• Tidak ada hasil yang ditemukan

Determinan Kelengkapan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang Kabupaten Kampar Riau Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Determinan Kelengkapan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang Kabupaten Kampar Riau Tahun 2016"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rekam Medis

2.1.1 Pengertian Rekam Medis

Rekam Medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam

tentang identitas, anamneses,pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosia serta

segala pelayanan dan tindakan medis yang di berikan kepada pasien, dan

pengobatan baik yang di rawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan

pelayanan gawat darurat( Depkes RI 2006 ).

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.269/Menkes/PER/III/2008, rekam

medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas

pasien , pemeriksaan , pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

diberikan kepada pasien.

Menurut Hanafiah dan Amir (2008), rekam medis adalah kumpulan

keterangan tentang identitas,hasil anamnesis,pemeriksaan dan catatan segala

kegiataan para pelayanan kesehatan atas pasien dari waktu ke waktu. Catatan ini

berupa tulisan ataupun gambar, dan belakangan ini dapat pula berupa rekaman

elektronik, seperti komputer, mikrofilm, dan rekaman suara.

Dalam artian sederhana rekam medis hanya merupakan catatan dan

dokumen yang berisi tentang kondisi keadaan pasien, tetapi jika di kaji lebih

mendalam rekam medis mempunyai makna yang lebih kompleks tidak hanya

catatan biasa, karena didalam catatan tersebut sudah tercermin segala informasi

(2)

tindakan lebih lanjut dalam upaya pelayanan maupun tindakan medis lainya yang

di berikan kepada seorang pasien yang datang kerumah sakit(Depkes RI 2006 ).

2.1.2 Sejarah Rekam Medis

Sejak 3000-2500 S.M lahirnya rekam medis telah ada berjalan sejajar

dengan lahirnya ilmu kedokteran.Pada masa tersebut, kegiatan pencatatan Rekam

Medis di lakukan masih sangat primitif yakni dinding gua dan daun-daun yang

kering. Pada 460 S.M. Bapak ilmu kedokteran “ Hippoctares” telah membuat

sumpah Hippocrates dan banyak menulis tentang pengobatan penyakit, observasi

penelitian yang cermat dan sampai kini dianggap benar. Hasil pemeriksaan

pasienya ( Rekam Medis) hingga kini masih dapat di baca oleh para dokter, di

susun kembali oleh galen yang hidup 600 tahun setelah “Hippocrates” sehingga

zaman tersebut telah mempunyai mahalah kedokteran bernama Romana acta

diuma (Depkes RI 2006).

2.1.3 Tujuan dan Manfaat Rekam Medis

Menurut Hanafiah dan Amir (2008) , ada delapan kegunaan rekam medis

dirumah sakit yang disebut sebagai Communication ,Information ,Administrative,

Legal, Financial, Research, Education, Documentary(CIALFRED) , yaitu :

1. Communication use

Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga kesehatan lainya yang ikut

ambil bagian dalam memberikan pelayanan, pengobatan dan perawatan

(3)

2. Information use

Merupakan dasar untuk perencanaan pengobatan dan perawatan yang harus

diberikan kepada pasien.Segala instruksi kepada perawat atau komunikasi

sesama dokter ditulis agar rencana pengobatan dapat dilaksanakan.

3. Administrative use

Adanya nilai administrasi dalam suatu rekam medis dikarenakan bahwa

isinya menyangkut tindakan-tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung

jawab sebagai tenaga medis dengan paramedik dalam mencapai tujuan

pelayanan kesehatan.

4. Legal use

Hal ini menyangkut masalah adanya jaminan kesehatan hukum (legal) atas

dasar keadilan dalam rangka usaha menegakkan serta persediaan bahan tanda

bukti untuk menegakkan keadilan.

5. Financial use

Rekam medis ini mempunyai nilai keuangan (financial ) karena isinya dapat

dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan

medis di rumah sakit, tanpa adanya catatan tindakan pelayanan maka

pembayaran tidak dapat di pertanggungjawabkan.

6. Research use

Nilai penelitian dalam suatu berkas rekam medis di karenakan bahwa isinya

mengandung data atau informasi yang dapat di pergunakan sebagai aspek

(4)

7. Education use

Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai pendidikan adalah isinya

menyangkut data atau informasi tentang perkembangan kronologis dari

kegiatan pelayana medik yang diberikan kepada pasien.Informasi tersebut

dapat di pergunakan sebagi bahan referensi pengajaran di bidang profesi bagi

di pemakai.

8. Documentary use

Nilai dokumentasi dalam rekam medis ini berdasarkan isi yang menjadi

sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan di pakai bahan

pertanggungjawaban dan pelaporan rumah sakit.

Adapun tujuan utama dari rekam medis terjadi dalam 5 kepentingan, yaitu :

1. Pasien , rekam kesehatan merupakan alat bukti utama yang mampu

membenarkan adanya pasien dengan identitas yang jelas dan telah

mendapatkan berbagai pemeriksaan dan pengobatan disarana pelayanan

kesehatan dengan segala hasil serta konsekuensi biayanya.

2. Pelayananpasien , rekam kesehatan mendokumentasikan pelayanan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan, penunjang medis dan tenaga lain yang

bekerja dalam berbagai fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan demikian

rekaman itu membantu pengambilan keputusan tentang terapi, tindakan

dan penentuan diagnosis pasien. Rekam medis juga sebagai saran

komunikasi antar Negara lain yang sama-sama terlibat dalam menangani

dan merawat pasien. Rekaman yang rinci dan bermanfaat menjadi alat

penting dalam menilai dan mengelola resiko manajemen. Selain itu rekam

(5)

pertanggungjawabkan secara hukum. Oleh karena itu rekam medis yang

lengkap harus setiap saat tersedia dan berisi data/informasi tentang

pemberian pelayana kesehatan secara jelas.

3. Manajemen pelayanan , rekam medis yang lengkap memuat segala

aktivitas yang terjadi dalam manajemen pelayanan sehingga di gunakan

dalam menganalisi berbagai penyakit,menyusun pedoman praktik, serta

untuk mengevaluasi mutu pelayanan yang diberikan.

4. Menunjang pelayanan , rekam medis yang rinci akan mampu menjelaskan

aktivitas yang berkaitan denga penanganan sumber-sumber yang ada pada

organisasi pelayanan di RS , menganlisis kecendrungan yang terjadi dan

mengkomunikasikan informasi di antara klinik yang berbeda.

