• Tidak ada hasil yang ditemukan

37856197 Fungsi Strategis Manajemen Sumber Daya Manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "37856197 Fungsi Strategis Manajemen Sumber Daya Manusia"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Dosen : DR. Ria Mardiana, SE., M.Si

Tugas : Makalah Manajemen Sumber Daya Manusia

Fungsi Strategis Manajemen Sumber Daya

Manusia

Efendi Wibowo

P1700209052

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah

memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ini tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata

sempunra karena itu penulis mengharapakan kritik dan saran dari pembaca

yang sifatnya membangun.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Yaitu kepada :

1. Ibu DR. Ria Mardiana, SE.,M.Si. selaku dosen mata kuliah Manajemen

Sumber Daya Manusia

2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan berupa do'a dan

materi

3. Rekan - rekan angkatan MAK kelas B yang telah memberikan

masukan kepada penulis.

(3)

Makassar, Juni 2010

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... 1

KATA PENGANTAR... 2

DAFTAR ISI... 4

PENDAHULUAN... 5

a. Latar Belakang... 5

(4)

KESIMPULAN DAN SARAN... 36

DAFTAR PUSTAKA... 38

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi.

Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi

untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan

diurus oleh manusia.

Jadi manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan

institusi/organisasi. Selanjutnya, MSDM berarti mengatur, mengurus SDM

berdasarkan visi perusahaan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara

optimum. Karenanya, MSDM juga menjadi bagian dari Ilmu Manajemen

(5)

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai

masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga

kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan

demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Menurut A.F. Stoner Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu

organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk

ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi

memerlukannya.

Foulkes (1975) memprediksi bahwa peran SDM dari waktu ke waktu akan semakin strategis dengan ucapan berikut :

“For many years it has been said that capital is the bottleneck for a developing industry. I don’t think this any longer holds true. I think it’s the work force and the company’s inability to recruit and maintain a good work force that does constitute the bottleneck for production. …I think this will hold true even more in the future.”

Tidak heran jika sekarang untuk SDM yang handal digunakan terminologi

human capitalyang semakin santer kita dengar.

Perubahan teknologi yang sangat cepat, memaksa organisasi untuk

(6)

menggeser fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia yang selama ini

hanya dianggap sebagai kegiatan administrasi, yang berkaitan dengan

perekrutan pegawai staffing ,coordinating yang dilakukan oleh bagian

personalia saja.

Saat ini manajemen SDM berubah dan fungsi spesialisasi yang berdiri sendiri

menjadi fungsi yang terintegrasi dengan seluruh fungsi lainnya di dalam

organisasi, untuk bersama-sama mencapai sasaran yang sudah ditetapkan

serta memiliki fungsi perencanaan yang sangat strategik dalam organisasi,

dengan kata lain fungsi SDM lama menjadi lebih bersifat strategik.

Oleh karenanya manajemen SDM mempunyai kewajiban untuk : memahami

perubahan yang semakin komplek yang selalu terjadi di lingkungan bisnis,

harus mengantisipasi perubahan teknologi, dan memahami dimensi

internasional yang mulai memasuki bisnis akibat informasi yang berkembang

cepat. Perubahan paradigma dari manajemen SDM tersebut telah

memberikan fokus yang berbeda dalam melaksanakan fungsinya di dalam

organisasi.

Ada kecenderungan untuk mengakui pentingnya SDM dalam organisasi dan

pemusatan perhatian pada kontribusi fungsi SDM bagi keberhasilan

pencapaian tujuan strategi perusahaan. Hal ini dapat dilakukan perusahaan

(7)

fungsi-fungsi SDM maka akan semakin besar kesempatan untuk memperoleh

keberhasilan.

Manajemen SDM

MSDM sesuai dengan fungsi MSDM yaitu staffing dan personalia dalam organisasi, yang mencakup analisis tugas/jabatan, rekrutmen dan seleksi

calon tenaga kerja, orientasi, pelatihan, pemberian imbalan, penilaian dan

pengembangan SDM. Karena sebagian atau seluruh tugas tentang

penempatan personalia yang tepat untuk tugas yang tepat, orientasi,

pelatihan, pemberian imbalan, promosi, pendisiplinan serta penilaian kerja

untuk perbaikan kinerja merupakan tugas setiap manajer “Every Manager is

a Human Resources Manager” maka scope MSDM mencakup seluruh tugas tentang SDM yang diemban oleh setiap manajer. Dan aspek

manajemen serta SDM demikian strategis dan demikian luasnya, maka

MSDM melibatkan banyak aspek, terutama dengan faktor-faktor lingkungan

internal organisasi (kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan eksternal

(peluang dan ancaman). Tantangan manajer masa kini adalah merespon

perubahan-perubahan eksternal agar faktor-faktor lingkungan internal

perusahaan menjadi kuat dan kompetitif.

(8)

Bagaimana penerapan fungsi-fungsi Manajemen Sumber daya manusia dalam membantu perusahaan untuk menghadapi perubahan-perubahan pada organisasi di masa sekarang dan yang akan datang ?

PEMBAHASAN

Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau

cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga

kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat

digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama

perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. Menurut Mondy

(2008) Manajemen Sumber Daya manusia (MSDM) adalah pemanfaatan

sejumlah individu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Konsekuensinya,

para manajer di setiap tingkat harus melibatkan diri mereka dengan

(9)

menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan

karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja,

kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.

Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktek

manajemen yang mempengaruhi secara lansung sumber daya manusianya.

Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan

efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah

memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai

tujuan ini, studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan

bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan,

menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah

(kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat.

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai

masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga

kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan

demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya

mengurusi SDM adalah departemen sumber daya manusia atau dalam

bahasa inggris disebut HRD atau human resource department.

Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu :

(10)

Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya

manusia (MSDM) dalam memberikan kontribusi pada pencapaian

efektivitas organisasi. Walaupun secara formal suatu departemen sumber

daya manusia diciptakan untuk dapat membantu para manajer, namun

demikian para manajer tetap bertanggung jawab terhadap kinerja

karyawan. Departemen sumber daya manusia membantu para manajer

dalam menangani hal-hal yang berhubungan dengan sumber daya

manusia.

2. Tujuan Fungsional

Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat

yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi

tidak berharga jika manajemen sumber daya manusia memiliki kriteria

yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.

3. Tujuan Sosial

Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap

kebutuhan-kebutuhan dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan

(11)

dalam menggunakan sumber dayanya bagi keuntungan masyarakat dapat

menyebabkan hambatan-hambatan.

4. Tujuan Personal

Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya,

minimal tujuan-tujuan yang dapat mempertinggi kontribusi individual

terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan harus dipertimbangkan jika

parakaryawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika

tujuan personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan

dapat menurun dan karyawan dapat meninggalkan organisasi.

MSDM Strategis

Dessler (2000) mendefinisikan Manajemen SDM strategis sebagai berikut :

(12)

Jelaslah bahwa para manajer harus mengkaitkan pelaksanaan MSDM

dengan strategi organisasi untuk meningkatkan kinerja, mengembangkan

budaya korporasi yang mendukung penerapan inovasi dan fleksibilitas.

Peran strategis SDM dalam organisasi bisnis dapat dielaborasi dari segi teori

sumber daya, di mana fungsi perusahaan adalah mengerahkan seluruh

sumber daya atau kemampuan internal untuk menghadapi kepentingan pasar

sebagai faktor eksternal utama. Sumber daya sebagaimana disebutkan di

atas, adalah SDM strategis yang memberikan nilai tambah (added value)

sebagai tolak ukur keberhasilan bisnis.

Manajemen SDM memiliki Peran, Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab :

1. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja / Preparation and

selection

a. Persiapan

Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan

sumber daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan

yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah dengan

melakukan perkiraan / forecast akan pekerjaan yang lowong,

jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya. Ada dua faktor yang perlu

(13)

seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi,

departemen yang ada, dan lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum

ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan lain sebagainya.

b. Rekrutmen tenaga kerja / Recruitment

Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat

pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk

memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau perusahaan. Dalam

tahapan ini diperluka analisis jabatan yang ada untuk membuat

deskripsi pekerjaan / job description dan juga spesifikasi pekerjaan /

job specification.

c. Seleksi tenaga kerja / Selection

Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja

yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap

awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah

melihat daftar riwayat hidup / cv / curriculum vittae milik pelamar.

Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar

yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu

pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk

dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja / interview dan proses

(14)

2. Pengembangan dan evaluasi karyawan / Development and evaluation

Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus

menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya.

Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada

dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta

meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu proses pengembangan

dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan

pada tingkat rendah maupun yang tinggi.

3. Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai / Compensation

and protection

Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara

teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat

sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja

yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai

dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenaga

kerjaan di kemudian hari atau pun dapat menimbulkan kerugian pada

organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada

pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang

sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal

(15)

Kemampuan SDM ini merupakan competitive advantage dari perusahaan. Dengan demikian, dari segi sumber daya, strategi bisnis adalah

mendapatkan added value yang maksimum yang dapat mengoptimumkan

competitive advantage. Adanya SDM ekspertis : manajer strategis (strategic managers) dan SDM yang handal yang menyumbang dalam menghasilkan

added value tersebut merupakan value added perusahaan. Value added

adalah SDM strategis yang menjadi bagian dari human capital perusahaan.

Tidak hanya perusahaan besar saja yang mempunyai manajemen strategis,

tetapi perusahaan kecilpun sebaiknya dikelola dengan menggunakan

manajemen strategis. Manajemen strategis merupakan sekumpulan

keputusan dan tindakan yang dirancang untuk mencapai sasaran

perusahaan. Dengan demikian manajemen strategis melibatkan pengambilan

keputusan berjangka panjang dan rumit serta berorientasi masa depan

dengan membutuhkan sumberdaya yang besar dan partisipasi manajemen

puncak. Manajemen strategis merupakan proses tiga tingkatan yang

melibatkan para perencana di tingkat perusahaan, unit bisnis dan fungsional

serta para perencana pendukung lainnya.

