• Tidak ada hasil yang ditemukan

LATAR BELAKANG PERLUNYA BIMBINGAN KONSEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LATAR BELAKANG PERLUNYA BIMBINGAN KONSEL"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Latar belakang bk disekolah

Kedudukan bk di sekolah dalam sistem operasional pendidikan di sekolah Wilayah layanan bk dalam jalur pendidikan formal

Hubungan bimbingan dan kurikulum

http://lailansakinah.blogspot.co.id/2015/03/latar-belakang-perlunya-bimbingan.html

LATAR BELAKANG PERLUNYA BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH

Seiring perkembangan zaman, problematika peserta didik di sekolah semakin beragam.

Jalan pikiran mereka menjadi terbagi dengan masalah diluar sekolah dan di dalam sekolah. Suatu

tindak layanan sekolah pada peserta didik dengan bimbingan konseling yang mengarahkan para

para peserta didik untuk mengetahui bakat dan potensi dalam diri mereka.

Bimbingan konseling biasanya berbicara mengenai aspek psikologis, ini akan sangat

penting jika ada banyak gangguan psikis pada peserta didik yang biasanya tertekan masalah dan

tidak mampu menangkap pelajaran dengan baik. Bimbingan konseling juga sangat penting

posisinya untuk membimbing siswa untuk memotivasi diri bahwa mereka adalah suatu pribadi

yang unik dan mampu bersaing.

Perlunya bimbingan konseling dapat berfungsi sebagai pemantau masalah-masalah siswa

yang berkaitan tentang masalah kelainan tingkah laku dan adaptasi. Sulitnya salah satu siswa

untuk bergaul dan cenderung mengasingkan diri dari teman-temannya memiliki akar

permasalahan yang biasanya beruntun.

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan sistem

pendidikan khususnya di sekolah; guru merupakan salah satu pendukung unsur pelaksana

pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan

pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep

dasar bimbingan dan konseling di sekolah.

(2)

Faktor-faktor yang melatarbelakangi muncul dan diperlukannya bimbingan dan

konseling:

1. Latar Belakang Psikologis

Latar belakang psikologis dalam BK memberikan pemahaman tentang tingkah laku

individu yang menjadi sasaran (klien). Hal ini sangat penting karena bidang garapan bimbingan

dan konseling adalah tingkah laku klien, yaitu tingkah laku yang perlu diubah atau

dikembangkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

1

[1]

Peserta didik sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan,

memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksi dengan lingkungannya. Di samping itu,

peserta didik senantiasa mengalami berbagai perubahan sikap dan tingkah lakunya. Proses

perkembangan tidak selalu berlangsung secara linier (sesuai dengan arah yang diharapkan atau

norma yang dijunjung tinggi), tetapi bersifat fluktuatif dan bahkan terjadi stagnasi atau

diskontinuitas perkembangan.

2

[2]

Latar belakang dari segi psikologis menyangkut masalah perkembangan individu,

perbedaan individu, kebutuhan individu penyesuaian diri serta masalah belajar.

2.

Latar Belakang Sosial Budaya

Individu merupakan biopsikososiospiritual, yang artinya bahwa individu makhluk

biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Setiap anak sejak lahir tidak hanya mampu memenuhi

tuntutan biologisnya, tepapi juga tuntutan budaya di mana individu itu tinggal, tuntutan budaya

itu dilakukan agar segala dampak modrenisasi dapat di filter oleh individu tersebut secara

otomatis, serta individu diharapkan dapat menyesuaikan tingkah lakunya sesuai dengan budaya

yang sudah ada, agar dapat di terima dengan baik oleh lingkungan tersebut. Untuk

mengembangkan semua kemampuan penyesuaian tersebut, sangat diperlukan sebuah bimbingan.

Terkait dengan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia, Moh. Surya mengatakan

tentang tren bimbingan dan konseling multikultural, bahwa bimbingan dan konseling dengan

pendekatan multikultural sangat tepat untuk lingkungan berbudaya plural seperti Indonesia.

Bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan latar belakang berlandaskan semangat bhinneka

tunggal ika, yaitu kesamaan di atas keragaman. Layanan bimbingan dan konseling hendaknya

(3)

lebih berpangkal pada nilai-nilai budaya bangsa yang secara nyata mampu mewujudkan

kehidupan yang harmoni dalam kondisi pluralistik.