5. Pembiayaan , rekam medis yang akurat mencatat segala pemberian

pelayanan kesehatan yang diterima pasien. Informasi ini menentukan

besarnya pembayaran yang harus dibayar, baik secara tunai atau melalui

asuransi.

Manfaat rekam medis dalam Manual Rekam Medis (2007) disebutkan 6

manfaat yaitu:

1) Pengobatan Pasien

Rekam Medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan

dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan dan

(6)

2) Peningkatan Kualitas Pelayanan

Membuat Rekam Medis bagi penyelenggraan praktik kedokteran dengan

jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi

tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.

3) Pendidikan dan Penelitian

Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronoligis

penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat

untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di

bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.

4) Pembiayaan

Berkas medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan

pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan.Catatan

tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien.

5) Statistik Kesehatan

rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan,

khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan

untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu.

6) Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik

Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat

(7)

2.1.4Standar Rekam Medis

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, standar

Pelayanan Rekam Medis dan Manajemen Informasi Kesehatan antara lain

ditetapkan sebagai berikut:

1. Rumah sakit harus menyelenggarakan manajemen Informasi kesehatan

yang bersumber pada rekam medis yang handal dan profesional.

2. Adanya panitia rekam medis dan manajemen informasi kesehatan yang

bertanggung jawab pada pimpinan rumah sakit dengan tugas sebagai

berikut:

a. Menentukan standar dan kebijakan pelayanan.

b. Mengusulkan bentuk formulir rekam medis

c. Menganalisis tingkat kualitas informasi dan rekam medis rumah

sakit.

d. Menentukan jadwal dan materi rapat rutin panitia rekam medis dan

manajemen informasi kesehatan.

3. Unit rekam medis dan manajemen informasi kesehatan dipimpin oleh

kepada dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang sesuai.

4. Unit rekam medis dan manajemen informasi kesehatan mempunyai

lokasi sedemikian rupa sehingga pengambilan dan distribusi rekam

medis lancar.

5. Ruang kerja harus memadai bagi kepentingan staf, penyimpanan rekam

medis, penempatan (microfilm, computer, printer, dll) dengan

(8)

a. Ruang penyimpanan cukup untuk berkas rekam medis aktif yang masih

digunakan.

b. Ruang penyimpanan cukup untuk berkas rekam medis non aktif yang

tidak lagi digunakan sesuai dengan peraturan yang beraku.

6. Ruang yang harus cukup menjamin bahwa rekam medis aktif dan non

aktif tidak hilang, rusak, atau diambil oleh yang tidak berhak.

7. Rekam medis adaah sumber manajemen informasi kesehatan yang

handal yang memuat informasi yang cukup, tepat waktu, akurat, dan

dapat dipercaya bagi semua rekaman pasien rawat jalan, rawat inap,

atau gawat darurat dan pelayanan lainnya.

8. Harus ada sistem identifikasi, indeks, dan sistem dokumentasi yang

memudahkan pencarian rekam medis dengan pelayanan 24 jam.

9. Harus ada kebijakan informasi dalam rekam medis agar tidak hilang,

rusak, atau digunakan oleh orang yang tidak berhak.

10.Dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya bertanggung jawab akan

kebenaran dan ketepatan pengisian rekam medis. Hal ini diatur dalam

anggaran dasar peraturan dan panduan kerja rumah sakit, adalah sebagai

berikut:

a. Riwayat penyakit dan hasil pemeriksaan sudah harus lengkap dalam

24 jam setelah pasien dirawat dan sebelum tindakan operasi.

b. Tindakan pembedahan dan prosedur lain harus segera dilaporkan

(9)

c. Termasuk ringkasan keluar (resume medis sudah harus

dilengkapipaling lambat 14 hari setelah pasien pulang) kecuali bila

tes dan atau otopsi belum ada.

d. Semua rekam medis diberi kode dan indeks dalam waktu 14 hari

setelah pasien pulang.

11. Harus ada kebijakan rumah sakit mengenai rekam medis baik resume

medis aktif maupun yang non aktif.

12. Ada kebijakan dan peraturan prosedur yang dapat ditinjau setiap 3

bulan.

13. Rekam medis harus rinci bagi berbagai kepentingan:

a. Ada informasi efektif antar dokter dan perawat atau tenaga kesehatan.

b. Konsulen mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

c. Dokter lain dapat menilai pelayanan pasien.

d. Dapat menilai kualitas pelayanan secara retrospektif.

e. Pasien mendapatkan informasi yng berkesinambungan tentang

perawatan.

14. Pengisian rekam medis hanya dilakukan oleh yang berhak di rumah

sakit, pasien yang masuk diberi catatan tanggal, jam dan nama

pemeriksaan.

15. Singkatan dan simbol dipakai, diakui, dan berlaku umum.

16. Semua laporan asli oleh tenaga kesehatan disimpulkan dalam rekam

medis.

17. Tiap rekam medis meliputi identifikasi pasien:

(10)

b. Nama lengkap pasien

c. Alamat Lengkap

d. Orang yang perlu dihubungi.

18. Tanda peringatan atau bahaya, misalnya pasien alergi sesuatu harus

ditulis di sampul depan berkas rekam medis.

19. Rekam medis mencantumkan diagnosa sementara dan diagnosa akhir

saat pasien pulang.

20. Rekam medis mencakup riwayat pasien yang berkaitan dengan kondisi

penyakit pasien yang meliputi:

a. Riwayat penyakit keluarga

b. Keadaan sosial

c. Riwayat dan perjalanan penyakit dan keadaan sekarang.

21. Pasien operasi atau tindakan khusus harus disertai izin operasi hanya

pasien dengan kondisi khusus tertentu diberikan Informed Consent.

22. Setiap pemberi pelayanan kesehatan oleh para petugas kesehatan wajib

disertai dengan pemberian catatan pada berkas rekam medis.

23. Rekam medis atau persalinan atau operasi atau anestesi, di atau dengan

ketentuan khusus. Rekam medis penyakit kronis, penyakit menahun

memiliki prosedur manajemen informasi kesehatan secara khusus.

24.Setiap diagnosa/tindakan khusus pasien diberi kode klasifikasi penyakit

berdasarkan standar yang berlaku.

25. Dalam waktu 14 hari setelah pasien pulang, ringkasan keluar (resume

(11)

26. Pelayanan rekam medis merupakan bagian dari program pengendalian

mutu rumah sakit.

2.1.5 Mutu rekam medis

Menurut Schoeder dalam Sunartini (2003) mutu pelayanan rumah sakit

merupakan suatu kesepakatan dan pendekatan untuk meningkatkan mutu setiap

proses pelayanan secara berkesinambungaan pada setiap dan antar bagian

organisasi yang bertujuan untuk memenuhi bahkan melebihi harapan pelanggan.

