5. Penutup 5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian terhadap teks pidato kenegaraan Soekarno guna menemukan rumusan peran agama-agama dalam nation building di Indonesia, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu muncul dalam berbagai segi kehidupan seperti suku, agama, rasa dan adat-istiadat yang biasa dikenal dengan singkatan SARA. Agama-agama, sebagai lembaga dari respon manusia terhadap Tuhan hadir dengan wajah yang berbeda-beda. Perbedaan ini tidak jarang menjadi peluang bagi konflik horisontal dan konflik vertikal. Kepentingan tiap-tiap agama sebagai komunitas penafsir yang berusaha menjaga loyalitas penganutnya sangat rentan berbenturan dengan ideologi-ideologi lain di sekitarnya. Salah satu ideologi yang rentan terhadap hal tersebut ialah Pancasila. Melihat kerentanan ini, sangat penting
bagi bangsa Indonesia untuk terus berada dalam persatuan sebagai iring-iringan menuju cita-cita bangsa Indonesia.
2. Agama-agama di Indonesia memiliki posisi yang strategis dalam melaksanakan perannya dalam nation building melalui upaya character bulding yang berkelanjutan. Nation building di Indonesia harus dilakukan
secara holistik, tidak hanya pada aspek materil tetapi juga pada aspek non-materil yakni karakter. Tiga karakter yang harus dibangun oleh agama ialah Karakter ber-Tuhan, Karakter Sosialis dan Karakter Nasionalis. Ketiga karakter ini akan menolong bangsa Indonesia menghayati dan mengamalkan Pancasila sebagai “religi politik”.
5.2 Saran
1. Bangsa Indonesia:
Pembangunan bangsa yang dilakukan seiring dengan pembangunan karakter adalah prasyarat untuk menjadi bangsa yang besar dan untuk itu semua elemen masyarakat, termasuk agama, harus mewujudkan perannya.
2. Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana: