ABSTRAK
AKIBAT HUKUM TERHADAP KELEBIHAN PEMBERIAN KREDIT OLEH BANK UMUM DITINJAU DARI PERATURAN OTORITAS JASA
KEUANGAN NOMOR 11/POJK.03/2015
Regga Jhonindo* Sunarmi** Mahmul Siregar***
Pemberian kredit bagi bank merupakan kegiatan yang utama, karena pendapatan terbesar bank berasal dari sektor tersebut baik dalam bentuk bunga, provisi ataupun pendapatan lainnya. Salah satu unsur penting dalam pemberian kredit adalah jaminan yaitu kemampun debitur untuk memenuhi atau melunasi perutangannya kepada debitur, yang dilakukan dengan cara menahan benda tertentu yang bernilai ekonomis sebagai tanggungan atas pinjaman atas utang yang diterima debitunya terhadap krediturnya. Dalam pemberian kredit menerapkan prinsip kehati-hatian yang diatur dalam Otoritas Jasa Keuangan mengenai batas-batas maksimum pemberian kredit.Terjadinya kelebihan pemberian kredit dikarenakan penurunan Modal Bank serta penggabungan usaha, peleburan usaha, pengambil alihan usaha, perubahan struktur kepemilikan, dan/atau perubahan kepengurusan yang menyebabkan perubahan Pihak Terkait dan/atau kelompok Peminjam dan perubahan ketentuan.
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum normatif, yang didasarkan pada bahan hukum primer, sekunder, dan tersier dengan pengumpulan data secara penelusuran kepustakaan (library research) dan kemudian data dianalisis dengan metode kualitatif.
Akibat hukum yang timbul dari kelebihan pemberian kredit diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/POJK.03/2015 yaitu a. Teguran tertulis, b. penurunan peringkat tingkat kesehatan bank, c. larangan pembukaan jaringan kantor baru, dan d. pembekukan kegiatan usaha tertentu. Sedangkan dalam Sanksi Pidana diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dan paling lama 8 (delapan) tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling banyak Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah), bagi pemegang saham dengan sengaja diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 7 (tujuh) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan paling banyak Rp. 200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah).
Kata Kunci : Kredit, Prinsip Kehati-hatian, Otoritas Jasa Keuangan
* Mahasiswa
** Dosen Pembimbing I *** Dosen Pembimbing II