Mutu rekam medis akan menggambarkan mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan. Menurut Hatta (2003), syarat rekam medis yang bermutu adalah:

1. Akurat: agar data menggambarkan proses atau hasil pemeriksaan pasien di

ukur secara benar

2. Lengkap: agar data mencakup seluruh karakteristik pasien dan sistim yang

dibutuhkan dalam analisis hasil ukuran

3. Dapat dipercaya: agar dapat digunakan dalam berbagai kepentingan

4. Valid: Agar data dianggap sah dan sesuai dengan gambaran proses atau

hasil akhir yang diukur

5. Tepat waktu: agar sedapat mungkin data dikumpulkan dan dilaporkan

mendekati waktu episode pelayanan

6. Dapat digunakan: agar data yang bermutu menggambarkan bahasa dan

bentuk sehingga diinterpretasi, dianalisis untuk pengambil keputusan

7. Seragam: agar definisi elemen data dibakukan dalam organisasi dan

(12)

8. Dapat dibandingkan : agar data yang bermutu terevaluasi dengan

menggunakan referensi data dasar yang berhubungan, sumber-sumber riset

dan literatur.

9. Terjamin : agar data yang bermutu menjamin kerahasiaan informasi

spesifik pasien.

10.Mudah di peroleh : agar data yang bermutu dapat diperoleh melalui

komunikasi langsung dengan tenaga kesehatan, pasien, rekam medis, dan

sumber-sumber lain.

2.1.6 Isi Rekam Medis

Menurut Peraturan Menteri kesehatan RI No. 269/Menkes/Per/III/2008

pasal 3 ayat 2 tentang isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu

hari sekurang-kurangnya memuat :

1. Identitas pasien

2. Tanggal waktu

3. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat

penyakit.

4. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medic

5. Diagnosis

6. Rencana penatalaksanaan

7. Pengobatan dan/atau tindakan

8. Persetujuan tindakan bila diperlukan

9. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan

(13)

11.Nama dan tanda tangan dokter , dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu

yang memberikan pelayana kesehatan

12.Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu

13.Untuk pasien kasus gigi di lengkapi dengan ontogram klinik.

Isi Rekam Medis merupakan catatan keadaan tubuh dan kesehatan, termasuk data

tentang identitas dan data medis seorang pasien. Secara umum isi Rekam Medis

dapat dibagi dalam dua kelompok data yaitu :

1. Data medis atau data klinis

Yang termasuk data medis adalah segala tentang riwayat penyakit, hasil

pemeriksaan fisik, diagnosis, pengobatan serta hasilnya, laporan

dokter,perawat, hasil pemeriksaan laboratorium, ronsen dsb. Data- data ini

merupakan data yang bersifat rahasia (confidential) sehinggatidak dapat

dibuka kepada pihak ketiga tanpa izin dari pasien yang bersangkutan

kecuali jika ada alasan lain berdasarkan peraturan atau

perundang-undangan yang memaksa dibukanya informasi tersebut.

2. Data sosiologis atau data non-medis

Yang termasuk data in adalah segala dat alain yang tidak berkaitan

langsung dengan data medis, seperti data identitas, data sosial

ekonomi,alamat dan sebagainya. Data ini oleh sebagian orang dianggap

nukan rahasia, tetapi menurut sebagian orang dianggap bukan rahasia,

tetapi menurut sebagian lainya merupakan data yang juga bersifat rahasia

(14)

2.1.7Pencacatan Rekam Medis

Dalam buku Kumpulan Undang-Undang Kesehatan, setiap catatan dalam

rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang

memberi pelayanan atau tindakan. Apabila dalam pencatatan rekam medis

menggunakan teknologi informasi elektronik, kewajiban membubuhi tanda tangan

dapat diganti dengan menggunakan nomor identitas pribadi/personal

identificationnumber (PIN). Dalam pencatatan atau pengisian dokumen rekam

medis, dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainya nonprofesi bertanggungj

jawab akan kebenaran dan ketepatan pengisian rekam medis, hal ini telah diatur

dalam anggaran dasar,peraturan, dan panduan kerja rumah sakit.

Dalam waktu 24 jam setelah pasien dirawat dan sebelum dilakukan

tindakan pelayanan kesehatan yang akan diberikan kepada para penerima

pelayanan tersebut,riwayat penyakit dan hasil pemeriksaan sudah harus lengkap

diisi oleh dokter atau para petugas/tenaga kesehatan yang terkait. Dalam waktu 14

hari setelah pasien pulang atau setelah mendapatkan pelayanan medis yang

diberikan oleh tenaga kesehatan,semua rekam medis harus diberi kode indeks

termasuk ringkasan riwayat keluar(resume). Pengisian rekam medis hanya

dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lainya maupun yang berhak dirumah

sakit tersebut, dan pasien yang masuk diberi catatan tanggal , jam dan nama

pemeriksa. Tiap rekam medis identifikasi pasien mulai dari :

1. Nomor rekammedis / registrasi ,

2. Nama lengkap pasien (ayah/suami/istri/sendiri)

(15)

4. Jenis kelamin

5. Orang yang perlu dihubungi

Rekam medis mencantumkan diagnosis sementara dan diagnosis akhir saat

pasien pulang. Rekam medis yang mencakup tentang riwayat pasien yang

berkaitan dengan kondisi penyakit pasien meliputi :

1. Riwayat penyakit keluarga

2. Keadaan sosial

3. Riwayat dan perjalanan penyakit

4. Keadaan sekarang

5. Tanda bahaya/peringatan misalnya alergi harus ditulis dihalaman

depan rekam medis.

Singkatan dan simbol yang digunakan ,dalam pengisian rekam medis

harus diakui dan berlaku secara umum. Semua hasil laporan asli yang

dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan disimpan dalam rekam

medis aktif maupun non aktif. Dan kebijakan mengenai penyimpanan

peraturan prosedur tersebut dapat ditinjau 3 tahun.

Dalam hal terjadi kesalahan saat melakukan pencatatan pada rekam

medis, catatan dan berkas tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara

apapun. Perubahan catatan atas kesalahan dalam rekam medis hanya dapat

dilakukan dengan pencoretan dan kemudian dibubuhi paraf petugas yang

bersangkutan. Lebih lanjut penjelasan tentang tata cara ini dapat dibaca pada

(16)

2.1.8 Kerahasiaan Rekam Medis

Secara umum informasi rekam medis bersifat rahasia. Tetapi jika di

analisa, konsep kerahasiaan ini maka akan banyak ditemui pengecualian. Dan

yang menjadi masalah disini ialah bagi siapa rekam medis itu dirahasiakan, dan

dalam keadaan bagaimana rekam medis dirahasiakan.Informasi di dalam rekam

medis bersifat rahasia karena hal ini menjelaskan hubungan yang khusus antara

pasien dan dokter yang wajib dilindungi dari pembocoran sesuai dengan kode etik

kedokteran dan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Depkes RI 2006).

Pada dasarnya terdapat dua kategori infromasi yang mengandung nilai

kerahasiaan dan ada yang tidak. Informasi yang mengandung nilai kerahasian

meliputi hasil pemeriksaan, pengobatan, observasi atau wawancara dengan pasien.

Informasi ini tidak boleh disebar luaskan kepada pihak-pihak yang tidak

berwenang karena menyangkut informasi pribadi individu si pasien.Jenis

informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan adalah identitas

(nama,alamat,dan lain-lain) serta informasi lain yang tidak mengandung nilai

medis. Namun perlu diingat bahwa karena diagnose akhir pasien mengandung

nilai medis, maka lembaran tersebut tetap tidak boleh disebarluakan kepada pihak

yang tidak berwenang(Depkes RI 2006).

2.1.9Kepemilikan dan PenyimpananRekam Medis

Penentuan pemilikan rekam medis telah tercantum dalam

Undang-Undang tentang Praktik Kedokteran menyatakan berkas rekam medis menjadi

(17)

Sedangkan penyimpanan rekam medis tertera dalam pasal 8 permenkes

No.269/MENKES/PER/III/2008 menyatakan secara tegas bahwa Rekam Medis

harus disimpan sekurang - kurangnya selama 5 tahun terhitung sejak saat pasien

terakhir obat.

Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaan oleh dokter, dokter

gigi dan pimpinan sarana kesehatan. Batas waktu lama penyimpanan menurut

Peraturan Menteri Kesehatan paling lama 5 tahun dan resume rekam medis paling

sedikit 25 tahun.Jelas sekali bahwa rekam medis dimiliki 2 pihak ialah pihak

rumah sakit dan pihak pasien. Pihak rumah sakit memiliki berkasnya dan

menyimpanya serta melindungi kerahasiaan isinya dan pihak pasien memiliki

isinya rekam medis (Amein,2003) .

Berkas yang telah habis masa penyimpananya dapat dimusnahkan, kecuali

jika ada halangan oleh peraturan lain. Khususnya untuk kasus yang menjadi

perkara pengadilan, American Medical Record Association dan American hospital

association membuat peraturanlebih lanjut dalam Statement On Preservation Of

Patient Medical Records In Healthcare Institutions. Dalam aturan tersebut

dikatakan bahwa pada kasus biasa berkas rekam medis disimpan sampai 10 tahun

terhitung dari saat pasien terakhir berobat. Sedangkan pada kasus yang

diperkirakan di pengadilan, penyimpanan berkas rekam medisnya lebih lama lagi

yaitu 10 tahun kemudian terhitung sejak perkara terakhir selesainya.

2.1.10 Pertanggngjawaban Terhadap Rekam Medis

Informasi di dalam rekam medis bersifat rahasia, hal ini sesuai dalam

(18)

Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Rumah sakit

bertanggungjawab untuk melindungi informasi yang ada didalam rekam medis

terhadap kemungkinan hilangnya keterangan ataupun memalsukan data yang ada

didalam berkas rekam medis atau dipergunakan oleh orang yang tidak berwenang

menggunakannya. Adapun tanggung jawab itu dibebankan kepada :

1. Tanggungjawab dokter,dokter gigi dan tenaga kesehatan yang merawat

Pengisian dapat didelegasikan kepada asisten yang dibawah dokter

yang merawat, tetapi tanggungjawab utama tetap ada ditangan dokter

yang merawat.

2. Tanggung jawab petugas rekam medis

Petugas rekam medis bertanggung jawab untuk mengevaluasi

kualitas rekam medis itu sendiri guna menjamin keakuratan dan

kelengkapan isi rekam medis, sehubungan dengan hal tersebut diatas

petugas rekam medis harus berpegang pada pedoman sebagai berikut :

1. Semua diagnosis ditulis dengan benar pada lembaran masuk dan

keluar, sesuai dengan istilah terminologi yang dipergunakan, semua

diagnosa serta tindakan pembedahan yang dilakukan harus di catat

di dalam resume akhir.

2. Penggunaan simbol dan singkatan tidak dibenarkan

3. Catatan yang dibuat oleh dokter yang merawat harus disertai

(19)

4. Riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, resume akhir serta lembar

ringkasan dan keluar harus diisi dengan lengkap dan tidak cukup

apabila hanya di tanda tangani oleh seorang dokter saja.

5. Laporan riwayat penyakit, dan pemeriksaan fisik harus di catat

dengan lengkap dan berisi semua catatan mengenai diri pasien baik

yang positif maupun yang negatif.

6. Catatan perkembangan, memberikan gambran kronologis dan

analisis klinis mengenai keadaan diri pasien.

7. Hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan roentgen harsu

dicatat disertai tanda tangan pemeriksa.

8. Semua tindakan pengobatan medik ataupun tindakan pembedahan

harus dicantumkan tanggal serta ditanda tangani oleh dokter.

9. Semua konsultasi harus dicatat secara lengkap serta ditanda tangani,

dan harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan medik yang

berlaku.

10.Hasil konsultasi, mencakup penemuan konsulen pada pemeriksaan

fisik terhadap pasien termasuk juga pendapat dan rekomendasinya.

11.Pada kasus prenatal dan persalinan, catatan pada saat observasi

dicatat secara lengkap, mencakup hasil test dan semua pemeriksaan

pasa saat prenatal sampai masuk rumah sakit. Pencatatan secara

lengkap mulai dari proses persalinan hingga kelahiran sejak pasien

masuk rumah sakit sampai dengan pasien keluar rumah sakit.

12.Apabila pasien merupakan pasien rujukan dari luar, maka catatan

(20)

ditanda tangani oleh petugas harus diikut sertakan pada saat pasien

masuk ke rumah sakit.

13.Resume akhir ditulis pada saat pasien pulang rawat ataupun

meninggal, resume harus berisi ringkasan tentang

penemuan-penemuan, kejadian penting selama pasien dirawat, keadaan saat

pulang, kejadian penting selama pasien dirawat, keadaat saat

pulang, saran dan rencana pengobatan selanjutnya.

14.Bila dilakukan otopsi, diagnosa sementara/diagnosa anatomi, segera

dicatat (dalam waktu kurang dari 72 jam), keterangan yang lengkap

harus dibuat dan digabungkan dengan berkas rekam medis pasien.

15.Analisa kualitatif dilaksanakan oleh petugas rekam medis guna

mengevaluasi kualitas pencatatan yang dilakukan oleh dokter.

3. Tanggung jawab pimpinan rumah sakit

Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab menyediakan sarana dan

fasilitas untuk kegiatan unit/bagian rekam medis yang meliputi ruangan

kegiatan, rak file, komputer, peralatan penunjang kegiatan dan petugas

rekam medis. Dengan demikian petugas rekam medis dapat bekerja

dengan efektif dan efisien.

4. Tanggung jawab staf medik

Staf medik memiliki peranan penting di dalam suatu rumah sakit

karena secara langsung staf medik tersebut dapat menentukan kualitas

pelayanan dari suatu instalasi pelayanan kesehatan kepada pasien.

(21)

yang dipertanggung jawabkan langsung kepada wakil direktur medik

salah satunya di rumah sakit.

2.2 Rumah Sakit

2.2.1 Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44

Tahun 2009 adalah Institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang

harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau

oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Menurut World Health Organization1997, rumah sakit adalah institusi

yang merupakan bagian integral dari organisasi kesehatan dan organisasi sosial

berfungsi mengadakan pelayanan kesehatan yang lengkap, baik kuratif maupun

preventif bagi pasien rawat jalan dan rawat inap melalui kegiatan pelayanan medis

serta perawatan.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomo56 Tahun

2014, Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggrakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

2.2.2Jenis Pelayanan Rumah Sakit

Komponen pelayanan di rumah sakit mencakup 20 pelayanan sebagai

berikut : (1) Administrasi dan Manajemen, (2) Pelayanan medis, (3) Pelayanan

gawat darurat, (4) pelayanan kamar operasi, (5) Pelayanan intensif, (6) pelayanan

(22)

pelayanan radiologi (10) Pelayanan farmasi (11) Pelayanan Laboratorium (12)

Pelayanan rehabilitasi medis, (13) Pelayanan gizi, (14) rekam medis , (15)

Pengendalian infeksi di rumah sakit (16) Pelayanan setrilisasi sentral, (17)

keselamatan kerja, (18) Pemilihan sarana, (19) Pelayanan lain, (20) Perpustakaan.

(Kepmenkes,2008)

Sesuai dengan Undang-Undang No 44 Tahun 2009 pembedaan tingkatan

menurut kemampuan unsur pelayanan kesehatan yang disediakan, ketenagaan,

fisik dan peralatan maka rumah sakit umum pemerintah pusat dan daerah

diklasifikasikan menjadi :

1. Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas

dan kemampuan pelayanan medis spesialistik luas dan subspesialistik luas.

2. Rumah Sakit Umum Kelas B adalah Rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 11

spesialistik luas dan subspesialistik.

3. Rumah Sakit Kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas

dan kemampuan pelayana medis spesialistik dasar.

4. Rumah Sakit Kelas D adalah rumah sakit umm yang mempunyai fasilitas

dan kemampuan pelayanan medis dasar.

Berdasarkan klasifikasi rumah sakit yang diukur dari kemampuan unsur

pelayanan kesehatan yang dapat disediakan ketenagaan,fisik,peralatan maka

(23)

2.2.3 Indikator Kinerja Kelengkapan Rekam Medis Di Rumah Sakit

Menurut Direktorat Jendral Pelayanan Medik (2005) indikator kinerja

Rumah Sakit yang telah disepakati salah satunya yaitu kelengkapan rekam medis.

Dengan tujuan terlengkapinya pengisian rekam medis di rumah sakit yang akan

meningkatkan mutu pelayanan, pendidikan, penelitian dan perlindungan hukum.

Rekam medis dikatakan lengkap apabila rekam medis tersebut telah berisi seluruh

informasi tentang pasien termasuk resume medis, keperawatan dan seluruh hasil

pemeriksaan penunjang serta telah diparaf oleh dokter yang bertanggung jawab.

Waktu maksimal masuk ke bagian rekam medis adalah 2 x 24 jam untuk rawat

inap dan untuk rawat jalan dan rawat darurat < 24 jam dengan standar 95%.

Frekuensi pembaharuan data dan periode dilakukannya analisis setiap tiga bulan.

2.2.4 Pelayanan Rawat Inap

Rawat Inap adalah pelayanan kesehatan peroragan yang meliputi

observasi, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap di ruang

rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta, serta

puskesmas dan rumah bersalin yang oleh karena penyakitnya penderita harus

menginap dan mengalami tingkat transformasi, yaitu pasien sejak masuk ruang

perawatan hingga pasien dinyatakan boleh pulang ( Muninjaya, 2004)

Beberapa hal yang harus diperhatikan demi kelancaran penerimaan pasien

rawat inap, antara lain :

a. Bagian Penerimaan pasien bertanggung jawab sepenuhnya mengenai

pencatatan seluruh informasi yang berkenaan dengan diterimanya seorang

(24)

b. Bagian Penerimaan Pasien harus segera memberi tahukan bagian bagian

lain terutama bagian yang berkepentingan langsung.

c. Semua bagian harus memberi tahukan bagian penerimaan pasien, apabila

pasien diijinkan meninggalkan rumah sakit.

d. Membuat catatan yang lengkap tentang jumlah tempat tidur yang terpakai

dan yang tersedia di seluruh rumah sakit.

e. Rekam medis yanglengkap, terbaca dan seragam harus di simpan oleh

setiap bagian selama pasien dirawat

f. Instruksi yangjelas harus diketahui oleh setiap petugas yang bekerja dalam

proses penerimaan dan pemulangan pasien ( Muslihatun, 2009).

2.3Determinan kelengkapan Rekam medis

Berbagai macam faktor dapat mempengaruhi kelengkapan rekam medis

yaitu seorang dokter. Faktor-faktor tersebut muncul dari pribadi dokter bahkan

dari lingkungan sekitar dokter. Rekam medis yang dapat dipakai sebagai bahan

bukti, baik bagi dokternya maupun perawat atau pihak rumah sakit. Karena tidak

profesi kedokteran saja, namun juga para perawat di rumah sakit wajib

melaksanakanya sehingga mereka yang bekerja di rumah sakit melayani pasien

juga perlu mengetahui isi peraturan yang ditetapkan (Guwandi, 1991).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelengkapan pengisian rekam

(25)

2.3.1 Beban Kerja

Menurut Permendagri No. 12/2008, Beban Kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan

hasil kali antara volume kerja dan norma waktu.

Pengertian beban kerja menurut Moekijat (2004) beban kerja adalah

volume dari hasil kerja atau catatan tentang hasil pekerjaan yang dapat

menunjukan volume yang dihasilkan oleh sejumlah pegawai dalam suatu bagian

tertentu.Jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh sekelompok atau

seseorang dalam waktu tertentu atau beban kerja dapat dilihat pada sudut pandang

obyektif dan subyektif.Secara obyektif adalah keseluruhan waktu yang dipakai

atau jumlah aktivitas yang dilakukan.Sedangkan beban kerja secara subyektif

adalah ukuran yang dipakai seseorang terhadap pernyataan tentang perasaan

kelebihan beban kerja, ukuran dari tekanan pekerjaan dan kepuasan kerja.

Menurut Caplan & Sadock (2006)Beban kerja adalah jumlah pekerjaan

yang harus diselesaikan oleh sekelompok atau seseorang dalam waktu tertentu dan

sebagai sumber ketidakpuasan disebabkan oleh kelebihan beban kerja secara

kualitatif dan kuantitatif. Beban kerja sebagai sumber ketidakpuasan disebabkan oleh kelebihan beban kerja secara kualitatif dan kuantitatif.

Kelebihan beban kerja secara kuantitatif meliputi:

1. Harus melakukan observasi penderita secara ketat selama jam kerja

2. Terlalu banyak pekerja yang harus dilakukan demi kesehatan dan

(26)

3. Beragam jenis pekerjaan yang dilakukan demi kesehatan dan

keselamatan penderita.

4. Kontak langsung dokter atau perawat klien secara terus menerus

5. Kurangnya tenaga dokter atau perawat dibanding jumlah penderita.

Sedangkan beban kerja secara kualitatif mencakup:

1. Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki tidak mampu

mengimbangi sulitnya pekerjaan.

2. Tuntutan keluarga kesehatan dan keselamatan penderita

3. Tuntutan keluarga untuk kesehatan dan keselamatan penderita.

4. Harapan pimpinan rumah sakit terhadap pelayanan yang berkualitas.

5. Setiap saat dihadapkan pada pengambilan keputusan yang tepat.

6. Tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan asuhan

keperawatan klien di ruangan.

7. Menghadapi pasien yang karakteristik tidak berdaya, koma, kondisi

terminal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja

Untuk memperkirakan beban kerja dokter atau perawat pada sebuah unit

pasien tertentu, manajer harus mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi

beban kerja diantaranya :

1. Berapa banyak pasien yang dimaksukkan ke unit perhari, bulan atau

tahun

(27)

3. Rata-rata pasien menginap

4. Tindakan perawatan langsung dan tidak langsung akan dibutuhkan

oleh masing-masing pasien

5. Frekuensi masing-masing tindakan keperawatan yang harus

dilakukan.

6. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan masing-masing

tindakan perawatan langsung dan tak langsung

Adapun perhitungan beban kerja dilihat dari beberapa aspek :

a. Aspek fisik

Beban kerja berdasarkan jumlah pasien yang harus dirawat dan banyaknya

petugas kesehatan yang bertugas dalam suatu unit atau ruangan. Tingkatan

tergantungnya pasien diklasifikasikan menjadi tiga tingkat yaitu tingkatan

tergantung minimal/ringan, tingkatan tergantung parsial/sebagian, dan pasien

dengan tingkatan tergantung penuh/total.

Menurut Sugiyanto (2005) Jumlah pasien yang dilayani oleh doktersetiap

hari sebagian besar pasien sekitar80%. Semakin besar jumlah pasien seorang

dokter tentunya dokumen yang harus diisi juga semakin banyak, sehingga waktu

dokter tidak cukup untuk melengkapi semuanya . Sedangkan batas waktu

melengkapi berkas rekam medis berdasarkan prosedur tetap maksimal dua hari

setelah pasien pulang. Hal ini sesuai dengan hasil kuesoner yang menyatakan

penyebab ketidaklengkapan adalah beban kerjadokter .

b. Aspek waktu kerja

Waktu kerja produktif yaitu banyaknya jam kerja produktif dapat

(28)

berdasarkan uraian tugas dan waktu melaksanakan tugas tambahan yang tidak

termasuk dalam tugas pokoknya.

Alokasi waktu bekerja menurut Depkes RI, 2006 yakni waktu bekerja

normal per-hari yaitu 8 jam/hari (5 hari bekerja), dengan waktu efektif kerja/hari

6,4 jam/hari. Sehingga kesimpulannya waktu efektif bekerja yaitu 80 % dari

waktu bekerja 8 jam / hari.

2.3.2 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang.Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan pikir dalam

menumbuhkan kepercayaan diri maupun dorongan sikap dan perilaku, sehingga

dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulus terhadap tindakan

seseorang.Seseorang dapat mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya dan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.Pengetahuan yang telah

dimiliki tersebut menjadikan seseorang memiliki kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

sebenarnya.Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau

tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan dalam penelitian ini adalah untuk segala sesuatu yang

diketahui informan tentang manfaat rekam medis dan rekam medis sebagai

peningkatan mutu.

a. Pengetahuan tentang Manfaat Rekam Medis

(29)

Seorang petugas medis maupun paramedis perlu mengetahui nilai guna rekam

medis. Dalam pedoman penyelenggaraan dan prosedur rekam medis rumah sakit

tahun 2006 juga dikemukakan bahwa kegunaan rekam medis dapat dilihat dari

beberapa aspek, antara lain: aspek administrasi, medis, hukum, keuangan,

penelitian, pendidikan dan aspek dokumentasi.

b. Pengetahuan tentang rekam medis sebagai peningkatan mutu

Rekam medis merupakan sumber data yang paling baik dirumah sakit, dan

merupakan bukti tertulis dan terekam tentang datamedis pasien dirumah sakit.

