• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Berat Badan pada Pasien Karsinoma Nasofaring Sebelum dan Sesudah Radioterapi pada tahun 2012-2015 di RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Berat Badan pada Pasien Karsinoma Nasofaring Sebelum dan Sesudah Radioterapi pada tahun 2012-2015 di RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ii

Abstrak

Latar Belakang: Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan salah satu tumor ganas kepala dan leher yang paling sering muncul. Radioterapi merupakan terapi utama pada kanker ini karena kanker nasofaring bersifat radiosensitive. Namun, terapi ini juga menimbulkan berbagai efek samping terutama mukositis oral yang mengakibatkan penurunan asupan oral pada penderita dan mengakibatkan penurunan berat badan. Penurunan berat badan yang progresif dapat mengakibatkan komplikasi yang serius bagi pasien.

Tujuan: untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan berat badan pada pasien karsinoma nasofaring sebelum dan sesudah radioterapi.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik comparative, dua mean dependent dengan pendekatan cross sectional design. Data merupakan data sekunder dari rekam medis penderita KNF yang menjalani radioterapi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012-2015. Sampel penelitian diambil dengan metode consecutive sampling dan didapat 42 sampel penelitian. Data berat badan kemudian diolah dengan uji T berpasangan untuk melihat ada tidaknya perbedaan berat bedan sebelum dan setelah radioterapi. Hasil: Dari hasil analisis data berat badan 42 pasien KNF diperoleh rata-rata berat badan awal pasien KNF adalah 59.21 kg dan rata-rata berat badan akhir adalah 55.93 kg. Dari hasil analisis data dengan uji t diperoleh nilai p: 0,0001 (p<0.05). Stadium juga mempengaruhi besarnya penurunan berat badan dimana semakin lanjut stadium penurunan berat badan juga semakin besar.

Kesimpulan: Terdapat perbedaan berat badan pada pasien karsinoma nasofaring sebelum dan sesudah radioterapi.

Kata Kunci: Berat Badan, Karsinoma Nasofaring, Radioterapi

(2)

iii

Abstract

Background: Nasopharyngeal carcinoma is one of most common head and neck

malignant tumor. This cancer characteristic is radiosensitive so radiotherapy is

the main therapy that can be used. In the other hand, this therapy has impact

especially oral mucositis that decrease oral comsumption so the patient will loss

body weight. The progressive loss of body weight can cause a serious

complication for patient.

Objective: to know the difference of body weight carcinoma nasopharinx patients

before and after the radiotherapy.

Methods: This is comparative analytic research using two mean dependent with

cross sectional design approach. This research using secondary data from

carcinoma nasopharinx radiotherapy patients in Adam Malik General Hospital

Medan from 2012-2015. There are 42 samples using consecutive sampling. The

data processed with using t-pair test to find the diference of body weight before

and after the radiotherapy.

Result: The analysis shows that 42 samples of carcinoma nasopharix

radiotherapy patients have primary average of body weight is 59.21 kg and after

radiotherapy becoming 55,13 kg in average. T pair test show p= 0.0001

(p<0.05). Stadium also effect the number of body weight loss which higher

stadium patient will lost body weight higher than the lower one.

Conclusion: There is diference between before and after radiotherapy in

karsinoma nasopharinx patients.

Key Word: Body Weight, Carsinoma Nasopharinx, Radiotherapy

Referensi

Dokumen terkait

Himpunan Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016 1... Himpunan Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Tahun

[r]

Universitas Negeri

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang Nomor : BA.12/ Pokja/ ULP-KUA- SU/ KEMENAG-MENTAWAI / IX/ 2016 tanggal 16 September 2016, dengan ini Pokja menetapkan Pemenang

Selanjutnya Pokja ULP akan melakukan tahapan evaluasi administrasi dan teknis terhadap Peserta lelang yang dokumennya telah memenuhi syarat/lengkap pada saat

Dalam melihat mutu pada proses pencairan dana APBN, jumlah retur SP2D merupakan hal penting yang harus diperhatikan, karena apabila jumlah retur SP2D tinggi maka

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Ebaid (2012) dimana informasi laba yang memiliki relevansi nilai tinggi memberikan bukti yang konsisten

M. Thirdly, Indonesian imports have been dominated by Sector-3: Manufacture of food products, beverages and tobacco products, Sector-4: Manufacture of textiles, wearing