• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH DASAR DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

N/A
N/A
Siti Ananda

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH DASAR DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

DASAR DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING DOSEN PENGAMPU: ARMITA SARI, S.Pd,M.Pd

Oleh :

Siti Ananda Putri Amini Nim : 1203151028

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan inayah-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul

“Sejarah Bimbingan dan Konseling”.

Makalah ini di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar Dasar Bimbingan dan Konseling.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik &

saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita.

Stabat,19 September 2020

Siti Ananda Putri Amini Nim :1203151028

(3)

DAFTAR ISI

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU BIMBINGAN DAN KONSELING A. LATAR BELAKANG

Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan kita, mengingat bahwa Bimbingan dan Konseling adalah merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya. Hal ini sangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pendidikan itu adalah merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi-potensinya (bakat, minat, dan kemampuannya). Kepribadian menyangkut masalah perilaku atau sikap mental dan kemampuannya meliputi masalah akademik dan ketrampilan.

Tingkat kepribadian dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang adalah merupakan suatu gambaran mutu dari orang bersangkutan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Sejarah Bimbingan dan Konseling di Dunia Internasional?

2. Bagaimana Sejarah Bimbingan dan Konseling di Indonesia?

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Bimbingan dan Konseling di Dunia Internasional

Latar belakang perkembangan profesi konseling tidak dapat dipisahkan dari dua jalur penanganan terhadap masalah-masalah yang dihadapi masyarakat Barat, yaitu tradisi gangguan mental dan penanganan masalah- masalah pendidikan dan pekerjaan di sekolah.1

Evolusi profesi konseling dapat terlihat pada rangkaian perjalanan profesi ini yang disusun secara kronologis sebagai berikut :

1. Era Tahun 1900-1909 (Era Perintisan)

Tiga tokoh utama pada periode ini adalah Jesse B. Davis, Frank Parsons, dan Clifford Beers. Davis adalah orang pertama yang mengembangkan program bimbingan yang sistematis di sekolah-sekolah. Pada tahun 1907, sebagai pejabat yang bertanggung jawab pada the Grand Rapids (Michigan) school system, ia menyarankan agar guru kelas yang mengajar English Composition untuk mengajar bimbingan satu kali seminggu yang bertujuan untuk mengembangkan karakter dan mencegah terjadinya masalah. Sementara itu, Frank Parsons di Boston melakukan hal yang hampir sama dengan Davis. Ia memfokuskan pada program pengembangan dan pencegahan. Ia dikenal karena mendirikan Boston’s Vocational Bureau pada tahun 1908. Berdirinya biro ini mempresentasikan langkah maju diinstitusionalisasikannya bimbingan karier (vocational guidance).

Pada tahun yang sama ketika Frank Parsons mendirikan Vocational Bureau (1908), William Heyle juga mendirikan Community Psychiatric Clinic untuk pertama kalinya. Selanjutnya, The Juvenille Psychopathic institute didirikan untuk memberi bantuan kepada para pemuda di Chicago yang mempunyai masalah. Dalam keadaan tersebut terlibat pula para psikolog. Tentu saja tidak mungkin berbicara soal kesehatan mental tanpa melibatkan orang-orang yang cukup terkenal, seperti Sigmund Freud dan Joseph Breuer.2

1 Latipun, Psikologi Konseling, (Malang: Penerbitan UMM, 2006), hal. 23 2 Bimo walgito, Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta: Andi Offset, 2010), hal. 15

(6)

2. Era Tahun 1910-1970

Pada era ini konseling mulai diinstitusionalisasikan dengan didirikannya the National Vocational Guidance Association (NVGA) pada tahun 1913.

Selain itu, pemerintah Amerika Serikat mulai memanfaatkan pelayanan bimbingan untuk membantu veteran perang.3

Istilah bimbingan (guidance) ini kemudian menjadi label populer bagi gerakan konseling di sekolah-sekolah selama hampir 50 tahunan. Program bimbingan yang terorganisasikan mulai muncul dengan frekuensi tinggi di jenjang SMP sejak 1920-an, dan lebih intensif lagi di jenjang SMA dengan pengangkatan guru BK yang khusus dipisahkan untuk siswa laki-laki dan siswa perempuan. Titik inilah era dimulainya pemfungsian disiplin, kelengkapan daftar hadir selama satu tahun ajaran dan tanggung jawab administrasi lainnya. Akibatnya banyak program pendidikan dekade ini menitikberatkan pada upaya membantu siswa-siswa yang mengalami kesulitan akademis atau pribadi dengan mengirimkan mereka ke guru BK untuk mengubah perilaku atau memperbaiki kelemahan.

Selain jenjang SMP dan SMA, gerakan konseling untuk SD tampaknya juga dimulai di akhir dekade 1920-an hingga awal dekade 1930-an, dipicu oleh tulisan-tulisan dan kerja keras William Burnham yang menekankan peran guru untuk memajukan kesehatan mental anak yang memang banyak diabaikan diperiode tersebut.4

Pada dekade 1940-an ditandai munculnya teori konseling Non- Directive yang dipelopori oleh Carl Rogers. Ia mempublikasikan buku yang berjudul Counseling and Psychotherapy pada tahun 1942. Pada tahun 1950- an muncul pula berbagai organisasi konseling yaitu the American Personnel and Guidance Association (APGA). Selanjutnya disahkannya the National Defense Education Act (NDEA) pada tahun 1958. Undang-undang ini

3 Gantina Komalasari dkk, Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta: PT. Indeks, 2011), hal. 38-39

4 Robert L. Gibson dan Marianne H. Mitchell, Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal.

13-14

(7)

memberikan dana bagi sekolah untuk meningkatkan program konseling sekolah. Konseling mulai melakukan diversifikasi ke area yang lebih luas diawali pada tahun 1970. Konseling mulai berkembang di luar sekolah seperti di lembaga-lembaga komunitas dan pusat-pusat kesehatan mental.5

3. Era Tahun 1980-an

Dekade ini profesi konseling sudah mulai berkembang dengan munculnya standarisasi training. Pada tahun 1981 dibentuk the Council for Accreditation of Counseling and Related Educational Program (CACREP).

CACREP berfungsi untuk melakukan standarisasi pada program pendidikan konseling di tingkat master dan doktor pada bidang konseling sekolah, konseling komunitas, konseling kesehatan mental, konseling perkawinan dan keluarga, dan konseling di Perguruan Tinggi.

4. Era Tahun 1990-an

Pada akhir ke-19-an, spesialis psikiatri telah mendapat tempat berdampingan dengan spesialis pengobatan lain. Dengan makin stabilnya posisi psikiatri dalam penanganan gangguan psikologis atau yang lebih dikenal dengan sakit mental, muncullah psikiatri sebagai spesialisasi baru.

Spesialisasi baru ini dipelopori oleh Van Ellenberger Renterghem dan Van Eeden.6

Selama tahun 1980-an dan 1990-an, sejumlah permasalahan sosial mempengaruhi anak-anak yang pada gilirannya mengakselerasi pertumbuhan konseling SD. Isu-isu seperti penyalahgunaan obat, penganiayaan anak, pelecehan seksual dan pengabaian anak, plus

5 Gantina Komalasari dkk, Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta: PT. Indeks, 2011), hal. 39 6 Ibid., hal. 40

(8)

meningkatnya minat dan atensi, bagi pencegahannya, mengarah kepada pemandatan konseling SD.7

B. Sejarah Bimbingan dan Konseling di Indonesia

1. Sebelum Kemerdekaan

Masa sebelum kemerdekaan yaitu pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, kehidupan rakyat Indonesia berada dalam cengkeraman penjajah (Pendidikan diselenggarakan untuk kepentingan penjajah). Para siswa dididik untuk mengabdi demi kepentingan penjajah. Dalam situasi seperti ini upaya bimbingan sudah tentu diarahkan bagi perwujudan tujuan pendidikan masa itu yaitu menghasilkan manusia pengabdi penjajah. Akan tetapi, rasa nasionalisme rakyat Indonesia ternyata sangat tebal sehingga upaya penjajah banyak mengalami hambatan.

Rakyat Indonesia yang cinta akan nasionalisme dan kemerdekaan berusaha untuk memperjuangkan kemandirian bangsa Indonesia melalui pendidikan. Salah satu di antaranya adalah Taman Siswa yang dipelopori oleh K.H. Dewantara yang dengan gigih menanamkan nasionalisme di kalangan para siswanya. Dari sudut pandangan bimbingan hal tersebut pada hakikatnya adalah dasar bagi pelaksanaan bimbingan.

2. Dekade 40-an (Perjuangan)

Dalam bidang pendidikan, pada dekade ini lebih banyak ditandai dengan perjuangan merealisasikan kemerdekaan melalui pendidikan.

Masalah kebodohan dan keterbelakangan merupakan masalah besar dan tantangan yang paling besar bagi pendidikan pada saat itu. Tetapi yang lebih mendalam adalah mendidik bangsa Indonesia agar memahami dirinya

7 Robert L. Gibson dan Marianne H. Mitchell, Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 23

(9)

sebagai bangsa yang merdeka sesuai dengan jiwa Pancasila dan UUD 1945.

Hal ini pulalah yang menjadi fokus utama dalam bimbingan pada saat itu.

3. Dekade 50-an (Perjuangan)

Kegiatan bimbingan pada masa dekade ini lebih banyak tersirat dalam berbagai kegiatan pendidikan. Upaya membantu siswa dalam mencapai prestasi lebih banyak dilakukan oleh guru di kelas atau di luar. Akan tetapi, pada hakikatnya bimbingan telah tersirat dalam pendidikan dan benar-benar menghadapi tantangan dalam membantu siswa di sekolah agar dapat berprestasi meskipun dalam situasi yang amat darurat.

4. Dekade 80-an

Pada dekade 80-an ini bimbingan diupayakan agar mantap. Pemantapan terutama diusahakan untuk menuju kepada perwujudan bimbingan yang profesional. Dengan demikian, maka upaya-upaya dalam dekade 80-an lebih mengarah kepada profesionalisasi yang lebih mantap.

Pada saat ini, profesi konselor secara legal formal telah diakui dalam sistem pendidikan nasional. Konselor sekolah atau guru bimbingan dan konseling merupakan profesi yang sudah diakui keberadaannya di sekolah. Hal ini dapat dilihat pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru pada pasal 15 yang mengatakan bahwa guru bimbingan dan konseling atau konselor ad

Referensi

Dokumen terkait

Jadi dapat dikatakan bahwa kegiatan bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada sejumlah individu dalam bentuk

2016 ‘Analisis Usability Homepage Situs Web Perpustakaan Nasional Ri Menggunakan Metode Think-Aloud’, Jurnal Pustakawan Indonesia, 151–2.. Available at: