• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mall Ekspresionisme Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mall Ekspresionisme Deli Serdang"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Terminologi Judul

Perancangan ―Mall Ekspresionis Deli Serdang‖ memiliki pengertian :

 Mall : jenis dari pusat perbelanjaan yang secara arsitektur berupa bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan memiliki jalur untuk berjalan jalan yang teratur sehingga berada di antara antar toko-toko kecil yang saling berhadapan;

 Ekspresionis : pengungkapan atau proses menyatakan;

 Deli Serdang : sebuah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia dimana Bandar Udara Kualanamu berada.

Berdasarkan pengertian dari tiap kata dari judul perancangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari Mall Ekspresionis Deli Serdang adalah sebuah pusat perbelanjaan yang tertutup yang mengekspresikan Kab. Deli Serdang melalui hasil pengolahan kerajinan tangan khas Deli Serdang dalam mall tersebut.

2.1.1. Pengertian Mall

Istilah Mall atau singkatan dari shopping mall memiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah :

a. suatu area pergerakan (linier) pada suatu area pusat bisnis kota (central city business area) yang lebih diorientasikan bagi pejalan kaki; berbentuk pedestrian dengan kombinasi plaza dan ruang-ruang interaksional. (Ruberstein, 1978)

(2)

merupakan unsur utama dari sebuah shopping mall dengan fungsi sebagai sirkulasi dan sebagai ruang komunal bagi terselenggaranya interaksi antarpengunjung dan pedagang. (Maitland, 1987)

c. kelompok kesatuan komersial yang dibangun pada sebuah lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimulai dan diatur menjadi sebuah unit operasi, berhubungan dengan lokasi, ukuran, tipe toko, dan area perbelanjaan dari unit tersebut. Unit ini juga menyediakan parkir yang dibuat berhubungan dengan tipe dan ukuran total toko-toko. (UrbanLandInstitute)

2.1.2. Perbedaan Shopping Center dengan Shopping Mall

Kata ―shopping center‖ dan ―shopping mall‖ sering digunakan dalam keseharian dan kedua area perbelanjaan ini memiliki perbedaan yaitu :

- Pada Amerika Utara, dan India, ―Shopping mall‖ digunakan pada struktur kumpulan retail yang tertutup dan sering disebut mall; sedangkan ―shopping center‖ adalah komplek retail yang terbuka. Kedua fasilitas ini memiliki area parkir yang besar, berhadapan dengan jalan arteri, dan memiliki beberapa pedestrian yang menghubungkan ke lingkungan sekitar. (Urban Geography: A Global Perspective Michael Pacione, Routledge, Informa UK Ltd. 2001)

(3)

pengunjung dalam mencari barang dan meningkatkan faktor keamanan untuk mencegah bahaya kebakaran

2.1.3. Klasifikasi Shopping Mall / Mall

Terdapat klasifikasi Shopping Mall / Mall berdasarkan bentuk umum mall menurut Maithland (1987), adalah:

a. Open mall (mall terbuka) adalah mal tanpa pelingkup, dimana keuntungannya adalah memiliki kesan luas dan perencanaan teknis yang mudah sehingga biaya lebih murah, dan kerugiannya adalah kendala climatic control yang berpengaruh terhadap kenyamanan dan kesan pewadahan kurang.

b. Enclosed mall (mall terttutup) adalah mall dengan pelingkup, dimana keuntungannya adalah kenyamanan climatic control dan kerugiannya adalah biaya mahal dan kesan kurang luas. c. Integrated mall (mall terpadu) adalah penggabungan mall

terbuka dan tertutup. Biasanya berupa mall tertutup dengan akhiran mall terbuka. Mall ini bertujuan mengkonsentrasikan daya tarik pengunjung pada mal tertutup.

2.1.4. Elemen-Elemen Mall

Menurut Harvey M. Ruberstain dalam CentralCityMall, terdapat beberapa elemen Mall yaitu :

a. Anchor (magnet) adalah transformasi dari “nodes” yang berfungsi sebagai “landmark”, perwujudannya berupa plaza dan mall.

b. Secondary anchor adalah transformasi dari ”district”, perwujudannya berupa toko-toko pengecer, retail, supermarket, superstore, bioskop, dan lain-lain.

c. Street mall adalah transformasi bentuk “path”, berupa pedestrian yang menghubungan magnet-magnet.

(4)

Gambar 2.1. Elemen mall

2.1.5. Industri Kerajinan Tangan

Di Indonesia, terdapat sebuah organisasi bernama Dewan Kerajinan Nasional (DEKRANAS) yang merupakan organisasi nirlaba yang menghimpun pencinta dan peminat seni untuk memayungi dan mengembangkan produk kerajinan dan mengembangkan usaha tersebut, serta berupaya meningkatkan kehidupan pelaku bisnisnya, yang sebagian merupakan kelompok usaha kecil dan menengah (UKM). Organisasi ini dibentuk berlandaskan kesadaran akan kelangsungan hidup dari kerajinan yang menopang kehidupan berjuta-juta keluarga yang dihadapkan pada kemajuan teknologi industri di satu sisi dan pelestarian nilai budaya bangsa yang harus tercermin dalam produk kerajinan, dan kebutuhan akan wadah partisipasi masyarakat bertaraf nasional yang berfungsi membantu dan sebagai mitra pemerintah dalam membina dan mengembangkan kerajinan. Tidak berhenti disana, DEKRANAS juga membentuk organisasi DEKRANAS tingkat daerah yang disebut DEKRANASDA untuk mendukung kelancaran kegiatannya di tingkat daerah.

(5)

tenunan songket gorga, batik gorga, batik khas Deliserdang, anyaman bambu dan keramik gerabah.

Gambar 2.2. Kerajinan Tangan Deli Serdang

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang, bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah setempat mendorong perkembangan industri kerajinan tangan khas daerah itu untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga sebagai aset promosi wisata. Terdapat beberapa produk kerajinan yang memiliki peluang investasi yaitu batik, anyaman bambu (kursi bambu), keramik gabah, tenunan tradisional, sulaman bordir dan jahit menjahit.

Tidak hanya Dekranasda Deli Serdang, di Lubuk Pakam juga terdapat sebuah organisasi yang memiliki kegiatan kerajinan sebagai salah satu kegiatannya yaitu Organisasi LINGKARAN. LINGKARAN merupakan organisasi non profit yang bergerak di bidang pendidikan dan pengembangan anak serta remaja, dengan tujuan membentuk karakter serta meningkatkan reseliensi dimasa pembentukkan dan transisi menuju masa dewasa. LINGKARAN juga menggunakan beberapa media seni sebagai pendekatan dalam penyampaian materi-materi seperti; seni menggambar, seni musik, tari dan seni teater. Beberapa produk- produk yang dihasilkan adalah Miniatur Vespa dari bambu, vas bunga yang terbuat dari bambu, juga bunga hiasan yang terbuat dari kelopak kulit jagung.

(6)

2.2. Lokasi

2.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi

Adapun kriteria dalam pemilihan lokasi untuk perancangan ini adalah:

Tabel 2.1. Tabel Kriteria Penilaian

No. Kriteria Lokasi

1. Tinjauan terhadap struktur kota

Tapak harus berada pada wilayah RUTRK/ peraturan yang tata guna lahannya diperuntukkan daerah perdagangan dan jasa

2. Pencapaian Tapak harus dapat dicapai dengan kendaraan umum dan kendaraan pribadi dan dekat dengan jalan utama

3. Area Pelayanan Area disekitar site hendaknya berupa fungsi yang dapat mendukung fasilitas yang dirancang atau terdapat sarana yang membutuhkan jasa/pelayanan yang berhubungan dengan fasilitas perbelanjaan seperti, hotel, rumah penduduk, terminal, bandara dan pusat komersil lainnya

4. Status Kepemilikan Area tapak hendaknya tapak kosong atau tapak dengan kepemilikan pribadi

5. Kontur Kontur area tapak hendaknya relatif datar 6. Kemudahan

entrance

Entrance yang dipilih hendaknya mudah diakses oleh para pengguna bangunan

(7)

2.2.2. Analisa Penetapan Tapak

Berdasarkan kriteria pemilihan lokasi diatas, maka diputuskan untuk memilih tiga alternatif lokasi di Kabupaten Deli Serdang yang cocok untuk perancangan Mall Deli Serdang.

Gambar 2.4. Lokasi Alternatif Tapak a. Lokasi I

Gambar 2.5. Lokasi I

Lokasi : Jl. Bandara KualaNamu, Kec. Batang Kuis Luas Lahan : ± 3 Ha

Fasilitas pendukung : Pemukiman, komersial (warung), perkebunan b. Lokasi II

Gambar 2.6. Lokasi II

Lokasi : Jl. Bandara KualaNamu, Kec. Batang Kuis Luas Lahan : ± 3 Ha

(8)

c. Lokasi III

Gambar 2.7. Lokasi III

Lokasi : Jl. Bandara KualaNamu, Kec. Batang Kuis Luas Lahan : ± 3 Ha

Fasilitas pendukung : Pemukiman, hotel, warung, perkebunan

Dari ketiga lokasi, maka setiap lokasi akan dinilai berdasarkan kriteria yang sudah disebutkan sebelumnya untuk mendapatkan tapak yang paling sesuai:

Tabel 2.2. Analisis Tapak Berdasarkan Kriteria Penilaian

NO KRITERIA SITE I SITE II SITE III

Berada di ring 3 (dalam perpanjangan landasan

(9)

6.

Keistimewa-- Disekitar masih hijau - 1 Jalan utama, dekat

dengan U-Turn - Berada di samping

jalan lingkungan

(4)

- Didepan commercial BusinessPark - Berada di simpang - 1 Jalan utama,

Sumber : Hasil Analisa

Keterangan : 1 = tidak layak 4 = cukup baik

2 = cukup layak 5 = sangat baik

3 = baik

Dari penilaian berdasarkan kriteria diatas, maka tapak yang memiliki jumlah nilai tertinggi adalah tapak lokasi I yang berlokasi di Jl. Bandara KualaNamu, Kec. Batang Kuis, Kab. Deli Serdang, ± 6km dari pintu masuk bandara.

