SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Dalam Menyelesaikan Stratum Satu (S1) Program Studi Pendidikan Agama Kristen Protestan Pada
Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar
Oleh WINDA LUBEN
NPM: 12022246
SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY MAKASSAR
ABSTRAK
Winda Luben: “Analisis Peran Guru Sebagai Konselor terhadap Pembentukan Karakter Siswa di Smpn 2 Kayan Hilir Long Sule.” (Dibimbing oleh Ev. Elisabeth Selfina Ronda, MA).
Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini, adalah: Untuk menjelaskan peran guru sebagai konselor terhadap pembentukan karakter siswa di SMPN 2 Kayan Hilir. Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menyimpukan bahwa: Pertama, guru sebagai konselor harus memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami masalah atau persoalan hidup. Kedua, guru sebagai konselor harus memberikan motivasi kepada siswanya, peran dan tugas guru sebagai motivator itu sangat mendasar, mengingat peristiwa belajar pada prinsipnya berlangsung dalam diri peserta didik. Ketiga, guru atau Konselor harus selalu memberikan motivasi kepada siswa, sehingga siswa merasakan semangat dalam dirinya untuk menjalani kehidupannya di sekolah ataupun didalam keluarganya. Keempat, sebagai seorang guru atau konselor perlu mengadakan kunjungan kepada siswa yang membutuhkan bimbingan, arahan, nasihat, karena hal ini menunjukkan kepedulian seorang guru atau konselor kepada siswanya, penting sekali untuk meluangkan waktu untuk mengadakan kunjungan kepada siswa agar lebih akrab dan terasa kekeluargaannya, dan disuasana rumahnya siswa itu sendiri merasakan kenyamanan untuk berkomunikasi dengan guru konselornya.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Remaja adalah generasi penerus bangsa dan sebagai tonggak bagi kemajuan keluarga, bangsa, dan gereja namun jika diperhatikan perkembangan remaja saat ini
merupakan masa yang sangat sulit dikerenakan masa remaja merupakan masa transisi, pencarian jati diri mereka. Dan pada masa ini sangat dikuatirkan pembentukan karakter daripada remaja sangat rentan dipengaruhi oleh lingkungan
sekitarnya serta terbawa arus yang dapat menjerumuskan mereka ke hal-hal yang merusak kehidupan mereka. Pembentukan karakter siswa ini sangat penting dan
harus dilakukan sebab, sebagaimana yang sering kita dengar dan melihat ditelevisi, surat kabar maupun koran kita sering melihat dan mendengar bahwa ada beberapa sekolah-sekolah para siswa terlibat dengan kenakalan remaja contohnya tawuran,
merokok, narkoba, sex bebas, dan mabuk-mabukan bahkan melakukan balapan liar dan ada pula yang mengemudi belum cukup umur akibatnya dapat merugikan orang
lain. Singgih Gunarsa menuliskan pendapat para ahli dalam bukunya Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja:
Stanly Hall mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa penuh gejolak emosi dan ketidak seimbangan yang tercakup dalam “Stromand Stress”. Dengan
pacaran dan percintaan, keterasingan dari kehidupan dewasa dan norma kebudayaan.1
Melihat penjelasan tersebut sehingga perlu untuk mendapat bimbingan, perhatian serta pembinaan rohani bagi orang tua, para pengajar yang juga berperan sebagai konselor untuk memiliki tanggung jawab dalam pembentukan karakter
remaja.
