• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU (2)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

99

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA LAKI-LAKI DI ASRAMA PUTRA

FACTORS THAT INFLUENCE THE SMOKING BEHAVIOUR OF MALE STUDENTS IN DORMITORIES

Samrotul Fikriyah Yoyok Febrijanto

STIKES RS. Baptis Kediri (fyoyok@yahoo.co.id)

ABSTRAK

Perilaku merokok adalah kebiasaan yang membahayakan. Meskipun setiap orang mengetahui bahaya yang disebabkan oleh rokok, tetapi banyak anak-anak muda yang suka merokok. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok pada anak-anak muda adalah faktor psikologi, biologi dan lingkungan. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik deskriptif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki yang tinggal di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri yang masuk dalam kriteria inklusi. Sampel sebanyak 33 responden, menggunakan total sampling. Faktor psikologi, faktor biologi dan faktor lingkungan adalah variabel –variabel independen sedangkan variabel dependen adalah perilaku merokok. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisa menggunakan uji statistik regresi linier dengan tingkat signifikansi α ≤ 0.05. Hasil penelitian terhadap 33 responden didapatkan data kurang dari 50% responden yang memiliki faktor psikologi beresiko rendah dan perilaku merokok yang ringan yaitu 11 responden (33.3%). Setelah dilakukan uji statistik Regresi Linier Ganda yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ 0,05) didapatkan p = 0,007 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya ada pengaruh faktor psikologi terhadap perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat faktor-faktor verifikasi positif yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki yang tinggal di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri, yaitu faktor psikologi.

Kata kunci: Perilaku, merokok, mahasiswa laki - laki.

ABTRACT

(2)

100

The independent variables were psychological factors, biological factors, environmental factors and the dependent variable was smoking behavior. The data were collected by questionnaire, and then analyzed using multiple linear regression statistical test with significance level α ≤ 0.05. The results of this researchshowed that less than 50% of respondents who had less risk of psychological factor and light smoking behavior was 11 respondents (33.3%). The result of statistical test with multiple linear regressions was p = 0.007,howas accepted and ha was rejected, which meant there was the influence of psychological factors on smoking behavior to male students in dormitory of Stikes RS Baptis Kediri. The conclusion of this research showed there was positive verification factors that influence smoking behavior to male students in dormitory of Stikes RS Baptis Kediri namely psychological factor.

Keywords: Behavior, smoking, male student

Pendahuluan

Perilaku merokok merupakan

perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukannya, bahkan orang mulai merokok ketika dia masih remaja. Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Sunaryo, 2004). Aktifitas yang secara langsung dapat diamati pada remaja laki – laki adalah perilaku merokok. Perilaku merokok adalah perilaku yang dinilai sangat merugikan dilihat dari berbagai sudut pandang baik bagi diri sendiri maupun orang lain disekitarnya (Aula, 2010). Menurut Levy (dalam Nasution, 2007) perilaku merokok adalah sesuatu aktivitas yang dilakukan individu berupa membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya. Menurut Laventhal dan Clearly ada empat tahap dalam perilaku merokok. Keempat tahap tersebut adalah sebagai berikut: Tahapan Prepatory, Tahapan Intination (Tahapan Perintisan Merokok),Tahap Becoming a smoker, Tahap Maintaining of Smoking.Kandungan rokok membuat seseorang tidak mudah berhenti merokok karena dua alasan, yaitu faktor ketergantungan atau adiksi pada nikotin dan faktor psikologis yang merasakan adanya kehilangan suatu kegiatan tertentu jika berhenti merokok (Aula, 2010).

Meskipun semua orang mengetahui tentang bahaya yang ditimbukan akibat rokok, tetapi hal ini tidak pernah surut dan hampir setiap saat dapat ditemui banyak orang yang sedang merokok bahkan perilaku merokok sudah sangat wajar dipandang oleh para remaja, khususnya remaja laki-laki (Susilo, 2009). Ada 3 fase klinik penting dalam kecanduan tembakau yaitu: mencoba,

kadang-kadang menggunakan,

menggunakan setiap hari (Subanada, 2008). Seperti penggunaan zat-zat (substances) lainnya, terdapat beberapa faktor bagi remaja sehingga mereka menjadi perokok, misalnya faktor psikologi, faktor biologi, faktor lingkungan (Subanada, 2008).

Menurut lembaga survey WHO tahun 2008, Indonesia menduduki peringkat ke 3 sebagai jumlah perokok terbesar di Dunia, dan kini Indonesia juga mencetak rekor baru, yakni jumlah perokok remaja tertinggi di Dunia. Sebanyak 13,2 % dari total keseluruhan remaja di Indonesia adalah perokok aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur remaja perokok 16-17 tahun dan semua telah memulai merokok pada umur dibawah 15 tahun.Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 14 april 2011 di asrama putra, terdapat 25 mahasiswa yang merokok dengan berbagai faktor yang menyebabkan perilaku merokok.

(3)

101

perilaku yang menyenangkan dan menjadi

aktifitas yang bersifat obsesif. Faktor terbesar dari kebiasaan merokok adalah faktor sosial atau lingkungan. Terkait hal itu, kita tentu telah mengetahui bahwa karakter seseorang banyak dibentuk oleh lingkungan sekitar, baik keluarga, tetangga, ataupun teman pergaulan (Aula, 2010). Di lingkungan STIKES RS Baptis Kediri, mahasiswa cendrungan untuk berperilaku merokok di lingkungan

asrama putra. Mereka merokok

disebabkan berbagai faktor ada yang bermula dari coba-coba, pengaruh dari teman yang merokok. Dari hasil wawancara dengan pengelola asrama bahwa tempat yang sering digunakan untuk merokok yaitu di kamar, diteras, bahkan kadang-kadang di toilet. Mahasiswa tersebut cenderung merokok pada saat berkumpul dengan teman-temanya waktu pulang kuliah dan waktu santai.

Beragam kalangan memandang

perilaku merokok sebagian besar mengarah bahwa rokok memiliki dampak negatif. Merokok yaitu demi relaksasi dan ketenangan, terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang

bukan perokok. Rokok memiki

kandungan yang sangat berbahaya. Bahkan masyarakat umum pun mengerti bahwa rokok dapat membahayakan kesehatan. Dampak perilaku merokok bagi kesehatan yaitu dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin, penyakit stroke, katarak, merusak gigi, osteoporosis, kelainan sperma (Aula, 2010), Upaya mengatasi perilaku merokok pada mahasiswa yaitu keputusan untuk menggurangai konsumsi rokok secara bertahap serta dengan niat dan motivasi yang kuat untuk tidak merokok, maka dari itu dibutuhkan suatu kesadaran yang tinggi dari masing-masing mahasiswa, dalam hal ini pengelola

asrama berperan aktif dalam

memperingatkan tentang bahaya merokok bagi kesehatan. Menurut Wetherall, 2008 ada 5 langkah berhenti merokok yaitu pertama, tentukan sebab-sebab yang

mendorong keinginan kita untuk berhenti merokok. Kedua klasifikasikan rokok sesuai tingkat esensinya. Ketiga, kurangi konsumsi rokok secara teratur dan bertahap. Keempat, berhenti merokok secara total. Kelima, konsisten berhenti merokok sepanjang waktu. ”Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh informasi

tentang Faktor-Faktor Yang

Mempengruhi Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Laki-laki Di Asrama Putra STIKES RS Baptis Kediri”.

Metode Penelitian

Desain penelitian adalah merupakan suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data serta desain penelitian digunakan untuk mendefinisikan struktur dimana penelitian dilaksanakan (Nursalam, 2003). Desain yang digunakan adalah “deskriptif analitik” dimana rancangan penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa yang urgen terjadi dimasa kini disajikan apa adanya tanpa adanya manipulasi dan peneliti menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi(Nursalam dan Paini, 2001). Populasi dalam penelitian ini adalah Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang diteliti (Nursalam, 2001). Pada penelitian ini populasinya adalah Mahasiswa Laki-Laki yang Tinggal di Asrama Putra