2.2.3. Deskripsi Kondisi Tapak Terpilih

 Kasus proyek : Mall Ekspresionis Deli Serdang

 Status proyek : Fiktif

 Pemilik proyek : Swasta bekerja sama dengan pemerintah

 Lokasi Lahan : Jl. Bandara Kualanamu, Kec. Batang Kuis, Kab. Deli Serdang, ± 6km dari pintu masuk bandara

 Batas-batas Tapak

o Batas Utara : perkebunan

o Batas Timur : perkebunan, Jl. Bandara Kualanamu o Batas Selatan : Perkebunan, rumah penduduk, warung,

dan Jl. Bandara Kualanamu

(10)

 Peruntukan Lahan : Shopping mall

 KDB : 70%

 GSB

o Batas Utara : 3 meter o Batas Timur : 3 meter o Batas Selatan : 15 meter o Batas Barat : 6.5 meter

 Ketinggian bangunan : maks. 145 meter

 Bangunan eksisting : lahan kosong dan warung kecil

 Potensi lahan

o Berada di hook ; o 2 Jalan utama;

o Memiliki jarak pandang yang bagus;

o Berjarak cukup dekat dengan bandara udara dan pemukiman warga.

2.3. Tinjauan Fungsi

2.3.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

Pengguna dalam perancangan ―Mall Ekspresionis Deli Serdang‖ terdiri atas pengunjung, penyewa, pengelola, dan service.

 Pengunjung adalah pihak yang melakukan kunjungan ke Mall Deli Serdang dikelompokkan berdasarkan pertimbangan tertentu seperti : o Berdasarkan golongan : masyarakat berpenghasilan menengah dan

masyarakat berpenghasilan cukup;

o Berdasarkan asal-usul : pengunjung dari Kab. Deli Serdang dan sekitarnya, pengunjung dari luar Kab. Deli Serdang, dan pengunjung turis dari luar pulau;

(11)

o Berdasarkan tujuan : pengunjung untuk berbelanja, pengunjung untuk berjalan-jalan dan rekreasi, dan pengunjung untuk membeli oleh-oleh.

 Penyewa adalah pihak yang menyewa toko/retail atau bekerja di retail dalam bangunan untuk menjual barang dan jasa kepada pengunjung;

 Pengelola adalah pihak yang melakukan pengelolaan bangunan baik kegiatan administrasi maupun kegiatan operasional, pihak ini dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu :

o Pimpinan, terdiri dari direktur dan wakil direktur, dan dibantu oleh sekretaris;

o Kepala bagian, terdiri dari kepala bagian operasional, keuangan, pemasaran, keamanan, HRD (human resources development), dan pemeliharaan dan perawatan gedung;

o Staff , karyawan-karyawan yang berkerja dibawah kepala bagian.

 Pemerintahan adalah pihak pemerintahan yang mengatur dan mengelola area galeri kerajinan dan pusat oleh-oleh sebagai salah satu area investasi;

Service adalah pihak yang melakukan kegiatan pelayanan bangunan seperti kegiatan teknis bangunan, kebersihan, keamanan, utilitas, pantry, dan pergudangan

Berdasarkan pelaku kegiatan, maka kegiatan yang dilakukan dalam bangunan adalah:

1. Kegiatan pengunjung (lokal/turis/transit) a. Berbelanja

b. Melihat pertunjukan (event) yang diselenggarakan pihak pengelola

c. Jalan-jalan (window shopping) d. Makan dan minum

e. Menggunakan fasilitas bermain dan penunjang f. Mencari informasi

(12)

Gambar 2.8. Kegiatan pengunjung 2. Kegiatan pengelola dan pemerintahan

a. Mengelola bangunan baik dari aspek administrasi, operasi bangunan, marketing

b. Melayani pengunjung

c. Melakukan dan merencanakan persiapan pertunjukan d. Memberi informasi dan publikasi

Gambar 2.9. Kegiatan pengelola dan pemerintahan 3. Kegiatan penyewa

a. Mengelola toko/retail b. Menstok produk c. Melayani pengunjung

d. Menggunakan fasilitas penunjang

Gambar 2.10. Kegiatan penyewa 4. Kegiatan servis

a. Membersihkan interior bangunan dan eksterior bangunan b. Maintenance utilitas bangunan

(13)

Gambar 2.11. Kegiatan servis

2.3.2. Deskripsi Perilaku

Perilaku pengunjung (pembelanja) pada suatu pusat perbelanjaan berbeda-beda, tergantung pada kelas ekonomi, latar budaya, usia, dan tujuan kunjungannya. Tidak semua pengunjung datang untuk membeli sesuatu.

Tujuan pengunjung datang ke pusat perbelanjaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

- Berbelanja (membeli sesuatu) dimana pengunjung akan memusatkan perhatian pada benda yang dicarinya terlebih dahulu, setelah kebutuhan itu terpenuhi, mereka akan membagi perhatiannya terhadap hal- hal lain.

- Berekreasi; pengunjung yang datang untuk berekreasi akan membagi perhatiannya terhadap berbagai hal, baik informasi, barang, maupun fasilitas yang terdapat dalam mall. Pengunjung ini lebih bersifat santai dan menikmati suasana bangunan.

Rata-rata waktu yang digunakan untuk berbelanja adalah dua jam. Jika waktu berkunjung lebih dari itu, pengunjung akan merasa lelah dan membutuhkan fasilitas beristirahat.

2.3.3. Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

2.3.3.1. Zona Pengelompokan Fungsi

Menurut ICSC (The International Council of Shopping Centers), area sewa (tenant) terdapat beberapa jenis, yaitu :

a. Food and groceries termasuk toko makanan, buah-buahan dan sayur-sayuran, toko daging, toko seafood, toko roti/kue, dan specialtyfoodandliquor;

(14)

c. Entertainment termasuk bioskop, area permainan, area hiburan keluarga, bar, area bowling, ice-skating, taman bermain internal, karaoke.

