MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
MODUL
GURU PEMBELAJAR
Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan
Sekolah Menengah Atas/ Sekolah Menengah Kejuruan
(SMA/SMK)
Kelompok Kompetensi F:
PROFESIONAL
PERSPEKTIF SEJARAH DAN ILMU FAAL
Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
Penulis :
1. Nanang Nasirudin, M.Pd, 082127406070, e-Mail: raheut.72@gmail.com
2. Dr. Imran Akhmad, M.Pd, 08126507499, e-Mail: imranakhmad73@gmail.com
3. Tarsono, M.Pd, 0817301065, e-Mail: sontarsono@gmail.com
Penelaah:
1. Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd, 081392297979, e-Mail: harirachman@yahoo.com.au
2. Drs. Suroto, MA, Ph.D, 081331573321, e-Mail: suroto@unesa.ac.id
3. Dr. Sugito Adiwarsito, 085217181081, e-Mail: sugito72@yahoo.com
Ilustrator:
Abdul Munir, S.IP, M.Pd.
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
KATA SAMBUTAN
Peran guru professional dalam pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilannbelajar siswa. Guru professional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.
Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar (GP) merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan professional pada akhir tahun 2015. Hasil UKG menunjukan peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG melalui program Guru Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, daring (online) dan campuran (blended) tatap muka dengan online.
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK), dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksana Teknis dilingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul untuk program Guru Pembelajar (GP) tatap muka dan GP online untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program GP memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.
Mari kita sukseskan program GP ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.
Jakarta, Februari 2016
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
KATA PENGANTAR
Dalam rangka mendukung pencapaian visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun 2015-2019 “Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong” serta untuk merealisasikan misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mewujudkan pelaku pendidikan dan kebudayaan yang kuat dan pembelajaran yang bermutu, PPPPTK Penjas dan BK tahun 2016 telah merancang program peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Salah satu upaya PPPPTK Penjas dan BK dalam merealisasikan program peningkatan kompetensi Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) dan Guru Bimbingan dan Konseling (BK) adalah melaksanakan Program Guru Pembelajar yang bahan ajar nya dikembangkan dalam bentuk modul berdasarkan standar kompetensi guru.
Sesuai fungsinya bahan pembelajaran yang didesain dalam bentuk modul agar dapat dipelajari secara mandiri oleh para peserta diklat. Beberapa karakteristik yang khas dari bahan pembelajaran tersebut adalah: (1) lengkap (self-contained), artinya seluruh materi yang diperlukan peserta program guru pembelajar untuk mencapai kompetensi tertentu tersedia secara memadai; (2) menjelaskan diri sendiri (self-explanatory), maksudnya penjelasan dalam paket bahan pembelajaran memungkinkan peserta program guru pembelajar dapat mempelajari dan menguasai kompetensi secara mandiri; serta (3) mampu membelajarkan peserta program guru pembelajar (self-instructional), yakni sajian dalam paket bahan pembelajaran ditata sedemikian rupa sehingga dapat memicu peserta untuk secara aktif melakukan interaksi belajar, bahkan menilai sendiri kemampuan belajar yang dicapainya.
Modul ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran utama dalam pelaksanaan program guru pembelajar guru PJOK dan guru BK sebagai tindak lanjut dari Uji Kompetensi Guru (UKG).
Kami mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi serta penghargaan setinggi-tingginya kepada tim penyusun, baik penulis, tim pengembang teknologi pembelajaran, pengetik, tim editor, maupun tim pakar yang telah mencurahkan pemikiran, meluangkan waktu untuk bekerja keras secara kolaboratif dalam mewujudkan modul ini.
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN ……….
Hal i
KATA PENGANTAR ………... ii
DAFTAR ISI ……….. iv
DAFTAR GAMBAR ………. viii
DAFTAR TABEL ………. ix
PENDAHULUAN ………. 1
A Latar Belakang ……….. 1
B Tujuan ………. 1
C Peta Kompetensi ……… 2
D Ruang Lingkup ………... 2
E Cara Penggunaan Modul ……….. 3
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 : Perspektif Sejarah Pendidikan Jasmani ……… ………... 4
A Tujuan ……….. 4
1. Kompetensi dasar ………. 4
2. Indikator Pencapaian Kompetensi ………. 4
B Uraian Materi ……….. 4
1. Sejarah Keolahragaan ………. 4
2 Perkembangan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Indonesia ……….. 16
3. Manfaat Sejarah Keolahragaan dan PJOK dalam Penanaman Sikap Peserta Didik ………. 25
C. Aktivitas Pembelajaran ……….. 26
D. Latihan/Kasus/Tugas ………. 27
E. Rangkuman ………. 29
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ………... 31
G. Kunci Jawaban ………..…………. 31
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 : Ilmu Faal Tubuh 1 ……… 32
A. Tujuan ……….. 32
1. Kompetensi Dasar ……… 32
2. Indikator Pencapaian Kompetensi ………. 32
B. Uraian Materi ……….. 32
1. Konsep Faal Tubuh ……….………. 32
2. Sistem Syaraf Tubuh ……… 33
3. Macam-macam Gerak ………. 38
4. Sistem Respirasi ……….……….. 39
C. Aktivitas Pembelajaran ……….………. 47
D. Latihan/Kasus/Tugas ………. 48
E. Rangkuman ………. 50
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……….……….. 51
G. Kunci Jawaban ……….……….. 51
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 : Belajar Gerak (Motorik) 1 ………..…
A. Tujuan ……….. 52
1. Kompetensi Dasar ……… 52
2. Indikator Pencapaian Kompetensi ………. 52
B. Uraian Materi ……….. 52
1. Konsep Belajar Gerak ………. 52
2. Kategori Gerak/Keterampilan (Berdasarkan Otot yang digunakan, Pengaruh Lingkungan dan Mulai-Akhir Gerak) …... 57
3. Perkembangan Gerak Motorik ……….….. 61
C. Aktivitas Pembelajaran ……….……. 65
D. Latihan/Kasus/Tugas ………. 66
E. Rangkuman ………. 67
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……….…….. 69
G. Kunci Jawaban ……….…….. 69
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 : Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 1 ……….. 70
A. Tujuan ……….. 70
1. Kompetensi Dasar ……… 70
2. Indikator Pencapaian Kompetensi ………. 70
B. Uraian Materi ……….. 71
1. Definisi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ….. 71
2. Bentuk dan Jenis Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.. 76
3. Prinsip Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan …………... 81
4. Strategi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan …………. 82
5. Sumber Belajar dalam PKB ……… 87
C. Aktivitas Pembelajaran ………. 89
D. Latihan/Kasus/Tugas ………. 91
E. Rangkuman ………. 91
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……….. 92
G. Kunci Jawaban ……….. 92
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5 : Teknologi, Informasi dan Komunikasi 2 ……….. 95
A. Tujuan ……….. 95
1. Kompetensi Dasar ……… 95
2. Indikator Pencapaian Kompetensi ………. 95
B. Uraian Materi ……….. 96
1. Definisi Teknologi Informasi dan Komunikasi ……….. 96
2. Faktor-faktor Pendukung TIK dalam Pendidikan ………. 111
3. Peran TIK dalam Modernisasi Pendidikan ……..……… 112
4. Fungsi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam…….. 113
5. Tujuan dan Manfaat Teknologi informasi dan Komunikasi …... 115
6. Teknologi dan Hubungannya dengan Metode Pembelajaran ... 115
7. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi ……… 119
C. Aktivitas Pembelajaran ……….………. 122
D. Latihan/Kasus/Tugas ………. 123
E. Rangkuman ………. 123
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……….……….. 123
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
EVALUASI ………... 125
PENUTUP ………. 129
GLOSARIUM ...
DAFTAR PUSTAKA ………..
