• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tekstur Butiran Pada Beberapa Komoditas Terhadap Jumlah Populasi Hama Sitophylus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) Di Laboratorium

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Tekstur Butiran Pada Beberapa Komoditas Terhadap Jumlah Populasi Hama Sitophylus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) Di Laboratorium"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Biologi Hama

Menurut Subramanyam dan Hagstrum (1996), Hama kumbang bubuk

dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Ordo : Coleoptera

Famili : Curculionidae

Genus : Sitophilus

Spesies : Sitophilus oryzae L.

Telur berbentuk lonjong diletakkan satu per satu di dalam liang yang

ditutupi dengan sisa gerekan, telur berwarna putih dengan panjang ± 0,5. Tiap

imago memproduksi telur selama ± 3-5 bulan dengan jumlah telur 300- 400 butir.

Fase telur 5-7 hari (Azwana dan Marjun, 2009).

Gambar 1: Telur, Larva, Pupa S. Oryzae L. Sumber:

(2)

Larva hidup dalam biji beras dengan memakan isi biji. Fase larva

merupakan fase yang merusak biji. Larva mengalami 3-4 instar selama 18 hari,

berwarna putih dan panjang tubuh berkisar 4-5 mm. Larva instar akhir biasanya

akan membentuk kokon dan tetap berada dalam bahan makanan atau butiran beras

(Anggara, 2007).

Gambar 2: Larva S. oryzae L. Sumber:

Pupa dapat berubah warna tergantung pada umur pupa, dari coklat

kemerah-merahan menjadi kehitaman dan bagian kepala berwarna hitam. Panjang

pupa biasanya 2,5 mm dan masa pupa berlangsung 6 hari (Kalshoven, 1981).

(3)

Setelah menjadi pupa kemudian kumbang muda keluar dari beras.

Kumbang dewasa makan beras sebelah luar sehingga tampak berlubang-lubang.

Imago dapat bertelur 300-400 butir telur selama hidupnya 4-5 bulan. Ukuran

tubuh ± 2-3,5 mm (Mangudiharjoo, 1978 dan Kalshoven 1981) berwarna gelap

kecoklatan dengan moncong panjang dari bagian kepala. Pada bagian elitra

terdapat empat bintik hitam. Bagian mulut yang memanjang atau rostrum

digunakan untuk merusak biji-bijian yang mempunyai kulit cukup keras

(Rismunandar, 1985). Antena atau sungut berbentuk menyiku dan terdiri dari

delapan ruas (Bejo, 1992).Untuk mengadakan perkawinan imago betina bergerak

di sekitar bahan makanan dengan membebaskan seks feromon untuk menarik

perhatian imago jantan (Bennet, 2003).

Gambar 4: Imago S. oryzae L. Sumber:

Imago jantan dan betina S. oryzae dapat dibedakan dari bentuk

moncongnya. Imago jantan mempunyai moncong yang lebih pendek, lebar, kasar

dan mempunyai banyak bintik-bintik. Imago betina mempunyai moncong yang

lebih panjang, ramping, melengkung, mengkilat, dan halus dengan bintik- bintik

(4)

Kerusakan Yang Disebabkan Sitophilus oryzae L.

S. oryzae merupakan hama primer yaitu dapat menyerang suatu bahan

tanpa ada pertolongan hama lain. Gejala serangan pada butir-butir komoditas

menjadi berlubang-lubang (Bulog, 1996).

Serangan S. oryzae pada beras utuh akan rusak dan hancur menjadi menir,

Kerusakan yang diakibatkan oleh hama S. oryzae dapat tinggi pada keadaan

tertentu sehingga kualitas beras menurun. Biji-bijian hancur dan berdebu, dalam

waktu yang cukup singkat serangan hama dapat mengakibatkan perkembangan

jamur, sehingga produk beras rusak total, bau apek yang tidak enak dan tidak

dapat dikonsumsi (Kalshoven, 1981).

Serangga ini membuat kerusakan dimulai sejak stadium larva sampai

imago dengan memakan isi biji bahan pangan. Butir-butir jagung akan berlubang

dan butiran tersebut cepat pecah dan hancur seperti tepung. Setelah melubangi biji

jagung, masing-masing lubang diletakkan satu telur (Kartasapoetra, 1991).

Gambar 5: Gejala kerusakan S. oryzae L. Pada jagung

Sumber:

Akibat dari serangan dan pengrusakan bahan dalam simpanan (terutama

butir-butir beras) akan menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa

(5)

sering kita temukan pada butiran beras yang terserang, dalam keadaan rusak dan

bercampur tepung dipersatukan oleh air liur larva sehingga kualitas beras menjadi

rusak sama sekali (Kartasapoetra, 1991).

