• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode dan Teknik Penelitian Bahasa dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Metode dan Teknik Penelitian Bahasa dan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penelitian bahasa dan sastra merupakan penelitian yang dilakukan dengan sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis terhadap objek sasaran yang berupa bahasa dan sastra.1 Penelitian terhadap objek sasaran yang berupa bahasa dan sastra harus dilakukan

secara sistematis maksudnya bahwa penelitian bahasa dan sastra harus dilaksanakan secara sistemik dan terencana. Sebuah penelitian bahasa dan sastra dimulai dari mengidentifikasi masalah yang terkait dengan objek kajian bahasa dan sastra,

menghubungkan masalah tersebut dengan teori-teori linguistik dan sastra, menyediakan data, menganalisis data, hingga menyajikan hasil penelitian.

Penelitian bahasa dan sastra juga merupakan penelitian yang terkontrol. Maksudnya bahwa setiap aktivitas yang dilakukan dalam setiap tahapan penelitian itu dapat dikontrol baik dalam hal proses pelaksanaan kegiatannya maupun hasil yang dicapai dalam penelitian. Hal ini memungkinkan pakar lain yang berminat melakukan hal yang sama untuk menguji kembali hasil yang dicapai dari penelitian yang pernah dilakukan. Sifat terkontrol ini juga tampak dalam penggunaan metode dan teknik penelitian. Penggunaan metode dan teknik penelitian memiliki dasar logika pemilihan yang dikaitkan dengan sasaran yang hendak dicapai.

Penelitian bahasa dan sastra yang bersifat empiris bermakna bahwa fenomena lingual yang menjadi objek penelitian bahasa dan media dalam karya sastra merupakan fenomena yang benar-benar hidup dalam pemakaian bahasa. Adapun yang dimaksudkan dengan penelitian bahasa dan sastra yang bersifat kritis maksudnya bahwa kritis dalam mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan bahasa dan sastra serta kritis terhadap hipotesis-hipotesis yang muncul dalam penelitian bahasa dan sastra.

Dalam penelitian bahasa dan sastra khususnya penelitian bahasa dan sastra Arab, masalah metode dan teknik penelitian perlu mendapatkan perhatian yang serius.

Penelitian bahasa dan sastra Arab merupakan wilayah garap yang unik dibandingkan dengan bidang humaniora yang lain sehingga memerlukan kejelian, taktik, metode, dan teknik yang spesifik pula.

(2)

Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan dalam rangka mencapai tujuan yang ditentukan.2 Dalam penelitian bahasa dan

sastra, metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang dipilih peneliti dalam melaksanakan penelitian. Metode menyangkut cara operasional dalam penelitian dan mengandung langkah-langkah penelitian yang akan dijalankan. Adapun teknik berhubungan dengan cara untuk melaksanakan metode. Dengan demikian, cakupan metode lebih luas dibandingkan dengan teknik. Metode penelitian bahasa dan sastra memuat teknik analisis yang akan digunakan dalam penelitian bahasa dan sastra.

Metode dan teknik analisis penelitian bahasa dan sastra Arab yang tepat merupakan salah satu faktor penting agar dapat menghasilkan penelitian bahasa dan sastra Arab yang berkualitas. Hal ini disebabkan karena kejelasan dan keilmiahan suatu penelitian bahasa dan sastra Arab dapat dilihat dari metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian tersebut sehingga metode dan teknik memegang peranan penting dalam sebuah penelitian.

Pembahasan tentang metode penelitian mencakup masalah data, proses pengumpulan data, dan analisis data. Metode penelitian ditentukan oleh masalah penelitian dan upaya untuk mendapatkan jawabannya.

Dalam makalah ini, penulis membahas mengenai metode dan teknik penelitian yang dihubungkan dengan contoh kasus (permasalahan) penelitian karena pada

hakikatnya tujuan pembelajaran mengenai metode dan teknik analisis penelitian adalah agar dapat diaplikasikan sebagai alat untuk melakukan penelitian.

1.2. Rumusan Masalah

Agar pembahasan dalam makalah ini lebih terarah, maka perlu diberikan rumusan masalah sehingga tidak keluar dari topik permasalahan yang ingin dibahas.

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian bahasa Arab?

2. Bagaimanakah metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian sastra Arab?

(3)

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian

bahasa Arab.