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1 Peta Kompetensi ………. ……… 2
Gambar 2 Sel Saraf ………...………. 34
Gambar 3 Otak Manusia
……… ….……….. 37
Gambar 4 Alat Pernapasan Manusia………. 42
Gambar 5 Siklus Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) 75 Gambar 6 Alur Pembinaan PKB ………. 83
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1: Perbedaan Olahraga dan Penjas ……… 21
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Naskah bahan ajar ini disusun untuk digunakan dalam kegiatan Pendidikan
dan Latihan Guru pembelajar bagi guru PJOK SMA/K. Diharapkan dapat
memberi informasi konseptual dan panduan praktik bagi peserta diklat guru
pembelajar mengenai: aspek-aspek pembelajaran yang meliputi Perspektif
sejarah Pendidikan Jasmani, Ilmu Faal tubuh, Konsep Belajar Gerak,
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, Pengenalan dan penguasaan
dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi, serta mampu mengelola setiap
aspek pembelajaran mulai dari melakukan perencanaan, melaksanakan, dan
melakukan penilaian sesuai dengan standar yang berlaku.
Untuk dapat menguasai setiap topik yang ada pada buku ini, Anda diminta
untuk melakukan kajian terhadap berbagai dokumen yang terkait dengan
implementasi kurikulum di sekolah, melakukan proses berfikir reflektif,
berdiskusi, identifikasi berbagai permasalahan, curah pendapat, melakukan
simulasi, dan praktik menyusun berbagai dokumen yang menjadi tagihan.
B. Tujuan
Modul ini disajikan agar Anda memiliki kompetensi dalam menganalisis
materi pembelajaran dari berbagai lingkup pembelajaran untuk mendapatkan
kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik sesuai dengan bekal
ajar yang dimiliki serta strategi yang dipilih dalam pembelajaran. Selain itu
Anda juga diharapkan mampu memahami aspek-aspek pembelajaran yang
meliputi Perspektif sejarah Pendidikan Jasmani, Ilmu Faal tubuh, Konsep
Belajar Gerak, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, Pengenalan dan
penguasaan dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi, serta mampu
mengelola setiap aspek pembelajaran mulai dari melakukan perencanaan,
melaksanakan, dan melakukan penilaian sesuai dengan standar yang
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
C. Peta Kompetensi
Gambar 1 : Peta Kompetensi
D. Ruang Lingkup
Modul ini berisi tentang analisis materi pembelajaran dan bekal ajar peserta
didik yang meliputi perspektif sejarah Pendidikan Jasmani, Ilmu Faal tubuh,
Konsep Belajar Gerak, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan,
Pengenalan dan penguasaan dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi,
serta mampu mengelola setiap aspek pembelajaran mulai dari melakukan
perencanaan, melaksanakan, dan melakukan penilaian sesuai dengan
standar yang berlaku.
MODUL PROFESIONAL GURU
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
E. Cara Penggunaan Modul
Untuk memahami dan mampu melaksanakan seluruh isi dalam modul ini Anda
diharapkan membaca secara seksama, menelaah informasi tambahan yang
diberikan oleh fasilitator, serta menggali lebih dalam informasi yang diberikan
melalui eksplorasi sumber-sumber lain, melakukan diskusi, serta upaya lain
yang relevan. Pada tahap penguasaan keterampilan diharapkan Anda
mencoba berbagai keterampilan yang disajikan secara bertahap sesuai
dengan langkah dan prosedur yang dituliskan dalam modul ini. Cobalah
berkali-kali dan kemudian Anda bandingkan keterampilan yang Anda kuasai
dengan kriteria yang ada dalam setiap pembahasan.
Selain itu Anda juga diminta untuk mengerjakan berbagai tugas/ latihan/ kasus
yang disajikan. Pengerjaan tugas/ latihan/ kasus didasarkan pada informasi
yang ada pada modul ini sebelumnya, dan kemudian diperkaya dengan
berbagai informasi yang Anda dapat dari sumber-sumber lain.
Evaluasi merupakan tugas lain yang perlu Anda kerjakan sehingga secara
mandiri Anda akan dapat mengetahui tingkat penguasaan materi yang
disajikan. Pada setiap akhir kegiatan pembelajaran disajikan kunci jawaban
dari evaluasi tersebut, namun demikian Anda tidak diperkenankan membuka
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
PERSPEKTIF SEJARAH PENDIDIKAN JASMANI
A.
Tujuan
1. Kompetensi Dasar
a. Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran
ini, peserta diklat dapat mengidentifikasi Sejarah Keolahragaan secara
terperinci.
b. Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran
ini, peserta diklat dapat mengidentifikasi Perkembangan Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Indonesia secara terperinci.
c. Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran
ini, peserta diklat dapat mengidentifikasi Manfaat Sejarah
Keolahragaan dan PJOK dalam Penanaman Sikap Peserta Didik
secara terperinci.
2. Indikator Pencapaian Kompetensi
a
Mengidentifikasi Sejarah Keolahragaan secara terperinci.b
Mengidentifikasi Perkembangan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Indonesia secara terperinci.c
Mengidentifikasi Manfaat Sejarah Keolahragaan dan PJOK dalam Penanaman Sikap Peserta Didik secara terperinci.B. Uraian Materi
1. Sejarah Keolahragaan
a.
Sejarah Perkembangan OlahragaPada zaman Mataram 1600 sampai dengan 1775 di setiap kabupaten
terdapat sebuah lapangan yang dinamakan aloon-aloon tempat para
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
perkembangan masyarakat. Contoh olahraga tradisional di Indonesia:
pasola, debus, ujungan, dan loncat batu nias.
Perhatian masyarakat Indonesia sedikit sekali terhadap olahraga
sehingga perkembangannya tidak mencapai tingkatan yang tinggi
kegiatan olahraga di masyarakat pada waktu itu biasanya merupakan
demonstrasi yang dilakukan oleh pelajar-pelajar sekolah menengah
seperti HIK (Hollandssh Indische Kweekscholl atau sekolah guru),
MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau SMP), AMS
(Algemeenee Middelbare School atau SMA) dan HBS (Hoogere
Burger school atau Sekolah Menengah Lima Tahun).
Sedangkan atletik banyak menarik perhatian pelajar-pelajar sekolah
lanjutan karena sering dipertandingkan dalam acara sekolah yang
dipertandingkan, seperti: jalan, lari, lempar dan lompat. Sedangkan
permainan yang diajarkan di tingkat SD adalah kasti dan bola bakar
juga ada rounders dan kiper. Permainan yang berkembang di
masyarakat pada saat itu adalah sepak bola dan bulu tangkis.
Permainan yang berkembang pada masyarakat kelas tinggi adalah
tenis untuk kalangan bangsawan dan pelajar sedangkan tenis meja
berkembang pada masyarakat china untuk permainan asli nenek
moyang Indonesia mulai berkurang kecuali pencak silat yang
berkembang di pesantren-pesantren dan padepokan pencak silat.
Pada zaman sesudah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan
pada tanggal 17 Agustus tahun 1945, dibentuklah susunan kabinet
pertama dimana kegiatan olahraga dan pendidikan jasmani berada
dibawah menteri pengajaran. Pada waktu itu pendidikan jasmani
dipergunakan dilingkungan sekolah, sedangkan olahraga digunakan
untuk kegiatan olahraga di masyarakat yang berupa cabang-cabang
olahraga. Dengan dibentuknya kementarian pengajaran, maka
pemimpin-pemimpin bangsa pada waktu itu telah menunjukkan
kepeduliannya akan masalah pendidikan, yang didalamnya tercakup
pula pendidikan jasmani, namun karena baru dalam taraf penataan,
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
masih banyak dipergunakan disekolah dasar maupun di sekolah
menengah. Ada permulaan tahun 1946 para pemimpin olahraga yang
sebagian besar terdiri dari pemimpin seperti ex GELORA (Gerakan
Latihan Olahraga Rakyat, yang didirikan pada zaman Jepang yang
merupakan organisasi olahraga yang didalamnya terdapat
cabang-cabang seperti sepak bola, bulu tangkis, tenis, dll), ex PUTERA dan
juga ex pengurus ikatan sport Indonesia disingkat I.S.I (didirikan
tahun 1938) megadakan pertemuan di Surakarta tepatnya di gedung
Habipraya didpimpin oleh Dr. Abdurrachman Saleh yang mana pada
pertemuan tersebut terdapat keputusan-keputusan penting sebagai
berikut:
1. Pertemuan itu dinamakan Kongres Olahraga I (pertama) tahun
1946 .