Gambar 6: Gejala kerusakan S. oryzae L. Pada beras

Sumber:

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi populasi Hama Sitophylus oryzae

Peranan Faktor Makanan

Pada hama-hama tanaman pangan dan produk pertanian dalam simpanan,

makanan sangat diperlukan untuk menopang tingkat hidup yang aktif, terutama

pada proses peneluran dan stadium larva. Stadium imago porsinya menjadi kecil

karena periode kehidupannya menjadi relatif pendek apabila hama-hama tersebut

telah meletakkan telur. Kesesuaian makanan erat kaitannya dengan dinamika

serangga memilih sumber makanan yang cocok untuk pertumbuhan populasinya

atau dalam proses perkembangbiakan keturunannya. Sebagai contoh, kandungan

protein, lemak dan P yang tinggi pada komoditas beras dan jagung. Fenomena

tersebut memberikan indikasi bahwa kualitas makanan suatu bahan mempunyai

(6)

serangga yang pada akhirnya berpengaruh pada tingkatan serangan yang

dilakukannya (kualitas dan kuantitas serangan) (Yasin, 2009).

Kualitas makanan sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan

serangga hama. Pada kondisi makanan yang berkondisi baik dengan jumlah yang

cukup dan cocok bagi sistem pencernaan serangga hama akan menunjang

perkembangan populasi, sebaliknya makanan yang berlimpah dengan gizi jelek

dan tidak cocok akan menekan perkembangan populasi serangga (Andrewartha

dan Birch, 1954). Ketidakcocokan faktor makanan dapat ditimbulkan oleh hal-hal

sebagai berikut a) kurangnya kandungan unsur yang diperlukan serangga,

b) rendahnya kadar air bahan, c) permukaan terlalu keras, bentuk material bahan

yang kurang disenangi, misalnya beras lebih disenangi dari pada gabah

(Yasin, 2009).

S. oryzae lebih menyukai biji yang kasar dan tidak dapat berkembang biak

pada bahan makanan yang berbentuk tepung. S.oryzae tidak akan meletakkan

telur pada material yang halus karena imago tidak dapat merayap dan akan mati di

tempat tersebut (Marbun dan Pangestiningsih, 1991).

Peranan asam amino dalam perkembangan S. oryzae telah dilaporkan oleh

Barker (1976). Larva dari serangga ini sering gagal untuk bertahan hidup

(Survive) dalam bahan makanan dengan kandungan total asam amino 0.1%.

Dalam hal ini sangat sedikit aktifitas menggerek larva, dan larva akan mati pada

instar pertama. Kandungan asam amino 3% menghasilkan 52% larva yang

berhasil mencapai stadia pupa dan imago, walaupun laju/tingkat perkembangan

lebih lambat dibandingkan dengan kandungan asam amino 5; 7,5 dan 10%.

(7)

amino meningkat menjadi 13% perkembangan larva secara nyata menjadi

terhambat (Sitepu dkk, 2004).

Kandungan zat gizi pada bahan makanan merupakan salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi perkembangan populasi S. oryzae dapat dilihat dari

tabel di bawah ini :

Tabel 1. Kandungan Zat Gizi Pada Jenis Pangan

*%BDD: Persen Bahan makanan yang dapat dimakan

(Deptan, 2006).

Jagung merupakan bahan pangan yang berperan penting dalam

perekonomian Indonesia, dan merupakan pangan tradisional atau makanan pokok

di beberapa daerah. Jagung juga berperan penting dalam perkembangan industri

pangan. Hal ini ditunjang dengan teknik budi daya yang cukup mudah dan

berbagai varietas unggul. Kandungan nutrisi jagung tidak kalah dengan

(8)

fungsional seperti serat pangan, unsur Fe, dan beta-karoten (pro vitamin A)

(Suarni dan Firmansyah 2005).

