukkan berapa banyak suatu program ditonton oleh pemirsa televisi. Program

IV. RATING VERSUS

KUALITAS

Gambar

Gambar Kulit depan : Alfin Eko Partono,  Karikatur Pilihan lomba karikatur MW THC 2007
Tabel 2.3. merinci Penilaian  Terhadap kualitas Program  televisi menurut sejumlah
Tabel 2.3. merinci Penilaian  Terhadap kualitas Program  televisi menurut sejumlah
Grafik 2.4. Perbandingan Penilaian Kualitas Program Talkshow   Bulan Maret dan Oktober 2008
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun fokus masalah yang menjadi analisis riset dan pengorganisasian ini adalah belum adanya sistem data base yang valid di Desa Sudimoro yang mengakibatkan

• Telur berkelompok, 80 butir, permukaan daun bagian bawah, permukaan daun bagian atas, polong & batang tanaman.. • Bentuk telur spt cangkir, kuning berubah mjd merah bata

(2) Dalam hal Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (2) tidak diketahui atau lebih rendah dari pada NJOP yang digunakan dalam

Nama Pengawas Nomor Peserta Mata Pelajaran Sertifikasi..

Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional memberikan keputusan mengenai pemberian dan pembatalan hak atas tanah yang tidak dilimpahkan kewenangannya kepada kepala

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan tentang pelaksanaan dan hasil tindakan dengan penerapan metode role playing untuk

Bahwa sikap dan prilaku Ketua/Mahkamah Agung selaku Hakim Agung mengeluarkan surat edaran tersebut sangat menodai dengan merugikan hak konstitusional Pemohon, khususnya hak

Admin Website SMPN 4 Wonogiri Data sejarah Data visimisi Data guru Data ekstrakulikuler Data fasilitas Data contactus Data informasi Data berita Data slideshow Data download Data