2. Nama Persatuan Olahraga Indonesia (PORI) untuk hubungan
luar negeri dibentuklah Komite Olimpiade Republik Indonesia
(KORI) kegiatan PORI lebih diarahkan untuk mengiatkan
cabang-cabang olahraga yang telah menjadi anggotanya.
Seperti dijelaskan diatas peran olahraga semakin penting pada
zaman pergerakan nasional pada 1908, yang mencapai puncaknya
saat para pemuda Indonesia mendeklarasikan Sumpah Pemuda
1928. Mereka menjadikan olahraga sebagai tekad perjuangan
bangsa untuk merdeka. Ini terlihat pada penggalan lagu Indonesia
Raya yang dikumandangkan pertama kali saat deklarasi itu: “bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya.”
Setelah Indonesia merdeka, olahraga turut berperan mewujudkan
cita-cita bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang Dasar
1945. Pada awal kemerdekaan,saat masa revolusi, bangsa Indonesia
menggelar Pekan Olahraga Nasional untuk pertama kalinya di
Surakarta, 9 September 1948. Ini membuktikan kepada dunia luar
bahwa Indonesia bisa mengadakan kegiatan seperti apa yang
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
Pengurus besar PORI mengusulkan kepada Pemerintah Pusat yang
waktu itu berada di Yogyakarta bahwa PORI akan menyelenggarakan
Pekan Olahraga di Surakarta yang selanjutnya PB. PORI membentuk
panitia PON. Yang mempelopori terbentuknya PON yaitu Sri Sultan
Hamengkubuwono IX, Dr. Abdul Rahman Saleh, Mr. Widodo
Satrodiningrat.
b. Pengaruh dan Kegiatan Olahraga
Masyarakat Indonesia yang dinamis akan mengakui bahwa persekutuan
hidup itu hidup dan tidak hanya mengalami pengaruh pikiran dan
kemampuan manusia individu saja bahkan juga mengalami pengaruh
zaman dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern seperti sekarang
ini. Olahraga memberi kesempatan yang sangat baik untuk menyalurkan
tenaga dengan jalan yang baik di dalam lingkungan persaudaraan dan
persahabatan untuk persatuan yang sehat dan suasana yang akrab dan
gembira.
Kini kita menghadapi kubu-kubu yang kuat baik yang merupakan alam
pikiran, sikap hidup, tradisi dan kebiasaan yang semuanya adalah
peninggalan penjajahan ditambah dengan feodalisme semenjak 350
tahun yang lalu. Dan kadang-kadang kubu-kubu itu tidak dapat kita lihat
tetapi dapat kita rasakan karena sembunyi di dalam diri manusia. Karena
itu kita harus menyelami alam pikiran pandangan dan sikap seseorang
untuk dapat membantu dia membuang sisa-sisa penjajahan yang masih
bersarang dalam dirinya untuk secara sadar membantu gerakan olahraga.
Dalam hal ini prestasilah yang memegang peranan dan merupakan faktor
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Prestasi yang kita
miliki selain mengangkat nama dan mengharumkan derajat bangsa
Indonesia di dunia, suatu prestasi yang tinggi oleh seorang olahragawan
Indonesia dapat membangkitkan dalam diri warga Negara, rasa bangsa
yang sebesar-besrnya, semangat kebangsaan yang menyala-nyala dan
jiwa persatuan yang sehebat-hebatnya sehingga terbangkit
kekuatan-kekuatan baru pada dirinya dan mempunyai hasrat yang benar untuk ikut
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
Usaha untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia olahraga
internasional dilakukan dengan jalan mengirimkan atlit-atlit kita ke Asian
Games I di New Delhi pada tahun 1951 dan ke Olympic Games ke XV di
Helsinki pada tahun 1952.
Olahraga merupakan sebuah aktifitas yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia, setiap makhluk hidup sudah pasti melakukannya.
Dalam melakukan aktifitas ini ada banyak jenisnya dari mulai yang
termudah sampai yang tersulit. Sedangkan olahraga sendiri sudah ada
dari zaman dulu, dari mulai zaman para Nabi sampai masa kini.
c.
Sejarah Olahraga di Indonesia1. Olahraga Indonesia Pada Masa Kerajaan
Pada saat indonesia masih di pimpin para raja-raja olahraga sudah
ada, sedangkan tujuan dari olahraga pada masa itu yaitu untuk
ketangkasan saja seperti olahraga beladiri sampai memanah untuk
berburu. Mereka melakukan olahraga sangat sederhana dengan
peralatan dan sarana yang alakadarnya, bahkan ada yang
menceritakan bahwa setiap anak laki-laki wajib mahir olahraga
beladiri dan memanah tersebut, karena merupakan simbol dari
keperkasaan pada setiap pria.
Jadi kehidupan dulu tidak mengenal yang namanya olahraga
prestasi, olahraga pendidikan, olahraga rekreasi bahkan olahraga
rehabilitasi. Kalau anda belum tau silahkan klik saja dan baca terlebih
dahulu supanya menambah pengetahuan.
2. Olahraga Indonesia Pada Masa Penjajahan
Ketika orang-orang belanda mulai memasuki wilayah Indonesia,
olahraga sedikit berkembang, para bule yang awalnya hanya datang
untuk berdagang sedikit besarnya telah mempengarui bangsa
pribumi begitu juga soal olahraga. Karena pada saat itu bangsa –
bangsa eropa sudah tau banyak tentang olahraga secara mereka
banyak mempunyai ilmuan-ilmuan yang hebat.
Lama kelamaan Belanda mulai berkuasa dan memerintah indonesia,
mereka banyak membawa budaya baru untuk masyarakat pribumi.
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
namun sebagian orang ada yang tetap mempertahankan budaya
lokal tersebut. Setelah belanda memerintah Indonesia mereka
banyak membawa tentara sebagai bentuk pertahanan dan
memperluas kekuasan. Seiring kedatangan para tentara tersebut
olahraga mulai masuk kedalam lingkungan militer dan berkembang
pesat.
Dalam buku yang berjudul Sejarah dan Filsafat Olahraga yang ditulis
oleh dosen FPOK-UPI (2010) di jelaskan bahwa pada permulaan
abad ke 19, masuk dan berkembang olahraga sistem Jerman yang
diciptakan oleh John Friedrich Guts Muths (1759-1835) di negara
belanda.
Dengan penjelasan di atas secara otomatis olahraga sistem Jerman
mulai masuk juga ke Indonesia karena pada saat itu posisi belanda
sedang memerintah. Sistem Jerman yang dibawa oleh orang belanda
mulai berkembang di Indonesia bahkan tidak hanya di lingkungan
militer saja akan tetapi berkembang juga dalam lingkungan sekolah
dan masyarakat. Sejak saat itu belanda mulai membawa perubahan
banyak dalam sistem olahraga indonesia.
