LATIAHAN UJIAN TENGAH SEMESTER BIMBINGAN DAN KONSELING Nama : Susi Sakinah
Kelas : 2D
NIM : 2108130016
1.
a. Peranan dan tugas guru terkait dengan pasal 1 (1), pasal 3 dan pasal 4 (3) UU No 20 than 2003
Melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Mendidik siswa agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, pengendalian diri, kecerdasan, ahlak mulia.
Mendidik siswa agar dapat memiliki keterampilan yang sesuai dengan kadaan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menyelenggarakan proes belajar mengajar dengan prinsip demokrastis dan berkeadilan. Artinya setiap warga Negara Indonesia mempunyai hak untuk mengenyam pendidikan.
Menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik bagi peserta didik, seperti membudayakan membaca, menulis dan berkreasi.
b. Perbedaan keunikan tugas guru dan keterkaitan pelayanan konselor dalam mengembangkan potensi peserta didik.
Dimensi Guru Konselor
1. Wilayah gerak Khususnya sistem pendidikan formal
Khususnya system pendidikan formal 2. Tujuan umum Pencapaian tujuan pendidikan
nasional
Pencapaian tujuan pendidikan nasional 3. Konteks tugas Pembelajaran yang mendidik
melalui mata pelajaran dengan
scenario guru
Fokus kegiatan Pengembangan kemampuan penguasaan bidang studi dan masalah-maslahnya
Pengembangan potensi diri bidang pribadi, social, belajar karier, dan masalah-maslahnya.
Hubungan kerja Alih tangan (referral) Alih tangan (referral) 4. Target
intervensi
Individual Minim Utama
Kelompok Pilihan strategis Pilihan strategis
Klasikal Utama Minim
unsur-unsurnya saling terkait (ipsatif)
Pendekatan umum
Pemanfaatan instructional effect & nurturant effect melalui pembelajaran yang mendidik.
Pengenalan diri dan lingkungan oleh konseli dalam rangka pengatasan maslah pribadi, social, belajar, dan karier. Scenario tindakan merupakan hasil transaksi yang merupakan keputusan konseli.
Perencanaan tidak intervensi
Kebutuhan belajar ditetapkan terlebih dahulu untuk ditawarkan kepada peserta didik.
Kebutuhan pengembangan diri ditetapkan dalam proses transaksional oleh konseli, difasilitasi oleh konselor. Pelaksana
tindak intervensi
Penyesuaian proses berdasarkan respons ideosinkratik peserta didik yang lebih terstruktur.
Penyesuaian proses berdasarkan respons ideosinkratik konseli dalam transaksi makna yang lebih lentur dan terbuka.
2.
dalam menyelenggarakan pendidikan dalam setting formal. Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting bahkan perlu, sebab dengan layanan BK di sekolah yang mengacu pada pengembangan diri, peserta didik akan dapat berkembang secara optimal dalam melaksanakan tugas perkembangannya.
b. Bimbingan konseling komprehensif adalah serangkaian kegiatan atau aktivitas yang dirancang oleh konselor untuk membantu klien dalam upaya untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Karena perkembangan siswa bersifat fluktatif, maka untuk membantu kondisi seperti itu perlu diberikan layanan bimbingan konseling yang komprehensif. Bimbingan dan konseling yang komprehensif merupakan upaya untuk memberikan bantuan secara utuh yang melibatkan konselor, pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, staff administrasi, orang tua, dan masyarakat.
c. Bimbingan belajar perlu dilakukan oleh guru guna:
kepentingan efektivitas dan efisiensi pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah,
menumbuh kembangkan potensi peserta didik dan penanaman ketertarikan terhadap mata pelajaran-aktivitas yang berkaitan erat dengan suatu profesi.
d. Prosedur bimbingan belajar: 1) Identifikasi kasus
Identifikasi kasus merupakan upaya untuk menemukan siswa yang diduga memerlukan layanan bimbingan belajar. Robinson dalam Abin Syamsudin (2003) memberikan beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi siswa yang diduga membutuhkan layanan bimbingan belajar, yakni:
Call them approach; melakukan wawancara dengan memanggil semua siswa secara bergiliran.
Maintain good relationship; menciptakan hubungan yang baik penuh keakraban sehingga tidak terjadi jurang pemisah antara guru dengan siswa.
Melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa. Melakukan analisis sosiometris.
2) Identifikasi masalah
Langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa. Dalam konteks proses belajar mengajar, permasalahn siswa dapat berkenaan dengan aspek:
Substansial-material Structural-fungsional Behavioral
Personality. 3) Diagnosis
Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan factor-faktor penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya masalah siswa. W.H. burton membagi ke dalam dua factor (penyebab kegagalan siswa):
Factor intern; factor yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti: kodisi jasmani dan kesehatan, kecerdasan, bakat, kepribadian, emosi, sikap serta kondisi-kondisi psikis lainnya.
Factor eksternal, seperti: lingkungan rumah, lingkungan sekolah termasuk di dalamnya factor guru dan lingkungan social dan sejenisnya.
4) Prognosis
Langkah ini untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami siswa masih mungkin untuk diatasi serta menentukan berbagai alternative pemecahannya.
5) Remedial atau referral (Alih tangan kasus)
Jika jenis dan sifat serta sumber permaslahannya masih berkaitan dengan system pembelajaran dan masih berada dalam kesanggupan dan kemampuan guru atau guru pembimbing, pemberian bantuan bimbingan dapat dilakukan oleh guru atau guru pembimbing itu sendiri. Namun, jika permasalahnnya menyangkut aspek-aspek kepribadian yang lebih mendalam dan lebih luas maka selayaknya tugas guru atau guru pembimbing sebatas hanya membuat rekomendasi kepada ahli yang lebih kompeten.
6) Evaluasi dan follow up
pemecahan masalah yang dihadapi siswa.depdiknas telah memberikan kriteria-kriteria keberhasilan layanan bimbingan belajar, yaitu:
Berkembangnya pemahaman baru yang diperoleh siswa berkaitan dengan maslah yang dibahas.
Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui layanan.