• Tidak ada hasil yang ditemukan

ResponsPertumbuhan Bibit Talas (Colocasia Esculenta L.)TerhadapBerbagai Dosis Pupuk NPK dan Komposisi Media Tanam Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ResponsPertumbuhan Bibit Talas (Colocasia Esculenta L.)TerhadapBerbagai Dosis Pupuk NPK dan Komposisi Media Tanam Chapter III V"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Kelambir 5 Kecamatan Sunggal

Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016

sampai dengan Juli 2016.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit tanaman talas

(Colocasia esculenta L.), top soil, pasir, kompos TKKS, pupuk majemuk NPK, air, polibeg ukuran 2 kgberdiameter 10 cm, bambu, plastik, dan kertas millimeter.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gembor, timbangan,

cangkul, kalkulator, alat tulis, meteran, jangka sorong digital, label nama, spidol,

dan ayakan.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial

perlakuan yaitu:

Faktor 1 : Komposisi Media Tanam (K) dengan 5 taraf yaitu :

K1

Faktor 2 : Dosis pupuk NPK (15:15:15) dengan 4 taraf yaitu : :Top soil : Pasir : Kompos TKKS (3: 1: 1)

P1

P

: 0 gram / polibeg

(2)

P3 : 4 gram / polibeg

P4

Sehingga diperoleh kombinasi perlakuan sebagai berikut : : 6 gram / polibeg

K1P1 K2P1 K3P1 K4P1 K5P1

K1P2 K2P2 K3P2 K4P2 K5P2

K1P3 K2P3 K3P3 K4P3 K5P3

K1P4 K2P4 K3P4 K4P4 K5P4

Jumlah ulangan (Blok) = 3 ulangan

Jumlah Plot = 60 Plot

Jumlah Tanaman Per Plot = 4 Tanaman

Jumlah Sampel per Tanaman = 2 Tanaman

Jumlah Tanaman Seluruhnya = 240 Tanaman

Ukuran Plot = 50 cm x 50 cm

Jarak Antar Plot = 30 cm

Jarak Antar Ulangan = 50 cm

Ukuran Polibeg = 2 kg

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan

model linear sebagai berikut :

Yijk = μ + ρi+ αj + βk + (αβ)jk + ε

dimana :

ijk

Yijk

μ : Nilai tengah

: Data hasil pengamatan dari unit percobaan blok ke-i dengan perlakuan

komposisi media tanam taraf ke-j dan dosis pupuk NPK taraf ke-k

(3)

αj

β

: Efek Komposisi media tanam pada taraf ke-j

k

(αβ)

: Efek perlakuan Pupuk NPK pada taraf ke-k

jk

ε

: Efek interaksi dari Komposisi Media Tanam pada taraf ke-j dan

perlakuan Pupuk NPK pada taraf ke-k

ijk

Jika dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata,

maka dilanjutkan dengan Uji Beda Rataan berdasarkan Duncan Multiple Range

Test (DMRT) pada taraf 5% (Steel and Torrie, 1995).

: Galat dari blok ke-i, Komposisi Media Tanam pada taraf ke-j dan

perlakuan Pupuk NPK pada taraf ke-k

(4)

Persiapan lahan

Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Kelambir 5 Kecamatan Sunggal

Sumatera Utara, Medan. Sebelum digunakan areal lahan dibersihkan terlebih

dahulu, kemudian diukur plot untuk menempatkan polibeg.

Pembuatan Naungan

Pembuatan naungan dengan ukuran 13 m x 3 m untuk seluruh plot

percobaan. Konstruksi naungan dibuat dari tiang bambu dengan atap yang terbuat

dari paranet. Naungan berfungsi untuk mencegah dan mengurangi sinar matahari

dan terpaan air hujan secara langsung ke bibit talas. Naungan dibuat dengan

ketinggian 2 meter.

Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan adalah komposisi tanah, pasir dan kompos

TKKS dengan beberapa perbandingan sesuai perlakuan. Media tanam berupa

tanah yang telah diayak dengan ayakan 10 mesh untuk memisahkan media tanam

dari bahan-bahan yang tidak diinginkan. Polibek yang digunakan adalah polibek

dengan ukuran 20 cm (lebar), tinggi 30 cm dan tebal 0,07 mm.