STIKES RS Baptis Kediri yang

(4)

102

karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2003). Variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu Variabel independen adalah faktor pesikologis, faktor biologi dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri sedangkan Variabel dependennya adalah perilaku merokok. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner. Kuesioner yaitu pengumpulan data secara formal kepada subyek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis (Nursalam, 2003). Kuesioner yang dipakai menggunakan Closed Ended Questions dan dichotomy, peneliti mengumpulkan data secara formal kepada subyek untuk menjawab pertanyaan tertulis. Kuesioner diberikan kepada responden yang memenuhi kriteria inklusi untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa STIKES RS Baptis Kediri yang tinggal di asrama putra, Data yang telah terkumpul kemudian diolah

atau diprosentasekan dengan

menggunakan skoring. Data yang diperoleh untuk menilai perilaku merokok dengan cara memberikan pertanyaan sesuai dengan indikator perilaku merokok kemudian diolah untuk pengujian hipotesa penelitian. Untuk statistik yang digunakan adalah Regresi Linier Ganda. Tingkat kemaknaannya dalam penelitian ini adalah = 0,05. Jika p 0,05 maka ada faktor yang mempengruhi perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri

Hasil Penelitian

Data Umum

Data umum dalam penelitian ini meliputi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Karakteristik Responden Berdasarkan Mulai Merokok dan Karakteristik Responden Berdasarkan Konsumsi Rokok Perhari

Tabel 1. Karakteristik responden

berdasarkan umur di

Asrama Putra STIKES

Rumah Sakit Baptis Kediri

Umur %

Berdasarkan tabel 1 didapatkan data responden dengan umur 20 – 30 tahun lebih dari 50% yaitu sebanyak 17 (51.5%) responden.

Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan mulai merokok

pada mahasiswa putra

STIKES Rumah Sakit Baptis Kediri

Berdasarkan tabel 2 didapatkan data responden yang merokok pertama kali saat pendidikanSMA lebih dari 50% yaitu sebanyak 18 (54.5%) responden.

Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan konsumsi rokok perhari di Asrama Putra STIKES Rumah Sakit Baptis Kediri

(5)

103

Data Khusus

Data khusus dalam penelitian ini meliputi Faktor Psikologi, Faktor Biologi, Faktor Lingkungan, Frekuensi Perilaku merokok, Tabulasi silang Faktor Psikologi dengan Perilaku merokok, Tabulasi silang Faktor Biologi dengan Perilaku merokok dan Tabulasi silang Faktor Lingkungan dengan Perilaku merokok

Tabel 4. Distribusi frekuensi faktor psikologi pada mahasiswa di

Asrama Putra STIKES

Rumah Sakit Baptis Kediri

Faktor

Berdasarkan tabel 4 didapatkan data sebagian besar faktor psikologi beresiko rendah sebanyak 23 responden (70%).

Tabel 5. Distribusi frekuensi faktor biologi pada mahasiswa di

Asrama Putra STIKES

Rumah Sakit Baptis Kediri

Faktor

Berdasarkan tabel 5 didapatkan data mayoritas responden memiliki Faktor Biologi beresiko rendah yaitu 25 responden (76%).

Tabel 6. Distribusi frekuensi faktor lingkungan pada mahasiswa di Asrama Putra STIKES Rumah Sakit Baptis Kediri

Faktor

Berdasarkan tabel 6 didapatkan data sebagian besar responden memiliki Faktor Lingkungan beresiko rendah yaitu 22 responden (67%).

Tabel 7. Distribusi frekuensi perilaku merokok pada mahasiswa di

Berdasarkan tabel 7 didapatkan data kurang dari 50% responden memiliki Perilaku merokok sedang yaitu 13 responden (39.4 %).

Tabel 8. Tabulasi silang faktor psikologi dengan perilaku merokokpada mahasiswa di Asrama Putra

(6)

104

perilaku merokok yang ringan yaitu 11 responden (33.3%).

Setelah dilakukan uji statistik Regresi Linier Ganda yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ 0,05) didapatkan p = 0,007 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya ada pengaruh faktor psikologi terhadap perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri.

Tabel 9. Tabulasi silang faktor biologi dengan perilaku merokok

Berdasarkan tabel 9 didapatkan data kurang dari 50% responden yang memiliki faktor biologi beresiko rendah dan perilaku merokok yang ringan yaitu 10 responden (30.3%).

Setelah dilakukan uji statistik Regresi Linier Gandayang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ 0,05) didapatkan p = 0,453 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak ada pengaruh Faktor Biologi terhadap perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri.

Tabel 10. Tabulasi silang faktor

lingkungan dengan

perilaku merokok pada mahasiswa di Asrama Putra

STIKES Rumah Sakit

Berdasarkan tabel 10 didapatkan data kurang dari 50% responden yang memiliki faktor lingkungan beresiko rendah dan perilaku merokok yang sedang yaitu 10 responden (30.3%).

Setelah dilakukan uji statistik Regresi Linier Ganda yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ 0,05) didapatkan p = 0,760 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak ada pengaruh faktor lingkunganterhadap perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri.

Pembahasan

Pengaruh faktor psikologi terhadap perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri

Hasil penelitian terhadap 33 responden didapatkan data kurang dari 50% responden yang memiliki faktor psikologi beresiko rendah dan perilaku merokok yang ringan yaitu 11 responden (33.3%). Setelah dilakukan uji statistik Regresi Linier Ganda yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ 0,05) didapatkan p = 0,007 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya ada pengaruh faktor psikologi terhadap perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri.

(7)

105

Sedangkan faktor resiko lainnya adalah

rasa rendah diri, hubungan antar perorangan yang jelek, kurang mampu mengatasi stres, putus sekolah, sosial ekonomi yang rendah, tingkat pendidikan orang tua yang rendah, serta tahun-tahun transisi antara sekolah dasar dan sekolah menengah (usia 11-16 tahun). Merokok sering dihubungkan dengan remaja dengan nilai di sekolah yang jelek, aspirasi yang rendah, suka melawan, dan pengetahuan tentang bahaya merokok yang rendah. Teori lain berpendapat bahwa ada beberapa alasan psikologis yang menyebapkan seseorang merokok yaitu demi relaksasi, ketenangan, serta mengurangi kecemasan atau ketegangan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kurang dari 50% responden yang memiliki faktor psikologi beresiko rendah dan perilaku merokok yang ringan. Setelah dilakukan uji statistik Regresi Linier Ganda yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ 0,05) didapatkan p = 0,007 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya ada pengaruh faktor psikologi terhadap perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri. Ini disebabkan merokok dapat menjadi sebuah cara bagi remaja agar mereka tampak bebas dan dewasa saat mereka menyesuaikan diri dengan teman-teman sebayanya yang merokok, tekanan-tekanan teman sebaya, penampilan diri, sifat ingin tahu, stres, kebosanan, ingin kelihatan gagah, dan sifat suka menentang, merupakan hal-hal yang dapat mengkontribusi mulainya merokok.

Merokok juga diangap mampu

meningkatkan daya konsentrasi,

memperlancar kemapuan pemecahan masalah, meredakan ketegangan dan penghalau kesepian. Rokok merupakan bom waktu yang dapat mengakibatkan penyakit kanker, penyakit jantung koroner, impotensi dan sebagainya. Maka dari itu dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya dari rokok diharapkan menurunkan perilaku merokok di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri.

Pengaruh Faktor Biologi terhadap perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri

Hasil penelitian terhadap 33 responden didapatkan data kurang dari 50% responden yang memiliki faktor biologi beresiko rendah dan perilaku merokok yang ringan yaitu 10 responden (30.3%). Setelah dilakukan uji statistik Regresi Linier Ganda yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ 0,05) didapatkan p = 0,453 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak ada pengaruh faktor biologi terhadap perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri.