Kebutuhan Nutrisi Bagi Serangga

Pengaruh jenis pakan, kandungan air dan besarnya butiran material

berpengaruh terhadap biologi suatu jenis hama. Pakan merupakan sumber gizi

yang dipergunakan oleh serangga untuk hidup dan berkembang. Jika pakan yang

tersedia dengan kualitas yang cocok dan kuantitas yang cukup, maka populasi

serangga akan meningkat dengan cepat. Sebaliknya jika keadaan pakan kurang

maka populasi akan menurun (Jumar, 2000). Selain kualitas dan kuantitas pakan,

jumlah kandungan nutrisi dalam pakan juga sangat penting peranannya. Zat-zat

nutrisi yang dibutuhkan serangga pada umumnya digolongkan menjadi

karbohidrat, asam amino dalam protein, lipid dalam lemak, air, dan beberapa

vitamin. Karbohidrat secara umum merupakan sumber energi, meskipun tidak

terlalu dibutuhkan tetapi karbohidrat diperlukan untuk pertumbuhan normal.

Kebutuhan akan karbohidrat dapat digantikan oleh protein dan lemak yang

disesuaikan dengan jenis penggunaan dan perubahan energi oleh serangga. Asam

amino merupakan senyawa kimia pembentuk protein yang diperlukan untuk

pertumbuhan yang optimal bagi kelangsungan hidup serangga. Walaupun terdapat

20 macam asam amino tetapi hanya 10 asam amino yang dibutuhkan dalam pakan

serangga. Lipid merupakan asam lemak yang mempunyai fungsi spesifik. Asam

lemak bagi serangga memicu untuk oviposisi. Lemak dan asam lemak merupakan

sumber energi untuk menyusun cadangan lemak dan glikogen. Serangga

(9)

juga penting untuk pembentukan membran dan sintesa hormon (Chapman, 1998

dalam Handayani, 2008).

Vitamin yang diperlukan diantaranya adalah provitamin A (Beta karoten)

yang merupakan kebutuhan nutrisi dalam pakan untuk semua serangga yang

berfungsi untuk pembentukan pigmen. Apabila serangga kekurangan vitamin ini

maka akan memperlambat proses pembentukan pigmen dan pergantian kulit,

selain itu serangga akan berukuran kecil dan kurang aktif. Vitamin lain yang

diperlukan adalah vitamin E yang berfungsi memperbaiki fekunditas dari serangga

jenis ngengat dan kumbang (Chapman, 1998 dalam Handayani, 2008).

Serangga akan tumbuh dan berkembang dengan normal apabila

mendapatkan pakan dengan jumlah yang cukup baik kualitasnya. Kualitas pakan

banyak ditentukan oleh mutu gizi pakan tersebut, sedangkan mutu gizi pakan

ditentukan oleh nutrisi yang terkandung didalamnya. Pakan yang dikonsumsi oleh

serangga harus memenuhi kebutuhan serangga terhadap nutrisi yang sangat

kompleks. Meskipun nutrisi yang diperlukan oleh serangga harus terkandung

didalam pakannya namun ada beberapa nutrisi dapat diperoleh dari sumber lain

yaitu melalui simbiosis dengan mikroorganisme (Chapman, 1998 dalam

Handayani, 2008).

Faktor Kelembaban dan Suhu

Pengaruh kelembaban terhadap perkembangan S. oryzae berbeda untuk

setiap stadium. Hasil percobaan Hutomo (1972) menunjukan bahwa antara RH 30

– 70%, persentase kematian telur, larva dan serangga dewasa makin tinggi

(10)

kematian yang cukup tinggi terhadap telur, larva dan terutama imago yaitu pada

RH 30, 40 dan 50% (Sitepu dkk, 2004).

Pengaruh kelembaban juga sama halnya dengan temperatur, temperatur

yang baik akan sangat menentukan perkembangan serangga. Kelembaban yang

optimum berada di sekitar 75% sedangkan batas kelembaban minimum dan

maksimum masing-masing mendekati 0% dan 100% (Kartasapoetra, 1991).

Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya populasi

serangga hama di tempat penyimpanan. Serangga termasuk golongan binatang

yang bersifat heterotermis, oleh karena itu serangga tidak dapat mengatur suhu

badannya sendiri, sehingga suhu badannya mengikuti naik turunnya suhu

lingkungannya. Sebagian besar serangga gudang hidup dan berkembang biak pada

kisaran suhu 10-45º C. Dibawah 10º C serangga tidak dapat menyelesaikan siklus

hidupnya dan di atas 45º C mortalitas serangga sangat tinggi. Pada batas 15º C ke

bawah, kegiatan serangga mulai berkurang akibat laju pertumbuhan populasi

sangat lambat. Setiap spesies mempunyai suhu optimal dimana laju pertumbuhan

populasi maksimum. Untuk kebanyakan serangga gudang di daerah tropik kisaran

suhu optimumnya adalah sekitar 25-35º C. Di bawah 20º C, biasanya laju

pertumbuhan populasi sangat berkurang (Sitepu dkk, 2004).

