• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Spasial Tingkat Kerawanan Kebakaran Hutan di Kabupaten Rokan Hilir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Spasial Tingkat Kerawanan Kebakaran Hutan di Kabupaten Rokan Hilir"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebakaran hutan di Indonesia saat ini, telah menjadi sorotan masyarakat luas yang tiap tahun menimbulkan dampak terhadap lingkungan, sosial dan dampak kerugian ekonomi. Riau merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang setiap tahunnya menyumbang asap besar, tidak hanya di wilayah Indonesia akan tetapi hingga negara tetangga. Pada musim kemarau terdapat 4 kabupaten/kota yang rawan akan terjadi kebakaran yaitu Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis dan Kampar. Kebakaran di 4 wilayah tersebut terjadi karena kondisi lahan yang bergambut serta pihak-pihak yang tidak bertangung jawab yang cenderung membuka lahan untuk perkebunan dan pertanian dengan cara membakar (Siwi, 2013).

Berdasarkan data hotspot tahun 2011-2014 dari satelit NOAA 18 dan TERRA AQUA, Kabupaten Rokan Hilir merupakan salah satu kabupaten dengan jumlah hotspot terbanyak, selain kabupaten bengkalis . Jumlah hotspot terbanyak

umumnya terjadi pada bulan Juli, Agustus, September dan Oktober (Balai Pemantapan Kawasan Hutan, 2014).

Peta kerawanan kebakaran merupakan model spasial yang digunakan untuk mempresentasikan kondisi di lapangan terkait dengan resiko terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Model ini dibuat dengan menggunakan aplikasi GIS untuk memudahkan proses overlay (penggabungan) antar faktor-faktor penyebab kebakaran. Penyajian secara spasial akan lebih membantu memberikan gambaran yang jelas dan akurat mengenai lokasi, jarak serta aksesibilitas antara lokasi

(2)

2

daerah rawan kebakaran dengan sumberdaya pemadaman yang ada di lapangan (Solichin, et al, 2007).

Pembangunan model spasial diharapkan mampu menggambarkan sebaran tingkat kerawanan kebakaran maupun resiko terjadinya kebakaran hutan di Kabupaten Rokan Hilir sehingga informasi dapat menjadi masukan bagi pengambilan keputusan dalam upaya menyusun rencana pencegahan kebakaran hutan dari sudut pandang spasial baik ditingkat provinsi, kabupaten, kecamatan hingga desa (Siwi, 2013).

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan hubungan antara kepadatan hotspot dan faktor pemicu kebakaran.

2. Mendapatkan model spasial sebaran tingkat kerawanan kebakaran hutan dan lahan.

Manfaat Penelitian

1. Mendukung data dan informasi untuk digunakan sebagai peringatan dini terhadap bahaya kebakaran hutan dan lahan.

2. Dapat digunakan untuk mendapatkan tingkatan kerawanan kebakaran hutan dan lahan yang berhubungan dengan kekeriingan dan titik panas. 3. Dapat digunakan sebagai acuan dalampengambilan keputusan sebagai

upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan bagi pemangku kepentingan.

Referensi

Dokumen terkait

Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, dimana penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi, maka alat penilaian yang cocok dalam

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan nano brushing rubber yang digunakan sebagai bahan pengisi terhadap parameter kekerasan, kuat tarik,

Perangkat sumber yang sudah dirancang untuk mengatur jalannya perintah logic yang pertama masuk ke rangkaian buffer Rx, perintah yang dilakukannya dengan menunjukan

Yang dimaksud dengan pemberian Jaminan Kematian secara berurutan pada ayatini apabila janda atau duda atau anak tenaga kerja tidak ada maka Jaminan Kematian diberikan

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1985 tentang Pemberian Tunjangan Perintis Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan (Lembaran Negara Republik

Data rasio perawat dirasiokan dengan jumlah penduduk tahun 2012 (estimasi dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010) menunjukkan rasio perawat yang mempunyai kisaran antara 31,3 –

Sertifikat Kompetensi di Bidang Pariwisata adalah bukti tertulis yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi terlisensi yang menerangkan bahwa seseorang telah

4.2 Mempraktikkan variasi dan kombinasi pola gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif dalam permainan bola kecil yang dilandasi konsep gerak dalam berbagai permainan