Secara teori faktor lain yang mungkin mengkontribusi perkembangan kecanduan nikotin adalah merasakan adanya efek bermanfaat dari nikotin, yaitu untuk relaksai atau ketenangan, serta mengurangi kecemasan atau ketegangan. Sebagai contoh, beberapa dewasa perokok melaporkan bahwa merokok memperbaiki konsentrasi. Telah dibuktikan bahwa deprivasi nikotin mengganggu perhatian dan kemampuan kognitif, tetapi hal ini akan berkurang bila mereka diberi nikotin atau rokok. Studi-studi yang dilakukan pada perokok remaja dan bukan perokok memperlihatkan bahwa nikotin dapat meningkatkan respon motorik dalam tes fokus perhatian. Pada remaja efek nikotin dalam meningkatkan penampilan tidak diketahui, dengan demikian tidak jelas apakah nikotin memegang peranan penting dalam memulai atau memperhatikan merokok pada remaja.Patut diperhatikan bahwa belakangan ini kejadian merokok meningkat pada remaja wanita.Wanita perokok dilaporkan menjadi percaya diri, suka menentang dan secara sosial cakap, keadaan ini berbeda dengan laki-laki perokok yang secara sosial tidak aman.Variasi genetik mempengaruhi fungsi reseptor dopamine dan enzim hati

yang memetabolisme nikotin.

(8)

106

individu. Variasi efek nikotin dapat diperantarai oleh polimorfisme gen reseptor dopamine yang mengakibatkan lebih besar atau lebih kecilnya ganjaran (reward) dan mudah kecanduan obat. Kecanduan nikotin melibatkan faktor lingkungan dan genetik yang multipel. Faktor genetik dapat menjelaskan banyaknya variasi penggunaan tembakau pada remaja, serta tampak mempengaruhi reaksi farmakologik terhadap nikotin, beberapa diantaranya tampak berkaitan dengan gen yang mempengaruhi ekspresi alkoholisme.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari 50% responden yang memiliki faktor biologi beresiko rendah dan perilaku merokok yang ringan. Setelah dilakukan uji statistik Regr esi Linier Ga nda yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ 0,05) didapatkan p = 0,453 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak ada pengaruh faktor biologi terhadap perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri. Ini disebabkan karena faktor biologi dapat menjelaskan banyaknya variasi penggunaan tembakau pada remaja, sebagian besar menunjukkan bahwa nikotin dalam rokok merupakan salah satu bahan kimia yang berperan penting dalam ketergantungan rokok, dan pengaruh yang paling kuat yaitu orang tua jika orang tuanya menjadi seorang perokok, maka anak-anaknya mungkin akan meniru perilaku orang tuanya. Maka dari itu perlu peran serta keluarga

dan pengelola asrama dalam

mengigatkan akan bahaya merokok danperlu disadari akan masing-masing individu akan bahaya merokok, tidak saja beresiko pada dirinya sendiri tapi juga bagi orang lain yang ada di sekitarnya, oleh karena itu diharapkan mahasiswa menurunkan perilaku merokok di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri.

Pengaruh Faktor Lingkunganterhadap perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri.

Hasil penelitian terhadap 33 responden didapatkan data kurang dari 50% responden yang memiliki faktor lingkunganberesiko rendah dan perilaku merokok yang sedang yaitu 10 responden (30.3%). Setelah dilakukan uji statistik Regresi Linier Ga nda yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ 0,05) didapatkan p = 0,760 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya

tidak ada pengaruh faktor

lingkunganterhadap perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri.

Faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan tembakau antara lain orang tua, saudara kandung maupun teman sebaya yang merokok, terpapar reklame tembakau, artis pada reklame tembakau di media. Selain itu, faktor lain yang menyebabkan seseorang merokok adalah pengaruh iklan. Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat seseorang sering kali terpicu untuk meniru perilaku dalam iklan tersebut. Orang tua memegang peranan terpenting.Dari remaja yang merokok, didapatkan 75% salah satu atau kedua orang tuanya merokok.Sebuah studi pada anak-anak SMU mendapatkan bahwa dalam peralihan dari kadang-kadang merokok menjadi merokok secara teratur adalah orang tua merokok dan konflik

keluarga. Reklame tembakau

diperkirakan mempunyai pengaruh yang lebih kuat daripada pengaruh orang tua atau teman sebaya, mungkin karena mempengaruhi persepsi remaja terhadap penampilan dan manfaat merokok. Memulai menggunakan tembakau lebih erat hubungannya dengan faktor-faktor

lingkungan, berbagai fakta

(9)

