1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Meningkatnya kebutuhan manusia untuk kelangsungan hidupnya mengakibatkan kebutuhan untuk penggunaan lahan juga meningkat. Besarnya jumlah lahan yang dibutuhkan manusia mengakibatkan banyak lahan yang beralih fungsi. Tutupan lahan hutan maupun lahan pertanian campur semak yang berubah menjadi pertanian lahan kering merupakan akibat dari terjadinya alih fungsi pada lahan. Masyarakat melakukan pembukaan wilayah pertanian untuk peruntukan seperti perkebunan, perladangan dan lain-lain. Perubahan fungsi lahan tersebut disatu sisi memberikan keuntungan secara ekonomi bagi manusia. Namun, besarnya perubahan lahan yang terjadi juga akan mengakibatkan terganggunya keseimbangan ekosistem.
Pertambahan jumlah penduduk akan mempunyai pengaruh terhadap pemanfaatan sumber daya hutan yang dapat menurunkan fungsi hutan. Keberadaan desa-desa sekitar kawasan hutan yang dicirikan oleh rendahnya pendapatan perkapita, terbatasnya kesempatan kerja di luar sektor pertanian, terbatasnya pemilikan lahan dan rendahnya produktivitas usaha tani, merupakan faktor-faktor yang mendorong masyarakat memanfaatkan potensi sumber daya hutan yang ada (Suratmo, dkk. 2011).
Identifikasi, pemantauan dan evaluasi penggunaan lahan perlu selalu dilakukan pada setiap periode tertentu, karena dapat menjadi dasar untuk penelitian yang mendalam mengenai perilaku manusia dalam memanfaatkan lahan. Dengan demikian, penggunaan lahan menjadi bagian yang penting dalam usaha melakukan perencanaan dan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan
2
keruangan di suatu wilayah. Dalam hubungannya dengan optimalisasi penggunaan lahan, kebijakan penggunaan lahan diartikan sebagai serangkaian kegiatan tindakan yang sitematis dan terorganisir dalam penyediaan lahan, serta tepat pada waktunya, untuk peruntukan pemanfaatan dan tujuan lainnya sesuai dengan kepentingan masyarakat (Suryantoro, 2002).
Saat ini kondisi tutupan lahan di Kabupaten Tapanuli Utara telah banyak mengalami perubahan. Akibat pertambahan populasi penduduk dan kebutuhan akan lahan, terjadi alih guna lahan hutan menjadi lahan dengan tipe pemanfaatan lain, seperti lahan pertanian, perkebunan dan agroforestri. Pertanian sawah dan tanaman semusim biasanya dibuka di dataran rendah dan perkebunan monokultur pada umumnya dikuasai oleh perusahaan dan masyarakat yang bermodal besar (Tata, 2013). Mengingat pentingnya peruntukan lahan untuk kehidupan, maka perlu diteliti peruntukan lahan khususnya di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara dengan peruntukan yang seharusnya agar tidak terjadi degradasi lahan, serta dengan teknologi Sistem Informasi Geogafis (SIG) akan memberikan kemudahan dalam melakukan pemantauan tehadap perubahan tutupan lahan dan upaya pengelolaan sumberdaya tersebut secara lestari.
Analisis faktor penyebab perubahan tutupan lahan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat memberikan pemecahan masalah perubahan tutupan lahan di Kabupaten Tapanuli Utara. Dengan alternatif yang diberikan dapat menjadi solusi untuk memperbaiki kondisi lahan di Kabupaten Tapanuli Utara menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, penelitian tentang Analisis Perubahan Tutupan Lahan di Kabupaten Tapanuli Utara dengan periode tahun 2003 - 2015 ini perlu dilakukan.
3
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis perubahan tutupan lahan di Kabupaten Tapanuli Utara pada periode waktu tahun 2003-2009, 2009-2015 serta 2003-2015.
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab perubahan tutupan lahan di Kabupaten Tapanuli Utara.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai tutupan lahan di Kabupaten Tapanuli Utara kepada pihak-pihak yang membutuhkan serta dapat digunakan sebagai informasi atau masukan dalam kegiatan pengelolaan sumberdaya lahan.