2. Untuk mendeskripsikan metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian sastra Arab.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode dan Teknik Penelitian

Kata metode berasal dari bahasa Latin yaitu berasal dari kata methodos. Kata

methodos itu sendiri berasal dari akar kata meta dan hodos. Meta berarti ‘menuju, melalui, mengikuti, sesudah’, sedangkan hodos berarti ‘jalan, cara, dan arah’. Dalam pengertian yang lebih luas, metode dianggap sebagai cara-cara dan strategi untuk memahami realitas dan langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya.3

Dalam pengertian yang lain dijelaskan bahwa metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan dalam rangka mencapai tujuan yang ditentukan. Adapun metode penelitian merupakan alat, prosedur, dan teknik

(4)

yang dipilih dalam melaksanakan penelitian.4 Metode penelitian bahasa dan sastra Arab

berhubungan erat dengan tujuan penelitian bahasa dan sastra. Penelitian bahasa dan sastra Arab bertujuan untuk mengumpulkan dan mengkaji data serta mempelajari fenomena-fenomena kebahasaan dan kesusastraan Arab.

Adapun kata teknik berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ‘tekhnikos’ yang berarti ‘alat atau seni mnggunakan alat’. Ada tiga cara untuk membedakan metode dengan teknik yaitu dengan cara membedakan tingkat abstraksinya, memperhatikan faktor mana yang lebih luas ruang lingkup pemakaiannya, dan memperhatikan

hubungannya dengan objek. Apabila tingkat abstraknya lebih tinggi, ruang lingkupnya lebih luas, dan hubungannya dengan objek lebih jauh maka ia lebih tepat disebut sebagai metode.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian menyangkut cara yang operasional dalam penelitian dan memuat langkah-langkah penelitian yang akan dijalankan sedangkan teknik berhubungan dengan cara melaksanakan metode tersebut.

2.2. Metode dan Teknik Penelitian Bahasa Arab

Bahasa sebagai suatu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer, unik, produktif, dinamis, dan bervariasi dapat dikaji dari berbagai aspek. Secara garis besar, objek kajian linguistik dapat dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut.

Pertama, kajian terhadap struktur internal bahasa mencakup kajian mengenai tata bunyi bahasa (fonologi), tata bentuk kata (morfologi), tata bentuk kalimat (sintaksis), dan tata bentuk wacana. Di samping itu, termasuk juga kajian mengenai makna bahasa

(semantik), kosakata (leksikologi), dan perbandingan bentuk (dalam historis komparatif).

Kedua, kajian terhadap pemakaian bahasa yang mencakup kajian sosiolinguistik (pemakaian bahasa sebagai alat interaksi sosial, kajian psikolinguistik (bahasa sebagai gejala psikologi), dan kajian antropolinguistik (bahasa sebagai wadah dan produk budaya). Kajian terhadap pemakaian bahasa yang banyak dilakukan adalah kajian dalam bidang sosiolinguistik.

(5)

Ketiga, kajian terhadap pengajaran bahasa. Inti tujuan kajian ini adalah mencari solusi untuk meningkatkan hasil pengajaran bahasa. Kajian dalam bidang ini mencakup kajian eksperimental yang mencoba metode atau teknik pembelajaran., mengkaji variabel yang mempengaruhi hasil pengajaran bahasa, mengkaji korelasi antara dua variabel dalam pengajaran bahasa, atau mengkaji butir-butir materi dalam pengajaran bahasa. Masalah pengajaran bahasa ini umumnya merupakan objek kajian linguistik bagi para pengajar bahasa atau mahasiswa program studi pendidikan bahasa salah satunya program studi Pendidikan Bahasa Arab.

2.2.1. Metode dan Teknik Penelitian Dialektologi

Dialektologi merupakan salah satu ilmu bahasa yang memperhatikan varian-varian bahasa (dialek). Dialek (lahjah) adalah ragam atau variasi bahasa dari sekelompok orang pada tempat atau wilayah tertentu. Dialek dalam bahasa Arab meliputi dialek Mesir, dialek Maghribi, dialek Teluk, dialek Sudan, dialek Yamani, dan sebagainya. Berbagai dialek bahasa Arab tersebut merupakan salah satu topik penelitian yang menarik untuk diteliti karena setiap dialek memiliki keunikan dan ciri khas

tersendiri.