107

kemungkinan teman-temanya sebagai

perokok,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari 50% responden yang memiliki Faktor Lingkungan beresiko rendah dan perilaku merokok yang sedang. Setelah dilakukan uji statistik Regresi Linier Ga nda yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ 0,05) didapatkan p = 0,760 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak ada pengaruh Faktor Lingkungan terhadap perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra

STIKES RS Baptis Kediri. Ini

disebabkan karena faktor lingkungan sosial yang berkaitan dengan penggunaan tembakau antara lain orang tua, saudara kandung maupun teman sebaya yang merokok, terpapar reklame tembakau, artis pada reklame tembakau di media. Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap individu, dan kebanyakan seseorang akan berperilaku merokok dengan memperhatikan lingkungannya yang menyebabkan seseorang tersebut ingin mencoba. Di balik kegunaan rokok yang memberi efek santai terkandung bahaya besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang

bukan perokok. Rokok memiliki

kandungan yang sangat berbahaya bahkan masyarakat umum tahu bahwa rokok dapat membahayakan kesehatan. Dengan adanya pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok dan poster-poster rokok diharapkan dapat menurunkan perilaku merokok secara bertahap di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri.

Pengaruh faktor yang paling dominan yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri

Hasil penelitian terhadap 33 responden didapatkan data kurang dari 50% responden yang memiliki faktor psikologi beresiko rendah dan perilaku merokok yang ringan yaitu 11 responden (33.3%). Setelah dilakukan uji statistik

Regresi Linier Ga nda yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ 0,05) didapatkan p = 0,007 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya ada pengaruh faktor psikologi terhadap perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri.

Secara teori Aspek perkembangan pada remaja antara lain : menetapkan kebebasan dan otonomi, membentuk identitas diri, penyesuaian perubahan

psikososial berhubungan dengan

maturasi fisik. Merokok dapat menjadi sebuah cara bagi remaja agar mereka tampak bebas dan dewasa saat mereka menyesuaikan diri dengan teman-teman sebayanya yang merokok, tekanan-tekanan teman sebaya, penampilan diri, sifat ingin tahu, stres, kebosanan, ingin kelihatan gagah, dan sifat suka menentang, merupakan hal-hal yang

dapat mengkontribusi mulainya

merokok. Menurut teori (Aula, 2010) ada beberapa alasan psikologi yang menyebapkan seseorang merokok, yaitu demi relaksasi atau ketenagan, serta

mengurangi kecemasan atau

ketegangan.Pada kebanyakan perokok, ikatan psikologis dengan rokok dikarenakan adanya kebutuhan untuk mengatasi diri sendiri secara mudah dan efektif.Rokok dibutuhkan sebagai alat keseimbangan.

(10)

108

yang di timbulkan akibat rokok, berhenti

merokok akan menyentuh aspek

kejiwaan yang sangat mendasar yang mungkin selama ini telah memberikan rasa ketenangan, mengurangi ketegangan dan lain- lain. Ini disebabkan merokok dapat menjadi sebuah cara bagi remaja agar mereka tampak bebas dan dewasa saat mereka menyesuaikan diri dengan teman-teman sebayanya yang merokok. Dengan memberikan motivasi tentang

bahaya rokok dan penyuluhan

diharapkan mahasiswa laki-laki yang

tinggal diasrama putra mampu

mengurangi perilaku merokoknya secara bertahap dan sampai tidak merokok sama sekali.

Kesimpulan

Pertama Faktor psikologi berpengaruh terhadap perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki yang tinggal di asrama putra Stikes RS Baptis Kediri di dapatkan sebanyak 11 responden (33.3%). Kedua Faktor biologi tidak berpengaruh terhadap perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki yang tinggal di asrama putra Stikes RS Baptis Kediri. Berdasarkan uji statistik Regresi Linier Ganda yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ 0,05) didapatkan p = 0,453 maka hipotesa tidak ada pengaruh faktor biologi terhadap perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra STIKES RS Baptis. Ketiga Faktor lingkungan tidak berpengaruh terhadap perilaku merokok pada mahasiswa laki-lakiyang tinggal di asrama putra Stikes RS Baptis Kediri. Berdasarkan uji statistik Regresi Linier Ganda yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ 0,05) didapatkan p = 0,760 maka hipotesa tidak ada pengaruh Faktor Lingkungan terhadap perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri faktor KeempatAda pengaruh faktor yang paling dominan yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra Stikes RS Baptis Kediri yaitu faktor psikologi dengan uji

Regresi Linier Ganda yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ 0,05) didapatkan p = 0,007 maka hipotesa ada pengaruh faktor psikologi terhadap perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri

Saran

Setelah dilakukan penelitian ini maka peneliti perlu menyampaikan saran-saran sebagai berikut pertama bagi responden diharapkan responden mengetahui tentang bahaya merokok,sehingga dengan motivasi dari diri sendiri responden dapat mengubah pola hidup dengan mengurangi perilaku merokoknya secara bertahap sampai tidak merokok sama sekali, sehingga dapat menentukan sikap yang baik terhadap perilaku merokoknya (responden berhenti dalam perilaku merokoknya), kedua bagi Profesi Keperawatan diharapkan hasil penelitian ini sebagai masukan kepada perawat dan petugas kesehatan lainnya tentang pentingnya memberikan informasi dan penyuluhan kepada responden tentang dampak merokok sehingga responden dapat menentukan sikap yang baik terhadap perilaku merokoknya( secara bertahap responden berusaha untuk berhenti merokok), ketiga bagi Asrama Putra Penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi para pengelola asrama putraStikes RS Baptis Kediri agar dapat memberikan penyuluhan dan peringatan secara rutin tentang bahaya merokok serta memberikan motivasi akan pentingnya berhenti merokok dengan bekerja sama dengan pendidikan dan dagi peneliti selanjutnya diharapkan peneliti selanjutnya

dapat lebih melengkapi dan

(11)

109

Daftar Pustaka

Aula, Lisa Ellizabet, (2010). Stop Merokok. Jogjakarta : Garailmu Dorland, W.A. Newman, (2002). Kamus

Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC. Nasution, Indri Kemala, (2007). Perilaku

Merokok Pada Remaja. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.

Nursalam, dkk., (2001). Pendekatan Praktek Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. (2001). Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Sagung Seto.

Nursalam, (2003). Konsep & Pembelajaran Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Subanda, Ida Bagus, (2004). Tumbuh

Kembang Remaja Dan

Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto.

Sunaryo, (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.

Susilo, Suko (2009). Psikologi Sosial. Surabaya: Jenggala Pustaka Utama. Wetherall, Charles F, (2008). Lima

Gambar

Tabel 1. Karakteristik berdasarkan
Tabel 4. Distribusi frekuensi faktor Lingkungan beresiko rendah yaitu 22 psikologi pada mahasiswa di responden (67%)
Tabel 9. Tabulasi silang faktor biologi dengan perilaku merokok

Referensi

Dokumen terkait

Seiring perkembangan teknologi, penetrasi melalui media game merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam memperkenalkan safety riding yang diharapkan akan menjadikan

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

2. Kongres Pemuda Kedua adalah kongres pergerakan pemuda Indonesia yang melahirkan keputusan yang memuat ikrar untuk mewujudkan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) upaya layanan bimbingan konseling Islam yang dilakukan guru konselor untuk menyadarkan perilaku merokok pada siswa di SMP Negeri 5

Rumah sakit yang mempunyai kemampuan pelayanan medik spesialisti dasar, yaitu penyakit dalam, bedah, kebidanan atau kenadungan, dan kesehatan anak dengan

Perencanaan merupakan pola pandang menyeluruh terhadap segala pekerjaan yang harus Perencanaan merupakan pola pandang menyeluruh terhadap segala pekerjaan yang

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan