BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Karet alam merupakan produk lateks yang berasal dari pohon Hevea brasiliensis, yang mengandung 93-95% dari cis-1-4-poliisopren dengan ikatan rangkap pada karet alam yang terbiasa dengan reaksi kimia. Modifikasi dari karet alam dengan grafting kopolimerisasi untuk menghasilkan sebuah produk dengan memiliki sifat yang lebih baik dari pada karet alam yang tidak termodifikasi.Dengan adanya penambahan karet alam tergrafting kopolimer menunjukkan sifat yang lebih baik, disebabkan oleh akibat adanya tumpah tindih yang terjadi secara alami dari ikatan-ikatan karet alam (Thiraphattaraphun, 2000).
Karet alam sering digunakan pada berbagai aplikasi khususnya untuk industri ban karena memiliki sifat elastis yang sangat baik lebih dari karet olahan atau sintesis. Sifat keterbatasan pada karet alam disebabkan oleh ketahanan pada minyak yang rendah dan permebialitas terhadap udara yang tinggi. Proses grafting polimerisasi dengan Maleat Anhidrida atau jenis monomer polar lainnya dapat menyatukan senyawa polar ke dalam ikatan karet alam yang non polar. Hal ini dapat meningkatkan kompabilitas antara karet alam dengan elastomer-elastomer yang bersifat polar dan beberapa plastik teknis yang lain seperti poliamida (Saeleo, 2004).
Fitri (2013) melakukan penelitian mengenai Pembuatan Dan Karakterisasi Nanokomposit Karet Alam/OrganoBentonit Menggunakan
CetilTrimetilAmonium Bromida, Polietile Glikol dan Sodium Dodesil Sulfat
Sebagai Pemodifikasi Pemukaan, dimana dengan menggunakan pemodifikasi permukaan PEG dalam pembuatan nanokomposit karet alam/organobentonit menghasilkan sifat mekanik, kestabilan termal dan morfologi yang lebih baik jika dibandingkan dengan pemodifikasi CTAB dan SDS.
Sembiring (2013) melakukan penelitian mengenai Penyediaan Nanokomposit Karet Alam-g-Glycidyl Methacrylate/Bentonit, dimana bentonit yang digunakan sebagai bahan pengisi dan bahan penguat dapat berfungsi untuk meningkatkan karakteristik mekanik dari nanokomposit karet alam-bentonit.
Vijaylakshmi (2009) melakukan penelitian mengenai Pembuatan Nanokomposit Karet Alam/Clay Nanokomposit, dimana dengan menggabungkan karet alam-g-Maleat Anhidrida dengan nanopartikel cloisit 30B mengalami peningkatan modulus dan keke rasan nanokomposit karet alam. Dari informasi diatas peneliti tertarik untuk dapat meningkatkan karakteristik mekanik dari nanokomposit karet alam-monmorillonit yang permukaannya telah dimodifikasi dengan surfaktan CTAB.
1.2Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang ditemui pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses interkalasi organomonmorillonit dengan adanya surfaktan CTAB sebagai pemodifikasi permukaan
2. Bagaimana proses penggraftingan karet alam SIR 10 dengan menggunakan Maleat Anhidrida sebagai bahan kompatibilitas
3. Bagaimana memanfaatkan monmorillonit termodifikasi surfaktan CTAB untuk pembuatan komposit karet alam Organomonmorillonit
1.3Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Karet alam yang digunakan berupa karet yang berasal dari perkebunan PTPN III Kecamatan Dolok Merawan, Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara 2. Monmorillonit yang digunakan merupakan Monmorillonit komersil produksi
Sigma Aldirch
3. Modifikasi organomonmorillonit menggunakan surfaktan CTAB
4. Menggunakan zat compatibilitas berupa karet alat tergrafting Maleat Anhidrida
5. Pembuatan komposit dengan cara pencampuran menggunakan internal mixer
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah diatas maka, tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui preparasi komposit karet alam/organomonmorillonit ditinjau dari morfologi permukaan
2. Untuk menentukan sifat mekanik karet alam/organomonmorillonit ditinjau dari kekuatan tarik
1.5Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah terhadap karet alam dalam menghasilkan komposit yang berkualitas baik serta memberikan sumbangan bagi peningkatan teknologi.
1.6Metodologi Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium, dimana pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yaitu:
- Tahap I
- Tahap II
Pada tahapan ini variasi surfaktan cetiltrimetilammonium bromida dicampur dengan monmorillonit, dipanaskan dan diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer
- Tahap III
Pada tahapan ini karet alam yang telah dimastikasi digrafting dengan Maleat Anhidrida serta menggunakan benzoil peroksida sebagai inisiator - Tahap IV
Karet alam yang telah dimastikasi dicampur dengan karet alam-g-MA, asam stearat, ZnO, MBT, Organomonmorillonit dan sulfur. Kemudian dicetak dengan alat hot press.
a. Tahapan karakterisasi komposit karet alam-g-MA/Organomonmorillonit
Komposit karet alam Organomonmorillonit dikarakterisasi dengan uji mekanik, uji morfologi dan uji ketahanan termal
Variabel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: - Variabel bebas :1. Waktu mastikasi karet alam
2. Karet alam yang telah dimastikasi 90 phr, karet alam-g-MA 10 phr, asam stearat 0,5 phr,
Zink oksida 6 phr,
OrganoMonmorillonit 5 phr, sulphur 3,5 phr
1.7Lokasi Penelitian