Setelah pemerintahan belanda berpindah ketangan Jepang olahraga
di Indonesia mulai berubah. Orang-orang Jepang mulai
memperkenalkan olahraga-olahraga yang ada di negara Jepang,
seperti judo, sumo, kendo, dan karate. Dengan cepat olahraga yang
dibawa jepang mulai berkembang diberbagai kalangan yang ada di
Indonesia. Jepang juga memberikan pelatihan khusus olahraga pada
guru-guru sekolah supaya olahraga yang dibawa Jepang bisa
diterapkan pada siswa-siswi. Materi yang diberikan Jepang untuk
sekolah diantaranya, senam pagi, baris berbaris, lari, dan cara
bertempur. Pada saat itu olahraga di Indonesia sudah mulai menuju,
olahraga pendidikan, olahraga rekreasi. Dengan sistem olahraga
yang diberikan jepang terhadap pribumi sangat memberikan manfaat
yang berharga untuk bangsa indonesia. Karena olahraga dijadikan
modal yang besar untuk mempertahankan diri dan melepaskan ikatan
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
3. Sistem Pendidikan olahraga jaman penjajahan Jepang di Indonesia
Salah satu contoh. Pelajaran penjas 'voli mini' di kelas 4 melibatkan 6
pelajaran sistematis dalam tahun tersebut. Ibu Sato memutuskan
untuk menggunakan pelajaran ketiga sebagai suatu pelajaran
penelitian, sedangkan guru lainnya mengamati secara teliti.
a. Fase Perencanaan
Kelompok Ibu Sato terdiri dari guru senior kelas 4. Untuk mencapai
tujuan jangka panjang (pendidikan untuk klak individu anak) dia
mencoba untuk memahami situasi di kelasnya. Dia merasa bahwa
ketika sebagian anak aktif dan memiliki pendapat yang jelas, yang
lain memiliki perasaan yang tidak dapat mereka ungkapkan atau
tindak lanjuti. Agar pendidikan jasmani menyenangkan bagi
mereka, di bagian pertama dan kedua dan 6 pelajaran dia
meminta anak-anak menciptakan peraturan mereka sendiri untuk
membantu mereka dan orang lain dalam menikmati permainan
volley. Setelah permainan dia meluangkan waktu untuk berefleksi
dengan siswa mereka tentang bagaimana mereka bermain.
Mereka juga mendiskusikan bagaimana mereka dapat
memperbaiki permainan untuk melibatkan seseorang yang sering
tersingkirkan, sehingga mereka dapat menikmatinya dengan
orang lain.
b. Fase Pelajaran Penelitian
Rencana pelajaran yang disiapkan dengan seksama dipelajari oleh
semua. anggota kelompok. Ibu Sato kemudian melaksanakan
pelajarannya ketika anggota kelompok dan guru lain melihat.
Orang yang bertanggung jawab dalam pendidikan jasmani di kota
juga diundang sebagai seorang konsultan untuk memberi
masukan.
c. Fase Diskusi
Ketika pelajaran penelitian selesai, sebuah diskusi dilaksanakan
untuk bertukar pendapat tentang pelajaran, Ini dimulai dengan
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
mengamati, memberikan pendapatnya atau bertanya secara
giliran, berkomentar berdasarkan, pengalaman sendiri.
Mempengaruhi konsep empat studi pelajaran. Dalam contoh ini,
siswa kelas empat belajar tentang pentingnya kekuatan teman
sebaya. Mereka juga belajar tentang kegiatan kerjasama untuk
merespon perbedaan. Guru dalam kelompok mendapatkan
pandangan positif tentang manfaat pembelajaran kelompok,
sebagai cara membantu anak mengemukakan isu-isu mereka
sendiri agar dipecahkan oleh mereka sendiri.Lebih penting lagi,
semua guru mendiskusikan dan mengevaluasi pelajaran, yang
memampukan mereka berbagi topik penting ke seluruh sekolah.
Sekarang ini, kebanyakan guru memahami situasi tiap anak dan
berbagi peran tanpa memandang kelas mana yang ditugaskan
kepada mereka. Misalnya guru sering membawa anak laki-laki
pulang setelah selesai sekolah, karena dia tahu anak tersebut
mengalami masalah emosi dan orang tuanya bekerja sampai larut
malam.Masih ada beberapa anak yang menyembunyikan nama
sesungguhnya, karena ini akan mengungkapkan status kesukuan
mereka.
Namun, kepala sekolah mengomentari apakah anak mengubah
namanya atau ticlak, semua merasa nyaman dan senang sekolah
dasar Suzuki. Sehubungan dengan pendidikan inklusif, sekolah
dasar Suzuki berkembang ke arah penyediaan lingkungan yang
lebih baik untuk individu anak. Keefektifan kolaborasi antar guru
selama studi pelajaran secara lugas diakui sebagai elemen yang
kuat dalam mengembangkan budaya sekolah yang inklusif dan
terbuka.
Pada saat itu pemuda Indonesia sangat bersemangat melakukan
kegiatan olahraga, meskipun dalam tekanan penjajahan bahkan
mereka banyak yang menguasai berbagai olahraga beladiri
sehingga fisik mereka menjadi lebih baik. Ketika kota Hirosima dan
nagasaki di bom oleh sekutu, Jepang pun menjadi negara tidak
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
itu rakyat Indonesia memanfaatkanya untuk terlepas dari
penjajahan, dengan bermodalkan kemampuan olahraga dan
peralatan sedanya, mereka berhasil mengusir Jepang dari tanah
air Indonesia.
Pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta telah terbentuk
Persatuan Pendidikan Olahraga yang bersifat kebangsaan .
Pembentukan persatuan nasional tersebut merupakan tindakan
dari kalangan bangsa Indonesia, karena ingin mengatur
oganisasinya sendiri.Persatuan Pendidikan Olahraga (PPO) sejak
tahun 1931 menyelenggarakan kompetisi tahunan antar
kota/anggota, dan tidak ikut serta dalam
pertandingan-pertandingan antar kota yang diadakan oleh Belanda.
Berkat perkembangannya yang baik, pada tahun 1938 pihak
Belanda melalui Persatuan Pendidikan Olahraga, Nederlandsch
Indische Voetbal Unie (NIVU) mengadakan pendekatan dan
kerjasama dengan PPO. Jejak sepakbola ini dituruti oleh cabang
olahraga Tennis dengan berdirinya Persatuan Lawn tennis
Indonesia (PELTI) pada tahun 1935 di Semarang. Berkedudukan
di Jakarta (waktu itu bernama Batavia), pada tahun 1938 lahirlah
Ikatan Sport Indonesia dengna singkatan ISI, satu-satunya badan
olahraga yang bersifat nasional dan berbentuk federasi. Maksud
dan tujuannya adalah untuk membimbing, menghimpun dan
mengkoordinir semua cabang olahraga, antara lain PSSI, PELTI
dan Persatuan Bola Keranjang Seluruh Indonesia (PBKSI), yang
didirikan pada tahun 1940. ISI sebagai koordinator cabang-cabang
olahraga pada tahun 1938 pernah mengadakan Pekan Olahraga
Indonesia, yang dikenal dengan nama ISI – Sportweek, pekan
olahraga ISI.
Serangan Jepang secara mendadak pada tanggal 8 Desember
1941 terhadap Pearl Harbour (Pelabuhan Mutiara) menimbulkan
perang Pasifik. Dengan masuknya Jepang ke Indonesia pada
bulan Maret 1942, ISI oleh sebab berbagai kesulitan dan
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
mestinya. Pada zaman Jepang gerakan keolahragaan ditangani
oleh suatu badan yang bernama GELORA, singkatan dari Gerakan
Latihan Olahraga, yang terbentuk pada masa itu. Tidak banyak
peristiwa olahraga penting tercatat pada zaman Jepang selama tahun 1942–1945, oleh karena peperangan terus berlangsung dengan sengit dan kedudukan tentara Nipon terus pula terdesak.
Dengan sendirinya perhatian Pemerintah militer Jepang tidak
dapat diharapkan untuk memajukan kegiatan olahraga di
Indonesia.
Dengan runtuhnya kekuasaan Jepang pada bulan Agustus 1945,
kemerdekaan Indonesia membuka jalan selebar-lebarnya bagi
bangsa kita untuk menangani semua kegiatan olahraga di tanah
air sendiri. Kegiatan-kegiatan ini pada awal kemerdekaan belum
dapat digerakkan sepenuhnya, disebabkan perjuangan bangsa
kita dalam mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan yang
baru direbut itu, mendapat cobaan dan ujian. Sebagai akibatnya
timbullah pertempuran di berbagai tempat, yang menjadi
penghalang besar dalam mengadakan aktivitas keolahragaan
secara tertib dan teratur. Namun demikian, berkat usaha keras
para tokoh olahraga kita, pada bulan Januari 1946, bertempat di
Habiprojo di kota Solo diadakan kongres olahraga yang pertama di
alam kemerdekaan. Berhubung dengan suasana pada masa itu,
hanya dihadiri oleh tokoh-tokoh olahraga dari pulau Jawa saja.
Dalam kongres ini mulanya dimajukan dua nama lainnya, yang
akan diberikan kepada badan olahraga yang bakal dibentuk itu,
yaitu ISI dan GELORA. Keduanya tidak terpilih dan sebagai
kesimpulan rapat, diremikanlah berdirinya PORI dengan
pengakuan Pemerintah, sebagai satu-satunya badan resmi
persatuan olahraga, yang mengurus semua kegiatan olahraga di
Indonesia. Fungsinya sama dengan ISI.
Sesuai dengan fungsinya, PORI adalah juga sebagai koordinator
semua cabang olahraga dan khusus mengurus kegiatan-kegiatan
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
dengan Olimpiade dan International Olympic Committee (IOC),
Presiden R.I. telah melantik Komite Olympiade Republik Indonesia
(KORI) yang diketuai oleh Sultan Hamengku Buwono IX dan
berkedudukan di Yogyakarta.
Bagi Indonesia telah tiba saatnya untuk menempuh
langkah-langkah seperlunya, agar negara kita dapat ikut serta di Olimpiade
London pada tahun 1948. Olimpiade yang ke 14 ini adalah yang
pertama setelah perang dunia kedua usai dan sejak tahun 1940
terpaksa ditiadakan selama delapan tahun. Usaha Indonesia untuk
mendapat tiket ke London banyak menemui kesulitan. Setelah
agresi pertama dilancarkan Belanda pada tanggal 21 Juli 1947,
Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim terbang ke Lake Succes dan di
forum Internasional (baca Sidang Umum PBB) kedua negarawan
dan diplomat ulung ini dengan gigih memperjuangkan pengakuan
dunia atas kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia.
PORI sebagai badang olahraga resmi di Indonesia belum menjadi
anggota, International Olympic Committee (IOC), sehingga para
atlet yang bakal dikirim tidak dapat diterima berpartisipasi dalam
peristiwa olahraga sedunia. Pengakuan dunia atas kemerdekaan
dan kedaulatan Indonesia yang belum diperoleh pada waktu itu
menjadi penghalang besar dalam usaha menuju London. Paspor
Indonesia tidak diakui oleh Pemerintah Inggris, bahwa atlet-atlet
Indonesia bisa ikut ke London dengan memakai paspor Belanda,
tidak dapat diterima, karena kita hanya mau hadir di London
dengan mengibarkan Dwi Warna Sangsaka Merah Putih. Alasan
yang disebut belakangan inilah juga menyebabkan rencana
kepergian beberapa anggota pengurus besar PORI ke London
menjadi batal.
Masalah ini telah dibahas oleh konferensi darurat pada tanggal 1
Mei 1948 di Solo.
Mengingat dan memperhatikan pengiriman para atlet dan
beberapa anggota pengurus besar PORI ke London sebagai
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
konferensi sepakat untuk mengadakan pekan olahraga, yang
direncanakan berlangsung pada bulan Agustus/September 1948 di
Solo. PORI ingin menghidupkan kembali Pekan Olahraga yang
pernah diadakan ISI pada tahun 1938, terkenal dengan nama ISI
sportweek, Pekan Olahraga ISI. Kongres olahraga pertama
diadakan di Solo pada tahun 1946 yang berhasil membentuk
PORI.
Ditilik dari penyediaan sarana olahraga, Solo dapat memenuhi
persyaratan pokok, dengan adanya stadion Sriwedari serta kolam
renang, dengan catatan Sriwedari pada masa itu, termasuk yang
terbaik di Indonesia. Tambahan pula pengurus besar PORI
berkedudukan di Solo dan hal-hal demikianlah menjadi
bahan-bahan pertimbangan bagi konferensi untuk menetapkan kota Solo
sebagai kota penyelenggara Pekan Olahraga nasional Pertama
(PON I) pada tanggal 8 s/d 12 September 1948.
Dengan mengemukakan hal-hal yang telah diuraikan di atas, kota
Solo jelas telah menulis suatu riwayat di bidang olahraga dan hal
ini akan terpatri sepanjang masa dalam sejarah bangsa Indonesia.
Menggembirakan, karena juga di bidang lain, kota Solo telah
menulis riwayatnya. Komponis terkenal Gesang, telah menggubah
sebuah lagu, yang sangat laris pada zamannya, Bengawan Solo,
riwayatmu ini. Kota Solo dengan berbagai riwayatnya telah
menjadi kota kenangan, harus selalu dikenang, baik di bidang
olahraga, maupun di bidang kesenian dan kebudayaan.
Maksud dan tujuan penyelenggaraan PON I adalah untuk
menunjukkan kepada dunia luar, bahwa bangsa Indonesia, di
tengah-tengah dentuman meriam, dalam keadaan daerahnya
dipersempit sebagai akibat Perjanjian Renville, tegasnya dalam
keadaan darurat, masih dapat membuktikan, sanggup menggalang
persatuan dan kesatuan bangsa, yang berbeda-beda suku dan
agamanya, akan tetapi tetap bersatu kokoh dalam Bhinneka
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
2. Perkembangan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
di Indonesia
Tahukah bahwa di Belanda, biaya perawatan kesehatan meningkat 2,5
persen, di kanada 6 (enam) persen, dan di Amerika mencapai 8
persen. Hal ini diakibatkan warga masyarakat kurang melakukan
aktivitas jasmani (Rusli Lutan, 2001: 16). Secara ekonomi keadaan
tersebut dianggap sebagai ancaman yang merugikan. Karena selain bisa
menurunkan produktivitas kerja juga bisa meningkat biaya perawatan
kesehatan. Di Indonesia sendiri keadaan tersebut juga telah
berkembang dalam jangkauan yang luas. Kadaan itu terjadi terutama di
kota-kota bahkan kini sudah sampai ke desa-desa.
Jasmani dalam sebutan bahasa Inggris adalah physical, dalam ilmu faal,
jasmani disebut sebagai struktur biologik pada manusia. Secara umum
dipahami bahwa jasmani atau jasad ia berarti tubuh manusia. Jasmani
dalam pembahasan ini adalah pemanfaatan aktivitas fisik sebagai
manifestasi pengembangan kualitas hidup manusia dalam memenuhi
kebugaran secara totalitas dan keterampilan motorik. Jasmani
disinonimkan dengan pendidikan, maka segala aktivitas jasmani
membawa nilai-nilai pendidikan, yang tidak terikat ataupun tertuju
kepada gerakan-gerakan dalam peraturan-peraturan dan
ketentuan-ketentuan yang umum berlaku seperti olahraga.
Dengan demikian, pendidikan jasmani adalah suatu proses
pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan
motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif,
dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh rana, jasmani,
psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.
Menurut Jesse Feiring Williams dalam William H. Freeman (2001:3)
pendidikan Jasmani adalah tentang sejumlah aktivitas-aktivitas fisik
manusia yang dipilih, dan dilaksanakan dengan maksud untuk mencapai
hasil yang bermanfaat bagi tubuh. William menekankan satu hal bahwa
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
penggunaan aktivitas-aktivitas fisik, tujuannya adalah melampaui fisik
tersebut. Selanjutnya (Kepmendikbud Nomor 413/u/2004) bahwa
pendidikan jasmani adalah bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan yang bertujuan meningkatkan individu secara organik,
neuromuscular, intelektual dan emosional melalui aktivitas fisik.
Pendidikan jasmani berarti program pendidikan lewat gerak atau
permainan dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan,
permainan, atau cabang tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk
mendidik. (Agus Mahendra, 2009: 24).