Manajemen strategis prosesnya terdiri dari delapan langkah yaitu :

mendefinisikan visi, misi bisnis dan tanggungjawab sosial, menganalisis

(16)

sasaran bisnis, mengembangkan strategis bisnis, merinci rencana program,

mengimplementasikan rencana program, dan mengumpulkan umpan balik

dan menguji pengendalian terlihat pada gambar 1.1. Semua langkah ini

menjaga terhambatnya unit usaha terhadap lingkungan dan berjaga-jaga

terhadap peluang dan masalah-masalah yang baru.

Visi dan Misi Bisnis

Perusahaan kecil serupa dengan perusahaan besar, sebaiknya mempunyai

visi dan misi perusahaan. Visi adalah tujuan unik dari perusahaan yang

membedakan perusahaan tersebut dengan perusahaan lainnya yang sejenis

(17)

tujuan perusahaan. Visi ini mengandung filosofi bisnis dari pengambil

keputusan strategi perusahaan, menyiratkan citra yang dipancarkan

perusahaan, mencerminkan konsep diri perusahaan dan mengidentifikasikan

bidang produk (barang, jasa, gagasan) utama perusahaan serta kebutuhan

utama pelanggan yang dipenuhi perusahaan.

Analisis lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal akan menghasilkan peluang dan ancaman perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari tiga perangkat faktor, yaitu lingkungan jauh, lingkungan industri dan lingkungan operasional.

Lingkungan jauh terdiri dari dari faktor-faktor yang bersumber dari luar, dan biasanya tidak berkaitan dengan situasi operasi perusahaan tertentu, yaitu faktor ekonomi, sosial-budaya, teknologi, demografi, politik-hukum, dan ekologi.

Lingkungan insudtri terdiri dari persaingan diantara anggota industri, hambatan masuk, produk substitusi, daya tawar pembeli dan daya tawar pemasok. Lingkungan operasional meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi situasi persaingan perusahaan, yaitu posisi bersaing, profil pelanggan, pemasok, kreditor, dan pasar tenaga kerja.

Ketiga faktor tesebut memunculkan peluang dan ancaman dalam

(18)

Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkuangan internal akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Analisis Internal Perusahaan dikenal juga dengan nama Analisis Profil Perusahaan. Analisis ini menggambarkan kekuatan perusahaan, baik kuantitas maupun kualitas pemasaran, sumberdaya manusia, sumberdaya fisik, operasi, keungan, manajemen dan organisasi.

Kekuatan dan kelemahan Pemasaran dapat dilihat dari reputasi perusahaan, pangsa pasar, kualitas produk, kualitas pelayanan, efektifitas penetapan harga, efektifitas distribusi, efektifitas promosi, kekuatan penjualan, efektifitas inovasi dan cakupan geografis.

Kekuatan dan kelemahan sumberdaya manusia dapat ditunjukkan dari manajemen sumberdaya manusia, ketrampilan dan moral karyawan, kemampuan dan perhatian manajemen puncak, produktivitas karyawan, kualitas kehidupan karyawan, fleksibilitas karyawan, ketaatan hokum karyawan, efektivitas imbalan dalam memotivasi karyawan, dan pengalaman karyawan.

(19)

Operasi meliputi fasilitas perusahaan, skala ekonomi, kapasitas produksi, kemampuan berproduksi tepat waktu, keahlian dalam berproduksi, biaya bahan baku dan ketersediaan pemasok, lokasi, layout, optimalisasi fasilitas, persediaan, penelitian dan pengembangan, hak paten, merk dagang, proteksi hukum, pengendalian operasi dan efisiensi serta biaya-manfaat peralatan.

Kekuatan dan kelemahan organisasi dan manajemen dapat diperoleh dari

struktur organisasi, citra dan prestasi perusahaan, catatan perusahaan dalam

mencapai sasaran, komunikasi dalam organisasi, system pengendalian

organisasi keseluruhan, budaya dan iklim organisasi, penggunaan system

yang efektif dalam pengambilan keputusan, system perencanaan strategic,

sinergi dalam organisasi, system informasi yang baik dan manajemen

kualitas yang baik.

Perumusan Sasaran

(20)

Sedikit sekali perusahaan yang hanya memiliki satu sasaran. Sebagian besar

perusahaan memiliki bauran sasaran yang mencakup laba, pertumbuhan

penjualan, peningkatan pangsa pasar, pembatasan risiko, inovasi reputasi,

dan sebagainya. Perusahaan menentukan sasarannya dan melakukan

pengelolaan usaha sesuai sasaran tersebut

Pengembangan Strategi

Sasaran menunjukkan apa yang ingin dicapai suatu perusahaan, strategi

adalah suatu rencana permainan untuk mencapainya. Setiap usaha harus

merancang strategi untuk mencapai sasarannya. Perusahaan bisnis

multidevisional besar, biasanya memiliki tiga level strategi, yaitu strategi

korporasi, strategi bisnis dan strategi fungsional.

Strategi korporasi menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan

mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap pertumbuhan dan

manajemen berbagai bisnis dan lini produk untuk mencapai keseimbangan

portofolio produk dan jasa.

Strategi bisnis atau strategi bersaing biasanya dikembangkan dalam level

devisi dan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang

atau jasa perusahaan dalam industri khusus atau segmen pasar yang

(21)

Michael E. Porter, strategi dari Jack Trout, Strategic Intent dari Hamel dan

Prahalat dan strategi samudra biru dari Kim dan Mauborgne.

Kondisi badai yang dahsyat bagi perusahaan memaksa perusahaan-perusahan yang dikagumi dunia membuat strategi untuk dapat tetap bertahan

dan tumbuh. Strategi adalah ilmu perencanaan dan penentuan arah

operasi-operasi militer berskala besar. Strategi adalah bagaimana menggerakkan

pasukan ke posisi paling menguntungkan sebelum pertempuran aktual

dengan musuh. Strategi bisnis berfokus pada peningkatan posisi bersaing

produk dan jasa perusahaan dalam industri atau segmen pasar tertentu yang

dilayani perusahaan. Strategi bisnis mengatasi masalah bagaimana

perusahaan dan unit-unitnya bersaing dalam bisnis dan industri.

Strategi generik dari Michael E. Porter. Strategi ini terdiri dari strategi

keunggulan biaya, strategi deferensiasi dan strategi fokus. Strategi

keunggulan biaya secara keseluruhan merupakan strategi yang membuat

unit bisnis bekerja keras mencapai biaya produksi dan distribusi terendah,

sehingga harganya dapat lebih rendah daripada pesaing dan mendapat

pangsa pasar yang besar. Strategi Diferensiasi merupakan strategi unit bisnis

yang berkonsentrasi untuk mencapai kinerja terbaik dalam memberikan

manfaat bagi pelanggan yang dinilai penting oleh sebagian besar pasar.

(22)

diri pada satu atau lebih segmen pasar yang sempit dari pada mengejar

pasar yang lebih besar.

Strategi dari Jack Trout menyebutkan bahwa inti dari strategi adalah

bagaimana bertahan hidup dalam dunia kompetitif, bagaimana membuat

persepsi yang baik di benak konsumen, menjadi berbeda, mengenali

kekuatan dan kelemahan pesaing, menjadi spesialisas, menguasai satu kata

yang sederhana di kepala, kepemimpinan yang memberi arah dan

memahami realitas pasar dengan menjadi yang pertama daripada menjadi

yang lebih baik.

Hamel dan Prahalat menyatakan bahwa untuk bersaing masa yang akan

datang yang dibutuhkan empat hal. Pertama, harus memahami bahwa

bagaimana bersaing pada masa yang akan datang adalah berbeda dengan

bersaing di masa sekarang. Kedua, melakukan langkah untuk menemukan

dan meningkatkan pengetahuan yang mendalam tentang peluang-peluang

yang akan datang. Ketiga, melakukan mobilisasi sumberdaya perusahaan

untuk menuju perjalanan pada masa yang akan datang. Keempat, mengambil

masa yang akan datang yang pertama, tanpa mengambil mengambil risiko

yang berlebihan.

(23)

yang tidak ada lawannya. Blue Oceans merupakan seluruh industri yang tidak ada saat ini, tidak dikenal ruang pasarnya dan tidak ada persaingan.

Dalam blue oceans permintaan itu diciptakan, bukan diperebutkan dengan persaingan. Permintaan itu dapat tumbuh dengan cepat dan menguntungkan.

Untuk menciptakan blue oceans dengan dua cara, yaitu perusahaan dapat meningkatkan industri baru yang lengkap, misalnya eBay menciptakan

lelang, tetapi secara online. Cara kedua, blue oceans dapat diciptakan dari dalam red oceans pada saat perusahaan mengubah batas industri yang ada.

Strategi fungsional menekankan terutama pada pemaksimalan sumberdaya

produktivitas, misalnya strategi pemasaran, strategi keuangan, strategi

sumberdaya manusia, strategi operasi dan strategi penelitian dan

pengembangan.

Menurut Porter, perusahaan-perusahaan yang melakukan strategi yang sama

dan ditujukan untuk pasar atau segemen sasaran yang sama membentuk

kelompok strategis. Perusahaan yang melaksanakan strategis tersebut dengan paling baik akan memperoleh laba paling besar. Jadi perusahaan

yang memiliki biaya paling rendah diantara perusahaan-perusahaan yang

melaksanakan strategi biaya rendah akan tampil paling baik. Perusahaan

yang tidak ,menerapkan strategi yang jelas “pengambil jalan tengah” akan

(24)

dalam industri ia bukanlah perusahaan dengan biaya terendah, mencapai

nilai yang tertinggi, atau terbaik dalam melayani beberapa segmen pasar.

Pengambil jalan tengah mencoba untuk tampil baik dalam semua dimensi

strategis, tetapi karena berbagai dimensi strategis memerlukan cara

pengelolaan perusahaan yang berbeda dan kadang kala tidak konsisten,

perusahaan-perusahaan ini akhirnya tidak unggul dalam satu bidangpun.

Implementasi Strategi

Strategi yang jelas dan pendukung yang matang mungkin tidak akan

bermanfaat, jika perusahaan gagal melaksanakannya dengan cermat.

Menurut McKinsey Consulting Firm, strategi hanyalah satu dari tujuh unsur

yang ditunjukkan oleh perusahaaan yang dikelola dengan baik. Kerangka

keberhasilan usaha 7-S dari McKinsey. Tiga unsur pertama strategi

(strategy), struktur (structure),dan sistem (systems) dianggap sebagai “perangkat keras” keberhasilan. Empat unsur selanjutnya gaya (style), staf (staff) ketrampilan (skill) dan nilai bersama (shared value) adalah perangkat lunaknya.”