Persiapan Bahan Bibit

Bibit yang digunakan adalah umbi talas yang berumur 5-6 bulan. Umbi

tersebut dipotong-potong menjadi bagian yang tipis-tipis dengan ukuran berat

masing-masing irisan ±75 gram dan setiap irisan umbi tersebut memiliki satu

mata tunas. Setelah umbi dipotong-potong lalu di kering anginkan dengan

diletakan pada media pasir agar bagian dalam irisan menjadi kering. Untuk

pertumbuhan tunas tanaman talas di pembibitan digunakan hormon sitokinin.

(5)

Penanaman bibit talas dilakukan dengan membuat lubang tanam pada

polibek sesuai dengan ukuran bibit talas lalu diletakkan bibit talas dengan bagian

yang luka menghadap ke bawah dan ditutupi secara tipis dengan media tanamnya.

Aplikasi Pupuk NPK

Pemberian pupuk NPK dilakukan dengan 2 tahap. Tahap pertama dilakukan

satu minggu sesudah tanam sebanyak setengah dari perlakuan yang ditentukan.

Kemudian, pemupukan tahap kedua dilakukan 4 minggu setelah tanam sebanyak

setengah dari perlakuan yang tersisa. Tujuan dari dilakukannya sistem pemupukan

2 tahap tersebut adalah untuk efisiensi pupuk terhadap tanaman.

Pemeliharaan Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari bila tidak ada hujan, dan

dilakukan tidak melebihi kondisi kapasitas lapang.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan paling lambat 10 hari setelah tanam dengan

menggunakan bibit yang berukuran dan umur yang sama.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan jika ada terjadi serangan pada

tanaman, sebagai tindakan yang efektif dilakukan 2 minggu sekali dengan

fungisida dan insektisida.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan pada seluruh bagian penelitian dan dipolibeg,

penyiangan dilakukan satu minggu sekali dengan cara manual.

(6)

Jumlah daun (helai)

Daun yang dihitung adalah daun yang telah membuka sempurna

membentuk helaian daun. Penghitungan jumlah daun dilakukan setelah bibit

berumur 6 MST hingga tanaman berumur 9 MST dengan interval 1 minggu.

Total Luas Daun (cm2

Pengukuran luas daun dilakukan pada saat akhir penelitian yaitu pada saat

bibit berumur 9 MST. Daun yang diukur semua daun yang sudah membuka.

Panjang daun yang diukur dari pangkal sampai ujung daun.

)

Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman diukur mulai 2-9 MST dengan interval pengamatan setiap

1 minggu. Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ke titik tumbuh

tanaman.

Bobot Segar Tanaman

Bobot tanaman diukur pada 9 MST. Bobot tanaman yang diukur adalah

sesaat tanaman telah dipanen. Dengan kata lain, yang diukur adalah bobot segar

tanaman.

Bobot Kering Tajuk (g)

Pengukuran bobot kering tajuk dilakukaan pada saat akhir penelitian

dengan cara menimbang sampel bibit yang telah di ovenkan pada suhu 75°C

selama 48 jam, kemudian ditimbang dengan timbangan analitik.

Bobot Kering Akar (g)

Pengukuran bobot kering akar dilakukaan pada saat akhir penelitian

(7)

tajuk yang telah di ovenkan pada suhu 75°C selama 48 jam, kemudian ditimbang

dengan timbangan analitik.

Rasio Tajuk Akar

Pengukuran perbandingan antara tajuk dan akar dilakukan pada saat akhir

(8)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan hasil sidik ragam (Lampiran 2-16) diketahui bahwa perlakuan

komposisi media tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2 MST, total

luas daun, bobot segar tanaman, bobot kering tajuk, bobot kering akar, dan ratio

tajuk akar. Dosis pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap total luas daun, bobot

segar tanaman, dan bobot kering tajuk. Interaksi antara keduanya berpengaruh

nyata terhadap tinggi tanaman 2 – 9 MST, dan bobot segar tanaman.

Tinggi Tanaman (cm)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 2-16 ),

diketahui bahwa komposisi media tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi

tanaman 2 MST. Dosis pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi

tanaman dan interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman

2 – 9 MST.

Tinggi tanaman talas 2-9 MST pada perlakuan komposisi media tanam dan

(9)
(10)

8

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut

Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

Berdasarkan pada Tabel 2 diketahui bahwa komposisi media tanam pada

pengamatan tinggi tanaman 2 MST menunjukkan yang tertinggi pada perlakuan

K2yaitu9.85 cm. Tinggi tanaman terendah pada perlakuan K4

Tabel 2 menunjukkan bahwa pada pengamatan 2 MST, interaksi perlakuan

komposisi media tanam dan dosis pupuk NPK menghasilkan rataan tinggi

tanaman tertinggi yakni 12,55 cm pada kombinasi perlakuan komposisi media

tanam (Topsoil : Pasir : Kompos TKKS = 1:1:1) dan dosis pupuk NPK

(4 g/polibeg) (K

yaitu 7.67 cm.

3P3)yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan K2P1, K3P1,

K1P4

Tabel 2 menunjukkan bahwa pada pengamatan 3 MST, interaksi perlakuan

komposisi media tanam dan dosis pupuk NPK menghasilkan rataan tinggi

tanaman tertinggi yakni 17.97 cm pada kombinasi perlakuan komposisi media

tanam (Topsoil : Pasir : Kompos TKKS = 3:1:1) dan dosis pupuk NPK

(6 g/polibeg) (K

dan berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya.

5P4) yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan K2P3, K3P2,

K3P1, K4P4, K3P3, K1P1, K5P1, K1P2, K1P4, K3P4, K2P2, K2P1, K4P2, K4P3,

(11)

Tabel 2 menunjukkan bahwa pada pengamatan 4, interaksi perlakuan

komposisi media tanam dan dosis pupuk NPK menghasilkan rataan tinggi

tanaman tertinggi yakni 27.68 cm pada kombinasi perlakuan komposisi media

tanam (Topsoil : Pasir : Kompos TKKS = 3:1:1) dan dosis pupuk NPK

(6 g/polibeg) (K5P4) yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan K2P3, K3P2,

K3P1, K4P4, K3P3, K1P1, K5P1, K1P2, K1P4, K3P4, K2P2, K2P1, K4P2, K4P3,

K5P3

Tabel 2 menunjukkan bahwa pada pengamatan 5 MST, interaksi perlakuan

komposisi media tanam dan dosis pupuk NPK menghasilkan rataan tinggi

tanaman tertinggi yakni 31.55 cm pada kombinasi perlakuan komposisi media

tanam (Topsoil : Pasir : Kompos TKKS = 3:1:1) dan dosis pupuk NPK

(6 g/polibeg) (K

dan berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya.

5P4) yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan K2P3, K3P2,

K3P1, K4P4, K3P3, K1P1, K5P1, K1P2, K1P4, K3P4, K2P2, K2P1, K4P2, K4P3,

K5P3

Tabel 2 menunjukkan bahwa pada pengamatan 6 MST, interaksi perlakuan

komposisi media tanam dan dosis pupuk NPK menghasilkan rataan tinggi

tanaman tertinggi yakni 35.65 cm pada kombinasi perlakuan komposisi media

tanam (Topsoil : Pasir : Kompos TKKS = 2:1:1) dan dosis pupuk NPK

(4 g/polibeg) (K

dan berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya.

4P3) yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan K2P3, K3P2,

K3P1, K4P4, K3P3, K1P1, K5P1, K1P2, K1P4, K3P4, K2P2, K2P1, K4P2, K4P3,

K5P3

Tabel 2 menunjukkan bahwa pada pengamatan 7 MST, interaksi perlakuan

komposisi media tanam dan dosis pupuk NPK menghasilkan rataan tinggi

(12)

tanam (Topsoil : Pasir : Kompos TKKS = 3:1:1) dan dosis pupuk NPK

(6 g/polibeg) (K5P4) yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan K2P3, K3P2,

K3P1, K4P4, K3P3, K1P1, K5P1, K1P2, K1P4, K3P4, K2P2, K2P1, K4P2

Tabel 2 menunjukkan bahwa pada pengamatan 8 MST , interaksi

perlakuan komposisi media tanam dan dosis pupuk NPK menghasilkan rataan

tinggi tanaman tertinggi yakni 41.05 cm pada kombinasi perlakuan komposisi

media tanam (Topsoil : Pasir : Kompos TKKS = 3:1:1) dan dosis pupuk NPK

(6 g/polibeg) (K

, K4P3,

K5P3 dan berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya.

5P4) yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan K2P3, K3P2,

K3P1, K4P4, K3P3, K1P1, K5P1, K1P2, K1P4, K3P4, K2P2, K2P1, K4P2, K4P3,

K5P3

Tabel 2 menunjukkan bahwa pada pengamatan 9MST, interaksi perlakuan

komposisi media tanam dan dosis pupuk NPK menghasilkan rataan tinggi

tanaman tertinggi yakni 42.83 cm pada kombinasi perlakuan komposisi media

tanam (Topsoil : Pasir : Kompos TKKS = 2:1:1) dan dosis pupuk NPK

(4 g/polibeg) (K

dan berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya.

4P3) yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan K2P3, K3P2,

K3P1, K4P4, K3P3, K1P1, K5P1, K1P2, K1P4, K3P4, K2P2, K2P1, K4P2, K4P3,

K5P3

Jumlah Daun (Helai)

dan berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya.

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 17-24 ),

diketahui bahwa komposisi media tanam berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah

daun. Dosis pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun dan

(13)

Rataan jumlah daun talas 6 - 9 MST pada perlakuan komposisi media

tanam dan dosis pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah daun 6 - 9 MST pada perlakuan komposisi media tanam dan

Tabel 3 menunjukkan pada umur 9 MST, kombinasi perlakuan terbaik

diperoleh pada perlakuan (Topsoil : Pasir : Kompos TKKS = 2:1:1) dengan dosis

pupuk NPK (6 g/polibek) (K5P4) yaitu 4 helai dan terendah pada kombinasi

perlakuan (Topsoil : Pasir : Kompos TKKS = 2:1:1) dengan dosis pupuk NPK

(14)

Total Luas Daun (cm2

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 25-26 ),

diketahui bahwa komposisi media tanam berpengaruhnyata terhadap total luas

daun. Dosis pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap total luas daun dan interaksi

keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap total luas daun.

)

Rataan total luas daun talas pada perlakuan komposisi media tanam dan

dosis pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Total luas daun pada perlakuan komposisi media tanam dan dosis pupuk NPK

Rataan 442.67d 592.67b 560.33c 652.67a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut

Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

Tabel 4 menunjukkan pada perlakuan komposisi media tanam diperoleh

rataan tertinggi yaitu pada perlakuan K5 (Topsoil : Pasir : Kompos TKKS = 3:1:1)

yaitu 752.50 cm2yang berbeda tidak nyata dengan K4

Pada perlakuan dosis pupuk NPK diperoleh rataan tertinggi pada

perlakuan P

(Topsoil : Pasir : Kompos

TKKS = 2:1:1) dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

4 (6 g/polibeg) yaitu 652.67 cm2

Hubungantotal luas daun talas dengan dosis pupuk NPK dapat dilihat pada

Gambar 1.

yang berbeda nyata dengan perlakuan

(15)

Gambar 1. Hubungantotal luas daun talas dengan dosis pupuk NPK

Gambar 1 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara total luas

daun dengan dosis pupuk NPK. Hal ini menunjukkan semakin tinggi dosispupuk

NPK maka semakin tinggi total luas daun tanaman talas.

Bobot Segar Tanaman (g)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 27-28 ),

diketahui bahwa komposisi media tanam, dosis pupuk NPK berpengaruh nyata

terhadap parameter bobot segar tanaman dan interaksi keduanya

berpengaruhnyata terhadap bobot segar tanaman.

Bobot segar tanaman talas pada perlakuan komposisi media tanam dan

dosis pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 5.

(16)

Tabel 5. Bobot segar tanaman pada perlakuan komposisi media tanam dan

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut

Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

Tabel 5 menunjukkan pada perlakuan komposisi media tanam diperoleh

bibit segar tanaman talas tertinggi yaitu pada perlakuan K5

Pada perlakuan P

(Topsoil : Pasir :

Kompos TKKS = 3:1:1) yaitu 175.03 gyang berbeda nyata dengan perlakuan

lainnya.

3 (4 g/polibeg) dosis pupuk NPK tertinggi pada

perlakuan yaitu 148.99 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan P4

Interaksi komposisi media tanam dan dosis pupuk NPK berpengaruh nyata

terhadap bobot segar tanaman talas dengan rataan tertinggi diperoleh pada

kombinasi perlakuan K

(138.75

g) dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

5P3

Hubunganbobot segar tanaman talas dengan dosis pupuk NPK dapat

dilihat pada Gambar 2.

dengan komposisi media tanam topsoil : Pasir :

kompos TKKS (3:1:1) dan dosis pupuk NPK 4 g/polibeg yaitu 250.93 g yang

(17)

Gambar 2. Hubunganbobot segar tanaman talas dengan dosis pupuk NPK

Gambar 2 menunjukkan terdapat hubungan kubik antara bobot segar

tanaman dengan pupuk NPK dimana bobot segar tanaman optimum terdapat pada

dosis pupuk NPK 4 g/polibeg.

Bobot Kering Tajuk (g)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 29-30 ),

diketahui bahwa komposisi media tanam berpengaruhnyata terhadap bobot kering

tajuk. Dosis pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk dan

interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering tajuk.

Bobot kering tajuk talas pada perlakuan komposisi media tanam dan dosis

pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 6.

(18)

Tabel 6. Bobot kering tajuk pada perlakuan komposisi media tanam dan dosis

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut

Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

Tabel 6 menunjukkan pada perlakuan komposisi media tanam diperoleh

bobot kering tajuk tertinggi yaitu pada perlakuan K5

Perlakuan dosis pupuk NPK P3 (4 g/polibeg)menghasilkan bobot kering

tajuk yaitu 10.17 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan P

(Topsoil : Pasir : Kompos

TKKS = 3:1:1) yaitu 11.21 gyang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

1

Hubungan bobot kering tajuk talas dengan dosis pupuk NPK dapat dilihat

pada Gambar 3.

tetapi berbeda

nyata dengan perlakuan P2.

(19)

Gambar 3 menunjukkan terdapat hubungan kubik antara bobot keing tajuk

dengan pupuk NPK dimana bobot kering tajuk optimum terdapat pada dosis

pupuk NPK 6 g/polibeg.

Bobot Kering Akar (g)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 31-32 ),

diketahui bahwa komposisi media tanam berpengaruhnyata terhadap bobot kering

akar. Dosis pupuk dan interaksi antara komposisi media tanam dan dosis pupuk

NPK berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering akar.

Bobot kering akar talas pada perlakuan komposisi media tanam dan dosis

pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Bobot kering akar pada perlakuan komposisi media tanam dan dosis pupuk NPK

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama padakolomyang sama menunjukkan berbeda

tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

Tabel 7 menunjukkan pada perlakuan komposisi media tanam diperoleh

bobot kering akar tertinggi yaitu pada perlakuan K5 (Topsoil : Pasir : Kompos

(20)

Rasio Tajuk Akar

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 33-34 ),

diketahui bahwa komposisi media tanam berpengaruhnyata terhadap ratio tajuk

akar. Dosis pupuk NPK dan interaksi antara dosis pupuk NPK dan komposisi

media tanam berpengaruh tidak nyata terhadap ratio tajuk akar.

Ratio tajuk akar talas pada perlakuan komposisi media tanam dan dosis

pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Ratio tajuk akar pada perlakuan komposisi media tanam dan dosis pupuk NPK

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama padakolomyang sama menunjukkan berbeda

tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

Tabel 8 menunjukkan pada perlakuan komposisi media tanam diperoleh

ratio tajuk akar tertinggi yaitu pada perlakuan K2

Pembahasan

(Topsoil : Pasir = 1:1) yaitu 1.87

yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Pertumbuhan Bibit Talas pada perlakuan komposisi media tanam

Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa perlakuan komposisi media

tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2 MST, total luas daun, bobot

(21)

Komposisi media tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2 MST

dengan rataan tertinggi pada perlakuan K2 (Top soil : Pasir =1:1)yaitu9.85 cm dan

terendah pada perlakuan K4

Total luas daun tanaman talas tertinggi terdapat pada perlakuan K

(Top soil : Pasir : Kompos = 2 : 1 : 1) yaitu 7.67 cm.

Hal ini dikarenakankandungan bahan organik dari top soil paling tinggi sehingga

meningkatkan pertumbuhan tanaman karena bahan organik mampu mengurangi

jumlah unsur hara yang terikat mineral tanah, sehingga unsur hara yang tersedia

bagi tanaman menjadi lebih banyak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gunarto et al(2002) bahwa top soil adalah tanah lapisan paling atas yang biasanya terdapat pada ketebalan 5cm-20cm. Top soil memiliki kandungan bahan organik dan

mikroorganisme paling tinggi dan merupakan tempat aktivitas biologi tanah.