Prinsip tenant mix adalah salah satu prinsip yang perlu ditekankan pada pola hubungan antara until retail dan mal. Tenant mix adalah strategi pencampuran penyewa ruang (pedagang) dari berbagai jenis barang dagangan. Strategi ini sesuai dengan tuntutan kemudahan konsumen dalam bentuk one stop shopping, yaitu kemudahan mendapatkan semua jenis kebutuhan dalam satu tempat/mall. Dengan beragamnya jenis barang dagangan yang ditawarkan dalam satu mall, magnet dan unit retail pada shopping mall perlu dikelompokkan berdasarkan materi dagangan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan persaingan yang mematikan.

Pada perancangan ―Mall Ekspresionis Deli Serdang‖, fungsi ruang dapat dikelompokkan menjadi yaitu :

a. Fasilitas perbelanjaan; terdiri dari retail, toko buku, mini archor tenant, minimarket, apotek, pusat oleh-oleh;

b. Fasilitas rekreasi; terdiri dari game corner, galeri kerajinan, dan pijat refleksi;

c. Fasilitas kuliner; terdiri dari restoran, cafe, fast food, dan food court;

d. Fasilitas pengelola; terdiri dari kantor pengelola dan fasilitas utilitas lainnya;

(15)

Berdasarkan prinsip tenant mix, area perbelanjaan dapat dikelompokkan menjadi beberapa zona, yaitu:

- Zona pengelompokan ini berfungsi sebagai zona yang terlihat khas/karateristik dari bangunan ini.

Gambar 2.12. Zona pengelompokan penyambut

- Zona pengelompokan ini berfungsi sebagai area berbelanja yang dilengkapi dengan fasilitas kuliner

Gambar 2.13. Zona pengelompokan perbelanjaan

- Zona pengelompokan ini berfungsi sebagai zona yang memiliki area rekreasi dan bersifat lebih tenang, dimana tidak terdapat sebuah mini anchor tenant dan dilengkapi dengan food court yang memili variasi makanan

(16)

2.3.3.2. Deskripsi Kebutuhan Ruang

Dari daftar kegiatan dan pengguna bangunan, muncullah kebutuhan ruang yang harus dipenuhi yaitu :

Tabel 2.3. Tabel fasilitas, pengguna, dan aktivitasnya

Fungsi Fasilitas Pemakai Kegiatan Kebutuhan ruang

Pengelola Mengatur pemasokan barang, administrasi, isoma

Retail; Gudang Karyawan Melayani pengunjung dan

pembayaran, menyusun barang, isoma

Kasir

Pengunjung Melihat, membeli barang - Mini

anchor Tenant

Pengelola Mengatur pemasokan barang, administrasi, isoma

R.pengelola Gudang Karyawan Melayani pengunjung dan

pembayaran, menyusun barang, isoma

R. karyawan Kasir Display area Pengunjung Melihat-lihat, membeli

barang, mencoba baju

Kamar pas

Minimar-ket

Pengelola Mengatur Pengadaan barang dan Lobi supllier, pembukuan akuntansi, isoma

R. pengelola; Gudang

Karyawan Melayani pengunjung dan pembayaran, menyusun barang, labelling, isoma

R. karyawan

Pengunjung Melihat, membeli barang - Toko

buku

Pengelola Mengatur pemasokan barang, administrasi, isoma

R. pengelola gudang Karyawan Melayani pengunjung dan

pembayaran, menyusun barang, isoma

Kasir Display area R. karyawan Pengunjung Melihat, membeli barang - Pusat

oleh-oleh

Pengelola Mengatur pemasokan barang, administrasi, isoma

R.pengelola gudang Karyawan Melayani pengunjung dan

pembayaran, menyusun barang, isoma

Kasir; R. karyawan

Pengunjung Melihat, membeli barang - Apotek Pengelola Mengatur pemasokan barang,

administrasi, isoma

(17)

Karyawan Melayani pengunjung dan pembayaran, menyusun barang, isoma

Kasir; R. karyawan

Pengunjung Melihat, membeli barang - Fasilitas

rekreasi

Tempat pijat refleksi

Pengelola Mengatur stok barang, administrasi, isoma

R. pengelola gudang Karyawan Melayani pengunjung dan

pembayaran, isoma

Area pijat; kasir R. karyawan Pengunjung Menunggu antrian, menerima

jasa, membayar

Area tunggu

Game corner

Pengelola Administrasi, mengontrol R. pengelola R. permainan Karyawan Melayani pengunjung dan

pembayaran, memeriksa keadaan peralatan, isoma

R. karyawan; Kasir, hall,gudang Pengunjung Melihat-lihat, bermain,

membeli koin permainan

-

Galeri kerajinan

tangan

Pengelola Administrasi, mengontrol, isoma

R. pengelola; toilet Karyawan Melayani pengunjung dan

pembayaran; isoma

Pengunjung Melihat dan membeli barang -

Fasilitas kuliner

Restoran / food

court

Pengelola Administrasi, mengontrol, memeriksa bahan makanan dan pasokannya, isoma

R. pengelola; gudang; r. Pendingin Karyawan Melayani pengunjung dan

pembayaran; memasak;

Pengunjung Makan/minum, duduk, memesan makanan, membayar

Area makan dan minum

Cafe Pengelola Administrasi, mengontrol, memeriksa bahan makanan dan pasokannya, isoma

(18)

Karyawan Melayani pengunjung dan Pengunjung Makan/minum, duduk,

membayar

Pengelola Administrasi, isoma R.pimpinan; R.wakil Karyawan Administrasi R. manager;

R. Sekretaris;

Petugas Menjaga keamanan, menindak kriminal, isoma

Pos jaga, R. satpam Utilitas Karyawan Mengawasi alat bekerja,

mejalankan dan mengatur

Karyawan Mengontrol, servis,

adminitrasi, menyusun dan menghitung barang

R. bongkar muat gudang utama penyewa Menitip barang dagang,

adminstrasi Fasilitas

umum

Reserva-si takReserva-si

Petugas Melayani pengunjung dan pembayaran, memanggil taksi

Kasir; R.administras

i Pengunjung Menyewa taksi, menunggu

giliran

R. tunggu

Money changer

Petugas Melayani pengunjung Counter

Pengunjung Mengganti uang -

Mall Pengunjung Duduk, jalan, mengambil uang di ATM, menelepon, mencari informasi

(19)

R. ATM;

Karyawan Buang air, cuci muka Toilet umum penyewa

Pengunjung

Musholla Karyawan Wudhu, sholat R, sholat, tempat wudhu penyewa

Pengunjung Fasilitas

parkir

Parkir Pengelola Parkir mobil, dan sepeda motor, menurunkan

Terdapat beberapa standar-standar dalam perancangan besaran ruang dalam mall, yaitu:

a. Jarak antar kolom mempengaruhi besaran dari toko dalm fleksibilitas ruangan, jarak antar kolom yang biasanya digunakan 20 ft (6m), 25ft (7.5m) dan 30ft (9m);

b. Area basement memiliki tinggi bersih 8-9 ft (2.4-3m) dimana untuk area loading dock memiliki panjang 10.7m dan 1.5m di kedua sisi dengan ketinggian bersih 4.7 m;

c. Ukuran toko kecil memiliki lebar berkisar 5.3 m-6m dan biasanya 5.4m, ketinggiannya 3.3-3.8m untuk area jual dan 3.2-3.6m untuk area yang bukan area jual; dan ukuran toko besar memiliki lebar berkisar 7.3-9.2 m dengan ketinggian minimum 3.6 m;

(20)

d. Fitting room memiliki besaran beragam tergantung pada peletakan cermin;

Gambar 2.16. Layout fitting room

e. Fasilitas pijat refleksi memiliki konfigurasi ruang seperti pada gambar dimana fasilitas ini kurang lebih memiliki 6-8 kamar agar dapat sukses;

Gambar 2.17. Layout fasilitas pijat refleksi

Keterangan gambar : a = 0.3-0.45m d = 0.9 m g = 1.95 – 2.1m

b = 0.3m e = 1.95 – 2.1m

c = 1.5 m; 1.8 m; 2.1m f = 1.05 – 2.1 m

f. Apotek atau drugstore menjual beberapa keperluan selain obat-obatan seperti kartu ucapan, rokok, buku, majalah, dan beberapa keperluan rumah tangga;

Gambar 2.18. Layout apotek

Keterangan gambar : a = 2.55m e = 3.9 m i = 1.72 – 2.4m

b = 9.75m f = 6.45m j = 1.35 – 1.7m

c = 3.15m g = 4.35 m

(21)

Gambar 2.19. Layout gudang apotek

g. Retail sepatu biasanya memiliki area terpisah untuk pria, wanita dan anak-anak. Toko sepatu ini harus disusun secara efisien agar dapat mengakomodasi tempat duduk dan sirkulasi yang efisien dan tidak menghalau area pengunjung yang mencoba sepatu;

Gambar 2.20. Layout retail sepatu

Gambar 2.21. Layout gudang retail sepatu

(22)

Gambar 2.22. Layout dapur restoran

i. Area kerja karyawan sebaiknya berhadapan ke arah yang sama dan memiliki gang atau jalan untuk memudahkan sirkulasi internal;

Gambar 2.23. Layout dan ukuran meja kerja j. Beberapa konfigurasi fasilitas pengelola sebagai berikut;

(23)

2.3.4. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Berikut merupakan persyaratan yang diperlukan, yaitu : Tabel 2.4. Tabel persyaratan dan kriteria ruang

Fungsi Ruang Persyaratan dan kriteria Fasilitas

perbelanja -an

Mini anchor Tenant

Disesuaikan dengan modul struktur, berada di ujung sebagai anchor tenant, memiliki besaran berkisar 935m2 - 2335 m2 dengan lux standar 500 lux dan temperatur 18˚C

Retail Disesuaikan dengan modul struktur, terhubung langsung dengan sirkulasi utama, memiliki besaran maksimum 373 m2 dengan lux standar 500 lux dan temperatur 18˚C, tinggi bersih 3.3-3.8m

Standar rak :

Minimarket Disesuaikan dengan modul struktur, mudah diakses dan dekat dengan pintu masuk, dengan lux standar 500 lux dan temperatur 18˚C

Standar rak :

Toko buku Disesuaikan dengan modul struktur, dengan lux standar 500 lux dan temperatur 18˚C

(24)

Pusat oleh-oleh

Disesuaikan dengan modul struktur, mudah diakses dan dekat dengan pintu masuk, dengan lux standar 500 lux dan temperatur 18˚C

