• Tidak ada hasil yang ditemukan

SNTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SNTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

SNTRUMEN PENILAIAN HASIL

BELAJAR SISWA

ISNTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA

Oleh: A. Risal Al-Farisy[1]

Abstrak:

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berinteraksi dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Setiap proses pembelajaran berlangsung, penting bagi seorang guru maupun peserta didik untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan tersebut. Salah satu usaha guru untuk dapat mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran adalah dengan melakukan penilaian. Akan tetapi pada sisi praksisnya peran penilaian yang begitu vital tersebut seringkali diabaikan oleh seorang pendidik (guru). Hal itu disebabkan berbagai alasan, dari ketiadaan sarana sebagai penunjang penilaian atau bahkan ketidakpahaman seorang pendidik dalam menyusun penilaian itu sendiri. Oleh karenanya, artikel ini akan membahas tentang instrumen-instrumen penilaian, serta macam-macam penilaian. Dengan harapan artikel ini mampu menambah wawasan dan pengetahuan kita dalam proses pembelajaran pada umumnya dan penilaian pada khususnya.

Kata kunci: instrumen, penilaian.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan sebuah program. Program melibatkan sejumlah komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang diprogramkan. Sebagai sebuah program, pendidikan merupakan aktivitas sadar dan sengaja yang diarahkan untuk mencapai

(2)

Oleh karenya, untuk dapat mengetahui apakah penyelenggaraan program sudah mencapai tujuannya, maka perlu melakukan pengukuran, penilaian atau evaluasi. Pada artikel ini akan dibahas tentang penilaian, karena penilaian merupakan salah satu bagian penting dari

pelaksanaan pembelajaran yang tidak dapat diabaikan[3]. Meskipun pada sisi praksisnya banyak

sekali pendidik (guru) yang mengabaikan penilaian ini.

Bagian-bagian penting dalam penilaian pembelajaran, khususnya bagi peserta didik ini adalah bagaimana seorang pendidik mampu melakukan penilaian dengan baik. Hal itu dapat dilaksanakan apabila seorang pendidik mengetahui cara melakukan penilaian yang baik, bagaimana prosedurnya, pengolahan data, penetapan skor, hingga pada tahap pelaporannya.

Sehingga gambaran pencapaian tujuan pendidikan yang dilaksanakan oleh guru, dapat diketahui bukan saja oleh guru sendiri, tapi juga siswa dan semua pihak yang berkaitan, termasuk orang tua dan sekolah.

Oleh karena itu, dalam artikel ini memuat hal-hal yang berkaitan dengan instrumen penilaian terhadap hasil belajar siswa. Dengan harapan mampu memberikan pemahaman baru dalam hal penilaian.

Pengertian Penilaian

Menurut Arikunto penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan

ukuran baik buruk[4]. Sedangkan menurut Buna’i penilaian adalah proses sistematis yang

meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi untuk

mengambil keputusan[5].

Fungsi, Tujuan dan Prinsip Penilaian

Penilaian pada dasarnya adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh guru untuk dapat menentukan capaian hasil belajar yang telah dilalui oleh peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran, yang mana dari penilaian ini seorang pendidik (guru) dapat memperoleh potret atau profil kemampuan peserta didik yang dicapai sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah dirumuskan pada masing-masing sekolah.

Penilaian mempunyai peran yang penting dalam proses pembelajaran, sesuai dengan fungsi, tujuan dan prinsip penilaian.

1. Fungsi penilaian

a. Mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar siswa b. Memberikan umpan balik

c. Melakukan perbaikan kegiatan pembelajaran

d. Memotivasi guru untuk mengajar lebih baik

e. Memotivasi siswa untuk belajar lebih giat

2. Tujuan penilaian

a. Keeping track (proses pembelajaran sesuai dengan rencana)

(3)

c. Finding out (menemukan kelemahan dan kesalahan dalam pembelajaran) d. Summing up (menyimpulkan pencapaian kompetensi peserta didik) 3. Prinsip Penilaian

a. Sahih, penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur

b. Objektif, penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai

c. Adil, penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, karena kebutuhan dan latar belakang mereka berbeda-beda

d. Terpadu, penilaian adalah salah satu komponen yang tak terpisahkan dalam proses pembelajaran

e. Terbuka, prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui

oleh pihak yang berkepentingan

f. Menyeluruh dan berkesinambungan, penilaian dilakukan dengan mencakup seluruh aspek kompetensi dengan menggunakan tekhnik penilaian yang sesuai

g. Sistematis, penilaian dilakukan dengan terencana dan bertahap serta mengikuti langkah-langkah baku

h. Beracuan kriteria, penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi

i. Akuntabel, penilaian dapat dipertanggungjawabkan (tekhnik, prosedur dan hasil)[6].

Tekhnik Penilaian

1. Penilaian Tes

Secara harfiah kata tes berasal dari bahasa perancis kuno testum yang berarti piring untuk

menyisihkan logam-logam mulia. Dalam bahasa inggris ditulis dengan test yang berarti ujian

atau percobaan, sedangkan dalam bahasa arab dikenal dengan istilah imtihan. Secara istilah tes

adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian.

Dari definisi di atas dapat dipahami dalam proses pembelajaran yang dimaksud dengan tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang dapat berupa tugas atau pertanyaan-pertanyaan atau perintah yang harus dikerjakan oleh objek yang dinilai (siswa). Sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan prestasi atau tingkah

laku[7].

A. Jenis Tes

Sebagai alat pengukur tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung dari segi mana atau alasan apa penggolongan tes itu dilakukan.

1) Penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik.

a) Tes seleksi (al-imtihan al-intikhabiy)

(4)

b) Tes awal (al-imtihan al-mabda’iy)

Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan mengetahui sejauh manakah materi atau bahan

pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik[8].

Isi atau materi pada tes awal pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan penting yang seharusnya sudah diketahui oleh peserta didik sebelum melaksanakan pelajaran. Sebagai contoh sebelum mereka diberikan materi pendidikan agama islam terlebih dahulu dites tentang pengetahuan rukun islam, rukun iman, nama-nama rasul, nama-nama kitab suci,nama-nama malaikat.

c) Tes akhir (al-imtihan al-niha’iy)

Tes ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Materi tes ini adalah bahan-bahan yang tergolong penting dan yang telah diajarkan kepada peserta didik, dan biasanya

naskah tes akhir ini dibuat sama dengan tes awal[9].

d) Tes diagnostik (al-imtihan al-fahshiy)

Diagnostik tes adalah tes yang berfungsi untuk menentukan secara tepat jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu, yang kemudian pendidik dapat mencarikan upaya berupa pengobatan yang tepat.

Materi yang digunakan umumnya ditekankan pada bahan-bahan tertentu yang menurut pengalaman dirasa sulit untuk dipahami oleh siswa. Tes yang dapat digunakan dapat dilaksanakn

secara lisan, tertulis, perbuatan atau kombinasi ketiganya[10].

e) Tes formatif (al-imtihan al-yaumiy)

Tes formatif ini biasa dilaksanakan ditengah-tengah program pengajaran, yaitu dilaksanakan setiap kali satuan pelajaran atau sub pokok bahasan terakhir dapat diselesaikan. Di sekolah, tes ini biasa dikenal dengan istilah ulangan harian.

Hal itu dikarenakan tes jenis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah terbentuk sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan setelah mengikuti proses pembelajaran dalam waktu tertentu.

Materi dari tes formatif umumnya ditekankan pada bahan-bahan pelajaran yang telah diajarkan,

baik terdiri dari butir-butir soal yang mudah ataupun yang sukar[11].

f) Tes sumatif (imtihan al-nisf al-sanawiy)

Di sekolah, tes ini dikenal dengan istilah ulangan umum atau evaluasi belajar tahap akhir (EBTA), yang mana hasilnya digunakan untuk mengisi nilai rapor atau ijazah.

Tes ini dilaksanakan secara tertulis dan biasanya butir-butir soal yang digunakan lebih sulit daripada tes formatif.

Tujuan utama tes formatif adalah untuk:

1) Menentukan kedudukan dari masing-masing peserta didik

2) Menentukan peserta didik untuk dapat atau tidaknya mengikuti program pengajaran selanjutnya

3) menentukan kemajuan peserta didik untuk diinformasikan kepada pihak-pihak yang

(5)

2) Penggolongan tes berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap.

Dilihat dari aspek kejiwaan tes setidaknya dapat dibedakan menjadi lima golongan:

a) Tes intelegensi (intellegency test), yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.

b) Tes kemampuan (aptitude test), yaitu tes yang dilaksanakan untuk mengungkap kemampuan

dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee.

c) Tes sikap (attitude test), yakni tes yang digunakan mengungkap predisposisi atau kecenderungan

seseorang melakukan suatu respon terhadap dunia sekitar.

d) Tes kepribadian (personality test), yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap

ciri-ciri khas seseorang dari sifat lahiriyah. Seperti: gaya berbicara, gaya berpakaian, nada suara, dll.

e) Tes pencapaian (acchievement test), tes yang digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian

atau prestasi belajar[13].

3) Penggolongan-penggolongan lain

a) Dilihat dari segi banyaknya orang yang mengikuti

1. Tes individu

2. Tes kelompok

b) Dilihat dari segi waktu yang disediakan untuk menyelesaikan tes

1. Power test (waktu tidak dibatasi)

2. Speed test (waktu dibatasi)

c) Dilihat dari bentuk responnya

1. Verbal test: menghendaki respon jawaban yang tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata atau

kalimat baik secara lisan atau tertulis.

2. Non verbal test: menghendaki jawaban yang tertuan dalam tindakan atau sikap. d) Dilihat dari cara mengajukan pertanyaan dan memberikan jawaban

1. Tes tertulis

2. Tes lisan[14]

B. Bentuk-Bentuk Tes

1) Objektif

a) Tes Benar-Salah (True-False)

Tes benar salah adalah tes yang memuat pernyataan-pernyataan (statement). Pernyataan tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Biasanya simbol yang digunakan dalam tes ini adalah B (benar) dan S (salah).

Contoh:

B-S 1 Jakarta adalah ibu kota negara indonesia

B-S 2 Semua binatang tidak berdaun telinga berkembang biak dengan bertelur

b) Tes Pilihan Ganda

(6)

1. Tes Pilihan Ganda Biasa

Adanya taufan di kepulauan filipina selalu diikuti oleh curah hujan besar di pulau jawa.

SEBAB

Angin pasat tenggara tertarik ke utara khatulistiwa melalui pulau jawa, yang menambah banyaknya hujan.

3. Menjodohkan

Dalam bentuk tradisional item tes menjodeohkan terdiri dari dua kolom pararel. Tiap kata, bilangan, atau simbol dijodohkan dengan kalimat, frase, atau kata dalam kolom lain. Item pada kolom penjodohan yang dicarai disebut premis, sedangkan kolom pilihan yang dicari disebut dengan respon.

Bentuk asosiasi merupakan modifikasi dari tes pilhan ganda biasa. Untuk asosiasi terdiri dari: pernyataan dan beberapa alternatif jawaban, hanya saja terdapat lebih dari satu jawaban yang benar. Salah satu bentuknya adalah dengan mengikuti petunjuk sebagai berikut

1. Pilihlah a bila jawaban 1, 2 dan tiga benar 2. Pilihlah b jika jawaban 1 dan 3 benar 3. Pilihlah c bila jawaban 2 dan 4 benar

4. Pilihlah d bila jawaban 4 saja yang benar[15].

(7)

Pada kalimat manakah dari kalimat-kalimat berikut subjek dan predikatnya tidak setuju

1. Bila menang maka ia suka

2. Politik tidak bisa diprediksi

3. Mayoritas selalu menang

4. Penyebab krisis ekonomi sulit dipahami

2) Essay

Tes essay adalah salah satu bentuk tes yang digunakan untuk melihat berbagai kemampuan peserta didik dalam bentuk tertulis. Ada beberapa model tes essay yang bisa digunakan, antara lain:

a) Bentuk Uraian Bebas

Disini siswa diberikan kebebasan untuk memberikan opini serta alasan yang diperlukan dalam jawabannya.

Contoh:

Jelaskan menurut pendapat anda tentang apa yang harus dilakukan oleh bank Indonesia untuk dapat menjaga stabilitas nilai rupiah! Berikan program dan kebijakan yang tepat menurut anda, dan sertakan alasan untuk usulan anda!

b) Bentuk Uraian Terstruktur atau Terbatas

Bentuk uraian pada model ini meminta peserta didik untuk memberikan jawaban terhadap soal dengan persyaratan tertentu.

Contoh:

Sebutkan dua manfaat internet bagi pendidikan.

c) Bentuk Jawaban Singkat

Pada model ini item tes yang dapat dijawab dapat menggunakan kata, frase, bilangan atau simbol.

Contoh:

Siapakah yang menemukan mesin uap?

d) Melengkapi (Isian)

Model essay melengkapi hampir sama dengan model jawaban singkat. Akan tetapi, item tes melengkapi merupakan pernyataan yang tidak lengkap dan siswa diminta untuk melengkapi pernyataan tersebut.

Contoh: mesin uap ditemukan oleh...

Item tes melengkapi merupakan yang paling mudah dalam penyusunan karena mengukur hasil belajar yang relatif sederhana, kecuali pada pemecahan masalah matematika dan IPA. Item tes

melengkapi hampir selalu mengukur ingatan[16].

(8)

Tes lisan adalah jenis tes yang menginginkan peserta didik untuk mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan. Untuk melaksanakan tes lisan, ada beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan.

a) Tidak boleh terpengaruh oleh faktor-faktor subjektifitas. Misalnya: kecantikan, kaya, anak pejabat atau hubungan keluarga.

b) Memberikan skor pada setiap peserta didik menjawab satu pertanyaan.

c) Mencatat hal atau masalah yang akan ditanyakan dan ruang lingkup jawabannya.

d) Menciptakan suasana ujian yang menyenangkan.

e) Jangan mengubah suasana ujian lisan menjadi suasana diskusi atau ngobrol santai[17].

4) Perbuatan (Performance Test)

Kebalikan dari tes lisan yang mengharapkan peserta didik mampu menjawab dalam bentuk lisan, tes perbuatan disini mengharapkan peserta didik untuk mampu menjawab tes dalam netuk perilaku atau perbuatan.

Menurut Stigins, tes tindakan adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta untuk melakukan kegiatan khusus dibawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang didemonstrasikan.

Contoh format penilaian tindakan dalam praktek komputer. Nama sekolah :

Mata Pelajaran : Nama Peserta Didik : Kelas : Semester : Hari dan Tanggal : Tujuan :

No Aspek Yang Diamati SB B C K SK

1 Tahapan menghidupkan komputer 2 Cara menggunakan mouse

3 Cara membuka objek pada dekstop 4 Cara memindahkan letak objek 5 Cara mengetik dengan 10 jari 6 Posisi duduk di depan komputer 7 Cara mencetak data

8 Tahapan mematikan komputer

Guru ybs

... Catatan:

(9)

SB = sangat baik, B = Baik, C = cukup, K = kurang, SK = sangat kurang[18]. 2. Penilaian Non Test

a. Observasi

Secara umum pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang terjadi yang sedang dijadikan objek pengamatan.

Observasi biasanya digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya ataupun dalam situasi buatan. Observasi dapat dilakukan baik secara partisifatif maupun nonpartisipatif, observasi juga dapat berbetuk observasi eksperimental (observasi yang dilakukan dalam situasi buatan) ataupun

non eksperimental (situasi wajar/sebenarnya)[19].

Contoh Instrumen Observasi Sistematis Mata Pelajaran : Keterampilan

Topik : Membuat Kaligrafi dari Kertas Kelas :

Hari/Tanggal : Jam pelajaran :

No Kegiatan/Aspek yang Dinilai Skor/Nilai Keterangan 1 Persiapan alat-alat

2 Kombinasi bahan 3 Kombinasi warna 4 Cara mengerjakan

5 Sikap waktu mengerjakan 6 Ketepatan waktu mengerjakan 7 Kecekatan

8 Hasil pekerjaan Jumlah Nilai

Hasil dari penilaian di atas bersifat individu, jadi setelah selesai nilai individual yang di atas lalu dimasukkan pada daftar nilai kolektif.

Mata Pelajaran : Keterampilan

Topik : Membuat Kaligrafi dari Kertas Kelas :

Hari/Tanggal : Jam pelajaran :

No NamaSiswa

Skor/Nilai

Untuk Tiap-Tiap Kegiatan/Aspek Jumlah Rata2

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3

(10)

Contoh Instrumen Observasi (Lembar Pengamatan)

01 Waktu jongkok lutut kaki belakang ada di depan ujung kaki lainnya

02

Kedua tangan di tanah, siku lurus, empat jari agak rapat mengarah ke samping luar

03 Waktu jongkok posisi punggungsegaris dengan kepala

04 Pandangan kira-kira 1 meter didepan garis start

05

Waktu aba-aba siap, posisi tungkai depan ± 9 dan tungkai belakang00 10 -1200 000

Keterangan skor:

5: sangat tepat, 4: tepat, 3: agak tepat, 2: tidak tepat, 1: sangat tidak tepat Pengolahan

Skor yang dicapai peserta didik dapat diolah menjadi nilai sebagai berikut.

N = (Skor pencapaian : Skor maksimal)x 100[20].

b. Penugasan

Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok. Penilaian penugasan diberikan untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di laboratorium, tugas rumah, portofolio, projek,

dan/atau produk[21].

c. Wawancara

Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.

Ada dua jenis wawancara yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian, yaitu: 1. Wawancara terpimpin (wawancara terstruktur/wawancara sistematis)

2. Wawancara tidak terpimpin (wawancara sederhana, wawancara tidak sistematis atau wawancara

bebas)[22].

d. Portofolio

(11)

dapat menilai dan melakukan perbaikan, dengan demikian portofolio dapat memperlihatkan perkembangan belajar peserta didik melalui karya peserta didik, seperti: karangan, puisi, surat,

komposisi, dan musik[23].

1) Tujuan Portofolio

Sebagai alat penilaian, portofolio dapat digunakan untuk beberapa tujuan, antara lain:

a) Menghargai perkembangan yang dialami siswa

b) Mendokumentasikan proses pembelajaran

c) Memberi perhatian pada prestasi kerja siswa yang terbaik

d) Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi

e) Meningkatkan efektifitas proses pengajaran

f) Bertukar informasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan

g) Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada siswa

h) Meningkatkan kemampuan merefleksikan diri, dan membantu siswa dalam merumuskan

tujuan[24].

2) Prinsip Portofolio

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam menggunakan portofolio, antara lain:

a) Saling percaya (mutual trust)

b) Kerahasiaan bersama (confidentiality)

c) Milik bersama (join ownership)

d) Kepuasan (satisfaction)

e) Kesesuaian (relevance)

f) Penilaian proses dan hasil[25].

3) Metode Portofolio

Pengorganisasian dalam penilaian portofolio bersifat sangat penting, hal itu berfungsi agar seorang pendidik dapat menentukan metode mana yang akan digunakan dalam penilaian

portofolio tersebut. Pengorganisasian tersebut terdiri dari: pengumpulan (storing), pemilihan

(sorting), penetapan (dating) dari suatu tugas.

Sedangkan metode-metode dalam penilaian portofolio antara lain:

a) Protofolio ideal

b) Portofolio penampilan c) Portofolio dokumentasi d) Portofolio evaluasi

e) Portofolio kelas[26]

4) Tekhnik Penilaian Portofolio

Dalam melaksanakan penilaian portofolio diperlukan langkah-langkah yang tepat. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut:

(12)

juga digunakan oleh peserta didik untuk dapat mengetahui kemampuan, keterampilan dan minatnya.

b) Menentukan bersama sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Misalnya: menulis, menggambar, dll.

c) Menyimpan hasil karya peserta didik dalam satu map atau folder.

d) Memberi informasi tanggal, untuk mengetahui perkembangan dari waktu ke waktu.

e) Menentukan kriteria penilaian bersama peserta didik terhadap sampel-sampel beserta pembobotannya agar mencapai kesepakatan. Contoh, untuk kemampuan menulis karangan, kriteria yang akan ditentukan seperti: struktur tata bahasa, pemilihan kosakata, kelengkapan gagasan dan sistematika penulisan.

f) Meminta peserta didik untuk menilai karyanya sendiri secara berkesinambungan dan obyektif. g) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperbaiki nilai yang dirasa kurang

memuaskan.

h) Menjadwal pertemuan untuk membahas portofolio (jika diperlukan)[27].