Pengendalian Strategi

Selama perusahaan melaksanakan strateginya, perusahaan perlu mengamati

(25)

perlahan-lahan berevolusi dengan cara yang dapat diperkirakan. Tetapi, ada

juga lingkungan yang mengalami perubahan besar yang cepat dan tak dapat

diramalkan. Perusahaan harus yakin akan satu hal : lingkungan akan

berubah. Dan jika perubahan itu terjadi, perusahaan itu terjadi, perusahaan

harus meninjau ulang dan merevisi pelaksanaan. Program, strategi, atau

bahkan sasarannya.

Pengendalian organisasi terdiri dari tiga jenis, yaitu pengendalian strategis,

pengendalian manajemen dan pengendalian operasional. Pengendalian

strategis merupakan proses dari evaluasi strategi, yang dilakukan baik

strategi tersebut dirumuskan dan setelah diimplementasikan. Pengendalian

manajemen berfokus pada pencapaian sasaran dari berbagai substrategi

bersesuaian dengan strategi utama dan pencapaian sasaran dari rencana

jangka menengah. Sedangkan pengendalian operasional berpusat pada

kinerja individu dan kelompok yang dibandingkan dengan peran individu dan

kelompok yang telah ditentukan oleh rencana organisasi. Masing-masing

jenis pengendalian tersebut tidak terpisah dan tidak berbeda secara nyata

serta dalam kenyataan mungkin tidak berbeda satu dengan yang lainnya.

Pengendalian strategi dipusatkan dengan mengikuti jalannya strategi yang

dimplementasikan, mendeteksi setiap bidang masalah atau bidang masalah

(26)

Logan menggunakan terminologi “pengendalian sistem kemudi” untuk

menyoroti beberapa karakteristik penting dari pengendalian strategi.

Biasanya, suatu rentang waktu yang penting terjadi antara awal implementasi

strategi dengan pencapaian dari hasil yang diharapkannya. Selama waktu itu,

sejumlah proyek dilaksanakan, investasi dibuat dan tindakan dilakukan untuk

mengimplentasikan strategi baru. Juga situasi lingkungan dan internal

perusahaan sedang tumbuh dan berkembang. Pengendalian strategi

diperlukan untuk mengendalikan perusahaan melalui peristiwa tersebut.

Pengendalian strategi harus menyediakan beberapa koreksi langsung

berdasarkan pada kinerja menengah dan informasi baru.

Henry Mintzberg menyatakan bahwa persoalan sebagaimana baiknya

organisasi membuat rencana strategi, tetapi strategi yang berbeda mungkin

akan muncul. Memulai dengan strategi yang direncanakan atau yang

diharapkan berhubungan dengan beberapa hal:

 Strategi yang diharapkan yang dapat direalisasikan yang disebut

strategi dengan sengaja (deliberate strategy)

 Strategi yang diharapkan yang tidak dapat direalisasikan yang disebut

(27)

 Strategi yang terealisasi yang tidak pernah diharapkan disebut strategi

darurat (emergent strategy)

Robert Anthony dari Harvard Business School menyatakan bahwa perencanaan dan pengendalian dihubungkan antara keduanya secara dekat dalam organisasi sehingga untuk membuat pemisahan antara keduanya tidak diinginkan dan tidak diartikan. Perencanaan harus mendahului pengendalian, pengendalian harus merefleksikan perencanaan. Anthony menyarankan bahwa perencanaan dan pengendalian organisasi disegmantasi ke dalam tiga kategori, yaitu perencanaan strategis, pengendalian manajemen dan pengendalian tugas (operasional). Ia menyatakan bahwa perencanaan strategis berarti perencanaan dan pengendalian strategis, serupa pula dengan pengendalian manajemen adalah melibatkan aktivitas perencanaan dan pengendalian.

Pengendalian strategis menurut Schendel and Hofer berfokus pada dua pertanyaan (1) apakah strategi yang diimplementasikan sebagai yang direncanakan dan (2) apakah hasil yang dibuat oleh strategi merupakan yang diharapkan. Definisi ini merujuk pada kajian tradisional dan langkah umpan balik yang merupakan langkah akhir dari proses manajemen strategis. Model normatif dari proses manajemen strategis yang menggambarkan langkah-langkah utama tersebut mencakup perumusan strategi, implentasi strategi dan evaluasi (pengendalian) strategi.

(28)

sasaran yang telah dicapai dengan menghasilkan informasi yang digunakan untuk berkesinambungan, mengecek dan mengevaluasi asumsi, strategi dan hasil secara kritis. Pengendalian strategis sebagai evaluasi kritis dari rencana, aktivitas dan hasil, dengan demikian menyediakan informasi untuk tindakan masa yang akan datang. Schreyogg dan Steinmann mengusulkan model umpan balik secara klasik untuk pengendalian strategis mencakup pengendalian asumsi, pengendalian implementasi dan pengawasan strategis. Pearce and Robinson menambahkan dengan komponen pengendalian peringatan khusus. Keempat jenis pengendalian ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan manajemen puncak untuk mengawasi strategi saat dilaksanakan, untuk mendekteksi masalah-masalah penting, dan untuk melakukan penyesuaian yang diperlukan. Pengendalian strategis ini terkait dengan asumsi lingkungan dan persyaratan operasional kunci yang diperlukan untuk implementasi strategi yang berhasil.