Apotek Disesuaikan dengan modul struktur, mudah diakses dan dekat dengan pintu masuk, area depan toko sederhana, dan tembus pandang dengan jendela display yang rendah. Interior harus terorganisir dan dikelompokkan Fasilitas

Memerlukan view yang bagus, mudah diakses, lux standar 250 lux dengan ketinggian ruangan 2.5-3m dan area jalan 1.2-2m

Galeri kerajinan tangan

Nyaman, tenang, mudah diakses dan terhubung langsung dengan sirkulasi utama; lux standar 200 lux, penempatan kerajinan yang sesuai dengan jarak pandang

Tempat pijat refleksi

Nyaman, tenang, mudah diakses dan terhubung langsung dengan sirkulasi utama

Fasilitas umum

R. informasi Mudah diakses dan terlihat dari pintu masuk Lobby Cukup luas; lux standar 100-200 lux

R. atm Mudah diakses tapi tidak terlalu dari keramaian Toilet Mudah diakses tapi tidak langsung terlihat dari area

perbelanjaan, dapat digunakan oleh difabel

Musholla Nyaman dan tenang, jauh tapi mudah diakses dari area perbelanjaan

Reservasi taksi

(25)

Money changer

Mudah diakses

Parkir Mudah dicapai dari area perbelanjaan dan pintu masuk Fasilitas

pengelola

Kantor pengelola

Mudah dicapai tapi tidak terlalu terlihat, memiliki fasilitas toilet, dan pantry sendiri

Keamanan Mudah dicapai dan dapat mengawasi pintu masuk dan area perbelanjaan

Utilitas Jauh / susah diakses dari area perbelanjaan oleh pengunjung

2.3.5. Studi Banding Arsitektur yang mempunyai Fungsi Sama

2.3.5.1. Changi City Point

Gambar2.25. Jalur Menuju Changi City Point dari Airport

Sumber : google

Changi City Point, Singapore, berlokasi di tengah Changi Business Park dan dekat dengan perumahan, juga berdekatan dengan Bandara Changi, Singapore Expo, dan universitas pada timur laut. Changi City point dapat dicapai dengan MRT, dan kendaraan umum. Changi City Point, dengan luas lahan 46.969 meter persegi dan luas bangunan 28.463,1 meter persegi, merupakan sebuah retail mall dengan tiga lantai dan satu basement.

- Lantai 1 dan 2 merupakan lantai utama retail yang mengakomodasikan berbagai retail, restoran, food outlet, dua food court, supermarket, toko perabot, elektronik, toko farmasi, toko perhiasan;

(26)

Changi City Point didesain sederhana dimana terdapat sebuah galeri, sebuah mall yang mengarah ke atrium utama di sudut barat daya dan sebuah restoran dan tempat rekreasi yang mengarah ke sudut timur. Juga terdapat mall yang terbentang dari utara ke selatan yang merupakan sebuah pedestrian yang aktif 24 jam yang diatur oleh URA. Galeri utama dari pusat perbelanjaan termasuk sebuah area dengan skylight dengan taman dan fitur air. Desain ini menekankan bahwa bangunan ini didesain dengan penekanan yang kuat tentang materi yang alami dan integrasi dari tanaman dan lansekap, juga membuat pusat perbelanjaan ini berbeda dengan pusat perbelanjaan yang lain.

Gambar 2.26. Changi City Point

Sumber :http://www.finanznachrichten.de/pdf/20140512_175650_J69U_EQ6AS

ZLFT5NIS5LM.3.pdf

Gambar 2.27. Fasilitas Changi City Point

Sumber :http://www.finanznachrichten.de/pdf/20140512_175650_J69U_EQ6AS

ZLFT5NIS5LM.3.pdf

(27)

Changi City Point diklasifikasikan sebagai sub-regional centre di Singapore, dengan luas main anchor sebesar 15360 kaki persegi atau 7% dari total luas lantai. Changi City Point memiliki beberapa fitur unik, yaitu :

- Setting lansekap yang membuat seperti mall di dalam taman; - Penggabungan retail tradisional dan retail outlet;

- Lokasi yang dekat dengan distrik bisnis Changi yang memberi akses kepada para karyawan.

Dalam pusat perbelanjaan ini, terdapat 138 specialty shop dengan luas total 140.350 kaki persegi, dan 4026 kaki persegi dari luasan itu masih kosong. Dari luasan retail yang telah disewa, 40% dari luasan itu disewa oleh penyewa F&B (food and beverage), dan sisanya ditempati oleh penyewa dengan barang dagang seperti pakaian dan perabot.

Gambar 2.28. Changi City Point Basement 1

Sumber :http://www.finanznachrichten.de/pdf/20140512_175650_J69U_EQ6AS

(28)

Gambar 2.29. Changi City Point Lantai 1

Gambar 2.30. Changi City Point Lantai 2

(29)

Pada Changi City Point, terdapat tiga jenis sistem sirkulasi horizontal yang digunakan yaitu sirkulasi tunggal yang dibatasi oleh atrium dan sirkulasi memanjang dari area timur mall ke area selatan mall atau ke atrium yang terdapat void pada beberapa titik, dan sirkulasi sekunder yang diapit oleh retail-retail. Kedua sistem sirkulasi utama yang digunakan bersifat melingkar karena dibatasi oleh void-void tersebut sehingga area sirkulasi lebih terasa luas.