3

[3]

3. Latar Belakang Agama

Setiap individu merupakan makhluk Tuhan yang pada dasarnya sama memiliki fitrah

sebagai khalifah dan hamba-Nya. Dalam kategori ini pun, sangat diperlukan sekali bimbingan

terhadap setiap tantangan dimensi spiritualitas individu, seperti: dekadensi moral, budaya

hedonistik, dan penyakit hati. Bimbingan dalam hal ini diperuntukan agar setiap individu mampu

memandang setiap tantangan kearah positif bukan malah terjerumus kearah negative, sehingga

kehidupan dapat dijalani sesuai dengan kaidah-kaidah agama.

Dalam landasan agama, bimbingan dan konseling diperlukan penekanan pada 3 hal

pokok:

a. Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam adalah mahluk Tuhan

b.

Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kearah dan sesuai

dengan kaidah-kaidah agama

c.

Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan

perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama untuk

membentuk perkembangan dan pemecahan masalah individu

Landasan religius bimbingan dan konseling pada dasarnya ingin menetapkan klien

sebagai makhluk Tuhan dengan segenap kemuliaannya menjadi fokus sentral upaya bimbingan

dan konseling. Pembahasan landasan religius ini, terkait dengan upaya mengintegrasikan

nilai-nilai agama dalam proses bimbingan dan konseling.

4. Latar Belakang Pendidikan

Bimbingan dan konseling diperlukan untuk mengembangkan pendidikan yang bersifat

meninggi, meluas dan mendalam. Meninggi artinya membantu membimbing individu memilih

jenjang pendidikan yang lebih tepat, karena semakin bertambahnya kesempatan dan

kemungkinan untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Serta sangat diperlukan

untuk membuat individu lebih mandiri dan berkembang secara optimal dalam berbagai

bimbingan, seperti: bimbingan pribadi, sosial, belajar dan bimbingan karir melalui berbagai jenis

kegiatan bimbingan, sehingga pendidikan dapat berjalan dengan lancar dengan adanya

bimbingan dan konseling.

(4)

Arah meluas tampak dalam pembagian sekolah dalam berbagai jurusan khusus dan

sekolah kejuruan. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan bimbingan untuk memilih jurusan yang

khusus dan memilih bidang studi yang tepat bagi setiap murid. Arah mendalam tampak dalam

berkembangnya ruang lingkup dan keragaman disertai dengan pertumbuhan tingkat kerumitan

dalam tiap bidang studi. Hal ini menimbulkan masalah bagi murid untuk mendalami tiap bidang

studi dengan tekun. Perkembangan ke arah ini bersangkut paut pula dengan kemampuan dan

sikap serta minat murid terhadap bidang studi tertentu. Ini semua menimbulkan akibat bahwa

setiap murid memerlukan perhatian yang bersifat individual dan khusus. Dalam hal ini pula

terasa sekali kebutuhan akan bimbingan di sekolah.

4

[4]

Untuk menuju tercapainya pribadi yang berkembang, maka kegiatan pendidikan

hendaknya bersifat menyeluruh yang tidak hanya berupa kegiatan instruksional (pengajaran),

akan tetapi meliputi kegiatan yang menjamin bahwa setiap anak didik secara pribadi mendapat

layanan sehingga akhirnya dapat berkembang secara optimal. Kegiatan pendidikan yang

diinginkan seperti tersebut di atas, adalah kegiatan pendidikan yang ditandai dengan

pengadministrasian yang baik, kurikulum beserta proses belajar mengajar yang memadai, dan

layanan pribadi kepada anak didik melalui bimbingan.

Dalam hubungan inilah bimbingan mempunyai peranan yang amat penting dalam

pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi anak didik agar berkembang secara optimal. Dengan

demikian maka hasil pendidikan sesungguhnya akan tercermin pada pribadi anak didik yang

berkembang baik secara akademik, psikologis, maupun sosial.

Ada tiga hal pokok yang menjadi latar belakang perlunya bimbingan dilihat dan segi

pendidikan.

Pertama adalah dilihat dan hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar dalam mengembangkan

kepribadian. Hal ini mengandung implikasi bahwa proses pendidikan menuntut adanya

pendekatan yang lebih luas dari pada sekedar pengajaran. Pendekatan yang dimaksud adalah

pendekatan pribadi melalui layanan bimbingan dan konseling.

Kedua, pendidikan senantiasa berkembang secara dinamis dan karenanya selalu terjadi perubahan

perubahan dan penyesuaian dalam komponen-komponennya. Menghadapi perkembangan ini

para siswa sebagai subjek didik memerlukan bantuan dalam penyesuaian diri melalui layanan

bimbingan.

(5)

Ketiga pada hakikatnya guru mempunyai peranan yang tidak hanya sebagai pengajar,tetapi lebih

luas dari itu, yaitu sebagai pendidik. Sebagai pendidik, maka guru harus dapat menggunakan

pendekatan pribadi dalam mendidik para siswanya. Pendekatan pribadi ini diwujudkan melalui

layanan bimbingan.

5. Latar Belakang Perkembangan IPTEK

Di era ini ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi berkembang sangat pesat, oleh

karena itu diperlukannya Bimbingan dan Konseling, agar individu dapat mengetahui dampak

positif dan negatifnya dari perkembangan tersebut. Lewat Bimbingan dan Konseling, individu

diarahkan kepada dampak positif dari IPTEK yang lebih ditujukan pada penerapan teknologi

yang harus dimilliki dan dikuasai karena semakin kompleksnya jenis-jenis dan syarat pekerjaan

serta persaingan antar individu.

Dengan teknologi jaringan tidak hanya mata kuliah atau bidang studi saja yang bisa

memanfaatkan teknologi tinggi, melainkan hampir sebagian besar proses belajar mengajar

termasuk BK (Bimbingan Konseling) atau Bimbingan Karier sudah bisa memanfaatkan

teknologi.

Terkait sasaran layanan makin kompleks, diperlukan pelayanan BK yang profesional.

Salah satu syarat pekerjaan profesional itu adanya komitmen menerapkan keahlian. Lembaga

ataupun sekolah harus selalu menyiapkan guru BK yang adaptif dengan perubahan iptek

sehingga teori yang dipelajari relevan dengan tugas BK.

Dengan teknologi khususnya jaringan komputer baik Intranet maupun Internet proses

belajar mengajar, proses interaksi antara konselor dan klien bisa dilakukan kapan saja dan

dimana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu. Dengan demikian peran teknologi tinggi dalam

dunia pendidikan khususnya Bimbingan dan Konseling sangat dibutuhkan untuk mendapatkan

hasil yang sesuai dan maksimal.

Bimbingan merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan memiliki kontribusi

terhadap keberhasilan proses pendidikan disekolah (Juntika,2005). Berdasarkan pernyataan di

atas dapat dipahami bahawa proses pendidikan disekolah termasuk madrasah tidak akan berhasil

secara baik apabila tidak didukung oleh penyelenggaraan bimbingan secara baik pula.

5

[5]

(6)

Sekolah dan madrasah memiliki tanggung jawab yang besar membantu siswa agar

berhasil dalam belajar. Untuk itu sekolah dan madrasah hendaknya memberikan bantuan kepada

siswa untuk mengtasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa. Dalam kondisi

seperti ini, pelayanan bimbingan dan konseling sekolah dan madrasah sangat penting untuk

dilaksanakan guna membantu siswa mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya.

Secara umum masalah-masalah yang dihadapi oleh individu khususnya oleh siswa di

sekolah dan madrasah sehingga memerlukan bimbingan dan konseling adalah: (1)

masalah-masalah pribadi, (2) masalah-masalah belajar (masalah-masalah-masalah-masalah yang menyangkut pembelajaran), (3)

masalah pendidikan, (4) masalah karir atau pekerjaan, (5) penggunaan waktu senggang, (6)

masalah-masalah sosial dan lain sebagainya.

6

[6]

Pelayanan bimbingan dan konseling telah menjadi salah satu pelayanan yang penting dan

dibutuhkan disetiap sekolah termasuk madrasah. Menurut Suradi (1996) dan Salwa (2004) ada

sepuluh alasan mengapa pelayanan bimbingan konseling perlu diadakan khususnya disekolah

yaitu :

1. Membantu siswa agar berkembang dalam semua bidang

2.

Membantu siswa untuk membuat pilihan yang sesuai pada semua tingkatan sekolah

3.

Membantu siswa membuat perencanaan dan pemilihan karier di masa depan (setelah tamat)

4.

Membantu siswa membuat penyesuaian yang baik disekolah dan juga diluar sekolah

5.

Membantu dan melengkapi upaya yang dilakukan orang tua di rumah

6.

Membantu mengurangi atau mengawasi dan kelambanan dalam sistem pendidikan

7.

Membantu siswa yang memerlukan bantuan khusus

8.

Menambah daya tarik sekolah terhadap masyarakat (user)

9.

Membantu sekolah dalam mencapai sukses pendidikan (akademik) baik pada tingkat sekolah

dasar hingga perguruan tinggi; dan

10. Membantu mengatasi masalah disiplin pada siswa.

Paparan di atas menjelaskan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling perlu diadakan

disekolah-sekolah karena pelayanan ini dapat membantu para siswa mencapai tujuan yang

diinginkan, membantu siswa untuk meningkatkan pencapaian akademik dan mengembangkan

siswa untuk meningkatakan pencapaian akademik dan mengembangakan potensi yang ada pada

diri mereka agar mereka dapat menghasilkan perubahan positif dalam dirinya sendiri. Selain itu,

(7)

melalui pelayan bimbingan dan konseling, para siswa disekolah dan madrasah juga berpeluang

untuk menyatakan perasaan dan berbagai masalah yang mereka hadapi kepada guru bimbingan

konseling.

7

[7]

Latar Belakang perlunya Bimbingan dan Konseling

7

http://abiazwaza.blogspot.co.id/2015/03/kedudukan-bimbingan-dan-konseling-dalam.html

BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Bimbingan dan Konseling di Sekolah

(8)

Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yang lain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Manusia perlu mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya. Karena dengan mengenal dirinya sendiri, mereka akan dapat bertindak dengan tepat sesuai dengan kemampuan yang ada pada pada dirinya

Sebagai individu, siswa memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan. Kenyataan yang dihadapi, tidak semua siswa menyadari potensi yang dimiliki untuk kemudian memahami dan mengembangkannya. Disisi lain sebagai individu yang berinterksi dengan lingkungan, siswa juga tidak dapat lepas dari masalah.

Menyadari hal di atas siswa perlu bantuan dan bimbingan orang lain agar dapat bertindak dengan tepat sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya. Sekolah sebagai institusi pendidikan tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan tetapi juga mengembangkan kesluruhan kepribadian anak. Sebagai profesional guru memegang peran penting dalam membantu murid mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan lingkungannya.

(9)

dimilikinya dan bantuan tersebut dapat diberikan oleh bimbingan dan konseling. Pada kenyataannya, bimbingan dan konseling juga diperlukan, baik oleh masyarakat yang belum maju maupun masyarakat yang modern. Persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat modern sangat kompleks. Makin maju suatu masyarakat maka akan semakin kompleks persoalan-persoalan yang dihadapi oleh anggota masyarakatnya.

Traxler mengidentifikasi adanya 5 faktor yang melahirkan bimbingan di sekolah yaitu sebagai berikut:

1). Philanthropy dan Humanisme

Kedua aliran ini mempunyai keyakinan bahwa masyarakat yang miskin dapat dikembangkan melalui bimbingan pekerjaan, agar pengangguran dapat dihapuskan. Mereka berpandangan bahwa sekolah adalah tempat yang baik untuk memberikan bimbingan pekerjaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Dari bimbingan pekerjaan berkembanglah bimbingan pendidikan dan bimbingan sosial pribadi di sekolah.Sampai sekarang bimbingan pekerjaan mengarah pada menjadikan sekolah sebagai pusat pengembangan tenaga kerja.

2). Gerakan Agama

(10)

jahat ini melalui pembinaan kehidupan moral mereka.Alasan inilah yang mendorong adanya bimbingan disekolah, khususnya bimbingan yang berkaitan dengan kehidupan moral.

3). Mental Hygiene

Tahun 1909 di Amerika serikat lahir Komite Nasional Kesehatan Mental. Gerakan ini memusatkan perhatiannya pada penelitian , terapi, dan rehabilitasi terhadap para anggota masyarakat yang menderita gangguan mental yang serius. Mengingat banyak gangguan jiwa dapat diterapi dengan baik bila diketahui sejak dini.Para ahli kesehatan mental menganjurkan para pendidik disekolah untuk lebih banyak berperan dalam memperhatikan kesehatan jiwa para siswa, khususnya yang berkaitan dengan rasa aman dan penemuan identitas diri dikalangan kaum muda. Dengan demikian, bimbingan akan mempunyai andil besar dalam perkembangan kesehatan mental para siswa disekolah.

4). Gerakan Untuk Mengenal Murid Secara Individual

(11)

5). Perubahan-perubahan Sosial

Dizon (1983) mengungkapkan 5 perubahan sosial yang sangat mempengaruhi kehidupan para remaja.

a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Pilihan karir merupakan masalah bagi banyak siswa. Mereka sering merasa bingung untuk menentukan pilihan karir yang tepat, karena yang dapat dipilih cukup banyak dan umumnya mereka belum mengenal dirinya sendiri. Dipihak lain, orangtua dan sekolah tidak dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan anak, karena mereka tidak memahami bimbingan karier. Akibatnya banyak ditemukan beberapa mahasiswa dengan indeks prestasi rendah, walaupun kemampuannya cukup tinggi.Hal ini disebabkan ketidaksesuaian minat mereka dengan jurusan yang mereka pilih.Para remaja bingung terhadap pilihan karirnya dan tidak mendapat bantuan yang baik dari pihak sekolah ataupun orang tua.Untunglah, beberapa sekolah telah mengadakan bimbingan karir yang dapat meringankan beban mereka.

b. Penggunaan waktu senggang dan Rekreasi

(12)

sekolah.Pertandingan antarsekolah, festival seni, kemah kerja dapat digalakan di antara para pelajar dan mahasiswa.

c. Pola kehidupan keluarga dalam masyarakat modern telah mengalami banyak perubahan

Tidaklah mengherankan bahwa karena kesibukan orang tua mengakibatkan kurangnya komunikasi personal. Karena mereka kurang menikmati waktu bersama dalam keluarga.Anak-anak merasa kurang nyaman dan aman dirumah sendiri.Karena itu, pelayana bimbingan konseling berupa konsultasi bagi orang tua dan konseling bagi anak-anak yang tersisih dalam keluarga.Untuk itu bimbingan ini diharapkan dapat terlaksana disekolah.

d. Perubahan nilai-nilai sosial dan moral/agama

(13)

berfikir dengan baik dan berbuat sesuai dengan norma-norma agama yang berlaku di lingkungan masyarakat.

e. Tuntutan masyarakat yang makin kompleks

Pada waktu sekarang gelar “Drs.” Tidak menjadi “bangsawannya” masyarakat lagi, tetapi gelar “doktor” barulah dipandang sebagai bangsawan atau priyayinya masyarakat modern ini. Hal ini menunjukan bahwa tuntutan masyarakat makin berat dan meningkat.Disinalah letak panggilan kita, melalui program bimbingan kita tingkatkan perkembangan anak seoptimal mungkin sesuai dengan tuntutan masyarakat modern.

B. Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Sistem Operasional Pendidikan di Sekolah

(14)

Siswa merupakan unsur utama dalam pendidikan. Siswa sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kemandirian tersebut, siswa memerlukan bimbingan, karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya.

Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif dan pengajaran dengan mengabaikan bidang bimbingan mungkin hanya akan menghasilkan individu yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek psikososiospiritual.

Aspek psikososiospiritual diantaranya sebagai berikut: 1. Manusia sebagai mahluk psikologis:

a. Memiliki struktur kepribadian yang terdiri dari Id ( aspek bio ), Ego ( aspek psikologi ) dan Super ego ( aspek social ).

b. Dipengaruhi perasaan dan kata hati c. Memiliki daya pikir dan kecerdasan

d. Memiliki kebutuhan psikologis agar pribadi dapat berkembang. Kebutuhan psikologis terdiri dari pengurangan ketegangan, kemesraan dan cinta, kepuasan alturistik, kehormatan dan kepuasan ego.

e. Memiliki kepribadian yang unik 2. Manusia sebagai mahluk social

(15)

a. Sebagai mahluk yang tidak dapat lepas dari orang lain. manusia memiliki cipta (kemampuan untuk melakukan sesuatu), rasa (perasaan), dan karsa (tujuan).

b. Manusia hidup dalam kelompoknya (keluarga, masyarakat), manusia suci bagi manusia lain (Homosacra Res Homonim

c. Manusia selalu bersosialisasi, berhubungam, menyesuaikan diri, saling mencintai, menghormati, dan saling menghargai manusia lain dari masa kanak-kanak sampai dengan meningal dunia.

3. Manusia sebagai mahluk spiritual

Manusia diciptakan oleh Allah SWT, dalam bentuk yang sebaik-baiknya, memiliki jiwa yang sempurna, untuk menjadi khalifah dibumi. Bukti manusia mahluk spiritual :

a. Memiliki keyakinan dan kepercayaan b. Menyembah tuhan

Bidang-bidang utama pendidikan:

1. Bidang Administrasi dan Kepemimpinan

Bidang ini menyangkut kegiatan pengelolaan program secara efisien. Pada bidang ini terletak tanggung jawab kepemimpinanan (kepala sekolah dan staf administrasi lainnya) yang terkait dengan kegiatan perencanaan organisasi, deskripsi jabatan atau pembagian tugas, pembiayaan, penyediaan fasilitas atau sarana prasarana (material), supervisi, dan evaluasi program.

(16)

Bidang ini terkait dengan kegiatan pengajaran yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap. Pihak yang bertanggung jawab secara langsung terhadap bidang ini adalah para guru.

3. Bidang Pembinaan Siswa (Bimbingan dan Konseling)

Bidang ini terkait dengan program pemberiaan layanan bantuan kepada peserta didik (siswa) dalam upaya mencapai perkembangannya yang optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Personel yang paling bertanggung jawab terhadap pelaksanaan bidang ini adalah guru pembimbing atau konselor.

Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan khususnya pada tatanan persekolahan, layanan bimbingan dan konseling mempunyai posisi dan peran yang cukup penting dan strategis. Bimbingan dan konseling berperan untuk memberikan layanan kepada siswa agar dapat berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran secara efektif. Untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pribadi agar dapat membantu keseluruhan proses belajarnya. Dalam kaitan ini para pembimbing diharapkan untuk:

1. Mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individual maupun kelompok, 2. Memberikan informasi-informasi yang diperlukan dalam proses belajar,

3. Memberi kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya,

4. Membantu setiap siswa dalam menghadapi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya,

5. Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.

(17)

“...bimbingan dan konseling memiliki fungsi dan posisi kunci dalam pendidikan di sekolah, yaitu sebagai pendamping fungsi utama sekolah dalam bidang pengajaran dan perkembangan intelektual siswa dalam bidang menangani ihwal sisi sosial pribadi siswa..”

Lebih lanjut ia menegaskan bahwa bimbingan dan konseling memiliki fungsi memberikan bantuan kepada siswa dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan pendidikan, yaitu membantu meratakan jalan menuju Tuhan, berguna bagi manusia, dan bermanfaat bagi kesejahteraan dan pembangunan bangsa, negara, dan umat manusia

Ragam Bimbingan dan konseling

Dilihat dari masalah individu ada empat jenis bimbingan yaitu:

(18)

masyarakat tempat mereka tinggal dan penyelesaian konflik.

c. Bimbingan Karir, yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan, dan pemecahan masalah-masalah karir seperti: pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri dsb.

d. Bimbingan Keluarga, merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu sebagai pemimpin/anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan/berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.

C. Kedudukan Bimbingan dan Konseling secara formal dan dalam setting pendidikan formal

1. Kedudukan Bimbingan dan Konseling secara formal

Secara formal kedudukan bimbingan dan konseling ada dalam Sistem Pendidikan di Indonesia, antara lain :

a. UU No. 2 tahun 1989 bab I pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa :

“Pendidikan adalah usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui bimbingan dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”

b. PP No. 28 untuk SD dan PP No. 29 untuk SMP dan SMA tahun 1990 Bab X pasal 25 ayat 1 yang menyatakan :

“Bimbingan adalah bantuan peserta didik untuk memahami diri, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan”

(19)

c. UU No. 20 tahun 2003 bab I pasal 1 ayat 6

“Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, dan konselor, widyaiswara, pamong belajar, fasilitator dan sebutan lain sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”

2. Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Setting Pendidikan Formal

Pemetaan layanan BK seperti yang tertera pada gambar di atas, menampilkan dengan jelas kesejajaran antara posisi layanan BK yang memandirikan dengan layanan manajemen pendidikan dan layanan pembelajaran yang dibingkai oleh kurikulum khusus sistem persekolahan sebagai bentuk kelembagaan dalam jalur pendidikan formal. Wilayah bimbingan dan konseling yang memandirikan menjadi tanggung jawab konselor.

Pelayanan bimbingan dan konseling dapat memberikan sumbangan yang berarti terhadap pengajaran. Misalnya, siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal apabila terbebas dari masalah-masalah yang dapat mengganggu proses belajarnya. Pembebasan masalah tersebut dapat dilakukan melalui pelayanan bsssssimbingan dan konseling. Materi layanan bimbingan dan konseling dapat dimanfaatkan oleh guru untuk penyesuaian pengajaran dengan individualitas siswa.

(20)

Begitu pula sebaliknya, bidang pengajaran, manajemen, dan supervisi memberikan sumbangan besar bagi pelayanan bimbingan dan konseling. Jika ketiganya berjalan dengan baik, maka akan mencegah timbulnya masalah pada siswa juga sebagai wahana pengentasan masalah-masalah siswa.

BAB III

KESIMPULAN

Jadi bimbingan dan konseling merupakan suatu proses yang berkesinambungan, sistematis, berencana yang mengarah kepada pencapaian tujuan. Bimbingan merupakan bantuan atau pertolongan dalam membantu individu mengambil keputusannya sendiri, pembimbing hanya bertindak sebagai fasilitator. Keseluruhan proses kegiatan atau layanan kepada individu untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal dan didalamnya terdapat Konseling yang merupakan inti dari kegiatan Bimbingan.

(21)

B.

Definisi Kurikulum dan Pembelajaran

Pengertian kurikulum dapat ditinjau dalam makna luas dan makna

yang sempit. Kurikulum dalam arti sempit hanya dilihat sebagai

sebuah dokumen atau rencana tertulis. Hal ini dikemukakan oleh

Tanner and Tanner 1980 dalam Said Hamid Hasan 2007:1 yaitu

kurikulum diartikan sebagai suatu rencana tertulis. Sementara itu,

dalam pengertian luas kurikulum tidak hanya sekedar dokumen

tertulis atau seperangkat materi pelajaran.

Kurikulum dalam arti luas, didefinisikan oleh Saylor, Lewis dan

Aleksander (1981:1) yaitu “kurikulum adalah pengalaman nyata

yang dialami peserta didik dengan bimbingan sekolah”. Selain itu

Oliva juga mengemukakan kurikulum dalam arti luas yaitu :

“kurikulum adalah perangkat pendidikan yang merupakan jawaban

terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat” (Oliva,1997:60

dalam Said H. Hasan, 2007:2).

(22)

C.

Evolusi Tugas Guru dan Guru BK di Indonesia

Tugas guru dan guru BK dari waktu kewaktu selalu mengalami

pergeseran. Hal ini berjalan seiring dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, tuntutan masyarakat dan arah profesionalisme profesi

guru dan guru BK. Berikut ini, penulis sajikan pergeseran tugas

peran dan kedudukan guru dan guru BK dari waktu kewaktu di

Indonesia.

1.

Tugas Guru / Guru BP dalam SK Menpan no.026/1989

Dalam SK Menpan ini, dinyatakan “Tugas guru adalah mengajar dan

atau membimbing....”. Dengan pengertian ini, tidak dibedakan

antara tugas guru dengan guru BP. Seorang guru dapat berperan

sebagai guru mata pelajaran dan sekaligus menjadi guru BP. Dengan

demikian, pelayanan bimbingan dan penyuluhan bisa dilaksanakan

oleh tenaga nonprofesional.

Dalam pandangan penulis, hal ini bisa dimaklumi karena pada saat

itu belum memadainya jumlah guru baik dalam hal kualitas maupun

kuantitas.

2.

Tugas Guru / Guru BK dalam SK Menpan no.084/1993

(23)

1.

Menyusun program pengajaran, menyajikan program pengajaran,

evaluasi belajar, analisisn hasil evaluasi hasil belajar, serta

penyusunan program perbaikan dan pengayaan terhadap peserta

didik yang menjadi tanggung jawabnya; ATAU:

2.

Menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan,

evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan

bimbingan dan tindak lanjut pelaksanaan program bimbingan

terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.

Kata “atau” yang merangkaikan dua tugas guru diatas, berarti guru

harus memilih salah satu, yaitu sebagai guru mata pelajaran atau

sebagai guru BK.

3.

Bimbingan dan Konseling dalam UU No. 20 / 2003

UU 20/2003 merupakan UU sisdiknas pertama yang menyebut istilah

konselor (sebutan profesional guru BK) sebagai salah satu tenaga

pendidik. Hal ini tertuang dalam pasal 1 ayat 6 yang berbunyi :

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,

dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,

dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususanya, serta berpartisipasi

dalam menyelenggarakan pendidikan. Pencantuman sebutan ini merupakan

sebuah pengakuan atas semakin diakuinya eksistensi konselor (guru BK)

dalam sistem pendidikan nasional.

(24)

belajar mengajar.

Secara tektual, pengertian kurikulum dalam UU 20/2003, hanya

memperuntukkan kurikulum bagi guru. Hal ini terlihat dari kata “isi

dan bahan pelajaran” dan “kegiatan belajar mengajar” yang lazim

digunakan untuk guru mata pelajaran, tidak untuk pendidik lainnya.

Namun Prayitno, 2008:14-16, mengemukakan bahwa bahwa

menyampaikan ’isi dan bahan pelajaran’ serta menyelenggarakan

‘kegiatan belajar mengajar’ bukan sekedar tugas guru tetapi tugas

konselor juga, hanya proses penyampaiannya tidak seperti

pembelajaran yang dilakukan guru.

4.

Bimbingan dan Konseling dalam KTSP

(25)

dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat

dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan

pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling

yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,

belajar, dan pengembangan karir peserta didik.”

Permendiknas RI No. 22/2006 tentang Standar Isi memuat

Pengembangan diri sebagai kegiatan pendidikan diluar mata

pelajaran wajib yang merupakan bagian integral dari kurikulum

sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya

pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan

melalui kegiatan bimbingan dan konseling serta kegiatan

ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam

pengembangan diri, diantaranya pemecahan masalah pribadi dan

kehidupan sosial, penanganan masalah belajar, pengembangan karir,

dan kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam ekstrakurikuler.

Berdasarkan penjelasan diatas, Prayitno (2008:4) berpendapat

bahwa

KTSP meliputi tiga komponen, yaitu komponen mata pelajaran,

muatan lokal, dan pengembangan diri. Komponen pengembangan diri

terdiri dari dua sub-komponen, yaitu pelayanan konseling dan kegiatan

ekstra kurikuler. KTSP yang meliputi tiga komponen itu digambarkan dalam

diagram sebagai berikut:

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Kepala sekolah sebagai penanggung jawab seluruh pelaksanaan bimbingan konseling dengan memfasilitasi dengan sarana- sarana pendukung, sehingga pelaksanaan bimbingan

Perencanaan Bimbingan dan Konseling Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bojonegoro merupakan salah satu kegiatan wajib yang dilakukan bagi

Salah satu hambatannya yaitu di sekolah ini tidak adanya disediakan jam khusus untuk pemberian layanan bimbingan dan konseling, kepala sekolah dan guru kurang paham

Secara teoritik bimbingan dan konseling komprehensif dapat memasukkan orang tua sebagai salah satu subjek penerima layanan dan pelaksana layanan BK bagi siswa

Secara teoritik bimbingan dan konseling komprehensif dapat memasukkan orang tua sebagai salah satu subjek penerima layanan dan pelaksana layanan BK bagi siswa

Kepala sekolah sebagai penanggung jawab seluruh pelaksanaan bimbingan konseling dengan memfasilitasi dengan sarana- sarana pendukung, sehingga pelaksanaan bimbingan konseling

Dalam menyusun rencana kegiatan, salah satu komponennya adalah strategi layanan Bimbingan dan Konseling, merupakan strategi/kegiatan yang dapat dilaksanakan sesuai dengan komponen

Program bimbingan dan konseling sekolah Menurut Gybers & Henderson 2012, program bimbingan dan konseling mengandung 4 empat komponen pelayanan yaitu: 1 Kurikulum Bimbingan dan