• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Pemberdayaan Retensi antara Si (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perbedaan Pemberdayaan Retensi antara Si (2)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Pr osiding Seminar Nasional Biologi / IPA dan Pembelajar annya

PENERAPAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBASIS

LESSON STUDY SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN

LISAN DAN KECAKAPAN SOSIAL MAHASISWA S1 PENDIDIKAN

BIOLOGI MATAKULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Maria Novita Inya Buku1), Yakobus Mite1), Ahmad Fauzi1), Arindra Trisna Widiansyah1), Dwi Yulian Anugerah1), dan Murni Sapta Sari2)

1

Pascasarjana Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang no. 5 Malang 2

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang e-Mail : mariabuku5712@gmail.com

ABSTRAK

Hasil observasi terhadap mahasiswa S1 Pendidikan Biologi UM offering A angkatan 2013 pada matakuliah Strategi Belajar Mengajar (SBM) menunjukkan bahwa keaktifan lisan mahasiswa selama perkuliahan hanya 25%. Pemahaman terhadap materi yang kurang merupakan fakta yang nampak dan menyebabkan keaktifan lisan mahasiswa sangat rendah. Selain itu, pemberdayaan kecakapan sosial juga kurang nampak pada saat observasi dilaksanakan. Kecakapan sosial perlu diperhatikan karena kecakapan tersebut sangat dibutuhkan bagi para calon pendidik. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan mahasiswa pada perkuliahan SBM tersebut. Penerapan pembelajaran cooperative script (CS) berbasis lesson study (LS) dilakukan sebagai usaha meningkatkan keaktifan lisan dan kecakapan sosial mahasiswa selama perkuliahan. Pembelajaran tersebut diterapkan selama dua siklus PTK dan setiap siklus terdiri atas dua pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran CS berbasis LS berpotensi meningkatkan keaktifan lisan dan kecakapan sosial mahasiswa. Hal tersebut didukung oleh beberapa data, yaitu (1) peningkatan keaktifan lisan mahasiswa dari 25 % pada saat observasi menjadi 81,2 % selama siklus I dan 77,3 % selama siklus II; (2) kecakapan sosial dalam aspek kerjasama meningkat dari 36,36 % selama siklus I menjadi 41,96 % selama siklus II; dan (3) kecakapan sosial dalam aspek komunikasi dari 27,78 % meningkat menjadi 31,82 % selama siklus II. PTK ini akan dilanjutkan ke siklus berikutnya untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.

Kata Kunci : PTK, Lesson Study, Cooperative script, Keaktifan lisan, Kecakapan sosial

I. PENDAHULUAN

Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang merupakan salah satu jurusan biologi di Indonesia yang mendidik para calon guru. Dalam usahanya mencetak calon-calon guru biologi yang berkompeten, maka jurusan biologi memiliki beberapa mata kuliah yang khusus membahas materi terkait pendidikan. Salah satu mata kuliah tersebut adalah Strategi Belajar Mengajar (SBM). Dalam perkuliahan tersebut, para calon guru dibelajarkan dan dilatih dalam memilih dan merancang strategi pembelajaran yang cocok digunakan dalam pembelajaran biologi.

Hasil observasi yang telah dilakukan pada mahasiswa offering A Pendidikan Biologi Angkatan 2013 yang mengikuti perkuliahan SBM

pada Bulan Oktober 2015 menunjukkan bahwa aktivitas lisan mahasiswa sangat kurang. Faktanya, selama kegiatan pembelajaran hanya sebagian kecil mahasiswa yang turut aktif dalam diskusi kelas. Hal tersebut nampak dari sedikitnya mahasiswa yang bertanya kepada dosen maupun kepada mahasiswa lain. Selain itu, kecakapan sosial mahasiswa juga nampak kurang diberdayakan. Kecakapan sosial yang dimaksud pada penelitian ini adalah kecakapan berkomunikasi dan kerjasama. Dua kecakapan yang sangat diperlukan bagi calon guru. Rendahnya keaktifan mahasiswa pada perkuliahan SBM diduga disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, sebagian besar mahasiswa kurang paham terhadap materi yang sedang didiskusikan di kelas [1]. Kedua, kurangnya kegiatan diskusi antar

(2)

Pr osiding Seminar Nasional Biologi / IPA dan Pembelajar annya

mahasiswa terkait materi yang sedang dipelajari. Ketiga, beberapa mahasiswa kurang termotivasi untuk berusaha memahami materi yang sedang didiskusikan.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, maka perbaikan proses belajar perlu dilakukan dalam perkuliahan SBM melalui PTK. Tindakan yang dilakukan adalah penerapan strategi pembelajaran cooperative script (CS). CS merupakan strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh Angela O'Donnell dan Donald Dansereau [2]. Pembelajaran CS memiliki beberapa manfaat bila diterapkan di kelas. Beberapa manfaat pembelajaran CS disampaikan oleh Jacobs, dkk., yaitu (1) bekerja sama dengan orang lain bisa membantu siswa mengerjakan tugas yang dirasakan sulit, (2) dapat membantu ingatan yang dilupakan pada teks, (3) dengan mengidentifikasi ide-ide pokok yang ada pada materi dapat membantu ingatan dan pemahaman, (4) memberikan kesempatan siswa membenarkan kesalahpahaman, (5) membantu siswa menghubungkan ide-ide pokok materi dengan kehidupan nyata, (6) membantu penjelasan bagian bacaan secara keseluruhan, (7) memberikan kesempatan mengulangi untuk membantu mengingat kembali [3].

Ada beberapa alasan mengapa CS dipilih sebagai tindakan yang digunakan untuk meningkatkan proses perkuliahan SBM. Pertama, sesuai hasil penelitian-penelitian terdahulu [4,5], CS merupakan strategi pembelajaran yang mampu meningkatkan pemahaman konsep peserta didik. Kembali merujuk pada pernyataan Adhani (2014) [1] pemahaman konsep peserta didik berbanding lurus dengan aktivitas lisan mereka. Kedua, dalam sintaks CS, peserta didik dilatih dan dibiasakan untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan teman pasangannya [6].

Demi memperoleh hasil yang lebih optimal, PTK yang dilakukan pada mata kuliah SBM ini adalah PTK berbasis Lesson Study (LS). Pelaksanaan LS dalam PTK ini didasarkan pada fakta bahwa LS dapat meningkatkan proses pembelajaran [7]. II. METODE

Kegiatan PTK berbasis LS dilakukan pada mata kuliah SBM yang diselenggarakan oleh Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang tahun ajaran 2015/2016. Subjek penelitian adalah mahasiswa S1 Pendidikan Biologi offering A angkatan 2013.

PTK terdiri atas 2 siklus dengan 2 pertemuan setiap siklus, sedangkan kegiatan LS yang diterapkan tersusun atas 3 tahap kegiatan, yaitu

tahap perencanaan (plan), pelaksanaan (do), dan refleksi (see) [8]. Peserta kegiatan LS adalah dosen pembina mata kuliah, Murni Sapta Sari dan mahasiswa S2 yang melakukan Kuliah dan Praktik Lapangan (KPL). Tahapan kegiatan dalam LS tersebut dijelaskan sebagai berikut.

Dalam tahap perencanaan, dosen yang tergabung dalam LS berkolaborasi memperbaiki RPS serta menyusun SAP pada pertemuan selanjutnya. SAP yang disusun difokuskan pada proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Pada tahapan pelaksanaan, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh dosen pembina matakuliah untuk mempraktikkan rencana pembelajaran yang telah disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh dosen anggota LS. Pada tahap refleksi, anggota LS menelaah proses perkuliahan yang telah dilaksanakan serta usulan perbaikan proses perkuliahan selanjutnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi dan dokumentasi proses pembelajaran. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang terdiri atas paparan data, pembahasan, dan penarikan kesimpulan.

