BAB IV
HASIL DAN ANALISIS 4.1. Hasil Karya/Implementasi
Proses implementasi ltsp server dilakukan setelah dua buah serverdiinstall sistem operasi. Sistem operasi yang diinstall pada kedua buah server adalah Linux CentOS 6.3 dengan menggunakan repository lokal untuk penginstalan paket-paket yang mendukung pembuatan ltsp server. File conf untuk repository lokal terdapat pada folder /etc/yum.repos.d dengan nama file CentOS-Base.repo.
4.1.1. Instalasi Paket server LTSP
Aplikasi yang dibutuhkan dalam pembuatan ltsp server yaitu dhcp, tftp, nfs, ltsp-utilsdan ltsp-4.2u2-0.iso. Sistem operasi CentOS 6.3 sudah menyediakan semua paket tersebut pada file iso 6.3 yang di install pada server dan dapat juga di install dari repository online CentOS6.3.
Pada gambar 4.1 menunjukkan penginstalan paket dhcp dengan arsitektur i386 versi 12.3.0.5-23.el5_5.2 yang di download langsung dari repository c6-media. C6-media merupakan alamat repository yang menghubungkan ke paket-paket yang ada pada file iso linux CentOS sehingga dapat di install dalam area lokal. Untuk menginstal paket dhcpketikkan perintah yum install dhcppada user rootdi terminal linux. b. Paket TFTP Server
Pada gambar 4.1 menunjukkan penginstalan paket tftp-client dan tftp-server dengan arsitektur i386. Tftp-server berfungsi untuk memberikan layanan sharing kepada client sedangkan tftp-client berfungsi untuk menerima layanan sharing yang diberikan oleh server. Untuk menginstall paket tftp ketikkan perintah yum install tftp-client tftp-server pada user rootdi terminal linux CentOS.
c. Paket LTSP-Utils
Gambar 4.3Instalasi paket ltsp-utils
Paket ltsp-utils merupakan paket pelengkap untuk ltsp server dimana ketika paketltsp-utils belum diinstall maka ltsp tidak dapat berjalan sama sekali (error). Paket ltsp-utilssudah ada pada aplikasi ltsp, dimana ketika file ltsp telah di ekstrak pada suatu direktori maka ltsp-utils menjadi satu direktori yang berisi semua paket-paket pendukung ltsp-server. Untuk menginstall paket ltsp-utils ketikkan perintah rpm –ivh ltsp-utils-0.25-0.noarch.rpm pada user root di terminal linux CentOS.
Untuk menginstal paket ltsp-server terlebih dahulu ekstrak aplikasi ltsp-server yang telah di download dari websiteyang menyediakan perangkat lunak ltsp-server. Ketika aplikasi ltsp-server telah diekstrak maka ketikkan perintah ltspadminpada user rootdi terminal linuxdan kemudian, akan keluar outputseperti pada gambar 4.4. Pada gambar 4.4 ada 4 menu yang telah disediakan yaitu diantara adalah Install/Update LTSP Packages berfungsi untuk penginstalan aplikasi ltsp-server, Configure the installer options yang berfungsi sebagai tempat mengkonfigurasi sebelum ltsp-server di install, Configure LTSP merupakan menu untuk semua konfigurasi ltsp-server dan terakhir yaitu Quit the administrationprogram untuk keluar dari ltsp-server.
Pilih configure the installer options dan akan keluar outputseperti pada gambar 4.5.
Adapun konfigurasi yang harus dilakukan adalah memasukkan letak direktori aplikasi ltsp server, kemudian menentukan letak folder hasil instalasi untuk ltsp-client serta menentukan jika ingin menggunakan http proxydan ftp proxy. Setelah semua telah di konfigurasi maka tinggal hanya menekan y untuk menyetujui konfigurasi ltsp-server yang telah dibuat.
Pilih Install/Update LTSP Packagespada gambar 4.5 dan tekan a untuk memilih semua paket kemudian tekan q untuk keluar dan paket akan terinstal.
Gambar 4.7 Dowloading paket LTSP Server
4.1.2. Konfigurasi Server LTSP
Pada gambar 4.4 pilih Configure LTSPdan akan keluar outputseperti pada gambar 4.9
Gambar 4.9 Konfigurasi LTSP Adapun fungsi dari tiap menu pada gambar 4.9 adalah
∑ Runlevel digunakan untuk menentukan program/service akan berjalan. Runlevel5 digunakan untuk tampilan X-Windowpada linux yang berbasis Red Hat. Karena sistem operasi server berbasis Red Hat maka pilih 5
∑ Interface selection digunakan untuk memilih interface/kartu NIC dimana akan digunakan oleh server LTSP.
∑ TFTP Configuration digunakan untuk daemon Trivial File Transfer Protokol, dan buat menjadi enablejika masih disable. ∑ Portmapper Configuration digunakan untuk nfs dan nis agar
berjalan dengan baik. Pengguna akan meminta query portmapper daemonuntuk mencari tahu port yang akan konek jika enable.
∑ NFS Configuration digunakan untuk mengaktifkan daemon nfsddan configurasi menjadi enable.
∑ XDMCP configuration digunakan untuk display X-Windows pada client.
∑ Create /etc/host entries digunakan untuk memberi nama klien yang akan mengakses ke ltsp server. File ini harus diisi agar klien bisa jalan.
∑ Create /etc/hots.allow entries digunakan untuk mengisi user yang boleh mengakses ltsp server.
∑ Create /etc/exports entriesdigunakan untuk file-file yang akan di load client saat proses booting. File tersebut terdapat pada /etc/exports.
4.1.3. Konfigurasi DHCP Server
Untuk konfigurasi dhcp server masuk ke folder /etc/dhcp dan ketik nano dhcpd.confpada terminal linux dan edit sesuai dengan konfigurasi dibawah ini :
ddns-update-style interim;
option subnet-mask 255.255.255.224; option broadcast-address 11.12.13.31; option routers 11.12.13.1; option domain-name-servers 11.12.13.1; option domain-name "server-a"; option option-128 code 128 = string; option option-129 code 129 = text; get-lease-hostnames true; next-server 11.12.13.1;
option root-path "11.12.13.1:/opt/ltsp/i386";
subnet 11.12.13.0 netmask 255.255.255.224 { range 11.12.13.3 11.12.13.30;
if substring (option vendor-class-identifier, 0, 9) = "PXEClient" { filename "/lts/2.6.16.1-ltsp-1/pxelinux.0";
ad-Ada dua jenis pernyataan yang ada pada konfigurasi dhcp serveryaitu :
a. Parameter digunakan untuk melihat kondisi sebuah performa tugas atau untuk performa tugas atau untuk konfigurasi jaringan yang berfungsi mengirim ke klien. Parameter yang dimulai dengan pilihan kata kunci yang dirujuk sebagai options. Pilihan ini mengontrol pilihan DHCP.
b. Deklarasi menjelaskan topologi jaringan, menggambarkan klien, menyediakan alamat untuk klien atau sekelompok menerapkan parameter kepada sekelompok deklarasi. Sebagai contoh subnet deklarasi untuk router, subnet-mask, domain-name, domain-name-serversdan time-offset.
4.1.4. Hasil Konfigurasi LTSP server
Ketika semua servicepaket telah diaktifkan maka hasil outputterakhir yang menandakan bahwa ltsp server pada server utama dan servercadangan telah selesai terlihat seperti pada gambar 4.10. Untuk melihat servicetersebut tekan Q lalu S maka output akan keluar.
4.1.5. Instalasi Paket Failover Clustering
Aplikasi yang dibutuhkan dalam pembuatan Failover Clusteringyaitu Heartbeatdan DRBD.
a. Instalasi Paket Hearbeat
Gambar 4.11 Instalasi Paket Heartbeat
dan heartbeat-stonith dimana heartbeat-pils dan heartbeat-stonith berfungsi sebagai depedensi paket heartbeat dengan kata lain sebagai pendukung aplikasi heartbeat.
b. Instalasi Paket DRBD
Gambar 4.12Instalasi Paket DRBD
4.1.6. Konfigurasi Heartbeat
Konfigurasi heartbeat menggunakan 2 buah server yaitu node server-adigunakan sebagai server master, dan node server-b sebagai server pasif. Ada tiga file yang akan di konfigurasi pada heartbeatyaitu authkeys, ha.cf, dan haresources.
a. Konfigurasi File Authkeys
Konfigurasi file authkeys dengan perintah “nano /etc/ha.d/authkeys” dan isikan sesuai dengan gambar 4.13.
Gambar 4.13Isi File authkeys Palallo merupakan passwordyang digunakan agar 2 nodeatau lebih dapat saling berkomunikasi. Password ini dapat diisi sesuai dengan keinginan.
Agar file authkeys dapat diakses read/write oleh user maka ketikkan perintah “chmod 600 /etc/ha.d/authkeys” dimana chmod merupakan perintah untuk mengatur hak akses atau permissions suatu filedan direktori sedangkan 600 merupakan angka untuk permission. Angka 6 untuk akses read/write ke user, 0 tidak ada akses ke grup dan 0 tidak ada akses ke other. b. Konfigurasi File ha.cf
Gambar 4.14Isi File ha.cf
Node server-a dan node server-b adalah nama host atau server karena dalam konfigurasi failoverini ada dua host atau server. Bcastadalah interface yang digunakan heartbeatuntuk memonitor apakan nodelain masih hidup atau tidak, bcastini bias diisi dengan eth0, eth1 dan bias juga br0. Heartbeat berjalan diatas protocol udp port 694dan logfileterdapat pada direktori /var/logdengan nama file ha-log.
c. Konfigurasi File haresources
File haresourcesterdapat pada direktori /etc/ha.ddengan nama file haresources. Konfigursi file haresources dengan mengetikkan perintah “ nano /etc/ha.d/haresources” seperti pada gambar 4.15.
Gambar 4.15Isi File haresources
heresources, dan ip ini bisa berpindah ke node yang lain jika aktif node mengalami down (atau kerusakan perangkat keras) sedangkan service httpd adalah service web server, jadi pada saat node aktif bekerja atau berjalan secara otomatis web server juga akan aktif, jika mengalami kegagalan web server akan aktif pada server lain yang memiliki ip floating. Untuk servicelain juga bisa didaftarkan pada haresourcesagar dapat melakukan failover.
4.1.7. Konfigurasi DRBD
Lakukan konfigurasi file global_common.conf dengan perintah “nano /etc/drbd.d/global_common.conf” dan konfigurasi seperti gambar 4.16.
Gambar 4.16Isi File global_common.conf
dari file konfigurasi. Beberapa pilihan yang tersedia pada bagian ini, namun hanya satu yang relevan dengan sebagain besar pengguna. Proyek drbd membuat statistic tentang penggunaan berbagai versi drbd. Hal ini dilakuakn dengan menghubungi server httpsetiap kali versi drbdbaru diinstal pada sistem. Hal ini dapat dinonaktifkan dengan menetapkan usage-count no;. Standarnya adalah usage-count ask; yang akan meminta user setiap kali usermengupgrade drbd.
Bagian common menyediakan metode singkatan untuk menentukan pengaturan konfigurasi diwarisi oleh setiap sumber daya. User bisa menentukan opsi pada tiap baris per-sumber daya. Bagian common sebenarnya tidak terlalu diperlukan, tetapi sangat dianjurkan jika user menggunakan lebih dari satu sumber daya jika tidak, konfigurasi cepat menjadi berbelit-belit dengan pilihan berulang digunakan.
Gambar 4.17Isi file d3tiuksw.res
Konfigurasi file d3tiuksw.res terletak pada direktori /etc/drbd.d/. Setiap sumber daya drbd yang ingin dikonfigurasi dapat ditentukan sendiri oleh user. User dapat menggunakan identifieryang sewenang-wenang, namun nama tidak harus berisi karakter selain yang ditemukan di set karakter US-ASCII, dan tidak boleh menggunakan spasi.
4.2. Hasil Pengujian
Hasil pengujian dari Failover Clusteringpada Linux Terminal Service Projectadalah sebagai berikut :
Pengujian untuk konfigurasi Linux Terminal Service Projectakan dilakukan pada klien. Semua klien akan booting menggunakan network card dan apabila klien menghasilkan output seperti tampilan pada Gambar 4.18 maka ltsp server berhasil. Pengujian yang dilakukan pada virtualbox dengan mengatur settingan network card yang ada pada virtualbox sehingga antara server dan klien dapat saling terhubung.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa failover clustering akan di uji dengan beberapa metode yaitu dengan mencabut kabel power server utama, mencabut konektor kabel utp serverutama dan terakhir memutuskan koneksi jaringan pada serverutama.
4.3. Analisis
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan maka pembangunan Failover Clustering pada Linux Terminal Server Project (LTSP) sangat bermanfaat digunakan untuk perusahaan, sekolah, pemerintahan. Adanya Linux Terminal Service Project maka penggunaan perangkat keras dapat di minimalisir. Suatu perusahaan dapat menghemat sumber daya dengan menggunakan LTSP Server karena klien tidak membutuhkan lagi harddisk untuk booting atau sebagai tempat penyimpanan. Begitupun dengan adanya Failover Clustering maka keadaan dimana klien mengalami downtime akan kecil kemungkinan terjadi. Perusahaan yang skala besar sangat membutuhkan adanya Failover Clustering.