A. Tahap Penyediaan Data

Dalam tahap penyediaan data, langkah pertama adalah menentukan daerah pengamatan yang akan diambil sebagai tempat dilakukannya penelitian. Langkah selanjutnya adalah tahap penyediaan data dengan menggunakan metode cakap yaitu pengumpulan data lingual dengan melakukan percakapan antara peneliti dengan penutur sebagai informan. Metode cakap memiliki teknik dasar berupa teknik pancing.

Dikatakan teknik dasar karena percakapan yang diharapkan sebagai pelaksanaan metode cakap itu hanya dimungkinkan muncul apabila peneliti memberi stimulasi (pancingan) pada informan untuk memunculkan gejala kebahasaan yang diharapkan peneliti. Pancingan atau stimulasi itu berupa makna-makna yang biasanya tersusun dalam daftar pertanyaan.

(6)

pelaksanaan teknik cakap semuka, peneliti langsung mendatangi setiap daerah pengamatan dan melakukan percakapan dengan informan. Teknik cakap semuka ini sangat dianjurkan dalam penelitian dialektologis. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat langsung mendengar pengucapan dialek yang ingin diteliti. Sehingga dapat menghindari kesalahan dalam menginterpretasi fonem tertentu. Sedangkan dalam teknik cakap tansemuka, peneliti tidak langsung melakukan percakapan dengan informan pada setiap daerah pengamatan melainkan dilakukan melalui surat menyurat. Kekurangan teknik ini adalah sulit diperoleh kejelasan tentang perbedaan fonetis karena

kemungkinan jawaban yang ditulis informan tidak bersifat fonetis dan peluang

terjadinya kesalahan interpretasi bunyi tertentu untuk ditulis dengan abjad fonetis sangat besar. Selain itu, penyediaan data dengan teknik ini belum dapat memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai keadaan alam, budaya, masyarakat, sejarah, dan adat istiadat daerah yang diteliti yang sebenarnya ikut berperan dalam menentukan perkembangan dialek setempat.

Kemudian teknik lanjutan yang lainnya adalah teknik catat. Teknik catat ini dimaksudkan untuk mengetahui bahwa realisasi fonem-fonem tertentu tidak hanya cukup dengan mendengarkan bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh informan tetapi juga harus melihat bagaimana bunyi itu dihasilkan. Jadi, peneliti harus melihat organ bicara dan cara organ tersebut bekerja pada saat bunyi itu dihasilkan seperti untuk

membedakan fonem

ق

dan

ك

.

Adapun teknik rekam hanya dapat digunakan pada saat penerapan teknik cakap semuka. Status teknik ini bersifat melengkapi kegiatan penyediaan data dengan teknik catat. Maksudnya yang dicatat dapat dicek kembali dengan rekaman yang dihasilkan.

Metode lainnya yang digunakan dalam tahap penyediaan data ini adalah metode simak. Melalui metode ini, peneliti memperoleh data dengan cara menyimak

(7)

B. Tahap Analisis Data

Dalam meneliti dialek bahasa Arab, peneliti dapat menggunakan metode padan intralingual dengan teknik dasar hubung banding intralingual dan teknik lanjutan hubung banding membedakan. Metode padan intralingual adalah metode analisis dengan cara menghubungbandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual. Penerapan metode ini dalam tahap analisis data hanya dimungkinkan apabila data yang akan dihubungbandingkan telah tersedia. Oleh karena itu, tahapan penyediaan data dalam penelitian bahasa memainkan peran yang sangat penting. Dalam arti kelengkapan data yang menggambarkan semua kemungkinan keberadaan objek penelitian harus telah tersedia. Realisasinya dilakukan dengan mengidentifikasi dan membandingkan bentuk-bentuk yang menjadi realisasi dari suatu makna tertentu pada setiap daerah pengamatan. Bentuk realisasi yang berbeda dari satu daerah pengamatan didaftarkan dalam sebuah tabel tabulasi data sedangkan bentuk realisasi makna tertentu yang tidak

memperlihatkan perbedaan dapat diabaikan atau tidak didaftarkan.5

2.2.2. Metode dan Teknik Penelitian Pemakaian Bahasa (Sosiolinguistik)

Penelitian sosiolinguistik merupakan penelitian yang mengkaji pemakaian bahasa menurut konteks sosial penggunaannya. Sosiolinguistik sendiri merupakan bidang garapan antar dua disiplin ilmu yaitu linguistik yang berkutat dengan masalah kebahasaan dan sosiologi yang menaruh perhatian pada masalah sosial atau masyarakat.

Penelitian sosiolinguistik mencoba mengaitkan masalah kebahasaan dengan kemasyarakatan. Kajian ini merupakan bentuk lain dari kajian bahasa yang sebelumnya hanya mempersoalkan bahasa sebagai suatu sistem yang lepas dari konteks sosial (eksternalnya). Dalam penelitian sosiolinguistik, hal yang menjadi titik tekannya adalah pada masalah kebahasaan dalam konteks sosial. Hal yang diamati dalam penelitian ini adalah perilaku kelompok bukan perilaku individu atau perorangan.

Pemakaian bahasa (sosiolinguistik) berhubungan dengan ragam-ragam atau varietas bahasa. Halliday membedakan varietas bahasa berdasarkan pemakaiannya dan pemakainya (orang yang menggunakan bahasa). Berdasarkan pemakaiannya, Halliday membedakan varietas bahasa atas tiga subdimensi yaitu subdimensi bidang (field) yaitu

(8)

subdimensi yang berhubungan dengan bidang bahasa itu dipakai seperti ragam bahasa politik dan ragam bahasa hukum; subdimensi cara (mode) yaitu subdimensi yang berhubungan dengan medium yang digunakan dalam peristiwa berbahasa tersebut seperti ragam bahasa lisan dan tulisan; serta subdimensi tenor yaitu subdimensi yang mengacu pada hubungan peran para partisipan yang terlibat dalam peristiwa berbahasa seperti ragam bahasa resmi dan santai.6

Adapun topik-topik yang dikaji dalam penelitian sosiolinguistik ini sebagai berikut:

1. Bahasa dan kelas sosial, 2. Bahasa dan etnisitas,

3. Bahasa dan strategi berbahasa, 4. Kesantunan berbahasa,

5. Penggunaan bahasa dan profesi (politisi, guru, akademisi, ulama, wartawan, dan lainnya)

6. Penggunaan bahasa dalam media massa baik media cetak maupun elektronik, 7. Penggunaan bahasa dalam dunia pendidikan,

8. Penggunaan bahasa dalam wawancara televisi, 9. Penggunaan bahasa dalam karangan ilmiah,

10. Penggunaan bahasa dalam bidang-bidang tertentu (bidang hukum, agama, perdagangan, dan lainnya),

Topik-topik penelitian yang disebutkan di atas masih bersifat umum sehingga dapat dispesifikasikan di antaranya menjadi ‘bagaimana struktur sintaksis dan diksi yang digunakan dalam salah satu surat kabar di Arab Saudi’.

A. Tahap Penyediaan Data

Metode yang dapat digunakan dalam tahap penyediaan data untuk penelitian sosiolinguistik meliputi metode simak (pengamatan/observasi), survei, dan wawancara.

a. Metode Simak (Pengamatan/Observasi)

Metode simak merupakan metode yang digunakan dalam penyediaan data dengan cara peneliti melakukan penyimakan penggunaan bahasa. Dalam ilmu sosial, metode ini dapat disejajarkan dengan metode pengamatan atau observasi. Metode ini memiliki teknik dasar yaitu teknik sadap. Dikatakan demikian karena dalam praktik penelitian, sesungguhnya penyimakan itu dilakukan dengan menyadap pemakaian bahasa dari informan.

(9)

Adapun teknik lanjutannya yaitu teknik simak bebas libat cakap, teknik simak libat cakap, teknik catat, dan teknik rekam. Metode simak dengan teknik simak bebas libat cakap maksudnya bahwa si peneliti menyadap perilaku berbahasa dalam suatu peristiwa tutur dengan tanpa terlibat dalam peristiwa tutur tersebut. Jadi, peneliti hanya berperan sebagai pengamat. Dalam menyadap perilaku orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tutur tersebut, peneliti tidak hanya sekedar menyadap dan menyaksikan, akan tetapi peneliti juga harus mencatat hal-hal yang relevan terutama bentuk perilaku setiap partisipan dalam peristiwa tutur. Bahkan, peneliti juga dapat melakukan perekaman terhadap peristiwa itu.

Adapun teknik simak libat cakap atau yang disebut metode pengamatan berpartisipasi dimaksudkan sebagai upaya penyadapan peristiwa tutur oleh peneliti dengan cara peneliti terlibat langsung dalam peristiwa tersebut. Dalam hal ini, peneliti manunggal atau menyatu dengan partisipan yang hendak disimak perilaku tuturnya.

Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam penerapan teknik simak libat cakap ini pada dasarnya sama dengan langkah-langkah yang ditempuh dalam penerapan teknik simak bebas libat cakap yaitu disertai dengan teknik catat dan teknik rekam.7

b. Metode Survei

Metode survei adalah metode penelitian untuk mengumpulkan dan menganalisis data melalui daftar pertanyaan atau kuesioner yang berstruktur dan terinci. Survei dapat bersifat deskriptif maupun eksplanatoris. Survei yang bersifat deskriptif bertujuan untuk memeriksa populasi yang dikaji. Oleh karena itu, pertanyaan-pertanyaannya mencakup pertanyaan tentang gender, usia, etnis, pendidikan, bahasa, pekerjaan, pendapatan, dan hal-hal lain yang relevan. Sedangkan survei yang bersifat eksplanatoris bertujuan menerangkan hubungan-hubungan yang ada yang telah dijumpai dalam survei deskriptif.

Metode survei mengharuskan peneliti menjangkau responden dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, instrument penelitian yang lazim digunakan untuk menjaring data adalah kuesioner tertulis.8

c. Metode Cakap (Wawancara)

Metode cakap atau dalam penelitian ilmu sosial dikenal dengan nama metode wawancara (interview) merupakan salah satu metode yang dilakukan dengan cara

7Ibid., hlm 242-246.

(10)

peneliti melakukan percakapan atau kontak dengan penutur selaku narasumber. Metode ini memiliki teknik dasar berupa teknik pancing.

B. Tahap Analisis Data

Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi dan mengelompokkan data .Data dalam penelitian sosiolinguistik dapat berwujud angka dan bukan angka. Data yang berupa angka misalnya jumlah penduduk suatu kota, usia, jumlah keluarga suatu rumah tangga, dan sebagainya. Sedangkan data yang bukan angka misalnya jenis kelamin, bahasa yang digunakan oleh suatu komunitas, dan lainnya. Data jenis pertama dapat dianalisis dengan menggunakan metode analisis kuantitatif sedangkan data yang bukan angka dapat dianalisis dengan metode analisis kualitatif.

a. Metode Penelitian Analisis Kualitatif

Metode yang digunakan dalam penelitian analisis kualitatif yang mengkaji mengenai sosiolinguistik adalah metode analisis komparatif konstan (constant

comparative analysis). Kegiatan analisis data dalam penelitian sosiolinguistik bertujuan untuk membandingkan antardata yang satu dengan data yang lain yang telah dihimpun pada tahap penyediaan data. Dalam penelitian linguistik, metode analisis komparatif konstan (constant comparative analysis) disebut juga dengan metode padan.

Metode padan dilakukan dengan menghubungbandingkan antar unsur yang bersifat lingual dan unsur yang bersifat ekstralingual.Istilah intralingual mengacu pada makna unsur-unsur yang berada dalam bahasa sedangkan ekstralingual mengacu pada unsur-unsur yang berada di luar bahasa seperti konteks tuturan. Jadi, metode padan intralingual adalah metode analisis dengan cara menghubungbandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual baik yang terdapat dalam satu bahasa maupun dalam beberapa bahasa yang berbeda.

(11)

inilah dimungkinkan untuk mengelompokkan fenomena kebahasaan yang diteliti menurut kategori-kategori tertentu termasuk ciri-ciri yang menandainya.

b. Metode Penelitian Analisis Kuantitatif

Data kebahasaan merupakan salah satu data yang hadir dalam bentuk data kualitatif. Tetapi data ini juga dapat dianalisis secara kuantitatif dengan terlebih dahulu mengubahnya menjadi data dalam bentuk angka. Data dalam bentuk angka ini akan dianalisis secara statistika.

2.3. Metode dan Teknik Penelitian Sastra Arab

Metode penelitian yang dapat diterapkan dalam penelitian sastra di antaranya adalah metode penelitian kualitatif, intuitif, hermeneutika, analisis isi, formal, dan deskriptif analisis.

1. Metode Kualitatif

Metode kualitatif ini paling banyak dipergunakan dalam penelitian sastra karena sifat dari masalah yang diteliti adalah untuk mengungkap atau memahami sesuatu di balik fenomena yang belum diketahui. Hal ini lebih disebabkan karena bahasa yang digunakan dalam karya sastra adalah bahasa yang memiliki tanda-tanda yang harus ditafsirkan.

Metode kualitatif memberikan perhatian terhadap data alamiah, data yang sajikan secara apa adanya, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya, atau data yang tidak diubah dalam bentuk lain supaya menemukan kebenaran data-data tersebut.

Dalam penelitian dengan metode kualitatif, peneliti dapat menganalisis data secara induktif. Metode ini dilakukan dengan studi dokumen, mempelajari,

menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan berdasarkan data yang telah dianalisis.

2. Metode Intuitif

(12)

unsur-unsur yang terdapat dalam karya sastra dengan menggunakan pikiran dan perasaan sebagai media utama untuk menafsirkan.

Ciri metode intuitif adalah adanya kontemplasi dan pemahaman terhadap gejala-gejala kultural. Metode intuitif ini umumnya digunakan dalam penelitian filologi. Dalam bahasa Arab, filologi adalah ilmu tahqiq an-nushush (penelitian untuk

mengetahui hakikat suatu tulisan). Dalam sejarah filologi, metode intuitif adalah metode yang pertama kali digunakan ketika para peneliti mencoba menemukan naskah yang paling mendekati otograf. Biasanya metode intuitif ini digunakan ketika naskah yang akan diteliti berjumlah lebih dari satu. Melalui metode intuitif ini, peneliti menentukan sebuah naskah yang dianggap sebagai yang paling otentik berdasarkan intuisi peneliti. Yang dimaksud dengan intuisi disini adalah akal sehat, pengetahuan yang luas, dan selera yang baik. Hal ini menyebabkan metode ini hanya dapat dilakukan oleh peneliti yang sudah berpengalaman.

3. Metode Hermeneutika (Metode Ta’wil)

Secara bahasa.hermeneutika berasal dari bahasa Yunani, hermeneia yang berarti berekspresi atau mengatakan, menerangkan, dan menerjemahkan yang ketiganya berkaitan erat dengan interpretasi. Hermeneutika adalah pembacaan ulang (retroaktif) terhadap suatu teks seperti karya sastra sesudah pembacaan heuristik (berdasarkan struktur bahasa atau makna tingkat pertama). Hermeneutika berarti proses penguraian yang bertolak dari isi dan makna yang tampak menuju makna yang tersembunyi. Dalam pembacaan hermeneutik, seorang pengkaji teks, termasuk di dalamnya teks sastra, harus berusaha memahami secara kreatif makna sastra yang ada di balik struktur. Dalam hal ini, hermeneutika mengacu pada makna (pesan) teks yang bersifat inner, transendental. dan latent (tersembunyi), tidak pada makna yang manifest (nyata). Tujuannya adalah untuk mendapatkan cakrawala yang dikehendaki sesungguhnya oleh teks, yang dalam teks sastra umumnya bersifat simbolik dan metaforik.

Dalam bahasa simbolik, terdapat makna lapis pertama (makna referensial atau denotatif) yang bisa ditangkap dengan pemahaman bersahaja dan makna konotatif yang tersembunyi di balik makna pertama yang lebih dalam. Caranya adalah dengan

menggunakan penglihatan batin, mendayagunakan sepenuhnya akal kontemplatif serta imajinasi kreatif dengan memperhatikan teks dan konteksnya.9

(13)

Dalam menemukan makna hakiki, peneliti yang menggunakan metode hermeneutika harus memahami kode bahasa seperti gramatika; kode sastra sebagai supralingual yang menggunakan stilistika; unsur intrinsik dalam prosa seperti plot, setting, tokoh, tema; tanda-tanda nonverbal seperti latar kehidupan pengarang, pembaca, bahkan penerbitnya.

Dalam tradisi Arab atau Islam, hermeneutika modern barat tersebut sebanding dengan ta’wil. Secara bahasa, ta’wil berasal dari kata awwala yang berarti

mengembalikan makna pada makna yang sebenarnya atau hakikat terakhir. Secara leksikal, ta’wil juga sering diartikan menafsirkan kata atau kalimat secara alegoris, simbolik, atau rasional. Oleh karena itu, padanan ta’wil dalam bahasa Inggris adalah

esoteric exegesis (penafsiran kata atau kalimat yang hanya diketahui oleh orang tertentu saja). Secara terminologis, ta’wil didefinisikan sebagai perjalanan jiwa dalam

memahami teks karya sastra dari makna zahirnya menuju makna batin atau majaz

(kiasan), karena ada argumen yang menyebabkan makna batin tersebut harus dipakai.10

Dalam literatur sastra Arab, di antara tokoh yang mementingkan ta’wil adalah Abdul Qahir al-Jurjani (400-471 H). Menurutnya, keindahan utama sastra bukan terletak pada bentuk pengucapan, tetapi pada makna yang dikandungnya. Makna (aspek batin) baik pikiran, cita rasa, maupun imajinasi adalah asas bagi ekspresi bahasa.

Metode hermeneutika (metode ta’wil) ini dapat digunakan untuk meneliti karya sastra sufistik yang simbolik seperti puisi Rabiah al-Adawiyah (713-801 M) dan Umar Khayyam (1048-1131 M).

Dalam penelitian sastra Arab dengan menggunakan metode hermeneutika (metode ta’wil) ini biasanya menggunakan teknik studi dokumen yang dijadikan objek penelitian.

4. Metode Analisis Isi (Content Analysis)

Penelitian sastra dengan menggunakan metode analisis isi ini digunakan apabila peneliti hendak mengungkap, mamahami, dan menangkap pesan karya sastra. Pada dasarnya metode analisis isi dalam bidang sastra tergolong upaya pemahaman karya dari aspek ekstrinsik. Unsur ekstrinsik sastra yang menarik perhatian metode analisis isi di antaranya pesan moral atau etika, nilai pendidikan, (didaktis), nilai filosofis, nilai religious, dan nilai kesejarahan. Dengan kata lain, peneliti menggunakan metode analisis isi ini apabila hendak mengungkap kandungan nilai tertentu dalam karya sastra.

(14)

Hal tersebut didasarkan pada pandangan bahwa karya sastra yang bermutu adalah karya sastra yang mampu mencerminkan pesan positif bagi pembacanya. Biasanya makna (pesan) dalam karya sastra itu bersifat simbolik. Jadi, tugas peneliti adalah untuk mengungkap makna simbolik yang tersamar dalam karya sastra. Oleh karena itu, karya sastra yang akan dibedah melalui metode analisis isi ini harus memuat nilai-nilai dan pesan tertentu seperti pesan pendidikan budi pekerti.

5. Metode Formal

Metode formal adalah analisis dengan mempertimbangkan aspek-aspek formal (aspek bentuk) yang membentuk sebuah karya sastra. Dalam penelitian yang

menggunakan metode formal, karya sastra merupakan karya otonom yang harus diteliti dari karya itu sendiri (unsur intrinsik)nya bukan dari sisi luarnya (unsur ekstrinsik).

Dalam sejarah kritik sastra Arab, teori formalisme yang menjadikan keindahan bahasa karya sastra sebagai sesuatu yang otonom dari hal-hal ekstrinsik lahir pada masa klasik. Asumsi ini dapat dilihat dari lahirnya ilmu balaghah yang dikembangkan oleh Abdullah bin Mu’taz (w.296 H), Al-Jahiz (w.255 H/868 M), dan Abdul Qahir al-Jurjani (400-471H).

Metode formal tidak bisa dilepaskan dari teori strukturalisme. Dalam metode formal dengan menggunakan teori strukturalisme, peneliti mengkaji aspek intrinsik karya sastra. Aspek atau unsur intrinsik dari prosa meliputi tema (fikrah), alur (habkah), latar (khalfiyah), tokoh (syakhsiyyah), dan gaya bahasa (uslub). Sedangkan unsur intrinsik dalam puisi terdiri dari tema, gaya bahasa (uslub), ritme atau irama (bahr atau

wazan dalam puisi tradisional Arab), rima (qafiyah dalam puisi Arab tradisional), diksi (pilihan kata), dan enjambemen (sambung menyambungnya baris atau larik seperti qasidah yang barisnya dua sejajar atau ruba’iyyat yang barisnya empat tersusun ke bawah). Semua unsur tersebut memiliki interrelasi dan saling ketergantungan.11

Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan peneliti sebagai berikut: 1. Membangun teori struktur sastra sesuai genre yang diteliti. Unsur-unsur

karya sastra memang ada sedikit perbedaan pada setiap genre. Oleh karena itu, peneliti harus menggunakan salah satu pendapat tentang unsur struktur itu sebagai acuan awal. Misalnya dalam analisis unsur intrinsik karya sastra

(15)

Arab peneliti dapat menggunakan teori Ahmad Muzakki dalam bukunya Pengantar Teori Sastra Arab.

2. Membaca secara cermat dan mencatat unsur-unsur struktur yang terkandung dalam sebuah karya sastra yang diteliti.

3. Menentukan dan menganalisis unsur tema dalam karya sastra. Unsur tema sebaiknya dibahas terlebih dahulu karena tema akan selalu terkait langsung secara komprehensif dengan unsur lain.

4. Setelah analisis tema, kemudian menganalisis unsur intrinsik yang lainnya seperti alur, konflik, sudut pandang, gaya bahasa, tokoh, setting, dan sebagainya.

5. Menghubungkan setiap unsur intrinsik tersebut sehingga mewujudkan keterpaduan makna struktur.

Berdasarkan langkah-langkah tersebut maka teknik yang digunakan dalam metode formal meliputi studi dokumen dan teknik catat.

6. Metode Deskripsi Analisis

Metode deskriptif analisis merupakan metode yang bertujuan mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap suatu obyek penelitian yang diteliti melalui sampel atau data yang telah terkumpul dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Metode ini berupaya untuk mendeskripsikan fakta-fakta yang ditemukan dalam karya sastra dan kemudian menganalisis data tersebut hingga terbentuk suatu kesatuan penelitian yang komplit. Metode ini merupakan metode dasar dalam penelitian kesusastraan.

Penggunaan metode penelitian ini disesuaikan dengan teori kesusastraan yang akan digunakan dalam penelitian.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisis yang telah disampaikan pada bab-bab terdahulu, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

(16)

penelitian bahasa Arab meliputi teknik pancing, teknik cakap semuka, teknik cakap tansemuka, teknik catat, teknik rekam, teknik sadap, teknik simak bebas libat cakap, dan teknik simak libat cakap.

2. Metode penelitian dalam penelitian sastra Arab mencakup metode intuitif, metode hermeneutika (ta’wil), metode kualitatif, metode analisis isi, metode formal, dan metode deskriptif analisis. Adapun teknik yang digunakan di antaranya teknik studi dokumen dan teknik catat.

Referensi

Dokumen terkait

BPPI sangat berharap agar RUU yang akan digarap, mampu mengatasi berbagai kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan pelestarian pusaka Indonesia, yang dirasakan selama

Guru meminta siswa menjelaskan alasan alat tubuh yang tersisa dapat dijadikan sebagai petunjuk terjadinya evolusi.. Kegiatan Akhir (waktu:

Oktober-Desember 2010 dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 Regression Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Interaksi

“kursus major”, ertinya sesuatu kursus yang ditetapkan dalam sesuatu program sebagai perlu untuk mencapai tahap kemahiran yang cukup dalam bidang pengajian sesuatu program itu;

Prajurit Kulon 1650 KK 2018 86.000.000 Pembangunan Saluran Sumolepen (Lanjutan), Pembangunan Plengsengan Buzem Pulorejo (Lanjutan), Pembangunan Saluran Tenggilis

Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik mengangkat film Sejarah Perang Banjar sebagai bahan penelitian yang diteliti secara

Hasil pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dengan pengukuran menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada ekstrak buah rukam dengan pelarut etanol

Sejak kajian cepat ILO tahun 2014, Indonesia telah melakukan beberapa perbaikan dalam skema sistem jaminan sosial menurut Undang-Undang (UU) Sistem Jaminan Sosial Nasional;