Kadar Air Bahan

Produk-produk pertanian yang tersimpan dalam gudang yang kadar airnya

tinggi sangat disukai hama gudang. Batas terendah kadar air bahan dalam

simpanan yang diperlukan bagi kehidupan normal kebanyakan hama gudang

(11)

Kondisi kadar air bahan produk pertanian sangat berpengaruh pada

intensitas kerusakan yang sangat mudah. Hasil penelitian Kalshoven (1981)

disimpulkan bahwa perkembangan populasi kumbang bubuk sangat cepat jika

kadar air bahan simpan lebih dari 15%, sebaliknya bila kadar air bahan diturunkan

maka mortalitas serangga besar sehingga perkembangan populasi terhambat.

John (1991) mencatat bahwa tingkat mortalitas S. oryzae L. mencapai 75% pada

9,7%, sedang Mas`ud et.al (1996) mencatat kadar air 6,8% dan 10% dapat

menghambat laju perkembangan populasi S. oryzae (Yasin, 2009).

Faktor Musuh Alam

Seperti halnya tanaman lain, hama produksi pertanian dalam simpanan

juga mempunyai faktor musuh alam yang terdiri atas predator, parasitoid dan

patogen. Secara teoritis dapat dikatakan bahwa apabila keseimbangan antara

serangga hama dan musuh alami sepadan, maka tidak akan terjadi peletupan. Pada

kasus hama gudang teori ini tidak sepenuhnya dapat dijadikan acuan mengingat

infestasi bahan simpan biasanya paling banyak terjadi pada stadium larva yang

mana akan sulit bagi serangga predator untuk melakukan searching terhadap

serangga target. Musuh alam untuk hama gudang yang berbentuk predator

misalnya cecak dan tokek yang memangsa serangga dewasa dalam gudang, juga

kumbang Necrobia rufifes dan larva Omphrate fenestralis dan

Omphrate glabrifrons. Musuh alam yang berbentuk parasitoid misalnya

Anisopteromalus calandrae, yang memarasit hama larva bubuk,

Exidechtinis conescens yang memarasit hama gudang ordo Coleoptera, sedangkan

organism patogen yang menjadi musuh alami hama gudang umumnya adalah

(12)

Anisopteromalus calandrae (Howard, 1881) adalah serangga parasitoid

yang terkenal dan efektif untuk hama gudang, sebagian besar berasal dari ordo

Coleoptera (Peck 1963, Boucek & Rasplus 1991, Quicke 1997 dalam Timokhov

dan Gokhman, 2003).

Anisopteromalus calandrae adalah serangga yang menguntungkan sebagai

musuh alami penting dari kumbang Sitophilus (Badgley, 2006).

Gambar 7: Anisopteromalus calandrae

Gambar

Gambar 1: Telur, Larva, Pupa S. Oryzae L. Sumber: Foto Langsung
Gambar 3: Pupa S. oryzae L. Sumber: www.ozanimals.com
Gambar 4: Imago S. oryzae L.
Gambar 5: Gejala kerusakan S. oryzae L. Pada jagung Sumber: Foto Langsung
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan software Flash 5.0 kita dapat mewujudkan berbagai hal menarik yang dapat ditampilkan pada halaman browser internet, seperti membuat animasi yang dibuat

proses dan hasil belajar belajar yang diharapkan dicapai peserta didik sesuai dengan

(3) Personil yang ditunjuk Kepala Dinas menjadi anggota Tim Teknis wajib mentaati prosedur dan standar teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Teknis.. (4) Personil

Dengan kemajuan teknologi komputer khususnya multimedia yang dipadukan dengan data-data yang akurat serta kutipan sejarah maka tersajilah visualisasi ini yang terealisasi

Bentuk silinder pada massa bangunan utama menciptakan ruang terbuka atau inner court di dalam yang menjadi area primer sedangkan bentuk silindernya sendiri menjadi area

Alat Pasteurisasi susu, “Eco Mini PasteurizerFJ 15”, https://www.farmandranchdepot.com/farm-equipment/FJ15-Eco-Mini-. pasteurizer.html , (diakses pada tanggal 20

2( Untuk mengetahui besar efektifitas pembelajaran Make a Match terhadap hasil belajar matematika materi garis dan sudut siswa kelas VII MTs Al- Ma’arif

Adanya indikasi bahwa partisipasi anggaran pada kondisi ketidakpastian tugas rendah justru akan mengurangi kinerja karena dianggap merupakan pemborosan (Govindarajan