(29)

hukum, demografi, ekologi, peraturan pemerintah dsb.) dan faktor industri (pesaing, suplier, pembeli, barang substitusi dan hambatan masuk). Seluruh asumsi mungkin tidak mengharuskan kesamaan dari sejumlah pengendalian. Oleh karena itu, manajer harus memilih asumsi dan variabel yang sesuai untuk perubahan dan akan berdampak besar pada perusahaan dan strategi yang dilaksanakannya.

Pengendalian implementasi merupakan pengendalian yang mempertanyakan apakah strategi keseluruhan perlu diubah atau tidak dengan melihat hasil implementasi strategi. Pengendalian implementasi strategis tidak menggantikan pengendalian operasional. Pengendalian implementasi strategi berkait dengan strategi fungsional, struktur organisasi, gaya kepemimpinan, sistem imbalan dan sistem informasi. Tidak seperti pengendalian operasional, pengendalian implementasi strategis secara berkesinambungan mempertanyakan arah strategi secara mendasar. Pengendalian implementasi tersebut melibatkan 2 hal, yaitu memantau kepercayaan strategis (program strategis baru atau program strategis kunci) dan mengkaji ulang kejadian penting.

(30)

lingkungan, meskipun pengamatan terhadap lingkungan biasanya dilihat dari bagian dari siklus perencanaan yang secara kronologis dijadikan untuk menghasilkan informasi untuk rencana yang baru. Sebaliknya, pengawasan strategis dirancang untuk menyelamatkan strategi yang telah dibangun atas dasar berkesinambungan.

Pengendalian peringatan khusus adalah pemikiran kembali terhadap strategi perusahaan secara mendalam, dan seringkali cepat akibat adanya kejadian yang tak terduga. Kejadian yang tak terduga tersebut misalnya bencana alam, kecelakaan pesawat, pengambil alihan perusahaan, produk cacat, produk mengandung racun, dan sebagainya. Kejadian tersebut dapat secara dramatis mengubah strategi perusahaan. Pearce dan Robinson menyarankan pengendalian peringatan khusus dibentuk hanya selama implementasi strategi, karena pengendalian peringatan khusus sesungguhnya merupakan sub bagian dari pengawasan strategis yang dipandu seluruhnya dalam proses manajemen strategis.

(31)

Kecenderungan Global : Perubahan dan Pergeseran

Manajer masa kini dituntut untuk cepat menyesuaikan diri terhadap

perubahan-perubahan lingkungan yang berlangsung cepat “segala sesuatu akan berubah namun satu hal yang tidak akan pernah berubah yaitu perubahan itu sendiri”. Tingginya dinamika atau cepatnya perubahan dapat tergambar dari berbagai kemajuan teknologi yang berlangsung sangat cepat

pada 10-20 tahun terakhir, terutama dalam telekomunikasi, penggabungan

komputer dengan komunikasi, CAD, CAM dan robotika. Pengaruh globalisasi,

perusahaan manufaktur Amerika Serikat memanfaatkan buruh murah di

negara-negara berkembang, persaingan yang semakin mendunia, produksi

manufaktur multinasional (Toyota di AS, IBM di Jepang). Pengaruh deregulasi

atau berkurangnya pengaturan harga, entry tarif dsb. oleh pemerintah, proteksi dan monopoli yang semakin berkurang menyebabkan munculnya

berbagai perusahaan baru dalam bidang telekomunikasi, penerbangan, bank

yang beroperasi dengan biaya yang relatif lebih rendah (sangat kompetitif).

Demografi tenaga kerja global yang berubah, mengarah kepada workforce

diversity, diskriminasi tenaga kerja yang semakin longgar, bertambahnya

tenaga usia tua dan tenaga kerja wanita. Perubahan sistem sosio-politik

seperti Rusia yang menjadi kapitalis, RRC yang menjadi Negara raksasa

(32)

perdagangan, reformasi di Indonesia yang meruntuhkan orde baru mestinya

membawa paradigma baru di dunia usaha.

Pergeseran-pergeseran yang telah disebutkan di atas berdampak kepada

semakin banyaknya pilihan bagi konsumen, terjadinya mergers, joint-venture

dan bahkan divestasi dan menutup usaha, siklus hidup produk menjadi lebih

pendek dan terjadi fragmentasi pasar. Fenomena-fenomena tersebut

menimbulkan ketidak pastian sebagai tantangan terhadap tugas manajer.

Menjawab tantangan ini, agar dapat bersaing dan sustainable sesuai tuntutan perubahan, organisasi bisnis harus responsif, cepat bereaksi dan cost-effective.

Organisasi yang lebih datar (flat organization) kini menjadi norma baru. Organisasi piramidal dengan 7 – 10 lapis kini mulai di”datar”kan menjadi

hanya 3 – 4 lapis (AT&T dan GE dari 12 kini menjadi hanya 6 lapis atau

kurang). Bentuk piramidal kini bahkan dianggap kuno, tradisional, out of style, “rantai komando” semakin tidak diikuti, tetapi tentunya dengan operating procedures yang jelas. Ini juga menjadi pertimbangan bagi organisasi perguruan tinggi. Jika kita benar mengacu kepada cost effectiveness dan fungsi-fungsi line and staff management yang efisien, apakah memang diperlukan adanya para pembantu dekan jika sudah ada pembantu rektor,

(33)

tersebut sama? Apakah tidak terdapat redundancy yang berakibat pemborosan?

Yang jelas kita mengikuti pola ini karena kepatuhan kepada peraturan

pemerintah yang memang memerlukan debirokrasi. Kita tidak akan

membahas masalah-masalah perlunya debirokrasi dan pemborosan yang

berlebihan di negara kita sekarang ini karena untuk melakukannya mungkin

diperlukan waktu bertahun-tahun, yang tentunya juga kurang manfaatnya jika

para penentu policy enggan mendengarkan apalagi mau mengubahnya.

Perampingan personalia (downsizing) dan kecenderungan bekerja dalam

team yang lebih mendasarkan kerjanya kepada process, bukan fungsi spesialisasi, semakin menonjol. Istilah pemberdayaan yang kini digunakan

dalam banyak aspek, juga merambah ke manajemen SDM. Pemberdayaan

tenaga kerja (employee empowerment) dilaksanakan terutama bagi front line employees (seperti front desk clerks) untuk memberikan kepuasan maksimum kepada pelanggan.

Berkaitan dengan kiprah manajer mengantisipasi perubahan struktur

organisasi bisnis, Prof. Rosebeth Moss Kanter mengatakan :

(34)

Manajemen sekarang telah banyak berubah dari keadaan 20-30 tahun

lampau, di mana human capital menggantikan mesin-mesin sebagai basis keberhasilan kebanyakan perusahaan.

Drucker (1998), pakar manajemen terkenal bahkan mengemukakan bahwa

tantangan bagi para manajer sekarang adalah tenaga kerja kini cenderung

tak dapat diatur seperti tenaga kerja generasi yang lalu. Titik berat pekerjaan

kini bergerak sangat cepat dari tenaga manual dan clerical ke knowledge-worker yang menolak menerima perintah (“komando”) ala militer, cara yang diadopsi oleh dunia bisnis 100 tahun yang lalu.

Kecenderungan yang kini berlangsung adalah, angkatan kerja dituntut

memiliki pengetahuan baru (knowledge-intensive, high tech.- knowledgeable) , high tech.- knowledgeable) yang sesuai dinamika perubahan yang tengah berlangsung. Tenaga kerja di sektor jasa di negara maju (kini sekitar 70

persen) dari tahun ke tahun semakin meningkat, dan tenaga paruh waktu

(part-timer) juga semakin meningkat.

Pola yang berubah ini menuntut “pengetahuan” baru dan “cara penanganan”

(manajemen) yang baru. Human capital yang mengacu kepada pengetahuan, pendidikan, latihan, keahlian, ekspertis tenaga kerja perusahaan kini menjadi

sangat penting, dibandingkan dengan waktu-waktu lampau. Dalam ketegori

(35)

AS dalam 20 tahun terakhir (sejak 1979) terjadi peningkatan umur median

dari 34.7 tahun ke 37.8 (1995) dan diproyeksikan menjadi 40.5 pada tahun

2005, sedang berlangsung peningkatan umur manusia yang berdampak

kepada meningkatnya umur lanjut memasuki angkatan kerja. Di AS dalam 20

tahun terakhir (sejak 1979) terjadi peningkatan umur median dari 34.7 tahun

ke 37.8 (1995) dan diproyeksikan menjadi 40.5 pada tahun 2005. Demikian

pula tenaga kerja wanita termasuk wanita berkeluarga dan dual career

secara global cenderung meningkat.

Bank teller, operator telepon, juru ketik, semua kini menggunakan komputer sehingga penguasaan atas komputer bukan lagi fakultatif atau alternatif tetapi

mutlak bagi angkatan kerja white collar sekarang ini. Berlangsungnya

progress globalisasi dan teknologi di Indonesia juga tidak ketinggalan. Perhatikan iklan Arthur Anderson/Prasetyo Strategic Consulting, operator

telepon, juru ketik, semua kini menggunakan komputer sehingga penguasaan

atas komputer bukan lagi fakultatif atau alternatif tetapi mutlak bagi angkatan

kerja white collar saat ini. Berlangsungnya progress globalisasi dan teknologi di Indonesia juga tidak ketinggalan. Perhatikan iklan Arthur

Anderson/Prasetyo Strategic Consulting, yang membuka pelamar kerja untuk

Information Technology Systems and Network Security Consultants Systems and Network Security Consultants (yang menguasai IT security products

(36)

(pengalaman dalam implementasi SAP review/audit, Oracle, project management); Banking Systems Specialist, Telecommunications System Consultants (a.l. berpengalaman dalam finance & accounting system, internet service provision, E-Commerce, EDP audit etc.); E-Business consultants, dan

Integrated Customer Solutions Consultants.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam konsep MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia) modern, Sumber

Daya Manusia (Man Power) dipandang sebagai salah satu asset perusahaan

yang sangat penting dengan terminologi Human Capital.

Man Power merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan

kesuksesan suatu perusahaan, oleh karena itu kunci keberhasilan MSDM

adalah bagaimana mengelola SDM (Man Power) yang ada untuk dapat

dibina, dipelihara dan dioptimalisasikan secara efisien dan se-efektif mungkin

dengan pola-pola pendekatan profesionalisme dalam bekerja.

MSDM dituntut menemukan strategi – strategi HR yang dapat menyesuaikan

dengan situasi dan kondisi yang semakin berkembang dan berubah-ubah

dengan cepatnya, iklim persaingan semakin ketat dan meng-global, strategi –

strategi diterapkan dalam rangka menemukan formulasi yang paling efektif

dan efisien dalam penggunaan Man Power. Organisasi perusahaan sudah

(37)

banyaknya jenjang dan birokrasi yang berbelit sudah semakin ditinggalkan,

organisasi yang lebih datar mulai diterapkan dengan rantai komando yang

lebih efektif namun dengan tetap mengacu pada prosedur – prosedur kerja

yang ketat. Hal ini dapat diakomodir dengan pola pendekatan MSDM modern

yang menerapkan strategi – strategi HR yang mengarah pada peningkatan

profesionalisme SDM dan penyerapan teknologi informasi.

Jelaslah bahwa dinamika bisnis abad 21 sekarang mengandung kata-kata

kunci seperti: high tech knowledge-based HR, strategic management, IT, e-business (banking, commerce, procurement etc.). Inilah antara lain tantangan manajer masa kini, dan angkatan kerja abad 21. Lembaga pendidikan pun

perlu berubah, perlu menyesuaikan diri, tinggalkan paradigma lama agar tak

tertinggal bersama keusangan abad yang lalu.

Dengan menerapkan berbagai fungsi yang dianggap strategis dalam

manajemen sumber daya manusia diharapkan perusahaan akan lebih siap

dalam menghadapi prospek dan tantangan dalam bidang SDM di masa yang

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Foulkes, Fred K. (1975). Harvard Business Review, March-April 1975

Dessler, Gary (2000) : Human Resource Management, International Edition,

8th Ed. Prentice Hall, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.

Kanter, Rosabeth Moss (1989). The New Managerial Works. Harvard Business Review, Nov-Dec 1989, p. 88.

Drucker, Peter (1988). The Coming of the New Organization. Harvard Business Review. Jan-Feb 1988, p. 45.

Moskowitz, R. and Warwick D. (1996). The 1994-2005 Job Outlook in Brief. Occupational Outlook Quarterly 40(1): 2-41.

Fullerton, Jr., H. (1993). Another Look at the Labor Force. Monthly Labor review. Nov. 1993

Susilo Heru, 1995, Mencari Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, Malang, Unibraw dan IKIP Malang.

(39)

Rivai, Veithzal, 2004, management Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan

: dari Teori ke praktek, Jakarta, Radja Grapindo Persada.

Sarwono, Salito, 1993, Sumber Daya Manusia kunci Sukses Organisasi, Jakarta, Lembaga Manajemen Universitas Indonesia.

www.aabri.com/manuscripts/10430.pdf

www.indianmba.com/Faculty_Column/FC309/fc309.html

www.markhuselid.com/pdfs/.../2006_Becker_Huselid_SHRM _JOM.pdf

www.eurojournals.com/ejefas_19_12.pdf

http://astaqauliyah.com/2006/11/seria-manajemen-sdm-peran-strategis-pengembangan-sumber-daya-manusia/

http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=79726

http://eprints.undip.ac.id/10286/

Referensi

Dokumen terkait

Relevansi nilai pendidikan dalam surah Ibrahim Ayat 35-36 dan surah Yusuf ayat 5 dengan dunia pendidikan yakni dapat ditanamkan kepada kita agar kita dapat menerapkannya untuk

Hasil penelitian, Optimasi variable pada proses pembuatan kecap dari biji buah lamtoro gung dengan cara hidrolisa menggunakan HCl diperoleh kecap berkadar protein 2,982

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana implementasi sistem prosedur dan pengendalian internal dalam penyaluran dana zakat untuk program pendidikan di

Data pada penelitian ini dapat diperoleh dari kuesioner-kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu pendengar program “Rocka Rolla” karena yang akan diteliti

Pemindahan dan atau perpindahan penduduk yang terkena pembangunan seyogyanya mendapat perhatian dari pemerintah tidak hanya pada saat pemindahannya, akan tetapi

PPL yang dilakukan selama kurang lebih satu bulan yaitu dari tanggal 10 Agustus 2015 sampai 12 September 2015 tentu tidak luput dari hambatan. Meskipun dalam

Perolehan nilai indeks produktivitas terendah terdapat pada bulan Maret tahun 2014 yaitu sebesar 149.5 dan perolehan tertinggi pada bulan Juni tahun yaitu 701.5.Dari

Kebanyakan asrama terpisah dari bangunan universitas dan letaknya lebih dekat ke kampus, hal ini merupakan faktor dalam memilih tempat tinggal yang dekat dengan ruang kelas,