Instrumen penelitian yang digunakan antara lain: (1) lembar observasi LS; (2) lembar observasi aktivitas lisan mahasiswa; dan (3) lembar observasi kecakapan sosial mahasiswa. Lembar observasi aktivitas lisan mahasiswa yang digunakan dikembangkan oleh Adhani (2014) [1] sedangkan lembar observasi kecakapan sosial mahasiswa dikembangkan oleh Indriwati (2007) [9]. Data diperoleh dari observasi dan dokumentasi proses pembelajaran. Kemudian, data pada setiap variabel dianalisis secara kualitatif.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Keterlaksanaan Tindakan

Pelaksanaan penerapan strategi pembelajaran CS baik pada siklus 1 maupun 2 dipaparkan pada Tabel 1. Pada Tabel 1 tersebut nampak bahwa baik guru maupun mahasiswa telah melaksanakan sintaks pembelajaran CS dengan baik (100%).

Tabel 2 menunjukkan persentase keterlaksanaan kegiatan LS siklus 1 dan 2. Berdasarkan Tabel 2,

Tabel 1. Keterlaksanaan Kegiatan CS Siklus I dan Siklus 2

Keterlaksanaan

kegiatan Siklus 1 Siklus 2

Dosen 100 % 100 %

Mahasiswa 100 % 100 %

(3)

Pr osiding Seminar Nasional Biologi / IPA dan Pembelajar annya

baik pada siklus 1 maupun siklus 2, seluruh tahapan LS telah dilakukan (100%).

Aktivitas Lisan

Aktivitas lisan yang diamati dalam PTK ini meliputi tiga askpek, yaitu aktivitas berpendapat, bertanya, dan memberikan saran. Data hasil observasi aktivitas lisan dipaparkan pada Tabel 3.

Berdasarkan Tabel 3, terlihat bahwa keaktifan lisan mahasiswa menurun dari siklus 1 ke siklus 2. Namun demikian, kedua persentase pada dua siklus tersebut telah masuk ke dalam kategori baik [1]. Selain itu, persentase tersebut jauh di atas persentase keaktifan lisan saat observasi dilakukan (25%).

Kecakapan Sosial

Kecakapan sosial yang diamati dalam PTK ini meliputi dua aspek, yaitu kecakapan berkomunikasi dan bekerja sama. Data hasil observasi kecakapan sosial dipaparkan pada Tabel 4.

Berdasarkan Tabel 4, terlihat bahwa kedua kecakapan sosial yang diamati, yaitu kerja sama dan komunikasi mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Namun demikian, angka dan

peningkatan persentase kecakapan sosial keduanya masih sangat kecil.

Peningkatan Aktivitas Lisan pada Pembelajaran CS

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa pembelajaran CS dapat meningkatkan keaktifan lisan mahasiswa yang mengikuti perkuliahan SBM yang awalnya hanya sebesar 25 % menjadi 81 %. Peningkatan keaktifan lisan tersebut dapat disebabkan oleh pemahaman mahasiswa terhadap materi perkuliahan menjadi lebih baik ketika mengikuti pembelajaran CS bila dibanding dengan pembelajaran sebelumnya saat observasi. Hal tersebut dikarenakan strategi CS mampu meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materi pembelajaran [4,5]. Dengan meningkatnya pemahaman mahasiswa terhadap materi tersebut, maka keaktifan lisan mereka pun menjadi lebih meningkat [1].

Beberapa aktivitas belajar yang dilakukan mahasiswa saat mengikuti perkuliahan dengan CS membantu mereka lebih memahami materi yang sedang dipelajari. Beberapa aktivitas belajar tersebut adalah aktivitas merangkum dan aktivitas berdiskusi dengan pasangan kelompoknya. Dengan merangkum, mahasiswa dapat mempelajari, memahami, dan mengingat materi yang sedang dipelajari [10,11]. Melalui aktivitas diskusi, sebenarnya sepasang mahasiswa melakukan kegiatan kooperatif. Melalui aktivitas kooperatif tersebut, pemahaman materi oleh mahasiswa pun menjadi lebih baik [12].

Terkait dengan penurunan aktivitas lisan pada siklus 2, penyebab yang terungkap dari kegiatan refleksi tindakan di siklus 2 adalah dikarenakan adanya dominasi beberapa mahasiswa saat diskusi kelas berlangsung. Beberapa mahasiswa yang mendominasi tersebut akhrinya mengurangi kesempatan mahasiswa lain untuk turut berperan aktif saat diskusi kelas dengan dosen sedang berlangsung. Hal tersebut dikarenakan alokasi waktu pembelajaran yang terbatas. Meskpiun demikian, presentase keaktifan lisan mahasiswa tetap dalam kategori baik meski terjadi penurunan [1].

Peningkatan Kecakapan Sosial pada Pembelajaran CS

Kecakapan sosial mahasiswa, baik kecakapan bekerja sama dan berkomunikasi meningkat dari siklus 1 ke siklus 2. Beberapa aktivitas belajar yang dibiasakan pada mahasiswa dalam perkuliahan SBM melalui strategi CS memang melatih kerja sama dan komunikasi antar individu [6]. Aktivitas yang melatih kerja sama antar Tabel 2. Keterlaksanaan Kegiatan Lesson

Study Siklus 1 dan Siklus 2

Keterlaksanaan

kegiatan Plan Do See

Siklus 1 100 % 100 % 100 %

Siklus 2 100 % 100 % 100 %

Tabel 3. Aktivitas Lisan Mahasiswa selama Siklus 1 dan 2

Pertemuan Ke- Siklus 1 Siklus 2

1 100 % 81,82 %

2 54,55 % 63,64 %

Rerata 81,2 % 77,3 %

Tabel 4. Kecakapan sosial mahasiswa selama Siklus 1 dan Siklus 2

Kecakapan

Sosial Siklus 1 Siklus 2

Kerja sama 36,36 % 41, 96 %

Komunikasi 27,78 % 31,82 %

(4)

Pr osiding Seminar Nasional Biologi / IPA dan Pembelajar annya

individu adalah aktivitas kooperatif ketika setiap pasangan menyusun rangkuman bersama. Aktivitas yang melatih keterampilan komunikasi individu adalah kegiatan menyampaikan isi materi yang telah dirangkum oleh tiap individu dan kegiatan menanggapi materi yang telah dirangkum oleh teman pasangannya.

Meski terjadi peningkatan pada kedua askpek kecakapan sosial, persentase kecakapan sosial mahasiswa SBM offering A masihlah sangat kecil. Terkait hasil yang belum optimal, PTK ini akan tetap dilanjutkan untuk memasuki siklus berikutnya.

IV. KESIMPULAN

Hasil penelitian tindakan ini menunjukkan bahwa pembelajaran CS berbasis LS berpotensi meningkatkan keaktifan lisan dan kecakapan sosial mahasiswa. Hal tersebut didukung oleh beberapa data, yaitu (1) peningkatan keaktifan lisan mahasiswa dari 25 % pada saat observasi menjadi 81,2 % selama siklus I dan 77,3 % selama siklus II; (2) kecakapan sosial dalam aspek kerjasama meningkat dari 36,36 % selama siklus I menjadi 41,96 % selama siklus II; dan (3) kecakapan sosial dalam aspek komunikasi dari 27,78 % meningkat menjadi 31,82 % selama siklus II.

V. DAFTAR PUSTAKA

[1] Adhani, A., (2014), Pengaruh Strategi Pembelajaran Recripocal Teaching dan Kemampuan Akademik terhadap Keterampilan Berpikir Kritis, Aktivitias, Lisan, dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa Kelas XI Semester Genap Di SMA Kabupaten Takalar, Tesis tidak diterbitkan, UM, Malang.

[2] Batishcheva, E., (2010), Collaboration Scripts, (online), (http://edumu.lehre-profi.de/?p=334), diakses 4 Februari 2013.

[3] Jacobs, G. M., Lee, C., & Ng, M., (1997), Co-operative Learning in the Thinking Classroom, Paper presented at the International Conference on Thinking, Singapore.

[4] Ramadani, S. D., (2013), Perbandingan Potensi Strategi Pembelajaran Recripocal Teaching dan Cooperative Script dalam Memberdayakan Keterampilan Metakognitif, Hasil Belajar Biologi, dan Retensi pada Siswa Berkemampuan Akademik Rendah, Skripsi tidak diterbitkan, UM, Malang.

[5] Fauzi, A., (2013), Pengaruh Kemampuan Akademik terhadap Keterampilan Metakognitif, Hasil Belajar Biologi, dan Retensi Siswa Kelas X SMA dengan Penerapan Strategi Pembelajaran Cooperative

Script Di Malang, Skripsi tidak diterbitkan, UM, Malang.

[6] Dansereau, D. F., (1987), Journal of Reading: Transfer from Cooperative to Individual Studying, Vol. 30, No. 7, pp 614-618.

[7] Suwono, H. dan Susilo, H., (2011), Lesson Study Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa pada Matakuliah Metode Penelitian, Prosiding Seminar Nasional Lesson Study 4.

[8] Susilo, H., (2013), Lesson Study sebagai Sarana Meningkatkan Kompetensi Pendidik, Makalah disajikan dalam Seminar dan Lokakarya PLEASE 2013 di Sekolah Tinggi Theologi Aletheia Jalan Argopuro 28-34 Lawang, tanggal 9 Juli 2013.

[9] Indriwati, S. E., (2007), Strategi Pembelajaran dan Tingkat Kemampuan Akademik terhadap Hasil Belajar Kognitif dan Kecakapan Hidup Mahasiswa Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang, Disertasi tidak diterbitkan, UM, Malang.

[10] Degeng, N., S., (1989), Ilmu Pengajaran: Taksonomi Variable, Dirjen Pendidikan Tinggi, PPLPTK, Jakarta.

[11] Sherman, L., M., (2010), Penerapan Strategi Pembelajaran Cooperative Script untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 3 Malang, Skripsi tidak diterbitkan, UM, Malang.

[12] Felder, R. and Brent, R., (2007), Cooperative Learning. Active Learning: Models from the Analytical Scences, ACS Symposium Series 970. Washington, DC : American Chemical Society, 2007.

Gambar

Tabel 1. Keterlaksanaan Kegiatan CS Siklus Idan Siklus 2
Tabel 3. Aktivitas Lisan Mahasiswa selamaSiklus 1 dan 2

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Bidang PBB dan BPHTB meneliti daftar usulan penghapusan piutang dan konsep Surat Keputusan Penghapusan Piutang serta mengajukan kepada Kepala Badan Pengelola Pajak dan

LIA NURLIANA. Kekonsistenan Fungsi Intensitas Proses Poisson Periodik dengan Tren Linear. Dibimbing oleh I WAYAN MANGKU dan RETNO BUDIARTI. Banyak fenomena nyata dalam

pelanggan, arus kas lebih mencerminkan aktivitas dan pengeluaran kas bruto, kecuali transaksi yang memenuhi nominal Rp. 100,- per saham dengan harga penawaran Rp. 105 per saham

minggu infeksi menetap dan memberikan gejala minggu infeksi menetap dan memberikan gejala diterapi dengan metronidazol dosis tunggal 50 diterapi dengan metronidazol

Dengan program ini diharapkan sekolah berlomba untuk bisa memenangkan Adiwi- yata Nasional sehingga Cara Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah akan dapat terprogramkan dengan

Tujuan: Mencari perbedaan faktor determinan (karakteristik dan faktor risiko), morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi dalam kasus preeklamsi pada periode sebelum dan saat

Walaupun keempat orang tersebut tidak lagi menenun dan lebih memilih untuk menekuni pekerjaan lain disbanding menekuni kerajinan tenun, ibu Saida tetap pada

(2) Penyelenggara atau Pelaksana yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 14 huruf e dan huruf f, Pasal 15 huruf a, Pasal