Meskipun merupakan sumber data yang paling baik dan akurat untuk suatu data

pasien di rumah sakit namun banyak kelemahan yang dimiliki oleh rekam medis

itu sendiri, dan beberapa kelemahan rekam medis adalah sering tidak adanya

beberapa data yang bersifat sosial-ekonomi pasien, seringnya pengisian rekam

medis yang tidak lengkap, tidak tercantumnya persepsi pasien, tidak terisi

penatalaksanaan „pelengkap” seperti penjelasan dokter dan perawat, seringkali

tidak memuat kunjungan kontrol pasca perawatan inap, dan lain

sebagainya.Menurut Gafur (2003) Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan

sangat tergantung dari tersedianya data informasi yang akurat, tepercaya dan

penyajian yang tepat waktu. Upaya tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila

faktor manusia sebagai pameran kunci dalam pengelolaan rekam medis dan

informasi disiapkan secara seksama dan lebih profesional

Peningkatan mutu dan efektifitas pelayanan medis di sarana kesehatan

terletak dalam audit medis yang pada umumnya sumber data yang digunakan

adalah rekam medis pasien , baik yang rawat jalan maupun yang rawat inap.

(30)

terhadap perilaku para profesional, tanggung jawab manajemen terhadap nilai dari

audit medis tersebut, seberapa jauh mempengaruhi beban kerja, rasa akuntabilitas,

prospek karier dan moral dan jenis pelatihan yang diperlukan. Aspek legal

terpenting dari audit medis adalah penggunaan informasi medis pasien, yang tentu

saja terkait dengan kewajiban menyimpan rahasia kedokteran.

Pada Permenkes Republik Indonesia tentang rekam medis disebutkan

bahwa salah satu tujuan dari rekam medis adalah riset dan sebagai data dalam

upaya peningkatan mutu pelayanan medis. Permenkes juga memberikan peluang

pembahasan informasi medis seseorang pasien dikalangan profesi medis untuk

tujuan dan pengembangan ilmiah. Dipihak lain, audit medis yang meriview rekam

medis dapat saja menemukan kesalahan-kesalahan orang, kesalahan prosedur,

kesalahan peralatan dan lain-lain, sehingga dapat menimbulkan rasa kurang

nyaman bagi para para profesional ( dokter, perawat dan profesi kesehatan lain).

Oleh karena itu perlu diingat bahwa audit medis bertujuan untuk

mengevaluasi pelayanan medis dalam rangka untuk meningkatkan kualitas

pelayanan dan bukan untuk mencari kesalahan dan menghukum seseorang.

2.3.3 Komunikasi Interpersonal

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang

kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau

perilaku baik langsung secara lisan , maupun tak langsung melalui media.

Interpersonal adalah antara dua orang, dalam hal ini sedang bercakap antara dua

pribadi seperti suami istri yang sedang bercakap-cakap, atau antara dua orang

(31)

Definisi komunikasi interpersonal menurut Devito (2011) dalam bukunya

The Interpersonal Communication Book adalah komunikasi yang terjadi antar dua

orang untuk membentuk sebuah hubungan, komunikasi tersebut dilakukan oleh

orang-orang yang memiliki kesamaan tertentu.

Pentingnya situasi komunikasi interpersonal ialah karena prosesnya

memungkinkan berlangsung secara dialogis.Komunikasi yang berlangsung secara

dialogis selalu lebih baik daripada monologis. Monolog menunjukkan suatu

bentuk komunikasi dimana seseorang berbicara dan yang lain menjadi pendengar,

jadi tidak terjadi interaksi. Dialog adalah bentuk komunikasi interpersonal yang

menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk

ini berfungsi ganda, masing-masing menjadi pembicara dan pendengar secara

bergantian. Pentingnya bagi komunikator adalah karena ia dapat mengetahui diri

komunikan selengkap-lengkapnya, yang penting untuknya mengubah sikap,

pendapat atau prilakunya sehingga komunikator dapat mengarahkanya ke suatu

tujuan sebagaimana ia inginkan (Effendy,2004)

Dibanding dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi

interpersonal dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan,

opini dan perilaku komunikan.Hal ini disebabkan komunikasi interpersonal

umumnya berlangsung secara tatap muka (face to face).Pada saat tatap muka

antara pembicara dengan pendengar terjadi kontak pribadi (personal

contact).Pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan.Ketika pesan

disampaikan, umpan balik berlangsung seketika (immediate feedback), pada saat

itu komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikan terhadap pesan yang

(32)

Berikut ini efektivitas komunikasi interpersonal menurut Devito (2011) :

1. Keterbukaan adalah kemauan orang untuk mengungkapkan informasi

tentang dirinya yang mungkin secara normal disembunyikan , asalkan

saja beberapa pengungkapan tepat. Keterbukaan juga termasuk

kemauan untuk mendengarkan secara terbuka dan bereaksi secara jujur

terhadap pesan orang lain.

2. Empati adalah merasakan apa saja yang orang lain rasakan dari sudut

pandang seorang tanpa kehilangan identitas kita. Empati memampukan

kita untuk mengerti seperti apa orang lain secara emosional untuk

bersimpati, berbeda untuk merasakan kepada seseorang, untuk merasa

menyesal dan bahagia untuk seseorang.

3. Kesadaran yang menyatakan kesadaran mental, dalam kesadaran kita

menyadari alasan unntuk berpikir dan berprilaku dengan cara tertentu.

4. Sikap positif dalam komunikasi interpersonal harus dilakukan dengan

pesan penggunaan pesan positif daripada negatif.

Hambatan Komunikasi Interpersonal Hambatan komunikasi menurut

Cangara (2011) adalah sebagai berikut:

a. Hambatan penyaringan pesan merupakan faktor utama dari

penyaringan adalah jumlah tingkatan dalam struktur suatu

organisasi, semakin banyak tingkatan vertikal dalam hierarki

organisasi semakin banyak kesempatan terjadi penyaringan.

b. Kesalahan persepsi, dimana penerima dalam proses komunikasi

(33)

motivasi, pengalaman, latar belakang dan karakteristik pribadi

mereka.

c. Kelebihan informasi, dimana setiap pribadi memiliki kapasitas

untuk memproses data, ketika informasi harus diolah melebihi

kapasitas pemrosesan dan hasilnya melebihi informasi.

Pesan yang disampaikan oleh komunikator menimbulkan dampak atau

efek tertentu terhadap komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat

diklasifikasikan dalam tiga bagian menurut Efendi (2004) yaitu:

a. Dampak kognitif yaitu yang timbul pada komunikan yang menyebabkan

dia menjadi tahu atau meningkatka intelektualitasnya.

b. Dampak afektif yaitu bukan hanya sekedarsupaya komunikan tahu,

tetapi tergerak hatinya, menimbulkan perasaan tertentu misalnya

perasaan iba, sedih, marah.

c. Behavioral yaitu dampak yang timbul pada diri komunikan dalam

bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.