Contoh Format Penilaian Portofolio Puisi MatematikaRumus EksperimenLaporan Peta

1 2 3

Catatan:

Kolom karya portofolio disi dengan angka yang sesuai: 1 = sangat kurang

Penilaian proyek adalah tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik dalam waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari pengmpulan, pengorganisasian hingga penyajian data. Penilaian proyek merupakan suatu sarana yang penting untuk menilai kemampuan umum peserta didik dalam semua bidang, proyek juga akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan peserta didik pada pembelajaran tertentu, kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan dan kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan informasi.

(13)

dan menyelidiki topik tersebut melalui bacaan dan wawancara. Sehingga dalam kegiatan tersebut

pendidik dapat menilai kemampuan peserta didik dalam bekerja individu ataupun kelompok[29].

Formatif/Diagnostik

Dalam penilaian proyek ada setidaknya tiga hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

1) Kemampuan pengelolaan, kemampuan peserta didik dalam memilih topik dan mencari informasi

serta dalam mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan.

2) Relevansi

Kesesuaian dengan mata pelajaran 3) Keaslian

Proyek yang dilakukan adalah benar-benar hasil karya peserta didik[30].

b) Tekhnik Penilaian Proyek

Penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako.

No Aspek Yang Dinilai Nilai

Pedoman penskoran Penilaian Proyek[32].

No Aspek Yang Dinilai Skor

1

Persiapan

(14)

a. Sistematika laporan (baik = 2, tidak baik = 1)

Penilaian hasil kerja peserta merupakan penilaian terhadap keterampilan peserta didik dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas prosuk tersebut. Terdapat dua tahapan penilaian dalam produk, yakni: penilaian tentang pemilihan dan cara penggunaan alat serta

prosedur kerja siswa, penilaian kualitas teknis maupun estetik hasil karya/kerja siswa[33].

Penilaian hasil kerja peserta didik dalam mengelola hasil kerja dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:

1) Anekdotal, digunakan untuk mencatat kompetensi yang belum terlihat pada hasil kerja siswa, seperti: kemampuan untuk bekerjasama, kemampuan siswa dalam menggunakan peralatan yang aman. Dan biasanya anekdotal digunakan oleh pendidik sebagai catatan pengamatan pada proses belajar mengajar.

Ada beberapa model yang bisa digunakan dalam penilaian anekdotal, diantaranya: model kartu, model catatan pada komputer, lembar catatan hasil observasi, catatan tentang siswa dikelas.

2) Skala penilaian analitis, penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa aspek pada hasil kerja

peserta didik dilihat dari berbagai perspektif atau kriteria. Skala ini digunakan untuk menilai kemampuan pada tahap perencanaan dan tahap akhir.

3) Skala penilaian holistik, skala yang digunakan untuk menilai pada tahap akhir. Seperti penilaian terhadap kualitas hasil kerja siswa dan kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya

sendiri[34].

Contoh instrumen penilaian produk[35]

No Aspek Yang Dinilai Skor Bobot

(15)

a. Selesai tepat waktu ( tepat = 2, tidak tepat = 1) jawaban peserta didik tidak memakai kriteria salah-benar. Semua jawaban peserta didik adalah benar, selama dia menjawab dengan sesungguhnya. Akan tetapi terkadang dipergunakan pula skala-skala tertentu untuk kuantifikasi jawaban sehingga dapat dibandingkan dengan

kelompoknya[36].

Jika disimpulkan, Inventori merupakan penilaian melalui skala psikologis peserta didik untuk mengungkapkan tingkah laku (sikap), minat, dan persepsi peserta didik terhadap objek

psikologis[37].

Contoh instrumen inventori menggunakan skala beda (berdiferensi) Semantik[38].

Petunjuk:

Berilah tanda V pada kolom berikut sesuai dengan pilihanmu terhadap pembelajaran ekonomi. Kolom a, b, dan c cenderung mendekati pernyataan di sebelah kiri, sedangkan kolom e, f, dan g cenderung mendekati pernyataan di sebelah kanan.

Kiri a b c d e f g Kanan

berhubungan dengan mata pelajaran Sejarah[39].

Petunjuk:

Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu!

SS = sangat setuju TS = tidak setuju S = setuju STS = sangat tidak setuju

No Pernyataan SS S TS ST

S 1 Saya senang melakukan penelitian sejarah

2 Pelajaran sejarah membosankan

3

Saya senang mengikuti acara televisi yang berhubungan

dengan sejarah

(16)

kepurbakalaan

Saya benci jika ada tugas untuk membuat ringkasan

dari artikel yang berkaitan dengan sejarah dari koran

8 Saya suka membaca rubrik tentang sejarah

Catatan

Pernyataan pada instrumen di atas ada yang bersifat positif (No.1, 3, 5, 6, 8) dan ada yang bersifat negatif (No 2, 4, 7).

Pemberian skor:

Pernyataan yang bersifat positif: SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1. Pernyataan yang bersifat negatif: 4 = STS, 3 = TS, 2 = S, dan 1 = SS. h. Jurnal

Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkait dengan kinerja

ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif[40].

i. Penilaian Sikap

Manusia mempunyai sifat bawaan, seperti kecerdasan, tempramen, dan sebagainya. Selain itu manusia juga memiliki sikap warisan, yang terbentuk dengan kuat dalam keluarga. Misalnya, sentimen golongan, keagamaan, dan sebagainya. Namun secara umum, para pakar psikologi sosial berpendapat bahwa sikap manusia terbentuk melalui proses pembelajaran dan

pengalaman[41].

Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Sedangkan komponen konatif adalah kecenderungan untuk

berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap[42].

Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut:

1. Sikap terhadap materi pelajaran 2. Sikap terhadap pendidik

3. Sikap terhadap proses pembelajaran

(17)

5. Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau tekhnik, antara lain: 1. Observasi Perilaku

Dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah.

Contoh isi buku catatan harian.

No Hari/Tanggal Nama PesertaDidik Kejadian (Positif atau Negatif) 1

2 3

Selain itu, dalam observasi juga dapat menggunakan daftar cek (checklist) yang memuat

perilaku tertentu dari peserta didik. Contoh format Checklist penilaian sikap.

No Nama

Perilaku/Sikap

Nilai Keterangan Bekerjasama Berinisiatif PerhatianPenuh SistematisBekerja

1 2

Catatan:

Kolom perilaku/sikap diisi dengan angka yang sesuai

1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = sedang, 4 = baik, 5 = amat baik[43].

2. Pertanyaan Langsung

Dalam penilaian sikap seorang guru juga dapat melakukan penilaian dengan cara bertanya langsung kepada peserta didik.

3. Laporan Pribadi

Dalam penggunaan tekhnik ini, peserta didik diminta untuk memberikan atau membuat alasan

atau ulasan yang berisi pandangan atau tanggapan terhadap suatu masalah[44].

Selain yang telah dijabarkan diatas, untuk mengukur sikap kita juga dapat menggunakan

skala sikap yang dikembangkan oleh Likert[45]. Seperti dibawah ini:

No Pernyataan SS S TT TS STS

1

Saya mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran bahas Indonesia di kelas

2 Saya berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia 3 Saya suka menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar

4

(18)

5

Saya memperkaya materi dari guru bahasa Indonesia dan membaca buku-buku sumber sebagai penunjang

6 Saya senang mengerjakan tugaspelajaran bahasa Indonesia di rumah 7 Dst.

j. Penilaian Diri

Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam penilaian diri, setiap peserta didik harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya secara jujur.

Contoh Format Penilaian Konsep Diri Siswa[46].

No Pernyataan Alternatif

Ya Tidak

1 Saya sulit mengikuti pelajaran PAI

2 Saya sulit menghafal dalil-dalil al-Qur’an dan Hadits dalam PAI

3 Saya sulit mengikuti PAI yang berhubungan dengan hafalan

4 Saya sulit mengartikan kandungan ayat-ayat al-Qur’an

5 Saya belum bisa melaksanakan semua tugasdalam PAI

6 Saya suka mendalami PAI di luar jampelajaran sekolah

7 Saya selalu mengucapkan salam ketikabertemu

8 Saya membutuhkan waktu lama untukbelajar PAI

Atau juga bisa menggunakan seperti di bawah ini.

Contoh instrumen penilaian diri (kuesioner), misalnya untuk kegiatan yang berhubungan dengan

mata pelajaran biologi[47].

Petunjuk:

Isilah semua pernyataan dengan jujur.

Berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan kenyataan. TP = Tidak pernah melakukan SR = sering melakukan JR = Jarang melakukan SL = selalu melakukan KD = Kadang-kadang melakukan

No Pernyataan TP JR KD SR SL

1

Saya menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan biologi kepada teman-teman

(19)

yang berhubungan dengan mata pelajaran biologi

3

Saya menyempatkan diri membaca artikel yang berkaitan dengan biologi di majalah/koran

4 Saya mendengarkan informasi yangberhubungan dengan biologi dari radio

5 Saya menonton tayangan di televisiyang berkaitan dengan biologi, misalnya fauna dan flora

6 Saya hadir setiap ada jam pelajaranbiologi di Sekolah

7 Saya membuat catatan yang rapi untukmata pelajaran biologi

8 Saya menyerahkan tugas biologi tepat waktu

9 Saya menerapkan pengetahuan biologi dalam kehidupan sehari-hari

Pengolahan

Pada contoh di atas penskoran untuk setiap pernyataan menggunakan rentang 1 - 5. 1 = TP, 2 = JR, 3 = KD, 4 = SR, 5 = SL.

Dengan 9 butir pernyataan rentang skor adalah 9 –45. Kualifikasi

Berdasarkan jawaban, kegiatan setiap peserta didik untuk mata pelajaranbiologi dikelompokkan sebagai berikut

Amat Baik : Skor 37 –45 Baik : Skor 28 –36 Cukup : Skor 19 –27 Kurang : Skor < 19

k. Penilaian Antar Teman

Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik

mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal secara jujur[48].

Contoh instrumen penilaian (lembar pengamatan) antarteman untuk kegiatan diskusi kelompok mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Petunjuk:

a. Pada waktu melakukan diskusi kelompok, amatilah perilaku temanmu dengan cemat!

b. Berilah tanda V pada kolom yang sesuai (ya atau tidak) berdasarkan hasil pengamatanmu!

c. Serahkan hasil pengamatan kepada bapak/ibu guru!

Daftar periksa pengamatan sikap dalam diskusi kelompok Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Nama siswa yang diamati : ………, kelas ……

(20)

1 Memberiuntukmenyampaikan pendapatkesempatan teman 2 Memotong pembicaraan teman lain

3 Menyampaikan pendapat dengan jelas 4 Mau menerima pendapat teman 5 Mau menerima kritik dari teman

6 Memaksa teman untuk menerima pendapatnya

7 Menyanggah pendapat teman dengan sopan 8 Mau mengakui kalau pendapatnya salah 9 Menerima kesepakatan hasil diskusi

Nama pengamat

……….. l. Angket

Angket dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian hasil belajar. Angket dapat diberikan langsung kepada peserta didik, dapat pula diberikan kepada para orang tua mereka.

Tujuan penggunaan angket dalam proses pembelajaran untuk mengetahui dan memperoleh data latar belakang peserta didik sebagai bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka.

Data yang dapat dihimpun melalui angket, misalnya data yang berkenaan dengan kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam mengikuti pelajaran, cara belajar mereka, fasilitias belajar, bimbingan belajar, motivasi dan minat belajar, sikap belajar, sikap terhadap mata pelajaran tertentu, pandangan siswa terhadap proses pembelajaran dan sikap mereka

terhadap guru[49].

Contoh kuesioner bentuk skala likert dalam rangka mengungkap hasil belajar pendidikan agama islam ranah afektif.

1. Membayar infaq atau shadaqah itu memang baik untuk dikerjakan, akan tetapi

sebenarnya bagi orang yang telah membayarkan zakatnya tidak perlu lagi membayar infaq atau shadaqah. Terhadap pernyataan tersebut, saya:

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

2. Membayar infaq atau shadaqah tanpa sepengetahuan orang lain itu tidak ada

gunanya, sebab orang lain itu diperlukan sekali sebagai saksi untuk membuktikan bahwa pembayar infaq dan shadaqah itu bukanlah orang yang bakhil. Terhadap pernyataan tersebut, saya:

(21)

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

3. Hidup manusia di dunia ini selalu diwarnai oelah silih bergantinya suasana sedih

dan gembira. Suasana sedih dan gembira itu sebenarnya merupaka ujian dari allah bagi ummatnya. Terhadap pernyataan tersebut, saya:

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

Taksonomi Penilaian

Dalam rangka menilai peserta didik haruslah dilihat secara bulat, artinya penilai dalam hal ini dilaksanakan oleh pendidik. Dituntut untuk memberikan penilaian yang menyeluruh

kepada setiap aspek peserta didik[50].

Menurut Benjamin S. Bloom taksonomi (pengelompokan) tujuan pendidikan haruslah mengarah pada tiga ranah yang melekat pada diri peserta didik, yaitu: ranah proses berfikir (cognitive domain), ranah sikap (affectife domain), dan ranah keterampilan (psychomotor domain). Maka dalam konteks evaluasi belajar ketiga ranah tersebutlah yang menjadi sasaran dalam setiap penilaian hasil belajar, yaitu: apakah peserta didik sudah dapat memahami semua materi pelajaran yang diberikan?, apakah peserta didik sudah dapat menghayatinya?, apakah meteri belajar yang sudah diberikan dapat diamalkan secara kongkrit dalam kehidupan

sehari-hari?[51]

1. Ranah Kognitif

Menurut Bloom ranah kognitif adalah segala upaya yang menyangkut aktivitas mental

(otak)[52], dalam bahasa lain dijelaskan bahwa perilaku kognitif berarti segala perilaku siswa

dalam upaya mengenal dan memahami materi pelajaran[53]. Dalam ranah kognitif terdapat enam

tahap kecakapan, yaitu:

a) Pengetahuan (Knowledge), adalah tahap dimana seorang anak mampu mengingat kembali

tentang fakta, nama, istilah, proses, prinsip, teori dll. Tahap ini merupakan tahap terendah dalam

ranah kognitif[54].

b) Pemahaman (Comprehension), adalah tahap dimana seorang anak mampu mengerti dan

memahami setelah pelajaran itu diketahui dan diingat[55]. Dalam hal ini siswa dapat

mengorganisasikan pelajaran yang diterima dengan bahasa sendiri[56].

c) Penerapan (Application), adalah kesanggupan siswa dalam menerapkan ide-ide umum, teori,

rumus, prisnsip atau segala meteri ajar dalam situasi yang baru dan kongkrit.

d) Menguraikan (Analysis), adalah kemampuan seorang siswa dalam menguraikan dan merinci ke

dalam bagian-bagian terkecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian satu dengan

(22)

e) Sintesis (Synthesis), adalah tahap dimana siswa mampu memadukan atau menyatukan

bagian-bagian secara logis menjadi struktur yang menunjukkan keseluruhan[58].

f) Evaluasi (Evaluation), adalah kemampuan siswa untuk mempertimbangkan suatu ide, situasi,

nilai-nilai, dan metode berdasarkan suatu aturan dan kriteria tertentu[59].

2. Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai[60].Dengan arti lain

bahwa siswa dapat menghayati nilai-nilai yang terkadung dalam sebuah pelajaran sehingga menyatu dengan dirinya. Atau siswa mampu menginternalisasikan sesuatu yang dikomunikasikan dengannya. Aspek prilaku ini biasanya berkenaan dengan materi pelajaran

yang berbasis nilai, norma, moral, dan aturan prilaku lainnya[61]. Ciri-ciri dari tahap ini behasil

bila siswa kedisiplinanya meningkat setelah diberikan materi agama tentang kewajiban sholat lima waktu. Adapun tahap-tahap dalam ranah kognitif ini mencakup lima aspek. Menurut Krathwohl, pengembang ranah kognitif, yaitu:

a) Penerimaan (Receiving), adalah tahap dimana kepekaan siswa dalam menerima atau menyadari

akan suatu fenomena yang datang dari luar dalam bentuk masalah, situasi dan gejala.

b) Respon (Responding), mengandung arti adanya partisipasi aktif. Jadi kemampuan menaggapi

adalah kemampuan berpartisipasi aktif terhadap sesuatu yang menjadi stimulus baginya[62].

c) Penghargaan (Valuing), pada tahap ini siswa sudah memberikan nilai teretentu pada sesuatu yang

diterimanya. Bila suatu materi telah mampu dinilai dan mampu untuk mengatakan itu adalah

baik, maka peserta didik telah menjalani proses penilaian[63].

d) Pengorganisasian (Organization), setelah peserta didik mampu memberi nilai dan makna tertentu

terhadap sesuatu yang dia terima, kemudian peserta didik menyelarasakannya ke dalam sistem

dan struktur yang sudah ia miliki[64].

e) Karekterisasi (Characterization), pada tahap ini peserta didik menetapkan suatu nilai menjadi

bagian terpadu dalam dirinya (mengintegrasikan). Hal itu tercermin pada pola perilakunya[65].

3. Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemapuan bertindak setelah seseorang menerima materi pelajaran. Prilaku ini lebih kepada keterampilan

secara fisik. Aspek-aspek ini mencakup tahapan[66]:

a) Tahap menirukan, adalah siswa berupaya untuk menirukan suatu tindakan seperti yang diajarkan.

b) Tahap memanipulasi, dalam tahap ini siswa sudah dapat meragakan suatu keterampilan seperti

yang diajarkan.

c) Tahap artikulasi, merupakan tahap dimana siswa mampu mengkoordinasikan tindakannya secara

teratur dengan menempuh langkah-langkah secara tepat.

d) Tahap naturalisasi, dimana siswa sudah mempu melakukan tindakan secara alami dengan

menggunakan energi yang minimum, sepeti seorang sopir yang sudah mahir mengendarai, atau pemain bola professional.

(23)

Kata kerja oprasional atau instrumen yang dapat mengukur kemampuan dalam ketiga

ranah ini adalah sebagai berikut[67]:

1. Ranah Kognitif

Tahapan Instrumen

Tahap Pengetahuan

Menyebutkan, mendefinisikan, melukiskan, mencocokkan, mengidentifikasikan, memberi

nama, membuat garis besar, dan menyatakan kembali.

Tahap Penerimaan Mengikuri, meperhatikan, bertanya, menunjuk,melokalisir, melukiskan, mengidentifikasi, dan memberi nama

(24)

bertindak, mempunyai keyakinan diri, dan memperbaiki diri.

3. Ranah Psikomotorik

Tahapan Instrumen

Tahap Menirukan Mengikuti, mengulangi, dan meniru. Tahap Memanipulasi Mengikuti petunjuk dan mencoba sendiri.

Tahap Artikulasi Melakukan dengan harmonis dan meragakansecara teratur. Tahap Naturalisasi Bertindak secara alamiah, dan mahir.

Penutup

Dari seluruh pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa instrumen penilaian hasil belajar terdiri dari dua jenis, yakni:

1. Penilaian menggunakan tes 2. Penilaian non tes

Dan penilaian hasil belajar terhadap siswa harus mencakup terhadap tiga aspek, yakni: 4. Aspek Kognitif

5. Aspek Afektif

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai lembaga pendidikan diharapkan menfasilitasi Sarana dan Prasarana baik, bisa berupa media audio, media visual, media audio dan visual Yang mendukung

• Those composed of Carbon, Hydrogen (usually) and other elements (maybe). • 1850-1860: Concept

Surveilans filariasis yang berjalan di Kabupaten Bandung adalah kegiatan pemberian obat massal pencegahan (POMP) yang secara teknis sudah diatur dan

Menurut Islam transformatif, keterbelakangan dan kemunduran Muslim Indonesia bukan disebabkan oleh faktor internal seperti teologi, budaya, dan mentalitas umat, tetapi karena

Pembuktian kualifikasi tidak dapat diwakilkan, kecuali kuasa direktur yang mempunyai kewenangan untuk mewakili direktur sesuai tercantum dalam Akta Notaris Pendirian dan

dengan besi tua dan baja, lalu membakarnya dengan kokas dan batu kapur dalam dapur tinggi yang lebih kecil sama seperti pada dapur tinggi, dapur ini juga

It can be concluded that in general the result of mapping ability to speak English in school in coastal area of Bengkulu city included in medium category

Karya Putra Sukses, terutama di divisi IT, dalam membuat pemeliharaan penjadwalan aset TI masih menggunakan Microsoft Excel dan permintaan untuk perbaikan aset TI karyawan