Sistem sirkulasi vertikal yang digunakan adalah eskalator dan lift dimana eskalator terletak pada tiga titik yaitu pada area timur mall, area selatan mall dan di dekat atrium mall. Lift terletak pada bagian selatan dan timur mall. Pada bagian timur mall, juga terdapat lift servis yang berada di dedkat area toilet. Akan tetapi sirkulasi vertikal yang dapat mengakses rooftop hanya lift yang terletak pada selatan mall dan eskalator yang terletak di dekat atrium.

Area servis bangunan pada tiap lantai terdiri dari toilet, dan tangga kebakaran, letak servis ini berada pada ujung area timur dan selatan mall.

2.3.5.2.City Center Mall

Gambar 2.32. City Center Mall

Sumber : google

(30)

Center Mall terletak di hook segitiga jalan dengan fasilitas basement sebagai tempat parkir dan enam lantai.

City Center Mall ini terkenal dengan memiliki beragam fasilitas kuliner, dimana terdapat food bazar, fastfood, dan restoran-restoran lainnya. Selain itu, mall ini juga memiliki fasilitas berbelanja dengan brand internasional dan nasional, pub, area bermain anak (timezone), dan bowling alley.

Sang arsitek menggunakan konsep bentukan egyptian pylons sebagai fasad bangunan dan piramid sebagai kubah/dome pada bagian atas bangunan.

Gambar 2.33. Konsep bentukan City Center Mall Yang menjadi magnet dalam mall ini adalah fasilitas kuliner yang beragam dan fasilitas berbelanja internasional dan nasional. Dan juga lingkungan yang dekat dengan bandara dan hotel sehingga mall ini menjadi penarik perhatian untuk para turis yang datang.

Upper ground floor

(31)

Gambar 2.34. Denah City Center Mall

Keterangan gambar : 1 = eskalator; 2= tangga dan lift; 3=tangga kebakaran dan toilet

Sumber : http://www.slideshare.net/aaru994/arihantppt-autosaved

Sirkulasi horizontal City Center Mall bersifat melingkar dan berorientasi terhadap atrium. Sirkulasi vertikal utama, yaitu eskalator, tangga, dan lift, juga terletak pada atrium. Sedangkan tangga kebakaran terletak pada ujung bangunan dan dekat dengan area servis bangunan.

Gambar 2.35. fasilitas sirkulasi vertikal

Lantai 2 Lantai 3

(32)

Gambar 2.36. Denah basement City Center Mall

City Center Mall memiliki sebuah basement dengan sistem half storey car park dimana basement memiliki dua area dengan ketinggian yang tidak sama. Area basement ini hanya digunakan untuk area parkir mobil.

2.4. Elaborasi Tema

(33)

Gambar 2.37. Skema alur pemikiran tema

2.4.1. Pengertian

Arsitektur Ekspresionisme

a. Arsitektur Ekspresionisme adalah arsitektur yang mampu membangkitkan emosi dari diri pengamat dengan cara menimbulkan asosiasi atau dengan cara mendesain dengan berlebihan.1

b. Arsitektur ekspresionisme memiliki nilai-nilai yaitu menghargai kebebasan bentuk dan garis, menghasilkan bentuk bangunan yang tidak monoton, mengekspresikan bahasa emosi bentuk dan warna, merupakan ungkapan isi hati seseorang, menjelajahi jiwa dan melukiskan emosi kepada orang lain.2

Ciri Arsitektur Ekspresionis adalah:

- Menggunakan makna dari simbol dan ide ruang yang diterapkan dalam bangunan.

- Menggunakan bentuk yang terdiri dari material yang konstruktif berupa kaca, baja, dan dinding beton/ bata bata.

- Menggunakan kesamaan arti makna dari aliran seni ekspresionis dengan aliran dalam arsitektur.

- Menggunakan kesamaan antara nilai arsitektur ekspresionis dengan objek bangunan.

1 http://kk.mercubuana.ac.id/elearning/files_modul/12012-7-627073454735.doc 2

(34)

2.4.2. Interpretasi Tema

Konsep dasar yang ingin diterapkan pada perancangan ―Mall Ekspresionis Deli Serdang‖ adalah bagaimana menerapkan ekspresi dari makna lambang Kabupaten Deli Serdang dimana salah satu maknanya adalah ―masa depan yang gemilang‖ dan makna dari motto Kabupaten Deli Serdang yang berarti ―semangat perjuangan daerah yang kuat dan kokoh‖ ke dalam bentuk dan karakter bangunan yang dirancang. Sehingga bangunan dapat menimbulkan perasaan riang dan kesatuan ketika melihatnya.

2.4.3. Keterkaitan Tema dengan Judul

―Mall Ekspresionis Deli Serdang‖ merupakan satu fasilitas perbelanjaan terbaru yang dibangun di Kec. Batang Kuis, Kab. Deli Serdang. Kabupaten ini memiliki bandar udara yang bernama Bandar Udara Kualanamu sehingga daerah ini lebih sering dikenal dengan nama Kualanamu dan dilambangkan dengan bandar udara tersebut. Akan tetapi, Kabupaten Deli Serdang sendiri memiliki identitas yang telah tertuang pada lambang daerahnya. Maka dari itu, walaupun icon dari Kab. Deli Serdang adalah Bandar Udara Kualanamu, identitas kabupaten harus tetap dipertahankan sebagai nilai lokal kabupaten itu sendiri. Tidak terlepas dari hal tersebut, pembangunan ―Mall Deli Serdang‖ sebagai fasilitas perbelanjaan harus tetap mempertahankan identitas kabupaten. Dengan dasar ini, tema Arsitektur Ekspresionisme sangatlah cocok untuk mengekspresikan identitas dari Kabupaten Deli Serdang.

2.4.4. Studi Banding Arsitektur yang mempunyai Tema Sejenis

2.4.4.1. Museum Guggenheim

(35)

Solomon R. Guggenheim Museum adalah sebuah museum seni yang terletak di Manhattan, New York dan dirancang oleh Frank Lloyd Wright dengan gambaran bangunan lebih lebar di bagian atas dan digambarkan sebagai kuil dari arwah, ―temple of the spirit‖. Bangunan ini memiliki ramp galeri yang memanjang sampai ke atas secara spiral dan berakhir pada bagian skylight.

Bangunan ini memiliki konsep ―Arsitektur Organik‖ dimana ruang dan bentuk terpadu, Potongan dan pandangan dari luar secara bersamaan menyatu secara meyakinkan dalam bentuk tiga dimensional dan ruang, diwujudkan dalam konstruksi beton spiral. Pada puncak spiral terdapat kubah kaca yang menerangi semua ruangan secara alami. Ciri Arsitektur organik yaitu diilhami dari alam, membiarkan desain apa adanya, membentang pada suatu organisme, mengikuti arus dan menyesuaikan diri, mencukupi kebutuhan sosial fisik dan rohani, tumbuh keluar dan unik, menandai jiwa muda dan kesenangan, mengikuti irama.

Konsep ini memiliki kesamaan dengan ciri arsitektur ekspresionis dimana perancang menjelajahi jiwa yang dapat memberikan kesenangan atau perasaan pada orang yang berkunjung atau melihatnya, selain itu bangunan ini memiliki bentuk yang tidak monoton. Dengan kesamaan ini, bangunan ini dapat dikategorikan bangunan Asitektur ekspresionis.

Konsep bangunan ini juga berawal dari keinginan sang klien untuk membuat sebuah museum yang dengan konsep “temple of spirit”. Frank Lloyd Wright mengekspresikan permintaan tersebut sebagai bentukan bangunan yang berasal ziggurat, sebuah kuil piramid Babylonia, yang terbalik dengan area berjalan ramp yang memutar atau spiral sebagai area jalan ke atas yang dapat diibaratkan sebagai jalan menuju ke puncak piramid.

(36)

2.4.4.2.Washington Dulles International Airport

Gambar 2.40. Washington Dulles International Airport

Washington Dulles International Airport adalah sebuah bandar internasional in Loundon, Virginia. Bandar udara ini memiliki luas sebesar 47.9 km2. Kawasan bandara ini dilengkapi dengan danau buatan untuk menampung air hujan, hotel dan kantor dan parkir. Terminal Dulles merupakan landmark terkenal yang didesain oleh Eero Saarinen.

Sang arsitek, Eero Saarinen, ingin mendesain sesuatu lebih dari sekedar sebuah bandara—beliau ingin menemukan ― jiwa dari bandara udara‖ dimana bandara ini akan menjadi sebuah pintu masuk menuju ibukota negara. Dengan konsep yang diangkat berupa ―jiwa dari bandara udara‖, konsep bandara ini memiliki ciri yang sama dengan nilai arsitektur ekpresionisme yaitu mengekspresikan bahasa emosi dalam bentuk. Bangunan ini sendiri merupakan bentukan cembung dan cekung yang dinamis, dinding lurus dan miring, dan ruang yang tinggi dan rendah.

Eero Saarinen mengekspresikan ―jiwa dari bandara‖ pada desain dengan memperlihatkan pergerakan penerbangan dengan bentukan yang sederhana yang seperti bentukan sayap.

(37)
(38)

Gambar

Gambar 2.7. Lokasi III
Gambar 2.9. Kegiatan pengelola dan pemerintahan
Gambar 2.11. Kegiatan servis
Gambar 2.14. Zona pengelompokan rekreasi santai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pemberian kombinasi ibuprofen parasetamol selama 1 minggu pada tikus putih menunjukkan nekrosis gambaran histopatologi ginjal pada bagian glomerulus dan

akademik dimungkinkan karena strategi- strategi berpikir siswa belum muncul dikalangan siswa yang menjadi partisipan dalam penelitian. Ketiga, hasil penelitian menunjukan

[r]

Hubungan makan pagi dan tingkat konsumsi zat gizi dengan daya konsentrasi siswa sekolah dasar. Tingkat Kecukupan Cairan, Kebiasaan Sarapan, dan Daya Ingat Sesaat

Formulasi teh hijau gambung herbal yang diperkaya dengan daun sukun ( Artocarpus communis (Un)) , daun salam ( Syzygium polyanthum (Am)), daun kayumanis (Cinnamomum

Gan##uan sekresi hormone tiroid erupa hipertiroid maupun hipotiroid dapat men#akiatkan keadaan an# dapat men#arah ke kematian +ika tidak dierikan mana+emen

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Example s. Keaktifan peserta didik tergolong baik, yaitu 72,83% dikelas X.A dan 70,11% dikelas X.D sehingga model

Dalam proses pembelajaran individu yang memiliki kemandirian dan ketahanmalangan (adversity quotient) baik akan cenderung memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik