• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah bimbingan dan konseling. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah bimbingan dan konseling. docx"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara umum bimbingan dan konseling telah memiliki kedudukan yang sangat kuat. Setiap lembaga pendidikan selayaknya memiliki unit bimbingan dan konseling dalam upaya optimalisasi potensi pendidikan. Bimbingan konseling merupakan serangkaian program layanan yang diberikan kepada peserta didik agar mereka mampu berkembang lebih baik. Bimbingan konseling dilaksanakan disekolah-sekolah mulai dari tingkat dasar, bahkan pra sekolah sampai dengan tingkat tinggi.

Pada umumnya fungsi bimbingan konseling yang banyak dilaku-kan adalah fungsi penyembuhan. Sesungguhnya fungsi bimbingan dan konseling yang paling utama adalah pengembangan, yakni mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh individu. Bimbingan berpusat pada diri individu, berdasarkan pada kemampuan dan kebutuhan individu agar ia mampu mengatasi dirinya sendi-ri dan mengembangkan segenap kemampuan yang dimiliki. Maka Bimbingan Konseling memberikan layanan konsultasi yang merupakan salah satu jenis yanan dari sistem pola 17. Layanan konsultasi dan layanan mediasi merupakan la-yanan hasil pengembangan dari sistem pola 17.

(2)

17 bimbingan dan konseling. Oleh sebab itu, penulis menulis sebuah makalah yang bertajuk “Sistem Pola 17 Bimbingan dan Konseling”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.

1. Apa pengertian bimbingan dan konseling?

2. Apakah persamaan dan perbedaan bimbingan, konseling dan penyuluhan? 3. Apa yang termasuk ruang lingkup bimbingan dan konseling?

4. Apa sifat-sifat bimbingan dan konseling?

5. Apa yang termasuk prinsip-prinsip bimbingan dan konseling? 6. Apakah fungsi bimbingan dan konseling?

7. Apa asas- asas bimbingan dan konseling? 8. Apa tujuan bimbingan dan konseling?

9. Apakah yang dimaksud dengan sistem pola 17 bimbingan dan konseling? 10. Bagaimana sistem pola 17 dalam bidang garapan?

11. Bagaimana layanan kegiatan bimbingan dan konseling dalam sistem pola 17? 12. Bagaimana kegiatan pendukung bimbingan dan konseling dalam sistem pola

17?

C. Tujuan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun den-gan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. pengertian bimbingan dan konseling;

2. persamaan dan perbedaan bimbingan, konseling dan penyuluhan; 3. ruang lingkup bimbingan dan konseling;

4. sifat-sifat bimbingan dan konseling; 5. prinsip-prinsip bimbingan dan konseling; 6. fungsi bimbingan dan konseling;

7. bimbingan dan konseling; 8. tujuan bimbingan dan konseling;

9. sistem pola 17 bimbingan dan konseling;

10. bidang garapan sistem pola 17 bimbingan dan konseling; 11. jenis layanan kegiatan sistem pola 17 bimbingan dan konseling; 12. kegiatan pendukung dalam sistem pola 17 bimbingan dan konseling. D. Kegunaan Makalah

(3)

pengembangan konsep sistem pola 17 bimbingan dan konseling. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khusus-nya tentang konsep sistem pola 17 bimbingan dan konseling;

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Wawasan Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan asal katanya dari to guide kemudian menjadi guidance yang mana bimbingan disini diberikan kepada orang atau sekelompok orang yang mengalami maladjusmen, yaitu kegoncangan pribadi, konflik batin, salah aturan stress dan lain-lain. Sedangkan menurut para ahli, bimbingan adalah arahan, tuntunan, pertolongan, yang diberikan kepada individu atau kelompok individu dalam menghindari atau mengatasi ke-sulitan hidupnya sesuai dengan perkembangan pribadinya agar supaya menyesuaikan dirinya untuk kesejahteraan hidupnya.

Konseling diambil dari bahasa Inggris counseling dulu diter-jemahkan dengan penyuluhan (bersifat umum), sekarang diartikan konsel-ing itu sendiri (bersifat spesifik mengenai kejiwaan). Pelayanan konselkonsel-ing merupakan jantung hati dari usaha layanan bimbingan secara keseluruhan (counseling is the heart of guidance program). Konseling adalah bantuan pertolongan, tuntunan yang di berikan kepada seseorang untuk mengatasi kesulitan atau masalah secara langsung berhadapan muka atau face to face relation untuk mencapai kesejahteraan hidup.