Husdarta (2009: 17) mengemukakan pendidikan jasmani merupakan
bagian penting dari proses pendidikan. Artinya pendidikan jasmani
bukan hanya dekorasi atau ornament yang ditempel pada program
sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Sedangkan pengertian
olahraga berdasarkan (pasal 1 ayat 4 UU RI No. 3 Tahun 2005) olahraga
adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina,
serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Dari
ketentuan Internasional Council of Sport and Physical Education adalah
setiap aktivitas fisik berupa permainan dan berisikan pertandingan
melawan orang lain, diri sendiri ataupun unsur-unsur alam dikatakan
sebagai olahraga atau sport. Jadi antara pendidikan jasmani dan
olahraga sering dikatakan ada interface, tidak sama namun ada
bagian-bagian yang sama. Jelas keduanya adalah aktivitas fisik, tegasnya
aktivitas otot-otot besar atau big muscle activity, bukan fine muscle
activity. Oleh karena itu, dalam penerapannya tetap berlandaskan pada
suasana kependidikan, serta berpegang pada kaidah-kaidah dalam
praktek pendidikan. Adapun pendidikan olahraga adalah pendidikan
yang membina anak agar menguasai cabang-cabang olahraga tertentu.
Di Amerika Serikat pendidikan jasmani menurut Nixon dan Jewet adalah
satu aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan
perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang
sukarela dan berguna serta berhubungan langsung dengan respon
mental, emosional dan sosial. Konsep pendidikan jasmani yang
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
di Indonesia yang diuraikan Rusli Lutan (2001: 18), bahwa pendidikan
jasmani sebagai sebuah subjek yang penting bagi pembinaan fisik yang
dipandang sebagai mesin dalam konteks pendidikan jasmani yang
mengandung isi pendidikan melalui aktivitas jasmani. Karenanya konsep
pendidikan jasmani perlu dikuasai oleh para calon guru (siswa penjas)
dan guru yang bersangkutan, sehingga dalam penerapannya
memperlihatkan kesetaraan pemahaman.
Selain itu diharapkan dapat melakukan pemetaan konsep dalam
penerapan pendidikan jasmani berdasarkan jenjang pendidikan
(kesesuaian kurikulum pendidikan jasmani), termasuk memaksimalkan
potensi-potensi lokal, dalam hal ini permainan tradisional yang dapat
dimodifikasi. Sebagai batasan atau rumusan dari konsep pendidikan
jasmani, Arma Abdoellah (2003;42) menguraikan sebagai salah satu
aspek dari proses pendidikan keseluruhan peserta didik melalui kegiatan
jasmani yang dirancang secara cermat, yang dilakukan secara sadar
dan terprogram dalam usaha meningkatkan kemampuan dan
keterampilan jasmani dan sosial serta perkembangan kecerdasan.
Esensi dari substansi pendidikan jasmani ialah pengetahuan tentang
gerak insani dalam konteks pendidikan yang terkait dengan semua
aspek pengetahuan yang berlangsung secara didaktik, rekreatif, untuk
dipahami dan dapat dilakukan oleh peserta didik secara utuh.
Oleh karena itu, pendidikan jasmani dan olahraga adalah suatu proses
pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan
motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif,
dan kecerdasan emosi. Lingkungan beIajar diatur secara seksama untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani,
psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.
Tujuan akhir pendidikan jasmani dan olahraga terletak dalam
peranannya sebagai wadah unik. Penyempurnaan watak, dan sebagai
wahana untuk memiliki dan membentuk kepribadian yang kuat, watak
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
kebajikan moral seperti inilah yang akan menjadi warga masyarakat
yang baik dan berguna. (Baron Piece de Coubertin, Penggagas
Kebangkitan Olympiadse Modern, Perancis).
Posisi pendidikan jasmani dan olahraga pada kedudukan yang amat
strategis yakni sebagai alat pendidikan, sekaligus pembudayaan, karena
kedua istilah yang amat dekat dan erat. Maknanya tidak lain adalah
sebagai proses pengalihan dan penerimaan nilai-nilai. Dalam konteks
keolahragaan secara menyeluruh, memang kian kita sadari perubahan
yang terjadi sebagai dampak dari globalisasi dalam ekonomi yang
dipacu oleh teknologi komunikasi juga terbawa dalam dunia olahraga
(Coomb 2004:7). Dengan demikian, yang menjadi perhatian dalam
pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga yaitu: (1) pendidikan
merupakan upaya penyiapan peserta didik menghadapi dan berperan
dalam lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat dan
pluralistik; (2) pendidikan merupakan upaya peningkatan kualitas
kehidupan pribadi masyarakat dan berlangsung seumur hidup; (3)
pendidikan merupakan mekanisme sosial dalam mewariskan nilai,
norma, dan kemajuan yang telah dicapai masyarakat; (4) pendidikan
merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan
teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya; (5) dalam undang –
undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk rnemiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan
aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk
mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,
neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh guru-guru penjas
belakangan ini adalah: "Apakah pendidikan jasmani?" Pertanyaan yang
cukup aneh ini justru dikemukakan oleh yang paling berhak menjawab
pertanyaan tersebut. Hal ini mungkin terjadi karena pada waktu
sebelumnya guru itu merasa dirinya bukan sebagai guru pendidikan
jasmani, melainkan guru pendidikan olahraga. Perubahan pandangan itu
terjadi menyusul perubahan nama mata pelajaran wajib dalam kurikulum
pendidikan di Indonesia, dari mata pelajaran pendidikan olahraga dan
kesehatan (orkes) dalam kurikulum 1984, menjadi pelajaran pendidikan
jasmani dan kesehatan (penjaskes) dalam kurikulum 1994. Perubahan
nama tersebut tidak dilengkapi dengan sumber belajar yang
menjelaskan makna dan tujuan kedua istilah tersebut. Akibatnya
sebagian besar guru menganggap bahwa perubahan nama itu tidak
memiliki perbedaan, dan pelaksanaannya dianggap sama. Padahal
muatan filosofis dari kedua istilah di atas sungguh berbeda, sehingga
tujuannya pun berbecla pula. Pertanyaannya, apa bedanya pendidikan
olahraga dengan pendidikan jasmani?
Pendidikan jasmani berarti program pendidikan lewat gerak atau
permainan dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan,
permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat
untuk mendidik. Mendidik apa? Paling tidak fokusnya pada keterampilan
anak. Hal ini dapat berupa keterampilan fisik dan motorik, keterampilan
berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, dan bisa juga
keterampilan emosional dan sosial. Karena itu, seluruh adegan
pembelajaran dalam mempelajari gerak dan olahraga tadi lebih penting
dari pada hasilnya. Dengan demikian, bagaimana guru memilih metode,
melibatkan anak, berinteraksi dengan murid serta merangsang interaksi
murid dengan murid lainnya, harus menjadi pertimbangan utama.
Sedangkan pendidikan olahraga adalah pendidikan yang membina anak
agar menguasai cabang-cabang olahraga tertentu. Kepada murid
diperkenalkan berbagai cabang olahraga agar mereka menguasai
keterampilan berolahraga. Yang ditekankan di sini adalah hasil dari
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
menjalani pembelajarannya didikte oleh tujuan yang ingin dicapai.
Ciri-ciri pelatihan olahraga menyusup ke dalam proses pembelajaran.
Dengan proses tersebut, dapat memberikan kekeliruan yang
berlarut-larut dalam proses pendidikan jasmani di Indonesia.
Sering terjadi pada pembelajaran pendidikan olahraga adalah bahwa
guru kurang memperhatikan kemampuan dan kebutuhan murid. Jika
siswa harus belajar bermain bola voli, mereka belajar keterampilan
teknik bola voli secara langsung. Teknik-teknik dasar dalam pelajaran
demikian lebih ditekankan, sementara tahapan penyajian tugas gerak
yang disesuaikan dengan kemampuan anak kurang diperhatikan,
kejadian tersebut merupakan salah satu kelemahan dalam pendidikan
olahraga. Guru demikian akan berkata: "kalau perlu tidak usah ada
pentahapan, karena anak akan dapat mempelajarinya secara langsung.
Beri mereka bola, dan instruksikan anak supaya bermain langsung".