KomunikasiPerawat dengan Dokter

Dalam melaksanakan tugasnya secara profesional perawat harus dapat

bekerja sama dengan pihak-pihak lain seperti halnya dokter untuk memberikan

pelayanan yang baik pada individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat

dengan menggunakan komunikasi yang baik. Komunikasi dibutuhkan untuk

mewujudkan kolaborasi yang efektif, hal tersebut perlu ditunjang oleh sarana

komunikasi yang dapat menyatukan data kesehatan pasien secara komprehensif

(34)

keputusan. Oleh karena itu perlu dikembangkan catatan status kesehatan pasien

yang memungkinkan komunikasi perawat dokter terjadi secara efektif. Sebagai

tim kolaborasi, sangat penting bagi perawat dan dokter untuk dapat bertukar

informasi dengan jelas dan komprehensif melalui pelaksanaan komunikasi.

Pelaksanaan bertukar informasidiwujudkan dengan saling share,

konsultasi, konfirmasi, memberi masukan, bertanya jawab serta menyampaikan

informasi baik secara langsung maupun melalui telepon.Hal tersebut sesuai

dengan tujuan komunikasi antara perawat dan dokter yang tidak selalu untuk

tujuan pengambilan keputusan bersama, melainkan sangat mungkin bertujuan

untuk konfirmasi, penegasan atau pemberi dukungan seperti yang telah dijelaskan

oleh ketiga partisipan.Pelaksanaan komunikasi secara efektif dan efisien sangat

penting karena menjamin terlaksananya pemberian perawatan kesehatan yang

aman dan berkualitas tinggi (Rahaminta, 2012).

2.3.4 Monitoring

Menurut World Health Organization(1997),monitoring adalah suatu

proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari penerapan suatu program

termasuk mengecek secara reguler untuk melihat apakah kegiatan/program itu

berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat /ditemui dapat diatasi

Monitoring yang tidak rutin dilakukan dengan baik sehingga rekam

medis tidak diisi dengan lengkap. Menurut United Nations Development Program

(2002), monitoring bertujuan untuk melaksanakan pengukuran atau penilaian

terhadap performance proses untuk mencapai output yang diharapkan. Monitoring

(35)

khususnya dalam pengisian rekam medis dapat diketahui kendala ataupun

kesulitan yang dihadapi oleh petugas selama proses pengisian rekam medis

berlangsung.

Penyelenggaraan rekam medis

Dalam Dirjen Pelayanan Medik (1991) menjelaskan Penyelenggaraan

Rekam Medis di Rumah Sakit sebagai berikut:

(a) Direktur rumah sakit wajib melakukan pembinaan terhadap petugas yang

berkaitan dengan rekam medis serta pengetahuan dan keterampilan mereka.

(b) Direktur rumah sakit wajib membuat prosedur kerja tetap penyelenggaraan

rekam medis di rumah sakit masing-masing.

(c) Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan direktur rumah sakit dapat

membentuk dan atau dibantu Komite Rekam Medik.

Menurut Supriyanto dan Damayanti (2007) menyatakan bahwa upaya

pengawasan dapat mendeteksi sejauh mana kebijakan pimpinan dijalankan dan

sampai sejauh mana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja

tersebut.Melalui kegiatan pengawasan, pimpinan organisasi dapat melakukan

pembinaan berdasarkan temuan.

2.4 Kelengkapan Rekam Medis

Menurut Wirawan 1997 untuk mengingkatkan mutu rekam medis

memerlukan 3 unsur diantaranya : a) Kelengkapan rekam medis b) Validitas atau

keseluruhan dari isi rekam medis karena isi rekam medis harus jelas, singkat dan

(36)

Kelengkapan rekam medis sangat bermanfaat,baik bagi perawatan dan

pengobatan pasien, bukti hukum bagi rumah sakit dan dokter, maupun bagi

kepentingan penelitian medis dan administrasi. Rekam medis sangat penting

dalam menunjang mutu pelayanan medik yang diberikan oleh sarana kesehatan

beserta staf medik dan keperawatanya.Oleh karena itu pengisian rekam medis

menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pengisian rekam medis.

Petugas rekam medis atau profesional manajemen informasi kesehatan

memonitoring kelengkapan pengisian, mengusahakan agar penatalaksanaan rekam

medis sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standar yang berlaku,

serta menganalisis rekam medis secara kualitatif dan kuantitatif dalam rangka

memberikan masukan bagi pengendalian mutu layanan medis (Sampurna,2014).

Menurut Guwandi (1991) Pengisian rekam medis harus di lakukan secara

lengkap dan langsung, pada waktunya dan tidak ditunda-tunda. Karena mutu

pelayanan yang diberikan dirumah sakit antara lain akan tercermin pada berkas

rekam medis. Jika pengisianya tidak langsung dilakukan dan ditunda-tunda, maka

besar kemungkinan bahwa dokternya tidak akan bisa mengingat-ingat lagi pasien

(37)

2.5Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian di atas maka fokus penelitian ini adalah :

Gambar 1.1 : Fokus Penelitian Kelengkapan Rekam Medis

Pengetahuan  Manfaat rekam medis  Rekam medis sebagai

informasi dan peningkatan mutu

Beban Kerja  Aspek fisik

 Aspek waktu kerja

Monitoring

 Penyelenggaraan rekam medis

Gambar

Gambar 1.1 : Fokus Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Role of oxidative stress in hearing impairment in patients with type two diabetes mellitus.. The Journal of Laryngology &amp;

pendidik yang memiliki locus of control eksternal (percaya bahwa dirinya tidak. memiliki kemampuan untuk mempengaruhi lingkungannya, yang

Untuk menjawab pertanyaan ekonomi di atas dan juga dalam kaitannya dengan pemanfaatan sumber daya yang terbatas untuk menghasilkan barang dan jasa

strategi (teknik mencapai tujuan, struktur (wewenang dan tanggungjawab), Budaya (etos kerja, prilaku organisasi), Produk. (barang yg ditawarkan

mengajak saya untuk mendiskusikan alasan di balik aturan tersebut,” untuk butir pola asuh authoritative, sedangkan contoh butir pola asuh authoritarian adalah,

service yang ditawarkan, dimana adanya tuntutan pelanggan terhadap kecepatan dan ketepatan pelayanan, kepercayaan terhadap perusahaan kurang, kurangnya pengetahuan akan

total narapidana wanita yang ada. 51) narapidana yang menjalani pidana di Lembaga Permasyarakatan, pada dasarnya selama menjalani pidana, telah kehilangan kebebasan untuk

Berdasarkan pemikiran di atas, penelitian ini diarahkan pada pengembangan pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan menggunakan pendekatan tematik yang dapat memperbaiki