5 (Topsoil

: Pasir : Kompos TKKS = 3:1:1) yaitu 752.50 cm2 dan terendah pada perlakuan K2(Top soil : Pasir = 1:1) yaitu 431.67 cm2. Hal ini dikarenakan pemberian

kompos TKKS memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan pertumbuhan

tanamandan memiliki banyak kandungan hara. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Eleni (2014) bahwa keunggulan kompos TKKS yaitu mengandung unsur hara

yangdibutuhkan tanaman antara lain K, P, Ca, Mg, C dan N. Kompos TKKS

dapatmemperkaya unsur hara yang ada di dalam tanah, dan mampu memperbaiki

sifatfisik, kimia dan biologi tanah. Selain itu kompos TKKS memiliki beberapa

sifatyang menguntungkan antara lain membantu kelarutan unsur-unsur hara

yangdiperlukan bagi pertumbuhan tanaman, bersifat homogen dan mengurangi

resikosebagai pembawa hama tanaman, merupakan pupuk yang tidak mudah

tercucioleh air yang meresap dalam tanah dan dapat diaplikasikan pada

(22)

Perlakuan komposisi media tanam K5 (Top soil : Pasir : Kompos TKKS =

3 :1:1) menghasilkan bobot segar tanaman dan bobot kering akar tertinggi

(175.03 g dan 6.11 g) dan terendah pada perlakuan K4

Ratio tajuk akar tertinggi diperoleh pada perlakuan K

(Top soil : Pasir : Kompos

= 2: 1:1). Hal ini disebabkan media tanam yang digunakan merupakan komposisi

media tanam yang banyak mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan

untuk pertumbuhan tanaman sesuai dengan pernyataan Simanjuntak (2006) yaitu

tanah dengan sifat-sifatnya amat mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas

tanaman. Sifat fisik, kimia, dan biologi tanah merupakan aspek-aspek yang sangat

penting untuk menunjang kesuburan tanah. Kondisi tanah yang subur merupakan

syarat mutlak untuk mengoptimalkan pertumnbuhan dan produktivitas tanaman.

2 (Top soil : Pasir

(1:1)) yaitu 1.87 dan terendah pada perlakuan K1 (Top soil (Kontrol)) yaitu 1.59.

Hal ini dikarenakan pencampuran top soil dengan pasir memberikan efek yang

baik bagi perkembangan akar karena medium bersifat remah dan aerasi yang baik,

dapat mempertahankan kelembaban tanah dan perkolasi air lancer sehingga

pengaruh buruk akibat kelebihan air dapat dihindari. Keadaan ini menyebabkan

akar tumbuh dengan baik dan dapat menyerap unsur hara secara optimal sehingga

suplai hara untuk pertumbuhan lebih banyak. Tersedianya air dan unsur hara pada

medium tanam dan didukung oleh faktor lain yang optimal akan mempengaruhi

proses fotosintesis, hal ini mengakibatkan proses fotosintesis akan berjalan lebih

giat, fotosintat yang dihasilkan juga akan meningkat, sehingga translokasi

fotosintat ke organ-organ tanaman akan meningkat yang akan berpengaruh

terhadap berat kering tanaman yang ada kaitannya dengan ratio tajuk akar

(23)

dapat menyebabkan media menjadi tidak terlalu lembab sehingga akar tanaman

tidak mudah membusuk karena terserang organisme patogen. Kerusakan akar

karena busuk dapat menyebabkan penyerapan unsur hara terganggu dan berakibat

pada kematian tanaman. Tajuk dan akar pada pertumbuhan tanaman memegang

peranan yang sama penting. Tajuk berfungsi untuk menyediakan karbohidrat

melalui proses fotosintesis, sedangkan akar berfungsi untuk menyediakan unsur

hara dan air yang diperlukan dalam proses metabolism tanaman. Rasio tajuk dan

akar berfungsi untuk mengetahui sejauh mana tingkat pertumbuhan bagian tajuk

tanaman berupa daun, batang, maupun organ reproduktif dengan alokasi hasil

fotosintesis untuk pertumbuhan akar (Cahyaningsih, 2003).

Pertumbuhan Bibit Talas pada perlakuan dosis pupuk NPK

Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa perlakuan dosis pupuk NPK

berpengaruh nyata terhadap total luas daun, bobot segar tanaman, bobot kering

tajuk.

Perlakuan dosis pupuk NPK P4 (6 g/polibeg) menghasilkan total luas daun

tertinggi (652.67 cm2) sedangkan perlakuan dosis NPK P1 (0 g/polibeg)

menghasilkan total luas daun terendah (442.67 cm2). Hal ini disebabkan penggunaan pupuk NPK mampu meningkatkan pertumbuhan pucuk tanaman dan

menyuburkan pertumbuhan vegetatif. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sutejo

(2002) yang menyatakan bahwa fungsi N untuk tanaman pangan yaitu sebagai

penyusun protein, untuk pertumbuhan pucuk tanaman dan menyuburkan

pertumbuhan vegetatif sehingga sesuai untuk tanaman pangan. Fungsi P sebagai

salah satu unsur penyusun protein, dibutuhkan untuk pembentukan buah dan biji,

(24)

tanaman akan tahan kekeringan. Kekurangan pupuk P akan menyebabkan

tanaman tumbuh kerdil, pembentukan biji terhambat, serta tanaman menjadi

lemah sehingga mudah roboh. Unsur K berperan dalam proses metabolisme

seperti fotosintesis dan respirasi yang merupakan hal penting dalam pertumbuhan.