Yesus adalah Sang Guru Agung yang menunjukkan belas kasihan kepada
setiap orang, bukan hanya mengajar tetapi juga menyembuhkan orang sakit, tetapi juga Yesus peduli dengan memberikan waktu untuk memulihan hati mereka. Sebagai seorang yang telah menerima belas kasih Yesus, perlu bagi setiap hamba Tuhan
khususnya guru untuk berperan sebagai konselor, meneladani kasih Yesus. Mary Go Setiawan mengatakan: “Bahwa anak-anak termasuk remaja yang perlu menjadi orang
kristen, bahkan harus bertekat untuk meneladani Yesus, dan untuk ini mereka harus bertobat mengenal dan menerima Yesus.”2 Ini merukapan tanggung jawab bagi orang
tua tetapi juga bagi guru sebagai konselor untuk memperkenalkan Yesus serta
memperhatikan perkebangan karakteter mereka, sehingga pada akhirnya diharapkan remaja dapat bertumbuh dalam karakter yang benar dan menjadi dewasa di dalam
Kristus.
Kenyataan yang ditemui di lapangan ada banyak yang mempengaruhi
karakter siswa dikarenakan para siswa berasal dari berbagai latar belakang yang
1 Singgih dan Yulia Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993), 27.
berbeda. Masalah yang timbul di lungkungannya baik itu di rumah maupun lingkup pergaulannya (bermain) dapat mempengaruhi karakter mereka. Julianto Simanjuntak mengatakan: “Setiap manusia butuh konseling, tak peduli siapapun dia. Fungsi
konseling adalah: menyembuhkan, membimbing, memberdayakan, pendampingan, dan perawatan. Hampir disetiap situasi kehidupan manusia, konseling sangat menolong.”3 Sehingga dipahami remaja juga membutuhkan konseling disinilah peran
guru sebagai konselor sangat diperlukan dan sangat penting untuk ada di sekolah, karena jika tidak segera ditangani hal ini akan menganggu pertumbuhan karakter
siswa kedepannya. Jangan salah jika tidak banyak dari mereka yang bermasalah dengan perilakunya akibat kurangnya perhatian bagi para remaja tersebut.
John M. Drescher mengatakan, “Kamu adalah busur dari mana anak-anak
sebagai anak panah dikirimkan. Si pemanah melihat tanda jalan tak terbatas, dan ia melengkungkanmu dengan sepenuh kekuatannya agar anak panahnya terpeleset dan
cepat dan jauh. Biarlah lengkunganmu ditangan si pemanah menjadi suatu kebahagiaan.”4 Melihat kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua dan guru
atau konselor sangat berperan penting dalam pembentukan karakter seorang anak. Bimbingan dan konseling sebagai komponen pendidikan mempunyai peranan yang besar dalam rangka memenuhi kebutuhan siswa untuk mendapatkan pelayanan
pendidikan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik difasilitasi atau disediakan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah sesuai
3 Julianto Simanjuntak, Konseling dan Amanat Agung (Tanggerang: Yayasan Pelikan, 2010),
23-24.
kebutuhan satuan pendidikan. Julianto Simanjuntak dan Roswitha Ndaraha menjelaskan: “Jika kita mengenal bakat dan kecerdasan anak sejak dini dan
mengasahnya maka anak akan tumbuh dalam kecerdasannya dengan baik serta optimal.”5 Dapat dipahami bahwa dengan melakukan bimbingan konseling akan
menolong konselor untuk mengarahkan dan mengetahui bakat siswa sehingga para
siswa bukan saja diajar tetapi juga diarahkan sesuai dengan kemampuan dan minat mereka.
Berdasarkan analisa penulis terhadap siswa SMP N 2 Kayan Hilir, seorang
konselor sangat dibutuhkan karena peran guru sebagai konselor Dalam sekolah sering dijumpai banyak anak-anak yang bermacam-macam karakternya dan ini
merupakan tugas seorang guru atau konselor untuk selalu membina, mendidik, membimbing, menasehati, menguatkan, memotivasi, mengrahkan. Sehingga siswa benar-benar menjadi orang yang memiliki karakter yang baik sesuai dengan ajaran
Tuhan Yesus Kristus.
Sesuai dengan latar belakang di atas maka penulis terdorong untuk menulis
sebuah karya ilmiah yang berjudul ANALISIS PERAN GURU SEBAGAI KONSELOR TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SMP N 2
KAYAN HILIR LONG SULE.
Pokok Masalah
5 Julianto Simanjuntak dan Roswitha Ndraha, Mendidik Anak Utuh Menuai Keturunan
Setelah membahas latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi masalah pokok yang perlu dibahas dalam skripsi ini adalah:
Sejauh manakah peran guru sebagai konselor terhadap pembentukan
karakter
siswa di SMP N 2 Kayan Hilir?.
Tujuan Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan beberapa hal yang menjadi tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui bagaimana peran guru sebagai konselor terhadap pembentu-
kan karakter siswa di SMP N 2 Kayan Hilir.
Batasan Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi ruang lingkup
pembahasan
hanya berfokus pada siswa kelas 9 dan guru di SMP N 2 Kayan Hilir Long Sule.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah: Pertama, sebagai bahan acuan bagi seorang guru atau konselor bahwa
Kedua, untuk menambah wawasan serta pengetahuan pembaca dan juga guru-guru SMP N 2 Kayan Hilir Long Sule, tentang betapa pentingnya peran seorang guru sebagai konselor terhadap pembentukan karakter siswa.
Ketiga, memenuhi salah satu persyaratan penyelesian S1 di Sekolah Tinggi
Theologia Jaffray Makassar.
Metode Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan penelitian dengan
menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data:
Pertama, library research yaitu pengumpulan data dengan cara membaca dan
mengutip dari buku-buku yang ada di perpustakaan Sekolah Tinggi Teologi Jafrray Makassar, yang ada kaitannya dengan judul skripsi ini.
Kedua, field research yaitu mengadakan penelitian lapangan dengan
mengedarkan angket kepada guru-guru beserta siswa- siawi kelas 9 di SMP N 2 Kayan Hilir Long Sule.
Ketiga, interview yaitu mengadakan wawancara dengan guru-guru SMP N 2 Kayan Hilir dan beberapa siswa SMP N 2 Kayan Hilir.
Setelah semua data terkumpul, penulis menganalisanya untuk memperoleh
hasil
yang akurat.
Adapun sistematika penulisan skripsi ini disusun sebagai berikut:
Bab pertama, Pendahuluan yang membahas tentang: latar belakang masalah, pokok masalah, tujuan penulisan, batasan penulisan, manfaat penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan,
Bab kedua, Tinjauan Pustaka: Pengertian konselor, dasar Alkitabiah konselor:
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, ciri-ciri konselor kristen, konselor profesional, kepentingan konselor, tujuan konselor yang terdiri: memfasilitasi perubahan tingkah laku, menciptakan dan memelihara hubungan, meningkatkan keterampilan
memecahkan masalah, meningkatkan kemampuan membuat keputusan, dan memfasilitasi perkembangan potensi klien. Fungsi konselor yang terdiri:
mengungkap masalah siswa, menumbuhkan pengharapan bagi siswa, menyelenggarakan konsultasi terhadap orang tua, dan menyelenggarakan bentuk-bentuk pelayanan klien. Peran guru sebagai konselor yang terdiri: memberi
bimbingan, memberikan motivasi, menjadi sahabat, menjadi mediator, dan menanamkan disiplin. Pembentukan karakter siswa yang terdiri: pengertian karakter.
Pentingnya pembentukan karakter. Bentuk-bentuk karakter siswa yang terdiri dari: jujur, disiplin, dan tanggung jawab. Dan yang terakhir peran guru sebagai konselor terhadap pembentukan karakter.
geografis. Jenis penelitian. Populasi dan sampel. Teknik pengumpulan data yang terdiri dari: kajian pustaka, angket, dan wawancara. Teknik analisis data.
Bab keempat, Analisis data dan pembahasan: Tujuan penelitian. Analisis data
KEPUSTAKAAN Alkitab
Alkitab Terjemahan Baru. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia,1991. Kamus
Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994.
Buku-Buku
Andreas dan B. Subagyo. Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004.
Baraja, Abubakar. Psikologi Konseling Dan Tehnik Konseling. Jakarta: Studia Press, 2008.
Collins, Gary R. Konseling Kristen yang Efektif. Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1998.
Cully, Iris V. Dinamika Pendidikan Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011. Dobson, James. Kendalikan Selagi Mampu. Bandung: Kalam Hidup, 2003.
Dodson, Fitzhugh. Mendisiplinkan Anak Dengan Kasih Sayang. Jakarta: Gunung Mulia, 1988.
Drescher, John M. Tujuh Kebutuhan Anak. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009. Hairuddin, Enni K. Membentuk Karakter Anak Dari Rumah. Jakarta: Gramedia,
2014.
Gordon, Thomas. Mengajar Anak Berdisiplin Diri. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996.
Hadi, Sumino. Pengantar Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psychologi Universitas Gaja Mada, 1980.
Lickona, Thomas. Educating For Character: How our school Can Teach Respect And Responsibility. New York: Bantam Books, 1992.
Magunwijaya, Y. B. Menumbuhkan Sikap Religius Anak-Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991.
Martin dan Deidre Bobgan. Bimbingan Berdasarkan Firman Allah. Bandung: Kalam Hidup, 1985.
Milton, John. Tujuh Hukum Mengajar. Malang: Gandum Mas; 2003.
Nawawi, Hadari. Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: BPEE, 1987.
Richard, Lawrence O. Mengajarkan Alkitab Secara Kreatif. Bandung: Kalam Hidup, 2000.
_________________. Pelayanan Kepda Anak-Anak. Bandung: Kalam Hidup, 2007.
Sanders, J. Oswald. Kedewasaan Rohani. Bandung: Kalam Hidup, 1962.
Setiawan, Mary dan Stephen Tong. Seni Membentuk Karakter Kristen Hikmat Guru dan Ayah Bunda. Surabaya: Momentum Christian Literature, 2008.
Setiawan, Mary Go. Menerobos Dunia Anak. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2000.
Shochib, Moh. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta, 1998.
Sidjabat, B.S. Mengajar Secara Profesional. Bandung: Kalam Hidup, 2009.
Simanjuntak, Julianto dan Roswitha Ndraha. Bersahabat Dengan Remaja. Tangerang: Yayasan Pelikan Indonesia, 2009.
___________________________________. Mendidik Anak Utuh Menuai Keturunan Tangguh. Tanggerang: Yayasan LK3, 2010.
Simanjuntak, Julianto. Konseling dan Amanat Agung. Tanggerang: Yayasan Pelikan, 2010.
Singgih dan Yulia Singgih D. Gunarsa. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Sjarkawi. Pembentukan Kepribadian Anak Peran Moral, Intelektual, Emosional, Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006.
Smith, Malcom. Kejenuhan Rohani. Malang: Gandum Mas, 2005.
Soekanto, Soerjono. Remaja dan Masalah-Masalahnya. Jakarta: Gunung Mulia, 1982.
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Afabeta, 2009. Sumanto. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset, 1990. Susabda, Yakob B. Pastoral Konseling. Malang: Gandum Mas, 2000.
Tacoy, Selvester M. Membimbing Dengan Hati. Jakarta: Media Gracia, 2011.
Tobias, Cynthia Ulrich. Setiap Anak Bisa Berhasil. Bandung: Pionir Jaya, 2009. Tomatala, Magdalena. Konselor Kompeten Pengantar Konseling Terapi Untuk
Pemulihan. Jakarta: YT Leadership Fondation, 2003.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Winarno, S. Dasar dan Tehnik Research. Bandung: Tarsitu, 1978.
Skripsi
Purnama, Ni Made Krisna. ”Pengaruh Kompetensi Spiritual Guru Terhadap Pertumbuhan Rohani Anak Kelas Madya Sekolah Minggu GKII Malinau Hilir.” Skripsi S.Pd.K. Sekolah Tinggi Theologia Jaffray. 2014.
Wawancara