2. Persamaan dan Perbedaan Bimbingan, Konseling, dan Penyuluhan a. Persamaan Bimbingan Dan Konseling

Persamaan bimbingan dan konseling adalah sama-sama memberikan pertolongan untuk kesejahteraan.

b. Perbedaan Bimbingan Dan Konseling

(5)

2) Bimbingan belum punya masalah, konseling sudah ada masalah 3) Bimbingan menitikberatkan pada preventif sedangkan konseling

menitikberatkan pada kuratif

4) Konseling dilaksanakan secara berhadapan muka atau individual sedangkan bimbingan tidak

c. Persamaan Penyuluhan Dan Konseling

Pesamaan penyuluhan dan konseling adalah sama-sama memberikan pertolongan untuk kesejahteraan

d. Perbedaan Penyuluhan Dan Konseling

1) Penyuluhan tergantung kepada penyuluh, sedangkan konseling itu inisiatif dari klien

2) Penyuluhan bersifat umum yang berlaku di Indonesia, sedangkan konseling khusus di bidang psikologi dan pendidikan

3) Program penyuluhan sudah ditentukan oleh pemerintah atau in-stansi, sedangkan konseling dimusyawarahkan oleh klien dan kon-selor

4) Penyuluhan bersifat masal, sedangkan konseling bersifat individual 3. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling

a. Ruang lingkup dari segi pelayanan

1) Pelayanan Bimbingan Konseling di Sekolah

2) Pelayanan Bimbingan Dan Konseling di Luar Sekolah

b. Ruang lingkup dari segi sasaran

1) Perorangan / individual

2) Kelompok

c. Ruang lingkup dari segi

1) Bimbingan konseling pendidikan: siswa, prestasi, pergaulan dll.

(6)

d. Ruang lingkup dari segi sosial budaya

Layanan bimbingan dan konseling tidak hanya untuk peserta didik yang mempunyai masalah saja akan tetapi, layanan bimbingan dan konseling juga untuk peserta didik yang tidak mempunyai permasala-han.

Mengingat Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembela-jaran dalam konteks adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam kon-teks memandirikan peserta didik.

4. Sifat-Sifat Bimbingan Dan Konseling

a. Bimbingan preventif (pencegahan), yaitu bimbingan yang diberikan kepada siswa atau sekelompok siswa yang belum mempunyai masalah. b. Bimbingn kuratif (pengobatan), yaitu suatu bimbingan yang diberikan kepada seseorang siswa atau sekelompok siswa yang sudah mempun-yai masalah secara face to face relation.

c. Bimbingan persevaratif (pemeliharan), yaitu suatu bimbingan yang diberikan kepada seseorang siswa atau sekelompok siswa yang sudah baik dan sudah mempunyai prestasi.

5. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling

a. Diberikan kepada individu yang sedang berada dalam proses berkem-bang . Ini berarti bahwa bantuan yang diberikan kepada siswa harus bertolak dari perkembangan dan kebutuhan siswa.

(7)

se-cara menyeluruhdan menjadikan perkembangan dan kebutuhan siswa tersebut sebagai salah satu dasar bagi penyusunan program bimbingan disekolah.

c. Dilaksanakan dengan mempedulikan semua segi perkembangan siswa, prinsip ini mengandung arti bahwa dalam bimbingan semua segi perkembangan siswa, baik fisik, mental, social, emosional, maupun moral-spiritual dipandang sebagai satu kesatuan dan saling berkaitan. d. Berdasarkan kepada kemampuan individu untuk menentukan pilihan.

Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap siswa memiliki kemam-puan untuk menentukan pilihansendiri tentang apa yang akan dia lakukan. Pembimbing tidak memilihkan sesuatu untuk siswa melainkan membantu mengembangkan kemampuan siswa untuk melakukan pilihan.

e. Bagian terpadu dari proses pendidikan. Proses pendidikan bukanlah proses perkembangan asfek intelektual semata, proses pendidikan bukanlah proses pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa. Ini berarti bahwa didalam praktik, pendidikan tidak cukup hanya melak-sanakan proses pembelajaran yang lebih banyak terfokus kepada mem-bantu siswa menguasai pengetahuan secara intelektual, melainkan, juga harus disertai dengan pengembangan aspek lain, seperti keter-ampilan social, kecerdasan emosional, disiplin diri, pemahaman nilai, sikap dan kebiasaan belajar.

(8)

dirinya kepada tujuan yang realistic, dan mencapai tujuan yang realis-tic itu sesuai dengan kemampuan diri dan peluang yang diperoleh. 6. Fungsi Bimbingan Dan Konseling

a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengem-bangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif

b. Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin ter-jadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh seli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada kon-seli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).

(9)

teamworkberkolabo-rasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya.

d. Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian ban-tuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digu-nakan adalah konseling, dan remedial teaching. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.

7. Asas- asas bimbingan dan konseling

Penyelengaraan bimbingan dan konseling selain harus memper-hatikan aspek, fungsi dan prinsip juga dituntut untuk mempedulikan beber-apa asas yang mendaasari kinerja pembimbing atau konselor dalam pelak-sanaan tugasnya. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut.

a. Asas kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakanya segenap data dan keterangan tentang konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin. b. Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

(10)

Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengem-bangkan kesukarelaan tersebut.

c. Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghen-daki agar konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengem-bangkan keterbukaan konseli (konseli). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri konseli yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan. Agar konseli da-pat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.

d. Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong konseli untuk aktif dalam se-tiap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.

(11)

hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli.

f. Asas kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah per-masalahan konseli dalam kondisinya sekarang. Pelayanan yang berke-naan dengan “masa depan atau kondisi masa lampau pun” dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.

g. Asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghen-daki agar isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.

h. Asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghen-daki agar berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koor-dinasi segenap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

(12)

dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peratu-ran, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang da-pat dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan konseli memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.

j. Asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Kepro-fesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam penyeleng-garaan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.

k. Asas alih tangan kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli mengalihtangankan permasalahan itu kepada pi-hak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan ka-sus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain ; dan demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.

(13)

Tujuan bimbingan dan konseling merupakan perny-ataan yang menggambarkan kualitas perilaku atau pribadi peserta didik yang diharapkan berkembang melalui berba-gai strategi layanan kegiatan yang diberikan. Adapun tu-juan bimbingan dan konseling, diantaranya sebagai berikut.

a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkemban-gan karir serta kehidupannya dimasa yang akan datang. b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang

dimilikinya seoptimal mungkin.

c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya.

d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja (Juntika, 2002). e. Memiliki kemampuan menginternalisasi nilai-nilai yang

terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya.

B. Sistem Pola 17 Bimbingan Dan Konseling

Sejak tahun 1993 penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan Kon-seling (BK) memperoleh perbendaharaan istilah baru yaitu BK Pola-17. Hal ini memberi warna tersendiri bagi bidang garapan, jenis layanan dan kegiatan pendu-kung BK di jajaran pendidikan dasar dan menengah.

(14)

da-lam melayani kliennya dengan terprogram secara efektif apabila kurang atau tidak didukung faktor lain, misalnya faktor pengalaman bekerja. Layanan konseling di-berikan kepada peserta didik untuk belajar dengan efektif. Efektivitas konseling dapat tercapai bila seorang konselor atau guru pembimbing melaksanakan pola 17. Butir-butir pokok pola 17 BK adalah sebagai sebagai berikut:

SISTEM POLA 17 BIMBINGAN DAN KONSELING

4 BIDANG GARAPAN 9 LAYANAN KEGIATAN 4 KEG. PENDUKUNG

1. Bimbingan Pribadi 2. Bimbingan Sosial 3. Bimbingan Belajar 4. Bimbingan Karier

5. Layanan Orientasi 6. Layanan Informasi 7. Layanan Penempatan

Dan Penyaluran 8. Layanan

Pembela-jaran

9. Layanan Konseling Perorangan

10. Layanan Bimbingan Kelompok

11. Layanan Dengan Ko-tak Konsultasi

12. Layanan Konferensi Kasus

13. Layanan Dengan Pa-pan Bimbingan

14. Aplikasi Instrumen-tasi

15. Himpunan Data 16. Kunjungan Rumah 17. Alih Tangan Kasus

(15)

Ditinjau dari segi masalah yang dihadapi para peserta didik, bidang garapan bimbingan di sekolah mencakup 4 bidang berikut:

1. Bimbingan Pribadi

Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan kon-seling di SMP, SMA /SMK membantu peserta didik menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, mantap dan mandiri, serta sehat jasmani dan rohani. Bidang ini da-pat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:

a. pemantapan sikap dan kebiasaan seta pengembangan wawasan dalam beri-man dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya un-tuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan prodiktif, baik dalm kehidupan se-hari-hari maupun untuk peranannya dimasa depan.

c. pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengmbangannya pada atau melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.

d. pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaaha-usaha penang-gulangannya

e. pemantapan kemampuan mengambil keputusan .

f. pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusaana yang telah diambilnya.

g. pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik se-cara rohaniah maupun jasmaniah.

2. Bimbingan Sosial

Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konsel-ing di SMP, SMA /SMK membantu peserta didik mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang dilandasi budi pekerti luhur, tanggung-jawab kemasyarakatan dan kenegaraan.

Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:

(16)

b. pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta be-rargumentasi secara dinamis, kreatif, dan produktif.

c. pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat luas denga menjunjung tinggi tata karma, sopan santun serta nilai-nilai agama, adat, hokum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku.

d. pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan produktif dengan te-man sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah yang lain, di luar seko-lah, maupun di masyarakat pada umumnya.

e. pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelak-sanaannya secara dinamis dan bertanggungjawab.

f. orientasi tentang hidup berkeluarga.

3. Bimbingan Belajar

Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan dan konsel-ing di SMP,SMA /SMK membantu peserta didik mengembangkan diri, sikap dan kebiasaaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keter-ampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:

(17)

keter-ampilan belajar, mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan menjalani pro-gram penilaian hasil belajar.

b. pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok.

c. pemantapan penguassaan materi program belajar di sekolah menengah umum sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.

d. pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik,sosial dan budaya yang ada disekolah, lingkungan sekitar, dan masyarakat untuk pengemban-gan pengetahuan dan kemampuan,serta pengembanpengemban-gan pribadi.

e. orientasi belajar di sekolah sambungan/perguruan tinggi.

4. Bimbingan Karier

Dalam bidang bimbingan karier, pelayanan bimbingan dan konsel-ing di SMP, SMA/SMK membantu peserta didik merencanakan dan mengem-bangkan masa depan karier.

Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok sebagai berikut:

a. pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.

b. pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya karier yang hendak di kembangkan.

c. orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh peng-hasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

d. orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.

D. Jenis Layanan Kegiatan

(18)

1. Layanan Orientasi

Pelayanan orientasi, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru.

Materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai cara, yaitu meliputi hal berikut:

a. sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya b. kurikulum yang sedang berlaku

c. penyelenggaraan pengajaran

d. kegiatan belajar klien yang diharapkan e. sistem penilaian, ujian, dan kenaikan kelas

f. fasilitas-fasilitas sumber belajar yang ada (seperti ruang kelas, laborato-rium, perpustakaan, ruang praktek)

g. fasilitas penunjang (sarana olahraga dan rekreasi, pelayanan kesehatan, pelayanan bimbingan dan konseling, kafetaria, dan tata usaha)

h. staf pengajar dan tata usaha i. hak dan kewajiban peserta didik j. organisasi peserta didik

(19)

l. organisasi sekolah secara menyeluruh

2. Layanan Informasi

Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbagai cara, yaitu meliputi hal berikut.

a. Informasi pengembangan pribadi b. Informasi pendidikan

c. Informasi jabatan

d. Informasi kehidupan keluarga, sosial kemasyarakatan, keberagamabn, sosial budaya, dan lingkungan

1) Langkah-Langkah Penyajian Informasi a) Langkah Persiapan

(1) Menetapkan tujuan dan isi informasi termasuk alasan-alasannya (2) Mengidentifikasikan peserta didik yang akan menerima informasi (3) Mengetahui sumber-sumber informasi

(4) Menetapkan teknik penyampaian informasi (5) Menetapkan jadwal dan waktu kegiatan (6) Menetapkan ukuran keberhasilan b) Langkah Pelaksanaan

(1) Usahakan tetap menarik minat dan perhatian para peserta didik. (2) Berikan informasi secara sistematis dan sederhana sehingga jelas

isi dan manfaatnya.

(3) Berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan peserta didik sehari – hari.

(20)

(5) Bila menggunakan teknik langsung atau tidak langsung usahakan tidak terjadi kekeliruan.

(6) Usahakan selalu kerja sama dengan guru bidang studi dan wali ke-las.

c) Langkah Evaluasi

Konselor hendaknya mengevaluasi setiap kegiatan penyajian infor-masiuntuk mengetahui sampai seberapa jauh peserta didik mampu menangkap informasi. Manfaat dari langkah informasi ini, diantaranya adalah:

(1) konselor mengetahui hasil pemberian informasi. (2) konselor mengetahui efektivitas suatu teknik.

(3) konselor mengetahui apakah persiapannya sudah cukup matang atau masih banyak kekurangannya.

(4) konselor mengetahui kebutuhan klien.

(5) bila dilakukan evaluasi, peserta didik merasa perlu memperhatikan lebih serius, supaya timbul sikap positif dan menghargai isi infor-masi yang diterimanya.

2) Kriteria Penilaian Keberhasilan Pelayanan Penyajian Informasi

a) Jika para peserta didik telah dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya yang baru.

b) Jika para peserta didik telah memperoleh sebanyak mungkin sumber informasi tentang: cara belajar, informasi sekolah sambungan, infor-masi pemilihan jurusan/program.

3. Layanan Penempatan dan Penyaluran

Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat.

Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan penempatan/penyaluran ialah fungsi pencegahan dan pemeliharaan. Materi yang dapat diangkat melalui penempatan dan penyaluran ada berbagai macam, yaitu meliputi.

a. Penempatan dan penyaluran peserta didik di sekolah 1) Pelayanan penempatan dalam kelas

2) Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar 3) Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam kegiatan

kurikuler/ek-strakurikuler

(21)

b. Pelayanan penempatan dan penyaluran lulusan

1) Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan sambun-gan/lanjutan

2) Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam jabatan/pekerjaan 4. Layanan Pembelajaran

Layanan pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien/konseli) mengembangkan diri berke-naan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya. Pelayanan pembelajaran dimaksudkan untuk memu-ngkinkan peserta didik memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan ke-cepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan pembelajaran ialah fungsi pemeliharaan dan pengem-bangan. Materi yang dapat diangkat melalui layanan pembelajaran, yaitu meliputi hal berikut:

a. pengenalan peserta didik yang mengalami masalah belajar tentang kemam-puan, motivasi, sikap, dan kebiasaan belajar.

b. pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik.

c. pengembangan keterampilan belajar: membaca, mencatat, bertanya dan menjawab, dan menulis.

d. pengajaran perbaikan. e. program pengayaan.

5. Layanan Konseling Perorangan (Individual)

(22)

pen-gentasan permasalahan pribadi yang dideritanya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh pelayanan konseling perorangan ialah fungsi pengentasan.

a. Macam-Macam Pendekatan dalam Konseling

Ada beberapa bentuk pendekatan dalam penyuluhan yang telah dikembangkan, diataranya:

1) psikoanalitik

2) eksistensial-humanitik

3) klien-sentered dan/atau klinikal 4) gestalt

5) analisis transaksional 6) tingkah laku

7) rasional-emotif 8) realitas

9) pendekatan yang akan diuraikan selanjutnya dalam praktik adalah kon-seling klinikal

b. Langkah-Langkah Konseling Klinikal 1) Langkah analisis

Langkah analisis adalah kegiatan penghimpunan data tentang pe-serta didik yang berkenaan dengan bakat, minat, motif, kesehatan fisik, kehidupan emosional, dan karakteristik yang dapat menghambat atau mendukung penyesuaian diri peserta didik.

2) Langkah sintesis

Sintesis adalah langkah yang menghubungkan dan menrangkum data. Ini berarti bahwa dalam langkah sintesis, penyuluhan mengorgan-isasikan dan merangkum data sehingga tampak dengan jelas gejala-ge-jala atau keluhan-keluahan peserta didik. Rangkuman ini haruslah dibuat berdasarkan data yang diperoleh dalam langkah analisis.

3) Langkah diagnosis

Diagnosis adalah langkah menemukan masalahnya atau mengiden-tifikasi masalah. Langkah ini mencakup proses interpretasi data dalam kaitannya dengan gejala-gejala masalah, kekuatan dan kelemahan pe-serta didik.

(23)

Prognosis adalah suatu langkah mengenai alternative bantuan yang dapat diberikan kepada peserta didik sesuai dengan masalah yang di-hadapi sebagaimana ditemukan dalam langkah diagnosis.

5) Langkah konseling

Langkah konseling adalah pemeliharaan yang berupa inti dari pelaksanaan konseling yang meliputi berbagai bentuk usaha, di-antaranya menciptakan hubungan baik (rapport) antara konselor den-gan peserta didik, menafsirkan data, memberikan berbagai iinformasi, serta merencanakan berbagai bentuk kegiatan bersama peserta didik. 6) Tindak lanjut

Tindak lanjut adalah langkah penentuan efektif tidaknya suatu us-aha konseling yang telah dilaksanakan. Langkah ini membantu peserta didik kembali memecahkan masalah-masalah baru yang berkaitan den-gan masalahnya semula.

6. Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan kon-seling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber ter-tentu dan membahas secara bersama-sama pokok bahasan terter-tentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan un-tuk perkembangan dirinya baik secara individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau tindakan tertentu. 7. Layanan Dengan Kotak Konsultasi

(24)

8. Layanan Konferensi Kasus

Konferensi kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan kon-seling untuk membahas permasalahan yang dialami klien dalam suatu perte-muan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasala-han tersebut. Konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.

Kasus yang telah ditetapkan oleh guru pembimbing, ada yang bisa dipecahkan secara tuntas dengan hanya melalui penanganan konselor sekolah, tetapi banyak pula kasus-kasus yang belum bisa ditangani sendiri yang sangat memerlukan campur tangan dari personel lain. Teknik-teknik bantuan yang akan diberikan, dibicarakan dalam suatu pertemuan yang disebut dengan kon-ferensi kasus atau case conference.

9. Layanan dengan Papan Bimbingan

Layanan dengan papan bimbingan, yaitu suatu bentuk papan yang dipasang pada tempat strategis di sekolah yang berisi materi bimbingan yang dapat dibaca dan diamati oleh peserta didik. Materi bimbingan disusun oleh guru pembimbing dan dipasang serta diganti pada periode tertentu.

Untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling diper-lukan factor/kegiatan pendukung. Kegiatan ini pada umumnya tidak ditujukan secara langsung untuk memecahkan masalah peserta didik, melainkan untuk memperoleh data dan/atau keterangan lain yang akan membantu keberhasilan pelayanan.

(25)

Aplikasi instrument adalah kegiatan pendukung untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik, keterangan tentang lingkungannya, dan lingkungan yang lebih luas.

Data dan keterangan yang perlu dikumpulkan melalui aplikasi in-strumentasi bimbingan dan konseling pada umumnya meliputi.

a. Instrument tes 1) tes intelegensi 2) tes bakat 3) tes kepribadian 4) tes hasil belajar 5) tes diagnostik b. Instrumen non tes

1) Catatan anekdot 2) Angket/kuisioner 3) Daftar cek 4) Sosiometri 5) Inventori

2. Himpunan Data

Penyelenggaraan himpunan data, yaitu kegiatan pendukung untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.

(26)

3. Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasala-han klien melalui kunjungan ke rumahnya.

Data/keterangan yang diperoleh dari kunjungan rumah meliputi. a. Kondisi rumah tangga dan orang tua,

b. Fasilitas belajar yang ada di rumah, c. Hubungan antar anggota keluarga, d. Sikap dan kebiasaan anak di rumah, e. Pendapat anggota keluarga terhadap klien,

f. Komitmen anggota keluarga dalam perkembangan klien dan pengentasan masalah klien.

4. Alih Tangan Kasus

Alih tangan kasus yaitu, kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lainnya.

Di sekolah, ahli tangan kasus dapat diartikan bahwa guru mata pelajaran atau staf sekolah lainnya, atau orang tua mengalihtangankan peserta didik yang bermasalah kepada guru pembimbing. Sebaliknya, bila guru pem-bimbing juga dapat mengalihtangankan peserta didik kepada guru mata pela-jaran atau kepada orang yang lebih ahli terhadap kebutuhan peserta didik.

(27)

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian bab sebelumnya penulis dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut.

1. Wawasan bimbingan dan konseling

a. Pengertian bimbingan dan konseling

Bimbingan adalah arahan, tuntunan, pertolongan, yang diberikan kepada individu atau kelompok individu dalam menghindari atau men-gatasi kesulitan hidupnya sesuai dengan perkembangan pribadinya agar supaya menyesuaikan dirinya untuk kesejahteraan hidupnya. Konseling adalah bantuan pertolongan, tuntunan yang di berikan kepada seseorang untuk mengatasi kesulitan atau masalah secara lang-sung berhadapan muka atau face to face relation untuk mencapai kese-jahteraan hidup.

b. Persamaan dan perbedaan bimbingan, konseling dan penyuluhan 1) Persamaan bimbingan dan konseling adalah sama-sama

mem-berikan pertolongan untuk kesejahteraan.

2) Perbedaan bimbingan dan konseling adalah konseling itu meru-pakan salah satu teknik bimbingan karena bimbinga lebih luas dari konseling

(28)

e. Perbedaan penyuluhan dan konseling adalah kalau penyuluhan tergan-tung kepada penyuluh, sedangkan konseling itu inisiatif dari klien. Penyuluhan bersifat umum yang berlaku di Indonesia, sedangkan kon-seling khusus di bidang psikologi dan pendidikan. Penyuluhan bersifat masal, sedangkan konseling bersifat individual

c. Ruang lingkup bimbingan dan konseling

1) Ruang lingkup dari segi pelayanan: pelayanan bimbingan kon-seling di sekolah dan di luar sekolah

2) Ruang lingkup dari segi sasaran: perorangan / individual dan kelompok

3) Ruang lingkup dari segi: bimbingan konseling pendidikan dan karir

4) Ruang lingkup dari segi sosial budaya

d. Sifat-sifat bimbingan dan konseling yaitu: bimbingan preventif, ku-ratif, dan persevaratif.

e. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling

Pada dasarnya bimbingan dan konseling diberikan kepada individu yang dalam masa perkembangan ataupun semua orang dengan mem-perhatikan segi perkembangan.

f. Fungsi bimbingan dan konseling, yaitu: fungsi pemahaman, preventif, pengembangan, dan penyembuhan.

(29)

h. Tujuan bimbingan dan konseling

1) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya dimasa yang akan datang.

2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.

3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya. 4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi

dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pen-didikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja (Juntika, 2002).

5) Memiliki kemampuan menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkemban-gan yang harus dikuasainya

2. System pola 17 bimbingan dan konseling merupakan serangkaian program la-yanan yang diberikan kepada peserta didik agar mereka mampu berkembang lebih baik. System pola 17 ini terbagi ke dalam 3 bagian:

a. 4 bidang garapan;

b. 9 jenis layanan kegiatan bimbingan dan konseling; dan c. 4 kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

(30)

4. Layanan kegiatan bimbingan dan konseling ada Sembilan jenis, yaitu: layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan pembelajaran, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan dengan kotak konsultasi, layanan konferensi kasus, dan yang terakhir layanan dengan papan bimbingan.

5. kegiatan pendukung bimbingan dan konseling ada empat, yaitu aplikasi instru-men, himpunan data, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.

B. Saran

Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran seba-gai berikut.

1. Kita hendaknya menguasai konsep sistem pola 17 bimbingan dan konseling kepada peserta didik agar mereka mampu berkembang lebih baik.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Daud, A. (N.D.). Retrieved Desember 25, 2013, From

http://abudaud2010.blogspot.com/2010/10/layanan-konsultasi.html?m=1

Puspita, A. (2013, Februari 25). Dipetik Desember 22, 2013, dari

anggipuspita1.wordpress.com/2013/02/25/9/: http://anggipuspita1.wordp-ress.com

SINGAJAYA, S. 1. (2010). Retrieved Desember 25, 2013, From http://smpn1sin-gajaya.wordpress.com/bimbingan-dan-konseling/

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan Bimbingan itu kebih luas, dan Konseling merupakan alat yang paling penting dari usaha pelayanan Bimbingan. Pendapat yang sama juga dijelaskan oleh Nana Syaodih

Bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan,

Sebutkan 3 cara untuk menghindari pergaulan remaja yang tidak baik!. Bimbingan Konseling

Selesai mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan konsep bimbingan dan konseling mencakup pengertian, prinsip, azas, dan fungsi bimbingan dan

Karena layanan bimbingan dan konseling tidak hanya untuk pelajar yang memiliki masalah, tetapi pengembangan layanan bimbingan dan konseling ditujukan untuk semua siswa sehingga

Kegiatan PkM untuk memberikan pelatihan kepada guru bimbingan konseling dalam penyusunan program untuk meningkatkan layanan bimbingan konseling dapat terselenggara dengan

Karena layanan bimbingan dan konseling tidak hanya untuk pelajar yang memiliki masalah, tetapi pengembangan layanan bimbingan dan konseling ditujukan untuk semua siswa sehingga

Bimbingan konseling di Pesantren Dzikrussyifa’ Asma’ Berojomusti, dalam proses bimbingan konseling yang menjadi pendukung dan penghambat diantarannya: kesiapan pecandu