Perlakuan dosis pupuk NPK P3 (4 g/polibeg) menghasilkan bobot segar

tanaman tertinggi (148.99 g) sedangkan perlakuan dosis NPK P2

Perlakuan dosis pupuk NPK P

(2 g/polibeg)

menghasilkan total luas daun terendah (98.78 g). Hal ini dikarenakan pemberian

pupuk NPK dapat membantu penyediaan unsur hara tanaman, sehingga

berpengaruh pada pertumbuhan vegetatif tanaman talas yang pada akhirnya dapat

meningkatkan berat segar tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sitompul

dan Guritno (1995) bahwa berat segar tanaman terutama dipengaruhi tersedianya

unsur hara N dan P yang berperan dalam pertumbuhan vegetatif. Berat segar

tanaman hamper seluruhnya ditentukan oleh pengambilan air dan unsur hara bagi

tanaman.

4 (6 g/polibeg) menghasilkan bobot kering

tajuk tertinggi (10.17 cm) sedangkan perlakuan dosis NPK P2 (2 g/polibeg)

menghasilkan total luas daun terendah (9.21 cm). Hal ini disebabkan penggunaan

pupuk majemuk dapat memperbaiki kondisi fisik tanah dan menjaga fungsi tanah

agar unsur hara mudah diserap oleh tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Santoso (2012) bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas tanah yang

sudah mulai menurun yaitu dengan menggunakan pupuk majemuk agar bertujuan

untuk memperbaiki kondisi fisik tanah dan menjaga fungsi tanah agar unsur hara

mudah diserap oleh tanaman. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung

(25)

hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar sedangkan unsur hara

mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil.

Pertumbuhan tanaman erat kaitannya dengan pembelahan sel yang berarti

peningkatan dalam jumlah sel. Sedangkan pembesaran sel erat kaitannya dengan

ukuran sel. Pertumbuhan dan perkembangan sel erat kaitannya dengan

peningkatan berat kering (Gardner et al., 1991). Berat kering tanaman yang konstan akan terjadi ketika jumlah sel yang terbentuk semakin banyak dan

diimbangi dengan ukuran sel yang semakin kecil (Wijayati et al., 2005).

Pengaruh interaksi perlakuan komposisi media tanam dan dosis pupuk NPK

Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui interaksi perlakuan komposis

media tanam dosis pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2-9

MST dan bobot segar tanaman.

Pada parameter tinggi tanaman umur 9 MST kombinasi perlakuan terbaik

diperoleh pada perlakuan K4P3 yaitu 41.83 cm dan terendah pada perlakuan K1P3

yaitu 14.58 cm. Dari data pengamatan (Tabel 1) dapat terlihat bahwa kombinasi

perlakuan terbaik pada perlakuan K4P3 yaitu kombinasi antara komposisi media

tanam berupa Topsoil : Pasir : Kompos (2:1:1) dan dosis pupuk NPK

4 gram/polibeg. Hal ini dikarenakan penggunaan media tanam yang tepat dan

dosis pupuk NPK optimal meningkatkan tinggi tanaman bibit talas. Hal ini

diperkuat oleh pernyataan Santoso (2012) bahwa salah satu upaya untuk

meningkatkan kualitas tanah yang sudah mulai menurun yaitu dengan

menggunakan pupuk majemuk agar bertujuan untuk memperbaiki kondisi fisik

tanah dan menjaga fungsi tanah agar unsur hara mudah diserap oleh tanaman.

(26)

makro dan mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh

tanaman dalam jumlah besar sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang

dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil.

Interaksi perlakuan komposisi media tanam dengan pupuk NPK

berpengaruh nyata pada parameter bobot segar tanaman dimana rataan tertinggi

terdapat pada kombinasi perlakuan K5P3 yaitu 250.93 g dan terendah pada

perlakuan K1P1 yaitu 55.74 g. Hal ini dikarenaan penggunaan media tanam pada

perlakuan K5 yaitu top soil, pasir, dan kompos yang dapat menyediakan unsur

hara untuk tanaman bagi tanaman. Hal ini dikarenakan pencampuran top soil

dengan pasir memberikan efek yang baik bagi perkembangan akar karena medium

bersifat remah dan aerasi yang baik, dapat mempertahankan kelembaban tanah

dan perkolasi air lancer sehingga pengaruh buruk akibat kelebihan air dapat

dihindari. Keadaan ini menyebabkan akar tumbuh dengan baik dan dapat

menyerap unsur hara secara optimal sehingga suplai hara untuk pertumbuhan

lebih banyak. Tersedianya air dan unsur hara pada medium tanam dan didukung

oleh faktor lain yang optimal akan mempengaruhi proses fotosintesis, hal ini

mengakibatkan proses fotosintesis akan berjalan lebih giat, fotosintat yang

dihasilkan juga akan meningkat, sehingga translokasi fotosintat ke organ-organ

tanaman akan meningkat yang akan berpengaruh terhadap berat kering tanaman

yang ada kaitannya dengan ratio tajuk akar tanaman. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Hanafiah (2005) bahwa adanya pasir dapat menyebabkan media

menjadi tidak terlalu lembab sehingga akar tanaman tidak mudah membusuk

(27)

menyebabkan penyerapan unsur hara terganggu dan berakibat pada kematian

tanaman.

(28)

Kesimpulan

1. Komposisi media tanam Top soil : Pasir (1:1) meningkatkan tinggi tanaman

dan ratio tajuk akar; sedangkan komposisi media tanam Top soil : Pasir :

Kompos (3:1:1) meningkatkan total luas daun, bobot segar tanaman, bobot

kering tajuk dan akar.

2. Dosis pupuk NPK 6 g/polibeg meningkatkan total luas daun dan bobot

kering tajuk, dosis pupuk NPK 4 g/polibeg menigkatkan bobot segar

tanaman.

3. Interaksi perlakuan komposis media tanam dosis pupuk NPK berpengaruh

nyata terhadap tinggi tanaman 2-9 MST yaitu kombinasi antara Top soil :

Pasir : Kompos TKKS (2:1:1) dan dosis pupuk NPK (4 g/polibeg) (K4P3)

dan bobot segar tanaman yaitu kombinasi antara Top soil : Pasir : Kompos

TKKS (3:1:1) dan dosis pupuk NPK (4 g/polibeg) (K5P3 Saran

).

Berdasarkan penelitian ini, sebaiknya dapat dilakukan budidaya bibit

tanaman talas dengan komposisi media tanam Top soil : Pasir : Kompos TKKS

(1:1:1) dan dosis pupuk NPK 2 g/polibeg yang ditingkatkan.

Gambar

Tabel 2. Tinggi tanaman 2-9 MST pada perlakuan komposisi media tanam dan  dosis pupuk NPK
Tabel 2 menunjukkan bahwa pada pengamatan 2 MST, interaksi perlakuan
Tabel 3. Jumlah daun 6 - 9 MST pada perlakuan komposisi media tanam dan
Tabel 4. Total luas daun pada perlakuan komposisi media tanam dan  dosis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Segala bentuk tindak kekerasan terhadap anak perlu dicegah dan diatasi sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23 Tahun 2002 tentang

Secara otomatis komutator membalik hubungan antara angker dinamo dan catu daya DC sehingga konduktor berputar pada arah yang tepat terhadap medan magnet,

Misalnya membuat garis sepanjang 10 kekanan, maka yang perlu dilakukan hanyalah klik pada satu titik (misalnya tanda merah pada gambar dibawah), kemudian arahkan ke kanan

Tmis dengan judul "STRATEGI GURU PAI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN SHAIAT FARDHU SISWA ( Strdi Multisitus di SMFhI I lturangan dan SMPN 2 Ifurangan Kabupden

Nilai indeks dominansi pada setiap Stasiun memiliki nilai lebih kecil dari indeks keseragaman jenis artinya tidak ada individu yang mendominasi dan biasanya diikuti dengan

Sebagai agama yang bervisikan keadilan dan kemaslahatan, Islam sangat menekankan perlunya membangun masyarakat sejahtera. Teks-teks Islam yang menyerukan untuk

PENJABARAN APBD TAHUN ANGGARAN 2020 PEMERINTAH KOTA MEDAN.. Urusan Pemerintahan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh kegiatan organisasi kesiswaan Kelompok Ilmiah Remaja terhadap pembentukan sikap ilmiah siswa di MAN 1 Model Bandar