Anak yang sudah terampil biasanya dapat menjadi contoh, dan anak
yang belum terampil belajar dari mengamati demonstrasi temannya yang
sudah mahir tadi. Untuk pengajaran model seperti ini, ada ungkapan:
Kalau anda ingin anak-anak belajar renang, lemparkan mereka ke kolam
yang paling dalam, dan mereka akan bisa berenang
sendiri.contoh:Tabel,di bawah menekankan perbedaan antara
pendidikan jasmani dengan pendidikan olahraga.
Tabel 6: Perbedaan Olahraga dan Penjas
Perbedaan antara Pendidikan Jasmani dan Pendidikan, Olahraga
Pendidikan Jasmani Pendidikan Olahraga •
Sosialisasi atau mendidik
melalui olahraga
• Sosialisasi atau mendidik ke dalam olahraga
•
Menekankan perkembangan
kepribadian menyeluruh *
Mengutamakan penguasaan
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
• Menekankan penguasaan
keterampilan dasar.
• Menekankan penguasaan
teknik dasar
Pendidikan jasmani tentu tidak bisa dilakukan dengan cara demikian.
Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang terencana dan bertahap
yang perlu dibina secara hati-hati dalam waktu yang diperhitungkan. Bila
orientasi pelajaran pendidikan jasmani adalah agar anak menguasai
keterampilan berolahraga, misalnya sepak bola, guru akan lebih
menekankan pada pembelajaran teknik dasar dengan kriteria
keberhasilan yang sudah ditentukan.
Dalam hal ini, guru tidak akan memperhatikan bagaimana agar setiap
anak mampu melakukannya, sebab cara melatih teknik dasar yang
bersangkutan hanya dilakukan dengan cara tunggal. Beberapa anak
mungkin bisa mengikuti dan menikmati cara belajar yang dipilih guru
tadi. Tetapi sebagian lain merasa selalu gagal, karena bagi mereka cara
latihan tersebut terlalu sulit, atau terlalu mudah. Anak-anak yang berhasil
akan merasa puas dari cara latihan tadi, dan segera menyenangi
permainan sepak bola.
Lain lagi dengan anak-anak lain yang kurang berhasil? Mereka akan
serta merta merasa bahwa permainan sepak bola terlalu sulit dan tidak
menyenangkan, sehingga mereka tidak menyukai pelajaran dan
permainan sepak bola tadi. Apalagi bila ketika mereka melakukan latihan
yang gagal tadi, mereka selalu diejek oleh teman-teman yang lain atau
bahkan oleh gurunya sendiri. Anak-anak dalam kelompok gagal ini
biasanya mengalami perasaan negatif. Akibatnya, citra diri anak tidak
berkembang dan anak cenderung menjadi anak yang rendah diri.
Melalui pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif, semua
kecenderungan tadi bisa dihapuskan, karena guru memilih cara agar
anak yang kurang terampil pun tetap menyukai latihan memperoleh
pengalaman sukses. Di samping guru membedakan bentuk latihan yang
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
pula. Untuk kelompok mampu kriteria keberhasilan lebih berat dari anak
yang kurang mampu, misalnya dalam pelajaran renang di tentukan:
mampu meluncur 10 meter untuk anak mampu, dan hanya 5 meter untuk
anak kurang mampu.
Dengan cara demikian, semua anak merasakan apa yang disebut
perasaan berhasil tadi, dan anak makin menyadari bahwa
kemampuannya pun meningkat, seiring clengan seringnya mereka
mengulang-ulang latihan. Cara ini disebut gaya mengajar partisipatif
karena semua anak merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran.
Untuk mencegah terjadinya bahaya lain dari kegagalan, guru pendidikan
jasmani dan olahraga harus mengembangkan cara respon siswa
terhadap anak yang gagal dan melarang siswa untuk melemparkan
ejekan pada temannya. Sebagai konsep pelaksanaan pendidikan
jasmani dan olahraga di Indonesia, maka diilustrasikan dalam bagan
berikut ini.
Kemana arah pembinaan pendidikan jasmani? Tujuan jangka panjang
pendidikan jasmani adalah sebagi berikut:
a. Kegiatan itu dimaksudkan untuk menghasilkan insan yang
berpendidikan dan berpandangan bahwa aktivitas jasmani ini
bernilai, bermanfaat, dan dapat dilakukan di sepanjang hayat.
b. Melalui proses pendidikan tersebut juga dihasilkan insan yang dapat
memahami bagaiman membuat rencana kegiatan dan
melasanakannya, baik untuk keperluan sendiri secara perorangan
maupun keperluan kelompok.
c. Untuk menghasilkan seseorang yang terampil menciptakan peluang
dan memanfaatkannya dalam rangka pembinaan kebugaran jasmani.
Kemampuan mengatasi stress dan hambatan juga menjadi tujuan akhir.
Bertitik tolak dari pandangan falsafah tersebut, sebagai guru pendidikan
jasmani, kita perlu memahami kaidah pengembangan program
pendidikan jasmani yang seimbang. Adapun kaidah-kaidah yang
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
a. Menyediakan waktu yang cukup bagi anak untuk melalukan aktivitas
jasmani.
b. Menyediakan kesempatan bagi setiap anak untuk memenuhi
kebutuhan secara perorangan yang memang berbeda-beda.
c. Menyediakan aneka kegiatan dan memberikan bimbingan sesuai
dengan pilihan siswa.
d. Memberikan informasi umpan balik kepada anak, baik mengenai
proses maupun hasilnya.
e. Membekali siswa dengan keterampilan dasar termasuk pengayaan
keterampilan dalam rangka meningkatkan kebugaran jasmani.
f. Menjadikan diri sebagai guru pendidikan jasmani yang pantas
sebagai panutan bagi siswa.
g. Memberikan perhatian penuh bagi perkembangan anak secara
menyeluruh, termasuk sikap dan perlakuannya terhadap aktivitas
jasmani yang dilaksanakan secara teratur dan berkesinambungan.
h. Menggunakan strategi yang tepat untuk membentuk pola hidup
sehat.
i. Menggunakan gaya hidup aktif dan pelaksanaan aktivitas jasmani di
luar pendidikan jasmani disekolah.
j. Menghindari ucapan yang menyatakan bahwa aktivitas jasmani itu
hanyalah membuang-buang waktu, dan sia-sia belaka.
Sesuai dengan kodratnya, anak senang bermain. Ia senang
melampiaskan kebebasannya untuk bergerak. Melalui bermain, anak
disiapkan untuk menghadapi kehidupan nyata. Bermain mengajarkan
kenyataan hidup. Untuk mencapai hal ini, maka perlu penyiapan strategi
pengembangan program yang sistematis dan berkesinambungan.
Sehingga tujuan betul-betul dapat tercapai dengan maksimal sesuai apa
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
3. Manfaat Sejarah Keolahragaan dan PJOK dalam Penanaman
Sikap Peserta Didik
a. Manfaat Edukatif
Kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau
pelajaran. Banyak manusia yang belajar dari sejarah.belajar dari
pengalaman yang pernah dilakukan. pengalaman tidak hanya
terbatas pada pengalaman yang dialaminya sendiri, melainkan juga
dari generasi sebelumnya. manusia melalui belajar dari sejarah dapat
mengembangkan potensinya. kesalahan pada masa lampau, baik
kesalahan sendiri maupun kesalahan orang lain coba dihindari.
sementara itu, pengalaman yang baik justru harus ditiru dan
dikembangkan. dengan demikian, manusia dalam menjalani
kehidupannya tidak berdasarkan coba-coba saja (trial and error),
seperti yang dilakukan oleh binatang. Manusia harus berusaha
menghindari kesalahan yang sama untuk Kedua kalinya.
b. Manfaat Inspiratif
Kegunaan sejarah yang kedua adalah sebagai inspiratif. berbagai
kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan
pendengarnya. belajar dari kebangkitan nasional yang dipelopori oleh
berdirinya organisasi perjuangan yang modern di awal abad ke-20,
masyarakat Indonesia sekarang berusaha mengembangkan
kebangkitan nasional angkatan ke-2. Pada kebangkitan nasional
yang pertama, bangsa indonesia berusaha merebut kemerdekaan
yang sekarang ini sudah dirasakan hasilnya.untuk mengembangkan
dan mempertahankan kemerdekaan, bangsa indonesia ingin
melakukan kebangkitan nasional yang ke-2, dengan bercita-cita
mengeajar ketertinggalan dari bangsa asing. Bangsa Indonesia tidak
hanya ingin merdeka, tetapi juga ingin menjadi bangsa yang maju,
bangsa yang mampu menyejahterakan rakyatnya. untuk itu, bangsa
indonesia harus giat menguasai IPTEK karena melalui IPTEK yang
dikuasai, bangsa indonesia berpeluang menjadi bangsa yang maju
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
c. Manfaat rekreatif
Kegunaan sejaraha yang ketiga adalah sebagai kegunaan
rekreatif.kegunaan sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu
hiburan yang segar. Melalui penulisan kisah sejarah yang menarik
pembaca dapat terhibur. Gaya penulisan yang hidup dan komunikatif dari beberapa sejarawan terasa mampu “menghipnotis” pembaca. pembaca akan merasa nyaman membaca tulisan dari sejarawan.
konsekuensi rasa senang dan daya taraik penulisan kisah sejarah
tersebut membuat pembaca menjadi senang. Membaca menjadi
media hiburan dan rekreatif. Membaca telah menjadi bagian dari
kesenangan. membaca tealah dirasakan sebagai suatu kebutuhan,
yaitu kebutuhan yang untuk rekreatif. Pembaca dalam mempelajari
hasil penulisan sejarah tidak hanya merasa senang layaknya
membaca novel, tetapi juga dapat berimajinasi ke masa lampau.
disini peran sejarawan dapat menjadi pemandu (guide). Orang yang
ingin melihat situasi suatu daerah di masa lampau dapat
membacanya dari hasil tulisan para sejarawan.
C.
Aktivitas Pembelajaran
Agar anda dapat menguasai materi pembelajaran ini, sebaiknya anda
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Berusahalah bersikap tenang dan sungguh-sungguh.
2. Mnyiapkan alat tulis untuk menjaga jika ada hal-hal yang perlu dicatat
agar tidak lupa atau tidak jelas.
3. Membaca setiap baris atau kalimat atau paragraf dengan seksama.
4. Mencoba merefleksikan tentang sejarah perkembangan olahraga
Indonesia sebelum dan setelah penjajahan.
5. Mencoba merefleksikan tentang sejarah perkembangan olahraga
Indonesia sebelum kemerdekaan.
6. Mencoba merefleksikan tentang sejarah perkembangan olahraga
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
7. Membuat catatan apa berbedaan kondisi olahraga Indonesia dibandingkan dengan masa
kini (modern).
8. Agar anda tuntas mempelajari materi ini bacalah hingga selesai.
9. Tutuplah modul ini, kemudian kerjakanlah soal latihan yang tersedia, kemudian cocokan
jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdia.
Jika masih ada materi/sub materi yang anda rasakan kurang, silahkan pelajari kembali
materi ini.
D.
Latihan/ Kasus/ Tugas
1. Dengan sistem olahraga yang diberikan jepang terhadap pribumi sangat memberikan
manfaat yang berharga untuk bangsa indonesia, karena olahraga dijadikan modal yang
besar untuk mempertahankan diri dan melepaskan ikatan penjajahan. Ada beberapa
sistem Pendidikan olahraga jaman penjajahan jepang di Indonesia antara lain kecuali …..
a. Fase perencanaan
b. Fase pelajaran penelitian
c. Fase diskusi
d. Fase mandiri
2. Pada zaman Jepang gerakan keolahragaan ditangani oleh suatu badan yang bernama….
a. GELORA, singkatan dari Gerakan Latihan Olahraga
b. PON, singkatan Pekan Olahraga Nasional
c. PPOSingkatan Persatuan Pendidikan Olahraga
d. NIVU singkatan Nederlandsch Indische Voetbal Unie
3. Komite Olympiade Republik Indonesia (KORI) yang yang di bentuk Presiden diketuai oleh…..
a. Agus Salim
b. Sultan Hamengku Buwono IX
c. Mumamat Hatta
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
4. Maksud dan tujuan penyelenggaraan PON I bagi bangsa Indonesia saat itu adalah adalah ……….
a. untuk menunjukkan kepada dunia luar, bahwa bangsa Indonesia, di
tengah-tengah dentuman meriam, dalam keadaan daerahnya
dipersempit sebagai akibat Perjanjian Renville, tegasnya dalam
keadaan darurat, masih dapat membuktikan, sanggup menggalang
persatuan dan kesatuan bangsa, yang berbeda-beda suku dan
agamanya, akan tetapi tetap bersatu kokoh dalam Bhinneka Tunggal
Ika.
b. untuk menunjukkan kepada dunia Amerika, bahwa bangsa Indonesia,
di tengah-tengah dentuman meriam, dalam keadaan daerahnya
dipersempit sebagai akibat Perjanjian Renville, tegasnya dalam
keadaan darurat, masih dapat membuktikan, sanggup menggalang
persatuan dan kesatuan bangsa, yang berbeda-beda suku dan
agamanya, akan tetapi tetap bersatu kokoh dalam Bhinneka Tunggal
Ika.
c. untuk menunjukkan kepada Jepang, bahwa bangsa Indonesia, di
tengah-tengah dentuman meriam, dalam keadaan daerahnya
dipersempit sebagai akibat Perjanjian Renville, tegasnya dalam
keadaan darurat, masih dapat membuktikan, sanggup menggalang
persatuan dan kesatuan bangsa, yang berbeda-beda suku dan
agamanya, akan tetapi tetap bersatu kokoh dalam Bhinneka Tunggal
Ika.
d. untuk menunjukkan kepada Belanda, bahwa bangsa Indonesia, di
tengah-tengah dentuman meriam, dalam keadaan daerahnya
dipersempit sebagai akibat Perjanjian Renville, tegasnya dalam
keadaan darurat, masih dapat membuktikan, sanggup menggalang
persatuan dan kesatuan bangsa, yang berbeda-beda suku dan
agamanya, akan tetapi tetap bersatu kokoh dalam Bhinneka Tunggal
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
5. Pengurus besar PORI mengusulkan kepada Pemerintah Pusat yang
waktu itu yang berada di Yogyakarta bahwa PORI akan menyelenggarakan kegiatan Olahraga yang dinamakan ……….
a Pekan Olahraga Seagames
b Pekan Olahraga di Surakarta yang selanjutnya PB. PORI membentuk
panitia PON
c Pekan Olahraga Daerah
d Pekan Olahraga Provinsi
E.
Rangkuman
Pada saat indonesia masih di pimpin para raja-raja olahraga sudah ada,
sedangkan tujuan dari olahraga pada masa itu yaitu untuk ketangkasan saja
seperti olahraga beladiri sampai memanah untuk berburu. Mereka
melakukan olahraga sangat sederhana dengan peralatan dan sarana yang
alakadarnya, bahkan ada yang menceritakan bahwa setiap anak laki-laki
wajib mahir olahraga beladiri dan memanah tersebut, karena merupakan
simbol dari keperkasaan pada setiap pria.
Jadi kehidupan dulu tidak mengenal yang namanya olahraga prestasi,
olahraga pendidikan, olahraga rekreasi bahkan olahraga rehabilitasi. Kalau
anda belum tau silahkan klik saja dan baca terlebih dahulu supaya
menambah pengetahuan, bagi yang sudah tau mari lanjut.
Manfaat Sejarah Keolahragaan dan PJOK dalam Penanaman Sikap Peserta
Didik :
Manfaat edukatif
Kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau pelajaran.
Banyak manusia yang belajar dari sejarah. Belajar dari pengalaman yang
pernah dilakukan. Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang
dialaminya sendiri, melainkan juga dari generasi sebelumnya. Manusia
melalui belajar dari sejarah dapat mengembangkan potensinya. Kesalahan
MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - F
coba dihindari. Sementara itu, pengalaman yang baik justru harus ditiru dan dikembangkan.
Dengan demikian, manusia dalam menjalani kehidupan