1
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Tumor ganas ovarium menduduki urutan ke-5 dari beberapa tumor ganas penyebab kematian dan merupakan tumor ganas kandungan dengan angka kematian tertinggi di Amerika Serikat. The American Cancer Society memperkirakan sekitar 21.290 kasus baru karsinoma ovarium di Amerika Serikat, dengan mencapai angka kematian sebanyak 14.180 kasus pada tahun 2015.i Di Indonesia, tumor ganas ovarium menempati urutan ketiga pada tumor ganas yang menyerang perempuan. Dari beberapa penelitian, tingkat kejadian keganasan ovarium adalah 30,5% di Yogyakarta, 7,4% di Surabaya, 13,% di Jakarta, dan 10,64% di Medan dari seluruh angka kejadian keganasan ginekologi.ii Badan Registrasi Kanker menyatakan angka kejadian kanker ovarium pada populasi adalah 5,99 %.iii Faktor – faktor yang dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker ovarium adalah usia, nulipara, dan adanya riwayat kanker dalam keluarga.iv
Menurut WHO 2014, berdasarkan asal sel, tumor ovarium terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu Epithelial tumours, Mesenchymal tumours, Mixed
epithelial and mesenchymal tumours, Sex cord-stromal tumours, Mixed sex
cord-stromal tumours, Germ cell tumours, Monodermal teratoma and
somatic-type tumours arising from a dermoid cyst, Germ cell-sex cord-stromal
tumours, Misscelanous tumours, Mesothelial tumours, Soft tissue tumours,
Tumour-like lessions, Lymphoid and myeloid tumours, Secondary tumours.v Klasifikasi tumor ovarium terbagi menjadi tiga jenis yaitu jinak, borderline (sedang), ganas.
Tumor epitel ganas ovarium dijumpai sebanyak 9,19%, dengan kira – kira 75-80% keganasan ovarium tipe epitel merupakan tipe serous, 10% merupakan tipe mucinous dan endometrioid dan masing – masing kurang dari 1% merupakan tipe dari clear cell dan benner.vi Tumor epitel ganas ovarium tipe serous memiliki progresivitas tinggi dengan metastase luas pada abdomen
2
2
sehingga mempunyai angka pertahanan hidup yang rendah. Sementara tumor mucinous jarang melibatkan permukaan tumor dan jarang terjadi bilateral namun cenderung memiliki massa tumor yang lebih besar.vii
Untuk diagnosis stadium dini tumor ovarium umumnya asimtomatik, atau hanya terdapat gejala tidak khas yang ringan, seperti tidak nafsu makan, kembung, sakit perut, penurunan berat badan, dll. Pada pemeriksaan fisik
dapat pula dijumpai massa kavum pelviko-abdominal, adanya asites, dan kelainan tanda seksual sekunder yang merupakan manifestasi hormon yang di
produksi tumor ovarium. Selain itu juga dapat ditemukan tanda metastasis seperti pembesaran kelenjar limfe supraklavikular, hidrotoraks, hepatomegali, dll.viii
Untuk membantu meningkatkan keberhasilan diagnosis telah ditemukan beberapa metode deteksi dini, seperti ronsen toraks, USG, pemeriksaan CT dan MRI, PET/CT, dan pemeriksaan penanda tumor. Pemeriksaan penanda tumor saat ini dikenal kurang spesifik, harus digabungkan dengan hasil pemeriksaan lain barulah dapat menegakkan diagnosis.8
Berdasarkan sifat biokimia dan imunologik, zat penanda tumor biasanya dibagi menjadi : antigen tumor, enzim, hormon, zat biokimia, reaksi hospes, gen tumor, gen supresor tumor dan produknya.8
Antigen terkait tumor yang sering ditemukan ialah : Alfa-fetoprotein (AFP), Carcinoembryoic Antigen (CEA), antigen CA15-3, antigen CA-125, antigen CA 19-9, Prostat Spesifik Antigen (PSA), Tissue Polypeptide Antigen (TPA), CyFRA21-1, Squamous cell carcinoma associated antigen (SCCAg).8
CA-125 merupakan penanda tumor yang paling sering digunakan pada
kanker ovarium, sering disebut sebagai “Gold Standard” untuk diagnosis kanker ovarium. CA-125 terdapat pada semua jaringan yang berasal dari derivat sel mesotel dan epitel coelomik, diantaranya pleura, perikardium, peritoneum, tuba, endometrium dan endoserviks.ix Antigen ini memiliki berat molekul 200-1000 kDa dan merupakan glikoprotein seperti mucin yang diekspresikan oleh tumor ovarium epitel.x
3
3
Kadar normal CA-125 adalah 35 IU/mL. Pada 90% penderita dengan tumor ganas ovarium epitel ditemukan kadar CA-125 melebihi kadar normal. Ekspresi CA-125 pada kanker ovarium tipe epitel (epithelial ovarian carcinoma/ EOC) bervariasi tergantung pada jenis histologi. Hogdall dkk dengan menggunakan tissue array mendapatkan bahwa CA-125 diekspresikan pada 85% tipe serous, 65% tipe endometroid, 40% tipe clear cell, 36%
undifferentiated adenocarcinoma dan hanya 12% pada tipe mucinous.20
Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian yang sudah dilakukan
ditemukan adanya perbedaan kadar CA-125 tergantung pada jenis gambaran histopatologi tumor epitel ganas ovarium. Hal ini yang menjadi latar belakang peneliti untuk mencari tahu apakah dengan melihat adanya perbedaan kadar antigen tumor CA-125 dapat dihubungkan dengan jenis dan gambaran histopatologi tumor epitel ganas ovarium di Rumah Sakit H.Adam Malik, Medan.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang dapat diuraikan adalah bagaimana hubungan antara kadar CA-125 dengan jenis histopatologi tumor epitel ganas ovarium di Rumah Sakit H.Adam Malik Medan pada tahun 2013 – 2015.
1.3Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara kadar CA-125 dengan jenis
histopatologi tumor epitel ganas ovarium di Rumah Sakit H.Adam Malik Medan pada tahun 2013-2015.
4
4 1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui angka kejadian tumor ovarium ganas ovarium di Rumah Sakit H.Adam Malik tahun 2013-2015
2. Untuk mengetahui gambaran histopatologi tumor ganas ovarium epitel yang terdata di RS. H.Adam Malik tahun 2013-2015
3. Untuk membandingkan kadar CA-125 pada tumor epitel ganas
ovarium tipe serous dengan tipe mucinous.
1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi ilmiah tentang peranan penanda tumor CA-125 pada tumor epitel ganas ovarium, dan sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang CA-125 sebagai penanda tumor.
1.4.2 Bagi Penulis
1. Mendapatkan pengalaman belajar menulis karya tulis ilmiah dan dalam melakukan penelitian
2. Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai tumor epitel ganas ovarium dan penanda tumor CA-125
3. Sebagai sarana dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari proses perkuliahan.
1.4.3 Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi atau data ilmiah bagi pembaca untuk mengetahui peranan penanda tumor CA-125 dihubungkan dengan tumor epitel ganas ovarium.